Kelompok 1
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Tata Cara Perizinan ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Farmasi Komunitas
Program Studi Profesi Apoteker. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Tata Cara Perizinan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Elvina Triana Putri., M.Farm.,
Apt selaku dosen Mata Kuliah Farmasi Komunitas Program Studi Profesi
Apoteker yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................
2.2.1 Neraca....................................................................................
3
2.5 Metode Analisis Keuangan.............................................................
3. 1 Kesimpulan....................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
akurat. Akurasi perencanaan kebutuhan akan uang sangat menentukan efektif
tidaknya suatu tujuan. Perencanaan kebutuhan uang yang mengalami over-
under estimate pada perode tertentu akan mengurangi tingkat perolehan laba
perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangan di apotek perlu dilakukan.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
7
keuangan dalam waktu setidaknya untuk 2 tahun terakhir. Di Indonesia
istilah pembukuan (accounting) yang dapat dipercaya kebenaran
laporannya dikenal sebagai fungsi tata usaha.
8
Ini akan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk pertanggung
jawaban manajemen. Karena ini adalah salah satu laporan yang
sangat penting dan akan mendefinisikan keadaan perusahaan. Maka
pihak manajemen harus mempertanggung jawabkan dengan baik
kepada pemilik, pemegang saham dan kreditur. Nantinya, inilah
yang akan menjadi alat untuk mengetahui bagaimana kedaan dari
perushaan tersebut selama sebuah periode tertentu. Keungan yang
ada, harus dipertanggung jawabkan dan diberikan bukti yang nyata
dan pasti. Laporan inilah yang menjadi alat kesaksian dan
pembuktian tersebut.
5) Sebagai Alat Pertimbangan Pemilik Perusahaan
Tidak ada hal yang selalu mulus, begitu juga yang terjadi dalam
sebuah keuangan perusahaan. Ketika hal-hal tersebut menjadi lebih
buruk atau bahkan lebih baik, sang pemilik harus melakukan
tindakan. Salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan
di perusahaan dalam sebuah periode adalah laporan keuangan ini.
Dengan melihat hasil yang ditunjukkan dalam laporan tersebut.
Nantinya pemilik perusahaan akan menentukan bagaimana tujuan
dan aksi yang akan dilanjutkan pada periode berikutnya.
6) Pencapaian Target Manajemen
Walaupun pihak manajemen adalah yang bertanggung jawab
membuat dan melaporkan laporan ini. Namun, ini juga menyangkut
tujuan pembuatannya tersebut. Dimana pihak manajemen yang
nantinya akan mengetahui apakah target mereka tercukupi atau
tidak di periode tersebut. Apakah sudah sesui dengan rencana yang
sebelumnya diatur? Ini juga akan menjadi bahan evaluasi untuk
masa yang akan datang.
7) Alat Pertimbangan Bagi Pemegang Saham
Untuk bisa menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan, tentu
diperlukan modal dan berupa saham. Jadi, pemegang atau pemilik
saham yang berkontribusi, berhak mengetahui bagaimana
9
perkembangan dari bisnis atau perusahaan tersebut. Pelaporan
inilah yang nantinya akan menjadi media pertimbangan mereka.
Dimana mereka akan menentukan untuk tetap berkomitmen dengan
perusahaan tersebut nantinya atau tidak.
8) Bahan Evaluasi Kreditur
Tidak hanya pemilik dan pemegang saham saja yang menggunakan
laporan ini sebagai bahan evaluasi. Para kreditur juga akan
menggunakannya sebagai bahan evaluasi dan alat pertimbangan.
Para kreditur sangat perlu untuk bisa melakukan penilaian pada
kelancaran dan abgaimana alur arus kas. Ini berlaku untuk
memprediksi, apakah keuangan yang ada bisa lancar dan
mencukupi untuk pembayaran cicilan pinjaman. Kreditur tentunya
tidak akan sembarangan memberikan kredit pinjaman jika
pelaporan yang terjadi dalam perusahaan tersebut tidak jelas. Atau
jika arus kas yang ada dinilai tidak baik.
Laporan akuntansi keuangan pada dasarnya berfungsi sebagai pemberi
informasi kepada pengelola atau pemilik apotek mengenai perubahan-
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kekayaan (neraca) yang dimiliki di
apotek. Perubahan neraca tersebut di mulai dari kondisi neraca pada awal
kegiatan hingga neraca pada akhir kegiatan apotek. Perubahan neraca tersebut
merupakan akibat adanya kegiatan transaksi jual-beli barang atau jasa selama
pada kurun waktu tertentu.
10
1. Aktiva lancar (harta yang lancar – likuid), seperti uang (kas),
surat berharga (cek, giro, saham), piutang dan persediaan.
