Anda di halaman 1dari 2

Karlinda Cahya L

F0213057

Muhammad Randitya alifian

F0213066

CRITICAL REVIEW
Abstraksi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU
Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan
untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan
lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan
pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan. OJK
melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
1. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
2. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Objective
Pokok permasalahan yang dihadapi adalah wacana pengalih tugasan pengawasan
perbankan yang sebelumnya dipegang oleh OJK lalu dialihkan ke bank sentral.
Analisis
Otoritas Jasa Keuangan, yang dikenal sebagai OJK, mengambil alih pengawasan
pemberi pinjaman dari bank sentral tahun 2011 lalu di bawah hukum tentang lembaga
keuangan. Tetapi banyak yang menuntut jika pengawasan perbankan dialihkan ke bank
sentral kembali, dengan pertimbangan tentang kesiapan ketika terjadi krisis seperti yang
dikatakan Sigit Pramono, Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional Indonesia. Kasus selama
krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998 yang menyebabkan peningkatan utang terburuk

dalam keadaan ekonomi yang melambat pun membuat perbankan ingin bank sentral untuk
mengambil regulasi.
Kesimpulan dan Solusi
Melihat dari kasus tersebut menurut kami ada baiknya pengawasan perbankan
dilakukan oleh Bank Sentral karena :
1. Aspek stabilitas keuangan, pengawasan bank berada di Bank Sentral, dengan
pertimbangan bahwa yang paling siap untuk bertindak ketika ada ancaman
stabilitas sistem keuangan adalah Bank Sentral.
2. Lembaga OJK tidak hanya mengawasi perbankan, tapi seluruh lembaga keuangan,
sehingga sistem pengawasan menjadi tidak fokus.
Tetapi di sisi lain jika sudah diterapkan perturan bahwa OJKlah yang mengambil
kewenangan, maka OJK dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, khususnya dalam
sektor perbankan harus lebih optimal. Selain itu ada hubungan erat antara OJK dan Bank
Indonesia terutama dalam melakukan langkah-langkah yang diperlukan terkait dengan
kesulitan likuiditas atau memburuknya kesehatan pada bank. Dengan demikian meskipun
pengawasan perbankan telah beralih kepada OJK sebagai lembaga pengawasan, namun
Bank Indonesia tetap memiliki kewenangan dan akses terhadap data dan informasi dari
lembaga-lembaga perbankan. Dan pembentukan OJK sebagai lembaga pengawasan tersebut
harus merupakan lembaga yang independen tidak berada di bawah Pemerintah, untuk
menjamin lembaga tersebut bebas dari intervensi politik atau kepentingan.
Pada akhirnya peraturan dibuat untuk tujuan dan pencapaian yang lebih baik
kedepannya. Dan peraturan yang baik adalah yang bersifat adil, tanpa adanya campur tangan
pihak lain atau menguntungkan pihak tertentu saja.

Anda mungkin juga menyukai