Kelompok 2 :
1. Dhita Amalia Rosyida
(F0213030)
2. Muhammad Randitya Alifian (F0213066)
1
(F0212070)
Manajemen A
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2015
CHAPTER 14
BUDAYA
Faktor yang paling luas mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, yang
digambarkan
oleh
tekanan
nilai-nilai
dan
norma-norma
masyarakat.
Budaya
NILAI-NILAI BUDAYA
Rokeach mendefinisikan nilai budaya sebagai kepercayaan bahwa suatu
pernyataan umum dari kehidupan bermanfaat secara pribadi dan sosial. Beberapa nilai
budaya didefinisikan oleh Rokeach ditunjukkan dalam kolom pertama Tabel 14.1. Sistem
nilai merupakan budaya yang relatif penting yang ditempatkan pada nilai-nilai ini.
Misalnya banyak budaya Asia lebih menekankan pada keselarasan di dalam, sementara
budaya Barat lebih menekankan pada prestasi individu. Suatu nilai seperti kedamaian
dunia kemungkinan lebih universal diterima di semua budaya.
Tabel 14.1
Nilai Budaya
Atribut Produk
(Terminal)
Kehidupan
Kualitas jasa
menyenagkan
Kehidupan
Dapat dipercaya
menggairahkan
Dunia yang damai
Persamaan
Kebebasan
Performance
Keamanan
Meringankan
Kegembiraan
Keamanan nasional
Kepuasan
Keselamatan
Respek diri
Pengakuan sosial
Dunia keindahan
pengangguran
Undang-undang
Kebijaksanaan
Keamanan keluarga
Cinta yang dewasa
Kesempurnaan
Inner harmony
untuk
penggunaan
Daya tahan
Ekonomi
Tepat/sesuai
Style
dan
melindungi
konsumen
Tidak ada gambaran produk yang keliru
ambisi adalah tonggak petunjuk tindakan untuk mencapai ketetapan akhir yang
diinginkan sepeti prestasi; bukanlah suatu tujuan dengan sendirinya.
Menggunakan klasifikasi Roeach untuk perilaku pembelian, nilai terminal adalah
tujuan pembelian terakhir, dan nilai instrumental merupakan garis pedoman konsumsi
spesifik untuk mencapai tujuan ini. Jadi, dalam istilah perilaku konsumen (1) atribut
produk adalah arti untuk pencapaian (2) nilai konsumsi spesifik (instrumental) adalah
alat untuk pencapaian (3) nilai budaya (terminal).
KARAKTERISTIK NILAI BUDAYA
1.
2.
3.
terjadi pada budaya Amerika selama 40 tahun yang lalu. Depresi, perang, dan dislokasi
ekonomi telah merubah secara drastic nilai-nilai seperti etika kerja, materialisme, dsb.
5.
Materialis, suatu gambaran dari akumulasi kekayaan dan barang, dimanifestasi dalam
dua cara. Pertama adalah pencapaian barang-barang untuk mendapatkan tujuan yang
diinginkan (mis. Membeli computer untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan dan
kecepatan). Ini dikenal sebagai materialis instrumental. Yang kedua, memiliki materi
untuk diri mereka sendiri. Ini disebut sebagai materialisme terminal karena penerimaan
seperti barang-barang secara langsung dimotivasi oleh nilai budaya dibanding oleh
beberapa tujuan intermediate.
Individualisme
Masyarakat Amerika cenderung menyukai inisiatif individu, sering pada biaya
konformitas untuk tujuan kelompok.
Youthfulness
Kebanyakan orang Amerika senang terlihat muda, tanpa memperhatikan umur. Pada
chapter 12, suatu iklan mencoba menggambarkan orang Amerika yang lebih tua sebagai
seseorang yang aktif, vital, dan kelihatan lebih muda daripada seumurannya.
Etika kerja
Etika kerja telah menjadi nilai tradisi di masyarakat Amerika sebagai cara kesuksesan
pribadi dan pencapaian penghargaan materi. Para pengiklan sering mencoba
mempromosikan produk-produknya sebagai penghargaan untuk pekerjaan.
Laddering
Laddering meliputi rangkaian wawancara konsumen untuk menentukan
hubungan antara atribut produk, tujuan konsumsi, dan nilai budaya.
Pemasar
dapat
menggunakan
tiga
komponen
means-end
chain
untuk
mengembangkan strategi:
1. Message elements; atribut produk yang spesifik dikomunikasikan dalam iklan.
2. Consumer benefits; konsekuensi konsumsi positif dari penggunaan produk.
3. Leverage points; cara ikaln menyampaikan atribut dan keuntungan pada nilai
terminal dan mengaktifkannya.