2. Aktiva tetap (harta yang tidak likuid), seperti bangunan, tanah,
dan kendaraan.
b. Passiva (hutang atau liability) terdiri dari :
1. Passiva lancar (hutang lancar) yaitu hutang jangka pendek
yang usianya kurang dari 1 tahun, seperti hutang dagang ke
supplier.
2. Hutang jangka panjang yaitu hutang yang usianya lebih dari 1
tahun, seperti pinjaman (loan) dari Bank.
c. Ekuitas (Modal sendiri), yaitu :
Ekuitas merupakan modal yang berasal dari pemilik atau modal
yang dikeluarkan dari sakunya pemilik atau pendiri apotek
sehingga modal tersebut dianggap sebagai hutang apotek.
d. Rumus Neraca
Neraca merupakan suatu konstanta, yaitu apabila jumlah aktiva
sebanding dengan jumlah passiva {jumlah hutang (hak kreditor)
ditambahkan dengan modal pemilik (hak pemilik)}
1. Penjualan (Sales)
11
2. Biaya Pembelian Barang = Biaya Variabel (Variabel Cost)
3. Biaya Operasional = Biaya Tetap (Fix Cost)
4. Laba rugi sebelum bunga dan pajak (EBIT), meliputi pajak (Tax),
laba bersih (EAT), dan harga per lembar saham.
Laporan laba rugi tersebut berguna dalam hal :
1. Menilai keberhasilan usaha dengan menghitung profitabilitas usaha.
2. Menilai laba dengan membandingkan laporan periode lalu.
3. Menilai efisiensi perapotekan dengan melihat besarnya biaya dan
komposisi jenis biaya.
Pendapatan usaha dapat bersumber dari penjualan baik tunai
maupun kredit. Biaya adalah pengeluaran yang diperlukan agar usaha
tersebut memperoleh pendapatan, seperti biaya penjualan, gaji
karyawan, pembayaran listrik dan air.
Cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), yaitu :
1. Cara pertama dengan faktor harga jual
faktor harga jual−1
HPP=100 %−(100− )
harga jual
2. Cara kedua dengan perhitungan jumlah barang
12
2.2.3 Laporan Aliran Kas (cash flow)
13
d. Menghitung kembali saldo akhir dengan cara sebagai berikut :
14
1. Penjualan tunai dan penerimaan piutang, apabila
penyebabnya faktor internal maka apotek harus melengkapi
barang, melayani lebih cepat, megirimkan alat tagih lebih
cepat, memberikan insentif atau diskon, sedangkan apabila
penyebabnya faktor eksternal maka apotek harus dapat
membujuk dan mempengaruhi agar pelanggan lebih suka
membeli obat ke apotek.
2. Pembayaran hutang dagang, apabila penyebabnya karena
faktor internal seperti adanya kesengajaan membayar faktur
yang belum jatuh tempo maka bagian keuangan harus
menjelaskan apakah ada tambahan diskon atau tidak.
Sedangkan apabila penebabnya factor eksternal maka apotek
harus dapat membujuk dan mempengaruhi agar supplier dapat
memberikan masa kredit yang lebih lama atau apotek dapat
menambah modal kerja dengan meminjam ke bank agar
likuditasnya baik.
3. Penggunaan biaya usaha, apabila penyebab karena faktor
internal seperti pemborosan, maka apotek harus segera
melakukan cost reduction atau cost cutting. Sedangkan apabila
penyebabnya faktor eksternal maka apotek harus mengevaluasi
cost-benefitnya dan melakukan cost reduction atau cost cutting
Contoh aliran dana (cash flow)
15
2.3 Manajemen Modal Kerja dan Manajemen Kas
2.3.1 Manajemen Kerja
Modal kerja mempunyai dua kosakata atau elemen dasar yakni
Aktiva lancar (current aset) dan Kewajiban lancar (current liabilities).
Manajemen modal kerja memerlukan kedua elemen ini untuk menentukan
bagaimana kegiatan operasional kantor agar pengelolaannya berjalan
dengan baik.
Manajemen modal kerja (Working Capital Management)
merupakan manajemen dan elemen elemen aktiva lancar dan elemen
elemen hutang lancar. Bahwasannya pengertian Modal Kerja adalah
Sebuah strategi dalam akuntansi yang fokusnya pada pemeliharaan
keseimbangan current asset dan liabilities pada perusahaan.
