DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL…………..…………………………………………………………………………………………….2
DAFTAR GRAFIK……….……………………………………………………………………………………………..3
Tabel 1. Pengelompokan Obat Berdasarkan Karakteristik Obat dan Kondisi Target ....... 17
Tabel 2. VED Category..................................................................................................... 23
Tabel 3.Pengelompokan Matrix ABC-VEN ..................................................................... 33
Tabel 4. Hasil Analisis ABC ............................................................................................. 36
Tabel 5. Hasil Analisis VEN ............................................................................................. 37
Tabel 6. Matrix ABC-VEN ............................................................................................... 39
Tabel 7. Pengelompokan Matrix ABC-VED .................................................................... 42
Tabel 8. Hasil Analisis ABC ............................................................................................. 46
Tabel 9. Hasil Analisis VED ............................................................................................. 48
Tabel 10. Matrix ABC-VED ............................................................................................. 50
DAFTAR GRAFIK
Karakteristik Obat V E N
Kondisi Target
Kondisi Akibat
Kejadian Yang
Dialami Target >5% 1-5 % >1%
1. Orang yang
terkena dampak >5% 1-5 % > 1%
2. Orang yang
diobati
Kondisi Keparahan
Target
1. Mengancam Ya Terkadang Jarang
jiwa Ya Terkadang Jarang
2. Mengakibatkan
cacat
Efek Terapeutik Obat
1. Mencegah Ya Tidak Tidak
penyakit
berbahaya Ya Ya Tidak
2. Menyembuhkan
penyakit Tidak Mungkin Ya
berbahaya
3. Dapat
mengobati
gejala dan Selalu Biasanya Bisa iya /
keluhan ringan Bisa tidak
dengan Tidak Pernah Jarang Bisa iya /
sendirinya Bisa tidak
4. Telah terbukti
khasiatnya
5. Tidak terbukti
khasiatnya
Summary:
VEN Method is a method to assess the important of medicine needs that not
only based on total cost and the level of consumption. VEN Method are consists of
Vital, Essential, and Non Essential. Vital, a group of medicine must be available
because the crucial to providing basic health service. Essential, a group of
medicine that widely used when taking action because not absolutely vital to
providing basic the health care. Non Essential, a group of medicine used to treat
mild complaints.
BAB III
METODE VED
VED CATEGORY
Summary:
The main purpose of VED Method is to determine the criticality of inventory
goods also the effect on production and other services. VED Method classification
are consists of Vital, Essential, and Desirable. Vital, a group of medicine must be
available. Essential, goods with lower critical needs. Desirable, lack goods will not
be a threat the health of patient.
BAB IV
METODE ABC
Kategori Kelompok
I AV AE AN BV CV
II BE CE BN
III CN
a. Kategori I
Obat yang termasuk dalam kategori I pada matrix ABC-VEN
merupakan jenis obat yang persediaannya diprioritaskan serta
membutuhkan perhatian besar. Kategori ini berisi sebagian item yang
memiliki nilai investasi besar serta bersifat penting. Kategori I terdiri dari
obat yang termasuk dalam kelompok AV, AE, AN, BV, dan CV.
Obat yang masuk dalam kelompok AV merupakan obat yang
memiliki nilai investasi tinggi dan bersifat vital sehingga harus dianalisa
dengan hati-hati serta dipantau persediaannya secara rutin. Obat yang
masuk dalam kelompok AE merupakan obat yang memiliki nilai investasi
tinggi dan bersifat essential sehingga dapat disimpan pada tingkat
persediaan yang rendah namun lebih sering dilakukan pembelian . Obat
yang masuk dalam kelompok AN merupakan obat yang memiliki nilai
investasi tinggi serta bersifat non essential sehingga persediaan dapat
diterapkan pada tingkat rendah. Obat yang masuk dalam kategori BV
merupakan obat yang memiliki nilai investasi sedang dan bersifat vital
sehingga persediaannya dapat disimpan dengan jumlah yang lebih banyak
dibandingkan obat pada kelompok AE. Sedangkan obat yang masuk dalam
kategori CV merupakan obat yang memiliki nilai investasi rendah dan
bersifat vital sehingga persediannya dapat disimpan dalam jumlah yang
banyak.
