Anda di halaman 1dari 48

Posisi Manusia di Dalam dan

Terhadap Alam
Materi Belajar 1
Ilmu Kealaman Dasar (IAD)
Htt-Gus-fsm
1.1. Posisi Manusia di Dalam dan
Terhadap Alam
Meliputi:
*Kebebasan Manusia dalam Menciptakan
Kehidupan.
*Keterkaitan Manusia dengan Alam.
*Tanggung Jawab Manusia Atas Pemeliharaan
Alam.
Kebebasan Manusia dalam Menciptakan
Kehidupan
Ciri Manusia sebagai makhluk hidup:
1.Organ tubuh kompleks, sangat khusus,
terutama otaknya.
2. Melakukan metabolisme.
3.Iritabilitas (memberikan respons thd
rangsang eksternal maupun internal ).
4. Memiliki potensi bereproduksi
5. Berinteraksi dengan lingkungannya.
6. Bila masanya datang akan mati.
Kedudukan Manusia dalam
Kerajaan Makhluk Hidup
Merupakan anggota dari Kerajaan
Hewan (Kingdom Animalia ) yang termasuk
Kelas Hewan Menyusui (Mammalia).
Ada Perbedaan yang Hakiki antara Manusia
dan Hewan : Akal Budi

• Bekal akal budi inilah


yang membuat
manusia mampu
melakukan perubahan
atas alam untuk
mengembangkan
kehidupannya.
Manusia lahir
tak berpakaian,
manusia purbapun
tak berpakaian.
Namun dengan
berlalunya waktu,
manusia
menciptakan
pakaian dari kulit
binatang sebagai
penutup tubuhnya.
Zaman dahulu
manusia hidup sebagai
pengumpul dan
pemburu, sekarang
mereka bertani dan
beternak. Untuk itu
terciptalah berbagai alat
berburu, pertanian, dan
peternakan.
Zaman dahulu
manusia
menggunakan hewan
sebagai alat
transportasi.
Kemudian untuk
itu terciptalah
berbagai alat
transportasi.
Contoh perkembangan hidup
manusia dalam menjalankan
kehidupannya:
1. Kapas diubah menjadi benang
dan kain untuk bahan pakaian.
2.Tanah liat diubah menjadi batu
bata untuk membangun
rumahnya.
3. Tenaga air diubah menjadi listrik
untuk penerangan, dan lain-lain.
.
Manusia memiliki Kebebasan dan
Kemampuan untuk menciptakan
sesuatu dengan melakukan Perubahan
atas alam untuk menjalankan kehidupan
Binatang tidak menciptakan kehidupannya
karena Sang Khalik telah memprogramkan
kehidupannya
*Burung tidak perlu menciptakan
pesawat terbang karena burung telah
diprogramkan dapat terbang.
*Harimau tidak perlu menciptakan pisau
untuk mengoyak mangsanya, karena
sudah diprogramkan memiliki cakar dan
taring.
*Kera tidak perlu menciptakan pisang
goreng agar pisangnya lebih enak
dimakan karena telah diprogram untuk
makan pisang segar.
Binatang TIDAK memiliki daya
kreativitas dan TIDAK melakukan perubahan
atas alam dalam melangsungkan kehidupannya.
Tetapi sebaliknya :
Manusia memiliki akal budi, kreativitas
dan kebebasan dalam merealisasikan
kehidupannya.
Kebebasan Manusia
• Kebebasan manusia dalam menjalankan
kehidupannya antara lain meliputi kebebasan
dalam bidang : sosial, budaya,
ekonomi, teknologi dan politik.

Namun Kebebasan yang Paling Dasar adalah


dalam Menciptakan Kehidupannya Sendiri.
Dari sudut pandang Filsafat yang
berangkat dari presuposisi bahwa
ada Allah yang adalah Sang
Khalik.
Eksistensi manusia disituasikan
oleh Sang Khalik dalam keadaan
terbuka yang artinya :
1 .Eksistensi manusia
tidak diselesaikan habis
2.Sang Khalik tidak
oleh Sang Khalik, maka
memprogramkan apapun
dari itu manusia harus
atas manusia bagaimana
menyelesaikan sendiri
mereka akan merealisasikan
dengan cara
kehidupannya. Sehingga
merealisasikan
untuk itulah manusia harus
kehidupannya.
mencari dan menentukan
sendiri.
Jika kebebasan untuk merealisasikan
eksistensinya merupakan salah satu keistimewaan
manusia yang secara hakiki membedakannya dari
makhluk hidup lain, maka :

Kebebasan untuk
Menciptakan
Kehidupan
merupakan
Keistimewaan
Hakiki Manusia
( Kesimpulan 1)
1.2. Keterikatan Manusia pada
Alam
Sang Khalik telah mensituasikan eksistensi manusia
dalam keterikatannya dengan alam :
1. Alam sebagai tempat tinggal, tempat
untuk merealisasikan eksistensinya.
2. Alam merupakan sumber perlengkapan
dalam merealisasikan eksistensinya.
3. Untuk keberhasilannya manusia harus
menguasai dan mengolah alam dengan
arif bijaksana.
Skema Keterikatan Manusia pada Alam
Manusia sangat
tergantung
pada alam.
Namun ia
punya
kemampuan
untuk
menguasai,
mengolah dan
menggunakan
alam.
Manusia bebas menciptakan kehidupan dalam
alam dengan mengolah dan menggunakannya,
tetapi harus diingat bahwa:

