Secara konseptual analisis cultural itu dapat didasarkan pada yang manapun dari ketiga
pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan Etnosentrime,
Menganggap “kamilah yang terbaik”. Banyak perusahaan di AS salah dalam memasarkan
produknya ke luar negeri karena menganggap bahwa apa yang baik di tempat sendiri pasti baik juga
di pasar-pasar luar negeri.
2. Pendekatan Asimilasi,
menganggap karena Amerika adalah wadah pencampuran budaya, maka cirri-ciri khas budaya yang
tampak di masyarakat Amerika pasti cocok dimanapun.
3. Pendekatan keunggulan pandangan tuan rumah,
member perhatian pada keadaan pasar dan menekankan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada
cirri khas budaya setempat, budaya tuan rumah.
SUB BUDAYA
Sub- budaya bisa tumbuh dari adanya kelompok-
kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan
masyarakat biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin,
lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Suatu budaya
akan terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang
dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok
kecil tersebut.
Unsur-unsur Sub Budaya
1. Usia
Siklus hidup seorang konsumen akan ditentukan oleh usianya. Para pemasar harus
memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai usia tersebut, kemudian
membuat beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen.
Profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya.
Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan
pola konsumsi seseorang.
3. Lokasi geografik
Dimana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang
tinggal di desa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa.
MENGANALISIS
SUB BUDAYA
Demografis Responden
Pembagian kuesioner dilakukan pada 23 November – 3 Desember
2013. Responden dalam penelitian ini berjumlah 160 orang dengan
80 orang laki – laki dan 80 orang perempuan serta mayoritas berusia
20 – 23 tahun sebanyak 92 responden (58%). Responden adalah
mahasiswa yang berkuliah di Universitas Kristen Petra, Universitas
Ubaya, Universitas Dr. Soetomo, dan Universitas 17 Agustus 1945
yang mayoritas berasal dari P. Jawa dan mempunyai rata – rata uang
saku Rp 750.001,00 – Rp 1.000.000,00. Mahasiswa biasa membeli
sebanyak 2 kali dalam sebulan dan sering membelinya di area
universitas seperti kantin dengan alasan membeli kue tradisional
karena rasa dari kue tradisional yang enak. Mahasiswa melakukan
sekali pembelian kue tradisional menghabiskan uang kurang dari Rp
5.000,00
Berdasarkan analisis rata – rata dari faktor
– faktor yang mempengaruhi perilaku
keputusan pembelian tersebut, diketahui
bahwa indikator dari faktor budaya, yaitu
tradisi mengkonsumsi dalam masyarakat
pada acara tertentu cukup berpengaruh
pada perilaku keputusan pembelian
dengan mean sebesar 3.34.
KELAS SOSIAL
Pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau
strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan,
pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup dan nilai-
nilai yang dianut.
1. Keluarga
2. Pekerjaan, pekerjaan sangat mempengaruhi gaya hidup dan merupakan basis penting
untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek.
3. Pemilikan, adalah simbol keanggotaan kelas, tidak hanya jumlah pemilikan, tetapi sifat
pilihan yang dibuat. Keputusan pemilikan yang mencerminkan kelas social suatu keluarga
adalah pilihan dimana untuk tinggal. Pemilikan lainnya yang berfungsi sebagai indicator
status social mencakup keanggotaan dalam club, gaya perabot, jenis liburan, busana.
4. Orientasi Nilai. Nilai-kepercayaan bersama mengenai bagaimana orang harus berperilaku
menunjukkan kelas sosial dimana seseorang termasuk di dalamnya.
Setiap Kelas Sosial Akan Berbeda Dalam Hal:
1. Variabel ekonomi
• Status pekerjaan
Prestasi yang diraih oeh seseorang dalam pekerjaannya akan menentukan kelas sosial. Seorang
dosen yang mendapat nobel akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen
yang lain.
• Pendapatan
Pendapatan akan menentukan daya beli seseorang, yang selanjutya akan mempengaruhi pola
konsumsinya. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka akan semakin tinggi pula kelas sosialnya.
• Harta benda
Pendapatan yang tinggi biasanya diikuti oleh pemilikan harta benda yang banyak. Di pedesaan,
pemilikan sawah, kebun dan ternak merupakan simbol dari kelas sosial atas. Di perkotaan, pemilikan
rumah, kendaraan, perhiasan merupakan simbol dari kelas sosial atas.
Faktor-faktor Yang Menentukan Kelas Sosial
2. Variabel interaksi
• Prestis individu
Seseorang memiliki prestis pribadi apabila ia dihormati oleh orang lain dan orang-orang
disekelilingnya.
• Asosiasi
Kelas sosial seseorang dapat diketahui dengan mengidentifikasi dengan siapa ia berkomunikasi
dan bergaul dalam kehidupan sehari-hari.
• Sosialisasi
Sebuah proses dimana seseorang belajar berbagai keterampilan, membentuk sikap dan
kebiasaan dalam menjalani kehidupan masyarakat.
Faktor-faktor Yang Menentukan Kelas Sosial
3. Variabel politik
• Kekuasaan
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain
• Kesadaran kelas
Kesadaran seseorang terhadap kelas sosial dimana ia berada.
• Mobilitas
Merupakan perubahan seseorang dari kelas sosial satu ke kelas sosial yang lain.
Referensi
Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D.
Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama.
Jakarta.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta
David L.Louden and Albert J.Della Bitta, 1984, Consumer Behavior : Concept and
Applications. The United States of America : ByMcGraw Hill.Inc
Thank You