Disusun Oleh:
Rahma Mokoolang (241422098)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
teman-teman kerabat dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan arahan dan
bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pengantar Akuntansi 2
Saya Menyadari dalam makalah ini masih tercatat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun demi terciptanya maklah
yang lebih baik. Semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 PENGENDALIAN INTERN.......................................................................................................3
2.2 KAS DAN PIUTANG.................................................................................................................7
2.3 ASET TETAP DAN KEWAJIBAN LANCAR.........................................................................15
2.4 FIRMA DAN PERSEROAN.....................................................................................................23
2.5 INVESTASI SAHAM DAN OBLIGASI...................................................................................30
BAB 3.......................................................................................................................................................36
PENUTUP.................................................................................................................................................36
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................36
3.2 SARAN.....................................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................37
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait berikut ini :
3
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penaksiran Risiko
3) Aktivitas Pengendalian
4
relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
5) Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain danoperasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan
melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah,
atau dengan berbagai kombinasi dan keduanya. Diberbagai entitas, auditor intern
5
atau personel yang melakukan pekerjaanserupa memberikan kontribusi dalam
memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dari komunikasi denganpihak luar seperti keluhan Customers dan komentar
dari badan pengaturyang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau
bidang yang memerlukan perbaikan.
a. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus
lebih banyak.
b. Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik
persediaan harus lebih banyak. Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian intern berjalan efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan
substantivetest bisa dipersempit.
6
mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen estimasi kualitatif dan kuantitatif serta
pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.
2.2.1 Kas
Kas, aset paling likuid, adalah media pertukaran standar dan dasar untuk mengukurdan
menghitung semua item lainnya. Perusahaan umumnya mengklasifikasikan kas sebagai aset
lancar. Uang tunai terdiri dari uang logam, mata uang, dan dana yang tersedia pada deposito di
bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek
pribadi, dan draft bank juga dipandang sebagai uang tunai. Bank memiliki hak dan hukum untuk
meminta pemberitahuan sebelum melakukan penarikan. Tapi, karena bank jarang meminta
pemberitahuan sebelumnya, rekening tabungan tetap dianggap uang tunai.
1) Melaporkan Kas
Meskipun pelaporan kas relatif mudah, sejumlah isu dapat menjadi perhatian
khusus. Isu-isu ini terkait dengan pelaporan:
a. Setara kas
Klasifikasi yang menjadi popular saat ini adalah "Kas dan setara kas." Setara kas
adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang:
a) mudah dikonversi menjadi kas yang diketahui.
b) begitu dekat dengan jatuh temponya sehingga resiko perubahan suku bunga tidak
signifikan.
Umumnya hanya investasi dengan jatuh tempo tiga bulan atau kurang memenuhi
syarat berdasarkan definisi ini. Contoh setara kas adalah Treasury bills (obligasi
berjangka pendek), commercial paper (surat berharga komersial), dan money market
funds (dana pasar uang). Beberapa perusahaan menggabungkan kas dengan investasi
sementara dineraca. Dalam kasus ini, mereka menjelaskan jumlah investasi sementara
baik secara tertulis atau catatan.
b. Kas yang dibatasi penggunaannya
Uang tunai kecil, gaji, dan dana dividen adalah contoh uang yang disisihkan untuk
tujuantertentu. Dalam kebanyakan situasi, saldo dana ini tidak material. Oleh karena
itu, perusahaan tidak memisahkan contoh tersebut dari kas dalam laporan keuangan.
Jika jumlah material, perusahaan memisahkan uang tunai yang dibatasi dari uang tunai
"reguler" untuk tujuan pelaporan. Perusahaan mengklasifikasikan kas yang dibatasi
baik dalam aset lancar atau dalam bentuk aset jangka panjang, tergantung pada tanggal
ketersediaan atau pencairan. Klasifikasi pada bagian saat ini sesuai jika menggunakan
uang tunai untuk pembayaran kewajiban yang ada atau yang jatuh tempo (dalam
satutahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih lama). Di sisi lain,
perusahaan menunjukkan uang yang dibatasi penggunaannya di bagian jangka panjang
dari neraca jika memegang uang tunai untuk jangka waktu yang lebih lama. Di antara
7
batasan potensial lainnya, perusahaan perlu menentukan apakah uang tunai di rekening
di luar Amerika Serikat dibatasi oleh peraturan mengenai ekspor mata uang.
c. Overdraft Bank / Cek Kosong
Cerukan bank terjadi ketika perusahaan menulis cek lebih dari jumlah di akun
kasnya. Halini harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dan biasanya
ditambahkan kedalam jumlah yang dilaporkan sebagai utang usaha. Jika material, maka
pos ini harus diungkapkan secara terpisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan
yang berhubungan.