“Kebebasan yang dimiliki adalah anugerah yang


diberikan oleh Sang Khalik”

Penguasaan, pengolahan dan pemanfaatan


alam oleh manusia dikenal dengan istilah
pembudayaan.
Sejarah Pembudayaan Manusia Berjalan Melalui
Proses Perkembangan Maju

1. Kesadaran manusia akan posisinya yang


transenden terhadap alam, sehingga
harus menguasai untuk mengolah dan
memanfaatkannya.
2. Penguasaan manusia atas alam,
pengolahan dan penggunaannya.
3. Penciptaan kehidupan.
Pengolahan alam inilah yg disebut
sebagai Proses Pembudayaan atau
Proses Kulturalisasi.
Agar manusia sukses dalam memanfaatkan
alam sebagai sumber perlengkapan dalam
merealisasikan kehidupannya, manusia harus
memiliki pengetahuan tentang dirinya maupun
alam.
Usaha manusia untuk memperoleh
pengetahuan itulah yang disebut Ilmu
Pengetahuan.
Dalam perkembangannya untuk memperoleh
ilmu pengetahuan terciptalah yang disebut
metoda (metodologi).
Dengan metodologi
terkuaklah berbagai macam
pengetahuan yang kemudian
dikenal sebagai Teknologi.
Dengan teknologi terciptalah
berbagai macam peralatan
dan cara untuk menciptakan
kehidupan yang di dalamnya
terdapat alam sebagai
pendukungnya. Cara dan alat
itu yang disebut Teknik.
Dalam proses pembudayaan, manusia
melepaskan semakin banyak dan terus
semakin banyak hal atau gejala alamiah
yang dulu dipercaya bersifat ilahi, maka
proses pembudayaan ini disebut proses
Sekularisasi.
Dalam proses Sekularisasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan teknik
mengalami kemajuan pesat.
Tetapi pada sisi lain justru perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik
memainkan peran yang sangat penting
dalam melajunya proses sekularisasi.
Bahkan sering dikatakan bahwa:
“Pembudayaan manusia ditentukan oleh
ilmu pengetahuan, teknologi, dan teknik”.
Gempa bumi disebabkan oleh
pergerakan ular naga yang melilit bumi.
Sekarang orang tahu bahwa gempa
disebabkan oleh antara lain pergerakan
lempeng bumi.
1.3. Tanggung Jawab Manusia
Tanggung jawab manusia dapat dilihat
dari 2 (dua) sudut, yaitu :
1. Sudut proses sekularisasi
2. Sudut alam
1. Tanggung Jawab
Manusia dilihat dari
Sudut Proses
Sekularisasi

• Perkembangan
pembudayaan yang lazim
disebut proses sekularisasi
adalah hal yang wajar
karena merupakan
konsekwensi logis dari
situasi eksistensi terbuka
dan eksistensi kultural.
Dengan kata lain karena berada
dalam situasi-eksistensi-terbuka dan
situasi-eksistensi-kultural maka
kehidupan manusia ditandai oleh
dinamika, kreativitas dan progresi.
Tetapi hal tersebut mengandung
bahaya terhadap munculnya
pandangan Sekularisme
Sekularisme dapat muncul karena
penguasaan manusia dalam pengolahan
dan penggunaan terhadap alam
mencapai tingkat sangat tinggi,
sehingga muncul pemahaman :