Manajemen modal kerja juga melibatkan hubungan antara aset
jangka pendek dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Dalam hal
seperti ini berhubungan pada pengelolaan kas, persediaan dan hutang
piutang. Suatu analisis dalam modal kerja sangat penting, bagi analisis
internal ataupun analisis eksternal, karena ada hubungan yang
berkesinambungan antara modal kerja dan juga kegiatan sehari hari di
16
sebuah perusahaan. Jikalau pengurusan modal kerja tidak dilakukan sesuai
prosedur, maka dapat menyebabkan kegagalan pada perusahaan. Dalam
pengoperasiannya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian contoh
untuk membayar gaji para karyawan, membeli bahan baku mentah,
membayar biaya transportasi, membayar biaya listrik dan sebagainya.
Manajemen modal kerja juga memiliki beberapa tujuan yang diperlukan,
yakni:
- Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengeluaran dalam suatu
- peningkatan penjualan dan keuntungan.
- Dalam upaya pemenuhan laba bagi suatu perusahaan.
- Jikalau rasio keuangan menunjukkan tren yang positif maka perusahaan
tersebut dapat memperoleh investasi dana dari para kreditor.
- Karena adanya menghargai modal kerja, maka perusahaan akan
membayar segala kebutuhan dengan waktu yang telah ditentukan.
- Sebagai perlindungan (proteksi) saat terjadinya krisis modal kerja
17
2.4 Manejemen Persediaan dan Piutang
2.4.1 Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat
dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan
dalam melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-
kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Termasuk
didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan
kebutuhan yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan
biaya minimum.
Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan,
penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-
lain. Semua kegiatan tersebut menjaga tersedianya persediaan yang
optimum di dalam suatu perusahaan.
Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara
jumlah agar tidak terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan
khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety
stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu
pemesanan kembali dilakukan.
18
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi
penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan,
atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada
konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut
kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang
disebut termin kredit atau pembayaran.
19
2. Quick Ratio (QR) yaitu indikator yang mengukur antara
perbandingan jumlah aktiva lancar (tanpa persediaan) dengan jumlah
nilai pasiva lancar.
Rumus :
EAT
Profit= x 100 %
Penjualan
EAT
ROA= x 100 %
Total asset
EAT
ROE= x 100 %
Total equity
20
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
21
laporan aliran kas, yang terdiri dari Manajemen Modal Kerja,Manajemen
Kas,Managemen Persediaan, Managemen Piutang dan Analisa keuangan
yang terdiri dari rasio likuiditas (liquidity), Profitabilitas (profitibility)
22
23
Daftar Pustaka
24
LAMPIRAN
Contoh Neraca dan Laporan Rugi-Laba :
Total Aktiva (Total Harta Lancar + Total Harta Tetap) Rp. 205.000.000,-
Passiva (Hutang/ Liability)
1. Passiva Lancar Rp. 45.000.000,-
2. Pinjaman Bank ` Rp. 60.000.000,- +
Rp. 105.000.000,-
Ekuitasi
Modal Pemilik Rp. 100.000.000,- +
Total Passiva (Passiva + Ekuitasi) Rp. 205.000.000,-
25
LAPORAN LABA RUGI
31 Maret 2015
Penjualan Bersih
1. Penjualan Kontan Rp. 350.000.000,-
2. Penjualan Kredit Rp. 150.000.000,- +
Total Penjualan Bersih Rp. 500.000.000,-
Harga Pokok Penjualan
1. Persediaan awal Rp. 40.000.000,-
2. Pembelian Rp. 300.000.000,-
3. Persediaan akhir Rp. 50.000.000,-
HPP=( Persediaanawal + Pembelian )−Persediaan Akhir
HPP = (Rp. 65.000.000,- + Rp. 300.000.000,-) −¿ Rp. 45.000.000,-
HPP = Rp. 320.000.000,-
Pendapatan Kotor (Total Penjualan Bersih – HPP) Rp. 180.000.000,-
Biaya Operasional
Gaji karyawan Rp. 105.000.000,-
Sewa bangunan Rp. 25.000.000,-
Biaya asuransi Rp. 6.200.000,-
Biaya pemasaran Rp. 2.400.000,-
Biaya pemeliharaan Rp. 3.200.000,-
Biaya administrasi Rp. 4.700.000,-
Biaya air, listrik dan telepon Rp. 3.500.000,- +
Total Biaya Operasional Rp. 150.000.000,-
26
1. Profit
EAT
Profit= x 100 %
Penjualan
2. ROA
EAT
ROA= x 100 %
Total asset
3. ROE
EAT
ROE= x 100 %
Total equity
4. ITO
HPP
ITO=
Rata−rata persediaan
5. PP
Jumlah nilai investasi
PP= x 1 tahun
Jumlah kas pertahun
6. BEP
FC
BEP=
VC
1−
TR
Keterangan :
27