Anda di halaman 1dari 5

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER/UTS

Mata Kuliah : Perundangan, Hukum dan Etika Rumah Sakit


Semester II – Peminatan MRS
IKKES HELVETIA
Dosen : Dr. dr. Beni Satria, S.Ked., M.Kes., S.H., M.H(Kes)

Petunjuk ;
1. Semua soal dijawab diatas kertas double folio
2. Tuliskan nama, nomor induk mahasiswa, tanggal, mata kuliah dan nama dosen di
sudut kanan atas kertas double folio
3. Jawaban ditulis dengan tangan sendiri (usahakan jangan pakai tangan orang lain)
4. Jawaban yang terindikasi plagiasi antar sesama mahasiswa akan digagalkan atau
diberi nilai D
5. Jawab semampu anda, sebatas pemahaman dan pengetahuan anda sendiri.
6. Diserahkan sesuai dengan jadwal Ujian Perundangan, Hukum dan Etika Rumah Sakit.
Bila tidak diserahkan pada jadwal tersebut maka akan diberi nilai D

Soal :
1. Sebutkan Dasar Hukum Penyelenggaraan Rumah Sakit yang Anda Ketahui, jabarkan;
a. Undang – Undang apa saja
b. Peraturan Pemerintah apa saja
c. Peraturan Menteru Kesehatan apa saja
2. Jelaskan Pengertian Rumah Sakit yang Anda Ketahui.
3. Jelaskan Pengertian Hospital by law. Bagaimana Pendapat Anda tentang Hospital by
Law, Apakah Penting atau Tidak. Jelaskan
4. Sebutkan Azas Penyelenggaraan Rumah Sakit
5. Apa yang kamu ketahui tentang Etika Rumah Sakit

Selamat Bekerja..!!!
1. a. Udang-undang yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan rumah sakit yaitu :
- Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
- Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
- Undang-undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Undang-undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
- Undang-undang No 18 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Jiwa
- Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
b. Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan rumah sakit
yaitu :
- PP No 10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
- PP No 49 tahun 2013 tentang Badan Pengawasan Rumah Sakit
- PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
- PP No 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
- PP No 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
- PP No 87 tahun 1999 tentang Penyerahan dan Pemusnahan Arsip
- PP No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
- PP No 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan rumah
sakit yaitu :
- Permenkes No 290 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
- Permenkes No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam Medis
- Permenkes No 55 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis
- Permenkes No 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
sebagai pengganti Permenkes No 30 tahun 2019 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit
- Permenkes No HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Penggunaan
Obat Generik di Fasilitas Kesehatan Pemerintah
- Permenkes No 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran
- Permenkes No 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar pada Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
- Permenkes No 42 tahun 2018 tentang Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
- Permenkes No 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan
- Permenkes No 10 tahun 2018 tentang Pengawasan di Bidang Kesehatan
- Permenkes No 4 tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban
Pasien
- Permenkes No 34 tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
- Permenkes No 33 tahun 2017 tentang Monitoring dan Evaluasi terhadap
Perencanaan, Pengadaan Berdasarkan Katalog Elektronik dan Pemakaian Obat
- Permenks No 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
- Permenkes No 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
- Permenkes No 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
- Permenkes No 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit
- Permenkes No 88 tahun 2015 tentang Pedoman Pengawasan, Sistem
Pelaporan dan Sitem Informasi dalam Menyelenggarakan Pembinaan dan
Pengawasan Rumah Sakit oleh Badan Pengawas Rumah Sakit
- Permenkes No 10 tahun 2014 tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit
- Permenkes No 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
- Permenkes No 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
Medik di Rumah Sakit
- Permenkes No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang Pedoman Penyelengaraan
Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit
- Permenkes No 1249/Menkes/Per/XII/2009 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kedokteran Nuklir dengan Menggunakan Alat PET-CT di Rumah Sakit

2. Pengertian Rumah Sakit :


Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan
pemondokan dan memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan panjang
yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapetik dan rehabilitatif untuk
orang-orang yang menderita sakit, terluka dan untuk mereka yang melahirkan.
Menurut Undang-undang No 44 tahun 2009 pada pasal 1 disebutkan Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif meliputi pelayanan medik
dan penunjang medik, pelayanan keperawatan dan kebidanan serta pelayanan
nonmedik.
Pada hakikatnya, rumah sakit adalah tempat berkumpulnya sebagian besar tenaga
hukum kedokteran yaitu ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan atau pemeliharaan kesehatan dalam menjalankan profesinya seperti
dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis, ahli rekam
medik dan lain-lain. Dokter adalah key player pertama di rumah sakit.