b. Kategori II
Obat yang termasuk dalam kategori II pada matrix ABC-VEN
merupakan jenis obat yang memiliki nilai investasi sedang hingga rendah
serta bersifat essential dan non essential. Kategori II terdiri dari obat yang
termasuk dalam kelompok BE, CE, dan BN. Obat yang masuk dalam
kelompok BE merupakan obat yang memiliki nilai investasi sedang dan
bersifat essential. Obat yang masuk dalam kelompok CE merupakan obat
yang memiliki nilai investasi rendah dan bersifat essential. Sedangkan obat
yang masuk dalam kelompok BN merupakan obat yang memiliki nilai
investasi sedang dan bersifat non essential. Obat yang termasuk dalam
kategori ini dapat dikontrol dengan tingkat persediaan yang sedang.
c. Kategori III
Obat yang termasuk dalam kategori III pada matrix ABC-VEN
merupakan jenis obat yang memiliki nilai investasi rendah serta tidak akan
mempengaruhi fungsi rumah sakit apabila stok tidak tersedia untuk waktu
yang lama. Kelompok obat yang termasuk dalam kategori III adalah
kelompok obat CN. Obat yang masuk dalam kelompok CN merupakan obat
yang memiliki nilai investasi rendah dan bersifat non essential sehingga
persediaan jenis obat dalam kelompok ini tidak perlu disimpan dengan
pengkontrolan yang ketat.
Penerapan matrix ABC-VEN dapat dicontohkan pada kasus berikut
% %
Kumulatif Kumulatif
%
% Penggunaan Per Per
Nama % Unit Cost Penggu %
No Vol Kumulatif Biaya Kategori Kategori Kat
Produk Vol (Rp) naan Kumulatif
Volume (Rp) Berdasar Berdasar
Biaya
Nilai Nilai
Pakai Investasi
Pantozol
1
INJ 980 12,44 12,44 52.000.000 50.960.000.000 34,04 34,04
18,78 77,45 A
2
Tyason 500 6,35 18,78 70.000.000 35.000.000.000 23,38 57,41
Omeprazole
3
INJ 600 7,61 26,40 50.000.000 30.000.000.000 20,04 77,45
22,84 16,83 B
Ceftazidime
4
INJ 1200 15,23 41,62 10.000.000 12.000.000.000 8,01 85,46
5
Kenalog 950 12,06 53,68 9.674.900 9.191.155.000 6,14 91,60
6
Phenytoin 500 6,35 60,03 8.000.000 4.000.000.000 2,67 94,27
7 58,38 5,73 C
Digoxin 650 8,25 68,27 4.680.000 3.042.000.000 2,03 96,31
8
Nifedipine 600 7,61 75,89 3.890.000 2.334.000.000 1,56 97,87
Paracetamo
9
l 650 8,25 84,14 2.758.500 1.793.025.000 1,20 99,06
10
Captopril 650 8,25 92,39 1.670.000 1.085.500.000 0,73 99,79
11
Midazolam 600 7,61 100,00 529.662 317.797.200 0,21 100,00
100 Rp
7880 % 149.723.477.200 100% 100% 100%
Kenalog Oropharinx N
Digoxin Cardiac V
Nifedipine Anti anginal drugs E
Paracetamol Analgesik E
000.000 000.000
000.000 000.000
Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya
Kategori (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) & (%) (Rp) &
(%)
I
500 35.000. 980 50.960. 0 0 600 30.000 2400 8.445. 4480 124.405.
.000. 297.200
000.000 000.000 297. (57%)
(83%)
000
200
BE CE BN TOTAL
Kategori Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol & Biaya
(%)
II (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) &
(%)
(11%)
CN TOTAL
Kategori Kelompok
I AV AE AD BV CV
II BE CE BD
III CD
a. Kategori I
Obat yang termasuk dalam kategori I pada matriks ABC-VED
merupakan jenis obat yang perlu dipantau dan dikendalikan terus menerus.
Obat yang termasuk dalam kategori ini merupakan item yang memiliki nilai
investasi besar dan sangat penting bagi kehidupan pasien. Kategori I terdiri
dari obat yang termasuk dalam kelompo AV, AE, AD, BV, dan CV.
