penyakit flu burung), kemudian meningkat lagi cukup tajam di tahun 2005
mencapai 12,765,509 ekor. Tahun-tahun berikutnya, populasi ayam pedaging terus
menigkat (Ditjen Peternakan dan Dinas Peternakan Propinsi Sulsel, 2011).
2001
2010
1,727,863
15,327,835
17,928,549
20,960,808
5,673,758
12,765,509
12,325,960
13,826,056
14,575,840
16,371,380
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
pedaging akan menurun drastis jika terjadi isu-isu strategis, yaitu permasalahan
penyakit, seperti yang paling sering terdengar adalah penyakit flu burung.
1.2. Penjualan Perusahaan/Pangsa Pasar (Market Share)
Pangsa pasar (Market Share) dari CV.XXY sekitar 6,7% dari total
kebutuhan ayam potong di Sulawesi Selatan atau sekitar 200.000 ekor per bulan
dari 3 juta ekor ayam potong yang dibutuhkan di Sulawesi Selatan. Untuk wilayah
cabang di Bone-bone di Tolaik pasokan perbulannya sekitar 20.000 ekor,
sedangkan untuk wilayah cabang Makassar pasokan perbulannya sekitar 40.000
60.000 ekor. Untuk wilayah Makassar pasokan ayam potong per hari sekitar 1.000
2.000 ekor.
1.3. Strategi Bauran Pemasaran
a. Produk (Product)
Ayam pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5 7 minggu).
Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal
ternak. Produk ayam potong dikategorikan berdasarkan bobotnya yaitu sebagai
berikut :
1. Ukuran kecil
: 0.8 1 kg
2. Ukuran sedang
: 1 1,2 kg
3. Ukuran besar
: 1,3 1,5 kg
Produk yang ditawarkan oleh CV. XXY adalah ayam potong. Ayam potong
berdasarkan
tujuan
pemakaiannya
merupakan
barang
konsumsi
yang
diklasifikasikan produk ayam potong dengan ukuran lebih kecil dengan bobot 1,2
kg 1,4 kg per ekor adalah bagi konsumsi warung-warung makan, sedangkan
untuk konsumsi rumah tangga yang lebih memilih/menyukai ayam potong yang
lebih besar, disediakan ukuran bobot 1,8 kg per ekor.
Siklus Kehidupan Produk
Tahap Perkenalan
Awal produk berasal dari PT. Charoen pokphand, yaitu DOC (Day Old Chick)
atau bibit ayam, pakan ternak dan obat-obatan. Dimana perusahaan CPS
CV. XXY memiliki tiga lokasi produksi yaitu Bone-bone, Tolaik, dan
Makassar. Khususnya untuk cabang Makassar tempat produksi berada di Maros,
Gowa, Takalar dan berkantor di Jl. Radio I No. 8 Telkomas. Penentuan lokasi
Maros, Gowa dan Takalar karena pertimbangan jarak pasar yang cukup dekat dan
pertimbangan bahwa daerah tersebut cocok untuk melakukan kegiatan produksi
yang ditinjau dari aspek lingkungan, luas lahan dan fasilitas yang memadai.
Saluran distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk ayam
potong adalah melalui pedagang (bakul). Bakul ini yang akan menjual ke pasar
tradisional yaitu di pasar Daya dan di Jl. Abubakar Lambogo (Ablam).
Segmentasi, Penetapan Pasar Sasaran dan Diferensiasi
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berdasarkan geografis berada di Bone-bone, Tolaik dan
Makassar. Tujuan pasar umumya untuk konsumsi rumah tangga dan warungwarung makan. Untuk konsumsi rumah tangga disediakan produk ayam potong
dengan ukuran 1,8 kg/ekor sedangkan untuk konsumsi warung disediakan
ukuran 1,2 1,4 kg/ekor.
b. Penetapan Pasar Sasaran
Pasar sasaran diutamakan untuk konsumsi rumah tangga dan warung-warung
makan. Pada saat-saat tertentu juga dibutuhkan pada hari-hari raya dan acara
hajatan.
c. Diferensiasi
Secara khusus untuk diferensiasi pasar lebih fokus pada pelayanannya kepada
pembeli dan utamanya pada plasma dalam hal kontrak kerjasama. CV.XXY
menawarkan kontrak harga yang lebih tinggi dari perusahaan lain, dan dalam
hal pembayaran yang lebih cepat membayarkan kontrak kepada plasma yaitu
maksimal satu minggu setelah hasil produksi dijual kepada bakul. Hal ini
menyebabkan banyak peternak yang ingin bermitra dengan perusahaan tersebut
Faktor Internal
Bobot
Kekuatan
1. Kekuatan produk yang baik
0,09
2. Kontinuitas penyediaan sapronak dan
0,11
obat-obatan dari charoen pokphand dan
medion
3. Pemberian insentif kepada plasma
0,06
4. Memiliki kemitraan yang baik dan sinergis
0,12
dengan plasma dan bakul
5. Tidak memerlukan promosi karena sudah
0,05
ada mitra tetap
6. SDM
(marketing)
yang
mampu
0,08
menganalisis pasar
7. Kestabilan harga jual dari perusahaan
0,07
karena ada kesepakatan harga dari posko
Total Skor Kekuatan
0,58
Kelemahan
1. Produksi kadang masih terbatas (belum
0,08
mampu memenuhi permintaan pasar pada
saat-saat tertentu)
2. Resiko kontrak ditanggung perusahaan
0,08
3. Sulit memasarkan produk yang tidak
0,07
sesuai dengan ukuran yang diinginkan
konsumen
4. Harga produk rendah ketika terjadi over
0,09
produksi
5. Sistem kontrak per periode sehingga
0,10
peternak mitra mudah berpindah
Total Skor Kelemahan
0,42
Total Bobot
1,0
Angka analisis faktor internal : 1,86 1,38 = 0,48
Rating
Skor
3
4
0,27
0,44
2
4
0,12
0,48
0,10
0,24
0,21
1,86
0,24
3
2
0,24
0,14
0,36
0,40
1,38
Bobot
Rating
Skor
0,14
0,56
0,12
0,36
0,13
0,52
potong
4. Memiliki kemitraan dengan supplier
sapronak
5. Peluang pasar masih terbuka luas
6. Jumlah peternak yang bermitra semakin
meningkat dari tahun ke tahun
0,11
0,33
0,10
0,20
0,10
0,20
2,17
4
3
0,44
0,27
0,40
1,11
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan.1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi. Universitas Ekonomi. Jakarta.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10. Salemba Empat.
Jakarta.
Kotler. Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemahan. Jilid 1. Prehalindo.
Jakarta.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Andi. Yogyakarta.