CONSUMER BEHAVIOR
Dosen Pengampu:
Dr. Ernawaty, drg., M.Kes.
Disusun oleh:
Kelompok 8
Cover…………………………………………………………………………………..1
Daftar Isi………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan…………………………………………………………………………..22
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..23
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
4
BAB II
5
2.1.2 Karakteristik Perilaku Pemasaran
6
KEBUDAYAA SOSIAL PERSONAL PSIKOLOGIS
KONSUMEN
1. Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh
kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
a. Kultur
Kultur (Kebudayaan) adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian nilai (values), persepsi,
preferensi, dan perilaku melalui keluarganya dan institusiinstitusi utama lainnya.
Misalnya seorang anak yang dibesarkan di Indonesia mendapat nilai-nilai
berikut: hubungan keluarga dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan (trust), respek
pada orang yang lebih tua, dan kesalehan.
b. Sub-Kultur
Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya. Subkultur
mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-
kultur membentuk segmen pasar yang penting, dan para pasar kerapkali
merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
mereka.
7
c. Kelas Sosial
Sebenarnya semua masyarakat secara alamiah akan menunjukkan stratifikasi
sosial. Stratifikasi kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di masyarakat India
tradisional, dimana anggota dari kasta yang berbeda dibesarkan untuk peranan-
peranan tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.
Lumrahnya saat ini, kelas sosial tertinggi dalam masyarakat memiliki perilaku
konsumen yang juga tinggi dalam pemilihan dan konsumsi itu sendiri.
2. Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status sosial
dari konsumen.
a. Kelompok Acuan
Banyak kelompok mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan
seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
(tatap muka) atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
seseorang disebut kelompok keanggotaan (membership groups).
b. Keluarga
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang saling
berpengaruh. Kita bisa membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli.
Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua seseorang. Dari
orang tua, seseorang memperoleh orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi
serta pemahaman atas ambisi pribadi, penghargaan pribadi, dan cinta.
c. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan
status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh
masyarakat. Contoh : Direktur akan memakai pakaian yang mahal dan memakai
asuransi kesehatan privat.
8
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia
pembeli dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, kondisi ekonomi. Gaya hidup,
serta kepribadian dan kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
a. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Dengan
demikian, pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan
jabatan seseorang terhadap minatnya akan produk atau jasa yang akan dibelinya.
b. Kondisi Ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seseorang. Kondisi
ekonomi meliputi pendapatan yang bisa dibelanjakan (tingkat pendapatan,
stabilitas, dan pola waktunya), tabungan dan kekayaan (termasuk persentase yang
likuid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja versus
menabung.
c. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub-kultur, kelas sosial, dan pekerjaan yang
sama mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan
pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat,
pendapatnya.
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Setiap orang memiliki kepribadian sendiri yang mempengaruhi perilaku
pembeliannya. Kepribadian dapat diartikan sebagai karakteristik psikologis yang
berbeda dari seseorang yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan
tetap terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan ciri-ciri
bawaan secara kepercayaan diri, dominasi, otonomi, rasa hormat, keramahan atau
suka bergaul, defensif, dan kemampuan beradaptasi.
9
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap.
1. Motivasi
Suatu kebutuhan menjadi motif bila telah mencapai tingkat intensitas
yangmemadai. Motif dan dorongan adalah kebutuhan yang cukup untuk
mendorong untuk mendorong seseorang agar bertindak. Pemuasan kebutuhan
tersebut akan mengurangi rasa ketegangan.
2. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap bertindak. Bagaimana orang yang
termotivasi tersebut akan benar-benar bertindak dipengaruhi persepsinya
mengenai situasi tertentu.
3. Pengetahuan
Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menggambarkan
perubahan dalam perilaku individu tertentu yang berasal dari pengalaman.
Sebagian besar perilaku manusia dipelajari.
4. Keyakinan dan Sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh keyakinan dan sikap.
Kedua faktor ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Tentu
saja, perusahaan-perusahaan sangat tertarik pada keyakinan yang dianut orang
engenai produk dan jasa mereka. Keyakinan ini membentuk citra produk dan
merek, dan orang bertindak atas dasar citra ini.
10
merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-
produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri
pembelinya, seperti mobil, televisi, pakaian, jam tangan, komputer pribadi dan
lainnya. Biasanya konsumen tidak tahu banyak tentang kategori produk dan
harus belajar untuk mengetahuinya.
11
2.1.5 “Consumer Behavior” Pada Sektor Kesahatan
a. Awareness
Di bidang kesehatan, ini adalah titik di mana konten yang luas dan menarik secara
universal dapat menarik perhatian pasien, membangun keakraban dengan brand dan
jalur layanan Anda. Menggunakan salah satu dari daftar media yang luas, termasuk
publikasi cetak, surat langsung, direktori dokter, iklan digital, papan iklan, radio,
televisi, dan rujukan dari mulut ke mulut dari teman, kolega, atau keluarga.
b. Active Evaluation
Pada tahap ini terjadi saat seseorang sampai pada kesimpulan bahwa mereka
mungkin perlu mengunjungi fasilitas kesehatan, mereka beralih dari tahap awareness
ke active evaluation. Pada tahap ini, pasien potensial mulai memperhatikan pilihan
mereka.
Untuk menjangkau peluang ini, provider kesehatan harus fokus pada informasi
blog, akun media sosial, dan situs web terbaru. Strategi selanjutnya yaitu memastikan
semua bagian pemasaran menyertakan nomor telepon atau tautan ke informasi lebih
lanjut atau halaman arahan untuk membantu pihak yang berkepentingan beralih ke
tahap berikutnya dalam proses.
c. Decision Making
Pada tahap ini, pasien tidak hanya melihat fasilitas pelayanan yang provider
berikan, tetapi telah menyatakan minat atau tidak minat pada layanan tersebut. Ini
adalah titik balik penting dalam proses.
Kunci untuk segmen ini adalah memasukkannya ke dalam kampanye email atau
direct mail — terutama jika provider kesehatan tahu apa yang pasien minati dan
butuhkan. Ini dapat memungkinkan pasien untuk mengirim email yang sangat
tertarget atau surat langsung untuk mendorong mereka untuk bertindak sekarang pada
ajakan untuk bertindak tertentu sesuai dengan pelayanan kesehatan yang ditawarkan.
12
d. Post-Puschase
Bagi pasien yang setuju untuk berlangganan, buletin dapat menjadi media yang
sangat baik untuk mencapai segmen ini. Membuat konten khusus yang berfokus pada
bidang minat pasien dapat memastikan bahwa mereka selalu mengingat fasilitas yang
telah diberikan oleh provider, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk
rujukan.
13
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pengambilan
keputusan konsuman merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu
produk atau jasa dengan mempertimbangkan berbagai alternative pilihan serta
memperhitungkan berapa banyak yang akan dibeli, dimana dan kapan
pembelian akan dilakukan.
14
yang tepat. Keenam tahapan proses pengambilan keputusan di ikuti
meskipun tidak berurutan dan akan banyak alternatif yang di evaluasi. Jika
hasil yang diharapkan terpenuhi, maka keputusan ditunjukkan dalam
bentuk rekomendasi pada orang lain dan keinginan untuk membeli
kembali. Solomon, et. al., (2006) mengatakan bahwa dalam pengambilan
keputusan diperluas, pada tahap pencarian informasi, konsumen terbuka
pada sumber informasi yang berbeda, menggunakan banyak kriteria
alternatif yang di evaluasi, mengunjungi berbagai toko-toko dan sering
melakukan komunikasi dengan penjual ketika melakukan pembelian.
2. Pengambilan Keputusan Antara
Pengambilan keputusan antara berada diantara kedua titik ekstrim
yaitu pengambilan keputusan diperluas dan pengambilan keputusan
terbatas. Tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif juga dilakukan
oleh konsumen tetapi intensitasnya terbatas.
3. Pengambilan Keputusan Terbatas
Pencarian informasi secara internal maupun eksternal terbatas, sedikit
alternatif, aturan pengambilan keputusan sederhana atas sejumlah kecil
atribut, dan evaluasi purna pembelian yang rendah. Konsumen
menyederhanakan proses dan mengurangi jumlah dan variasi dari sumber
informasi alternatif serta kriteria yang digunakan untuk evaluasi.
Pencarian yang ekstensif dan evaluasi alternatif dihindari karena proses
pembelian diasumsikan sebagai hal tidak penting bagi konsumen.
Solomon (2011) menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan
terbatas konsumen tidak menggunakan pencarian informasi secara
eksternal serta menggunakan waktu berbelanja yang terbatas dan
pemilihan produk dipengaruhi oleh apa yang dipajang di toko ketika
melakukan pembelian.
15
2.2.4 Faktor yang memengaruhi Consumer Decision Making
16
d) Sikap
Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh, intensitas, dukungan
dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Pencarian informasi
dan evaluasi yang luas atas pelbagai kemungkinan akan menghasilkan
pembentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang
dipertimbangkan.
e) Gaya Hidup
Gaya hidup diartikan sebagai pola dimana orang hidup dan
menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup yang dianut seseorang
juga menentukan dalam pemilihan serta keputusan pembelian sebuah
produk.
f) Kepribadian
Kepribadian diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap
stimulus lingkungan. Kepribadian seseorang akan menentukan
bagaimana seseorang mengkonsumsi suatu produk
g) Karakteristik Demografi
Karakteristik demografi seperti usia, pendapatan dan pendidikan juga
membedakan bagaimana seseorang terlibat dalam pengambilan
keputusan konsumen.
2. Faktor Eksternal
a) Budaya
Budaya dalam perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan,
artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu
individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi
sebagai anggota masyarakat. Perbedaan budaya juga menentukan jenis
produk yang dipilih untuk dikonsumsi
17
b) Kelas Sosial
Pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu
yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Status kelas sosial
menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.
c) Pengaruh Kelompok dan Keluarga
Pengaruh kelompok dan keluarga adalah kelompok yang terdiri atas
dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan
atau adopsi dan tinggal bersama. Keputusan pembelian individu sangat
mungkin dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Kelompok
juga berpengaruh dalam memberikan referensi mengenai suatu
produk, dan toko.
18
2. Pencarian informasi
Pengenalan kebutuhan dari berbagai pilihan sudah dilakukan,
selanjutnya adalah pencarian informasi internal ke memori untuk
menentukan solusi yang memungkinkan. Jika pemecahannya tidak diperoleh
melalui pencarian internal, maka proses pencarian difokuskan pada stimuli
eksternal yang relevan dalam menyelesaikan masalah (pencarian eksternal).
Pencarian informasi ditentukan oleh situasi, produk, pengecer dan
karakteristik konsumen (pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan sikap,
serta karakteristik demografi). Setelah konsumen mengumpulkan informasi
tentang jawaban alternatif terhadap suatu kebutuhan yang dikenali, maka
konsumen mengevaluasi pilihan serta menyempitkan pilihan pada alternatif
yang diinginkan. Konsumen melakukan pembelian yang nyata berdasarkan
alternatif yang telah dipilih. Pembelian meliputi keputusan konsumen
mengenai apa yang dibeli, keputusan membeli atau tidak, waktu pembelian,
dimana dan bagaimana cara pembayarannya.
3. Evaluasi alternatif,
Sebelum membeli dan mengkonsumsi sesuatu, terlebih dahulu
konsumen membuat keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan,
kapan, bagaimana dan dimana proses pembelian atau konsumsi itu akan
terjadi. Atau dengan kata lain, diperlukan suatu proses pengambilan
keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Han, et. al., (2014)
mengatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil
dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan
secara kognitif sebagai keinginan berperilaku (behavior intentions).
Pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut sebagai
suatu pemecahan masalah.
19
4. Pembelian
Setelah mengevaluasi dari berbagai alternative pilihan, konsumen akan
melakukan atas suatu produk atau jasa tersebut dengan mempertimbangkan
segala aspek seperti waktu, biaya , manfaat, resiko dan lain sebagainya
5. Konsumsi
6. Evaluasi Setelah Pembelian
Setelah melakukan pembelian dan produk atau jasa mulai dikonsumsi,
ada respon atau feedback yang dilakukan oleh konsumen. Suatu respond an
feedback bisa dikatakan sebuah evaluasi setelah melakukan pembelian.
Evaluasi terhadap produk didasarkan pada kualitas produk dan
kebermanfaatannya bagi konsumen, sedangkan evaluasi terhadap pembelian
jasa didasarkan pada kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
20
A. Fase 1: Initial Consideration — Proses pengambilan keputusan dimulai saat
pasien mengembangkan serangkaian pilihan pelayanan pada pembelian awal.
Misalnya, dalam perawatan kesehatan, rangkaian ini mungkin didorong oleh
iklan, rujukan informal (dari tetangga, rekan kerja atau anggota keluarga),
rujukan resmi dari penyedia, jenis penyedia, status dalam jaringan dan
preferensi konsumen seperti kenyamanan geografis.
C. Fase 3: Closure — pada tahap ini adalah "momen pembelian" yang sangat
penting yang ingin dipengaruhi oleh pemasar dan pakar pertunangan. Dalam
perawatan kesehatan hari ini, ini biasanya terjadi di titik layanan dan di ruang
ujian, tanpa akses konsumen ke biaya, kualitas dan data komparatif
independen lainnya yang digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan yang tepat.
21
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Gaynor Bill. (2016). Health Care Consumer Behaviors: 4 stages of consumer decision
making applied to health care shopping and digital transformation. Corporate
Development,
Solomon, Michael R. 2007. Consumer Behaviour : Buying, Having, and Being, Sixth
Edition, New Jersey : Pearson Prentice Hall
23