disusun oleh:
Kelompok 7
Kelas Minat AKK 2018
1
SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN DI THAILAND
A. Gambaran Umum
1. Geografis
Negara Thailand berada di tengah semenanjung Indochina di Asia
Tenggara yang berbatasan di utara dengan Myanmar dan Laos, di sebelah
timur oleh Laos dan Kamboja, di selatan oleh Teluk Thailand dan Malaysia,
dan di barat oleh Laut Andaman dan ujung selatan Myanmar. Thailand
memiliki total lahan 513,120 km² terdiri dari daratan seluas 510,890 km²
dan perairan seluas 2,230 km². Thailand beribukota di Bangkok, yang juga
sebagai pusat politik, perdagangan, industri dan budaya. Thailand terdiri
dari 77 provinsi.
2. Demografi
Populasi Thailand diperkirakan 69.037.513 jiwa pada tahun 2017, dengan
angka pertumbuhan penduduk sebesar 0,32%. Sekitar 75% dari populasi
adalah orang Thai, Cina (14%), Melayu (3%), dan etnis lainnya (8%). Selain
itu, terdapat juga komunitas besar etnis Tionghoa yang secara sejarah
memegang peranan yang besar (yang tidak proporsional dengan jumlahnya
di negara tersebut) dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis
Melayu di selatan, Mon, Khmer, dan berbagai suku orang bukit.
Sekitar 95% penduduk Thailand adalah pemeluk agama Buddha aliran
Theravada, namun ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen, dan
Hindu. Agama Islam (4.6%), Kristen (0.7%), dan lain-lain (0.1%). Bahasa
Thailand merupakan bahasa nasional Thailand, yang ditulis menggunakan
aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga bahasa daerah lainnya. Bahasa
Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.
3. Perekonomian
Di bidang perekonomian, Thailand memiliki pendapatan domestik bruto
atau PDB sebesar 6.883,25 USD dengan pendapatan per kapitanya sebesar
US$ 18,730. Infrastruktur Thailand berkembang dengan sangat baik dengan
kebijakan-kebijakan pro-investasi, sehingga banyak perusahaan yang
menanamkan modalnya di negeri gajah putih tersebut. Ekonomi Thailand
2
bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB. Dua pertiga
PDB Thailand berasal dari ekspor komoditas ke luar negeri. Produk-produk
yang diekspor oleh Thailand diantaranya seperti produk otomotif, produk
elektronik, komoditas agrikultur, dan produk-produk pengolahan bahan
makanan. Pertumbuhan ekonomi Thailand adalah sebesar 3,2% di tahun
2016.
Pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama penduduk Thailand. Hasil
utamanya adalah padi. Thailand menjadi negara penghasil padi terbesar di
Asia Tenggara. Oleh sebab itu, terkadang orang menjuluki negara ini
sebagai lumbung padi ASEAN (negara-negara di Asia Tenggara).
Sektor pariwisata pun tak kalah berkontribusi pada perekonomian
Thailand. Sektor ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya
Baht dan stabilnya politik di Thailand. Di tahun 2002, jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Thailand mencapai 10,9 juta orang. Angka ini
meningkat sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya yang berjumlah 10,1 juta
orang.
4. Anggaran kesehatan per kapita
Anggaran kesehatan negara Thailand menempati peringkat 114 dari 194
negara yaitu dengan besaran US$ 327.
3
B. Sistem Pelayanan
Kementerian Kesehatan Masyarakat mulai memperkenalkan Universal
Health Care (Pelayanan Kesehatan Universal) sejak tahun 2002, dan sejak itu
pelayanan kesehatan di Thailand terus berkembang dan berinovasi. Kebijakan
Universal Health Care telah mencapai cakupan semesta 99% dari seluruh
warga negara Thailand dengan menggunakan tiga bentuk jaminan kesehatan
nasional (WHO, 2014).
1. Fasilitas primer
Pelayanan kesehatan yang utamanya untuk melaksanakan pencegahan
penyakit, promosi kesehatan, perawatan kesehatan, dan rehabilitasi
kesehatan tanpa menimbulkan dampak kesulitan keuangan.
