“Pemeriksaan Persediaan”
Disusun oleh:
Kelompok 3
Reni Astuti (2062201006)
Dwi Utami (2062201007)
Syafni Mardalena (2062201023)
Duwi Cahya Ningrum (2062201025)
Elsi Novia Lestari (2062201089)
DOSEN PENGAMPU :
Dini Onasis, S.E., S.H., M.M., M.H., Ak., CA., ACPA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persediaan
2. Untuk mengetahui tujuan dari pemeriksaan persediaan
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan persediaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Persediaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan,
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada
dandimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
4. untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective),
bergeraklambat (s/ow moving) dan ketinggalan mode (absolescence) sudah
dibuatkan allowance yang cukup.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup.
8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan
(purchasel sales commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap
laporan keuangan,
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Penjelasan atas tujuan pemeriksaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan, Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal
control atas perolehan, penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan
efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test atas
persediaan dapat dipersempit.
3
Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order
quantity dan iron stock.
Digunakannya perpetual inventory system dan stock card, terutama di
perusahaan yang nilai persediaan per jenisnya cukup material.
4
atau Gross Profit Method. Namun demikian pada akhir tahun tetap terus
dilakukan stock opname, agar bisa diketahui berapa saldo persediaan yang
betul-betui dimiliki perusahaan. Perpetual system biasanya digunakan pada
perusahaan yang jenis persediaamya tidak banyak tetapi nilai persediaan per
unitnya besar, misalnya dealer mobil dan toko emas. Phisycal system
biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaan-nya banyak
tetapi nilai persediaan per unitnya kecil, misalnya toko bahan bangunan,
5
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK.
Dalam hal ini harus diketahui sistem pencatatan persediaan yang
digunakan perusahaan {perpetual atau physical system} dan metode
penilaian persediaan yang digunakan perusahaan (apakah berdasarkan
harga perolehan, dengan FIFO atau LIFO atau Average cost method},
apakah sudah diterapkan lower of cost or market atas persediaan tersebut.
6
auditor pada waktu melakukan trace backward/trance forward
(rekonsiliasipersediaan per tanggal stock opname dengan per tanggal neraca).
Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stockopname:
a. Dapatkan dan pelajari petunjuk pelaksanaan stock opname (phisicalinventory
instruction) yang dibuat oleh perusahaan, di mana biasanyatelah mencakup:
Pengaturan tim/petugas stock opname
Tanggal pelaksanaan stock opname
Lokasi dan denah gedung
Pembatasan seminimal mungkin ke luar masuknya barang pada
waktupelaksanaan stock opnam
Prosedur cut-off, yaitu mencatat nomor dan tanggal terakhir
darireceiving dan issuing report/shipping report
Penggunaan bin-tag untuk mencatat hasil perhitungan
yangsebelumnya ditempelkan di setiap jenis barang. Bin-
tagmencantumkan: nama dan jenis barang, nomor kode barang,
satuandan jumlah unit, dan diberi nomor urut tercetak (prenumbered).
b. Lakukan peninjauan gudang sebelum stock opname dilakukan, untukmendapat
gambaran mengenai lokasi gudang, dan apakah barang-barang di gudang
telah disusun rapi menurut jenis dan kelompoknya,jika ditemukan barang-barang
masih tercampur antara jenis yang satudan jenis yang lainnya, audior bisa meminta
klien untuk merapikandulupenyusunan barang-barang tersebut dan
kemungkinan menundapelaksanaan stock opnamm, agar bisa diperoleh hasil
perhitungan yang akurat.
c. Siapkan team audit yang akan ditugaskan untuk melakukan observasiatas
pelaksanaan stock opname yang dilakukan klien, besertaperlengakapan
yang dibutuhkan. Misalnya lokasi gudang/persediaanterlaktak di tengah
hutan (perusahaan kayu), tentunya harysmenyiapkan obat anti malaria (pil
kina), membawa sepatu karet danlain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu pelaksanaan (observasi)atas
stock opname:
a. Di hari pertama harus diberikan penjelasan (briefing) kepada
parapelaksana stock opname mengenai cara-cara opname, dipimpin
olehpenanggung jawab stock opname dan dihadiri team auditor.
b. Pada saat stock opname dilakukan, klien harus menghitung
100%,sedangkan auditor mengamati apakah perhitungan sudah
dilakukansesuai dengan physical inventory instruction agar hasilnya betul-
betulakurat.Pada saat mengamati, secara tes basis auditor ukut
menghuitungbersama-sama klien dan mencatat dalam inventory count sheet.Harus
diingat bahwa petugas klien seharusnya yang paling mengetahuijenis barang dan
cara menghitungnya, sedangkan auditor bukanlah ahlimengenai jenis barang dan
harus banyak belajar dari klien.
Prosedur yang harus diperhatikan terhadap final inventor list adalah :
7
Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian)
Cocokkan jumnlah kolom value dengan saldo menurut buku
besarpersediaancocokkan jumlah menurut kolom stock card dengan
saldomenurut stock card (test basis)\
Bandingkan quantity per count dengan jumlah menurut count
sheetauditor (hanya bisa untuk barang yang ikut dihitung oleh auditor).
8
Sebagian menambah atau mengurangi nilai persediaan
(tergantungfavourable atau unfavorable variance), yaitu untuk
persediaan yangbelum terjual.
Selain itu harus diperiksa apakah unti price (harga perolehan per unit)lebih
rendah atau lebih tinggi dari market price atau net realizable value(harga pasar)
sesuai dengan metode lower of cost or market (mana yanglebih rendah antara harga
perolehan dan harga pasar)
4. Periksan unit price dari bahan baku (raw material), barang dalam proses (work
in process), barang jadi (finished goods), dan bahan pembantu (supplies).
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu
sebelum atau sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
6. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat (allowancefor slow
moving), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan
mode.
Cukup dalam arti tidak terlalu besar (dapat menyebabkan laba
terlalukecil) dan tidak terlalu kecil (dapat menyebabkan laba terlalu
besar).Untuk itu auditor harus memeriksa bagaimana kebijkaan dan cara
perusahaan menentukan allowance, apakah konsisten atau tidak dengan periode
sebelumnya. Salah satu cara yang biasanya digunakan perushaan untuk barang yang
tidak dipakai atau terjual selama :
3 bulan, dibuatkan allowance 10%
6 bulan, dibuatkan allowance 30%
9 bulan, dibuatkan allowance 50%
12 bulan, , dibuatkan allowance 80%
Lebih dari 12 bulan dibuatkan allowance 100%
Dalam hal ini auditor harus memeriksa stock card untuk mengetahui sudah berapa
lama persediaan itu tidak mengalami pengurangan (tidak dipakaiatau tidak terjual).
Selain itu, pada waktu stock opname biasanya barang-barang yang sudah rusah
sudah dipisahkan dan dibuatkan daftarnya, yang bergerak lambat tau ketinggalan
mode sudah berdebu karena lama tidak disentuh.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca)(subsequent event)
Tujuangnya untuk mengetahui apakah ada penjualan fiktif yang dicatat untuk
memperbesar jumlah laporan penjualan (salah satu bentuk windowdressing) dan
kemudoan di awal periode berikutnya direverse/dibuat jurnal balik.
8. Periksa cut-off penjualan dan pembelian cut-off
Tujuannya untuk meyakinkan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam
pencatatan penjualan dan pembelian. Untuk itu harus dicatat (lebih baikminta
salinannya) tanggal dan nomor terakhir dari faktur penjualan, delivery
9
order, faktur pembelian dan receiving report. Perhatikan juga syarat
pengiriman barang apakah FOB shipping point atau destinationpoint.
9.Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit (loan agreement), notulen
rapat (minutes of meeting)
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan sebagai
barang jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga. Jika ada
tentunya akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit dan
notulen rapat. Dan jika ada persediaan keuangan(notes to financial statement).
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) Jika ada purchase atau sales commitment yang
menimbulkan kerugian yang material bagi perusahaan dalam periode
berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Untuk itu auditor harus memeriksa kontrak penjualan dan pembelian yang
realisasinya akan dilakukan di periode berikutnya, dan memeriksa apakah ada
penurunanharga jual di pasar (market value ) di periode berikutnya.
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan (Goods In Transit), lakukan hal berikut
ini:
Minta rincian goods in transit per tanggal neraca.
Periksa mathermatical accuracy.
Periksa apakah syarat pengiriman barang yang digunakan fob shippingpoint
atau fob destination point-Periksa subsequent cluearance.
Dalam hal ini auditor harus menanyakan kepada klien dan memeriksa bukti
pendukung, apakah susdah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
barang dalam perjalanan tersebut sudah diterima. Bukti yangharus diperiksa
adalah laporan penerimaan barang (receiving report). Jika sesudah tanggal
laporan necara, sampai mendekati tanggalselesainya pemeriksaan
lapangan, barang dalam perjalanan belum juga diterima, kemungkinan
terjadi pembatalan pembelian atau kesalahan pencatatan.
10
Bandingkan unit cost persediaan dengan tahun sebelumnya.
13. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
adjustment jika diperlukan.
Auditor harus menyimpulkan (biasanya ditulis di Top Schedule)
apakahberdasarkan prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya,
persefiaan disajikan secara wajar atau tidak.
14. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam
perusahaan dagang. Dalam perusahaan dagang, persediaan merupakan barang-
barang yang diperoleh atau dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa
mengubah barang itusendiri.
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Persediaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan,
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada
dandimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
4. untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective),
bergeraklambat (s/ow moving) dan ketinggalan mode (absolescence) sudah
dibuatkan allowance yang cukup.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup.
8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan
(purchasel sales commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap
laporan keuangan,
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Prosedur Pemeriksaan Persediaan
a. Compliance test.Prosedur pemeriksaan persediaan untuk compliance test yaitu:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan.
b. Substantive testProsedur pemeriksaan persediaan untuk Substantive test yaitu:
1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik (Stok opname) yang
dilakukanperusahaan (klien).
12
2. Minta final inventory list (inventory compilation) dan lakukan
prosedurpemeriksaan
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out
(persediaanperusahaan yang dititip jual ke perusahaan lain).
4. Periksan unit price dari bahan baku (raw material), barang dalam proses (work
in process), barang jadi (finished goods), dan bahan pembantu (supplies).
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu
sebelum atau sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
6. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat (allowancefor slow
moving), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan
mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca)(subsequent event)
8. Periksa cut-off penjualan dan pembelian cut-off
9.Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit (loan agreement), notulen
rapat (minutes of meeting)
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) Jika ada purchase atau sales commitment yang
menimbulkan kerugian yang material bagi perusahaan dalam periode
berikutnya.
11. Lakukan analytical prosedures untuk persediaan
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan
adjustment jika diperlukan.
13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/1699/3/2EA15427.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/2592/3/BAB%20II.pdf
Agoes, Sukrisno.2017.Auditing:Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik.Jakarta: Salemba Empat
14