Anda di halaman 1dari 27

“MANAJEMEN KEUANGAN"

Kelompok 1

Dosen : apt.Elvina Triana Putri, M.Farm

Mata Kuliah : FARMASI KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:

Akhmad Maulidin 20340271


Irmala Ode 20340264
Ismail 20340269
Sunitha Mardha Lingga 20340290
Siti Nurhidaya 20340275

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Tata Cara Perizinan ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Farmasi Komunitas
Program Studi Profesi Apoteker. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Tata Cara Perizinan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Elvina Triana Putri., M.Farm.,
Apt selaku dosen Mata Kuliah Farmasi Komunitas Program Studi Profesi
Apoteker yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Manajemen dan Tujuan Laporan Keuangan....................

2.1.1 Manajemen Keuangan...........................................................

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Apotek.......................................

2.1 2.2 Bentuk Laporan Akuntansi

2.2.1 Neraca....................................................................................

2.2.2 Laporan Laba – Rugi (Income Statement).............................

2.2.3 Laporan Aliran Kas (cash flow).............................................

2.3 Manajemen Modal Kerja dan Manajemen Kas..............................

2.3.1 Manajemen Kerja...................................................................

2.3.2 Manajemen Kas........................................................................

2.4 Manejemen Persediaan dan Piutang...............................................

2.4.1 Manejemen Persediaan .........................................................

2.4.2 Manejemen Piutang...............................................................

3
2.5 Metode Analisis Keuangan.............................................................

2.5.1 Analisis Rasio


BAB III Penutup

3. 1 Kesimpulan....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN....................................................................................................

BAB I

4
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, apotek dituntut untuk tepat, cermat, dan cepat.
Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang signifikan
terhadap kemampuan daya saing apotek. Persaingan yang semakin ketat
menuntut Apoteker Pengelola Apotek (APA) memanfaatkan informasi untuk
keputusan manajerialnya. Oleh karena itu, Apoteker Pengelola Apotek (APA)
membutuhkan sebuah sistem informasi yang akan mengumpulkan semua
data-data yang diperlukan. Salah satu informasi terpenting yang dihasilkan
oleh sistem informasi tersebut adalah informasi keuangan yang berupa
laporan-laporan keuangan atau dikenal sebagai manajemen keuangan apotek.
Manajemen keuangan di apotek merupakan fungsi yang melibatkan
proses pencatatan semua transaksi/ kejadian keuangan yang masuk dan keluar
dalam periode tertentu. Periode pencatatan manajemen keuangan dapat dibuat
dalam periode harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan tahunan.
Manajemen keuangan di apotek berfungsi untuk informasi Apoteker
Pengelola Apotek (APA) sebagai sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan strategis atas kelangsungan apotek. Laporan
manajemen keuangan dapat berbentuk neraca, laporan rugi/ laba, perubahan
modal, penggunaan modal, jumlah aktiva dan passiva. Laporan manajemen
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dibuat dalam
bentuk neraca dan laporan rugi/ laba (R/L). Neraca akan menyajikan posisi
keuangan suatu apotek pada saat tertentu yang mencakup posisi kekayaan
apotek (aktiva) serta sumber kekayaan atau hutang dari modal (passive).
Sedangkan laporan R/L akan menyajikan hasil kegiatan apotek dalam waktu
tertentu. Laporan R/L juga berfungsi sebagai indikator keberhasilan apotek
dalam menjalankan usahanya selama satu periode tertentu.
Setiap apotek yang profit oriented maupun nirlaba dalam aktivitas
sehari-hari pasti memerlukan uang (kas). Dalam mengelola uang masuk dan
keluar suatu apootek membutuhkan suatu perencanaan perhitungan yang

5
akurat. Akurasi perencanaan kebutuhan akan uang sangat menentukan efektif
tidaknya suatu tujuan. Perencanaan kebutuhan uang yang mengalami over-
under estimate pada perode tertentu akan mengurangi tingkat perolehan laba
perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangan di apotek perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan dan tujuan laporan
keuangan ?
2. Apa yang dimaksud neraca, rugi laba, dan cash flow?
3. Bagaimana manajemen modal kerja dan manajemen kas?
4. Bagaimana mengelolah manajemen persediaan dan piutang?
5. Bagaimana cara menganalisa keuangan dengan bentuk ratio likuiditas dan
profibilitas

