Anda di halaman 1dari 55

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Cimory adalah perusahaan pengolaan susu segar yang memiliki


prospek yang potensial di dalam menyediakan aneka hidangan makanan
dan minuman berbahan dasar susu. Selain memproduksi, Cimory
memiliki peternakan dan sebuah resto yang berfungsi sebagai tempat
untuk memasarkan produk hasil olahannya. PT. Cimory adalah salah satu
anak perusahaan dari Macro Group yang menyediakan berbagai macam
aneka pangan berbasis protein. berdirinya pada tahun 2004 di Jl Raya
Puncak KM 77. Melihat respon masyarakat yang positif, maka Cimory
memutuskan untuk membuka sebuah resto pada tahun 2006 untuk
menyediakan produk-produk olahan yang berbahan dasar susu segar.
Sampai saat ini Cimory memiliki beberapa jenis produk olahan yang
diproduksi (Tabel 5).

Tabel 5. Produk olahan PT. Cimory Cisarua Bogor


No. Produk Rasa Kemasan
1. Keju
2. Susu Pasteurisasi Original
3. Susu Yoghurt
4. Yoghurt Drink Original (asam) Botol
(250 ml)
Stirred Yoghurt Bluebarry, Cup
mangga, (100 ml)
strawberry dan
jeruk
5. Kue dan makanan
25

Gambar 3. Yoghurt Drink 250 ml Gambar 4. Stirred Yoghurt 400 ml


Peternakan sapi yang menjadi sumber utama penghasil susu segar
Cimory adalah KUD Giri Tani Cibereum Sukabumi , KUD Cipanas dan
KUD mega mendung. Adapun standar-standar yang diberlakukan Cimory
untuk semua peternaknya yaitu sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI), diantaranya bakteri < 1.000.000, lemak
3,8 % dan solid 17-18%.
Pengiriman susu dilakukan sebanyak dua (2) kali sehari, yaitu pada
pagi dan sore. susu dari KUD diantar ketempat produksi Cimory
menggunakan mobil bermuatan kapasitas 1.000 liter, yang kemudian susu
langsung diproses untuk dijadikan susu olahan berupa yoghurt.

4.1.2 Struktur Organisasi

Cimory adalah salah satu anak perusahaan dari Makro Group yang
memproduksi produk dari bahan dasar susu. Makro Group memiliki
Empat (4) anak perusahaan yang mengelola berbagai produk pangan
berbasis protein, yaitu:

Tabel 6. Anak perusahaan Makro Group


No. Perusahaan Produk olahan
1. PT. Makroprima Panganutama Daging
2. PT. Cisarua Mountain Dairy Susu
3. PT. Java egg Specialities Telur
4. PT. Indosoya sumber Protein Kacang Kedelai
26

Struktur organisasi PT. Cimory dapat dilihat pada Lampiran 2.


Tugas dan tangggungjawab dari masing-masing bagian dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pemilik saham (Owner)
Pimpinan tertinggi PT. Cimory adalah pemilik saham (Owner) yang
bertanggung jawab merancang dan merencanakan sebuah produk dan
sistem proses produksi yang terbaik.
2. Manajemen Bisnis
Tanggung jawab dari bagian ini adalah sebagai penerima laporan
penuh dari Manajer umum, dapat dikatakan manajemen bisnis ini
sebagai wakil dari pemegang saham yang berhubungan secara
langsung dengan pihak-pihak manajemen atau bagian-bagian di
dalam perusahaan. Selain itu, manajemen bisnis bertanggungjawab
menerjemahkan tujuan umum yang ditetapkan owner kepada
manajemen tingkat menengah secara lebih khusus agar semua tujuan
dapat berjalan dan tercapai dengan baik.
3. Manajer Umum
Manajemen umum bertanggung jawab menerjemahkan tujuan khusus
menjadi Standart Opration Prosedur (SOP) bersama dengan
manajemen bisnis kepada semua manajer bagian yang ada di
bawahnya, yaitu Manajer Researh Inovation Quality Asurance
(RIQA), Manajer keuangan, Manajer gudang, Manajer produksi,
Manajer pemeliharaan (Maintenance). Selain itu, bertanggungjawab
mengenai keseimbangan sistem dimasing-masing bagian secara
menyeluruh dengan cara menganalisis laporan-laporan yang
diberikan oleh semua manajer bagian.
4. Manajer RIQA
27

Bertanggung jawab pada inovasi dan mutu dari sebuah produk yang
dihasilkan PT. Cimory melalui penelitian yang dilakukan setiap
harinya. RIQA memiliki bawahan langsung, yaitu kepala bagian yang
memimpin beberapa supervisor, diantaranya :
a. Supervisor Quality Control (QC), berfungsi mengawasi proses
produksi dititik-titik kritis seperti memeriksa keadaan susu, saat
susu sampai di tabung penerimaan susu, pada saat proses
pengolahan dan disaat susu akan dipasarkan.
b. Supervisor Quality Asurance (QA), bertanggung jawab apabila
terjadi masalah pada produk yang dihasilkan seperti masalah
mutu susu, biasanya susu yang dihasilkan pada hari tertentu QA
menyimpan sampelnya sampai produk yang dihasilkan semua
habis terjual atau sampai habis batas waktu kadaluarsanya. QA
ikut bertanggung jawab menjaga citra baik perusahaan dengan
memeriksa semua bahan baku produk yang dikirim oleh semua
pemasok seperti cup, botol dan lain sebagainya.
c. R&D (Research and Development), R&D adalah bagian dari
RIQA yang bertanggungjawab mengembangkan produk yang
dihasilkan agar produk yang dihasilkan tersebut diminati dan
disukai oleh semua konsumen biasanya melalui sebuah
penelitian, seperti pengembangan, atau penambahan rasa dari
yoghurt dan lain sebagainya.
5. Manajer Keuangan
Bertanggungjawab mengawasi dan mengelola keuangan perusahaan
secara menyeluruh
6. Manajer Gudang
Bertanggungjawab merencanakan dan mengendalikan bahan baku
dari hilir hingga hulu atau dari barang dipesan/pengiriman purchase
order (PO) hingga barang siap dikirim kepada konsumen.
28

7. Manajer pemeliharaan (Maintenance)


Bertanggungjawab pada mesin yang beroperasi, baik merawat,
memperbaiki maupun mengganti perangkat yang rusak pada mesin.
8. Manajer Produksi
Bertanggungjawab pada proses produksi, dari bahan baku (input) tiba
di mesin produksi hingga produk berubah menjadi output, misal
mengatur produksi yoghurt dengan rasa yang beraneka dalam 1
(satu) hari dan mampu memastikan input dapat berubah menjadi
output dengan proses yang sesuai dengan SOP. Di setiap lini
produksi terdapat masing–masing foreman yang bertanggungjawab
atas jenis produk yang dihasilkan yaitu : foreman produksi keju,
foreman produksi kue-kue, foreman susu pasteurisasi dan foreman
susu yoghurt.
Setiap foreman memiliki leader-leader disetiap jenis produk yang
diproduk. Seperti leader pada lini susu yoghurt terdapat leader
yoghurt drink, leader yoghurt stirred dan leader yoghurt seat. Leader
ini bertanggungjawab secara langsung dengan produk yang
diproduksi dan harus dapat berproduksi sesuai dengan SOP yang
telah ditentukan.

4.1.3 Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah 150


orang yang terbagi dalam 3 (tiga) shift.

Tabel 7. Jam kerja karyawan


Jumlah tenaga Shift Jam
kerja
50 1 (satu) 07.00-15.00
50 2 (dua) 15.00-23.00
50 3 (tiga) 23.00-07.00
29

Karyawan yang tersedia berjumlah 50 orang di setiap shifnya,


diantaranya pekerja bagian yoghurt berjumlah 13 orang. Cimory memiliki
beberapa reward untuk karyawan berprestasi seperti kenaikan gaji,
ataupun pemberian bonus. Selain itu, Cimory memberikan fasilitas
berlibur setiap tahunnya untuk semua karyawannya dan memiliki mobil
antar jemput untuk karyawan yang bertempat tinggal jauh dari lokasi
pabrik.

4.2. Supply Chain Management (SCM)

Keberhasilan Cimory dalam mengelola produknya dapat dilihat dari


bagaimana Cimory mengelola rantai pasoknya dari hulu hingga hilir, yaitu dari
peternak penghasil susu segar hingga pemasar tahap akhir (Gambar 5).

4.2.1 Aliran Produk

PT. Cimory memiliki beberapa pemasok susu utama yang berperan


penting dalam pembuatan produk susu yoghurt. Ada 3 (tiga) pemasok
yang dipercaya oleh Cimory untuk mengirimkan susu segarnya setiap
hari, yaitu Usha Kecil Menengah (UKM) Giri Tani 14 ton, UKM Mega
Mendung 2 ton dan Cipanas 2-2,5 ton. Pengiriman susu dilakukan
sebanyak 2 (dua) kali sehari (Senin hingga hari Sabtu). Ada beberapaa
kriteria yang harus dipenuhi oleh pemasok (UKM) diantaranya kadar
mikroba yang memenuhi standar (< 1.000.000 CFU/ml), total solid 17-
18% dan kadar lemak 3,8 %.
Pada saat susu tiba ditangki penerimaan Cimory, susu diperiksa
kembali dengan uji alkohol 70% untuk mengetahui tingkat asam laktat
pada susu. Selain itu, dilakukan pula uji karbonat untuk mengetahui, ada
atau tidak pengawet dalam susu segar yang dikirim oleh pemasok. Setelah
melewati beberapa tes susu siap untuk diproduksi dan dijadikan beberapa
macam jenis produk yoghurt. Setelah menjadi susu yoghurt, produk siap
untuk dipasarkan seperti Cimory Milk Plus, Cimory Daily Shop, Resto
30

Cimory, Indomaret, Alfa mart, Giant, Hypermart dan tempat belanja


lainnya.

KUD Giri Resto Konsumen


Tani Cimory

KUD Pabrik Kedai


Konsumen
Mega Cimory Cimory,
Mendung Supermarket
Kantor Pusat
KUD Cimory Milk Konsumen
Cipanas Plus
Keterangan
Aliran Produk
Cimory Konsumen
Aliran Uang dan
Dairy Shop
Informasi

Gambar 5. SCM PT. Cimory

4.2.2 Aliran Informasi dan Uang

Untuk pusat informasi semua ditangani oleh kantor pusat Cimory.


