Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh lingkungan terhadap perilaku konsumen

Disusun oleh :

Abdul Aziz A’ruf (0910320002)

Agung Wicaksono (0910323067)

Gandu Eka Saputra (0910320067)

Achmad Indra W (0910323064)

Jurusan Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis


Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama
dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik
perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik
yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk
mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan
harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif. Pada umumnya
perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku
konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian
perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya,
termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang
semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal
penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh
dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena
harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Dengan semakin
banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen
untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan
untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya.
Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan
bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya
mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam
mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima
sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan
mahasiswa untuk membeli produk mie instan
2. Dari faktor Budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diatas, faktor mana yang berpengaruh
dominan terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Nilai, budaya dan etnis
 Nilai adalah kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk
mengambil keputusan. Menurut Woods, nilai merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah
berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-
hari.
 Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh
yang akan terus melekat dalam diri manusia.
 Etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis
yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain,
yaitu adanya kesamaan budaya. Misalnya: Suku Jawa cenderung dikenal dengan
kelembutannya dalam bertutur kata dan menyukai makanan manis sedangkan suku Padang
lebih cenderung dikenal karena kemampuannya dalam berdagang serta lebih menyukai
makanan pedas.

B. Budaya dan konsumsi


Budaya merupakan pola hidup menyeluruh yang akan terus melekat dalam diri manusia dan
akan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Budaya akan
terus menerus tetap walaupun perkembangan zaman semakin hari semakin mendukung
munculnya berbagai hal canggih di dalam kehidupan manusia. Sedangkan konsumsi adalah
suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik
berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa budaya mampu mempengaruhi
konsumsi seseorang terhadap barang dan jasa dalam memenuhi segala kebutuhannya. Ini
semua tidak terlepas dari kemampuan daya beli masyarakat terhadap suatu produk yang
cendurung terpaku pada kebudayaan yang sudah ada. Misalnya: makanan siap saji seperti
chicken nugget belfoods yang mampu menjangkau berbagai kalangan, hal ini tentunya dibuat
oleh produsen untuk memudahkan setiap konsumen dalam mengefektifkan waktu dalam
menyiapkan makanan di kala mendesak seperti, sarapan pagi. Karena begitu eratnya dengan
budaya masyarakat yang ingin menghemat waktu, maka konsumsi terhadap produk chicken
nugget belfoods semakin meningkat.

C. Nilai-nilai yang berubah


Nilai-nilai yang terdapat dalam suatu kelompok, tentunya akan mempengaruhi budaya dan
kebiasaan seseorang dalam bertindak. Setiap hal yang dilakukan manusia dalam bertindak
tidaklah terlepas dari keyakinan masing-masing individu terhadap nilai atau norma yang
dianutnya. Hal ini akan terlihat pada kebiasaan individu bersikap, serta dalam menyikapi
masalah yang dihadapi. Setiap individu mempunyai perbedaan dalam menjalankan
kehidupannya di tengah-tengah masyarakat, hal ini karena perbedaan nilai atau budaya yang
dianutnya. Budaya antara seorang yang satu dengan lainnya berbeda walaupun memiliki satu
tujuan. Budaya akan luntur seiring berkembangnya zaman, bila tidak diiringi dengan
kesadaran individu dalam mensosialisasikan dan menjaga budayanya. Kesadaran individu
sangatlah dibutuhkan untuk dapat melestarikan nilai-nilai yang sudah melekat saat ini, supaya
tidak bercampur dengan budaya lain yang mampu mengubah kekhasan yang sudah ada.
Misalnya: peraturan jam malam yang ditetapkan di dalam keluarga mampu berubah karena
adanya pergeseran kebudayaan pada masyarakat, yang seharusnya jam malam berlaku sampai
jam 11, kini semakin bertambah hingga fajar menjelang. Hal ini karena adanya budaya luar
yang sedikit demi sedikit melunturkan budaya timur kita.

D. Pengaruh etnis pada perilaku konsumen


Di Indonesia terdapat berbagai macam keanekaragaman etnis, budaya, suku, kebiasaan, nilai
serta norma yang berkaitan erat satu dengan lainnya. Hal ini digunakan oleh para produsen
dalam merancang produk yang akan dipasarkan pada masyarakat diberbagai penjuru pulau
tanpa mengurangi nilai-nilai yang sudah ada didalamnya. Mereka berusaha untuk
menyesuaikan cita rasa setiap produk dengan para konsumennya. Seperti: produsen Indofood
yang menciptakan berbagai rasa pada produk Indomie, misalnya mie goreng cakalang dari
Ambon, mie rasa soto betawi dari Jakarta, dll. Hal ini tentunya disesuaikan dengan lidah para
konsumen yang berasal dari berbagai etnis. Hingga dapat membuat konsumen merasa berada
di kampung halamannya dengan menyantap Indomie yang disediakan dengan berbagai
macam pilihan rasa.

A. Pengertian perilaku konsumen


Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam
persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa.
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan
perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab
pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan
berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari
apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang
mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku
konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak
konsumen.
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-
barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen
merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen
perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan
barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan
proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk
mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku
konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman
dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras,
dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para
anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang
tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang
serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur
sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain.
Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu
dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
1) Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu
atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi
informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok
sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup
organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan
telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan
anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang
ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya
dalam masyarakat.
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan
orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan.
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
1) Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan
makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga
dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga
sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk
tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk
setiap tahap.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha
mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa
mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk
menurut kelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka
terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil
langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga
produknya.
4) Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja,
olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih
dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi
dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian
mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan
dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,
mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat
bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek
tertentu.
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada
waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu
yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor
psikologi yang penting:
1) Motivasi
Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan.
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan
mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.
3) Pengetahuan
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari
pengalaman.
4) Keyakinan dan sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini,
pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif
yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan kesimpulan:
1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis
secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna) terhadap
keputusan pembelian produk mie instan.
2. Variabel psikologis mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk mie
instan merk Sedaap
B. Saran
Dari hasil penelitian, analisis dan kesimpulan di atas, berikut beberapa saran yang dapat
disampaikan:
1. Mengingat keberadaan mie Sedaap dikalangan mahasiswa mudah didapat, harga terjangkau,
iklan, dan kandungan gizi hendaknya kondisi tetap terjaga agar konsumen tidak berpindah ke
merek lain. Dengan demikian saluran distribusi perlu di jaga.
2. Karena pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi dan pengetahuan
menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada produk mie
instant merek Sedaap, maka perusahaan (produsen mie instan merek Sedaap) lebih hati-hati
karena dari konsumen yang diteliti yaitu mahasiswa terlihat keputusan beli mereka tidak
mudah dipengaruhi oleh orang lain, daya beli sedang dan kebanyakan belum berpenghasilan
sehingga faktor perimbangan harga dan kualitas menjadi pertimbangan tersendiri
3. Dari besarnya nilai koefisien determinasi maupun kontribusi yang diberikan oleh faktor
perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa masih diperlukan
adanya penelitian lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini, karena munculnya sebuah perilaku pembelian konsumen
merupakan akibat dari banyak faktor antara lain marketing mix (produk, harga, promosi dan
distribusi), situasional (lingkungan sosial, lingkungan fisik, dampak sementara, dan keadaan
sebelumnya).
DAFTAR PUSTAKA
http://duniasacha.blogspot.com/2010/11/perilaku-konsumen_18.html

Anda mungkin juga menyukai