BUDAYA DAN PRODUK
Peran dan Simbol Produk
Tharp dan Scott mengidentifikasi lima peran simbolik produk yang
menggambarkan nilai budaya.
1. Produk adalah arti dari komunikasi status sosial.
2. Produk adalah arti dari ekspresi diri.
3. Produk adalah arti dari berbagi pengalaman.
4. Produk adalah hedonic.
5. Produk adalah experiential.
Semiotics
8
Gift giving (pemberian hadiah) juga merupakan suatu ritual yang memerlukan
suatu rangkaian kejadian, yaitu, mendapatkan hadiah, menukar hadiah, dan kemudian
mengevaluasi reaksi penerima. Holidays juga meliputi perilaku ritual dalam penambahan
gift giving. Ritual Christmas menentukan konsumsi makanan dan minuman spesial.
Jenis-jenis perilaku ritual mempunyai tiga hal. Pertama, meliputi benda-benda
ritual, sering dalam bentuk produk konsumen. Kedua, ritual meliputi tulisan yang
menentukan bagaiman, kapan, dan oleh siapa produk digunakan. Ketiga, peran
performance ditentukan bagi individu tertentu.
Konsumsi Sekuler dan Suci
Budaya juga mempengaruhi bagaimana barang-barang dikonsumsi. Konsumsi
suci adalah konsumsi barang-barang yang mempromosikan keindahan, pemeliharaan
keaslian, dan kerjasama.
Konsumsi sekuler adalah konsumsi barang-barang yang mempromosikan
teknologi, penaklukan yang alami, dan kompetisi.
PERUBAHAN DALAM NILAI BUDAYA PADA TAHUN 1990-AN
Realita Baru
Realita baru telah mempunyai pengaruh yang sangat besar pada konsumen
Amerika dan pola mereka. Banyak yang menyadari bahwa terdapat batasan pertumbuhan
dalam ekonomi Amerika dan bahwa batasan ini mewujudkan ke dalam potensi
pembelian masa depan yang terbatas. Hasilnya, konsumen menjadi labih sadar harga
dan berorientasi nilai.
Youthfulness versus Youth
Terdapat perubahan signifikan pada nilai tradisional masa muda Amerika.
Kecantikan dan daya pikat tidak lagi bagian yang muda. Pengiklanan menggunakan
model-model umur 40-an dan kadang 50-an untuk produk kecantikan.
Tradisionalisme Lebih Besar
Perubahan ke tradisionalisme menghadirkan suatu focus yang lebih besar pada
keluarga dan nilai patriotic. Sampai pertengahan tahun 1980-an, orientasi me hampir
meresap, terutama antara baby boomers dan segmen muda. Hal tersebut menggambarkan
kebutuhan untuk tinggal pada kehidupan my way dan harapan untuk tinggal tanpa
memperhatikan nilai-nilai yang membatasi dimana keluarga dan masyarakat adakan.
10
Perubahan ke orientasi we digambarkan dalam suatu tradisional yang lebih focus pada
nilai keluarga, patriotisme, dan etika kerja.
Tekanan pada Pemenuhan Diri
Selama tahun 1980-an, banyak kaum muda menemukan bahwa kegemaran diri
pada orientasi me tidak cukup. Mereka mencari kepuasan yang lebih dalam pada
hidupnya dari hari ke hari. Hasilnya, mereka menggambarkan kembali prioritas mereka
dengan mengurangi pentingnya uang uang dan meningkatkan pentingnya peningkatan
diri pribadi dan pekerjaan yang berarti.
PENERAPAN MASYARAKAT TENTANG NILAI-NILAI BUDAYA
Nilai budaya dapat mempunyai pengaruh positif dan negative pada masyarakat.
Peningkatan nilai yang diletakkan pada pemeliharaan lingkungan akan mempunyai
kosekuensi positif dalam melindungi sumber daya alam yang terbatas bagi generasi
berikutnya. Perubahan dalam nilai-nilai yang digambarkan dalam realita baru tahun
1990-an juga kemungkinan positif. Dengan lebih meletakkan pada nilai, konsumen
Amerika lebih menjadi pembeli efisien. Demikian pula, pabrik-pabrik belajar lebih
meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya.
Terdapat juga konsekuensi negatif dampak nilai budaya pada masyarakat.
Materialisme dapat meningkatkan standar kehidupan. Bagaimana pun juga hal tersebut
mendorong akumulasi kekayaan dan penciptaan gap yang besar antara orang punya
dengan orang yang tidak punya.
11