2. Fasilitas sekunder
Sistem rujukan yang berjenjang, yaitu rumah sakit melayani
permasalahan yang tidak mampu ditangani oleh pelayanan primer.
Rumah Sakit mempunyai tanggung jawab untuk membimbing beberapa
fasilitas primer untuk meningkatkan kualitas di UHC (Unit Health Care).
4
C. Sistem Pembiayaan
Thailand termasuk negara yang telah mencapai Universal Health Coverage
(Jaminan Kesehatan Universal). UHC merupakan sebuah sistem kesehatan bagi
setiap orang untuk memiliki akses yang sama ke pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) tanpa menimbulkan dampak
kesulitan keuangan. Di Asia Tenggara, baru Thailand dan Malaysia yang
mencapai hal itu. Selebihnya, cakupan jaminan kesehatan masih beragam.
Upaya Thailand menjamin kesehatan warganya bermula pertengahan tahun
1970 dengan menargetkan populasi tertentu. Warga rentan dan miskin dijamin
kesehatannya oleh negara, dan biaya kesehatan sektor privat dijamin dengan
kontribusi pekerja, pemberi kerja, dan pemerintah. Adapun sektor informal
dibayar pemerintah dan pekerja informal. (Lestari dkk 2014).
1. Asuransi
a. Asuransi sosial
Sistem kesehatan di Thailand menggunakan peraturan dari
Universal Health Care (UHC) tahun 2002 dan telah menghasilkan
99% perlindungan universal (Universal Coverage) untuk warga
negara dengan menggunakan tiga skema. Berikut ini adalah skema
Jaminan Kesehatan Nasional di Thailand (Sriratanaban, 2010):
1) Civil Servants Medical Benefits Scheme (CSMBS)
Kepesertaan bersifat waib bagi pekerja pemerintahan dan
keluarganya dengan jangkauan perlindungan tiga generasi, yang
artinya perlindungan juga berlaku untuk orang tua kandung dan
maksimal tiga anak kandung yang berusia dibawah 20 tahun.
Seluruhnya dibayarkan oleh pemerintah yang bersumber dari
pajak negara. Fasilitas kesehatan yang dituju adalah rumah sakit
dengan jenis pelayanan kesehatan yang didapat adalah kuratif
dan rehabilitatif.
2) Social Security Scheme (SSS)
Merupakan jaminan kesehatan yang wajib bagi karyawan
sektor swasta. Fasilitas kesehatan yang dituju adalah rumah sakit
dengan jenis pelayanan kesehatan yang didapat adalah kuratif
5
dan rehabilitatif. Disini, pimpinan perusahaan dianjurkan untuk
membayar jaminan kesehatan maksimal 35.000 Baht (15 juta
rupiah). Pada kondisi tertentu, dapat dibayarkan sampai dengan
200.000 Baht (90 juta rupiah). Untuk kelebihan tagihan menjadi
tanggung jawab pekerja itu sendiri. Oleh karena itu, skema ini
menggunakan sistem pembiayaan berdasarkan tripartite
contribution atau pembiayaan yang ditanggung oleh tiga pihak
yakni pengusaha, pekerja, dan pemerintah.
3) Universal Coverage Scheme (USC)
Merupakan jaminan kesehatan yang wajib bagi seluruh warga
negara Thailand diluar kedua bentuk perlindungan diatas.
Sistem pembiayaan ditanggung oleh pemerintah melalui pajak
negara. Peserta mendapatkan jenis pelayanan kesehatan
komprehensif (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) di
unit pelayanan primer dan rumah sakit.
