Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS STRATEGI PT UNILEVER TBK

(MATRIKS SWOT DAN MATRIKS BCG)


KELOMPOK II :

Lasman Situmorang 2020030026


Anggita Dwi Kesuma 2020030027
Muhammad Arif Susilo 2020030035
Mutia Nurhaliza 2020030036
Anita Permata Sari 2020030042
Rustam Hasibuan 2020030043
Adek Trisma Dina 2020030046
Nina Annisa 2020030053
LATAR BELAKANG
Globalisasi merupakan tren di seluruh dunia mengenai perekonomian dunia yang menjadi
tanpa batas dan perusahaan yang saling terkait tidak lagi dibatasi oleh batas-batas negeri mereka dan
dapat melakukan kegiatan bisnis di mana saja di dunia. Globalisasi berarti bahwa perusahaan lebih
cenderung untuk bersaing dimanapun. Banyak perusahaan saat ini menjual produk mereka dimanapun,
memperoleh bahan baku mereka atau mengadakan penelitian dan pengembangan (R&D), dan
melakukan produksi dimanapun.
PT. Unilever Indonesia Tbk adalah Perusahaan multinasional yang memasarkan berbagai
barang konsumen di berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan
perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah
menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan. Mengingat
banyaknya pesaing yang berkiprah di dunia internasional, maka sangat diperlukan adanya strategi yang
sangat jitu dari perusahaan yang mampu mengangkat namanya di benak para konsumen di berbagai
Negara. Dalam hal ini, kami akan menganalisis beberapa point penting dari PT. Unilever tentang strategi
yang digunakan dalam memenangkan persaingan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Analisis SWOT PT Unilever Tbk?
2. Bagaimanakah Matrix BCG (Boston Consulting Group) PT Unilever Tbk?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Analisis SWOT PT Unilever Tbk.
2. Untuk mengetahui Matrix BCG (Boston Consulting Group) PT Unilever Tbk.
SEJARAH PT UNILEVER TBK
PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama “Lever’s Zeepfabrieken
N.V dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di
Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir
Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998
dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan
15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari
Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Unilever Indonesia Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and
Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup
brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
VISI DAN MISI PT UNILEVER TBK

VISI
“To become the first choice of consumer, costumer and community”

MISI
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
TUJUAN PT UNILEVER TBK
➢ Memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat di
manapun mereka berada
➢ Mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan serta menanggapi
secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan
layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan.

Akar kami yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di dunia
merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi pertumbuhan
kami di masa yang akan datang. Kami akan menyertakan kekayaan
pengetahuan dan kemahiran internasional kami dalam melayani konsumen
lokal, sehingga menjadikan kami Perseroan multinasional yang benar-benar
multi-lokal.
SASARAN PRODUK PT UNILEVER TBK
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak
menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di
Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun
1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever
selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia
menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang
telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan
barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui
pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi
buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever
Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.
ANALISIS SMART PT UNILEVER TBK
SPECIFIC
Visi dan misi perusahaan yang telah dipahami guna untuk menetapkan tujuan yang spesifik,
perushaan harus menyampaikan kepada tim seluruh harapan dan keinginan yang ingin dicapai
perusahaan yaitu “To become the first choice of consumer, custumer and community”.

MEASUREABLE
Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar, menepati
tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang
menggembirakan di setiap pencapaian yang membawa mereka lebih dekat kepada tujuan.

ATTAINABLE
Target harus realistis dan dapat dicapai, target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa
tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai.
RELEVANT
Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan
organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan
target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan.

TIMEABLE
Memberikan deadline pencapaian target. Komitmen kepada deadline akan
membantu tim untuk menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat
waktu, atau bahkan lebih cepat.
ANALISIS SWOT
PT UNILEVER TBK
STRENGTHS (KEKUATAN)
➢ Promosi produk yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit
putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam
iklan tersebut.
➢ Gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat
dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di
tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan
belanja iklan terbesar.
➢ Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
➢ Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
➢ Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
ice cream.
➢ Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
➢ PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke
daerah-daerah dapat terlayani.
➢ PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever
dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
WEAKNESS (KELEMAHAN)
➢ PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,
komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan,
dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi
komersial.
➢ Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
➢ Jumlah karyawan yang tambun.
➢ Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
➢ Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
➢ Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
➢ Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
➢ Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
OPPORTUNITIES (PELUANG)
➢ Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
➢ Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
➢ Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
➢ Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
➢ Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%)
dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
➢ Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
➢ Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
➢ Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods
83%.
THREATS (ANCAMAN)
➢ Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
➢ Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
➢ Melemahnya daya beli konsumen.
➢ Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
➢ Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
➢ Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
➢ Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
➢ Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
➢ Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orang utan.
➢ Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
➢ Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
ANALISIS IFAS DAN
EFAS PT UNILEVER Tbk
IFAS untuk mengetahui Kekuatan (Strenghs)
PT Unilever Tbk

