PEDIATRIK
A. Pendahuluan
Sekarang banyak kemajuan telah dibuat untuk manajemen klinis penyakit
pada pasien pediatrik. Dikatakan pediatrik jika pasien tersebut berusia di bawah
18 tahun. Contoh masalah pada pediatrik adalah perbedaan farmakokinetik,
efikasi obat dan toksisitas, serta beberapa faktor yang mempengaruhi
farmakoterapi pediatrik.
Angka mortilitas dari bayi menurun dari 200 per 1000 kelahiran pada abad
19, 75 per 1000 kelahiran pada tahun 1925 serta 6,8 per 1000 kelahiran pada
tahun 2001. Kesuksesan ini merupakan hasil dari pengembangan identifikasi,
pencegahan dan pengobatan penyakit yang umum terjadi saat kelahiran serta
periode bayi (infant). Walaupun kebanyakan obat pediatrik yang digunakan pasien
pediatrik banyak beredar di pasaran, hanya seperempatnya yang telah diterima
oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk diindikasikan khusus untuk
populasi pediatrik. Data farmakokinetik, farmakodinamik, efikasi dan keamanan
pada bayi dan anak-anak masih belum cukup. Kurangnya informasi jenis ini dapat
menyebabkan penyakit seperti grey sindrome akibat kloramfenikol, fokomelia
akibat thalidomide dan kernikterus akibat terapi sulfonamida.
Bagian lain yang menjadi pertimbangan pada pediatrik adalah
mengidentifikasi dosis optimal. Regimen dosis tidak dengan sederhana
diekstrapolasi berdasarkan berat badan atau luas permukaan pasien pediatrik dari
pasien dewasa. Bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakidinamik, efikasi dan
informasi efek samping dapat berbeda antara pasien dewasa dengan pediatrik
dikarenakan perbedaan umur, fungsi organ atau tingkat penyakit.
Beberapa faktor tambahan harus dipertimbangkan untuk optimalisasi terapi
obat pada pediatrik. Banyak obat yang diresepkan secara luas untuk bayi (infant)
dan anak-anak yang tidak tersedia dalam dosis yang cocok. Modifikasi (pelarutan
dan reformulasi) dari bentuk sediaan pasien dewasa menambah jumlah pertanyaan
dari segi bioavailabilitas, stabilitas dan kompatibilitas obat-obat tersebut.
Dikarenakan jumlah volume cairan yang sedikit yang dibutuhkan dan dibatasi
untuk daerah intravena, metode khusus perlu digunakan untuk pemberian obat
intravena pada bayi dan anak-anak. Pemberian obat oral untuk pasien muda dapat
menjadi tugas yang sulit untuk perawat dan pasien.
B. Definisi Pediatrik
Menurut American Academy of Pediatriks (AAP), pediatrik adalah
spesialisasi ilmu kedokteran yang berkaitan dengan fisik, mental dan sosial
kesehatan anak sejak lahir sampai dewasa muda. Kata pediatri diambil dari dua
kata Yunani kuno yaitu paidi yang berarti anak dan iatros yang berarti dokter.
Banyak anggapan bahwa pediatri adalah miniatur orang dewasa, hal tersebut sama
sekali tidak benar. Keadaan tubuh pada pediatri sangat berbeda dengan orang
dewasa. Organ-organ dalam tubuh pediatri belum berkembang secara sempurna,
sehingga harus lebih berhati-hati dalam pemilihan obat untuk pediatrik. Pediatrik
bukan merupakan miniatur dari orang dewasa karena pada pediatrik masih terjadi
pertumbuhan dan perkembangan dalam profil farmakologinya yang berbeda
dengan populasi dewasa (US. Department of Health and Human Service, 1998).
C. Klasifikasi Pediatrik
Pasien pediatrik adalah pasien anak dengan usia lebih muda dari 18 tahun
meskipun terkadang beberapa dokter pediatrik akan memberikan pelayanannya
pada pasien hingga usia 21 tahun. Tidak seperti pasien dewasa, yang usianya
umumnya diukur dengan tahun, usia pasien anak dapat dinyatakan dalam hari,
minggu, bulan, dan tahun. Pasien diklasifikasikan berdasarkan usia dan
selanjutnya dapat digambarkan berdasarkan faktor lain, termasuk berat badan
kelahiran dan status prematur. Bayi baru lahir sebelum minggu 37 kehamilan
disebut prematur. Bayi yang berumur 1 hari hingga 1 bulan disebut neonatal. Bayi
yang berumur 1 bulan hingga 1 tahun disebut infant. Anak yang berumur 1 tahun
hingga 11 tahun disebut anak-anak (children). Sedangkan anak yang berumur 12
tahun hingga 16 tahun disebut adolescent. Klasifikasi pediatrik lebih lengkap
dapat dilihat pada tabel berikut.
D. Farmakokinetik Pada Pediatrik
Perubahan dalam populasi pediatrik yang masih dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan menjadi faktor yang mempengaruhi keadaan farmakokinetik.
Secara umum, informasi farmakokinetik diperlukan untuk memilih dosis yang
tepat pada populasi anak-anak, mengingat kesimpulan bahwa perjalanan penyakit
pada populasi orang dewasa dan anak-anak cukup mirip untuk memungkinkan
ekstrapolasi data dewasa untuk anak-anak dan dosis/hubungan respon yang juga
mirip (US. Department of Health and Human Service, 1998).
Farmakokinetik merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat
dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (ADME).
Pengaruh pemberian obat dengan keadaan farmakokinetik pada pediatri sulit
diprediksi terutama untuk neonatus dan bayi lahir prematur (Anderson, 2010).
Pediatrik mengalami perubahan keadaan farmakokinetik hingga mencapai
keadaan normal orang dewasa. Adapun perubahan profil farmakokinetika
pediatrik pada proses ADME antara lain sebagai berikut:
1. Absorbsi Pada Pediatrik
a. Absorbsi Pada Saluran Pencernaan
Dua faktor yang mempengaruhi absorbsi obat dari saluran pencernaan
adalah difusi pasif yang dipengaruhi pH dan waktu pengosongan lambung.
Kedua proses tersebut berbeda tidak seperti biasa pada bayi prematur jika
dibandingkan dengan anak yang lebih tua atau dewasa. Pada bayi normal
rentang pH lambung dari 6 hingga 8 saat kelahiran tetapi turun 1-3 selama
24 jam. Sebaliknya pH lambung meningkat pada bayi prematur dikarenakan
sekresi asam yang belum matang. Pada bayi prematur, konsentrasi obat
tidak tahan asam dalam serum lebih tinggi dan konsentrasi obat asam lemah
dalam serum lebih rendah. Dikarenakan kekurangan data ekstensif yang
membandingkan profil waktu-konsentrasi serum setelah oral dibandingkan
pemberian obat intravena, perbedaan bioavailabilitas obat pada bayi
prematur kurang dipahami. Walaupun sedikit diketahui tentang pengaruh
terhadap perubahan absorbsi obat dan nutrisi ileh umur, telah dijelaskan
proses dari kedua proses transport, baik aktif maupun pasif yang
berkembang sekitar umur 4 bulan. Tidak ada data tersedia mengenai
transporter efluks p-glikoprotein dalam usus.
Penelitian menunjukkan pengosongan lambung terjadi secara lambat pada
bayi prematur. Obat dengan absorbsi terbatas pada orang dewasa dapat
diabsorbsi secara efisien pada bayi prematur dikarenakan waktu kontak
dengan mukosa saluran pencernaan yang lebih panjang.
b. Absorbsi Pada Daerah Intramuskular
Absorbsi obat dari daerah intramuskular telah dipelajari pada bayi prematur.
