A. Elemen-Elemen Kultural
Ada banyak cara memikirkan kultur, profesor manajemen dari belanda, Geert Hofstede,
menyebut kultur sebagai ”peranti lunak pemikiran” dan mengatakan bahwa kultur
menyediakan pedoman bagi manusia untuk bagaimana berfikir dan bertindak. Ia adalah alat
untuk memecahkan masalah.Budaya didefenisikan sebagai total jumlah pengetahuan tentang
kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan untuk melayani secara langsung perilaku consumer
dari anggota masyarakat khusus.
Komponen kepercayaan dan nilai-nilai pada definisi di atas berhubungan dengan
akumulasi perasaan dan prioritas yang dimiliki individu tentang sesuatu dan miliknya.
Terdapat empat komponen dalam budaya, yaitu :
1. Konsep menyeluruh, budaya terdiri dari hampir semua hal yang mempengaruhi proses
pemikiran individu dan perilakunya. Budaya tidak hanya mempengaruhi preferensi seorang
konsumen, akan tetapi bagaimana konsumen membuat keputusan dan bahkan bagaimana
konsumen memahami dunia sekeliling.
2. Budaya diperoleh, budaya tidak meliputi respon dan predisposisi yang diwariskan. Namun
demikian oleh karena sebagian besar perilaku manusia dipelajari dari pada pembawaan sejak
lahir, maka budaya benar-benar mempengaruhi perilaku.
3. Kekompakan masyarakat modern sedemikian rupa sehingga budaya jarang memberikan
resep yang rinci untuk perilaku yang tepat. Sebagai gantinya didalam masyarakat industry
budaya memberikan batas kepada setiap individu dalam berpikir atau bertindak.
4. Ciri pengaruh budaya, adalah bahwa kita jarang menyadarinya. Seseorang berperilaku,
berpikir dan merasa konsisten dengan anggota lainnya dari budaya yang sama, sebab
kelihatannya memang alamiah atau memang sudah benar apa yang dia lakukan.
Salah satu contohnya didalam makan pizza, karena budaya yang berbeda, di Amerika
orang menyukai pizza dengan pepperone, di Jepang dengan ikan cumi-cumi, di Inggris
dengan ikan tuna dan jagung, di Guatemala dengan saus kacang hitam, di Chili dengan remis
dan kerangdi Bahama dengan ayam panggang, di Australia dengan telur dan di India dengan
asinan jahe.
Budaya beroperasi dengan batas yang tidak jelas untuk perilaku individu dan
mempengaruhi fungsi institusi atau lembaga seperti keluarga dan media masa. Jadi budaya
menyediakan kerangka kerja dimana gaya hidup individu dan rumah tangga terlibat.
=======================================================
Beberapa perbedaan dalam sikap dan perilaku menjadi krusial dalam menentukan
kepuasan dan mungkin menyediakan sebuah peluang untuk segmentasi konsumen dalam
budaya yang berbeda. Azas berlawanan pada penelitian konsumen Lintas Budaya yang
meskipun konsumen seluruh dunia mungkin sama pada banyak jalan (seperti peningkatan
jumlah wanita yang bekerja keluar rumah), beberapa perbedaan sikap atau perilaku bisa menjadi
krusial dalam penentuan kepuasan dan menyediakan sebuah peluang untuk segmentasi
konsumen dalam budaya berbeda. Walaupun lebih dari 50% wanita Jepang dan Amerika
bekerja diluar rumah (yang mana mempertinggi kebutuhan untuk banyak produk konvenien dan
penghematan waktu).
=======================================================
B. Perubahan Kultural
Tidak seperti karakteristik biologis yang merupakan pembawaan dari lahir (seperti seks,
kulit, warna rambut atau kecerdasan), budaya dipelajari. Pada awal usia, kita mulai
memperolehnya dari lingkungan social kita sebagai sebuah penetapan kepercayaan, nilai-nilai
dan kebiasaan yang merupakan budaya kita. Untuk anak-anak, pembelajaran untuk menerima
nilai-nilai budaya dan adat adalah diperkuat melalui proses memainkan permainan mereka.
Proses pembelajaran budaya ini mempersiapkan mereka untuk kehidupan nyata dalam
lingkaran kehidupannya.
1. Bagaimana budaya dipelajari
Terdapat tiga perbedaan bentuk pembelajaran budaya, yaitu :
a. Pembelajaran formal, dimana orang dewasa dan orang yang lebih tua mengajar anggota
keluarga yang lebih muda tentang bagaimana mereka berkelakuan.
b. Pembelajaran informal, dimana anak-anak mempelajari secara primer melalui peniruan
perilaku orang yang dipilih, seperti keluarga, teman, pahlawan film TV.
c. Pembelajaran teknis, dengan instruksi dari guru pada lingkungan pendidikan tentang apa
yang seharusnya dilakukan dan mengapa harus melakukannya.
Selanjutnya iklan sebuah perusahaan bisa mempengaruhi ketiga jenis pembelajaran
budaya, seperti banyak iklan produk yang mempertinggi pembelajaran budaya informal
kesediaan audiens dengan sebuah model perilaku untuk meniru. Secara khusus benar untuk
produk yang visible atau menyolok yang dievaluasi dalam penentuan public (seperti desainer
pakaian, hand phone atau status klub golf) dimana kawan sebaya mempengaruhi seperti
memainkan sebuah peran penting.
2. Enculturasi dan akulturasi
Enculturasi adalah pembelajaran pada budaya milik seseorang yang telah diketahui.
Acculturasi adalah pembelajaran pada sebuah budaya baru atau asing yang sudah
diketahui.
3. Bahasa dan symbol
Untuk memperoleh sebuah budaya umum, anggota sebuah masyarakat harus bisa
mengkomunikasikannya dengan yang lain melalui sebuah bahasa umum. Tanpa sebuah
bahasa umum penyampaian maksud tidak ada yang bisa dan komunikasi yang benar tidak
pernah terjadi. Untuk mengkomunikasikan secara efektif dengan audiens mereka, pemasar
harus menggunakan symbol yang bernilai untuk menyampaikan image atau karakteristik
produk yang diinginkan, Bentuk symbol disini bias verbal atau nonverbal.
4. Ritual
Sejenis kegiatan simbolik yang terdiri dari rangkaian langkah-langkah atau perilaku
majemuk yang dilakukan dengan urutan tertentu dan diulangi dari waktu ke waktu. Ritual
cendrung dihubungkan dengan benda-benda ritual seperti ketupat lebaran, pohon cemara
natal.
Orang Barat boleh dikatakan secara ritual makan dan minum roti tawar dengan selai,
keju, sereal untuk sarapan. Sedangkan orang Indonesiamerasa belum makan bila belum
makan nasi. Oleh sebab itu sangat sulit bagi produk-produk sereal untuk diterima oleh
kebanyakan orang Indonesia sebagai sarapan paginya.
Ritual dalam budaya juga dimanfaatkan dalam iklan biskuit coklat berlapis cream
dengan merek Oreo, dimana pengiklan mengajarkan kepada konsumen makan Oreo dengan
ritual tertentu yaitu : diputar, dijilat, dicelupkan kedalam susu dan baru setelah itu
dimakan.Ternyata kiat ini sangat berhasil menarik anak-anak sebagai sasaran mereka.
5. Pembagian budaya
Yang menjadi pertimbangan karakterisik sebuah budaya adalah sebuah kepercayaan, nilai-
nilai atau praktek harus dibagi dengan sebuah porsi yang significan dari masyarakat.
=======================================================
C. Dampak Kultural Dalam Perdagangan
Analisis konsumen lintas budaya banyak dilakukan dengan semakin maraknya
globalisasi, antara lain untuk mengetahui apa kesamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
budaya. Sehubungan dengan kesamaan standarisasi produk lebih dimungkinkan, sedangkan
perbedaan selera dan pilihan produk antara konsumen lintas budaya mengharuskan pemasar
mencari cara beradaptasi supaya produknya diterima dinegara sasaran. Ada kemungkinan
standarisasi produk diikuti dengan cara-cara berbisnis dan pemasaran yang berbeda antara
negara yang satu dengan negara yang lainnya. Banyak ahli beranggapan bahwa dalam
pemasaran global, akulturasi sangat dibutuhkan. Dan akulturasi harus dilakukan oleh pemasar
terhadap budaya lokal dan sebaliknya agar produk bisa diterima dipasar sasaran konsumen
juga harus dipengaruhi untuk menerima nilai-nilai baru.
=======================================================
=======================================================
DAFTAR PUSTAKA
Mitchell Charles. (2001) : Memahami Budaya Bisnis Internasional, PPM, Jakarta
Aaker David A – Kumar V. – Day George S, (2004) : Marketing Research, Eighth Edition, John
Wiley & Sons, Inc, New York – USA.
Cateora Philip R, Graham John L. (2007) : Pemasaran Internasional, Edisi 13, Salemba Empat,
Jakarta,
Craven David W., Piercy Nigel F. (2006) : Strategic Marketing, International Edition, Mc Graw-Hill,
Kotabe Masaaki, Helsen Kristiaan (2004) : Global Marketing Management, Third edition, Wiley
International Edition.
Kuncoro Mudrajad, (2003) : Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, -- , Erlangga, Jakarta –
Indonesia.
Malhotra Naresh K, (2005) : Riset Pemasaran ; Pendekatan Terapan, Edisi Keempat, PT. Indeks,
Jakarta – Indonesia.
Sugiyono, (2004) : Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh, Alfabeta, Bandung – Indonesia.