1. Hanya ada 1(satu) realitas yaitu


alam,Dalam arti alam dapat dikuasai,
digunakan untuk menciptakan
kehidupan manusia termasuk
didalamnya manusia sendiri.
2. Manusia adalah satu-satunya
penguasa alam.
Proses sekularisasi
sebagai proses
pembudayaan manusia
yang wajar tidak
dengan sendirinya
harus menolak
realitas Allah.
Atau proses
sekularisasi tidak
dengan sendirinya
menuju ke Sekularisme.
Disinilah letak tanggung jawab
Perguruan Tinggi (PT) sebagai lembaga
pendidikan dan ilmiah untuk melakukan
pembinaan terhadap generasi muda.
Salah satu usahanya adalah melalui
perkuliahan Ilmu Kealaman Dasar
(IAD).
Catatan:
1. Pengikut sikap hidup sekularisme sekaligus
atheisme, sehingga sering disebut sekularisme-
atheisme.
Bagi mereka proses sekularisasi bukan lagi
pembudayaan manusia yg wajar tanpa harus
menolak realitas Allah, melainkan menjadi
proses kemajuan Kesadaran Pemikiran dan
Praktek Hidup dalam :
a. Melepaskan kepercayaan tentang dunia yg lain
termasuk dunia Allah.
b. Melepaskan
kepercayaan tentang
adanya hubungan
antara alam dengan
dunia yang lain.
c. Melepaskan
kesadaran diri
bergantung pada
Menurut penganut sekularis-atheis dunia lain.
dunia lain yang dilepaskan dikenal
sebagai metafisika.
Selain itu ilmu
pengetahuan dianggap
sebagai kebenaran tertinggi
di dalam pembudayaan
manusia.
“ Kebenaran adalah
kebenaran hanya bila dapat
dibuktikan secara ilmu
pengetahuan “
Pandangan ini disebut
“Seinsialisme” ( Scientia=
ilmu pengetahuan ; Scire=
mengetahui).
Bagaimana Sikap Kita Seharusnya terhadap
Sekularisme dan Seinsialisme?
Kita mencatat dan membatasi diri dalam 2
hal:
1. Dalam IAD semua pokok bahasan
bertolak dari pemahaman bahwa proses
sekularisasi adalah proses
perkembangan pembudayaan
manusia yang wajar sesuai dengan
posisi yang telah diletakkan Sang
Khalik.
“Kemuliaan manusia bukan alasan
untuk menolak realitas Allah, justru
merupakan cara Allah menyatakan
kemuliaanNya melalui kemuliaan
ciptaanNya”
2. Semua pokok bahasan bertolak dari
pandangan dasar bahwa betapapun besarnya
peranan ilmu pengetahuan, teknologi dan
teknik namun semuanya hanyalah
merupakan langkah manusia dalam
merealisasikan kehidupannya. Sehingga kita
tetap harus mempertanggungjawabkan
kepada sang Khalik dan kepada sesama
manusia.
Sebab penguasaan,
pengembangan, dan penggunaan ilmu
pengetahuan dibenarkan hanya
apabila itu membuat kehidupan
manusia menjadi lebih manusiawi
yaitu bertanggungjawab terhadap
sang Khalik dan sesama.
Merupakan Batas Etis –Moral setiap
penggunaan ilmu pengetahuan !
Tanggung Jawab Manusia
dilihat dari Sudut Alam:
1. Manusia adalah bagian dari
alam yang telah memiliki sistem
tatawi (kosmikalitas) sendiri.
Sehingga manusia harus
menghormati dan memelihara
ketatawian alam baik dalam ilmu
pengetahuan, teknologi maupun
teknik dalam menjalankan
kehidupannya.
Alam bagai suatu
rumah ( Yunani-
Oikos) bagi seluruh
makhluk yang ada.
Binatang dan
tumbuhan telah
diprogramkan tidak
menciptakan dan
hanya menjalani
kehidupan saja sesuai
dengan programnya.
Manusia tidak
diprogramkan hidupnya
oleh sang Khalik, maka ia
harus menciptakan dan
menjalankan
kehidupannya dengan
memperhitungkan
kehadiran makhluk lain yg
disekitarnya. Inilah Azas
Tanggung jawab manusia yang Utama dalam Etika
harus diperhatikan adalah : Ekologis (oikos + logos
Memperhitungkan kehadiran
makhluk lain sebagai sesama
= ekologi ).
makhluk hidup di dalam Rumah kehidupan
rumah kehidupan alam
alam tatawi inilah yang
dikenal sebagai
2. Kedudukan Manusia di luar Alam
Manusia dapat juga ditinjau dari posisinya yang
dianggap di luar alam, karena manusia mampu mengadakan
perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah manusia
berhadapan dgn alam. Oleh manusia, Alam (Nature) diubah
menjadi Culture.
Bagi manusia alam merupakan sumber perlengkapan
maka dari itu perlu, alampun menuntut manusia untuk
menggarap, mengolah dan menggunakannya. Perlu
keselarasan dalam hubungan ini sehingga terjalin hubungan
yang erat dimana alam mendukung kehidupan manusia.
• Kebebasan manusia
dalam menguasai,
mengolah dan
menggunakan alam
mengakibatkan
berubahnya ketatawian
alam.
• Meskipun demikian
hendaklah selalu diingat
bahwa perubahan yang
ditimbulkan tidak merusak
ketatawian yg ada.
– Kreativitas membenahi
ketatawian alam hanya
dimiliki oleh manusia.
• Alam yg tatawi bukan milik
manusia satu angkatan
melainkan milik manusia dari
semua angkatan.

• Jika manusia merusak


ketatawian yang ada, maka
akibatnya akan ditanggung
oleh manusia juga, krn
manusia adalah bagian
anyaman dari alam sendiri.

• Seandainya kerusakan yg
ditimbulkan tidak langsung
terasa akibatnya maka manusia
angkatan berikutnyalah yang
akan menanggungnya.
Bentuk Tanggung Jawab :
1. Menjaga ketatawian alam.
2. Menjadikan alam bermakna bagi
manusia dan sebaliknya, kehidupan
manusia memberi makna kepada alam.
KHALIK
Akal budi Kebebasan
Manusia

Pengubahan Alam

Penciptaan kehidupan
manusia yang
bertanggung jawab
• Sumber Materi IAD: Teks 01/MK/IAD
Penulis : Broto Semedi, S.Th. 1990
Judul: Posisi Manusia di Dalam dan
Terhadap Alam.

Terimakasih
(diperbarui 4-9-2010)

Anda mungkin juga menyukai