Anda di halaman 1dari 4

STIE PGRI SUKABUMI

Jawaban Soal UAS

Nama : Dede Misnawati


NIM : 0211217
Jurusan : S.1 Manajemen
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen
Hari/Tanggal : Minggu, 9 Februari 2014
Dosen : Riki Riswandi, S.E.,M.M

1. Mengapa Budaya itu perlu dipelajari?


Karena kita adalah seorang pelajar / Mahasiswa. Mahasiswa adalah Pemuda. Biasanya
pemudalah yang memiliki cara pandang yang masih idealis dan kritis sehingga mampu
menanggapi segala persoalan dan masalah budaya dengan cara berpikir yang lebih
intelektual.
Contoh strategi perusahaan dalam memasarkan produk melalui isu budaya
dimasyarakat adalah :
Pemasar harus mempertimbangkan beberapa isu penting saat menganalisis budaya, yaitu:
Makna budaya dapat dianalisis dalam beberapa tahapan yang berbeda, seperti halnya
penganalisisan pada tingkat makro dari masyarakat atau negara secara keseluruhan
ataupuan budaya dari nilai-nilai bersama oleh sekelompok masyarakat tertentu secara
mikro, seperti dilihat dari segmen masyarakat tertentu misalnya sekelompok orang
dalam kelas sosisl atau grup referensi ,ataupun dalam lingkup keluarga.
Konsep makna umum atau yang dimiliki bersama sangat penting untuk memahami
budaya. Makna budaya ( cultural meaning) adalah jika sebagian atau beberapa
masyarakat dalam suatu kelompok sosial memiliki makna dasar yang sama.
(misalnya, apakah arti orang tua/ manula? apakah makna lingkungan yang aman?
bagaimana artibicara yang sopan? dsb).
Makna budaya diciptakan oleh masyarakat melalui interaksi sosial mereka.
Pembangunan makna budaya terlihat dalam tingkatan kelompok yang lebih kecil
misalnya bagaimana mode busana yang disebut ngetrend pada mahasiswa sampai
akhir tahun ini? Accessories apa yang sering mereka gunakan?Sedangkan di
lingkungan makro makna itu dipengaruhi oleh institusi budaya seperti pemerintah,
organisasi keagamaan, pendidikan, dan juga perusahaan semuanya dapat terlibat
dalam pembangunan makna budaya.
Makna budaya terus melakukan gerakan ( dinamis ) dan dapat mengalami perubahan
yang cepat, misalnya perilaku masyarakat yang dramatis oleh munculnya tipe ponsel
(handphone ) Blackberry, yang dianggap mampu melakukan fungsi lebih dari sekedar
ponsel tetapi mampu melakukan chating , facebook, email dsb.
Kelompok-kelompok sosial memiliki perbedaan dalam tingkat kebebasan memilih
makna budaya tertentu, seperti di Amerika dan Eropa masyarakat lebih memiliki
kesempatan untuk menciptakan identitas pribadi dan menggunakannya, sementara
sebagian masyarakat lain di Cina, India dan Arab Saudi mungkin lebih terbatas dalam
memiliki kebebasan memilih makna budaya tertentu
2. Yang dimaksud kotak Hitam (Black Box) adalah : untuk proses pengambilan
keputusan dan karakteristik pembeli. Adapun isi dari kotak Hitam (Black Box)
adalah Model perilaku konsumen.

Contoh :

3. Strategi yang perlu dilakukan marketer dalam menangkap peluang dari 10 Karakteristik
Konsumen Indonesia yaitu dengan Pemasaran Inderawi.

Para pemasar yang inovatif mencoba melakukan studi yang komprehensif tentang
perilaku konsumen yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti misalnya ilmu sosial,
psikologi dan antropologi, karena pada akhirnya fokus yang diteliti adalah perilaku
manusia. Motivasi seseorang mengkonsumsi suatu barang atau jasa dapat dipelajari lebih
lanjut dengan menggunakan konsep pemasaran inderawi (sensory marketing).

Mengapa konsep ini begitu menarik? Pakar pemasaran dari University of Michigan, Prof.
Aradhna Krishna mengatakan bahwa pemasaran inderawi merupakan pemasaran yang
melibatkan panca indera konsumen dan mempengaruhi perilakunya. Karakteristik
inderawi sebuah produk seperti misalnya sentuhan, bau aroma, rasa, suara dan tampilan
fisik produk memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku konsumen. Pengaruh dari
stimuli atau rangsangan sensorik ini mampu mempengaruhi perasaan konsumen,
bagaimana mereka berpikir, apa yang diingat, apa yang disukai, dan bahkan bagaimana
seseorang memilih dan memakai suatu produk. Penekanan karakteristik sensorik suatu
produk atau jasa, dan penciptaan sensasi baru terhadap suatu produk dapat memperkuat
sikap, persepsi serta kepuasan bagi konsumen.
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tipologi pengambilan keputusan konsumen :

1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making)

Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju


kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan
evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin
terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.

2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian
yang tinggi ke yang rendah.

Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen.


Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri.
Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi.
Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati
diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen.

Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi
konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini
mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang
merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan
kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang
terbatas a limited process of decision making.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs
keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian
konsumen.

1. Proses Complex Decision Making

Terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi.
Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau
keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari
informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan
menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera
elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek
pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci
seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan
stratergi pemasaran.

2. Proses Brand Loyalty

Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli
merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan
dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau
sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk
konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan
sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari
kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas
atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang
sama.

3. Proses Limited Decision Making

Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki


keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa
lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk
membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi
dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan
keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen
mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada
dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti
merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan
melakukan apabila resikonya minimal.

4. Proses Inertia

Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan.
Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek
tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari
alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek.
Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah
kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang
berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut Contoh pembelian sayur
dan kertyas tisu.

Anda mungkin juga menyukai