Mulai dari permintaan produk kepemasok selama 1 minggu, kebutuhan
produk dari semua distributor dan kantor pusat harus secara
berkesinambungan berhubungan dengan manajemen pabrik Cimory untuk
bertukar informasi. Untuk pemesanan produk Cimory, seperti yoghurt
diatur oleh manajemen kantor pusat dan dengan pembayaran susu kepada
pemasok semua ditangani oleh kantor pusat.
Untuk harga optimal dari setiap liter susu yang dibeli dilihat dari
seberapa baik susu yang diterima Cimory, 2 (dua) faktor yang menjadi
acuan nilai dari 1 (satu) liter susu adalah kandungan mikroba dan total
solid. Semakin banyak mikroba yang terkandung di dalam susu semakin
murah harga susu yang dapat diterima peternak dan semakin tinggi kadar
solid yang ada dalam susu semakin tinggi harga untuk 1 (satu) liter susu.
Pengecekan kandungan ini dilakukan oleh pihak pabrik (bagian RIQA)
31

dan informasi seberapa besar harga setiap liternya langsung


diinformasikan kepada kantor pusat.
4.3. Proses produksi Susu Yoghurt

Setelah kandungan nutrisi dan mikroba susu segar diperiksa yaitu dari
bakteri colicom, total bakteri serta bakteri asam laktat kemudian susu
mengalami proses penghilangan bau dan kemudian disimpan dalam suhu
mininal 4oC atau maksimal 80C. setelah itu, susu mengalami proses
pasteurisasi selama 30 detik dalam suhu 85-900 C.
Pemasok susu

Tangki awal

Tangki Penyimpanan

Proses Pasteurisasi

Yoghurt Drink Yoghurt Stirred

Proses Inkubasi Mixing

Proses Homogenisasi Proses Inkubasi

Mixing Pengemasan

Pengemasan

Penyimpanan

Gambar 6. Proses produksi Susu Yoghurt


32

Setelah proses pasteurisasi selesai, susu dibagi ke dalam dua (2) jenis
yoghurt, yaitu :
1. Yoghurt drink adalah jenis yoghurt cair seperti susu segar yang dikemas
dalam botol plastik, setelah lulus tes uji ditangki penyimpanan, maka susu
melewati proses pasteurisasi pada sebuah saluran mesin untuk menuju ke
proses inkubasi selama 7-8 jam. Pada proses inkubasi susu harus bertahan
pada suhu 38-430 C. Cimory mempunyai tiga (3) mesin inkubasi untuk
yoghurt drink. Setelah melewati proses inkubasi selesai, proses selanjutnya
adalah proses homogenisasi untuk penyamaan globula-globula lemak susu.
Setelah proses homogenisasi selesai susu masuk kedalam tangki
penyimpanan susu untuk dicanpur dengan perasa dan pewarna alami yang
telah diracik oleh bagian QC. Cimory memiliki empat (4) tangki
penyimpanan kapasitas 850 kg untuk yoghurt drink. Setelah pencampuran
selesai, susu akan dimasukan kedalam botol kemasan secara otomatis oleh
mesin. Kapasitas mesin filling adalah 35.000/7 jam. Susu yang telah
dikemas susu akan dimasukan ke dalam storage room (ruang pendingin).
2. Yoghurt stirred adalah yoghurt berbentuk cream seperti es krim yang
ditempatkan dalam cup ukuran sedang 100 ml. Setelah susu melewati
proses pasteurisasi susu akan masuk ke dalam tangki inkubasi selama Tujuh
(7) jam pemanasan pada suhu 43-480 C. Setelah proses ini selesai susu
dimasukan ke dalam tanki mixing untuk dicampur dengan bahan lain seperti
pewarna, selai, perasa. Kemudian susu dikemas kedalam cup secara manual
dengan tenaga manusia. Cimory memiliki satu (1) mesin inkubator untuk
yoghurt Stirred. Setelah semua proses selesai susu disimpan dalam storage
room dengan suhu penyimpanan untuk semua jenis yoghurt adalah 50C
(Lampiran 3).

4.4. Perencanaan Aggregat

Perencanaan bahan baku pada PT. Cimory berawal dari sebuah informasi
marketing, yaitu berbentuk sales forecast. Sales forecast ini merupakan
33

perkiraan penjualan selama satu (1) minggu berdasarkan permintaan pasar.


Dalam sales forecast, Untuk mengetahui kemampuan produksi, pihak
marketing berkoordinasi dengan production planning untuk menentukan
production forecast selama satu (1) minggu. Production planning harus melihat
kemampuan atau kapasitas produksi terpasang pada bulan tertentu, hari kerja
(regular dan over time), dan jadwal maintenance pada mesin dalam
menentukan rencana produksi mingguan untuk produksi yoghurt drink dan
yoghurt stirred. Dalam menentukan kapasitas ada beberapa hal yang harus di
pertimbangkan, dalam hal ini adalah kapasitas inplant yaitu :
1. Kapasitas Desain dalam satu (1) Bulan
Kapasitas desain diukur dari berapa lama mesin inkubator berproduksi,
karena mesin ini adalah mesin yang memiliki rentang waktu terlama di dalam
proses produksi, yaitu tujuh (7) jam/satu kali proses. Kemampuan mesin dalam
memproduksi produk dapat diukur dengan cara perhitungan seperti persamaan
berikut:

Jumlah waktu kerja /bulan/jam


Kapasitas Desain/ bulan = X Efisiensi….(2)
Cycle time/ bulan/jam

a. Simulasi perhitungan kapasitas desain untuk pembuatan yoghurt drink


dan yoghurt stirred
Keterangan:
Jumlah waktu kerja = 16 jam X 25 hari kerja = 400 jam/bulan
Total Istirahat 1 jam
Cycle time mesin inkubator = 7 jam/satu kali proses

400 jam/bulan
Kapasitas desain = = 58 kali proses/bulan
7 jam/sekali proses

Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kapasitas desain untuk


pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred adalah 58 X 5.400 liter = 313.200
34

liter susu segar, atau 1.648.422 botol yoghurt drink dan 3.480.000 cup yoghurt
stirred.
b. Simulasi perhitungan kapasitas efektif untuk pembuatan yoghurt drink
dan stirred

350 jam/bulan
Kapasitas efektif = = 50 kali proses/bulan
7 jam/sekali proses

Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kapasitas efektif untuk


pembuatan yoghurt drink dan yoghurt stirred adalah 50 X 5.400 liter = 270.000
liter susu segar, atau 270.000 X 0.19 = 1.421.053 botol yoghurt drink dan
270.000 X 0.09 = 3.000.000 cup yoghurt stirred.
Dari perhitungan kapasitas desain dan aktual, dapat dihitung utilisasi dan
efisiensi mesin.
Tabel 8. Kapasitas produksi aktual

Kemasan / bulan
yoghurt drink yoghurt stirred
(Botol) (Cup)
323,864 39,080
337,327 38,506
334,301 32,759
288,083 32,184
263,778 32,759
277,102 36,782

Nilai utilitas didapat dari nilai kapasitas aktual dibagi dengan nilai
kapasitas desain setiap disetiap bulannya. efisiensi didapatkan dari nilai aktual
dibagi dengan nilai kapasitas efektif. Hasil dari nilai utilitas dan efisiensi dapat
dilihat pada lampiran 4.

4.5. Pemasaran

Membuat produk yang bermutu adalah motto dari Cimory. Dengan aneka
jenis rasa dan produksi kontinu setiap hari Cimory memiliki pemasaran yang
35

cukup diseluruh pulau Jawa. Selain produknya bermutu, Cimory memiliki


pemasaran sangat baik untuk produknya, Seperti pada Hypermarket, Giant,
Indomaret, Alfamart. Selain itu, Cimory memiliki beberapa tempat penjualan
pribadi yang diberi nama Cimory Milk Plus dan Cimory Dairy Shop. Khusus
untuk daerah Bogor tempat penjualannya (resto) bersatu dengan pabrik Cimory.
Untuk saat ini cimory baru akan merencanakan membuka pabrik baru di daerah
Sentul Bogor dan Semarang untuk menambah kapasitas produksi dan media
untuk meluaskan jaringan pemasarannya

4.6. Perumusan Model Linear Programming

4.6.1 Penentuan Peubah Keputusan

Analisis optimasi yang dilakukan pada PT. Cimory ini bertujuan


memaksimumkan keuntungan perusahaan, peubah keputusan ditentukan
dari jumlah keuntungan dari produk yang dijual setiap bulan nya oleh
PT.Cimory. Produk yang menjadi peubah penelitian diambil dari data
penjualan selama tahun 2010, seperti dimuat pada Tabel 9.
Tabel 9. Peubah jenis yoghurt
Jenis Yoghurt
Yoghurt Yoghurt
Tahun Bulan
Drink Stirred
Juli X11 X21
Agustus X12 X22
September X13 X23
2010
Oktober X14 X24
November X15 X25
Desember X16 X26

Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya keuntungan perusahaan


dari menjual susu yoghurt drink dan stirred jumlahnya berfluktuatif setiap
bulannya (Tabel 10).
36

Tabel 10. Keuntungan Yoghurt per cup

Keuntungan/ kemasan (Rp)


Tahun Bulan yoghurt drink yoghurt strred
Juli 1.182 1.409
Agustus 1.199 1.377
September 1.196 1.000
2010
Oktober 1.129 955
November 1.084 1.000
Desember 1.110 1.276

Keuntungan ini diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan total


setiap bulannya dikurangi biaya produksi selama (1) satu bulan. Dapat
dilihat bahwa keuntungan yang didapat oleh PT. Cimory setiap bulannya
berubah-ubah, dikarenakan penggunaan bahan baku dan bahan
pendukung yang berbeda jumlahnya (Lampiran 5).
Formulasi persamaan fungsi tujuan yang diperoleh berdasarkan
metode penelitian berikut :

2 6
Maks Z= ∑ ∑ (TRij – TCij) Xij
i=1 J=1

2 6
Z= ∑ ∑ Aij Xij
i=1J=1

Z= A11X11 + A12 X12 + A13 +……… + Aij Xij …………...(3)

Keterangan :
Z = Nilai fungsi tujuan / keuntungan yang ingin
Dimaksimumkan (Rp)
TRij = Kontribusi penerimaan dari produk ke-i pada
bulan ke-j (Rp)
37

TCij = Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan


produk ke-i pada bulan ke-j (Rp)
Aij = Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk
ke-i pada bulan ke-j (Rp)
Xij = Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan
ke-j (m)
i = Jenis produk yang dihasilkan (1 = Susu yoghurt drink ; 2 =
yoghurt Stirred)
j = Periode produksi selama enam (6) bulan

