LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(LOKASI PRAKTEK)
(ALAMAT LOKASI PRAKTEK)
(WAKTU PELAKSANAAN)
Disusun Oleh :
Alvi Aldhira Suwanda Putra
13.44238.013
Pembimbing I Pembimbing II
..................................................... ........................................................
LEMBAR PERNYATAAN
( .....................................................)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan yang sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
Negara dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti
bagi pembangunan Negara, sesuai Undang- Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009, tentang Kesehatan.
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(Preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu dan
berkesinambungan (Siregar dan Amalia, 2004).
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di Rumah Sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Pekerjaan kefarmasian ini
dilakukan oleh suatu bagian yang disebut IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit).
IFRS merupakan unit yang secara structural berwenang untuk mengatur dan
mengelola segala hal yang berkaitan dengan obat. Kegiatan yang dilakukan IFRS
meliputi pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik, administrasi
dan pengawasan. Pengelolan perbekalan farmasi meliputi pemilihan, perencanaan,
pengadaan penerimaan, penyimpanan, peracikan, pendistribusian, pengendalian,
pelayanan informasi dan pengembangan serta administrasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan
mampu:
a. Melakukan pekerjaan kefarmasian.
b. Memahami struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
c. Memahami pengelolaan resep di Instalasi Farmasi
d. Melakukan kegiatan-kegiatan di Instalasi Farmasi baik kegiatan administrative
atau manajemen pengelolaan perbekalan farmasi.
e. Membantu institusi pendidikan tinggi dalam mencetak Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas.
2 Klasifikasi
Rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi
rumah sakit kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur
pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan.
1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas.
2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11
spesialistik dan subspesialistik terbatas.
3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
3 Struktur organisasi
Salah satu persyaratan dalam penerapan sistem manajemen mutu menyeluruh
adalah adanya organisasi yang sesuai, yang dapat mengakomodasi seluruh
kegiatan pelaksanaan fungsi.
4 Formularium
2.2 Tinjauan Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1 Struktur organisasi
Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel. Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas Kepala
Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsr pelayanan medis, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. Kepala
Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan
dan keahlian di bidang perumahsakitan. Tenaga struktural yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan
indonesia. Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala
rumah sakit.
Pembentukan organisasi dan tata kerja masing-masing rumah di
lingkungan departemen kesehatan ditetapkan oleh menteri kesehatan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
Organisasi dan tata cara masing-masing rumah sakit di lingkungan
departemen kesehatan ditetapkan berdasarkan peraturan ini. Setiap
penyusunan organisasi dan tata kerja rumah sakit berdasarkan hasil
analisis organisasi. Pedoman organisasi rumah sakit ini berlaku untuk
semua rumah sakit ini berlaku untuk semua rumah sakitndi departemen
kesehatan.
b. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebuthan. Pengadaan yang efektif harus menjamin
ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau
dan standar sesuai mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang
berkesinambungan dimulai dari pemilihan,penentuan spesifikasi kontrak,
pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran.
Rumah sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah kekosongan stok obat
yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan obat saat instalasi
farmasi tutup.
c.Pembelian
(a) secara tender (oleh panitia pembelian barang farmasi)
(b) secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan
(c) Sumbangan/droping/hibah
d. Penyimpanan
Setelah barang diterima di instalasi farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpana harus
dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian. Pesyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi
persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban,
ventlilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habbis pakai.
e.Distribusi
BAB III
TINJAUAN RUMAH SAKIT
a. Visi
b. Misi
Menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit, PNS dan keluarganya
serta masyarakat umum di wilayah Kodam III/Siliwangi yang
bermutu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian
Visi tanpa aksi hanya mimpi, Aksi tanpa visi buang waktu, Visi dengan
aksi bangun perubahan
5.Struktur Organisasi
3.Kepala Departemen
Deskripsi Tugas
yang harus dilaksanakan. Tugas masing-masing unit kerja itu adalah sebagai
berikut :
1. Karumkit
Dustira.
- Mengendalikan semua usaha, pekerjaan dan kegiatan secara
berhasil guna serta berdaya guna untuk terselenggaranya fungsi2
RS Dustira secara optimal dalam rangka pencapaian tugas pokok.
dilingkungan RS Dustira.
3. Komite Medik
Ketua Komite Medik Rumkit Tk.II Dustira adalah Ketua Staff Fungsional
yang terdiri dari para Ketua Staf Medik Fungsional yang memiliki
integritas, otonomi dan profesionalisme sesuai dgn keahliannya dengan
kewajiban sebagai berikut
4. Kasi TUUD
Kasi Tuud dipimpin oleh seorang Pamen TNI AD berpangkat Mayor CKM
dengan tugas kewajiban sebagai berikut :
5. Kasi Yanmed
6. Kasi Jangmed
Rumah Sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas Rumah Sakit yang telah
diakreditasi dan Rumah Sakit yang belum diakreditasi. Rumah Sakit yang telah
diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan
bahwa suatu Rumah Sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan
tertentu, ini adalah Rumah Sakit yang telah diakreditasi. (Siregar, 2004)
1 Struktur Organisasi
a. Perencanaan
b. Pembelian
c. Penyimpanan
i. Penerimaan barang
ii. Gudang
d. Pendistribusian
a. Rawat inap
ii. Penyimpanan
b. Rawat jalan
4 Pelayanan KIE
5 Pengelolaan Sistem Informasi
BAB IV
6.1 Kesimpulan
Berisi uraian singkat tentang kesimpulan (rangkuman keseluruhan dari hasil
pembahasan).
6.2 Saran
Saran perluasan, pengembangan, pendalaman, atau pengkajian ulang yang perlu
disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Penerapan.Jakarta: EGC
Jakarta
LAMPIRAN
Dalam halaman ini lampirkan sesuatu hal yang berhubungan dengan praktek kerja
lapangan, contoh surat permohonan, surat keterangan telah melaksanakan PKL
(surat dari instansi), laporan kegiatan harian, laporan kegiatan tugas khusus, dll
c. Rawat inap
-Margin:
Farmasetik : nama obat, bentuk sediaan, dosis obat, waktu
pemberian
- Kiri : 3obat, rute pembeerian obat.
Untuk resep yang tidak jelas/ tidak terbaca laporkan pada super visor (AA
senior) atau Apoteker atau segera hubungi dokter.
Lakukan pengambilan data pengisian obat. Untuk obat yang tidak tersedia/
kosong hubungi dokter dan minta saran subtitusi obat yang diresepkan.
Jika obat tidak dapat di ganti instalasi farmasi berusaha untuk mencarikan
obat tersebut sesuai prosedur untuk obat yang tidak ada persediaan (TAP)
Untu pasien rawat inap, obat diberikan untuk 1 hari, kecuali menjelang
hari libur obat di lengkapi.
Tulis nama jelas dan tanda tangan masing-masing petugas farmasi yang
melakukan penerimaan resep, penulisan etiket, pengisisan obat dan
penyerahan obat pada kolom yang tesedia