Obat yang termasuk dalam kelompok AV merupakan obat yang
memiliki nilai investasi tinggi dan bersifat vital. Obat yang masuk dalam
kelompok AE merupakan obat yang memiliki nilai investasi tinggi dan
bersifat essential. Obat yang masuk dalam kelompok AD merupakan obat
yang memiliki nilai investasi tinggi dan bersifat desirable. Obat yang masuk
dalam kelompok BV merupakan obat yang memiliki nilai investasi sedang
dan bersifat vital. Sedangkan obat yang masuk dalam kelompok CV
merupakan obat yang memiliki nilai investasi sedang dan bersifat vital.
b. Kategori II
Obat yang termasuk dalam kategori II pada matrix ABC-VED
merupakan jenis obat yang memiliki nilai investasi sedang hingga rendah
serta bersifat essential dan desirable. Obat pada kategori ini harus dikontrol
secara berkala. Kategori II terdiri dari obat yang termasuk dalam kelompok
BE, CE, dan BD. Obat yang masuk dalam kelompok BE merupakan obat
yang memiliki nilai investasi sedang dan bersifat essential. Obat yang
masuk dalam kelompok CE merupakan obat yang memiliki nilai investasi
rendah dan bersifat essential. Sedangkan obat yang masuk dalam kelompok
BD merupakan obat yang memiliki nilai investasi sedang dan bersifat
desirablel. Obat yang termasuk dalam kategori ini dapat dikontrol dengan
tingkat persediaan yang sedang.
c. Kategori III
Obat yang termasuk dalam kategori III pada matrix ABC-VED
merupakan jenis obat yang memiliki nilai investasi rendah serta tidak akan
mempengaruhi fungsi rumah sakit apabila stok tidak tersedia untuk waktu
yang lama. Obat pada kategori ini tidak harus dikontrol secara berkala.
Kelompok obat yang termasuk dalam kategori III adalah kelompok obat
CD. Obat yang masuk dalam kelompok CD merupakan obat yang memiliki
nilai investasi rendah dan bersifat desirable sehingga persediaan jenis obat
dalam kelompok ini tidak perlu disimpan dengan pengontrolan yang ketat.
Penerapan matrix ABC-VED dapat dicontohkan pada kasus berikut
% %
Kumulatif Kumulatif
%
% Penggunaan Per Per
Nama % Unit Cost Penggu %
No Vol Kumulatif Biaya Kategori Kategori Kat
Produk Vol (Rp) naan Kumulatif
Volume (Rp) Berdasar Berdasar
Biaya
Nilai Nilai
Pakai Investasi
Pantozol
1
INJ 980 12,44 12,44 52.000.000 50.960.000.000 34,04 34,04
18,78 77,45 A
2
Tyason 500 6,35 18,78 70.000.000 35.000.000.000 23,38 57,41
Omeprazole
3
INJ 600 7,61 26,40 50.000.000 30.000.000.000 20,04 77,45
22,84 16,83 B
Ceftazidime
4
INJ 1200 15,23 41,62 10.000.000 12.000.000.000 8,01 85,46
5 58,38 5,73 C
Kenalog 950 12,06 53,68 9.674.900 9.191.155.000 6,14 91,60
6
Phenytoin 500 6,35 60,03 8.000.000 4.000.000.000 2,67 94,27
7
Digoxin 650 8,25 68,27 4.680.000 3.042.000.000 2,03 96,31
8
Nifedipine 600 7,61 75,89 3.890.000 2.334.000.000 1,56 97,87
Paracetamo
9
l 650 8,25 84,14 2.758.500 1.793.025.000 1,20 99,06
10
Captopril 650 8,25 92,39 1.670.000 1.085.500.000 0,73 99,79
11
Midazolam 600 7,61 100,00 529.662 317.797.200 0,21 100,00
100 Rp
7880 % 149.723.477.200 100% 100% 100%
Tabel 9. Hasil Analisis VED
Kenalog Oropharinx D
Digoxin Cardiac V
Paracetamol Analgesik E
000.000 000.000
AV AE AD BV CV TOTAL
Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya
500 35.000. 980 50.960. 0 0 600 30.000 2400 8.445. 4480 124.405.
.000. 297.200
000.000 000.000 297. (57%)
000 (83%)
200
BE CE BD TOTAL
Kategori Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol & Biaya
(%)
II (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) &
(%)
Summary:
ABC Methods is a classification goods based on ranking from the highest value to the
lowest value and devided into three groups: Group A (Always), Group B (Better), and Group
C (Control). Group A, that goods give high value. Group B that goods give a moderate value.
Group C, that goods give low values.