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami manjemen dan tujuan dari dilakukannya
manajemen keuangan
2. Untuk mengetahui dan memahami neraca, rugi laba dan cash flow
3. Untuk mengetahui dan memahami manajemen modal kerja dan
manajemen kas
4. Untuk mengetahui dan memahami manajemen persediaan dan piutang
5. Untuk mengetahui dan memahami analisis keuangan dalambentuk ratio
likuiditas dan profibilitas

BAB II

6
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Manajemen dan Tujuan Laporan Keuangan


2.1.1 Manajemen Keuangan

Menurut Bambang Riyanto, manajemen keuangan adalah


keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan
syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Manajemen keuangan
merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Pemahaman
manajemen keuangan, memerlukan prinsip-prinsip dasar akuntasi, yaitu
akuntasi keuangan yang merupakan suatu proses pencatatan, pengukuran,
dan pengkomunikasikan informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai
bentuk antara lain laporan laba-rugi, neraca, aliran kas dan rasio keuangan.
Laporan keuangan adalah informasi finansial tentang kebijakan apotek dan
hasil-hasilnya yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntasi untuk
suatu periode tertentu. Dalam laporan keuangan memberikan informasi
penting yang dapat menggambarkan kondisi keuangan apotek sehingga
dapat digunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan yang
dibutuhkan.
Manajemen keuangan yang dilakukan dalam suatu kegiatan
perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan dapat dilakukan dengan cara pembukuan (accounting).
Pembukuan (accounting) adalah sistem pencatatan, dan pengikhtisaran
transaksi dagang dan keuangan serta penganalisaan, pembuktian dan
pembuatan laporan. Di apotek, pembukuan (accounting) bertujuan agar
suatu apotek dapat menggambarkan secara jelas baik sifat dan
perkembangan atas perubahan yang dialami apotek dari waktu ke waktu.
Pembukuan (accounting) perlu dilakukan dalam penyusunan laporan

7
keuangan dalam waktu setidaknya untuk 2 tahun terakhir. Di Indonesia
istilah pembukuan (accounting) yang dapat dipercaya kebenaran
laporannya dikenal sebagai fungsi tata usaha.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Apotek


Laporan keuangan, adalah sebuah laporan yang memiliki ragam tujuan
dan fungsi yang sangat luas. Laporan ini digunakan oleh setiap individu
maupun kelompok yang menjalankan sebuah kegiatan ekonomi. Dan
untuk mengetahuinya, kali ini kita akan membahas tentang tujuan penting
pembuatan laporan keuangan tersebut.
1) Mengetahui Informasi Aset
Aset yang dimiliki oleh bisnis maupun perusahaan tertentu akan
dapat diketahui dengan adanya laporan keuangan. Karena, dalam
sebuah laporan ini, kita bahkan secara detail mendapatkan
penjelasan tentang aset. Seberapa banyak yang masih dimiliki dan
seberapa banyak yang sudah terbuang.
2) Mengetahui Jumlah Modal
Modal adalah sebuah hal yang penting dalam bisnis dan kegiatan
ekonomi lainnya. Jadi, ini menjadi salah satu faktor penting yang
digambarkan dalam sebuah laporan keuangan. Semua informasi
yang dibutuhkan akaan ditemukan di laporan tersebut. Terkait
seberapa banyak modal yang tersedia, yang diperlukan dan yang
telah digunakan.
3) Arus Kas
Ini juga akan menggambarkan bagaimana pengelolaan aruskas.
Apakah masih kurang stabil, tidak memadai dan bahkan berjalan
dengan lancar. Setiap pelaku yang melakukan tindakan ekonomi
pastinya membutuhkan rincian mengenai arus kas tersebut.

4) Alat Pertanggung Jawaban Pihak manajemen

8
Ini akan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk pertanggung
jawaban manajemen. Karena ini adalah salah satu laporan yang
sangat penting dan akan mendefinisikan keadaan perusahaan. Maka
pihak manajemen harus mempertanggung jawabkan dengan baik
kepada pemilik, pemegang saham dan kreditur. Nantinya, inilah
yang akan menjadi alat untuk mengetahui bagaimana kedaan dari
perushaan tersebut selama sebuah periode tertentu. Keungan yang
ada, harus dipertanggung jawabkan dan diberikan bukti yang nyata
dan pasti. Laporan inilah yang menjadi alat kesaksian dan
pembuktian tersebut.
5) Sebagai Alat Pertimbangan Pemilik Perusahaan
Tidak ada hal yang selalu mulus, begitu juga yang terjadi dalam
sebuah keuangan perusahaan. Ketika hal-hal tersebut menjadi lebih
buruk atau bahkan lebih baik, sang pemilik harus melakukan
tindakan. Salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan
di perusahaan dalam sebuah periode adalah laporan keuangan ini.
Dengan melihat hasil yang ditunjukkan dalam laporan tersebut.
Nantinya pemilik perusahaan akan menentukan bagaimana tujuan
dan aksi yang akan dilanjutkan pada periode berikutnya.
6) Pencapaian Target Manajemen
Walaupun pihak manajemen adalah yang bertanggung jawab
membuat dan melaporkan laporan ini. Namun, ini juga menyangkut
tujuan pembuatannya tersebut. Dimana pihak manajemen yang
nantinya akan mengetahui apakah target mereka tercukupi atau
tidak di periode tersebut. Apakah sudah sesui dengan rencana yang
sebelumnya diatur? Ini juga akan menjadi bahan evaluasi untuk
masa yang akan datang.
7) Alat Pertimbangan Bagi Pemegang Saham
Untuk bisa menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan, tentu
diperlukan modal dan berupa saham. Jadi, pemegang atau pemilik
saham yang berkontribusi, berhak mengetahui bagaimana

9
perkembangan dari bisnis atau perusahaan tersebut. Pelaporan
inilah yang nantinya akan menjadi media pertimbangan mereka.
Dimana mereka akan menentukan untuk tetap berkomitmen dengan
perusahaan tersebut nantinya atau tidak.
8) Bahan Evaluasi Kreditur
Tidak hanya pemilik dan pemegang saham saja yang menggunakan
laporan ini sebagai bahan evaluasi. Para kreditur juga akan
menggunakannya sebagai bahan evaluasi dan alat pertimbangan.
Para kreditur sangat perlu untuk bisa melakukan penilaian pada
kelancaran dan abgaimana alur arus kas. Ini berlaku untuk
memprediksi, apakah keuangan yang ada bisa lancar dan
mencukupi untuk pembayaran cicilan pinjaman. Kreditur tentunya
tidak akan sembarangan memberikan kredit pinjaman jika
pelaporan yang terjadi dalam perusahaan tersebut tidak jelas. Atau
jika arus kas yang ada dinilai tidak baik.
Laporan akuntansi keuangan pada dasarnya berfungsi sebagai pemberi
informasi kepada pengelola atau pemilik apotek mengenai perubahan-
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kekayaan (neraca) yang dimiliki di
apotek. Perubahan neraca tersebut di mulai dari kondisi neraca pada awal
kegiatan hingga neraca pada akhir kegiatan apotek. Perubahan neraca tersebut
merupakan akibat adanya kegiatan transaksi jual-beli barang atau jasa selama
pada kurun waktu tertentu.

2.2 Bentuk Laporan Akuntansi


2.2.1 Neraca
Neraca adalah laporan akuntasi keuangan yang menggambarkan tentang
kondisi harta (aktiva), hutang (pasiva) dan modal sendiri (ekuity) yang
dimiliki apotek pada tanggal tertentu. Neraca disebut juga sebagai
gambaran kekayaan suatu apotek.
1) Unsur-unsur yang terdapat pada neraca, meliputi :
a. Aktiva (harta atau asset), terdiri dari :

10
1. Aktiva lancar (harta yang lancar – likuid), seperti uang (kas),
surat berharga (cek, giro, saham), piutang dan persediaan.
2. Aktiva tetap (harta yang tidak likuid), seperti bangunan, tanah,
dan kendaraan.
b. Passiva (hutang atau liability) terdiri dari :
1. Passiva lancar (hutang lancar) yaitu hutang jangka pendek
yang usianya kurang dari 1 tahun, seperti hutang dagang ke
supplier.
2. Hutang jangka panjang yaitu hutang yang usianya lebih dari 1
tahun, seperti pinjaman (loan) dari Bank.
c. Ekuitas (Modal sendiri), yaitu :
Ekuitas merupakan modal yang berasal dari pemilik atau modal
yang dikeluarkan dari sakunya pemilik atau pendiri apotek
sehingga modal tersebut dianggap sebagai hutang apotek.
d. Rumus Neraca
Neraca merupakan suatu konstanta, yaitu apabila jumlah aktiva
sebanding dengan jumlah passiva {jumlah hutang (hak kreditor)
ditambahkan dengan modal pemilik (hak pemilik)}

AKTIVA = HUTANG + MODAL PEMILIK


PASSIVA = HUTANG + MODAL PEMILIK
AKTIVA ~ PASSIVA

2.2.2 Laporan Laba – Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi (Income Statement) adalah laporan akuntansi


keuangan yang menggambarkan tentang jumlah penjualan (sales), biaya
variabel (variabel cost), biaya tetap (fix cost) dan laba (earning) yang
diperoleh dalam suatu periode tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada
laporan laba rugi, meliputi :

1. Penjualan (Sales)
11
2. Biaya Pembelian Barang = Biaya Variabel (Variabel Cost)
3. Biaya Operasional = Biaya Tetap (Fix Cost)
4. Laba rugi sebelum bunga dan pajak (EBIT), meliputi pajak (Tax),
laba bersih (EAT), dan harga per lembar saham.
Laporan laba rugi tersebut berguna dalam hal :
1. Menilai keberhasilan usaha dengan menghitung profitabilitas usaha.
2. Menilai laba dengan membandingkan laporan periode lalu.
3. Menilai efisiensi perapotekan dengan melihat besarnya biaya dan
komposisi jenis biaya.
Pendapatan usaha dapat bersumber dari penjualan baik tunai
maupun kredit. Biaya adalah pengeluaran yang diperlukan agar usaha
tersebut memperoleh pendapatan, seperti biaya penjualan, gaji
karyawan, pembayaran listrik dan air.
Cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), yaitu :
1. Cara pertama dengan faktor harga jual
faktor harga jual−1
HPP=100 %−(100− )
harga jual
2. Cara kedua dengan perhitungan jumlah barang

HPP=( Pembelian awal+ Pembelian )−Pembelian Akhir

Ada beberapa cara perhitungan nilai stok barang yaitu :


1. Sistem FIFO (First in first Out) adalah cara menilai stok barang yang
dihitung berdasarkan faktor harga beli yang paling akhir.
2. Sistem LIFO (Last In First Out) adalah cara menilai stok barang
yang dihitung berdasarkan factor harga beli yang paling awal.
3. Sistem rata-rata (Average) adalah nilai stok barang dihitung
berdasarkan harga yang diperoleh dari harga beli rata-rata.
Contoh laporan laba rugi

12
2.2.3 Laporan Aliran Kas (cash flow)

Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang estimasi


rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek
selama periode waktu tertentu.

1. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas, yaitu :


a. Saldo awal.
b. Penerimaan kas dari hasil akhir operasi dan investasi.
c. Pengeluaran kas dari kegiatan operasi dan investasi.
d. Saldo akhir.
2. Cara membuat laporan aliran kas, yaitu :
a. Menghitung saldo awal kas yang dimiliki apotek.
b. Mengestimasikan rencana jumlah penerimaan uang tunai yang
diperoleh dari hasil penjualan tunai dan pencairan piutang.
Pendapatan dividen (bila dimiliki saham) dan bunga bank (bila
memiliki tabungan atau deposito)
c. Mengestimasikan rencana jumlah pengeluaran uang tunai untuk
keperluan membayar hutang dagang dan biaya operasional.

13
d. Menghitung kembali saldo akhir dengan cara sebagai berikut :

Saldo akhir=∑ Saldo awal + ∑ Penerimaan−∑ Pengeluaran

3. Cara mengevaluasi laporan aliran kas, yaitu :


a. Melihat saldo akhir, mengalami defisit atau surplus.
b. Bila mengalami defisit, Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus
mencari penyebabnya dengan cara sebagai berikut :
1. Analisis data penjualan tunai dan
penerimaan piutang, yaitu :
Apakah penurunan penjualan tunai dan penerimaan
piutang lebih disebabkan faktor internal (banyak barang
kosong, pelayanan lambat atau harga mahal, pengiriman alat
tagih terlambat dan tidak membrikan intensif) atau faktor
eksternal (jumlah apotek bertambah dan konsumennya
berkurang, pelanggan belum mampu untuk membayar dan
pelanggan kabur atau bangkrut).
2. Analisis data pembayaran hutang dagang,
yaitu :
Apakah terdapat faktur-faktur yang belum jatuh tempo
nmaun sudah dibayarkan atau karena adanya tuntutan dari
supplier yang memperpendek masa kredit sehingga jumlah
pembayaran hutang dagang ke supplier menjadi lebih besar
dari yang direncanakan.
3. Analisis data penggunaan biaya usaha,
yaitu :
Apakah terdapat penggunaan biaya tertentu yang
melebihi anggaran, seperti biaya penjualan yang intensif
karena petugas terlalu boros atau karena adanya tuntutan
pelanggan dan kebijakan pemerintah sehingga melebihi dari
anggaran.
c. Cara penanggulangan penyebab defisit, yaitu :

14
1. Penjualan tunai dan penerimaan piutang, apabila
penyebabnya faktor internal maka apotek harus melengkapi
barang, melayani lebih cepat, megirimkan alat tagih lebih
cepat, memberikan insentif atau diskon, sedangkan apabila
penyebabnya faktor eksternal maka apotek harus dapat
membujuk dan mempengaruhi agar pelanggan lebih suka
membeli obat ke apotek.
2. Pembayaran hutang dagang, apabila penyebabnya karena
faktor internal seperti adanya kesengajaan membayar faktur
yang belum jatuh tempo maka bagian keuangan harus
menjelaskan apakah ada tambahan diskon atau tidak.
Sedangkan apabila penebabnya factor eksternal maka apotek
harus dapat membujuk dan mempengaruhi agar supplier dapat
memberikan masa kredit yang lebih lama atau apotek dapat
menambah modal kerja dengan meminjam ke bank agar
likuditasnya baik.
3. Penggunaan biaya usaha, apabila penyebab karena faktor
internal seperti pemborosan, maka apotek harus segera
melakukan cost reduction atau cost cutting. Sedangkan apabila
penyebabnya faktor eksternal maka apotek harus mengevaluasi
cost-benefitnya dan melakukan cost reduction atau cost cutting
Contoh aliran dana (cash flow)

15
2.3 Manajemen Modal Kerja dan Manajemen Kas
2.3.1 Manajemen Kerja
Modal kerja mempunyai dua kosakata atau elemen dasar yakni
Aktiva lancar (current aset) dan Kewajiban lancar (current liabilities).
Manajemen modal kerja memerlukan kedua elemen ini untuk menentukan
bagaimana kegiatan operasional kantor agar pengelolaannya berjalan
dengan baik.
Manajemen modal kerja (Working Capital Management)
merupakan manajemen dan elemen elemen aktiva lancar dan elemen
elemen hutang lancar. Bahwasannya pengertian Modal Kerja adalah
Sebuah strategi dalam akuntansi yang fokusnya pada pemeliharaan
keseimbangan current asset dan liabilities pada perusahaan.
Manajemen modal kerja juga melibatkan hubungan antara aset
jangka pendek dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Dalam hal
seperti ini berhubungan pada pengelolaan kas, persediaan dan hutang
piutang. Suatu analisis dalam modal kerja sangat penting, bagi analisis
internal ataupun analisis eksternal, karena ada hubungan yang
berkesinambungan antara modal kerja dan juga kegiatan sehari hari di

16
sebuah perusahaan. Jikalau pengurusan modal kerja tidak dilakukan sesuai
prosedur, maka dapat menyebabkan kegagalan pada perusahaan. Dalam
pengoperasiannya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian contoh
untuk membayar gaji para karyawan, membeli bahan baku mentah,
membayar biaya transportasi, membayar biaya listrik dan sebagainya.
Manajemen modal kerja juga memiliki beberapa tujuan yang diperlukan,
yakni:
- Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengeluaran dalam suatu
- peningkatan penjualan dan keuntungan.
- Dalam upaya pemenuhan laba bagi suatu perusahaan.
- Jikalau rasio keuangan menunjukkan tren yang positif maka perusahaan
tersebut dapat memperoleh investasi dana dari para kreditor.
- Karena adanya menghargai modal kerja, maka perusahaan akan
membayar segala kebutuhan dengan waktu yang telah ditentukan.
- Sebagai perlindungan (proteksi) saat terjadinya krisis modal kerja

2.3.2 Manajemen kas


Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid
(lancar) , yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban
finansial peruusahaan.kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari (dalam bentuk modal
kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat kontinyu (untuk
pembelian bahan baku, membayar upah dan gaji, pajak, angsuran
hutang,dsb).
Tujuan perusahan menyimpan/membutuhkan kas :
- Kebutuhan kas untuk transaksi (diperlukan dalam pelaksanaan operasi
usaha perusahaan)
- Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi aliran masuk
dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan)
- Kebutuhan kas untuk berspekulasi

17
2.4 Manejemen Persediaan dan Piutang
2.4.1 Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat
dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan
dalam melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-
kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Termasuk
didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan
kebutuhan yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan
biaya minimum.
Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan,
penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-
lain. Semua kegiatan tersebut menjaga tersedianya persediaan yang
optimum di dalam suatu perusahaan.
Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara
jumlah agar tidak terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan
khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety
stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu
pemesanan kembali dilakukan.

2.4.2 Manajemen Piutang


Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain
dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu.
Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan
penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat,
atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara
kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki
resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang
lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena
menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak
akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.

18
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi
penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan,
atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada
konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut
kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang
disebut termin kredit atau pembayaran.

2.5 Metode Analisis Keuangan


Metode yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan kinerja
keuangan, diantaranya yaitu :

2.5.1 Analisis Rasio


Analisis rasio yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan
(laporan laba-rugi dan neraca) dalam suatu periode tertntu. Analisis rasio
terdiri dari 5 macam, yaitu :
a. Rasio likuiditas (liquidity) yaitu indikator yang mengukur kemampuan
apotek dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat 2
indikator dalam rasio likuidasi, yaitu :
1. Current Ratio (CR) yaitu indikator yang mengukur perbandingan
antara jumlah nilai aktiva lancar dengan jumlah pasiva lancar.
Rumus :

Kas+ Bank+ Piutang+ Persediaan


Curent Ratio(CR)=
Hutang dagang

19
2. Quick Ratio (QR) yaitu indikator yang mengukur antara
perbandingan jumlah aktiva lancar (tanpa persediaan) dengan jumlah
nilai pasiva lancar.

Rumus :

Kas+ Bank+ Piutang


Quick Ratio(QR)=
Hutang dagang

b. Profitabilitas (profitibility) yaitu indikator yang mengukur kemampuan


apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) pada tingkat penjualan,
jumlah asset dan jumlah modal sendiri.
Profitibilitas dapat diukur dengan 3 indikator, yaitu :
1. Profit yaitu yang mengukur kemampuan apotek dalam menghasilkan
laba bersih (EAT) pada tingkat penjualan tertentu.
Rumus :

EAT
Profit= x 100 %
Penjualan

2. ROA (Return On Asset) yaitu indikator yang mengukur kemampuan


apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) dari seluruh asset
apotek. ROA disebut juga ROI (Return On Investment).
Rumus :

EAT
ROA= x 100 %
Total asset

3. ROE (Return On Equity) yaitu indikator yang mengukur kemampuan


apotek dalam menghasilkan laba bersih (EAT) dari pemakaian
modal pemilik (Equity).
Rumus :

EAT
ROE= x 100 %
Total equity

20
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan

1) Manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan perencanaan,


penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dapat
dilakukan dengan cara pembukuan (accounting).
2) Manajemen keuangan bertujuan agar suatu suatu organisasi atau perushaan
dapat menggambarkan secara jelas baik sifat dan perkembangan atas
perubahan yang dialami dari waktu ke waktu sehingga dapat digunakan
oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan.
3) Laporan manajemen keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang dibuat dalam bentuk neraca,laporan rugi/ laba (R/L) dan

21
laporan aliran kas, yang terdiri dari Manajemen Modal Kerja,Manajemen
Kas,Managemen Persediaan, Managemen Piutang dan Analisa keuangan
yang terdiri dari rasio likuiditas (liquidity), Profitabilitas (profitibility)

22
23
Daftar Pustaka

Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit


Gadjah mada, Edisi 4, Yogyakarta. 2001.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan. Yogyakarta: CAPS
(Center for Academic Publishing Service).
Keynes, John Maynard, 1936, “The General Theory of Employment, Interest and Money”
, New York: Harcout Brace Jovanovich pp. 170-174.
Kasmir S.E. M.M., 2013,Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers : Jakarta

24
LAMPIRAN
Contoh Neraca dan Laporan Rugi-Laba :

APOTEK e – ISTN Farma


“NERACA”
31 Maret 2015
 Aktiva (Harta/ Asset)
1. Aktiva lancar
Kas Tunai Rp 6.000.000,-
Bank (Tabungan) Rp 7.000.000,-
Persediaan Obat Rp 60.000.000,-
Piutang Rp 15.000.000,- +
Total Harta Lancar Rp. 88.000.000,-
2. Aktiva Tetap
Motor Rp. 13.000.000,-
Komputer Rp. 4.000.000,-
Bangunan Rp. 100.000.000,- +
Total Harta Tetap Rp. 117.000.000,-

Total Aktiva (Total Harta Lancar + Total Harta Tetap) Rp. 205.000.000,-
 Passiva (Hutang/ Liability)
1. Passiva Lancar Rp. 45.000.000,-
2. Pinjaman Bank ` Rp. 60.000.000,- +
Rp. 105.000.000,-

 Ekuitasi
Modal Pemilik Rp. 100.000.000,- +
Total Passiva (Passiva + Ekuitasi) Rp. 205.000.000,-

APOTEK e – ISTN Farma

25
LAPORAN LABA RUGI
31 Maret 2015

 Penjualan Bersih
1. Penjualan Kontan Rp. 350.000.000,-
2. Penjualan Kredit Rp. 150.000.000,- +
Total Penjualan Bersih Rp. 500.000.000,-
 Harga Pokok Penjualan
1. Persediaan awal Rp. 40.000.000,-
2. Pembelian Rp. 300.000.000,-
3. Persediaan akhir Rp. 50.000.000,-
HPP=( Persediaanawal + Pembelian )−Persediaan Akhir
HPP = (Rp. 65.000.000,- + Rp. 300.000.000,-) −¿ Rp. 45.000.000,-
HPP = Rp. 320.000.000,-
 Pendapatan Kotor (Total Penjualan Bersih – HPP) Rp. 180.000.000,-
 Biaya Operasional
Gaji karyawan Rp. 105.000.000,-
Sewa bangunan Rp. 25.000.000,-
Biaya asuransi Rp. 6.200.000,-
Biaya pemasaran Rp. 2.400.000,-
Biaya pemeliharaan Rp. 3.200.000,-
Biaya administrasi Rp. 4.700.000,-
Biaya air, listrik dan telepon Rp. 3.500.000,- +
Total Biaya Operasional Rp. 150.000.000,-

Pendapatan Usaha (Pendapatan Kotor – Biaya operasional) Rp. 30.000.000,-


Pajak Pendapatan = Pendapatan Usaha x 15%
= Rp. 30.000.000,- x 15%
=Rp. 4.500.000,-
Pendapatan Bersih (Pendapatan Usaha – Pajak Pendapatan)Rp. 25.500.000,-
 Analisis Manajemen Keuangan Apotek

26
1. Profit
EAT
Profit= x 100 %
Penjualan
2. ROA
EAT
ROA= x 100 %
Total asset
3. ROE
EAT
ROE= x 100 %
Total equity
4. ITO
HPP
ITO=
Rata−rata persediaan
5. PP
Jumlah nilai investasi
PP= x 1 tahun
Jumlah kas pertahun
6. BEP
FC
BEP=
VC
1−
TR

Keterangan :

FC = Fixed cost (biaya tetap)

VC = Variable cost (biaya variable)

TR = Total revenue (hasil penjualan)

27

Anda mungkin juga menyukai