Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH PENGANTAR AKUNTASNSI 2

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2


Dosen Pengampuh: Fartmawaty Damiti S.Pd,M.SA

Disusun Oleh:
Rahma Mokoolang (241422098)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
teman-teman kerabat dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan arahan dan
bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pengantar Akuntansi 2
Saya Menyadari dalam makalah ini masih tercatat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun demi terciptanya maklah
yang lebih baik. Semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Gorontalo, 22 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 PENGENDALIAN INTERN.......................................................................................................3
2.2 KAS DAN PIUTANG.................................................................................................................7
2.3 ASET TETAP DAN KEWAJIBAN LANCAR.........................................................................15
2.4 FIRMA DAN PERSEROAN.....................................................................................................23
2.5 INVESTASI SAHAM DAN OBLIGASI...................................................................................30
BAB 3.......................................................................................................................................................36
PENUTUP.................................................................................................................................................36
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................36
3.2 SARAN.....................................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................37

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi merupakan pelaporan keuangan yang berisi informasi-informasi yang berguna


dalam membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.Dalam kehidupan sehari-
hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang
pemilik warung mencatat siapa saja yang berhutang kepada warungnya, memisahkan kotak
antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk
belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional. Maka pada dasarnya pemilik
warung tadi telah menerapkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan dibidang akuntansi
tentusemakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu akuntasi juga berkembang sesuai perkembangan
teknologi dan peradaban manusia. Selain itu faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak
berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong
akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat
untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi
perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan
laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang sesuai
dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi,
jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,
neraca lajur, laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal
penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap,
kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis
aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri
dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui
serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak
berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di
dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengendalian intern perusahaan?


2. Apa pengertian akuntansi kas dan akuntasi piutang?
3. Apa yang dimaksud dengan akuntansi aset tetap dan akuntansi kewajiban lancar ?
4. Apa yang dimaksud dengan akuntansi firma dan perseroan?
5. Apa yang dimaksud dengan investasi saham dan obligasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memahami pengedalian intern perusahaan


2. Untuk mengetahui pengertian akuntansi kas dan akuntansi piutang
3. Untuk apa yang dimaksud dengan akuntansi aset tetap dan akuntansi kewajiban lancar
4. Untuk apa yang dimaksud dengan akuntansi firma dan perseroan
5. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan investasi saham dan obligasi

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGENDALIAN INTERN

2.1.1 Pengertian Pengendalian Intern


Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalahsistem
pengendalian intern, sistem pengawasan intern dan strukturpengendalian intern.
Mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAIadalah pengendalian
intern.Standar Pekerjaan Lapangan yang Kedua menyebutkan (IAPI, 2011:150.1):
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan". IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai
suatuproses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas-
yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut ini: Reandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi
operas, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait berikut ini :

a. Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi


kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua kompononpen gendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur.
b. Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
c. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu

2.1.2 Unsur-unsur Pengendalian Intern

Ada lima unsur dalam pengndalian intern diantarnya sebagai berkut:

3
1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi danmemengaruhi


kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkunganpengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian internyang lain, menyediakan disipIin
dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini :

a. Integritas dan nilai etika


b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d. Struktur organisasi
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2) Penaksiran Risiko

Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan


keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif memengaruhi
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru

3) Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu


memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untukmenanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai
tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin

4
relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

a. Review terhadap kinerja


b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian phisik
d. Pemisahan tugas

4) Informasi dan Komunikasi


Informasi dan Komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan
keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi
entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas
bagi aset, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang
dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen
untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan
menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang perandan
tanggung iawab individual berkaitan dengan pengendalian internterhadap
pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang
sisteminformasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
a. Golongan transaksk dalam operasi entitas yang signifikan bagilaporan
keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
c. Catatan akuntansi, lnformasi pendukung, dan akun tertentu dalamlaporan
keuangan tercakup dalam pengolahan dan pelaporantransaksi.
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulaisampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasukalat elektronik
(seperti komputer dan electronic data interchange)yang digunakan
untuk mengirim, memproses, memelihara, danmengakses informasi.

5) Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain danoperasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan
melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah,
atau dengan berbagai kombinasi dan keduanya. Diberbagai entitas, auditor intern

5
atau personel yang melakukan pekerjaanserupa memberikan kontribusi dalam
memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dari komunikasi denganpihak luar seperti keluhan Customers dan komentar
dari badan pengaturyang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau
bidang yang memerlukan perbaikan.

2.1.3 Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope) Pemeriksaan


Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan
teriadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat
besar. Bagi akuntan publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti resiko
untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati
dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung pendapat yang diberikannya. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari
hasil pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan, auditor
menyimpulkanbahwa pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus
memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantivetest. Misalnya:

a. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus
lebih banyak.
b. Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik
persediaan harus lebih banyak. Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian intern berjalan efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan
substantivetest bisa dipersempit.

2.1.4 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern


hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris
berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian
tersebut dipengaruh ioleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini
mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat
salah dari bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi
tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu
pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau
manajemen mengesampingkan pengendalian intern.
Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian
intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkandan pengendalian tersebut. Meskipun
hubungan manfaat biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam
pendesainan pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak

6
mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen estimasi kualitatif dan kuantitatif serta
pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.

