Anda di halaman 1dari 48

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.


Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

MODEL PEMBELAJARAN
ABAD 21
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


Sikap Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung
jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Ciri Abad 21 Model Pembelajaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
Informasi peserta didik mencari tahu dari berbagai
(tersedia dimana saja, kapan saja) sumber observasi, bukan diberi tahu

Pembelajaran diarahkan untuk mampu


Komputasi merumuskan masalah [menanya], bukan hanya
(lebih cepat memakai mesin) menyelesaikan masalah [menjawab]

Pembelajaran diarahkan untuk melatih


Otomasi berfikir analitis [pengambilan keputusan]
(menjangkau segala pekerjaan rutin) bukan berfikir mekanistis [rutin]

Pembelajaran menekankan pentingnya


Komunikasi kerjasama dan kolaborasi dalam
(dari mana saja, ke mana saja)
menyelesaikan masalah

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Informasi, Media Kementerian
Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan dan Kebudayaan
Kehidupan dan Karir • Kreatif dan inovasi
and Teknologi
• Fleksibel dan adaptif • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Melek informasi
• Berinisiatif dan mandiri • Komunikasi dan kolaborasi • Melek Media
• Keterampilan sosial dan budaya • Melek TIK
• Produktif dan akuntabel
• Kepemimpinan&tanggung jawab

Kerangka ini menunjukkan bahwa


berpengetahuan [melalui core
subjects] saja tidak cukup, harus
dilengkapi:
- Berkemampuan kreatif - kritis
- Berkarakter kuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran, produktif,
adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,...
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kementerian
• Mendukung Keseimbangan penilaian: tes Pendidikan dan Kebudayaan
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi
standar serta penilaian normatif dan
sumatif
dilengkapi dengan penilaian lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu
• Menekankan pada pemanfaatan umpan dierlukan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai
balik berdasarkan kinerja peserta didik
• Membolehkan pengembangan portofolio
siswa

• Menciptakan latihan pembelajaran,


dukungan SDM dan infrastruktur
• Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi pengalaman dan
integrasinya di kelas
• Memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan dengan konteks
dunia
• Mendukung perluasan keterlibatan
komunitas dalam pembelajaran, baik
langsung maupun online

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


PERGESERAN PENGERTIAN TENTANG KREATIVITAS
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan
Kementerian
dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif Pendidikan dan Kebudayaan

Pemahaman Lama Pemahaman Baru


Terbatas untuk seni Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat Keterampilan yang dapat dipelajari
Originalitas Originalitas dan nilai (asas manfaat)
Tidak perlu pengetahuan pendukung Pengetahuan lapangan sangat diperlukan
Terobosan besar Keterampilan berfikir (kontribusi dalam
pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery Stimulation play (terarah) dan discovery

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
PERSEPSI & PEMAHAMAN GURU TTG KREATIVITAS
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Pengertian Kreativitas % Setuju


Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan 98
Berlaku untuk tiap mata pelajaran 96
Tidak terbatas pada seni 86
Tiap orang dapat menjadi kreatif 88
Bakat bawaan lahir 21
Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di sekolah 95
Dapat diajarkan 70
Dapat dinilai 50

(tidak mudah menilai kreativitas  tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari)
R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe.
JRC Scientific & Technical Reports.
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: Kementerian
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui Pendidikan dan Kebudayaan

pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.


• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis kecerdasan
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: tidak akan memberikan hasil
- Observing [mengamat] siginifikan (hanya peningkatan
50%) dibandingkan yang berbasis
- Questioning [menanya] kreativitas (sampai 200%)
- Experimenting [mencoba] Personal
- Associating [menalar]
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal

Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan
bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we


learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian,
• memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan
spontan/ekspresif
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016
Arah Pengembangan: Penguatan Proses
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Proses Karakteristik Penguatan


Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua
Pembelajaran mata pelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa
pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran mendalam [bukan
Penilaian sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

MODEL DISCOVERY LEARNING

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Discovery Learning
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
 Belajar diskoveri memberi penekanan pada keakifan siswa, berpusat pada siswa dimana siswa
menemukan ide dan mendapatkan maknanya.
 Belajar pemecahan masalah memberikan suatu struktur untuk diskoveri yang membantu
internalisasi belajar dan mengarah kepada pemahaman yang lebih besar.