3. Hospital bylaw berasal dari 2 kata yaitu hospital (rumah sakit) dan bylaw (peraturan
setempat atau internal), maka Hospital by law diterjemahkan sebagai Peraturan
Internal Rumah Sakit. Sesuai dengan Perjelasan Pasal 29 ayat (1) huruf (r) Undang-
Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital by Laws) merupakan peraturan organisasi Rumah Sakit (Corporate by Laws)
dan Peraturan Staf Medis Rumah Sakit (Medical Staff by Laws) yang disusun dalam
rangka menyelenggarakan tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance). Kemenkes
sendiri telah menetapkan tentang Hospital by law dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws), Keputusan Menteri Kesehatan
No. 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis
(Medical Staff by Laws). Pihak yang berwenang untuk menetapkan peraturan
internal sebuah rumah sakit adalah pemilik atau yang mewakili, sehingga Hospital by
Laws merupakan produk hukum dari suatu organ yang lebih tinggi dari Direktur
Rumah Sakit. Hospital by Laws tidak dapat dicampur dengan aturan lain yang
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit, kekeliruan utama dalam memahami Hospital
by Laws adalah ketika menganggap bahwa Hospital by Laws sebagai seperangkat
Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit, kebijakan tertulis rumah sakit, job
description tenaga kesehatan dan petugas rumah sakit, sehingga dengan kekeliruan
pemahaman tersebut rumah sakit menganggap telah memiliki Hospital by Laws,
padahal Hospital by Laws bukan mengatur kebijakan teknis operasional rumah sakit
tetapi kepada organisasi pemilik rumah sakit atau yang mewakili; peran, tugas, dan
kewenangan pemilik rumah sakit atau yang mewakili; peran, tugas, dan kewenangan
direktur rumah sakit; organisasi staf medis; peran, tugas, dan kewenangan staf
medis.
Hospital by law sangat penting bagi rumah sakit sesuai dengan fungsinya yaitu :
1. Sebagai acuan bagi pemilik Rumah Sakit dalam melakukan pengawasan Rumah
Sakit.
2. Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan
menyusun kebijakan yang bersifat teknis operasional.
3. Sarana untuk menjamin efektifitas, efisiensi dan mutu.
4. Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang berkaitan dengan Rumah
Sakit.
5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di Rumah Sakit antara pemilik, direktur
rumah sakit dan staf medis.
6. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi rumah sakit.

Hospital by law adalah kepastian hukum baik bagi Pemilik, Pengelola, Tenaga
Kesehatan dan masyarakat.

4. Asas penyelenggaraan rumah sakit adalah didasarkan pada Undang-undang No 44


tahun 2009 pada Bab II Pasal 2 yaitu :
Rumah Sakit diselenggarakan berdasarkan Asas Pancasila:
1. Nilai kemanusiaan (Humanity)
2. Nilai etika dan profesionalitas (Ethics and profesionalism)
3. Nilai manfaat (Benefit)
4. Nilai keadilan (Justice)
5. Nilai persamaan hak dan anti diskriminasi (Equality and Non Discrimination)
6. Nilai pemerataan (Equal et Bono or Fairness)
7. Nilai perlindungan dan keselamatan pasien (Patient Safety and Protection)
8. mempunyai fungsi sosial (Social Function)

5. Etika Rumah Sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical
ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti
perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan,
penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan
hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak
mampu, dan sebagainya. Etika rumah sakit meliputi etika umum yang diterapkan
pada (pengoperasian) rumah sakit, kesepakatan bersama dan pedoman untuk
diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan
buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu dan pengembangan dari etika
biomedika (bioetika). Etika Rumah Sakit sudah diatur didalam Permenkes No 42
tahun 2018 tentang Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit. Setiap rumah sakit wajib
melaksanakan etika rumah sakit dituangkan dalam bentuk Panduan Etik dan Perilaku
(Code of Conduct) yang terdiri atas 2 komponen yaitu etika administratif dan etika
biomedis. Pelaksanaan penerapannya adalah dengan membentuk Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit yang selanjutnya disebut
Komite Etik dan Hukum adalah unsur organisasi nonstruktural yang membantu
kepala atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan hukum
perumahsakitan. Meliputi serangkaian proses yang terkait dengan tindakan yang
bersifat mengatur, membina, mengendalikan, dan mengawasi perilaku pemberi
pelayanan dan pengelola rumah sakit agar sesuai dengan nilai-nilai etika dan hukum
rumah sakit. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mutu
pelayanan Rumah Sakit itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai