Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Nadia Aprilia (0506202044)
2. Novy Arisca (0506202039)
3. Dita Ananda Bangun (0506202061)
4. Yuniar Pangesti (0506202083)
KATA PENGHANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A. pengertian act (tindak lanjut)........................................................................................2
B. Prinsip-Prinsip ACT..........................................................................................................6
C. Faktor-faktor Yang Berpotensi Mengalami ACT...........................................................6
A. Tindakan Pada Act.......................................................................................................10
B. ACT Dalam Persefektif Islam.....................................................................................11
F. CONTOH PROGRAM TINDAK LANJUT...............................................................13
BAB III......................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................19
A. Kesimpulan...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Act merupakan siklus atau lanjutan dari c atau check yang merupakan dari bagian
PDCA.
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan
masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk
memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih
jauh keproses perbaikan selanjutnya. Berarti Proses pada tahap action yaitu
menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga
meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinnya sebelum
implementasi berikutnya Implementasi tahap action ini dimaksudkan untuk menhawab
bagaimana tindak lanjut untuk melaksanakan keseluruhan rencana peningkatan
perbaikan, termasuk perbaikan kelemahan kelemahan yang telah ditemukan.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan pengertian act (tindak lanjut)
2. Menjelaskan Prinsip-prinsip Act tindak lanjut
3. Menjelaskan Faktor-kator yang berpotensi mengalami act
4. menjelaskan tindakan pada act
5. menjelaskan act dalam perspektif islam
6. menjelaskan contoh dari sebuah program tindak lanjut
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian act (tindak lanjut)
Act adalah siklus atau lanjutan dari c atau check yang merupakan dari bagian
PDCA.
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan
masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk
memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih
jauh keproses perbaikan selanjutnya.
2
Act Juga disebut "Menyesuaikan", fase tindakan ini adalah di mana suatu proses
ditingkatkan. Catatan dari fase "lakukan" dan "periksa" membantu mengidentifikasi
masalah dengan proses. Isu-isu ini mungkin termasuk masalah, ketidaksesuaian,
peluang untuk perbaikan, inefisiensi, dan masalah lain yang menghasilkan hasil
yang ternyata kurang optimal. Akar penyebab masalah tersebut diselidiki,
ditemukan, dan dihilangkan dengan memodifikasi proses. Risiko dievaluasi
kembali. Pada akhir tindakan dalam fase ini, proses memiliki instruksi, standar, atau
tujuan yang lebih baik. Perencanaan untuk siklus berikutnya dapat dilanjutkan
dengan baseline yang lebih baik. Pekerjaan pada tahap do berikutnya tidak boleh
membuat masalah yang teridentifikasi terulang kembali; jika ya, maka tindakan itu
tidak efektif.
Proses pada tahap action yaitu menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan
yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses
untuk memperbaikinnya sebelum implementasi berikutnya Implementasi tahap
action ini dimaksudkan untuk menhawab bagaimana tindak lanjut untuk
melaksanakan keseluruhan rencana peningkatan perbaikan, termasuk perbaikan
kelemahan kelemahan yang telah ditemukan
3
dari temuan pemeriksaan yang dilaporkan Termasuk temuan temuan yang berkaitan
yang diperoleh oleh pemeriksa baik intern maupun ekstern.1
1
Akmal 2006 Pemeriksaan Intern (internal Audit) Jakarta PT INDEKS Kelompok
Gramedia.
2
Hiro Tugitan 1997 Stundar Profesional Audit Internat Yogyakarta :Kanisius
4
Di dalam menentukan prosedur tindak lanjut yang tepat terdapat berbagai faktor
yang harus dipertimbangkan. Menurut Hiro (1997) faktor faktor tersebut adalah:3
1 Pentingnya temuan yang dilaporkan
2 Tingkat usaha dan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki
kondisi yang dilaporkan
3. Risiko yang mungkin terjadi jika tindakan korektif yang dilakukan
dan ternyata hasilnya tidak berhasil (gagal)
4 Tingkat kesulitan pelaksanaan tindakan koreksi
5. Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan koreksi Untuk
temuan pemeriksaan yang dianggap penting manajemen harus melaksanakan
tindakan koreksi sesegera mungkin. Selain itu pemeriksa intern harus terus
memonitor tindakan koreksi yang dilakukan manajemen tersebut karena dapat
terjadi berbagai akibat yang mungkin ditimbulkan dari dampak tersebut sangat besar
sehingga diperlukan tindakan koreksi secepatnya
Ada kemungkinan dalam pelaksanaan pemeriksaan unit pemeriksa mtern
memandang tindakan koreksi alch managemen telah cukup dilakukan jika
dibandingkan secara relatif dengan pentingnya temuan pemeriksaan. Dalam hal-hal
tertentu tindak lanjut dapat dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan yang akan
dilakukan kemudian.
Prosedur untuk penjadwalan melaksanakan tindak lanjut harus didasarkan pada
risiko dan kerugian yang terkait juga tingkat kesulitan dan perlunya ketepatan waktu
dalam penerapan tindakan korektuf.4 Lebih tanjut Akmal (2006) menjelaskan
prosedur untuk melaksankan tindak lanjut adalah sebagai berikut:5
1. Memberikan batas waktu yang disediakan bagi manajemen untuk melaksanakan
tindakan korek
2. Melakukan evaluasi terhadap laporan tindakan koreksi yang dilakukan
manajemen
3. Melakukan verifikasi terhadap tindakan koreksi yang dilakukan manajemen.
4. Melakukan pemeriksaan terhadap tindak lanjut jika diperlukan.
3
Ibid
4
Ibid
5
Akmal,Opcit
5
Untuk tindakan koreksi yang kurang memuaskan dapat melaporkan pada
tingkatan manajemen yang sesuai termasuk risiko yang masih ada untuk
memberikan tindakan tambahan sehingga tindakan koreksi menjadi memuaskan
B. Prinsip-Prinsip ACT
Prisip-prinsip Act atau perbaikan berkelanjutan sebagai salah satu pilar mutu untuk
memperbaiki kondisi dari ketujuh komponen Act menuju organisasi bermutu total,
dilakukan dengan cara berikut
6
Arcaro, Jerome S. 2005. PENDIDIKAN BERBASIS MUTU.PRINSIP-PRINSIP
PERUMUSAN DAN TATA LANGKAH. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
6
2) keterlibatan total,
3) pengukuran,
4) komitmen,
5) perbaikan berkelanjutan.
Perbaikan berkelanjutan atau act sebagai salah satu pilar mutu dalam
mewujudkan organisasi yang bermutu total difokuskan pada tujuh faktor, meliputi:
7
Menurut Sanders (1993), perilaku berbahaya terjadi melalui tiga fase yang bekerja
secara bertahap, yaitu:
1) Tingkat Manajemen
3) Individu
Faktor-faktor Personal
a. Kemampuan kognitif
8
kesalahan (error) dan lupa (lapses) di dalam fungsi-fungsi kognitid menyebabkan
timbulnya situasi berbahaya.
1. Kesehatan
Pekerja yang sedang sakit atau memiliki kesehatan yang buruk cenderung
mendapatkan kecelakaan kerja lebih tinggi. Salah satu kelemahan fisik yang
berhubungan dengan kecelakaan kerja adalah penglihatan yang tidak baik.
2. Kelelahan
3. Pengalaman Kerja
4. Karakteristik Kepribadian
Namun teori ini sulit dibuktikan, karena jika dilakukan penelitian pada jenis
industri yang berbeda, dengan dua orang yang memiliki kepribadian yang sama, maka
orang yang bekerja pada industri berbahaya yang akan memiliki kecenderungan lebih
besar mengalami kecelakaan kerja. jadi, kecelakaan lebih karena kesempatan, bukan
9
karena karakteristik pribadi. Dalam teori accident liability, seseorang cenderung
mendapatkan kecelakaan kerja bukan karena karakteristik kepribadian, melainkan
karena individu berada dalam situasi kerja khusu yang bisa berubah-ubah sepanjang
waktu. 9
Ada 2 jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang dicapainya,
antara lain:
Dari dua point di atas dapat diketahui bahwa act merupakan bentuk Menindak
lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap pengecekan. Arti lainnya adalah
9
Analisis faktor-faktor tindak lanjut, Ayu Diah Pratiwi, FKM UI, 2012
10
mencapai tujuan dan menstandarisasikan proses atau belajar dari pengalaman untuk
memulai lagi pada kondisi yang tepal.10
Menindaklan juti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti
juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk nemperbaikinya sebelum
implementasi berikutnya. Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi
perubahan, seperti mempertimbanskan area mana saja yang mungkin diterapkan,
merevisi proses yang sudah diperbaliki, melakukan modifikasi standar; prosedur dan
kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan supplier
atas perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang jelas,
dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor perubahan dengan
melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur.
Siklus tersebut akan kembali lagi ke tahap perencanaan (Plan) untuk melakukan
peningkatan proses selanjutnya sehingga terjadi siklus peningkatan proses yang terus
menerus (Continuous Process Improvement).1112
Dalam sudut pandang Islam mengenai konsep check and action diistilahkan
dengan menggunakan kata at-tadbir (Penindaklanjutan), at-tadbir menurut bahasa
indonesia perihal mengurus atau mengatur (memimpin, mengelola); pemerintahan;
administrasi . Kata ini berasal dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam
Alquran seperti firman Allah swt. yang artinya:
Artinya: "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu:
(QS. As-Sajdah ayat 5)
Dari isi kandungan diatas dapatlah diketahui bahwa Allah swt. adalah pengatur
alam (Al-Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran
Allah swt. dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan
10
Nuri aslami,2020 pengantar system manajemen mutu perspektif islam
11
GasperZ,Vincent. 2001.Penerapan Total Quality Management in Education. Jakarta :
Gramedia. Hal. 50-53
12
Finna aqhninna,wiedy martini. Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Volume 4, No.3, Agustus 2020
11
dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi
dengan sebaik- baiknya sebagaima Allah mengatur alam raya ini.
Hal ini berbeda dengan perilaku dalam manajemen konvensional yang sama
sekali tidak terkait bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid orang-orang yang menerapkan
manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan melekat, kecuali dari
atasannya. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah diupayakan menjadi amal saleh
yang bernilai abadi.
Kata ihsan bermakna melakukan sesuatu dengan baik, secara maksimal dan
optimal. Bahkan dalam hadis itu pada penyembelihan binatang, harus dilakukan dengan
cara yang baik dan hati-hati dan dikaitkan denngan agama, yaitu harus disertai dengan
sebutan nama Allah sebelum menyembelih. Jika tidak menyebutkannya maka
penyembelihan tidak sah.ini menunjukkan bahwa dalam segala sesuatu tidak boleh
gegabah dan melakukan seenak hati. Dengan inatang maupun dengan musuh sekalipun
umat Islam tetap dianjurkan berperilaku baik dan penuh etika, apalagi terhadap sesama
muslim.1314
13
Nuri aslami,2020 pengantar system manajemen mutu perspektif islam
14
Prenada Media. Hal. 43-44. Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan dalam
Pelayanan. Jakarta
12
"Diantara baiknya, indahnya keislaman seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang
tidak bermanfaat." (Matan lain: Ibnu Majah 3966)
Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak
pernah direncanakan. Jika perbuatan itu tidak direncanakan, maka tidak termasuk dalam
kategori yang baik. Adapun langkah-lagkah menerapkan manajemen syan'ah yang
berkualitas adalah DEkerja dengan sungguh-sungguh, dilakukan secara terus-menerus,
dan tidak asal-asalan, dilakukan secara bersama-sama, dan mau belajar dari kegagalan
diri dan keberhasilan orang lain.
Evaluasi Program dan Tindak Lanjut adalah salah satu komponen manajemen
program yang esensial dalam program bimbingan dan konseling. Evaluasi merupakan
pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program substansi
pendidikan. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, komponen penilaiannya dikenal
dengan Penilaian Berbasis Kelas. Hasil penilaian sikap perlu dimanfaatkan dan ditindak
lanjuti. Hasil pengukuran dan penilaian sikap anak didik dalam kelas, tujuan utamanya
bukanlah untuk dilaporkan dalam bentuk angka, seperti nilai penguasaan pengetahuan
(domain kognitif) atau keterampilan (domain psikomotor). Secara terperinci, hasil
pengukuran dan penilaian sikap dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Pembinaan sikap anak didik, baik secara pribadi maupun klasikal, perlu
memperhatikan teori pembentukan dan perubahan sikap. Sebagian dari teori itu
telah dijelaskan penilaian bagian awal dari naskah pedoman ini.
2. Perbaikan proses pembelajaran, misalnya secara umum anak didik menunjukkan
sikap negatif terhadap pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu, ada
kemungkinan anak didik belum dapat menyerap dengan benar materi pelajaran
dan belum dapat memahami dengan benar konsep-konsepnya. Dalam hal ini,
pendidik perlu mengkaji lebih mendalam dan mungkin purlu memberikan
perhatian khusus dan penekanan-penekanan tertentu dalamproses pembelajaran.
3. Peningkatan profesionalitas pendidik. Hasil pengukuran dan penilaian sikap
dapat dimanfaatkan pula dalam rangka pembinaan profesionalisme pendidik.
Berdasarkan hasil pengukuran dan penilaian sikap, pendidik dapat memperoleh
13
informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan
persepsi anak didik. Informasi tersebut sangat bermanfaat dalam rangka
melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pribadi dan
kemampuan profesional pendidikan. 15
Tujuan Progam Tindak Lanjut Tujuan dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk
mengoptimalkan hasil belajar anak didik. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut
yang dapat dilakukan pendidik dalam upaya mengoptimalkan penguasaan anak didik
(Ruhimat, 2007).
15
S Muhammad Zain. 2017. Ekonomi dan Bisnis Islam. D7uikkkepok: PT RajaGrafindo
Persada. Hal. 115-116.
14
Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Belajar di sekolah terkait
dengan beberapa hal. Dalam bertindak belajar, anak didik berhubungan dengan
pendidik, bahan belajar, pemerolehan pengetahuan dan pengalaman, dan tata cara
evaluasi belajar. Di samping itu, anak didik secara intern menghadapi disiplin,
kebiasaan dan semangat belajarnya Belajar sendiri.16
1. Faktor Internal
16
Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan dalam Pelayanan. Jakarta: Prenada Media.
15
Faktor yang berasal dari anak didik itu sendiri, tanpa adanya dorongan dari luar
dalam hal belajar yang di lakukanya selama ini. Faktor interm yang dialami dan dihayati
oleh anak didik yang berpengaruh pada proses belajar seperti:
b. Motivasi Belajar
c Konsentrasi Belajar
f.Kebiasaan belajar 17
2 Fator Ekternal
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik anak didik. Dengan kata lain
aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik.
Program pembelajar sebagai rekayasa pendidikan pendidik disekolah merupakan faktor
ekstern belajar. Faktor-faktor ekstern tersebut adalah sebagai berikut:
d. Kebijakan Penilaian
e. Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Belajar di sekolah terkait dengan
beberapa hal. Dalam bertindak belajar, anak didik berhubungan dengan pendidik, bahan
belajar, pemerolehan pengetahuan dan pengalaman, dan tata cara evaluasi belajar. Di
samping itu, anak didik secara intern menghadapi disiplin, kebiasaan dan semangat
belajarnya Belajar sendiri.
Arcaro, Jerome S. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu. Prinsip-prinsp Perumusan dan Tata
17
16
Pendidik selaku pembelajar bertindak membelajarkan, dengan mengajar.
Pendidik selaku pengamat, melakukan pengamatan terhadap perilaku anak didik
dalam pengamatan tersebut pendidik juga mewawancarai anak didik atau teman
belajarnya. Jadi ada perbedaan peran pendidik, yaitu peran membelajarkan dan
peran pengamat untuk menemukan masalah-masalah belajar.bila masalah anak
didik ditemukan, maka sebagai pendidik, pendidik berusaha membantu
memecahkan msalah belajar.
2. Analisis hasil belajar
Analisis hasil belajar anak didik merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada
tempatnya dikuasai dan dikerjakan oleh pendidik. Dalam menganalisis hasil
belajar pendidik memulai sejak awal semester, sejalan dengan desain
instuksional.
3. Tes Hasil Belajar
Pada penggal proses belajar dilancarkan tes hasil belajar.adapaun jenis tes yang
digunakan umumnya digolongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis
terdiri dari tes esai dan tes objektil. 1819
18
Gasper z, Vincent. 2001. Penerapan Total Quality Management in Education. Jakarta :
Gramedia
19
Akmal. 2006. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Jakarta : PT. INDEKS Kelompok
Gramedia
17
2 Peningkatan hasil belajar
Setelah mengetahui berbagai bentuk kegagalan yang ada maka perlu diadakan
peningkatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang maksimal akan mengakibatkan
hasil belajar yang baik. Atau dengan solusi yang kita ajukan haruslah mengarah pada
upaya untuk menanggulangi kegagalan dan menguatkan pendukung keberhasilan belajar
peserta didik.
20
Zain, Muhammad. 2017. Ekonomi dan Bisnis Islam. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Makalah ini kita dapat mengetahui apa itu pengertian act (tindak lanjut),
Prinsip-prinsip Act tindak lanjut, Faktor-kator yang berpotensi mengalami act, tindakan
pada act, act dalam perspektif islam dan mengetahui contoh dari sebuah program tindak
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal 2006 Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Jakarta PT INDEKS
Arcaro, Jerome S 2005 Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsp Perumusan dan Tata
Langkah Yogyakarta Pustaka Pelajar Offset
Kanisius Zain, Muhammad. 2017. Ekonomi dan Bisnis Islam Depok PT RajaGrafindo
Persada
19