BAB V
CONLUSIONS
Inventory control is a process management of inventroy that use for control all goods
available. The scope of inventory control are Formulation of Policy, Organization Structure,
Determination of EOQ, Safety Stock, and Lead Time, Minimum Material Handling and Storage
Cost, Effectiveness Towards Running Store. The functions and methods must be consider in
managing inventory control in order to fulfill the demand.
VEN Method is a method to assess the important of medicine needs that not only based
on total cost and level of consumption. VEN Method classification consists of Vital, Essential,
and Non Essential. Vital, a group of medicine must be available because crucial to providing
basic health service. Essential, a group of medicine that widely used when taking action
because not absolutely vital to providing basic health care. Non Essential, a group of medicine
used to treat minor complaints.
The main purpose of VED Method is to determine the criticality of inventory goods
also the effect on production and other services. VED Method classification consists of Vital,
Essential, and Desirable. Vital, a group of medicine must be available. Essential, goods with
lower critical needs. Desirable, lack goods will not be a threat the health of patient.
ABC Methods is a classification goods based on ranking from the highest value to the
lowest value and devided into three groups: Group A (Always), Group B (Better), and Group
C (Control). Group A, that goods give high value. Group B that goods give a moderate value.
Group C, that goods give low values.
DAFTAR PUSTAKA
A. Diitrios., K. Catherine., N. Dimitris. 2017. ABC and VED Analysis of Medical Materials
of a General Military Hospital in Greece. Journal of Health Management.
Clement, I. 2015. Management of Nursing Services and Education page. 231, 102. Elsevier
Health Sciences.
Devnani, M., Gupta, AK., Nigah. 2010. ABC and VED Analysis of the Pharmacy Store of
Tertiary Care Teaching, Research and Referral Healthcare Institute of India. Journal
of Young Pharmacist.
Dr. F. C. Sharma. 2016. Production Management. SPBD Publications
G. Hacer., et al., 2017. An Excel-Based Inventory Control System Based on ABC and VED
Analyses for Pharmacy: Case Study. Turkey: Galore International journal of Health
Sciences and Research Vol. 2.
Gaspersz, V.(2005).Total Quality Management, Jakarta, Indonesia: Gramedia.
Heizer and Render. 2014. Operation Management Sustainability and Suppply Chai
Management:11th Edition. Person
Kokoya, D.M. (2016). Analysis Of Medicines Expenditure For Fiscal Year 2014/2015 At
Lodwar County Referral Hospital. (Thesis). Strathmore University. Diakses di
http://suplus.strathmore.edu/handle/11071/4575 pada 6 Maret 2019.
Kokonya, D.M. (2016). Analysis of medicines expenditure for fiscal year 2014/2015 at Lodwar
Country Referral Hospital. Strathmore Business School University.
Lewis, Colin D. 2012. Demand Forecasting and Inventory Control. Woodhead Publishing
Limited
Malhotra, Neeraj. 2015. Inventory Control Techniques for Materials Management of Dental
Stores in Clinical Dental Set-up’s: A Review Materials Management of Dental Stores
in Clinical Dental Settings. SEGi Review.
Management Sciences for Health. 2012. MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health
Technologies. Arlington, VA: Management Sciences for Health
Medical College, Aurangabad Drug Store. International Journal of Community Medicine and
Public Health
Migbaru, Sefinew. 2016. ABC-VEN Matrix Analysis Of Pharmaceutical Inventory
Management In Tikur Anbessa Specialized Hospital For Years 2009 To 2013,
Addis Ababa, Ethiopia. Indian Journal of Basic and Applied in Medical Research ;
Vol.5
Muller, Max. 2019. Essentials of Inventory Management: 3rd Edition. HarperCollins
Leadership
Nag, Kaushik., et al. 2016. Application of ABC and VED Analysis for Pharmaceutical
Distributor’s Inventory in Kuwait. Kuwait.
Pride, William M., Robert J. Hughes, and Jack R. Kapoor. 2014. Business: Twelfth Edition.
South- Western, Cengange Learning
Pund, Sandeep., Kuril, Bina. Hashmi, Syed., 2015. ABC-VED matrix analysis of
Government Medical College, Aurangabad Drug Store. International Journal of
Community Medicine and Public Health.
Ravinder, H., Misra, R. (2014). ABC Analysis For Inventory Management: Bridging The Gap
Between Research and Classroom. American Journal Of Business Education – Third
Quarter 2014 Volume 7, Number 3.