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Promosi Produk yang Efektif 4 0,2 4 0,8
Pemimpin Pasar Consumer 4 0,2 4 0,8
Goods
Tim Produksi yang Terampil 4 0,2 3 0,6
Kerjasama Erat dengan Para 4 0,2 3 0,6
Pemasok
Jaringan Distribusi Hingga Ke 4 0,2 4 0,8
Daerah – Daerah
TOTAL 20 1 3,6
IFAS untuk mengetahui Kelemahan (Weakness)
PT Unilever Tbk

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Jumlah Karyawan Yang Tambun 2 0,14 4 0,56
Lambatnya Konsolidasi Intern 2 0,14 3 0,42
dalam Pengambilan Keputusan
Rendahnya Penjualan Terhadap 4 0,29 1 0,29
Produk Tertentu
Ketidakjelasan Sertifikat Halal 4 0,29 2 0,58
Terhadap Produk Tertentu
Sulitnya Koordinasi Kegiatan Antar 2 0,14 3 0,42
Departemen yang Mempunyai
Agenda Jadwal Sendiri – sendiri
TOTAL 14 1 2,3
EFAS untuk mengetahui Peluang (Opportunities)
PT Unilever Tbk

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Tingginya Kepuasan Konsumen 4 0,22 4 0,9
Banyaknya Pemain Pasar 3 0,17 4 0,7
Nasional dengan Cara Produksi
yang Rendah
Stabilitas Ekonomi yang Relatif 4 0,22 2 0,4
Baik
Tingginya Tingkat 4 0,22 3 0,7
Ketergantungan Masyarakat
Luasnya Potensial Market 3 0,17 4 0,7
TOTAL 18 1 3,4
EFAS untuk mengetahui Ancaman (Threats)
PT Unilever Tbk

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Kenaikan Biaya Bahan Baku 4 0,21 4 0,8
Nilai Tukar Rupiah yang Tidak 4 0,21 3 0,6
Stabil
Maraknya Pemalsuan dan 4 0,21 4 0,8
Penyelundupan Produk Cina
Pengahapusan Subsidi BBM 3 0,16 3 0,5
Produk Pesaing yang Harganya 4 0,21 4 0,8
Lebih Rendah
TOTAL 19 1 3,2
MATRIKS SWOT PT
UNILEVER Tbk
Analisis Matrik SWOT PT Unilever Tbk

1. Koordinat Analisis Internal


(Skor Total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) = 3,6 – 2,3 = 1,3
2. Koordinat Analisis Eksternal
(Skor Total Peluang - Skor Total Ancaman) = 3,4 – 3,2 = 0,2
1. Strategi SO
a. Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.
b. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi permintaan dimasa
depan.
c. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
d. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal pemasaran IW dan SW.
e. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.

2. Strategi WO
a. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara efektif.
b. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
c. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
d. Penguatan struktur permodalan.
e. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
3. Strategi ST
a. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif
dalam hubungan antara pusat dan daerah.
b. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan
standar yang berlaku.
c. Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO).
d. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to people”.
e. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
f. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.

4. Strategi WT
a. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
b. Penguatan sistim manajemen SDM.
c. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing perusahaan.
d. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses
pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
e. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
f. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar.
STRATEGI PT UNILEVER Tbk
DALAM MEMASARKAN
PRODUK
1. Strategi Tingkat Korporasi (Corporate)
Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan peluang pasar terutama
bagi pelanggan kelas menengah yang terus tumbuh. Perseroan harus mengembangkan upaya
peningkatan efektifitas biaya internal sehingga jika terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi maka
keuangan perusahaan tidak terganggu.

2. Strategi Manajemen Keuangan


Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan omset
penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan
melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali
mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai
merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi
dana kantor pusat.

3. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia


Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara rutin
merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem produksi,
pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.
4. Strategi Manajemen Operasional
Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul perbedaan, menciptakan
kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk bisnis yang lebih baik kinerjanya.

5. Strategi Manajemen Perusahaan


Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk,
sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita
dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan
sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera menonjolkan
keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun),
atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum),
Es tea (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah yang
menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis).

Strategi PT Unilever Tbk dalam memasarkan produk


Strategi Bisnis Unit (SBU) yang diterapkan oleh PT Unilever Tbk yaitu menciptakan produk baru yang
unik dengan harga terjangkau. Strategi bisnis unit menerapkan strategi diversifikasi konsentris yaitu
strategi yang di lakukan dengan menambah produk baru yang maqsih terkait dengan produk yang
saat ini dan memiliki keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama,
ataupun jaringan pemasaran yang sama.
MATRIKS BCG
(Boston Consulting Group)
PT UNILEVER Tbk
Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu
perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis
jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil
keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga
membantu perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis
dalam pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio.
Matriks BCG secara grafis menunjukkan perbedaan di antara berbagai divisi dalam posisi pangsa
pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri.

Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4
kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2
dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth
Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang
(Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks).

1. Stars (Bintang)
Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis yang memiliki
pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang

(pendapatan) yang besar .


2. Cash Cows (Sapi Perah)
Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah produk atau unit bisnis yang
merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Pendapatan yang didapat
pada tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan
pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question Marks (Tanda Tanya)
atau membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar dividen kepada pemegang saham.

3. Dogs (Anjing)
Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang termasuk pada kategori
Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat
pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini biasanya hanya memberikan
kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita kerugian.

4. Question Marks (Tanda Tanya)


Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga dengan problem children atau wildcats).
Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini adalah produk atau bisnis unit yang memiliki
prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan
(uang) yang didapat umumnya tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih
banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Analisis Matriks BCG Pada PT Unilever Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki 2 divisi yaitu Home & Personal Care dan Food & Ice Cream.
Berdasarkan Boston Consulting Group (BCG) Matrix, divisi Home & Personal Care memiliki kontribusi
terbesar dalam persentase penjualan, yaitu 78% dari total revenue Rp 12.545 Milyar, dengan Growth Rate
rata-rata sebesar 22%. Sedangkan divisi Food & Ice Cream hanya 22% dan Growth Rate sebesar 19%.

Sesuai dengan diagram BCG Matrix, Divisi Home & Personal Care dianggap sebagai Stars karena
memiliki kontribusi pertumbuhan penjualan yang besar dengan pangsa pasar yang relatif besar juga.
Contoh produk: Pepsodent, Kecap Bango, Blue Band, Molto, Rinso, Sunlight, Wall’s, Royco, Sari Wangi.
Dengan posisi Stars, PT Unilever Indonesia Tbk dapat memilih untuk melakukan strategi seperti Market
Penetration, Market Development, Product Development, Backward Integration, Forward Integration,
Horizontal Integration.

Sedangkan divisi Food & Ice Cream dianggap sebagai Cash Cows karena tingkat pertumbuhan
penjualannya lebih rendah tapi mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi. Contoh produk: Axe, Dove,
Rexona, Citra, Lux, Buavita, Lifebouy, Super Pel, Clear, Ponds. Di posisi Cash Cows, dapat mencoba
melakukan strategi Product Development atau Concentric Diversification.

Sedangkan pada posisi Question Mark yaitu posisi yang menyatakan bahwa produk berada di
Growth Market yang kuat dan Share Market yang tidak begitu kuat. Contoh produk yang tergolong dalam
Question Mark adalah Fair & Lovely, Tresemme, Vaseline, dan Lipton. Dan yang terakhir adalah posisi Dog,
posisi ini dimana Growth Market dan Share Market dari suatu produk sama-sama lemah. Sehingga
tindakan harus diambil oleh perusahaan agar tidak bangkrut. Contoh produk pada posisi Dog yaitu produk
Surf, Cif, dan Domestos.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari analisis SWOT yang dilakukan terhadap perusahaan penghasil produk kebutuhan kontinual
masyarakat diatas, yaitu PT Unilever Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa PT Unilever jauh lebih memiliki
keunggulan dibandingkan dengan perusahaan lain. PT Unilever selalu berinovasi dalam menciptakan
sebuah produk serta terus melakukan pengembangan terhadap produk yang sudah ada. Image yang
sudah tercipta pada PT Unilever yang selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman serta memahami
kebutuhan masyarakat modern yang kian waktu kian konsumtif dan cenderung lebih selektif terhadap
suatu produk yang akan dibeli karena di pasaran produk sejenis dapat diperoleh dengan berbagai macam
merk yang cukup kompetitif dalam segi penjualan produknya karena kualitasnya pun bersaing. PT Unilever
sangat jeli dalam mengamati pasar dan seolah juga sangat memahami kebutuhan masyarakat Indonesia
yang menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.

SARAN
Saran kami bagi perusahaan adalah seyogyanya perusahaan lebih meningkatkan strategi
penjualan produk-produknya dengan cara yang lebih inovatif dan memperbaiki produk dari segi kualitas
agar konsumen tidak mudah berpindah ke produk dari brand lain.
Pendekatan terhadap konsumen sudah sangat bagus dengan menberikan stimulan-stimulan
yang jarang dilakukan oleh perusahaan pesaing. Perlu ada tindak lanjut maupun pengembangan inovasi-
inovasi baru agar konsumen tidak merasa jenuh dan menghindari percontohan dari perusahaan pesaing.
Selalu memperhatikan keamanan maupun kelayakan produk yang akan diberikan atau
didistribusikan kepada konsumen, baik melalui berbagai macam bentuk menetapkan standar-standar
industrial dan komersial dunia atau seringdi sebut ISO (International Organization for Standardization).
THANKS!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai