Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 10:

1. DWI LUTFIA A 1802010219


2. MIRA IVANA 1802010222
3. CITA RIYANI 1802010225
4. RACHMA DWI N.I 1802010229
PENGARUH BUDAYA TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
PENGERTIAN BUDAYA

• Budaya sebagai keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai, dan


kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan
perilaku konsumen para anggota masyarakat tertentu.
• Komponen kepercayaan dan nilai dalam definisi kita merujuk
pada akumulasi perasaan dan prioritas yang dipunyai para
individu mengenai “segala masalah” dan barang milik.
• Kepercayaan terdiri dari sejumlah besar pernyataan mental dan
verbal.
• Nilai-nilai juga merupakan kepercayaan. Tetapi nilai-nilai
berbeda dari kepercayaan lain, karena mereka memenuhi
kriteria berikut ini :
a) Relatif sedikit jumlahnya
b) Berlaku sebagai pedoman bagi perilaku yang tepat secara
budaya
c) Abadi atau sulit diubah
d) Tidak terikat kepada obyek atau situasi tertentu
e) Diterima secara luas oleh para anggota masyarakat
Karena itu, dalam arti luas baik nilai-nilai ataupun
kepercayaan merupakan citra mental yang mempengaruhi berbagi
macam sikap khusus yang pada gilirannya mempengaruhi cara
seseorang bereaksi terhadap sesuatu.
Sebagai contohnya, kriteria yang digunakan seseorang
bereaksi terhadap menilai merk-merk yang bersifat alternatif
dalam suatu golongan produk atau pilihan yang terakhir terhadap
salah satu merk ini diatas yang lain, dipengaruhi oleh nilai-nilai
umum seseorang.
• Berbeda dengan kepercayaan dan nilai-nilai, Kebiasaan adalah
cara perilaku yang kelihatan yang merupakan cara berperilaku
yang disetujui dan dapat diterima secara budaya dalam
berbagai keadaan tertentu.
PEKERJAAN BUDAYA YANG TIDAK
KELIHATAN
• Dampak budaya demikian alamiah dan otomatis sehingga
pengaruh para perilaku biasanya dianggap sudah seharusnya
demikian.
• Misalnya, ketika para peneliti konsumen menanyai orang
mengapa mereka melakukan hal-hal tertentu, mereka sering
menjawab “Karena itu adalah hal baik untuk dikerjakan. “
pertanyaaan ini terasa merupak jawaban yang dangkal yang
sebagian menggambarkan pengaruh budaya yang telah
mendarah daging pada perilaku kita.
BUDAYA MEMENUHI KEBUTUHAN

• Budaya ada untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam suatu


masyarakat. Budaya memberikan aturan, arahandan pedoman
di semua tahap pemecah masalah manusia dengan memberikan
metode “coba-dan-benar” untuk memuaskan kebutuhan
psikologis, pribadi dan masyarakat.
• Sebagai contoh budaya memberikan standar dan kaidah
mengenai kapan kita harus makan.
• Budaya juga dihubungkan dengan apa yang dianggap anggota
masyarakat sebagai “kebutuhan” dan apa yang merka pandang
sebagai “kemewahan”.
• Budaya juga memberikan wawasan mengenai pakaian yang
cocok untuk kesempatan tertentu. Kebiasaan berpakaiakn telah
berubah secara dramatis, orang berpakaian lebih banyak
berpakaian santai setiap waktu dan berbagai situasi.
• Kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan budaya terus diikuti
selama menghasilkan kepuasan. Tetapi jika standar tertentu
tidak lagi memuaskan para anggota suatu masyarakat akan
diubah. Misalnya dulu dianggap sebagai tanda hotel yang
bagus jika merka menyediakan bantal bulu burung atau angsa
dikamar. Tetapi karena banyaknya tamu yang alergi terhadap
bahan tersebut bantal dengan isi polyester sintetis menjadi
aturan.
BUDAYA DIPELAJARI

1. Bagaimana Budaya Dipelajari


Para antropolog telah mengenali tiga bentuk pembelajaran budaya yang
berbeda:
• Pembelajaran formal
Dimana orang-orang dewasa dan saudara-saudara yang lebih tua mengajar
anggota keluarga muda “bagaimana berprilaku” .
• Pembelajaran informal
Dimana seorang anak terutama belajar dengan seorang meniru perilaku orang-
orang lain tertentu. Seperti keluarga, teman-teman atau pahlawan TV.
• Pembelajaran teknis
Dimana para guru mengajar anak tersebut dalam lingkungan pendidikan
mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana harus dilakukan , dan
bagaiman harus dilakaukan .
• ENKULTURASI DAN AKULTURASI
Pembelajaran budaya sendiri dikenal sebagai enkulturasi
sedangkan pembelajaran budaya baru atau asing dikenal sebagai
akulturasi.
Akulturasi merupakan suatu konsep yang penting bagi para
pemasar yang merencanakan untuk menjual produk mereka di berbagai
pasar luar negeri atau multinasional.
Para pemasar harus mempelajari budaya tertentu di pasar-pasar
potensial yang menjadi target mereka untuk menentukan apakah produk-
produk mereka akan dapat diterima para anggotanya dan jika dapat
bagaimana mereka dapat menyampaikan sebaik-baiknya sifat-sifat produk
mereka untuk membujuk pasar target supaya membeli.
• BAHASA DAN SIMBOL
Untuk memperoleh budaya yang umum para anggota masyarakat
harus dapat berkomunikasi satu dengan yang lain melalui suatu bahasa yang
umum.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan para audiens
mereka, para pemasar harus menggunakan berbagai simbol yang tepat untuk
menyampaikan citra atau sifat-sifat produk yang diinginkan simbol-simbol ini
dapat verbal dan non verbal.
SIMBOL ADALAH APA SAJA YANG PUNYA ARTI SESUATU YANG
LAIN . SETIAP KATA ADALAH SESUATU SIMBOL KARENA PIKIRAN
MANUSIA DAPAT MENGOLAH BERBAGAI SIMBOL. KEMAMPUAN
UNTUK MENGOLAH SECARA SIMBOLIS TERUTAMA MERUPAKAN
SEBUAH FENOMENA MANUSIA KEBANYAKAN BINATANG
LAINNYA BELAJAR MELALUI PENGALAMAN LANGSUNG JELAS
BAHWA KEMAMPUAN MANUSIA SECARA SIMBOLIS BAGAIMANA
SUATU PRODUK JASA ATAU GAGASAN DAPAT MEMUASKAN
KEBUTUHAN MEREKA MEMPERMUDAH PEMASAR MENJUAL
BERBAGAI KEISTIMEWAAN DAN MANFAAT PERSEMBAHAN
MEREKA MELALUI BAHASA BUDAYA BERSAMA PARA INDIVIDU
SUDAH MENGETAHUI APA ARTI KESAN ITU DENGAN DEMIKIAN
ASOSIASI PIKIRAN DAPAT DIBUAT TANPA SECARA AKTIF HARUS
BERFIKIR MENGENAI KESAN ITU.
SEBUAH SIMBOL MEMPUNYAI BEBERAPA ARTI BAHKAN ARTI
YANG BERLAWANAN KARNA ITU PEMASANGAN IKLAN HARUS
MEMASTIKAN DENGAN TEPAT APA YANG AKAN DISAMPAIKAN
OLEH SIMBOL KEPADA AUDIENS YANG DIHARAPKAN .
• RITUAL
Budaya mencakup berbagai pengalaman dan perilaku
yang diritualkan yang sampai sekarang diabaikan oleh para
peneliti konsumen . Ritual merupakan jenis kegiatan simbolis
yang terdiri dari serangkaian tindakan (berbagai perilaku) yang
terjadi dalam urutan yang tetap dan selalu diulang .
Yang paling penting dari sudut pemasar adalah kenyataan
bahwa ritual cenderung penuh dengan artefak (produk) untuk
ritual yang dihubungkan dengan atau dapat meningkatkan
penyelenggaraan ritual tersebut.
Disamping ritual , yang merupakan cara bahwa sesuatu
dilakukan secara tradisional juga dapat perilaku ritualistik yang
dapat didefinisikan sebagai setiap perilaku yang dijadikan ritual.
• BUDAYA DIPAKAI BERSAMA-SAMA
Untuk dapat dianggap sebagai sebuah karakteristik budaya,
kepercayaan nilai atau kebiasaan tertentu harus dipakai bersama-sama oleh
sebagian besar masyarakat dengan demikian budaya sering dipandang
sebagai adat (kebiasaan) kelompok yang menghubungkan para anggota
suatu masyarakat. Sudah tentu bahasa yang umum merupakan komponen
budaya penting yang memungkinkan anggota masyarakat berbagai nilai-
nilai pengalaman dan kebiasaan `

Berbagai institusi sosial dalam masyarakat menyebarkan unsur-


unsur budaya dan merealisasikannya sebgai milik bersama yang utama
diantara institusi tersebut adalah keluarga, yang bertindak sebagai agen
utama untuk enkulturasi-pemindahan berbagai kepercayaan nilai-nilai
kebiasaan pokok kepada para anggota terbaru dalam suatu masyarakat .
Bagian peran enkulturasi keluarga sangat penting adalah sosialisasi
konsumen diantaranya anak muda . Hal ini termasuk mengajarkan nilai-
nilai dan keterampilan pokok yang berkaitan dengan konsumen seperti arti
uang, hubungan antara harga dan kualitas, pembentukan cita rasa, pilihan ,
dan kebiasaan terhadap produk dan metode respon yang tepat berbagai
pesan promosi.
BUDAYA BERSIFAT DINAMIS

• Untuk memenuhi perannya dalam memuaskan kebutuhan,


budaya harus terus menerus berkembang jika ia harus
berfungsi dalam membina kepentingan terbaik masyarakat.
Karena alasan ini pemasar harus mengamati dengan teliti
lingkungan sosiobudaya untuk dapat memasarkan produk yang
sudah ada secara lebih efektif atau untuk mengembangkan
berbagai produk yang sudah ada secara lebih efektif atau untuk
mengembangkan berbagai produk baru yang menjanjikan.
• Sebagai contoh; perubahan budaya utama yang sedang
berlangsung pada masyakat Amerika merupakan pilihan peran
lebih luas yang terbuka bagi wanita.
• Dengan berubahnya sifat budaya berarti bahwa para pemasar
harus secara konsisten mempertimbangkan kembali mengapa
sekarang konsumen melakukan apa yang meraka lakukan,
siapa pembeli dan pemakai produk pemasar, kapan mereka
belanja, bagaimana dan dimana meraka dapat dijangkau oleh
media dan produk dan jasa baru apa yang perlu dimunculkan.
PENGUKURAN BUDAYA

• Tiga cara penelitian yang sering digunakan untuk meneliti


budaya dan melihat berbagai kecenderungan budaya
1. Analisis Isi
Analisis isi, seperti cara tidak langsung dinyatakan oleh
namanya, memfokuskan kepada isi komunikasi verbal, tertulis,
dan bergambar.
Analisi isi dapat digunakan sebagai alat yang relatif
obyektif untuk menentukan perubahan-perubahan sosial dan
budaya apa yang telah terjadi dalam suatu masyarakat tertentu.
2. Penelitian Lapangan Mengenai Konsumen
Sebagai peneliti yang terlatih, mereka mungkin memilih
sebuah sampel kecil orang-orang dari suatu masyarakat tertentu,
dan secara telti mengamati perilakunya. Sebagai contoh; jika para
peneliti tertarik mengenai bagaimana orang memilih compact
disc(CD), mereka mungkin menempatkan para pengamat terlatih
di toko-toko kaset dan CD dan memperhatikan bagaimana jenis-
jenis CD tertentu dipilih(rap versus country, jazz versus klasik,
rock versus sound track).
Karakter khas observasi lapangan yang dinyatakan adalah;
1. Berlangsung dalam lingkungan yang wajar
2. Kadang-kadang dilakukan tanpa disadari subyek dan,
3. Memfokuskan pada pengamatan perilaku
3. Instrumen Survei Pengukuran Nilai
Para antropolog secara tradisional telah
mengamati perilaku anggota anggota suatu masyarakat
tertentu dan mengambil kesimpulan mengenai nilai-nilai
masyarakat tersebut yang pokok-pokok dan mendasar
dari perilaku itu.
Para peneliti menggunakan instrumen
pengumpulan data yang disebut instrumen nilai untuk
menanyakan kepada orang-orang bagaimana perasaan
mereka terhadap berbagai konsumen pribadi dan sosial
yang pokok seperti kemerdekaan, kenyaman, keamanan
nasioanl dan perdamaian.
NILAI-NILAI INTI ORANG AMERIKA

Pertama, Amerika Serikan merupakan negara


yang mempunyai berbagai perbedaan.
Kedua, Amerika Serikat merupakan masyarakat
dinamis yang telah menjalani perubahan.
Perubahan yang cepat ini menyebabkan sangat
sulit untuk monitor perubahan nilai budaya.
• Ketika memilih nilai-nilai dasar tertentu untuk diselidiki, kami
dituntun oleh tiga kriteria
1. Nilai harus meresap
2. Nilai tersebut harus bertahan lama
3. Nilai tersebut harus berkaitan dengan konsumen
1. Prestasi dan Sukses
Prestasi merupakan nilai Amerika yang utama dengan
akar sejarah yang dapat ditelusuri pada kepercayaan agama
tradisional dalam etika kerja protestan yang menganggap kerja
keras bermanfaat dan merupakan tujuan yang sesuai dengan
dirinya sendiri.
Sukses sangat berhubungan dengan tema budaya
Amerika. Tetapi prestasi dan sukses berbeda. Baik prestasi
maupun sukses mempengaruhi konsumsi. Merka sering berlaku
sebagai pembenaran sosial dan moral bagi pemilikan barang dan
jasa.
2. Aktivitas
Orang Amerika menganggap bahwa menjadi
aktif dan terlibat penting sekali. Tetap sibuk
diterima secara luas sebagai sesuatu yang sehat
bahkan merupakan bagian penting gaya hidup orang
Amerika.
Keutamaan yang diberikan kepada aktifitas
mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada
popularitas berbagai produk.
3. Kemajuan
Kemajuan adalah semboyan lain masyarakat
Amerika. Orang Amerika memberikan respon yang
baik terhadap janji “kemajuan.” dalam masyakarat
yang berorientasi konsumsi seperti masyarakat
Amerika Serikat, kemajuan selalu berarti
penerimaan terhadap berbagai perubahan, produk
baru atau jasa, yang dirancang untuk memenuhi
berbagai kebutuhan yang belum atau tidak
terpenuhi.
4. Kesenangan Pada Materi
Kesenangan pada materi berarti pencapain
“kehidupan yang baik,” suatu kehidupan yang mungkin
melibatkan mobil baru, mesin cuci piring, oven
microwawe, AC, bak mandi air hangat dan berbagai
macam barang dan jasa yang berorientasi kepada
kesenangan dan berikan kesenangan lainnya yang
hampir tidak terbatas.
5. Individualisme
• Orang Amerika menempatkan nilai yang kuat pada “menjadi diri mereka
sendiri.” Kepercayaan pada diri sendiri, kepentingan diri sendiri,
keyakinan diri, rasa penghargaan diri, dan prestasi diri semuanya
merupakan eksperesi individualisme yang sangat populer.

Dari sudut perilaku konsumen, daya tarik terhadap individualisme sering


berbentuk memperkuat rasa identitas konsumen yang berbagai produk
atau jasa yang mencerminkan maupun menekankan identitas tersebut.
6. Kebebasan
Nilai-nilai orang Amerika yang kuat, yang
berakar historis dalam cita-cita demokratis seperti
“kebebasan berbicara.” “kebebasan pers,” dan
“kebebasan beribadah.”
Sebagai hasil perkembangan kepercayaan
demokratis ini dalam hal berkaitan dengan kebebasan,
orang Amerika mempunya preferensi yang kuat
terhadap kebebasan memilih, yang merupakan
kesempatan memilih dari berbagai macam alternatif.
7. Penyesuaian Eksternal
Penyesuaian eksternal merupakan proses yang
dibutuhkan bagi individu untuk menyesuaikan diri
dengan masyarakat.
Dibidang perilaku konsumen, penyesuaian
(atau penyeragaman) mengambil bentuk barang-
barang dan jasa-jasa yang distandarisasikan.
Timbulnya berbagai produk yang distandarisasikan
dimungkinkan dengan produksi masal.
8. Perikemanusiaan
Orang Amerika bersifat murah hati pada mereka
yang membutuhkan. Mereka senang menyokong
berbagai maksud kemanusiaan dan amal, dan mereka
bersimpati dengan “orang-orang yang tertindas” yang
harus menghadapi kesengsaraan untuk melanjutkan
hidup.
9. Kemudaan
Orang Amerika cenderung menempatkan kemudaan
sebagai nilai yang hampir sakral. Penekanan ini merupakan
cerminan perkembangan teknologi Amerika yang cepat.
Kemudaan tidak boleh dikacaukan dengan kaum muda,
yang menggambarkan kelompok umur. Orang Amerika sangat
suka kelihatan dan bertindak muda, tanpa memperdulikan umur
kronologis mereka.
Bagi Orang Amerika, kemudaan merupakan suatu cara
berpikir dan keadaan hidup, kadang-kadang dinyatakan sebagai
“muda di hati.” “muda dalam semangat.” atau “muda dalam
penampilan.”
10. Kebugaran dan Kesehatan
Perhatian orang Amerika yang besar pada
kebugaran dan kesehatan muncul sebagai suatu nilai
inti. Kebugaran dan kesehatan telah menjadi pilihan
gaya hidup bagi kebanyakan konsumen.
NILAI-NILAI INTI BUKAN FENOMENA
AMERIKA

Nilai-nilai budaya yang baru saja dipelajari


tidaklah semuanya unik atau berasal dari orang
Amerika. Beberapa diantaranya dipinjam, terutama dari
masyarakat Eropa, ketika orang berimigrasi ke Amerika
Serikat.
STUDI KASUS

Pada studi kasus ini dijelaskan bagaimana pengaruh kebudayaan


yang tertanam dalam suatu iklan memperngaruhi perilaku
konsumen untuk membeli produk.
• Pengaruh budaya Jepang dalam produk Shinzui
Pengaruh budaya Jepang pada produk shinzui terhadap perilaku
konsumen indonesia
budaya jepang pada produk ini sangat populer seperti yang
diketahui produk produk yang di produksi shinzui merupakan
produk kecantikan wanita yang dimana produk tersebut
menjjadikan kulit menjadi lebih putih.
DAFTAR PUSTAKA

• Perilaku Konsumen edisi 7. Leon Schiffman, Leslie


Lazar Kanuk
• https://www.slideshare.net/mobile/pangeranrobin/ma
kalah-perilaku-konsumen-pengaruh-kebudayaan-
dalam-perilaku-konsumen

Anda mungkin juga menyukai