 Learning by doing
 guru berperan sebagai pembimbing
 Peserta didik menjadi problem solver.
 Peserta didik melakukan berbagai kegiatan: menghimpun informasi, membandingkan,
mengategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.
 kegiatan berbentuk eksperimen inductive learning.
 Perbandingan Fokus: Discovery , Problem-based, Inquiry-based learning

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Membantu peserta didik memperbaiki dan meningkatkan


keterampilan dan proses kognitif.
 Pengetahuan yang diperoleh menjadi sangat pribadi dan melekat.
 Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki.
 Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
 Peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Siswa lebih percaya diri karena tingkat keterlibatan siswa


dalam kegiatan sangat tinggi (high level engegement).
 Siswa dan guru sama-sama berperan aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Guru bahkan dapat bertindak sebagai
siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
kepada situasi proses belajar yang baru;

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;


 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi
lebih terangsang;
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya;
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
 Implementasi belajar diskoveri disesuaikan dengan level pengalaman siswa: guided
discovery, modified discovery, dan open discovery.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang akan didiskusikan (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya
f. Mengatur topik-topik pembahasan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

2. Pelaksanaan

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)


Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai
kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)


Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah)

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

c. Data collection (Pengumpulan Data)


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik
diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

d. Data Processing (Pengolahan Data)


Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner,
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-Langkah Operasional
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT


BASED LEARNING

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Pengertian
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan


siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk.
Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan,
melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan
pelaksanaanya.
 PBL menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat
secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari,
belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat
interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang,
melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Project Based Learning
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka:


 Mendorong dan membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry),
malakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan
(planning skills), berfikir kritis (critical thinking), dan menyelesaikan masalah
(problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek.
 Mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan
kegiatan/proyek yang dikerjakan.
 Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills
dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah
tim di lingkungan kerja/kehidupan nyata.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.


 Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
 Meningkatkan kolaborasi, tanggung jawab, dan displin dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan
 Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik


dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
 Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
 Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
 Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam


melakukan penelitian/percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
 Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok.
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak
bisa memahami topik secara keseluruhan

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1 2
3
PENENTUAN MENYUSUN
PERTANYAAN MENYUSUN JADUAL
PERECANAAN PROYEK
MENDASAR

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Sistem Penilaian
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
 Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.

 Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui


pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Sistem Penilaian
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
 Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
 Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.
 Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


DEFINISI
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar


peserta didik mendapat pengetahuan yang membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
 Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan sistemik untuk
memecahkan masalah/menghadapi tantangan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


KONSEP
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

 Problem based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang


menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world).
 Pembelajaran ini menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan mendorong peserta
didik memiliki rasa ingin tahu pada pembelajaran itu.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


5 STRATEGI PENERAPAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1. Permasalahan sebagai kajian.


2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3. Permasalahan sebagai contoh
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


PERAN GURU, PESERTA DIDIK, MASALAH
DALAM PROBLEM BASED LEARNING
Kementerian
GURU SEBAGAI PESERTA DIDIK MASALAH SEBAGAI Pendidikan dan Kebudayaan
PELATIH SEBAGAI PEMECAH AWAL TANTANGAN DAN
MASALAH MOTIVASI
• Asking about thinking • peserta yang aktif • menarik untuk
(bertanya tentang • terlibat langsung dalam dipecahkan
pemikiran) Pembelajaran • menyediakan
• memonitor pembelajaran • membangun kebutuhan yang ada
• probbing ( menantang pembelajaran hubungannya
peserta didik untuk dengan pelajaran
berfikir ) yang dipelajari
• menjaga agar peserta didik
terlibat
• mengatur dinamika
kelompok
• menjaga berlangsungnya
proses

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


TUJUAN & HASIL PROBLEM BASED
LEARNING
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1. Keterampilan berpikir & keterampilan memecahkan masalah  untuk mengembangkan


keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah menjembatani gap
antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas praksis yang dijumpai di luar sekolah.
3. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan : (a) mendorong kerjasama
dalam menyelesaikan tugas; (b) memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong peserta
didik secara bertahap memiliki peran dari yang diamatinya; (c) melibatkan peserta didik dalam
penyelidikan pilihan sendiri, shg dapat menjelaskan fenomena dunia nyata.
4. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning).
5. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa
yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh di bawah bimbingan guru.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


PROBLEM BASED LEARNING MENGACU PADA HAL-
HAL BERIKUT:
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1) menekankan pertanggungjawaban dari peserta didik.


2) kegiatan peserta didik difokuskan pada situasi sebenarnya.
3) menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik untuk menemukan jawaban relevan, shg terjadi pembelajaran yang
mandiri.
4) mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman (diskusi, presentasi, dan evaluasi) peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga.
5) tidak hanya mengembangkan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga berpengaruh pada pemecahan
masalah, kerja kelompok, dan self-management.
6) difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik menyelesaikan permasalahan melalui konsep, prinsip, dan
ilmu pengetahuan yang sesuai.
7) proyek disesuaikan pengetahuan peserta didik.
8) proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1) Akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan


suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di
mana konsep diterapkan

2) Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara


simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

3) Model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif


peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

1. Konsep Dasar (Basic Concept)


Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan
dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam
atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


(lanjutan)
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi.
Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan,
halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan
mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas,
dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


(lanjutan)
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)


Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


(lanjutan)
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

5. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan


(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik
software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


CONTOH PENERAPAN
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu
diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik
diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.

Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk
bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Contoh Penerapan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman


belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks
lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta


didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh
pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi
pembelajaran.

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Contoh Penerapan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Tahapan-Tahapan Model Problem Based Learning

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016


Tema......
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, DitJen. GTK. Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai