Anda di halaman 1dari 20

SUB BUDAYA DAN PERILAKU

KONSUMEN

AYU RESPATI RACHMADANI


RIZKI CHANDRA
(55117110162)
(55117110227)
Kelompok :
09
OUTLINE

I. TEORI SUB BUDAYA


II.BEDAH JURNAL
TEORI SUB
BUDAYA DAN
PERILAKU
KONSUMEN
SUB BUDAYA
SUB BUDAYA adalah kelompok budaya berbeda yang ada sebagai
segmen yang dapat dikenali dalam masyarakat tertentu yang lebih luas
dan lebih kompleks.

PROFIL BUDAYA
MASYARAKAT

Gabungan dari 2 unsur yang berbeda, yakni :


1.Kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan unik yang dianut oleh para
anggota subbudaya tertentu.
2.Tema budaya yang pokok atau inti yang dipakai bersama oleh
sebagian besar penduduk tanpa memandang keanggotaan subbudaya
tertentu
SUB BUDAYA KEBANGSAAN
 SUBBUDAYA KEBANGSAAN merupakan tempat
kelahiran leluhur. Kebangsaan merupakan salah satu
hal yang penting dalam subbudaya.
 Ada berbagai warga kebangsaan yang tinggal di
Indonesia, seperti : Malaysia, China, India, Arab.
 Mereka biasanya hidup dengan kelompok-kelompok
dan memiliki rasa serta dan kecenderungan yang
sama.
SUB BUDAYA KEAGAMAAN
SUB BUDAYA KEAGAMAAN mempengaruhi perilaku konsumen
dalam pembelian sebuah produk/ jasa.

 Di Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam, mengharuskan


sertifikasi halal untuk setiap produk yang berhubungan dengan
makanan.
 Di Bali yang sebagian besar beragama Hindu, mengharuskan tidak
memasarkan produk makanan yang mengandung daging sapi.
 Agama Budha dan agama Kristen Advent yang tidak mengkonsumsi
daging, membuka rumah makan vegetarian.
SUB BUDAYA RAS
• Perbedaan etnis (ras) seperti warna kulit, profil wajah, tinggi badan,
dan lain-lain, juga berbeda
• Etnis adalah kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai
spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda yang
dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya
namun tidak mutlak. Etnis Sunda pada umum berkulit sawo matang
dan beragama islam, Etnis Papua yang berkulit hitam dan beragama
Kristen.
• Pulau- pulau terdiri bermacam-macam etnis yang berbeda yang
memiliki latar belakang, sejarah, norma, dan keunikan tersendiri :
Suku Aceh, Suku Batak, Suku Minangkabau, Suku Jawa, Suku Sunda,
Suku Bali, Suku Dayak, Suku Bugis dan Makasar, Suku Halmahera,
Suku Asmat dan Dani
SUB BUDAYA UMUR

Kita pasti mendengar musik yang berbeda,


menggunakan pakaian yang berbeda, membaca
majalah/ buku yang berbeda, menikmati saluran
TV yang berbeda sesuai dengan umur kita

PASAR GENERASI
SENIOR X

BABY BOOMER
GENERASI SENIOR / LANJUT
USIA

 Merupakan generasi kelahiran sebelum


kemerdekaan Indonesia 1945.
 Mereka biasanya lebih kolot dan tentunya masih
belum banyak tercemar oleh lingkungan yang
bersifat negatif.
BABY BOOMER
Yang dimaksud dengan baby boomer adalah berumur antara 30-an -
40-an, memasuki tahun-tahun puncak penghasilan dan
pengeluarannya. Kelompok ini menekankan arti pentingnya
kesehatan dan olahraga serta pendidikan.
Para boomer yang berstatus orang tua baru adalah pasar yang paling
menarik bagi para pemasar.
Karakteristik konsumen boomer :
- Baby boomer cenderung mempunyai motivasi.
- Senang membeli untuk mereka sendiri,
- Berorientasi konsumsi.
- Ketika baby boomer menjadi tua membutuhkan/ inginkan
perubahan pada produk dan jasa
GENERASI X
• Berusia antara 18 sampai 29 tahun yang membelanjakan uang mereka sekitar
$125milyar setahun.
• Mampu survive diantara 2 generasisebelum dan sesudahnya yang berbeda
karakter
• Mengusung icon “saya”
• Budaya yang dominan adalah budaya pop
• Pada saat ini mulai ada ledakan informasi yang besar
• Falsafah yang diambil “Kerja untuk hidup”, generasi ini sangat menikmati gaya
hidup yang memberi kebebasan/fleksibilitas, kepuasan dalam bekerja lebih
dipentingkan, menolak nilai-nilai yang lebih tua dalam megabaikan keluarga
demi meperoleh penghasilan yang tinggi
• Gelombang informasi yang besar membuat perang imajinasi dan kreativitas
mulai bermunculan diberbagai bidang. Tidak terkecuali dengan bisnis. Iklan
yang kreatif bertebaran di televisi dan ini mendorong pencitraan terhadap merek
selain peningkatan penjualan.
GENDER SEBAGAI SUB
BUDAYA
• Pria dan wanita memiliki kebutuhan yang berbeda
• Disesuaikan dengan hal ini, produk-produk merekapun
berbeda. Hal ini tentu akan berpengaruh kepada pola
perilaku konsumsinya.
• Contoh :
1.Samsung yang mengeluarkan produk handphone yang
diberi nama samsung queen A-400 yang dikhususkan untuk
wanita dan samsung blue cool yang dikhususkan untuk pria,
2.Mie instans yang bermerek cinta mie yang mengandung
vitamin E untuk kulit (kecantikan) diprioritaskan untuk para
wanita
INTERAKSI SUB BUDAYA

• Semua konsumen adalah anggota lebih dari satu


segmen subbudaya, oleh karenanya pemasar harus
berusaha memahami bagaimana berbagai
keanggotaan subbudaya berinteraksi untuk
mempengaruhi perilaku konsumsi.
• Strategi promosi tidak boleh dibatasi dengan
menargetkan keanggotaan subbudaya tunggal
• Contoh: seorang mahasiswa keturunan bali
beragama hindu yang tinggal di yogyakarta
PERILAKU KONSUMEN
• Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,
perilaku, dan lingkungan yang mana manusia melakukan pertukaran dalam
berbagai aspek dalam kehidupan mereka (Menurut Asosiasi Pemasaran
Amerika)
• Perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. (Menurut swastha dan handoko)
• Perilaku konsumen adalah mempelajari bagaimana seseorang membuat
keputusan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia (waktu, uang,
dan usaha) untuk mendapatkan barang konsumsi, termasuk apa, mengapa,
kapan, di mana, seberapa banyak, seberapa sering membeli, dan seberapa
lama mereka menggunakan (Menurut Schiffman & Kanuk, 2008).
REVIEW
JURNAL
Judul Pengaruh Budaya, Sub Budaya, Kelas
Peneitian Sosial, Dan Persepsi Kualitas Terhadap
Perilaku Keputusan Pembelian Kue
Tradisional Oleh Mahasiswa Di
Surabaya
Peneliti Mariani Shoshana Giantara dan Jesslyn
Santoso
Penerbit Manajemen Perhotelan, Universitas
dan Tahun Kristen Petra, Surabaya, Indonesia
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh budaya, sub budaya, kelas sosial, dan
persepsi kualitas terhadap perilaku keputusan pembelian kue
tradisional oleh mahasiswa di Surabaya
Variabel 1. Budaya (X1) adalah kumpulan tentang keyakinan, nilai, adat yang
berfungsi untuk mengarahkan perilaku konsumen di anggota
masyarakat tertentu dalam hal mengkonsumsi kue tradisional.
2. Sub Budaya (X2) adalah pembagian masyarakat yang memiliki
perbedaan wilayah daerah asal, jenis kelamin, dan kebiasaan dalam
hal mengkonsumsi kue tradisional.
3. Kelas Sosial merupakan pembagian kelas dalam suatu masyarakat
berdasarkan tingkat pendapatan, pekerjaan dan tingkat perilaku
yang sama di antara sesama kelas sosial yang dapat berpengaruh
dalam pemilihan konsumsi kue tradisional.
4. Persepsi Kualitas (X3) adalah persepsi konsumen terhadap kualitas
dan keunggulan suatu produk, persepsi yang baik terhadap produk
kue tradisional akan memperbesar tingkat pembelian kue
tradisional.
5. Perilaku keputusan pembelian (Y) adalah perilaku konsumen yang
mengarahkan pada pola dalam keputusan pembelian kue tradisional
di Surabaya.
Hipotesa  Faktor – faktor yang diteliti hanya dapat
memberikan pengaruh pada perilaku keputusan
pembelian sebesar 10.5%, sedangkan 89.5%
dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.
 Ada kemungkinan bahwa mahasiswa tidak
memikirkan faktor – faktor tersebut dalam
membeli kue tradisional. Mahasiswa mungkin
hanya membeli kue tradisional berdasarkan
alasan kebutuhan
Objek Sampel 160 responden yang disebar di 4 universitas di
Surabaya
Teknik Analisa  non probability sampling, yaitu memilih sampel
secara tidak acak sehingga tidak setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjadi anggota sampel
 Menggunakan teknik Regresi Linear Berganda
Kesimpulan 1. Mahasiswa Surabaya tidak sering mengkonsumsi kue tradisional.
Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa
mahasiswa yang mayoritas berada pada rentang usia 20 – 23 tahun
hanya mengkonsumsi kue tradisional 2 kali dalam sebulan.
2. Berdasarkan analisis mean, sub budaya memiliki rata – rata yang
tinggi tetapi tidak mendorong perilaku keputusan pembelian
3. Faktor persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap perilaku
keputusan pembelian mahasiswa di Surabaya dalam membeli kue
tradisional.
4. Berdasarkan hasil hipotesa, faktor – faktor yang diteliti hanya dapat
memberikan pengaruh pada perilaku keputusan pembelian sebesar
10.5%, sedangkan 89.5% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain. Ada
kemungkinan bahwa mahasiswa tidak memikirkan faktor – faktor
tersebut dalam membeli kue tradisional. Mahasiswa mungkin hanya
membeli kue tradisional berdasarkan alasan kebutuhan.
Saran untuk Bagi penelitian selanjutnya, dapat diteliti mengenai analisa faktor – faktor
penelitian yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian terhadap kue tradisional
selanjutnya Indonesia, khususnya mengenai bauran pemasaran. Penelitian tersebut
merupakan analisa lanjutan dari penelitian ini dalam mengungkapkan faktor
apa saja yang berpengaruh

Anda mungkin juga menyukai