Tiga skema diatas merupakan jenis asuransi dengan sistem
pembiayaan yang berasal dari pajak. Oleh karena itu, subsidi
diberikan oleh pemerintah, sedangkan masyarakat hanya cukup
membayar 30 Baht (13 ribu rupiah) setiap kunjungan ke rumah sakit
dengan menunjukkan kartu identitas penduduk. Pembayaran aktivitas
promosi kesehatan di Thailand ditunjang oleh pajak negara yang
berasal dari pajak minuman beralkohol dan rokok (Sriratanaban,
2010).
b. Asuransi swasta
Terdapat asuransi swasta di Thailand yang bernama Voluntary
Health Insurance (VHI). Asuransi tersebut kepesertaannya bersifat
sukarela, yang artinya siapa saja warga negara Thailand yang
menginginkan. Sistem pembiayaannya berasal dari premi yang
dibayarkan oleh peserta. Fasilitas kesehatan yang dituju adalah rumah
sakit dengan jenis pelayanan kesehatan yang didapat adalah kuratif
dan rehabilitatif (Sriratanaban, 2010).
6
2. Non Asuransi
Thailand telah mencapai 99% Universal Health Coverage dalam
jangka waktu lebih dari 10 tahun. Sehingga dengan cakupan 99%
tersebut, hanya sebagian kecil saja warga negara Thailand yang
menggunakan biaya pribadi untuk mengakses pelayanan kesehatan.
Menurut Marmot (2016), dengan sistem universal tersebut hanya sekitar
20% penduduk Thailand yang menggunakan layanan kesehatan di luar
sistem dan sekitar 11% penduduk memikul sendiri biaya pelayanan
kesehatannya.
7
Tabel 3. Perbandingan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Indonesia dan Thailand
Jenis
Jenis Komposisi Model Pembayaran Fasilitas
Negara Kepesertaan Pembiayaan Pelayanan
Asuransi Peserta Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
Iuran Fasilitas
Kapitasi untuk FKTP dan Promotif,
Jaminan PPU + PBU + perorangan + kesehatan
Kepesertaan CBG’s untuk faskes preventif,
Indonesia Kesehatan bukan pekerja + badan usaha primer,
bersifat wajib tingkat sekunder dan kuratif, dan
Nasional PBI dan sekunder, dan
tersier rehabilitatif
pemerintah tersier
Civil
Wajib bagi Biaya-untuk-jasa:
Servants Karyawan
penyelenggaraan beberapa pembatasan Kuratif dan
Medical pemerintahan dan Pajak Rumah sakit
negara dan manfaat yang perlu rehabilitatif
Benefits keluarga
keluarganya pasien co-pembayaran
Scheme
Social Wajib bagi Kapitasi untuk rawat
Karyawan sektor Kuratif dan
Security karyawan Pajak jalan dan rawat inap, Rumah sakit
swasta rehabilitatif
Scheme swasta termasuk resep
1. Rawat jalan termasuk
Thailand Wajib untuk Pemimpin Promotif,
Universal resep: kapitasi Unit pelayanan
penduduk bukan komunitas + preventif,
Coverage Pajak 2. Rawat inap: DRG primer dan
CSMBS atau sukarelawan kuratif, dan
Scheme dengan anggaran rumah sakit
SSS kesehatan rehabilitatif
global
Biaya-untuk-jasa:
Voluntary beberapa melakukan
Siapa saja yang Kuratif dan
Health Sukarela Premi retrospektif pemanfaatan Rumah sakit
menginginkannya rehabilitatif
Insurance review di billing rumah
sakit
Sumber: Buku Saku BPJS 2013
8
D. Indikator Kesehatan
Menurut WHO, terdapat beberapa indikator kesehatan yang digunakan di
Thailand. Indikator kesehatan tersebut adalah:
child health, demographic and socioeconomic statistics, health financing,
health systems, mortality and global health estimates, sustainable
development goals, world health statistics
9
b. Probability of dying by age 5 per 1000 live births (2016) = 12,27
c. Maternal mortality ratio per 100.000 live births (2015) = 20
6. Tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals)
a. Life expectancy at birth m/f (2016) = 72/79
b. Births attended by skilled health personnel (2013-2016) = 99,1 %
7. Statistik kesehatan dunia (world health statistics)
a. Total population (2016) = 68.864
b. Population proportion under 15 (2016) = 17,7%
c. Population proportion over 60 (2016) = 32,2%
E. Lesson Learn
Thailand menjadi salah satu negara yang telah menjalankan universal health
coverage, dengan cakupan kepesertaan mencapai 99% dari populasi total.
Capaian tersebut didukung dengan adanya asuransi yang ditawarkan oleh
negara, baik asuransi sosial maupun komersial. Asuransi sosial yang digunakan
di Thailand ada tiga, dengan komposisi peserta yang berbeda, tetapi sumber
pembiayannya sama, yaitu pajak. Dengan adanya tiga asuransi sosial yang
digunakan, maka pemerintah Thailand dapat lebih mudah mengelola pelayanan
dan pembiayaan dari masing-masing asuransi.
Selain dengan adanya bantuan asuransi, pemerintah Thailand juga
mengalokasikan anggaran kesehatan yang cukup besar untuk meningkatkan
akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan, yakni sebesar US$ 327.
Ditambah juga adanya dukungan penuh dari pemerintah Thailand terhadap
kebutuhan fasilitas kesehatan bagi rakyatnya, yakni dengan melakukan
pemerataan fasilitas dan pelayanan kesehatan di daerah pedesaan, melatih dan
10
mempekerjakan dokter dan tenaga kesehatan masyarakat, serta merekrut dan
melatih relawan desa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan primer.
Indonesia sendiri telah menjalankan asuransi sosial Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dengan tujuan untuk mencapai universal health coverage bagi
seluruh penduduk. Peserta JKN tidak dibedakan, yakni seluruh warga negara
Indonesia, dan pembiayaannya berasal dari iuran perorangan beserta bantuan
dana badan usaha dan pemerintah. Hanya memiliki satu asuransi sosial yang
diharuskan untuk menjangkau seluruh penduduk dari kalangan yang berbeda,
membuat pengelolaan dari JKN sendiri cukup sulit dan lebih kompleks.
Selain itu, kurangnya anggaran kesehatan yang dialokasikan oleh
pemerintah Indonesia, yakni sebesar US$ 100, dapat menjadi bahan evaluasi.
Karena perbedaannya yang cukup signifikan dibandingkan dengan pemerintah
Thailand yang mengalokasikan dana cukup banyak untuk anggaran kesehatan
negaranya. Dukungan dari pemerintah Indonesia pun masih kurang, hal ini
terlihat dari kurangnya anggaran kesehatan negara serta sulitnya pemerataan
fasilitas dan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
F. Kesimpulan
Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara dengan luas 513,120
km2. Populasi penduduk Thailand sejumlah 69.037.513 jiwa pada tahun 2017
dimana 95% dari penduduk tersebut menganut agama Buddha aliran
Theravada. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Thailand sebesar US$
6.883,25 dan pendapat per kapitanya sebesar US$ 18,730. Mata pencaharian
utama penduduk Thailand adalah bertani dengan hasil utama pertanian padi.
Anggaran kesehatan Thailand sebesar US$ 327, dimana menempati peringkat
114 dari 194 negara di dunia.
Sistem pelayanan kesehatan di Thailand terdiri dari fasilitas primer dan
sekunder. Fasilitas primer melayani kegiatan preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif. Sedangkan fasilitas sekunder melayani permasalahan yang tidak
mampu diatasi oleh pelayanan fasiltias primer. Sistem pembiayaan kesehatan
yang terdapat di negara Thailand ada dua, yaitu secara asuransi dan non
asuransi.
11
Asuransi yang digunakan di Thailand meliputi asuransi sosial dan
komersial. Asuransi sosial terdiri dari Civil Servants Medical Benefits Scheme
(CSMBS), Social Security Scheme (SSS), dan Universal Coverage Scheme
(UHS). Sedangkan asuransi komersial yang dipakai adalah Voluntary Health
Insurance (VHI). Pembiayaan kesehatan non asuransi berasal dari uang
warga negara yang menggunakan biaya pribadi untuk mengakses pelayanan
kesehatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13