Perbedaan relatif massa otot, perfusi yang rendah pada beberapa otot,
instabilitas vasomotor periferal, dan kontraksi otot yang belum sempurna
dibandingkan dengan anak yang umurnya lebih tua dan dewasa dapat
mempengaruhi absorbsi obat pada daerah intramuskular. Efek yang
diberikan pada faktor-faktor ini terhadap absorbsi obat sulit untuk
diprediksi; fenobarbital telah dilaporkan dapat diabsorbsi secara cepat,
sedangkan diazepam lebih lambat. Oleh karena itu, dosis intramuskular
jarang digunakan pada neonatal kecuali darurat atau saat jalur intravena
tidak dapat digunakan.
c. Absorbsi Melalui Kulit
Absorbsi perkutan dapat meningkat secara signifikan pada bayi baru lahir
dikarenakan barier epidermis (stratum korneum) yang belum berkembang
sepenuhnya dan peningkatan hidrasi kulit. Peningkatan permeabilitas dapat
menghasilkan efek toksik setelah penggunaan topikal dari penggunaan
sabun dan bedak heksaklorofen, salep asam salisilat dan kapas beralkohol.
Yang menarik, penelitian telah menunjukkan konsentrasi serum teraupetik
dari teofilin dapat mengontrol apnea pada bayi prematur kurang dari 30
minggu kehamilan setelah aplikasi topikal gel yang mengandung dosis
standar teofilin. Penggunaan rute ini dapat meminimalisasi absorbsi obat
oral dan intramuskular yang belum bisa diprediksi dan komplikasi
administrasi intravena untuk beberapa obat.
H. KESIMPULAN
Walaupun banyak kemajuan telah dibuat pada area farmakologi pediatrik,
masih banyak pertanyaan yang belum dapat dijawab. Farmakokinetik banyak obat
penting telah dielusidasi, tetapi farmakodinamik belum dieksplorasi penuh. Sama
halnya efek dari tingkat penyakit dan karakter pasien seperti status genetic belum
dipelajari untuk banyak obat. Efek faktor-faktor ini pada pengembangan sitokrom
isoenzim p450 (seperti 3A4, 2D6, 1A2, 2C9, dan 2C19) dan enzim lain perlu
untuk dipelajari. Sama halnya, efikasi komparatif dan data keamanan untuk
banyak terapi tidak tersedia. Pengaruh terapi obat pada keluaran klinis dan
ekonomi dan kualitas hidup perlu dipelajari pada pasien pediatrik.
Pengembangan obat baru telah berkontribusi untuk meningkatkan pelayanan
pasien. Regulasi baru FDA mensyaratkan industry untuk membuat penelitian dan
mencari label obat penting untuk pasien pediatrik. Perpanjangan paten 6 bulan dan
penghapusan biaya tambahan untuk aplikasi suplemen obat baru diberikan pada
industry. Hal ini membuat industry perlu mengembangkan dan menjual lebih
banyak obat untuk pasien pediatrik. Bagaimanapun juga, perlu adanya
pencegahan penyakit. Jutaan anak meninggal Karena penyakit yang tidak dapat
dicegah, terjadi beberapa Negara. Administrasi vaksin dan control diare dapat
menolong jutaan nyawa tiap tahunnya. Laju kematian bayi di Amerika Serikat
mencapai 2 kali lebih tinggi pada populasi kulit hitam disbanding kulit putih.
Meningkatkan pelayanan sebelum kelahiran, program pendidikan, dan
penghindaran alkohol, merokok, dan obat terlarang selama kehamilan dapat
menurunkan angka kematian. Pada akhirnya, diperlukan usaha dalam
farmakoterapi. Hal ini sering sulit pada populasi pediatrik ketika obat perlu
digunakan diluar panduan dan indikasi yang diterima FDA. Institusi perlu
menegmbangkan panduan dalam penggunaan obat seperti colony stimulating
faktor, palivizumab, dornase-, epotin-, immunoglobulin, surfaktan, dan
hormone pertumbuhan.
Diperlukan banyak penelitian dalam optimasi terapi. Hal ini diperlukan
melihat kelanjutan pertumbuhanuntuk meningkatkan kualitas hidup dan
farmakoterapi pasien pediatrik.
SUMBER :
1. ISO Farmakoterapi Buku 2 Kondisi Khusus Pediatrik
2. Pharmacotherapy Principles and Practice Fourth Edition (Hal. 19 29)