Kas Kecil dan ganti dan Kas Laporkan sebagai uang tunai.
8
atau di meter perangko) persediaan peralatan kantor.
2.2.2 PIUTANG
Seperti kas piutang juga merupakan aset finansial. Piutang (sering disebut sebagai
pinjaman dan piutang) adalah klaim yang diajukan terhadap pelanggan dan orang lain atas
uang, barang, atau jasa. Piutang adalah asset keuangan juga sebagai instrumen tkeuangan
Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar dan tidak
lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus
operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang
dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah
diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang ini bisa
disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah janji lisan
dari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual sedangkan wesel tagih adalah janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.Wesel
ini dapat berasal dari penjualan, pembiayaan/transaksi lainnya. Nontrade piutang timbul dari
berbagai transaksi. Beberapa contoh piutang usaha adalah:
1. Uang muka kepada karyawan dan karyawan.
2. Uang muka kepada anak perusahaan.
3. Simpanan yang dibayarkan untuk menutupi potensi kerugian atau kerugian.
4. Deposito dibayarkan sebagai jaminan kinerja atau pembayaran.
5. Dividen dan piutang bunga.
6. Klaim terhadap:
a. Perusahaan asuransi untuk korban yang ditopang.
b. Terdakwa di bawah jas.
c. badan pemerintah untuk pengembalian pajak.
d. pembawa umum barang rusak atau hilang.
e. Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang.
f. Pelanggan untuk barang yang dapat dikembalikan (peti, wadah, dll.) Piutang dagang
(Account Receivables) adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan kredit
barang atau jasa dalam suatu perusahaan atau organisasi yang merupakan usaha
9
pokok perusahaan, atau semua pelanggan untuk barang atau layanan jasa yang
disampaikan secara kredit. Angka total akan ditampilkan pada neraca sebagai aset.
Apabila suatu perusahaan atau organisasi mempunyai hubungan jual beli dengan
suatu pihak sehingga terdapat piutang dagang dan utang dagang atau utang lainnya,
penulisan dalam neraca tidak boleh dikompensasi, tetapi harus dinyatakan secara
terpisah. Bila piutang timbul dari penjualan asset perusahaan, pemberian pinjaman
kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang tapi
dinamakan piutang non dagang. Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi
perusahaan belum menerima kas. Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan
kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan atau organisasi mempunyai penjualan rata-
rata sebesar Rp 1 juta per hari, kemudian periode pengumpulan piutang adalah 30 hari,
piutang dagang perusahaan atau organisasi tersebut saat kondisi sudah mulai stabil adalah
Rp 1 juta x 30 hari= Rp 30 juta. Jika kebijakan kredit perusahaan atau organisasi berubah,
misalnya tingkat penjualan kredit dikurangi atau periode pengumpulan piutang
dipercepat, piutang dagang perusahaan tersebut juga akan berubah. Piutang Dagang
(Account Receivable) biasanya tidak dinyatakan dalam suatu perjanjian khusus
sebagaimana tagihan lainnya. Dengan demikian pelunasan Piutang Dagang (Account
Receivable) kurang terjamin, juga sukar untuk dipindahkan atau perdijual belikan.
Piutang Dagang (Account Receivable) yang diharapkan tertagih dalam jangka waktu satu
tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, akan tetapi kadang-
kadang seluruh Piutang Dagang (Account Receivable) diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam kasus demikian jumlah
Piutang Dagang (Account Receivable) yang jangka waktu penagihannya lebih dari satu
tahun atau siklus usaha normal, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Masalah-masalah akuntasi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi tiga hal,
yaitu
Ø Pengakuan piutang dagang/Usaha
Ø Penilaian piutang dagang/Usaha
1) Pengakuan Piutang Usaha
Seperti yang ditunjukkan, piutang umumnya timbul sebagai bagian dari
pengaturan pendapatan. Misalnya, jika Lululemon menjual pakaian yoga kepada Jennifer
Burian seharga$ 100, kapan Lululemon mengenali pendapatan (penjualan) dan piutang
terkait?, prinsip pengenalan pendapatan menunjukkan bahwa Lululemon harus mengenali
pendapatan saat memenuhi kewajiban kinerjanya dengan mentransfer barang atau
layanan kepada pelanggan. Dengan mengikuti situasi Lululemon, pakaian yoga ditransfer
saat Jennifer memperoleh kendali atas pakaian ini.
10
Bila perubahan kontrol ini terjadi, Lululemon harus mengenali akun yang
dapatditerima dan pendapatan penjualan. Lululemon membuat entri berikut, dengan
asumsi bahwa$ 100 adalah jumlah yang diharapkan untuk diterima dari Jennifer.
Piutang Usaha 100
Pendapatan Penjualan 100
Konsep perubahan kontrol adalah faktor penentu dalam menentukan kapan
kewajiban kinerja terpenuhi dan piutang dagang diakui. Berikut adalah beberapa kunci
indikator untuk menentukan bahwa Lululemon telah mentransfer dan Jennifer telah
mendapatkan kontrol terhadap pakaian yoga.
a. Diskon Perdagangan.
Harga mungkin tergantung pada diskon perdagangan atau kuantitas.
Perusahaan menggunakan diskon perdagangan semacam itu untuk menghindari
perubahan kata logyang sering terjadi, untuk mengubah harga dalam jumlah
11
yang berbeda yang dibeli,atau menyembunyikan harga faktur sebenarnya dari
pesaing. Diskon perdagangan biasanya dikutip dalam persentase.
b. Diskon Kas (Diskon Penjualan).
Perusahaan menawarkan potongan harga tunai (diskon penjualan) untuk
mendorong pembayaran segera. Potongan tunai umumnya disajikan dalam
istilah seperti 2/10, n /30 (2 persen jika dibayarkan dalam waktu 10 hari, jumlah
bruto dalam 30 hari), atau2/10, E.O.M., net 30, E.O.M. (2 persen jika
dibayarkan setiap saat pada tanggal kesepuluh bulan berikutnya, dengan
pembayaran penuh akan jatuh tempo pada tanggal tiga puluh bulan berikutnya).
Pelanggan biasanya melakukan diskon penjualan kecuali jika uang mereka
sangat terbatas karena seorang pelanggan yang menerima pengurangan 1 persen
dalam harga penjualan untuk pembayaran dalam waktu 10 hari, total
pembayaran jatuh tempodalam 30 hari, secara efektif menghasilkan 18,25
persen [0,01 ÷ (20/365)], atausetidaknya menghindari tingkat bunga biaya
tersebut.
c. Retur dan Tunjangan Penjualan.
Bentuk lain dari pertimbangan variabel berkaitan dengan tingkat
pengembalian penjualan dan tunjangan.
d. Nilai waktu dari uang.
Isu pertimbangan variabel lain berkaitan dengan nilai waktu uang.
Idealnya, perusahaan harus mengukur piutang berdasarkan nilai sekarang, yaitu
nilai diskonto dari uang tunai yang akan diterima di masa depan. Bila
penerimaan kas yang diharapkan memerlukan masa tunggu, jumlah wajah
piutang tidak sebanding dengan jumlah yang akhirnya diterima oleh dewan.
10 Desember
Piutang Tak Tertagih 8.000
Piutang Usaha (Yusado) 8.000
(Untuk mencatat penghapusan akun Yusado)
Dengan metode ini, Beban Utang Luar Biasa hanya akan menunjukkan kerugian
aktual dari tidak tertagihnya piutang. Perusahaan akan melaporkan piutang dengan
jumlah bruto. Pendukung metode write-off langsung (yang sering digunakan untuk tujuan
perpajakan) cenderung mencatat fakta, bukan perkiraan. Ini mengasumsikan bahwa
piutang usaha yang baik dihasilkan dari setiap penjualan, dan bahwa kejadian selanjutnya
mengungkapkan bahwa akun tertentu tidak dapat tertagih dan tidak berharga. Dari sudut
pandang praktis, metode ini sederhana dan mudah diterapkan. Tapi metode write-off
langsung secara teoritis kurang. Biasanya tidak mencatat biaya pada periode yang
samadengan pendapatan terkait. Hal ini juga mengakibatkan piutang dinyatakan sebesar
nilai realisasi bersih pada neraca. Akibatnya, dengan menggunakan metode write-off
langsung tidak dianggap tepat, kecuali bila jumlahnya tidak tertagih tidak material.
13
2. Perusahaan mendebet perkiraan kenaikan tak tertagihnya Beban Utang Buruk
dan mengkreditkannya ke Penyisihan Piutang Tak Tertagih (akun aset kontra)
melalui penyesuaian pada akhir setiap periode.
3. Ketika perusahaan menghapuskan akun tertentu, mereka mendebet piutang tak
tertagih menjadi Penyisihan Piutang Ragu-Ragu dan kredit yang nilainya ke
Piutang Usaha.
15
revenue, maka investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus
diperhitungkan dengan matang.
JUMLAH Rp135.000.000,-
17
Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan
untuk tanah adalah Rp 147.500.000. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya
perolehan dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi(pemasangan),
biaya training untuk operator, dan biaya set up. Perolehan aset tetap dapat dilakukan
dengan berbagaicara. Biasanya melalui pembelian tunai, pembelian kredit,pembelian
dengan angsuran maupun leasing.
2.3.7 Penyustan
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya
untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang
mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan,
ketidak seimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan ketetinggalan
teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang
bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai
aset tetap berwujud disebut penyusutan (depresiasi /depreciation). Penyusutan dapat
dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhirtahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud.
Ada dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu
a. Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar
penyusutan), dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.
b. Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas /manfaat aset tetap
selama dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu
pemakaian atau kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung
penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan. Dari uraian di
atas, maka secara umum penyusutan aset tetapdapat dihitung dengan rumus:
Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap
18
3. Utang-utang bersyarat
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti jika memenuhi dua syarat:
a. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban untuk membayar;
b. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Utang jangka pendek yang sudah diketahui terdiri dari bermacam-macam
jenis sebagai berikut:
1. Utang dagang
Utang dagang biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa dan
dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan utang jangka pendek perlu
diperhitungkan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan
harus mempertimbangkan syarat penerimaan.
Contoh :
a. Pada tanggal 10 Januari 2007, PT Sejahtera membeli barang
secara kredit sebesar $500dengan syarat 2/10, n/30.
b. Pada tanggal 15 Januari 2007, PT Sejahtera membayar utang sebesar $300.
c. Pada tanaggal 9 Februari 2007,PT Sejahtera membayar sisa utangnya .
Jurnal :
10/1/2007 Pembelian $ 500
Utang dagang $ 500
15/1/2007 Utang dagang $ 300
Kas $ 294
Potongan pembelian $ 6
9/2/2007 Utang dagang $ 200
Kas $ 200
2. Utang Wesel
Utang wesel dalam bentuk janji tertulis yang di klasifikasikan utang
jangka pendek adalah (1)utang wesel dagang dan (2) utang wesel pinjaman
jangka pendek.
19
Pada tanggal 1 januari 2009 perusahaan membeli barang dagangan seharga
Rp. 5.000.000dengan menandatangani wesel 31 hari berbunga 12%.
Jurnalnya :
1/1/2009 persediaan barang Rp. 5.000.000
Utang wesel Rp. 5.000.000
b. Wesel Pinjaman
Utang wesel pada pihak bank atau lembaga keuangan lain biasanya
timbul karenatransaksi peminjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga
maka disajikan dalam neraca sebesar nominalnya dan diperlukan pengakuan
biaya bunga pada setiap akhir periode untuk disajikan dalam laporan laba-
rugi.
Jika wesel diterbitkan untuk pinjaman uang tidak berbunga, bank akan
memotong (mengenakan diskon) sejumlah tertentu dari jumlah yang dipinjam
dan menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam.
Contoh:
PT. Nita pada tanggal 1 oktober membuat wesel tidak berbunga Rp.
1.000.000 berjangka 1 tahun yang di diskontokan dengan tingkat 9% kepada
Bank Amerta.
Dari transaksi tersebut PT. Nita hanya memperoleh uang sebesar Rp.910.000
(1.000.000) – (9% - 1.000.000)
Jurnal kas untuk 1 oktober
Kas Rp. 910.000
Diskonto utang wesel Rp. 90.000
Utang wesel Rp. 1.000.000
Diskonto utang wesel harus di amortisasi sebagai biaya bunga
selama umur wesel. Saldo diskonto sebelum diamortisasi disajikan sebagai
pengurang utang wesel. Pada contoh tersebut amortisasi diskonto dengan
garis lurus perbulan yakni Rp. 7500 ( 90.000 : 12) yang harus dibayar setiap
akhir bulan. Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya bunga Rp. 7.500
Diskonto utang wesel Rp. 7.500
Neraca pada tanggal 31 desember yaitu:
Utang wesel Rp. 1.000.000
Diskonto utang wesel Rp. 67.500
Rp. 932.500
20
*90.000 – (7.500 × 3) = 67.500
Biaya bunga sebesar Rp. 22.500 (7.500 × 3) yang disajikan dalam laporan laba-rugi.
21
3. Taksiran utang garansi
Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan
perbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan
terjadisebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu di debitkan ke
rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening utang biaya garansi.
22
6. Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijualutang bersyarat
dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dengan
judultersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain.
23
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi
dengan harta pribadi.
f. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
g. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
h. keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.
i. seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
j. pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.
k. mudah memperoleh kredit usaha.
Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang
sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha
perusahaan. Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang
berbeda dengan bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982)
membagi karakteristik Firma itu menjadi 5 yaitu:
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha
firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang
anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung
anggota tersebut mewakili anggota firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
berarti firma tersebut dinyatakan bubar secara hokum, demikian juga apabila ada
anggota baru yang bergabung. Firma dinyatakan masih beroperasi atau bubar
jika tidak ada perubahan dalam komposisi keanggotaannya.
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak
terbatas), tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang
dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma. Jadi
jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan firma
tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi
maka kreditur berhak menagih kepada para anggota firma sampai harta milik
pribadi.
4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota yang
sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama
atas kekayaan Firma. Tanpa seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh
menggunakan kekayaan firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan
terlihat dalam saldo modal akhir para anggota firma yang terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut : penanaman modal awal, penanaman modal tambahan,
24
pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari
pembagian rugi.
5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma
akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota
didalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma,
maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada
anggota yang lain meskipun modal yang ditanamkan lebih kecil daripada modal
yangditanam oleh anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas
persetujuan anggota lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugi
ini harus dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.
2.4.3 Hukum Dasar Firma
Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian
harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma
bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan
dari Departemen Kehakiman RI.
Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang ‐Undang
Hukum Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum
mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan
Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang
dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:
Pasal 16
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk
melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11, 29;
Rv.6-5o, 8-2 o, 99.)
Pasal 17
Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk
bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan
kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak
bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak
berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd.
25
1632, 1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)
Pasal 18
Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642, 1811.)
Pasal 19
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.
Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma
di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD. 16, 20,
22 dst.)
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
26
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha,
didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang
menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29
KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus
memuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah
terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan
menunjukan cabang khusus itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi
tentang hal-hal berikut:
1. Nama dan alamat firma.
2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau manufaktur.
3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas
dan wewenang anggota lainnya.
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota
yang satu dengan yang lain.
6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
27
8. Prosedur keluarnya anggota firma.
9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi
sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian hak
dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta saja
(Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan). Dalam Pasal 28 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, Ikhtisar resmi dari akta Firma pendirian itu harus
diumumkan dalam Berita Negara Rakyat Indonesia (BNRI) atau Tambahan Berita Negara.
Apabila akta Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian Firma
tersebut hanya dianggap sebagai persekutuan umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak
ada sekutu yang dikecualikan bertindak atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang) bahkan tiap sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum
bagi persekutuannya. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta
pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.
28
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau
lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh bekas
pescro yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya
tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat akta, dan
mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara
yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang tercantum
dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian,
atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu
yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam petikaian yang asli yang
berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku
ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah
disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian
atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan
mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29.
(KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)
Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak mengurus harus
membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila dalam
perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak termasuk para pesero komanditer)
mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi seorang dengan
suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil keputusan
sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang
dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-
utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu
dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap pesero
menurut bagiannya masing-masing (KUHD 18, 22.). Uang yang selama pemberesan dapat
dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara. (KUHD 33.)
Cara Pembubarannya :
29
2) Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena nama-
namanya jelas.
3) Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negri.
4) Diumumkan di Tambahan Berita Negara.
Jika tidak didaftarkan, maka tidak berlaku pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan
terhadap pihak ketiga (ps. 31 KUHD).
Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah memiliki hak
sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kita beli maka
semakin banyak pula bagian kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Akan tetapi, selain
keuntungan juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara lain :
1. Resiko Financial: Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak
mampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.
2. Resiko Pasar: Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan maupun
saham tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga, kebijaksanaan pemerintah,
30
pertumbuhan ekonomi maupun manajemen perusahaan. Risiko pasar mempengaruhi
perusahaan – perusahaan secara keseluruhan.
3. Resiko Psikologis: Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan-perubahan pasar. Investor menanggapi perubahan harga pasar
saham berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau
penurunan harga saham.
Common Stocks )Suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan
suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan
mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta
kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa ini merupakan
saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal. Yang termasuk dalam
jenis saham biasa, antara lain :
Blue Chip Stock: Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila
perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat menghasilkan
pendapatan dan konsisten dalam membayar deviden tunai
Income stock: Saham yang memilik kemampuan dalam membagi devidennya lebih tinggi
dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya
Growth Stock ( Well Known ): Jika emiten merupakan pimpinan didalam industri dan
selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di atas rata-
rata emiten saham ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publikasi yang
tampak glamour dalm memperbaiki peningkatan atau penurunan harga saham
Growth Stock ( Leasser-Known ): Pemilik saham yang pada umumnya tidak menjadi
pemimpin dalam individunya. Namun mampu mampu menghasilakan hasil yang lebih
tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir
Saham Spekulatif ( Speculative Stock ): Saham yang emitennya tidak bisa secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk
mendapatkan penghasilan yang baik di masa yang aan datang
Saham Bersiklus ( Cylical Stock ): Perkembangan saham yang menikuti situasi ekonomi
makro atau kondisi bisnissecara umum selain pada saat ekonomi makro sedang
mengalami ekspansi
Saham Bertahan (Defensive atau Counter Cyclical Stock ): Jenis saham yang tidak
mungkin terpengaruh oleh kondisi kondisi ekonomi karo maupun situasi bisnis secara
umum
StMempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham biasa. Saham preferen lebih
aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan
dan pembagian deviden terlebih dahulu. Pemegang saham preferen berhak menukar saham
preferen yang dipegangnya dengan saham biasa dan pemiliknya akan memiliki hak lebih
31
dibandingkan dengan pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen
lebih dulu . Ada beberapa jenis saham preferen :
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Halim (2003) dalam Astuti (2006:31) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam
penilaian saham, yaitu :
1. Pendekatan Nilai Intrinsik Nilai intrinsik saham adalah nilai nyata ( True Value ) atau
seharusnya dari saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan.
Dan calon investor menghitung nilai intrinsik saham untuk memutuskan strategi
investasinya
2. Pendekatan Nilai Pasar Mempertimbangkan suatu harga saham individual
dibandingkan dengan indikator – indikator lain di pasar saham . Jika seorang analis yakin
bahwa suatu saham adalah lebih berharga menurut harga pasar daripada harga yang
diminta, maka pembelian saham dapat direkomendasikan.
3. Pendekatan Nilai Buku Nilai buku perlembar saham adalah nilai aktiva bersih ( Net
Assets ) yang dimiliki pemilik dengan memilih satu lembar saham. Dan nilai buku dilihat
dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan
32
2.5.4 Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang harus dikeluarkan
untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu. Nilai obligasi yang
diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa
berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya
antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil
pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin
sensitif terhadap perubahan suku bunga. Anda dapat menjual obligasi yang Anda miliki
pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi
tersebut jatuh tempo.
Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga
dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih
rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan
dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk
medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). Suatu obligasi
dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga yang lebih atau
kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang memiliki obligasi pada
saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah nilai pari tersebut.
Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti : tingkat bunga
yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi ekonomi
secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga bank.
Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga
deposito, tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan
berfluktuasi, besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku
bunga yang terjadi di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku
bunga. Faktor lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko
perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah
obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.
Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan
ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran
dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal
obligasi dan tujuan penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru
dilampirkan secara utuh. Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur
perusahaan, kegiatan dan prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan
ringkasan penawaran umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.
Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat
bunga yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu
33
investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan
suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh
temponya disebut kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor
dapatkan dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi
menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunakan current
yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.
YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi keuntungan dalam
suatu jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang dihubungkan dengan
harga, dengan selisih harga penjualan terhadap nilai pari, dengan tahun-tahun tersisa
hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai YTM ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah
pembayaran yang diterima secara periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh
tempo.
Tanggal jatuh tempo (maturity date) obligasi, yaitu tanggal yang sudah ditetapkan oleh
peminjam untuk melunasi hutangnya. Walaupun ada tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam
suatu obligasi bukan berarti Anda harus memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo, karena
Anda dapat memperjualbelikannya pada pasar obligasi.
Tingkat bunga (coupon rate) obligasi, yaitu tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada Anda
secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang dibayarkan kepada Anda
adalah tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang (bunga yang dibayarkan akan
disesuaikan secara periodik).
Nilai nominal (face value atau par value) obligasi yaitu sejumlah uang tertentu yang dipinjamkan
kepada perusahaan tersebut, jumlah ini yang akan menjadi pokok pinjaman.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, obligasi dapat dikeluarkan baik oleh perusahaan
maupun pemerintah.
Tapi ketika Anda hendak memutuskan untuk memilih obligasi perusahaan, pilihlah selalu
dari obligasi yang memiliki peringkat tertinggi terlebih dahulu. Peringkat ini mencerminkan
resiko kegagalan dalam membayar bunga atau pokok.
Peringkat AAA memiliki resiko paling rendah, lalu disusul AA, A, BBB dan seterusnya
sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut sudah gagal bayar (wanprestasi). Selain
resiko kegagalan seperti di atas, ada beberapa resiko lagi yang terdapat dalam obligasi seperti :
resiko suku bunga, resiko kesempatan investasi kembali (re-investment risk) dan lain-lain.
34
Harga Obligasi bergerak berlawanan arah (berkorelasi negatif) dengan pergerakan suku
bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Misalkan Anda memiliki obligasi
pemerintah senilai Rp. 5.000.000,- dengan tingkat bunga 10%. Anda membeli obligasi tersebut
awal tahun 2005. Namun sejak tahun 2008 pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan tingkat
bunga 15%. Bunga yang Anda terima tetap 10% sementara orang lain mendapatkan bunga yang
lebih tinggi dari hari ini yaitu 15%. Dengan demikian berapa harga yang akan pemodal tawarkan
kepada Anda sebagai pemegang obligasi tersebut ? Sudah tentu harganya akan lebih rendah dari
Rp. 5.000.000,- karena obligasi yang Anda miliki memberikan bunga yang lebih rendah dari
tingkat bunga obligasi di pasar. Semakin panjang tanggal jatuh tempo obligasi, semakin tinggi
resiko suku bunga yang terdapat dalam obligasi tersebut karena fluktuasi suku bunga lebih tinggi
dalam jangka panjang.
b. Resiko inflasi
Resiko berikutnya adalah resiko inflasi. Anda harus memperhatikan kondisi ekonomi dari
waktu ke waktu untuk dapat mengamati pergerakan laju inflasi. Jika Anda melihat kemungkinan
akan naiknya inflasi, maka juallah obligasi yang Anda pegang secepatnya karena bila inflasi
meningkat maka suku bunga juga akan meningkat. Sebab jika Anda memegang obligasi yang
memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, Anda akan kehilangan daya beli dari bunga yang
Anda terima.
c. Resiko lainnya
Resiko lainnya adalah resiko kesempatan investasi kembali (reinvestment risk) Anda
tidak dapat berharap kondisi investasi saat itu sama dengan ketika Anda membeli obligasi
tersebut pertama kali, khususnya bila Anda membeli obligasi untuk jangka panjang, karena
perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat Anda hendak
menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Dan ada juga beberapa jenis
obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untuk
membeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut
jatuh tempo. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi
nilai tukar valuta asing terhadap rupiah menjadikan resiko ini harus diperhatikan dengan baik,
agar investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs.
35
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akuntansi memiliki peran penting bagi perusahaan. Akuntansi merupakan aktivitasjasa
yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifatkeuangan mengenai kesatuan usaha ekonomi yang diharapkan akan
bermanfaat dalampengambilan keputusan oleh pemakai. Jadi, ditinjau dari
beberapa definisi, akuntansidipandang sebagai suatu proses, seni, dan seperangkat
pengetahuan yang pada dasarnyamengarah pada suatu aktivitas atau kegiatan dalam
akuntansi itu sendiri.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan Tidak adanya kesalahan
dan kehilafan sebab itu penulis berharap untuk diberi kritikan dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.
36
DAFTAR PUSTAKA
37