Dari perhitungan di atas, dapat dirumuskan fungsi tujuan untuk


memaksimumkan keuntungan dari dua (2) jenis yoghurt yang diproduksi :

Maks Z = 1182 X11 + 1199 X12 + 1196 X13 + 1129 X14 + 1084 X15 +

1110 X16 + 1409 X21 +1377 X22 + 1000 X23 + 955 X24 +

1000X25 + 1276 X26

4.6.2 Perumusan Fungsi Kendala

Kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan


yang meliputi sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Untuk menghasikan
yoghurt yang beraneka macam jenis dan rasa, banyak bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksinya seperti susu, gula, perasa, pewarna,
penguat rasa, bakteri dan kemasan. Untuk banyaknya pengadaan bahan
baku tersebut harus mempertimbangkan beberapa faktor penunjang, agar
bahan baku yang diperlukan tersebut mencukupi kapasitas produksi yang
diinginkan. Faktor penunjang adalah : rentang waktu susu segar yang baik
dan kapasitas mesin per hari. Maka dari itu, manajemen harus mampu
menghitung berapa kapasitas optimum per hari dari bahan baku yoghurt
yang harus tersedia, agar keefektifan produksi dan keuntungan
perusahaan dapat meningkat.
38

1. Koefisien bahan baku


Bahan baku adalah produk awal untuk menciptakan output yoghurt.
Bahan baku ini dijadikan kendala dalam model program linear,
karena semua bahan baku terbatas. Koefisien bahan baku sebagai
berikut :
a. Susu segar
Susu segar adalah bahan baku utama dalam pembuatan susu
yoghurt. Ketersedian bahan baku susu yang tersedia sangat
terbatas dikarenakan Cimory mencari susu yang memiliki mutu
yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan PT.
Cimory. Susu segar dikirim setiap hari oleh pemasok sampai
ditempat produksi untuk setiap jenis yoghurt memiliki kapasitas
isi kemasan yang berbeda (Tabel 11).

Tabel 11. Koefisien susu segar


Kebutuhan Produk
Susu yang Koefisien
RHS
Jenis Segar dihasilkan yang
Bulan Yoghurt (liter) (kemasan) dihasilkan
Juli 62.506 323.864 0,193 70.000
Agustus 65.104 337.327 0,193 70.000
September Yoghurt 64.520 334.301 0,193 70.000
oktober Drink 55.600 288.083 0,193 60.000
November 50.909 263.778 0,193 60.000
Desember 53.481 277.102 0,193 60.000
Juli 3.400 39.080 0,087 70.000
Agustus 3.350 38.506 0,087 70.000
September Yoghurt 2.850 32.759 0,087 70.000
oktober Stirred 2.800 32.184 0,087 60.000
November 2.850 32.759 0,087 60.000
Desember 3.200 36.782 0,087 60.000
39

Untuk kapasitas pengiriman setiap harinya pemasok tidak


memiliki batasan yang tetap, dikarenakan syarat dan ketentuan yang
telah ditetapkan PT. Cimory (Tabel 11).
Berdasarkan Tabel 11. dapat disusun model ketidaksamaan
sebagai fungsi kendala ketersediaan susu segar yaitu :

0,193 X11 + 0,087 X21 <= 70.000

0,193 X12 + 0,087 X22 <= 70.000

0,193 X13 + 0,087 X23 <= 70.000

0,193 X14 + 0,087 X24 <= 60.000

0,193 X15 + 0,087 X25 <= 60.000

0,193 X16 + 0,087 X26 <= 60.000

2. Koefisien Bahan penolong


Untuk membuat susu Yoghurt beraneka rasa, diperlukan beberapa
bahan penolong, yaitu :
a. Gula
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis ke dalam
makanan atau minuman. Untuk setiap jenis yoghurt per kemasan
memiliki kandungan gula berbeda (Tabel 12).
40

Tabel 12. Koefisien bahan penolong gula pasir

Produk
Kebutuhan yang Koefisien
RHS
Jenis Gula Pasir dihasilkan yang
Bulan yoghurt (liter) (kemasan) dihasilkan
Juli 12.955 323.864 0,04 20.000
Agustus 13.493 337.327 0,04 20.000
September Yoghurt 13.372 334.301 0,04 20.000
oktober Drink 11.523 288.083 0,04 20.000
November 10.551 263.778 0,04 20.000
Desember 11.084 277.102 0,04 20.000
Juli 625 39.080 0,016 20.000
Agustus 616 38.506 0,016 20.000
September yoghurt 524 32.759 0,016 20.000
oktober Stirred 515 32.184 0,016 20.000
November 524 32.759 0,016 20.000
Desember 589 36.782 0,016 20.000

Berdasarkan Tabel 12, Model ketidaksamaan untuk fungsi


kendala ketersediaan gula pasir disusun berikut :
0,04 X11 + 0,016 X21 <= 20.000

0,04 X12 + 0,016 X22 <= 20.000

0,04 X13 + 0,016 X23 <= 20.000

0,04 X14 + 0,016 X24 <= 20.000

0,04 X15 + 0,016 X24 <= 20.000

0,04 X16 + 0,016 X26 <= 20.000

b. Pemanis alami
Pemanis buatan adalah bahan tambahan berupa senyawa kimia
yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, atau
41

minuman. Pemanis ini ditambahkan untuk menguatkan rasa


manis pada susu yoghurt. Kapasitas pemanis pada setiap Yoghurt
berbeda-beda. Untuk melihat berapa banyak pemanis yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Koefisien bahan Penolong pemanis

Kebutuhan Produk yang Koefisien


Jenis Pemanis dihasilkan yang RHS
Bulan Yoghurt (liter) (kemasan) dihasilkan
Juli 78 323.864 0,00024 120
Agustus 81 337.327 0,00024 120
September Yoghurt 80 334.301 0,00024 120
oktober Drink 69 288.083 0,00024 120
November 63 263.778 0,00024 120
Desember 67 277.102 0,00024 120
Juli 5 39.080 0,000130 120
Agustus 5 38.506 0,000130 120
September Yoghurt 4 32.759 0,000130 120
oktober Stirred 4 32.184 0,000130 120
November 4 32.759 0,000130 120
Desember 5 36.782 0,000130 120

Berdasarkan Tabel 13, Model ketidaksamaan untuk fungsi


kendala ketersediaan bahan penolong pemanis dapat disusun
berikut :
0,00024 X11 + 0,00013 X21 <= 120

0,00024 X12 + 0,00013 X22 <= 120

0,00024 X13 + 0,00013 X23 <= 120

0,00024 X14 + 0,00013 X24 <= 120

0,00024 X15 + 0,00013 X25 <= 120


42

0,00024 X16 + 0,00013 X26 <= 120

c. Pewarna Alami
Pewarna/zat aditif adalah bahan yang ditambahkan kepada
makanan atau minuman untuk meningkatkan nilai mutu dari
produk yang di produksi. Untuk pewarna sendiri berfungsi untuk
meningkatkan warna buah yang ada didalam susu yoghurt.
Untuk pewarna sendiri masing-masing yoghurt memiliki kadar
berbeda (Tabel 14).

Tabel 14. Koefisien pewarna alami


Kebutuhan Produk yang Koefisien
Jenis pewarna dihasilkan yang RHS
Bulan yoghurt (liter) (kemasan) dihasilkan
Juli 62 323.864 0,00019 100
Agustus 64 337.327 0,00019 100
September Yoghurt 64 334.301 0,00019 100
Oktober Drink 55 288.083 0,00019 100
November 50 263.778 0,00019 100
Desember 53 277.102 0,00019 100
Juli 3 39.080 0,000075 100
Agustus 3 38.506 0,000075 100
September Yoghurt 2 32.759 0,000075 100
oktober Stirred 2 32.184 0,000075 100
November 2 32.759 0,000075 100
Desember 3 36.782 0,000075 100

Berdasarkan Tabel 14. Model ketidaksamaan untuk fungsi


kendala ketersediaan pewarna alami dapat disusun berikut :
0,00019 X11 + 0,000075X21 <= 100

0,00019 X12 + 0,000075X22 <= 100

0,00019 X13 + 0.000075X23 <= 100


43

0,00019 X14 + 0,000075X24 <= 100

0,00019 X15 + 0,000075X25 <= 100

0,00019 X16 + 0,000075X26 <= 100

d. Bakteri
Fungsi dari bakteri ini untuk mengasamkan susu, agar menjadi
yoghurt. Bakteri yang digunakan untuk mengasamkan susu
adalah bakteri X. Koefisien untuk masing-masing jenis yoghurt
dapat dillihat pada Tabel 14. RHS untuk bakteri adalah
perjumlahan kebutuhan yoghurt drink dan yoghurt stirred.
Karena penggunakan bakteri sangat terbatas jadi kapasitas
penggunaan tidak bisa berlebih. Untuk 250 liter sama dengan
penggunaan satu (1) botol bakteri.

Tabel 15. Koefisien bakteri


Kebutuhan Produk yang Koefisien
Jenis Bakteri dihasilkan yang RHS
Bulan yoghurt (Botol) (kemasan) dihasilkan
Juli 250 323.864 0,00077 264
Agustus 260 337.327 0,00077 274
September Yoghurt 258 334.301 0,00077 269
Oktober Drink 222 288.083 0,00077 234
November 204 263.778 0,00077 215
Desember 214 277.102 0,00077 227
Juli 14 39.080 0,000348 264
Agustus 13 38.506 0,000348 274
September yoghurt 11 32.759 0,000348 269
Oktober Stirred 11 32.184 0,000348 234
November 11 32.759 0,000348 215
Desember 13 36.782 0,000348 227
44

Berdasarkan Tabel 15, Model ketidaksamaan untuk fungsi


kendala ketersediaan bakteri dapat disusun berikut :

0,00077 X11 + 0,000348X21 <= 264

0,00076 X12 + 0,000348 X22 <= 274

0,00078 X13 + 0,000348X23 <= 269

0,00077 X14 + 0,000348 X24 <= 234

0,00078 X15 + 0,000348 X25 <= 215

0,00079 X16 + 0,000348 X26 <= 227

3. Kendala ketersediaan jam tenaga kerja langsung


Tenaga kerja langsung pada PT. Cimory Cisarua Bogor berjumlah
150 orang (3 shift). Untuk bagian produksi pembuatan yoghurt
sendiri, karyawan langsung yang bekerja berjumlah 19 orang terbagi
dalam 3 shift dan 2 Shift. Ketersediaan jam tenaga kerja langsung
digunakan untuk memproduksi susu yoghurt untuk dijadikan dasar
perhitungan kendala. Hal ini dikarenakan adanya hubungan jam kerja
kerja dengan tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan produksi
susu yoghurt. ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja
langsung untuk proses produksi susu yoghurt dapat dilihat pada
Tabel 16.
45

Tabel 16. Koefisien jam Tenaga kerja langsung


Jam kerja/ Produksi Koefisien
Tahun Bulan
bulan (jam) (kemasan) (jam/kemasan) RHS
Juli 85 323.864 0,00026 525
Agustus 88,43 337.327 0,00026 525
September 87,67703704 334.301 0,00026 525
Oktober 76,11407407 288.083 0,00026 525
November 70 263.778 0,00027 525
Desember 73,36692308 277.102 0,00026 525

2010 Jam kerja/ Produksi Koefisien


Bulan
bulan (jam) (kemasan) (jam/kemasan)
Juli 72,5 39.080 0,00186 525
Agustus 71,57 38.506 0,00186 525
September 61,99 32.759 0,00189 350
Oktober 61,04 32.184 0,00190 350
November 62,00 32.759 0,00189 350
Desember 68,70 36.782 0,00187 350

Berdasarkan nilai koefisien dan nilai total ketersediaan jam kerja


TKL yang telah diperoleh, maka fungsi kendala jam tenaga kerja
langsung dapat disusun berikut :

0,00026 X11 <= 525

0,00026 X12 <= 525

0,00026 X13 <= 525

0,00026 X14 <= 525

0,00027 X15 <= 525

0,00026 X16 <= 525

0,00186 X21 <= 525


46

0,00186 X22 <= 525

0,00189 X23 <= 350

0,00190 X24 <= 350

0,00189 X25 <= 350

0,00187 X26 <= 350

4. Kendala ketersediaan jam kerja mesin


Cimory memiliki beberapa mesin yang berbeda fungsi dan
kegunaannya yaitu mesin pasteurisasi, mesin inkubasi, mesin mixing,
mesin filling dan mesin homogenisasi. Kapasitas mesin dan waktu
operasinya memiliki batasan berbeda untuk setiap jenis yoghurt yang
diproduksi. Nilai koefisien pada fungsi kendala jam kerja mesin,
merupakan lamanya (jam) penggunaan mesin yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu satuan produk susu yoghurt. Ketersediaan jam
kerja mesin merupakan kemampuan maksimal mesin untuk
digunakan dalam proses produksi. Ketersedian ini merupakan hasil
perkalian dari lamanya pemakaian maksimum sebuah mesin selama
satu hari dengan jumlah hari kerja di PT. Cimory Cisarua Bogor
selama 1 (satu) bulan. Rinciannya sebagai berikut :

Untuk mengetahui ketersediaan jam kerja mesin digunakan rumus :

…………………………………………………(4)
Dimana :

Dij = koefisien jam kerja mesin ke-I untuk memproduksi satu satuan

Produk j (jam/satu satuan produk) dimana, i=1 untuk mesin

pateurisasi, i=2 mesin inkubator, i=3 untuk mesin homogenisasi,


47

i=4 mesin Mixing akhir, i=5 untuk mesin filling

Berdasarkan Lampiran 5. Fungsi kendala jam kerja mesin dapat


ditentukan sebagai berikut:
a. Kendala Jam Kerja Mesin Pasteurisasi
Mesin pasteurisasi digunakan oleh kedua jenis produk.
Prosesnya dilakukan selama 30 detik dengan suhu 70-800 C.
kapasitas isi untuk mesin ini adalah 250 liter yang beroperasi 525
jam per bulan Lampiran 6. disusun koefisien untuk jam kerja
mesin, yaitu:

0,00003 X11 + 0,00003 X21 <= 525


0,00003 X12 + 0,00003 X22 <= 525
0,00003 X13 + 0,00003 X23 <= 525
0,00003 X14 + 0,00003 X24 <= 525
0,00003 X15 + 0,00003X25 <= 525
0,00003 X16 + 0,00003 X26 <= 525

b. Kendala Jam Kerja Mesin Inkubator


Mesin inkubator adalah mesin pemanas 43-480 C. selain untuk
pemanasan susu, mesin ini berguna untuk menjaga suhu agar
tetap stabil. mesin inkubator yoghurt drink berjumlah 3 (tiga)
mesin dan mesin inkubator yoghurt stirred yang digunakan
berjumlah Satu (1) mesin dengan kapasitas 5.400 liter. mesin ini
sekali proses seberlangsung selama 7 jam. Kapasitas jam kerja
mesin untuk yoghurt drink 525 jam per bulan dan untuk yoghurt
stirred 350 per bulannya. Dari Lampiran 6 dapat di susun
koefisien untuk mesin inkubator adalah :

0,001296 X11 <= 525


0,001296 X12 <= 525
0,001296 X13 <= 525
48

0,001296 X14 <= 525


0,001296 X15 <= 525
0,001296 X16 <= 525
0,001296 X21 <= 350
0,001296 X22 <= 350
0,001296 X23<= 350
0,001296 X24 <= 350
0,001296 X25 <= 350
0,001296 X26 <= 350
c. Kendala Mesin Homogenisasi
Mesin homogenisasi digunakan untuk yoghurt drink. Kapasitas
isi untuk mesin ini adalah 10 ton dan waktunya proses
berlangsung dalam waktu 1 jam. Jam kerja mesin yang tersedia
dalam satu (1) bulan berjumlah 525 jam. Dari Lampiran 6 dapat
dirumuskan koefisien untuk mesin homogenisasi adalah :
0,0001 X11 <= 525
0,0001 X12 <= 525
0,0001 X13<= 525
0,0001 X14 <= 525
0,0001 X15 <= 525
0,0001 X16 <= 525
d. Kendala Mesin Mixing
Mesin mixing memiliki kapasitas isi sebanyak 850liter/mesin,
waktu proses selama 10 menit. ada tiga (3) mesin untuk yoghurt
drink dan tiga (3) mesin untuk yoghurt stirred. Dari Lampiran 6
dapat disusun koefisien fungsi kendala berikut :
0,000065 X11 <= 525
0,000065 X12 <= 525
0,000065 X13<= 525
49

0,000065 X14 <= 525


0,000065 X15 <= 525
0,000065 X16 <= 525
0,0002 X21 <= 350
0,0002 X22 <= 350
0,0002 X23<= 350
0,0002 X24 <= 350
0,0002 X25 <= 350
0,0002 X26 <= 350

e. Kendala Jam Kerja Mesin Pengemasan


Untuk mesin pengemas (fiiling) digunakan tenaga langsung
mesin untuk yoghurt drink berkapasitas isi 5.000 botol per jam.
Dan untuk yoghurt stirred pengisian ke dalam cup dilakukan oleh
manusia dengan kapasitas per jam 600 cup. RHS 525 adalah jam
kerja untuk yoghurt drink (3 shift) selama 1 bulan dan RHS 350
untuk yoghurt stirred (2 shift) selama 1 bulan. Berdasarkan
Lampiran 6 dapat disusun koefisien kendala jam kerja mesin
pengemasan berikut :
0,0002 X11 <= 525
0,0002 X12 <= 525
0,0002 X13<= 525
0,0002 X14 <= 525
0,0002 X15 <= 525
0,0002 X16 <= 525
0,00167 X21 <= 350
0,00167 X22 <= 350
0,00167 X23 <= 350
0,00167 X24 <= 350
0,00167 X25 <= 350
50

0,00167 X26 <= 350

5. Kendala Permintaan
Untuk produk yoghurt stirred selain untuk dipasarkan secara
langsung juga ada beberapa konsumen yang memasan secara rutin
setiap harinya. Untuk pemesan tetap, Cimori harus menyediakan
tidak kurang dari 13.750 cup perbulannnya. Untuk kendala
permintaan sebagai berikut :

X21 >= 13.750


X22 >= 13.750
X23 >= 13.750
X24 >= 13.750
X25 >= 13.750
X26 >= 13.750

4.7. Analisis Primal

Analisis primal digunakan untuk melihat kombinasi produksi yang


seharusnya diproduksi oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh
keuntungan yang optimal. Keputusan yang dibentuk pada model Linear
Programming terdiri dari 12 peubah dan dibatasi oleh 12 macam kendala.
Untuk menghasilkan LP optimum diperlukan 12 langkah (step) iterasi. Hasil
lindo untuk optimasi produk yoghurt Cimory dapat dilihat pada Lampiran 7.
Berdasarkan hasil olahan software Lindo output optimal yang dihasilkan
dapat dilihat pada Tabel 17.
51

Tabel 17. Kombinasi optimum produk yoghurt

Kondisi Kondisi Perbedaan


Bulan peubah aktual optimal Persentase
(Kemasan) (Kemasan) Selisih
(%)
Juli X11 323,864 248,138 75,727 23.38
Agustus X12 337,327 264,561 72,766 21.57
September X13 334,301 262,251 72,050 21.55
Oktober X14 288,083 220,643 67,441 23.41
November X15 263,778 193,020 70,758 26.82
Desember X16 277,102 204,894 72,208 26.06
Juli X21 39,080 209,581 -170,501 -436.29
Agustus X22 38,506 209,581 -171,075 -444.28
September X23 32,759 185,186 -152,427 -465.30
Oktober X24 32,184 184,211 -152,027 -472.37
November X25 32,759 185,186 -152,427 -465.30
Desember X26 36,782 187,166 -150,384 -408.85

Pada Tabel 17, diketahui bahwa untuk produk yoghurt drink pada kondisi
aktual lebih besar daripada kondisi optimal. Hal ini tunjukan oleh hasil yang di
dapat bernilai positif, yaitu selama periode enam (6) bulan yogurt drink
mengalami produksi berlebih. Kondisi berlebih tertinggi terdapat pada bulan
Agustus dan Desember 2010, yaitu 72.766 dan 72.208, yang berarti perusahaan
harus mengurangi produk berlebih dan menggantinya dengan produk lain, yaitu
yoghurt stirred. Untuk produksi yoghurt stirred belum mencapai kondisi
optimal ditunjukan oleh tanda negatif dihasilkan. Selisih negatif yang terbesar
pada tahun 2010 terjadi pada bulan Agustus (-171,075). Hal ini menunjukan
bahwa produksi yoghurt stirred masih jauh dari tingkat optimal yang
seharusnya dicapai. Kondisi negatif ini didasarkan pada kebutuhan berlebih
pada saat bulan puasa (Ramadhan, 2010) dan perusahaan belum mampu untuk
52

memperhitungkan berapa produksi optimum untuk membuat yoghurt stirred


pada bulan tersebut.

Bedasarkan analisis primal yang ditunjukan pada Tabel 16 dan penjelasan


yang telah dijabarkan produksi yoghurt stirred masih jauh dari tingkat optimal
yang seharusnya dicapai. Maka dari itu, perusahaan perlu meningkatkan
produksi susu yoghurt stirred dan mengurangi produksi susu yoghurt drink
untuk mencapai tingkat optimum produksi.
Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan untuk memproduksi
susu yoghurt drink dan stirred selama periode Enam (6) bulan tahun 2010
sebesar Rp2.356.998.625 sedangkan hasil analisis optimasi berdasarkan
software Lindo denan keuntungan optimal Rp2.978.937.000, Selisih
Rp621.938.375 didapat perusahaan apabila berproduksi secara optimal.

4.8. Analisis Dual

Jumlah produksi susu yoghurt setiap bulannnya sangat dipengaruhi oleh


ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Ketersediaan sumber daya dapat
dikatakan terbatas, atau tidak terbatas dilihat berdasarkan nilai hasil dual yang
didapatkan. Analisis dual merupakan penilaian terhadap sumber daya yang
dimiliki dengan menilai hasil slack, atau surplus dan nilai dual. Nilai sumber
daya terbatas dilihat dengan nilai slack sama dengan nol. Nilai slack
menunjukan sumber daya langka, atau terbatas, sehingga disebut kendala aktif.
Kendala aktif dapat diartikan sangat memengaruhi keuntungan optimal
perusahaan. Untuk nilai slack atau surplus lebih dari nol dapat diartikan bahwa
sumber daya yang tersedia adalah berlebih yang disebut juga dengan kendala
tidak aktif (pasif). Kendala pasif ini dapat diartikan bahwa sumber daya tersedia
tidak memengaruhi keuntungan optimal perusahaan.
Nilai dual merupakan nilai harga sumber daya yang menunjukkan
besarnya pengaruh terhadap nilai fungsi tujuan akibat penambahan, atau
pengurangan pada nilai sebelah kanan kendala. Nilai dual positif pada sumber
53

daya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumber daya satu satuan,
akan meningkatkan nilai fungsi tujuan nilai dual. Nilai dual negatif pada
sumber daya terbatas menunjukkan bahwa setiap penambahan sumber daya satu
(1) satuan, akan menurunkan nilai fungsi tujuan nilai dual tersebut. Nilai dual
sama dengan nol menunjukkan bahwa sumberdaya dinyatakan berlebih dan
berstatus kendala tidak aktif (pasif). Nilai dual tersebut menunjukkan
penambahan, atau pengurangan pada sumber daya tidak akan mempengaruhi
nilai fungsi tujuan.

4.8.1 Status Penggunaan Bahan Baku Susu Segar

Jumlah bahan baku susu segar untuk pembuatan yoghurt drink dan
stirred untuk setiap bulannya melebihi kapasitas produksi aktual. Hal ini
ditunjukan oleh nilai surplus disetiap bulannya selama periode yang
dianalisis oleh LP. Secara rinci hasil analisis dual penggunaan bahan
baku susu segar dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Status penggunaan bahan baku Susu Segar
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 3.876 0,00000
Agustus 707 0,00000
September 3.275 0,00000
Oktober 1.390 0,00000
November 6.637 0,00000
Desember 4.173 0,00000

Tabel 18 menunjukkan adanya nilai lebih dari nol pada kolom Slack
or Surplus setiap bulannya. Hal ini berarti status penggunaan bahan baku
susu segar dalam kondisi berlebih (surplus) dan nilai dualnya sama
dengan nol setiap bulan, artinya penggunaan bahan susu segar setiap
bulan termasuk kendala tidak aktif yang tidak akan mempengaruhi nilai
fungsi tujuan, apabila terjadi penambahan, atau pengurangan pada bahan
54

baku susu segar. Nilai surplus terbesar ditunjukkan pada bulan November
dan Desember 2010, yaitu 6.637 liter dan 4.173 liter. Hal ini dikarenakan
perusahaan terlalu banyak menerima pasokan susu dari peternak yang
ada. Bedasarkan kebijakan perusahaan untuk susu yang berlebih dapat
disalurkan, atau dijual kembali kepada perusahaan lain, seperti diamond
Es krim. Untuk menanggulangi kelebihan susu, maka perusahaan
memutuskan untuk memasok susu dari dua (2) peternak, yaitu dari
peternak Giri Tani dan Mega Mendung.

4.8.2 Status Penggunaan Bahan Pembantu

Bahan baku pembantu untuk membuat yoghurt terdiri dari beberapa


jenis produk, yaitu :
a. Gula
Gula pasir dijadikan kendala di dalam mengoptimalkan jumlah
yoghurt yang diproduksi. Selain itu, jumlah persediaan gula pasir
untuk setiap bulan masih melebihi kapasitas aktual, dikarenakan
manajemen menerapkan sistem level stok pada setiap bahan
pembantu. Untuk level stok gula pasir adalah dua (2) ribu liter per
sekali kirim. Artinya pemasok gula pasir dapat mengirim kembali
kepada Cimory setelah gula digudang mencapai 2.000 liter. Dengan
pengiriman gula yang tetap (20 liter per sekali kirim).

Tabel 19. Status penggunaan bahan pembantu gula pasir


Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 6.722 0,00000
Agustus 9.083 0,00000
September 9.214 0,00000
Oktober 10.880 0,00000
November 9.317 0,00000
Desember 11.505 0,00000
55

Tabel 19 menunjukkan gula pasir merupakan kendala tidak aktif,


yang ditunjukkan dengan nilai lebih dari nol pada kolom Slack or
Surplus setiap bulannya. Status penggunaan gula pasir berada dalam
kondisi berlebih (surplus) dan nilai dualnya sama dengan nol setiap
bulan, artinya penggunaan gula pasir setiap bulan masih lebih kecil
daripada ketersediaannya di gudang. Nilai surplus terbesar
ditunjukkan pada bulan Desember 2010 sebesar 11.505 liter. Hal ini
dikarenakan perusahaan sengaja melakukan penyimpanan gula untuk
mengantisipasi permintaan yang tinggi menjelang tahun baru,
khususnya yang datang ke Resto Cisarua Bogor.

b. Pemanis
Tabel 20. Status penggunaan bahan pembantu gula pasir
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (RP)
Juli 33,2 0,00000
agustus 29,2 0,00000
September 32,9 0,00000
Oktober 43 0,00000
November 49,6 0,00000
Desember 46,5 0,00000

Pada Tabel 20, ditunjukan bahwa pemanis merupakan kendala tidak


aktif (pasif), dikarenakan nilai surplus lebih dari nol. Untuk nilai
surplus tertinggi selama periode analisis ditunjukan pada bulan
November dan Desember, karena permintaaan yoghurt cukup tinggi,
maka perusahaan harus menyediakan bahan pemanis yang cukup
banyak.
56

c. Pewarna
Tabel 21. Status penggunaan bahan pembantu pewarna
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 37,2 0,00000
Agustus 34,1 0,00000
September 36,3 0,00000
Oktober 44,3 0,00000
November 49,5 0,00000
Desember 47,1 0,00000

Dari hasil Tabel 21 dapat dijelaskan bahwa bahan penolong pewarna


masih berlebih dan dimasukan ke dalam kendala tidak aktif (pasif).
Untuk surplus tertinggi berada pada bulan November dan Desember
yaitu 49,1 dan 47,1 liter. Jadi untuk meminimaliskan berlebihnya
sumber daya, perusahaan harus mengoptimalkan jumlah produksi
agar keuntungan yang didapatkan optimal.

d. Bakteri
Tabel 22. Status penggunaan bahan pembantu bakteri
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 0 1.535.065
Agustus 0 1.577.632
September 0 1.533.334
Oktober 0 1.466.234
November 0 1.389.743
Desember 0 1.405.064

Berdasarkan Tabel 22 untuk bakteri slack or surplus bernilai nol


berbeda dengan kendala lain. Untuk dual prices terbesar terdapat
pada bulan Agustus (Rp1.577.632) yang berarti apabila perusahaan
dapat memproduksi susu dengan menggunakan bakteri sebesar satu
57

satuan, maka perusahaan mendapatkan keuntungan dual price


(Rp1.533.334).

4.8.3 Status Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung (TKL) pada PT. Cimory merupakan tenaga


kerja tetap yang bekerja secara langsung disetiap langkah proses produksi
yoghurt, baik untuk jenis Drink, atau stirred. Tenaga kerja yang dimiliki
PT. Cimory berjumlah 150 orang untuk tiga (3) shift. Untuk pembuatan
yoghurt sendiri karyawan yang ada berjumlah 19 orang untuk 3 shift
pekerja yoghurt drink dan 2 shift untuk pekerja yoghurt stirred. Khusus
untuk tenaga kerja yoghurt stirred, apabila pekerjaan telah selesai dan
waktu masih tersedia, maka karyawan akan menyelesaikan pekerjaaan
untuk produk yang lain. Untuk itu, agar tidak terjadi pemborosan tenaga
kerja, maka tenaga kerja harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Analisis dual penggunaan jam tenaga kerja langsung terhadap
produksi yoghurt drink dan yoghurt stirrred PT. Cimory dapat dilihat
pada Tabel 23.
Tabel 23. Status penggunaan jam tenaga kerja langsung
Dual prices
Bulan Jenis Slack or Surplus (Rp)
Juli 460,50 0,00
Agustus 456,21 0,00
September 456,82 0,00
Drink
Oktober 467,64 0,00
November 472,89 0,00
Desember 471,73 0,00
Juli 135,18 0,00
Agustus 135,18 0,00
September 0,00 246.772,48
Stirred
Oktober 0,00 234.079,29
November 0,00 273.211,26
Desember 0,00 420.875,90
58

Tabel 23 menunjukan bahwa yoghurt drink masih ada pemborosan


waktu kerja karyawan, yang ditunjukan hasil slack or surplus yang lebih
besar dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Nilai surplus
terbesar untuk yoghurt drink ada pada bulan November dan Desember
2010, yaitu 472,89 jam dan 471,73 jam dikarenakan jumlah produksi
tidak optimal. Untuk itu, perusahaan harus memperhitungkan dan
memaksimalkan jam kerja karyawan, seperti mengoptimalkan jumlah
shift setiap harinya. Dari hasil pengurangan kelebihan jam kerja dengan
waktu kerja aktual dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Perbandingan jam kerja aktual dan jam kerja optimal

Jam Jam kerja


Bulan Jenis Slack or Surplus
aktual optimal
Juli 460.50 525.00 64.50
Agustus 456.21 525.00 68.79
September 456.82 525.00 68.18
Drink
Oktober 467.64 525.00 57.36
November 472.89 525.00 52.11
Desember 471.73 525.00 53.27

Untuk mengoptimalkan jam kerja karyawan, maka pengurangann


shift kerja untuk yoghurt drink baiknya dilakukan. Untuk jam kerja
karyawan yoghurt stirred termasuk kendala berstatus aktif karena nilai
slack or surplus bernilai nol dan nilai dual lebih dari nol. Untuk nilai dual
terbesar ada pada bulan desember yaitu 420.875,90. artinya bahwa
apabila perusahaan menaikan tenaga kerja satu (1) satuan, maka
perusahaan mendapat keuntungan Rp. 420.875. Hal ini dikarenakan pada
bulan Desember terjadi peningkatan permintaan susu yoghurt stirred.

4.8.4 Status Penggunaan Jam kerja Mesin


Jam kerja mesin dimasukan ke dalam kendala karena
penggunaannya harus dioptimalkan setiap harinya. Untuk mesin di bagian
59

yoghurt drink dan yoghurt stirred ada beberapa macam, tetapi memiliki
fungsi yang sama.
Dari hasil olahan Lindo diketahui semua penggunaan jam kerja
mesin masih berlebih (kendala pasif), karena nilai slack or surplus
bernilai lebih nol dan nilai dual bernilai nol.
a. Mesin Pasteurisasi
Tabel 25 Status penggunaan jam kerja mesin pasteurisasi
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 511,30 0,00
Agustus 510,78 0,00
September 511,58 0,00
Oktober 512,86 0,00
November 513,66 0,00
Desember 513,29 0,00

Berdasarkan Tabel 25, kendala ini termasuk kendala tidak aktif,


dikarenakan jam mesin yang tersedia untuk produksi masih berlebih,
dengan surplus terbesar pada bulan Desember 2010.
60

b. Mesin Inkubasi
Tabel 26. Status penggunaan jam kerja mesin inkubasi
Slack or Dual prices
Bulan Jenis Surplus (Rp)
Juli 203,42 0,00
Agustus 182,12 0,00
September 185,12 0,00
Drink
Oktober 239,04 0,00
November 274,85 0,00
Desember 259,46 0,00
Juli 78,39 0,00
Agustus 78,39 0,00
September 110,00 0,00
Stirred
Oktober 111,27 0,00
November 110,00 0,00
Desember 107,44 0,00

Berdasarkan Tabel 26, kendala ini termasuk kendala pasif, karena


penggunaan jam mesin belum optimal, disebabkan nilai slack or
suplus yang lebih dari nol dan nilai dual prices sama dengan nol.
Untuk pemakaian jam mesin yang belum optimal terjadi pada bulan
November dan Desember 2010, yaitu untuk yoghurt drink 274, 85
jam dan 259,46 jam dan untuk yoghurt stirred 110 jam dan 107, 44
jam
c. Mesin Homogenisasi
Tabel 27. Status penggunaan jam kerja mesin homogenisasi
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 500,19 0,00
Agustus 498,55 0,00
September 498,78 0,00
Oktober 502,93 0,00
November 505,70 0,00
Desember 504,51 0,00
61

Berdasarkan Tabel 27, mesin homogenisasi masih mengalami surplus


jam kerja dikarenakan nilai slack or surplus lebih dari nol dan nilai
dual prices sama dengan nol. Surplus tertinggi ada pada bulan
November dan Desember, yaitu 505,7 jam dan 504,51 jam
d. Mesin Mixing
Sama dengan mesin lainnya, untuk mesin mixing masih terjadi
kelebihan jam kerja, akibat nilai slack or surplus bernilai lebih dari
nol dan nilai dual prices sama dengan nol. Nilai surplus terbesar
terdapat pada bulan November 2010. Untuk melihat nilai surplus or
slack mesin mixing dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Status penggunaan jam kerja mesin mixing
Slack or Dual prices
Bulan Surplus (Rp)
Juli 508,88 0,00
Agustus 507,80 0,00
September 507,96 0,00
Oktober 510,66 0,00
November 512,46 0,00
Desember 511,69 0,00
Juli 308,08 0,00
Agustus 308,08 0,00
September 312,97 0,00
Oktober 313,93 0,00
November 312,97 0,00
Desember 312,57 0,00
62

e. Kemasan
Tabel 29. Status penggunaan jam kerja mesin pengemas
Dual prices
Bulan Slack or Surplus (Rp)
Juli 475,38 0,00
Agustus 472,08 0,00
September 472,55 0,00
Oktober 480,88 0,00
November 486,40 0,00
Desember 484,02 0,00
Juli 0,00 523830,75
Agustus 0,00 495798,94
September 40,75 0,00
Oktober 42,36 0,00
November 40,75 0,00
Desember 37,44 0,00

Berdasarkan Tabel 29, mesin kemas masih mengalami surplus jam


kerja, karena nilai dari slack or surplus lebih nol dan nilai dual sama
dengan dengan nol. Untuk yoghurt stirred pengemasan dilakukan
manual oleh tenaga manusia, berbeda dengan yoghurt drink yang
menggunakan mesin. Untuk yoghurt stirred tidak semua jam kerja
mesin berlebih, karena pada bulan Juli dan Agustus kendala ini
termasuk kendala aktif, karena jam mesin sudah terpakai secara
maksimum dan apabila perusahaan menambah satu (1) satuan jam
kerja mesin maka perusahaan mendapatkan keuntungan dual prices
Rp. 52.3830,75 dan Rp 495.798,94

4.8.5 Status Permintaan Bulanan Yoghurt Stirred

Cimory memiliki beberapa konsumen tetap yang memesan susu


yoghurt dengan kapasitas telah ditentukan. Konsumennya adalah pemilik
kedai Cimory yang ada di tempat-tempat perbelanjaan. Sistem
pembeliannya adalah pembelian terputus, yaitu Cimory tidak ikut campur
63

mengenai produk yang telah dibeli. Berdasarkan hasil Pengolahan Lindo


untuk Permintaan yoghurt Stirred yang optimal dapat dilihat pada Tabel
30.
Tabel 30. Status permintaan bulanan Yoghurt Stirred
Bulan Slack or Surplus Dual prices
Juli 195.831,00 0,00
Agustus 195.831,00 0,00
September 171.436,00 0,00
Oktober 170.461,00 0,00
November 171.436,00 0,00
Desember 173.416,00 0,00

Dari Tabel 30, permintaan termasuk ke dalam kendala tidak aktif


karena untuk produksi yoghurt stirred masih berlebih setiap bulannya.
Untuk surplus terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2010,
dikarenakan manajemen mengantisipasi adanya permintaan berlebih
disaat liburan sekolah dan puasa Ramadhan.
4.9 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan model


setelah hasil optimasi ada, disamping berfungsi mengetahui sejauhmana hasil
optimasi dapat diperlakukan pada kondisi dan situasi berbeda. Pengaruh
perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari batas kenaikan
(allowable increase) dan penurunan (allowable decrease). Jika perubahan
masih dalam selang increase dan decrease maka tidak akan terjadi perubahan
pada kombinasi produk optimal. Tetapi, jika terjadi perubahan diluar batasan
yang ada, maka nilai dari kombinasi optimal dapat berubah. Semakin kecil
selang kepekaan maka semakin peka terhadap perubahan nilai optimal. Analisis
sensitivitas terbagi atas dua bagian yaitu analisis sensitivitas nilai koefisien
fungsi tujuan dan analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala atau Right
Hand Side (RHS).
64

4.9.1 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan

Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan berguna untuk


mengetahui tingkat perubahan dari nilai fungsi tujuan, yaitu apabila
tujuan yang telah optimal mengalami perubahan, dan mengetahui
sejauhmana nilai koefisien fungsi tujuan dapat digunakan agar tidak
merubah nilai dari kombinasi produk yang dihasilkan. Hasil analisis
sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan model LP pada kondisi optimal
selama periode yang dianalisis untuk produksi susu yoghurt drink dan
yoghurt stirred pada PT. Cimory dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan
Jenis Current Allowable Allowable
Tahun Bulan Peubah
Yoghurt Coef Increase Decrease
Juli X11 1.182 1.935,6 1.182
Agustus X12 1.199 1.808,2 1.199
September X13 1.196 1.045,3 1.196
Drink
Oktober X14 1.129 984,07 1.129
November X15 1.084 1.157,3 1.084
Desember X16 1.110 1.786,6 1.110
2010
Juli X21 1.409 INFINITY 874,8
Agustus X22 1.377 INFINITY 827,9
September X23 1.000 INFINITY 466,4
Stirred
Oktober X24 955 INFINITY 444,7
November X25 1.000 INFINITY 516,3
Desember X26 1.276 INFINITY 787

Tabel 31 menunjukan bahwa untuk yoghurt drink memiliki batas


atas (allowable increase) dan batas bahwa (allowable decrease) untuk
semua bulan yang dianalisis. Untuk produk yoghurt drink di bulan Juli
perubahan yang diperbolehkan agar kombinasi tetap optimum adalah
menaikan koefisien hingga Rp. 1.935,6149, atau menjaga agar koefisien
tetap pada kondisi awal. Berbeda dengan yoghurt stirred yang hanya
memiliki batasan bahwa saja (allowable Decrease). Seperti pada bulan
65

Juli agar kombinasi tetap optimal maka rentang bawah yang


diperbolehkan adalah Rp. 874,7974 dan perubahan pada rentang atas
berapa pun tidak akan mempengaruhi nilai dari kombinasi produk
yoghurt, karena bersifat infinity.
Dari Tabel 30, diketahui bahwa rentang perubahan tersempit berada
pada produk yoghurt drink, maka perusahaan dapat memfokuskan untuk
melakukan perubahan keuntungan, sehingga kombinasi produk optimum
dapat terjaga.
4.9.2 Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan Kendala

Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan (RHS) kendala yang


berfungsi untuk mengetahui seberapa besar nilai kepekaan RHS terhadap
kenaikan dan penurunan nilai koefisien terhadap kombinasi optimum dari
produk yang dihasilkan. Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala
berkaitan dengan status sumber daya. Suatu kendala berstatus pembatas
apabila terdapat nilai batas penurunan dan peningkatan nilai tertentu.
Sedangkan kendala dikatakan bukan pembatas apabila tidak terdapat nilai
tertentu pada nilai batas penurunan dan peningkatan. Kendala bukan
pembatas ditunjukkan oleh adanya nilai tidak terhingga (infinity) pada
nilai batas peningkatan (allowable increase). Hal ini menunjukkan selang
perubahan peningkatan mencapai tidak terhingga. Artinya seberapapun
peningkatan nilai sebelah kanan kendala tersebut tidak akan memengaruhi
solusi optimal.
Optimasi produk menggunakan sensitivitas nilai sebelah kanan
kendala hasil olahan Lindo dapat dijelaskan berikut :

a. Kepekaan Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar


Berdasarkan hasil dual yang telah diperoleh bahan baku susu segar
untuk bulan yang dinalisis mengalami surplus persediaan. Untuk
mengetahui perubahan ketersediaan yang dapat merubah kondisi
optimal, dapat dilihat pada Tabel 32.
66

Tabel 32. Kepekaan ketersediaan bahan baku susu segar

Current Allowable Allowable


Tahun Bulan Peubah
RHS Increase Decrease

Juli X11 70000 INFINITY 3.875,929932


Agustus X12 70000 INFINITY 706,32019
September X13 70000 INFINITY 3.274,501221
2010
Oktober X14 60000 INFINITY 1.389,677612
November X15 60000 INFINITY 6.636,040039
Desember X16 60000 INFINITY 4.172,023926

Berdasarkan Tabel 31, allowable increase menunjukan nilai tak


terhingga, yang berarti berapapun peningkatan perubahan nilai RHS
untuk susu segar tidak akan merubah kombinasi dari produk yoghurt
yang optimal. Untuk allowable decrease susu segar, ada nilai tertentu
yang menjadi rentang pembatas perubahan kombinasi produk
yoghurt. Seperti pada bulan November nilai allowable decrease
6.636,04, yang artinya nilai penurunan RHS untuk susu segar tidak
akan merubah kombinasi optimal, apabila masih dalam rentang 6.636
liter penurunannya, yaitu batas penurunan sampai 53.363,96 liter dari
RHS awal 60.000 liter.

b. Kepekaan ketersediaan gula


Berdasarkan hasil dual yang telah didapatkan bahan baku gula masih
mengalami surplus. Terlihat dari nilai dual yang masih lebih nol.
Maka dari itu, untuk mengetahui seberapa peka nilai RHS terhadap
perubahan kombinasi optimal produk yoghurt, dapat dilihat pada
Tabel 33.
67

Tabel 33. Kepekaan ketersediaan gula pasir

Current Allowable Allowable


Tahun Bulan Peubah
RHS Increase Decrease
Juli X11 20.000 INFINITY 6.721,206543
Agustus X12 20.000 INFINITY 9.082,256836
September X13 20.000 INFINITY 9.213,675781
2010
Oktober X14 20.000 INFINITY 1.0879,5625
November X15 20.000 INFINITY 9.316,239258
Desember X16 20.000 INFINITY 11.504,77246

Berdasarkan Tabel 33, Gula tidak memiliki batas kenaikan RHS


(infinity pada allowable increase) karena berapapun penurunannya
tidak akan memengaruhi nilai dari kombinasi produk yang optimal.
Berbeda dengan batas bawah (allowable decrease) yang memiliki
batas kepekaan terhadap perubahan kombinasi optimal. Seperti
contoh pada bula Juli 2010 kepekaan pada bulan ini sangat tinggi,
ditunjukan oleh allowable decrease 6.721,206543. Artinya, untuk
mempertahankan nilai kombinasi produk optimal perusahaan dapat
menurunkan nilai allowable decrease sampai 6.721,206543 liter,
dimana bila menurunan RHS melebihi rentang yang telah ditentukan,
maka perubahan nilai kombinasi produk akan terjadi.

c. Kepekaan Ketersediaan Perasa


Sama seperti Gula pasir yang masih memiliki surplus di dalam
persediaannya. Perasa pun masih memiliki surplus persediaan
disetiap bulan yang dianalisis. Sensitivitas kepekaan nilai RHS
diperlukan untuk mengetahui berapa besar nilai perubahan batas
kanan pada kendala dapat berubah yang dilihat dari nilai allowable
increase dan allowable decrease ( Tabel 34).
68

Tabel 34. Kepekaan ketersediaan perasa


Current Allowable Allowable
Tahun Bulan Peubah
RHS Increase Decrease
Juli X11 120 INFINITY 33,2
Agustus X12 120 INFINITY 29,2
September X13 120 INFINITY 32,9
2010
Oktober X14 120 INFINITY 43,1
November X15 120 INFINITY 49,6
Desember X16 120 INFINITY 46,4

Pada Tabel 33, dijelaskan bahwa nilai allowable increase bersifat


tidak terbatas (infinity) artinya bahwa berapapun kenaikan nilai RHS
tidak akan merubah nilai dari kombinasi produk dan keuntungan
yang di dapat perusahaan. Penurunan RHS melebihi allowable
decrease dapat merubah nilai kombinasi optimal produk seperti pada
bulan Agustus, yaitu perubahan kombinasi produk dan keuntungan
perusahaan dapat berubah, bila persediaan kurang dari 29,26001 liter.

d. Kepekaan Ketersediaan Pewarna


Untuk melihat kepekaan sensitivitas terhadap pewarna dapat dilihat
pada Tabel 35

Tabel 35. Kepekaan ketersediaan pewarna


Current Allowable Allowable
Tahun Bulan Peubah
RHS Increase Decrease
Juli X11 100 INFINITY 37,135311
Agustus X12 100 INFINITY 34,014969
September X13 100 INFINITY 36,283474
2010
Oktober X14 100 INFINITY 44,262131
November X15 100 INFINITY 49,437321
Desember X16 100 INFINITY 47,032696

Bila dilihat dari Tabel 35 Untuk allowable increase tidak memiliki


batas kenaikan (infinity), dapat diartikan bahwa berapapun kenaikan
69

nilai dari allowable increase tidak akan merubah nilai dari optimasi
produk yoghurt dan keuntungan yang didapatkan. Untuk allowable
decrease perasa bersifat peka. Sebagai contoh pada bulan Agustus
2010, batas kepekaan bawah sampai pada 34,014969. artinya nilai
RHS akan berubah apabila nilai RHS kurang dari 34,014969 liter.

e. Kepekaan Ketersediaan Bakteri


Bakteri adalah bahan penolong penbuatan susu yoghurt yang bersifat
aktif (langka), karena pemakaiannya sangat diperhatikan sekali.
Sensitivitas persediaan bakteri diperlukan agar penggunaannya tetap
optimal dan tidak merubah kapasitas produksi optimal serta
keuntungan perusahaan. Sensitivitas ketersediaan bakteri dapat
dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Kepekaan Ketersediaan bakteri


Current Allowable Allowable
Tahun Bulan Peubah
RHS Increase Decrease
Juli X11 264 16 192
Agustus X12 274 3 202
September X13 269 14 205
2010
Oktober X14 234 6 170
November X15 215 27 151
Desember X16 227 17 162

Berdasarkan Tabel 35 bakteri merupakan kendala yang bersifat peka


terhadap perubahan RHS. Kepekaan tertinggi ada pada bulan
November, dengan batas penurunan sampai pada 151 botol dan
kenaikan sampai batas 17 botol dari RHS awal.

f. Kepekaan Ketersediaan Jam Kerja Tenaga Kerja


Tenaga kerja adalah faktor produksi utama yang merencanakan,
mengatur dan mengendalikan faktor produksi yang lain seperti bahan
baku, jam mesin, dan lain sebagainya. Berdasarkan nilai slack or
70

surplus pada Tabel 37. Hal tersebut menunjukan bahwa tenaga kerja
masih mengalami surplus untuk yoghurt drink dan beberapa sudah
optimal pada yoghurt stirred. Untuk lebih jelasnya berapa perubahan
yang diperbolehkan untuk RHS agar nilai kombinasi optimum tidak
berubah dan keuntungan perusahaan tetap optimal, dapat dilihat pada
Tabel 37.
Tabel 37. Kepekaan ketersediaan jam tenaga kerja
Jenis Current Allowable Allowable
Tahun Bulan Peubah
Yoghurt RHS Increase Decrease
Juli X11 525 INFINITY 460.4843
Agustus X12 525 INFINITY 456.2143
September X13 525 INFINITY 456.8148
Drink
Oktober X14 525 INFINITY 467.6329
November X15 525 INFINITY 472.8846
Desember X16 525 INFINITY 471.7275
2010
Juli X21 525 INFINITY 135.1797
Agustus X22 525 INFINITY 135.1797
September X23 350 46.107777 324.0125
Stirred
Oktober X24 350 48.20359 323.875
November X25 350 46.107773 324.0125
Desember X26 350 41.916168 324.2875

Berdasarkan Tabel 37, jam mesin yoghurt drink memiliki allowable


increase tak terbatas (infinity) yang berarti tidak ada batasan jam
yang dapat merubah kombinasi produk optimal dan untuk allowable
decrease memiliki batasan pengurangan jam kerja. Kepekaan
terbesar ada pada bulan Agustus yaitu 456.214 jam, artinya bahwa
manajemen harus mempertahankan jam kerja selama Agustus, tidak
kurang dari 457 jam. Apabila melebihi dari batas sensitivitas yang
telah ditentukan, maka perusahaan akan merubah tingkat kombinasi
optimal produk yoghurt drink dan stirred.
71

Sama seperti yoghurt drink, yoghurt stitrred untuk semua mesin


masih mengalami surplus jam kerja. Namun ada beberapa yang
memiliki batas kenaikan jam kerja (allowable increase) seperti pada
bulan November, pada bulan ini allowable increase sampai dengan
396,1 jam dari RHS awal (350 jam), dan untuk allowable decrease
sampai pada 324 jam. Apabila manajemen menerapkan jam kerja di
luar rentang yang ada, maka perubahan kombinasi produk yoghurt
drink dan stirred akan terjadi.
g. Kepekaan ketersedian jam kerja mesin
Dari hasil analisis dual untuk jam kerja mesin masih mengalami
kelebihan (surplus) jam kerja. Untuk melihat berapa rentang
perubahan jam mesin yang diizinkan, maka kombinasi produk dapat
optimal dan keuntungan perusahaan tetap dalam keadaan optimum
dapat dilihat pada lampiran 8.
Untuk sensitivitas tertinggi ada pada mesin pasteurisasi dengan nilai
allowable decrease 513,2 jam dari RHS awal 525 jam. Artinya
penurunan jam kerja mesin dapat dilakukan sampai 513 jam per
bulan dari 525 jam pada kondisi awal dan apabila penurunan lebih
dari batas allowable decrease, maka kombinasi produk optimum
dapat berubah.

h. Kepekaan Ketersediaan Produk Permintaan


Permintaan untuk yoghurt drink dan yoghurt stirred setiap bulannya
mengalami perubahan. Khusus untuk yoghurt stirred, selain dijual
secara langsung, juga memiliki konsumen tetap yang harus dipenuhi
jumlah pesanannya. Seperti hasil pada analisis dual, jumlah produk
yoghurt stirred yang disediakan masih berlebih/terjadi surplus. Maka
dari itu untuk melihat berapa jumlah rentang kepekaan terhadap
perubahan kombinasi optimum dapat dilihat pada Tabel 38.
72

Tabel 38. Kepekaan ketersediaan produk permintaan


Current Allowable Allowable
Tahun Bulan Peubah
RHS Increase Decrease
Juli X11 13.750 195.830,83 INFINITY
Agustus X12 13.750 195.830,83 INFINITY
September X13 13.750 171.435,19 INFINITY
2010
Oktober X14 13.750 174.605,16 INFINITY
November X15 13.750 171.435,19 INFINITY
Desember X16 13.750 173.415,77 INFINITY

Berdasarkan hasil dari Tabel 38 terlihat bahwa untuk penurunan


batasan (allowable decrease) pada RHS tidak berpengaruh terhadap
nilai optimum karena bersifat infinity ( tidak terbatas). Namun untuk
allowable increase memiliki batasan kepekaan, seperti pada bulan
November 2010 manajemen dapat memproduksi hingga batas
kenaikan 171,435 agar tidak merubah kombinasi optimum produk
yoghurt drink dan stirred.

4.10 Analisis Post Optimal

Analisis post optimal dilakukan untuk mencari kemungkinan-


kemungkinan dan besarnya perubahan pada solusi optimal, apabila terjadi
perubahan pada koefisien nilai fungsi tujuan dan nilai sebelah kanan kendala.
Pada penelitian yang dilakukan, analisis post optimal akan digunakan dengan
melakukan perubahan terhadap input produksi, yaitu menaikkan total biaya
bahan baku Susu Segar dan mengurangi jumlah TKL untuk bagian produksi
yoghurt stirred.
Analisis post optimal pada penelitian ini difokuskan pada beberapa
skenario, yaitu:
1. Menaikkan total biaya bahan baku susu segar dari harga awal Rp. 3.900,-
menjadi Rp. 4.300,- per liternya. Hal ini didasarkan pada harga tertinggi
73

untuk mutu susu terbaik yang diberi harga oleh perusahaan Rp 4.300 per
liter.
2. Menurunkan tenaga kerja langsung bagian pengemasan untuk yoghurt
stirred dan menggantinya dengan mesin pengemasan, dengan menurunkan
tenaga kerja dari 15 menjadi 9 orang.
4.10.1 Skenario 1
Pada skenario 1 ini perusahaan menaikan biaya bahan baku susu
segar menjadi harga tertinggi (Rp. 4,300 per liter), maka keuntungan
perusahaan setelah mengalami kenaikan bahan baku susu segar dapat
dilihat pada Tabel 39.

Tabel 39. Keuntungan produk Yoghurt Drink dan Stirred


pada Skenario 1
Keuntungan/ cup
Yoghurt drink Yoghurt stirred
Tahun Bulan (Rp) (Rp)
Juli 1.105 1.374
Agustus 1.122 1.342
September 1.118 965
2010
Oktober 1.052 920
November 1.007 965
desember 1.032 1.241

Dari Tabel 39 dapat dirumuskan untuk memaksimumkan fungsi


tujuan sebagai berikut :

Maks Z = 1.105 X11 + 1.122X12 + 1.118 X13 + 1.052 X14 + 1.007 X15 +

1.032X16 + 1.374 X21 +1.342 X22 + 965 X23 + 920 X24 +

1.965 X25 + 1.241 X26

Berdasarkan hasil dari peningkatan biaya bahan baku susu segar


nilai fungsi tujuan pada model mengalami perubahan. Kondisi optimum
74

yoghurt drink dan stirred yang didapatkan setelah diolah oleh Software
Lindo dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Kombinasi produk optimum pada Skenario 1

Kondisi
Bulan Peubah Kondisi aktual
optimal
Juli X11 323.864 248.137,5
Agustus X12 337.327 248.137,5
September X13 334.301 262.250,7
Oktober X14 288.083 220.642,5
November X15 263.778 193.019,9
Desember X16 277.102 204.894,0
Juli X21 39.080 209.580,8
Agustus X22 38.506 209.580,8
September X23 32.759 185.185,1
Oktober X24 32.184 184.210,5
November X25 32.759 185.185,1
Desember X26 36.782 187.165,7

Berdasarkan hasil olahan lindo, keuntungan yang didapatkan pada


skenario 1 adalah Rp. 2.830.538.000. (Lampiran 9).

4.10.2 Skenario 2
Pada analisis post optimal skenario 2, model diuji dengan
melakukan perubahan pada koefisien fungsi kendala, yaitu menurunkan
TKL untuk produksi yoghurt Stirred dari 15 orang menjadi 9 orang.
Dasar asumsi tersebut didasarkan pada tenaga manusia untuk bagian
filling diganti dengan tenaga mesin yang bertujuan untuk mempercepat
proses filling. Adaanya pergantian ini, koefisien mesin filling untuk
yoghurt stirred dan jam tenaga kerja manusia berubah (Tabel 41).
75

Tabel 41. Perubahan jam kerja mesin kemasan Yoghurt Stirred

penggunaan
Bulan Peubah per bulan Produksi Koefisien RHS
(jam)
Juli X21 7,82 39.080 0,00020 525
Agustus X22 7,82 38.506 0,00020 525
September X23 7,82 32.759 0,00024 350
Oktober X24 7,82 32.184 0,00024 350
November X25 7,82 32.759 0,00024 350
Desember X26 7,82 36.782 0,00021 350

Dari Tabel 41 dapat dijadikan sebuah kendala baru berikut :

0,00020 X21 <= 350


0,00020 X22 <= 350
0,00024 X23 <= 350
0,00024 X24 <= 350
0,00024 X25 <= 350
0,00021 X26 <= 350

Tabel 42. Perubahan jam kerja tenaga kerja langsung

Jam kerja/ Produksi Koefisien


Bulan bulan (jam) (kemasan) (jam/kemasan) RHS
Juli 51,75 39.080 0,001324 525
Agustus 50,99 38.506 0,001324 525
September 43,44 32.759 0,001326 350
Oktober 42,69 32.184 0,001326 350
November 43,44 32.759 0,001326 350
Desember 48,73 36.782 0,001325 350

Nilai koefisien kendala ketersediaan jam kerja TKL pada skenario 2


dapat dilihat pada Tabel 42.

0,001324 X21 <= 525


76

0,001324 X22 <= 525

0,001326 X23 <= 350

0,001326 X24 <= 350

0,001326 X25 <= 350

0,001325 X26 <= 350

Sebelum analisis Lindo dilakukan terlebih dahulu mencari


keuntungan optimum setelah pengurangan tenaga kerja. Hasil dapat
dilihat pada Tabel 43.

Tabel 43. Keuntungan Produk Yoghurt Drink dan Stirred pada Skenario 2
keuntungan/ cup
yoghurt drink yoghurt strred
Tahun Bulan (Rp) (Rp)
Juli 1.228,42 1.600,49
Agustus 1.243,70 1.376,97
September 1.240,38 99,95
2010
Oktober 1.180,87 954.84
November 1.141,21 999,95
Desember 1.163,81 1.276,23

Berdasarkan hasil dari pengurangan biaya produksi atas


perampingan karyawan bagian yoghurt stirred, maka fungsi tujuan
adalah :

Maks Z = 1.229 X11 + 1.244 X12 + 1.241 X13 + 1.189 X14 + 1.142 X15 +

1.164 X16 + 1.600 X21 +1.377 X22 + 1.000 X23 + 955 X24 +

1.000 X25 + 1.277 X26


77

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis Lindo pada Skenario


2, dapat dilihat pada Lampiran 10, keuntungan perusahaan bertambah
lebih lebih besar dari keuntungan awal (Rp3.367.956.000). Untuk melihat
kombinasi optimum yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 44.

Tabel 44. Kombinasi produk optimal produk Yoghurt Drink dan Stirred

Bulan Peubah Kondisi aktual Kondisi optimal

Juli X11 323.864 220.803,2


Agustus X12 337.327 236.866,4
September X13 334.301 227.108,7
Oktober X14 288.083 184.603,6
November X15 263.778 157.877,9
Desember X16 277.102 170.981,5
Juli X21 39.080 270.061,7
Agustus X22 38.506 270.061,7
September X23 32.759 263.951,7
Oktober X24 32.184 263.951,7
November X25 32.759 263.951,7
Desember X26 36.782 264.150,9

Secara keseluruhan, perbandingan nilai keuntungan (Lampiran 11).


menunjukkan nilai terendah pada hasil post optimal skenario 1. Hal ini
dikarenakan kenaikan biaya bahan baku susu segar dari Rp3,900 menjadi
Rp4.300 menambah biaya produksi secara keseluruhan. Untuk nilai
keuntungan terbesar ada pada post optimal skenario 2. Hal ini
dikarenakan pengurangan tenaga kerja pada bagian pengemasan yoghurt
stirred dan menggantinya dengan tenaga mesin secara langsung yang
mengurangi biaya produksi untuk tenaga kerja dan menurunkan nilai
koefisien untuk jam kerja mesin filling bagian yoghurt stirred.
78

4.11. Implikasi manajerial

Dari hasil perhitungan Lindo yang telah dilakukan, dapat diberikan


informasi berguna bagi PT. Cimory untuk mengatur kapasitas produksinya di
masing-masing bagian produksi yaitu untuk yoghurt drink dan stirred. hasil
perhitungan Lindo menunjukan bahwa untuk persediaan bahan baku susu segar
masih banyak mengalami surplus, maka pihak manajemen harus dapat
memperhitungkan berapa kapasitas pemesanan yang harus dipesan kepada
peternak. Begitu juga dengan bahan penolong untuk pembuatan yoghurt.
sehingga tidak terlalu banyak menyimpan stok, atau perputaran keuangan dapat
berjalan dengan baik.
Untuk kapasitas mesin masih banyak waktu yang terbuang, dikarenakan
kapasitas produksi yang belum optimal, maka perlu ditingkatkan jam kerja
mesin sesuai dengan kapasitas produksi optimal, Disamping mengurangi jam
kerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai