Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Analisis SWOT PT Unilever Tbk.
2. Untuk mengetahui Matrix BCG (Boston Consulting Group) PT Unilever Tbk.
SEJARAH PT UNILEVER TBK
PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama “Lever’s Zeepfabrieken
N.V dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di
Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir
Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998
dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan
15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari
Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Unilever Indonesia Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and
Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup
brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
VISI DAN MISI PT UNILEVER TBK
VISI
“To become the first choice of consumer, costumer and community”
MISI
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
TUJUAN PT UNILEVER TBK
➢ Memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat di
manapun mereka berada
➢ Mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan serta menanggapi
secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan
layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan.
Akar kami yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di dunia
merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi pertumbuhan
kami di masa yang akan datang. Kami akan menyertakan kekayaan
pengetahuan dan kemahiran internasional kami dalam melayani konsumen
lokal, sehingga menjadikan kami Perseroan multinasional yang benar-benar
multi-lokal.
SASARAN PRODUK PT UNILEVER TBK
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak
menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di
Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun
1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever
selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia
menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang
telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan
barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui
pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi
buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever
Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.
ANALISIS SMART PT UNILEVER TBK
SPECIFIC
Visi dan misi perusahaan yang telah dipahami guna untuk menetapkan tujuan yang spesifik,
perushaan harus menyampaikan kepada tim seluruh harapan dan keinginan yang ingin dicapai
perusahaan yaitu “To become the first choice of consumer, custumer and community”.
MEASUREABLE
Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar, menepati
tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang
menggembirakan di setiap pencapaian yang membawa mereka lebih dekat kepada tujuan.
ATTAINABLE
Target harus realistis dan dapat dicapai, target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa
tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai.
RELEVANT
Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan
organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan
target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan.
TIMEABLE
Memberikan deadline pencapaian target. Komitmen kepada deadline akan
membantu tim untuk menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat
waktu, atau bahkan lebih cepat.
ANALISIS SWOT
PT UNILEVER TBK
STRENGTHS (KEKUATAN)
➢ Promosi produk yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit
putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam
iklan tersebut.
➢ Gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat
dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di
tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan
belanja iklan terbesar.
➢ Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
➢ Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
➢ Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
ice cream.
➢ Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
➢ PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke
daerah-daerah dapat terlayani.
➢ PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever
dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
WEAKNESS (KELEMAHAN)
➢ PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,
komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan,
dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi
komersial.
➢ Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
➢ Jumlah karyawan yang tambun.
➢ Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
➢ Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
➢ Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
➢ Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
➢ Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
OPPORTUNITIES (PELUANG)
➢ Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
➢ Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
➢ Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
➢ Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
➢ Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%)
dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
➢ Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
➢ Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
➢ Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods
83%.
THREATS (ANCAMAN)
➢ Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
➢ Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
➢ Melemahnya daya beli konsumen.
➢ Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
➢ Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
➢ Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
➢ Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
➢ Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
➢ Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orang utan.
➢ Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
➢ Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
ANALISIS IFAS DAN
EFAS PT UNILEVER Tbk
IFAS untuk mengetahui Kekuatan (Strenghs)
PT Unilever Tbk
2. Strategi WO
a. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara efektif.
b. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
c. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
d. Penguatan struktur permodalan.
e. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
3. Strategi ST
a. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif
dalam hubungan antara pusat dan daerah.
b. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan
standar yang berlaku.
c. Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO).
d. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to people”.
e. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
f. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.
4. Strategi WT
a. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
b. Penguatan sistim manajemen SDM.
c. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing perusahaan.
d. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses
pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
e. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
f. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar.
STRATEGI PT UNILEVER Tbk
DALAM MEMASARKAN
PRODUK
1. Strategi Tingkat Korporasi (Corporate)
Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang pasar terutama
bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus mengembangkan upaya
peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi maka
keuangan perusahaan tidak terganggu.
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4
kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2
dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth
Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang
(Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks).
1. Stars (Bintang)
Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis yang memiliki
pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang
3. Dogs (Anjing)
Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang termasuk pada kategori
Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat
pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini biasanya hanya memberikan
kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita kerugian.
Sesuai dengan diagram BCG Matrix, Divisi Home & Personal Care dianggap sebagai Stars karena
memiliki kontribusi pertumbuhan penjualan yang besar dengan pangsa pasar yang relatif besar juga.
Contoh produk: Pepsodent, Kecap Bango, Blue Band, Molto, Rinso, Sunlight, Wall’s, Royco, Sari Wangi.
Dengan posisi Stars, PT Unilever Indonesia Tbk dapat memilih untuk melakukan strategi seperti Market
Penetration, Market Development, Product Development, Backward Integration, Forward Integration,
Horizontal Integration.
Sedangkan divisi Food & Ice Cream dianggap sebagai Cash Cows karena tingkat pertumbuhan
penjualannya lebih rendah tapi mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi. Contoh produk: Axe, Dove,
Rexona, Citra, Lux, Buavita, Lifebouy, Super Pel, Clear, Ponds. Di posisi Cash Cows, dapat mencoba
melakukan strategi Product Development atau Concentric Diversification.
Sedangkan pada posisi Question Mark yaitu posisi yang menyatakan bahwa produk berada di
Growth Market yang kuat dan Share Market yang tidak begitu kuat. Contoh produk yang tergolong dalam
Question Mark adalah Fair & Lovely, Tresemme, Vaseline, dan Lipton. Dan yang terakhir adalah posisi Dog,
posisi ini dimana Growth Market dan Share Market dari suatu produk sama-sama lemah. Sehingga
tindakan harus diambil oleh perusahaan agar tidak bangkrut. Contoh produk pada posisi Dog yaitu produk
Surf, Cif, dan Domestos.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari analisis SWOT yang dilakukan terhadap perusahaan penghasil produk kebutuhan kontinual
masyarakat diatas, yaitu PT Unilever Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa PT Unilever jauh lebih memiliki
keunggulan dibandingkan dengan perusahaan lain. PT Unilever selalu berinovasi dalam menciptakan
sebuah produk serta terus melakukan pengembangan terhadap produk yang sudah ada. Image yang
sudah tercipta pada PT Unilever yang selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman serta memahami
kebutuhan masyarakat modern yang kian waktu kian konsumtif dan cenderung lebih selektif terhadap
suatu produk yang akan dibeli karena di pasaran produk sejenis dapat diperoleh dengan berbagai macam
merk yang cukup kompetitif dalam segi penjualan produknya karena kualitasnya pun bersaing. PT Unilever
sangat jeli dalam mengamati pasar dan seolah juga sangat memahami kebutuhan masyarakat Indonesia
yang menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.
SARAN
Saran kami bagi perusahaan adalah seyogyanya perusahaan lebih meningkatkan strategi
penjualan produk-produknya dengan cara yang lebih inovatif dan memperbaiki produk dari segi kualitas
agar konsumen tidak mudah berpindah ke produk dari brand lain.
Pendekatan terhadap konsumen sudah sangat bagus dengan menberikan stimulan-stimulan
yang jarang dilakukan oleh perusahaan pesaing. Perlu ada tindak lanjut maupun pengembangan inovasi-
inovasi baru agar konsumen tidak merasa jenuh dan menghindari percontohan dari perusahaan pesaing.
Selalu memperhatikan keamanan maupun kelayakan produk yang akan diberikan atau
didistribusikan kepada konsumen, baik melalui berbagai macam bentuk menetapkan standar-standar
industrial dan komersial dunia atau seringdi sebut ISO (International Organization for Standardization).
THANKS!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.