2.2 KAS DAN PIUTANG

2.2.1 Kas
Kas, aset paling likuid, adalah media pertukaran standar dan dasar untuk mengukurdan
menghitung semua item lainnya. Perusahaan umumnya mengklasifikasikan kas sebagai aset
lancar. Uang tunai terdiri dari uang logam, mata uang, dan dana yang tersedia pada deposito di
bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek
pribadi, dan draft bank juga dipandang sebagai uang tunai. Bank memiliki hak dan hukum untuk
meminta pemberitahuan sebelum melakukan penarikan. Tapi, karena bank jarang meminta
pemberitahuan sebelumnya, rekening tabungan tetap dianggap uang tunai.
1) Melaporkan Kas
Meskipun pelaporan kas relatif mudah, sejumlah isu dapat menjadi perhatian
khusus. Isu-isu ini terkait dengan pelaporan:
a. Setara kas
Klasifikasi yang menjadi popular saat ini adalah "Kas dan setara kas." Setara kas
adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang:
a) mudah dikonversi menjadi kas yang diketahui.
b) begitu dekat dengan jatuh temponya sehingga resiko perubahan suku bunga tidak
signifikan.
Umumnya hanya investasi dengan jatuh tempo tiga bulan atau kurang memenuhi
syarat berdasarkan definisi ini. Contoh setara kas adalah Treasury bills (obligasi
berjangka pendek), commercial paper (surat berharga komersial), dan money market
funds (dana pasar uang). Beberapa perusahaan menggabungkan kas dengan investasi
sementara dineraca. Dalam kasus ini, mereka menjelaskan jumlah investasi sementara
baik secara tertulis atau catatan.
b. Kas yang dibatasi penggunaannya
Uang tunai kecil, gaji, dan dana dividen adalah contoh uang yang disisihkan untuk
tujuantertentu. Dalam kebanyakan situasi, saldo dana ini tidak material. Oleh karena
itu, perusahaan tidak memisahkan contoh tersebut dari kas dalam laporan keuangan.
Jika jumlah material, perusahaan memisahkan uang tunai yang dibatasi dari uang tunai
"reguler" untuk tujuan pelaporan. Perusahaan mengklasifikasikan kas yang dibatasi
baik dalam aset lancar atau dalam bentuk aset jangka panjang, tergantung pada tanggal
ketersediaan atau pencairan. Klasifikasi pada bagian saat ini sesuai jika menggunakan
uang tunai untuk pembayaran kewajiban yang ada atau yang jatuh tempo (dalam
satutahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih lama). Di sisi lain,
perusahaan menunjukkan uang yang dibatasi penggunaannya di bagian jangka panjang
dari neraca jika memegang uang tunai untuk jangka waktu yang lebih lama. Di antara

7
batasan potensial lainnya, perusahaan perlu menentukan apakah uang tunai di rekening
di luar Amerika Serikat dibatasi oleh peraturan mengenai ekspor mata uang.
c. Overdraft Bank / Cek Kosong
Cerukan bank terjadi ketika perusahaan menulis cek lebih dari jumlah di akun
kasnya. Halini harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dan biasanya
ditambahkan kedalam jumlah yang dilaporkan sebagai utang usaha. Jika material, maka
pos ini harus diungkapkan secara terpisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan
yang berhubungan.

2) Ringkasan Item yang Terkait dengan Kas


Kas dan setara kas mencakup media pertukaran dan instrumen yang paling
banyakdinegosiasikan. Jika barang tidak dapat dengan cepat dikonversi menjadi koin atau
matauang, perusahaan secara terpisah mengklasifikasikannya sebagai biaya investasi,
piutang,atau prabayar. Perusahaan memisahkan dan mengklasifikasikan uang tunai yang
tidaktersedia untuk pembayaran kewajiban jatuh tempo dalam bagian aset jangka panjang.
Ilustrasi7-2 merangkum klasifikasi barang-barang terkait uang.
Klasifikasi Kas, Setara Kas, dan item yang bukan kas

Item Klasifikasi Komentar

Kas Kas Jika tidak dibatasi, laporkan


sebagai uang tunai.Jika
dibatasi, identifikasidan
klasifikasi sebagai arusdan
aset tidak lancar.

Kas Kecil dan ganti dan Kas Laporkan sebagai uang tunai.

Kertas Jangka Pendek Seara Kas Investasi yang jatuh tempo


kurang dari 3 bulan, sering
digabungkan dengan uang
tunai

Kertas Jangka Pendek Piutang Investasi Sementara Investasi dengan


jangkawaktu 3 sampai 12
bulan.Diasumsikan tertagih

Cek yang sudah kedaluwarsa Piutang Diasumsikan dikumpulkan


dan I.O.U.s dari karyawan atau
dikurangkan dari gaji mereka.

Uang muka perjalanan Pos di Biaya Dibayar Dimuka Mungkin juga


atas tangan (seperti perangko diklasifikasikan sebagai

8
atau di meter perangko) persediaan peralatan kantor.

Cerukan bank Kewajiban Lancar Jika benar ada offset, kurangi


uang tunai.

Kompensasi saldo Kas diklasifikasikan sebagai Klasifikasi sebagai arus


deposito sebagai kompensasi atauarus tidak lancar di
neraca. Mengungkapkan
secaraterpisah catatan detail

2.2.2 PIUTANG
Seperti kas piutang juga merupakan aset finansial. Piutang (sering disebut sebagai
pinjaman dan piutang) adalah klaim yang diajukan terhadap pelanggan dan orang lain atas
uang, barang, atau jasa. Piutang adalah asset keuangan juga sebagai instrumen tkeuangan
Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar dan tidak
lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus
operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang
dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah
diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang ini bisa
disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah janji lisan
dari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual sedangkan wesel tagih adalah janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.Wesel
ini dapat berasal dari penjualan, pembiayaan/transaksi lainnya. Nontrade piutang timbul dari
berbagai transaksi. Beberapa contoh piutang usaha adalah:
1. Uang muka kepada karyawan dan karyawan.
2. Uang muka kepada anak perusahaan.
3. Simpanan yang dibayarkan untuk menutupi potensi kerugian atau kerugian.
4. Deposito dibayarkan sebagai jaminan kinerja atau pembayaran.
5. Dividen dan piutang bunga.
6. Klaim terhadap:
a. Perusahaan asuransi untuk korban yang ditopang.
b. Terdakwa di bawah jas.
c. badan pemerintah untuk pengembalian pajak.
d. pembawa umum barang rusak atau hilang.
e. Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang.
f. Pelanggan untuk barang yang dapat dikembalikan (peti, wadah, dll.) Piutang dagang
(Account Receivables) adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan kredit
barang atau jasa dalam suatu perusahaan atau organisasi yang merupakan usaha

9
pokok perusahaan, atau semua pelanggan untuk barang atau layanan jasa yang
disampaikan secara kredit. Angka total akan ditampilkan pada neraca sebagai aset.
Apabila suatu perusahaan atau organisasi mempunyai hubungan jual beli dengan
suatu pihak sehingga terdapat piutang dagang dan utang dagang atau utang lainnya,
penulisan dalam neraca tidak boleh dikompensasi, tetapi harus dinyatakan secara
terpisah. Bila piutang timbul dari penjualan asset perusahaan, pemberian pinjaman
kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang tapi
dinamakan piutang non dagang. Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi
perusahaan belum menerima kas. Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan
kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan atau organisasi mempunyai penjualan rata-
rata sebesar Rp 1 juta per hari, kemudian periode pengumpulan piutang adalah 30 hari,
piutang dagang perusahaan atau organisasi tersebut saat kondisi sudah mulai stabil adalah
Rp 1 juta x 30 hari= Rp 30 juta. Jika kebijakan kredit perusahaan atau organisasi berubah,
misalnya tingkat penjualan kredit dikurangi atau periode pengumpulan piutang
dipercepat, piutang dagang perusahaan tersebut juga akan berubah. Piutang Dagang
(Account Receivable) biasanya tidak dinyatakan dalam suatu perjanjian khusus
sebagaimana tagihan lainnya. Dengan demikian pelunasan Piutang Dagang (Account
Receivable) kurang terjamin, juga sukar untuk dipindahkan atau perdijual belikan.
Piutang Dagang (Account Receivable) yang diharapkan tertagih dalam jangka waktu satu
tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, akan tetapi kadang-
kadang seluruh Piutang Dagang (Account Receivable) diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam kasus demikian jumlah
Piutang Dagang (Account Receivable) yang jangka waktu penagihannya lebih dari satu
tahun atau siklus usaha normal, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Masalah-masalah akuntasi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi tiga hal,
yaitu
Ø Pengakuan piutang dagang/Usaha
Ø Penilaian piutang dagang/Usaha
1) Pengakuan Piutang Usaha
Seperti yang ditunjukkan, piutang umumnya timbul sebagai bagian dari
pengaturan pendapatan. Misalnya, jika Lululemon menjual pakaian yoga kepada Jennifer
Burian seharga$ 100, kapan Lululemon mengenali pendapatan (penjualan) dan piutang
terkait?, prinsip pengenalan pendapatan menunjukkan bahwa Lululemon harus mengenali
pendapatan saat memenuhi kewajiban kinerjanya dengan mentransfer barang atau
layanan kepada pelanggan. Dengan mengikuti situasi Lululemon, pakaian yoga ditransfer
saat Jennifer memperoleh kendali atas pakaian ini.

10
Bila perubahan kontrol ini terjadi, Lululemon harus mengenali akun yang
dapatditerima dan pendapatan penjualan. Lululemon membuat entri berikut, dengan
asumsi bahwa$ 100 adalah jumlah yang diharapkan untuk diterima dari Jennifer.
Piutang Usaha 100
Pendapatan Penjualan 100
Konsep perubahan kontrol adalah faktor penentu dalam menentukan kapan
kewajiban kinerja terpenuhi dan piutang dagang diakui. Berikut adalah beberapa kunci
indikator untuk menentukan bahwa Lululemon telah mentransfer dan Jennifer telah
mendapatkan kontrol terhadap pakaian yoga.

 Lululemon memiliki hak untuk pembayaran dari pelanggan. Jika Jennifer


berkewajiba nuntuk membayar, itu menunjukkan bahwa kontrol telah beralih ke
pelanggan.
 Lululemon telah memberikan hak legal kepada pelanggan. Jika Jennifer memiliki
hak legal atas barang, ini menunjukkan bahwa kendali telah beralih ke pelanggan.
 Lululemon telah mengalihkan kepemilikan fisik atas barang tersebut. Jika Jennifer
memiliki kepemilikan fisik, ini menunjukkan bahwa kendali telah beralih ke
pelanggan.
 Lululemon tidak lagi memiliki risiko dan manfaat kepemilikan barang yang
signifikan. Jika Jennifer sekarang memiliki risiko dan manfaat kepemilikan yang
signifikan, inimengindikasikan bahwa kontrol telah beralih ke pelanggan.
 Jennifer telah menerima aset tersebut.

a. Pengukuran Harga Transaksi Harga transaksi adalah jumlah pertimbangan bahwa


perusahaan mengharapkan untuk menerima dari pelanggan dengan imbalan untuk
mentransfer barang atau jasa. Dalam kasus Lululemon, harga transaksi mudah
ditentukan karena Jennifer Burian setuju untukmembayar jumlah tetap kepada
Lululemon dalam waktu singkat. Namun dalam situasilain, perusahaan harus
mempertimbangkan hal-hal seperti pertimbangan variabel yangdapat
mempengaruhi saldo piutang usaha.
b. Pertimbangan Variabel Dalam beberapa kasus, harga barang atau jasa bergantung
pada kejadian masa depan. Peristiwa masa depan ini sering mencakup barang-
barang seperti diskon, pengembalian dan tunjangan, potongan harga, dan bonus
kinerja. Berikut adalah empat item yang mempengaruhi harga transaksi dan
dengan demikian saldo piutang dagang.

a. Diskon Perdagangan.
Harga mungkin tergantung pada diskon perdagangan atau kuantitas.
Perusahaan menggunakan diskon perdagangan semacam itu untuk menghindari
perubahan kata logyang sering terjadi, untuk mengubah harga dalam jumlah

11
yang berbeda yang dibeli,atau menyembunyikan harga faktur sebenarnya dari
pesaing. Diskon perdagangan biasanya dikutip dalam persentase.
b. Diskon Kas (Diskon Penjualan).
Perusahaan menawarkan potongan harga tunai (diskon penjualan) untuk
mendorong pembayaran segera. Potongan tunai umumnya disajikan dalam
istilah seperti 2/10, n /30 (2 persen jika dibayarkan dalam waktu 10 hari, jumlah
bruto dalam 30 hari), atau2/10, E.O.M., net 30, E.O.M. (2 persen jika
dibayarkan setiap saat pada tanggal kesepuluh bulan berikutnya, dengan
pembayaran penuh akan jatuh tempo pada tanggal tiga puluh bulan berikutnya).
Pelanggan biasanya melakukan diskon penjualan kecuali jika uang mereka
sangat terbatas karena seorang pelanggan yang menerima pengurangan 1 persen
dalam harga penjualan untuk pembayaran dalam waktu 10 hari, total
pembayaran jatuh tempodalam 30 hari, secara efektif menghasilkan 18,25
persen [0,01 ÷ (20/365)], atausetidaknya menghindari tingkat bunga biaya
tersebut.
c. Retur dan Tunjangan Penjualan.
Bentuk lain dari pertimbangan variabel berkaitan dengan tingkat
pengembalian penjualan dan tunjangan.
d. Nilai waktu dari uang.
Isu pertimbangan variabel lain berkaitan dengan nilai waktu uang.
Idealnya, perusahaan harus mengukur piutang berdasarkan nilai sekarang, yaitu
nilai diskonto dari uang tunai yang akan diterima di masa depan. Bila
penerimaan kas yang diharapkan memerlukan masa tunggu, jumlah wajah
piutang tidak sebanding dengan jumlah yang akhirnya diterima oleh dewan.

2) Penilaian Piutang Usaha


Sebagai salah satu akuntan yang dihormati dengan tepat dicatat, gagasan manajer
kredit tentang surga mungkin akan menjadi tempat di mana setiap orang (akhirnya)
membayar hutangnya. Sayangnya, situasi ini sering tidak terjadi. Misalnya,
pelangganmungkin tidak mampu membayar karena penurunan pendapatan penjualannya
akibat turunnya perekonomian. Demikian pula, individu dapat diberhentikan dari
pekerjaan merekaatau dihadapkan dengan tagihan rumah sakit tak terduga. Perusahaan
mencatat kerugian kredit sebagai debit atas Beban Utang Luar Biasa (atau Beban Piutang
Tak Tertagih).Kerugian tersebut merupakan risiko normal dan perlu untuk melakukan
bisnis secara kredit. Dua metode digunakan untuk menghitung tidak tertagihnya piutang:
(a) metode penghentian langsung dan (b) metode penyisihan.

a. Metode Write-Off Langsung untuk Tidak Tertagih


Dengan metode penghapusan langsung (direct write-off method), ketika
perusahaan menentukan akun tertentu tidak dapat tertagih, biaya tersebut akan
12
menyebabkan kerugian pada Beban Utang Buruk. Asumsikan, misalnya, bahwa
pada tanggal 10 Desember Cruz Co.menulis sebagai saldo $ 8.000 yang tidak
tertagih. Entrinya adalah:

10 Desember
Piutang Tak Tertagih 8.000
Piutang Usaha (Yusado) 8.000
(Untuk mencatat penghapusan akun Yusado)

Dengan metode ini, Beban Utang Luar Biasa hanya akan menunjukkan kerugian
aktual dari tidak tertagihnya piutang. Perusahaan akan melaporkan piutang dengan
jumlah bruto. Pendukung metode write-off langsung (yang sering digunakan untuk tujuan
perpajakan) cenderung mencatat fakta, bukan perkiraan. Ini mengasumsikan bahwa
piutang usaha yang baik dihasilkan dari setiap penjualan, dan bahwa kejadian selanjutnya
mengungkapkan bahwa akun tertentu tidak dapat tertagih dan tidak berharga. Dari sudut
pandang praktis, metode ini sederhana dan mudah diterapkan. Tapi metode write-off
langsung secara teoritis kurang. Biasanya tidak mencatat biaya pada periode yang
samadengan pendapatan terkait. Hal ini juga mengakibatkan piutang dinyatakan sebesar
nilai realisasi bersih pada neraca. Akibatnya, dengan menggunakan metode write-off
langsung tidak dianggap tepat, kecuali bila jumlahnya tidak tertagih tidak material.

b. Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih


Metode penyisihan piutang tak tertagih meliputi estimasi atas tidak tertagihnya
piutang pada akhir periode masing-masing. Hal ini memastikan bahwa perusahaan
menyatakan piutang pada neraca pada nilai realisasi bersihnya. Nilai realisasi bersih
adalah jumlah bersih perusahaan yang mengharapkan untuk menerima secara tunai.
Pada setiap laporan keuangan, perusahaan memperkirakan tidak tertagihnya piutang dan
nilai realisasi bersih dengan menggunakan informasi mengenai kejadian masa lalu dan
saat ini serta perkiraan kolektibilitas masa depan. Akibatnya, neraca mencerminkan
taksiran estimasi kerugian akun yang diharapkan pada tanggal pelaporan, dan laporan
laba rugi mencerminkan dampak dari kemerosotan kredit (atau perbaikan) yang telah
terjadi selama periode tersebut. Banyak perusahaan menetapkan kebijakan kredit
mereka untuk memberikan persentase tertentu dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
(Kenyataannya, banyak yang merasa bahwa kegagalan mencapai persentase tersebut
berarti kehilangan penjualan karena kebijakan kredit yang terlalu ketat.) Dengan
demikian, FASB mewajibkan metode penyisihan untuk tujuan pelaporan keuangan bila
jumlah piutang tak tertagih menjadi material. Metode ini memiliki tiga fitur penting:
1. Perusahaan memperkirakan piutang tak tertagih dan membandingkan estimasi
baru dengan saldo saat ini dalam rekening penyisihan.

13
2. Perusahaan mendebet perkiraan kenaikan tak tertagihnya Beban Utang Buruk
dan mengkreditkannya ke Penyisihan Piutang Tak Tertagih (akun aset kontra)
melalui penyesuaian pada akhir setiap periode.
3. Ketika perusahaan menghapuskan akun tertentu, mereka mendebet piutang tak
tertagih menjadi Penyisihan Piutang Ragu-Ragu dan kredit yang nilainya ke
Piutang Usaha.

Rekaman Taksiran Tidak Diketahui. Untuk menggambarkan metode penyisihan,


asumsikan bahwa Brown Furniture pada tahun 2017, tahun pertama operasinya,
memiliki penjualan kredit sebesar $ 1.800.000. Dalam jumlah ini, $ 150.000 tetap tidak
tertagih padatanggal 31 Desember. Perkiraan manajer kredit bahwa $ 10.000 dari
penjualan ini tidak akan tertagih. Catatan penyesuaian untuk mencatat estimasi piutang
tidak tertagih (dengan asumsi saldo nol dalam rekening penyisihan) adalah:
31 Desember 2017
Piutang Tak Tertagih 10.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 10.000
(Untuk mencatat estimasi tidak tertagih nya piutang)

Penyisihan Piutang Tak Tertagih menunjukkan taksiran jumlah klaim pada


pelanggan yang diperkirakan perusahaan tidak akan kumpulkan di masa depan.
Perusahaan menggunakan akun kontra dan bukan memberikan kredit langsung ke
Piutang karena mereka tidak tahu pelanggan mana yang tidak akan membayar
Perusahaan tidak menutup Penyisihan Piutang tidak tertagih pada akhir tahun anggaran.
Mencatat Penghapusan Akun yang Tidak Tertagih. Ketika perusahaan yang telah
kehabisan semua cara untuk mengumpulkan rekening dan koleksi masa lalu tampaknya
tidak mungkin, perusahaan harus menghapus akun nya. Di industri kartu kredit,
misalnya, praktikstandar untuk menghapus akun yang jatuh tempo dalam tempo 210
hari yang lalu.
Piutang Tak Tertagih tidak meningkat saat penghapusan dilakukan. Dengan
metode penyisihan, perusahaan mendebet setiap penghapusan piutang tak tertagih ke ak
un penyisihan, bukan pada Piutang Tak Tertagih. Debet untuk piutang tak tertagih akan
salahkarena perusahaan telah mengakui biaya saat melakukan penyesuaian untuk
memperkirakan piutang tak tertagih.
Sebagai gantinya, masuk untuk mencatat penghapusan piutang taktertagih akan
mengurangi Piutang dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih. Pemulihan Akun Tak
Tertagih. Terkadang, perusahaan mengumpulkan dari pelanggan setelah menghapus
akun sebagai tidak tertagih. Perusahaan membuat dua catatan untuk mencatat pemulihan
hutang buruk: (1) Membalikkan entri yang dibuat dengan menuliskan akun tersebut. Ini
mengembalikan akun pelanggan. (2) Ini menjurnal koleksi dengan cara biasa.
Memperkirakan Penyisihan. Untuk menyederhanakan penjelasan di atas,
kami berasumsi bahwa kami mengetahui jumlah yang diharapkan dari tidak tertagihnya.
14
Dalam"kehidupan nyata," perusahaan harus memperkirakan jumlah tersebut saat
merekam menggunakan metode penyisihan. Seperti yang ditunjukkan, estimasi tidak
tertagihnya akun diestimasi berdasarkan informasi kejadian masa lalu (loss experience),
disesuaikan dengan kondisi saat ini dan perkiraan faktor yang masuk akal yang akan
mempengaruhi tidak tertagihnya piutang. Sementara banyak pertimbangan dilibatkan,
tujuannya adalah untukmengembangkan perkiraan estimasi piutang tak tertagih yang
diharapkan.
Misalnya, perusahaan dapat memperkirakan persentase dari saldo piutang yang
akan menjadi tidak tertagih, tanpa mengidentifikasi akun tertentu. Prosedur ini
memberikan estimasi yang cukup akurat atas nilai realisasi piutang. Oleh karena itu,
pendekatan ini disebut sebagai persentase dari piutang.
Perusahaan dapat menerapkan metode ini dengan menggunakan satu tingkat
komposityang mencerminkan estimasi dari piutang tak tertagih. Atau, perusahaan dapat
menetapkan jadwal umur piutang, yang menerapkan persentase yang berbeda berdasark
an pengalamanmasa lalu dengan berbagai kategori usia. Jadwal penuaan juga
mengidentifikasi akun mana yang memerlukan perhatian khusus dengan menunjukkan
sejauh mana akun tertentu telah lewat.
Terlepas dari pendekatan estimasi yang digunakan, menentukan biaya yang
terkait dengan piutang tak tertagih memerlukan penilaian yang besar. Perhatian terakhir
ada beberapa bank menggunakan keputusan ini untuk mengelola pendapatan. Dengan
melebih-lebihkan jumlah pinjaman yang tidak dapat tertagih pada tahun pendapatan
yang baik, bank dapat "menabung untuk hari hujan" di masa depan. Di masa depan
(kurang menguntukan) bank dapat mengurangi tunjangan konservatif akun kerugian
pinjaman yang terlalukonservatif untuk meningkatkan pendapatan.

2.3 ASET TETAP DAN KEWAJIBAN LANCAR

2.3.1 Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Karakteristik
aset tetap sebagai berikut:
1. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barangdagangan)
2. Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan investasi
jangka panjang)
3. Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebihdari satu siklus operasi
perusahaan (bukanperlengkapan)
4. Memiliki nilai yang relatif tinggi Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi,
penggunaan yang relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan

15
revenue, maka investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus
diperhitungkan dengan matang.

2.3.2 Klasifikasi Aset Tetap


Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung
perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar lokasiperusahaan yang dibangun
perusahaan, tempat parkir,pagar, dan saluran air bawah tanah.
3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik,mesin-mesin, kendaraan, dan
meubel.

2.3.3 Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap


Dari beragam aset tetap berujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokkan sbb:
1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi
perusahaan, pertanian, danpeternakan.
2. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung dan
peralatan.
3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti sumber-
sumber alam misalnya tambang dan hutan.

2.3.4 Pengeluaran-Pengeluaran Modal Dan Pendapatan


Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
perolehan danpenggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Capital expenditure/pengeluaran modal Merupakan pengeluaran-pengeluaran
untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode
akuntansi dan akan dicatat dalam rekening aset (dikapitalisasi).
2. Revenue expenditure/pengeluaran pendapatan Merupakan pengeluaran-
pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam
periode akuntansi yang bersangkutan dan dicatat dalam rekening biaya

Cara-Cara Perolehan Aset Tetap


1. Pembelian Tunai
2. Pembelian Angsuran
3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
4. Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain
5. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
6. Pertukaran aset tetap yang sejenis
16
7. Diperoleh dari Hadiah/Donasi
8. Aset yang Dibuat Sendiri

2.3.5 Konsep Aset Tetap


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) No. 16 aset tetap
adalah aset berwujud (tangible fxedassets) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normalperusahaan; serta
d. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim
barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil yang dikategorikan
sebagai aset tetap tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual kembali, misalnya
bagi perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan.
Selain itu nilainya cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang nilainya relative kecil,
seperti sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap.
2.3.6 Biaya Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetapsamapi tiba di tempat dan
siap digunakan harus dimasukkansebagai bagian dari harga perolehan (cost) aset yang
bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap tidak terbatas pada
harga belinya saja. Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.

Harga beli tanah Rp100.000.000,-

Biaya pembuatan akta jual beli tanah Rp7.500.000,-

Biaya balik nama keperusahaan Rp2.500.000,-

Biaya pengurugan tanah Rp10.000.000,-

Biaya perataan tanah sampai siap bangun Rp15.000.000,-

JUMLAH Rp135.000.000,-

17
Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan
untuk tanah adalah Rp 147.500.000. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya
perolehan dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi(pemasangan),
biaya training untuk operator, dan biaya set up. Perolehan aset tetap dapat dilakukan
dengan berbagaicara. Biasanya melalui pembelian tunai, pembelian kredit,pembelian
dengan angsuran maupun leasing.

2.3.7 Penyustan

Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya
untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang
mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan,
ketidak seimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan ketetinggalan
teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang
bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai
aset tetap berwujud disebut penyusutan (depresiasi /depreciation). Penyusutan dapat
dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhirtahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud.
Ada dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu
a. Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar
penyusutan), dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.
b. Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas /manfaat aset tetap
selama dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu
pemakaian atau kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung
penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan. Dari uraian di
atas, maka secara umum penyusutan aset tetapdapat dihitung dengan rumus:

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan

Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap

2.3.8 Pengertian Kewajiban Lancar


Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya
diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang di
klasifisikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain. Kewajiban
lancar juga dapat didefinisikan sebagai hutang yang masa jatuh temponya tidak lebih
dari satu tahun yang dapat dilunasi dengan aktiva lancar maupun pembuatan
kewajiban lancar lain.
Utang jangka pendek dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui;
2. Utang jangka pendek jumlahnya belum ditetapkan (diestimasi);

18
3. Utang-utang bersyarat

1) Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui

Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti jika memenuhi dua syarat:
a. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban untuk membayar;
b. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Utang jangka pendek yang sudah diketahui terdiri dari bermacam-macam
jenis sebagai berikut:
1. Utang dagang
Utang dagang biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa dan
dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan utang jangka pendek perlu
diperhitungkan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan
harus mempertimbangkan syarat penerimaan.
Contoh :
a. Pada tanggal 10 Januari 2007, PT Sejahtera membeli barang
secara kredit sebesar $500dengan syarat 2/10, n/30.
b. Pada tanggal 15 Januari 2007, PT Sejahtera membayar utang sebesar $300.
c. Pada tanaggal 9 Februari 2007,PT Sejahtera membayar sisa utangnya .
Jurnal :
10/1/2007 Pembelian $ 500
Utang dagang $ 500
15/1/2007 Utang dagang $ 300
Kas $ 294
Potongan pembelian $ 6
9/2/2007 Utang dagang $ 200
Kas $ 200
2. Utang Wesel
Utang wesel dalam bentuk janji tertulis yang di klasifikasikan utang
jangka pendek adalah (1)utang wesel dagang dan (2) utang wesel pinjaman
jangka pendek.

a. Utang Wesel Dagang


Utang wesel dagang Adalah jumlah yang dijanjikan secara tertulis akan dibay
ar kepada pemasok barang, jasadan equipmen. Umumnya, baik jumlah yang
akan dilunasi maupun tanggal pelunasan yangsudah tercantum dalam wesel.
Contoh:

19
Pada tanggal 1 januari 2009 perusahaan membeli barang dagangan seharga
Rp. 5.000.000dengan menandatangani wesel 31 hari berbunga 12%.
Jurnalnya :
1/1/2009 persediaan barang Rp. 5.000.000
Utang wesel Rp. 5.000.000

Jurnal pada tanggal pelunasan


31/1/2009 utang wesel Rp. 5.000.000
Biaya bunga Rp. 600.000 Kas Rp. 5.600.00
0

b. Wesel Pinjaman
Utang wesel pada pihak bank atau lembaga keuangan lain biasanya
timbul karenatransaksi peminjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga
maka disajikan dalam neraca sebesar nominalnya dan diperlukan pengakuan
biaya bunga pada setiap akhir periode untuk disajikan dalam laporan laba-
rugi.
Jika wesel diterbitkan untuk pinjaman uang tidak berbunga, bank akan
memotong (mengenakan diskon) sejumlah tertentu dari jumlah yang dipinjam
dan menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam.
Contoh:
PT. Nita pada tanggal 1 oktober membuat wesel tidak berbunga Rp.
1.000.000 berjangka 1 tahun yang di diskontokan dengan tingkat 9% kepada
Bank Amerta.
Dari transaksi tersebut PT. Nita hanya memperoleh uang sebesar Rp.910.000
(1.000.000) – (9% - 1.000.000)
Jurnal kas untuk 1 oktober
Kas Rp. 910.000
Diskonto utang wesel Rp. 90.000
Utang wesel Rp. 1.000.000
Diskonto utang wesel harus di amortisasi sebagai biaya bunga
selama umur wesel. Saldo diskonto sebelum diamortisasi disajikan sebagai
pengurang utang wesel. Pada contoh tersebut amortisasi diskonto dengan
garis lurus perbulan yakni Rp. 7500 ( 90.000 : 12) yang harus dibayar setiap
akhir bulan. Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya bunga Rp. 7.500
Diskonto utang wesel Rp. 7.500
Neraca pada tanggal 31 desember yaitu:
Utang wesel Rp. 1.000.000
Diskonto utang wesel Rp. 67.500
Rp. 932.500

20
*90.000 – (7.500 × 3) = 67.500
Biaya bunga sebesar Rp. 22.500 (7.500 × 3) yang disajikan dalam laporan laba-rugi.

2) Utang jangka pendek jumlahnya belum ditetapkan (diestimasi)


Biasanya jumlah kewajiban dari suatu barang dapat ditentukan, baik dari
kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi tidak
semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang
sudah jelas harus dibayar, tetapi padatanggal neraca jumlahnya masih belum pasti.
Karena jumlahnya masih belum jelas tetapi,kewajibannya sudah pasti maka pada
tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau jangka
panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya segera
maka dikelompokkan sebagai hutang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya akan
dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai utang
jangka panjang maka beberapa jenis utang jangka pendek yang jumlahnya belum
ditetapkan yakni:

1. Taksiran utang pajak penghasilan


Pada akhir periode sudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk
menaksir besarnya pajak peghasilan yang akan menjadi beban tahun yang
bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalihkan
tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. setelah taksiran pajak terhitung
maka akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan
dan dikreditkan ke rekning utang pajak penghasilan.

Pajak penghasilan xxx


Utang pajak penghasilan xxx
2. Taksiran utang hadiah yang beredar
Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu.
Hadiah-hadiah ini merupakan biaya untuk periode dimana penjualan barang-
barang tersebut terjadi. Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir
periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian.Tetapi apabila jangka
waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada
akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah
penjualan dan mengkredit rekening hutang hadiah yang beredar. Jumlah
hutang hadiah yang beredar ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah
taksiran penjualan.

Biaya hadiah penjualan xxx


Utang hadiah yang beredar xxx

21
3. Taksiran utang garansi
Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan
perbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan
terjadisebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu di debitkan ke
rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening utang biaya garansi.

Biaya garansi xxx


Taksiran utang garansi xxx
4. Taksiran utang pensiun
Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu
diberi pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya
karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya keperiode-periode dimana
karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan dibayarkan ditaksir
berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun.
Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu
bekerjanya karyawannya tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini
didebitkan ke rekening biaya gaji dan upah atau Biaya Produksi Tidak
langsung dan dikreditkan kerekening Hutang Pensiun pada saat pensiun
dibayar, rekening utang Pensiun di debit dan Rekening Kas di Kredit.

Biaya gaji dan upah xxx


Utang pensiun xxx

3) Utang-utang Bersyarat (Contigent Liabilities)


Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca yan
g masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang
semacam ini timbul akibat kegiatan di masa lalu. Untuk menentukan apakah suatu
utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah timbulnya
kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum
pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban
membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga
belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan utang-utang bersyarat. Jadi
sesungguhnya perbedaan yang ada diantara taksiran utang dengan utang bersyarat
adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai kepastian
jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat yakni:

1. Piutang wesel didiskontokan dan piutang yang dijaminkan


2. Endorsemen bersyarat atau wesel-wesel
3. Sengketa hukum
4. Tambahan pajak yang belum jelas kepastinnya
5. Jaminan terhadap hutang anak perusahaan

22
6. Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijualutang bersyarat
dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dengan
judultersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain.

2.4 FIRMA DAN PERSEROAN

2.4.1 Pengertian Firma


Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah:
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah
sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
(disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan
bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan
firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama
bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu
perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang
sekutu.
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri
maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan
mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan
pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum
memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan
masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang
tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak
ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap
sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan
pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila
jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar
lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut
Persekutuan ( Partnership ), sebab perusahaan yang berbentuk firma memang
didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan
demikian pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.
Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis
perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa,
juga kantor-kantor konsultan hukum, dan akuntansi politik.

2.4.2 Ciri-Ciri Firma

23
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi
dengan harta pribadi.
f. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
g. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
h. keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.
i. seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
j. pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.
k. mudah memperoleh kredit usaha.

Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang
sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha
perusahaan. Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang
berbeda dengan bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982)
membagi karakteristik Firma itu menjadi 5 yaitu:
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha
firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang
anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung
anggota tersebut mewakili anggota firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
berarti firma tersebut dinyatakan bubar secara hokum, demikian juga apabila ada
anggota baru yang bergabung. Firma dinyatakan masih beroperasi atau bubar
jika tidak ada perubahan dalam komposisi keanggotaannya.
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak
terbatas), tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang
dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma. Jadi
jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan firma
tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi
maka kreditur berhak menagih kepada para anggota firma sampai harta milik
pribadi.
4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota yang
sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama
atas kekayaan Firma. Tanpa seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh
menggunakan kekayaan firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan
terlihat dalam saldo modal akhir para anggota firma yang terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut : penanaman modal awal, penanaman modal tambahan,

24
pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari
pembagian rugi.
5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma
akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota
didalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma,
maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada
anggota yang lain meskipun modal yang ditanamkan lebih kecil daripada modal
yangditanam oleh anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas
persetujuan anggota lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugi
ini harus dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.
2.4.3 Hukum Dasar Firma
Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian
harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma
bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan
dari Departemen Kehakiman RI.
Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang ‐Undang
Hukum Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum
mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan
Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang
dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:

Pasal 16
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk
melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11, 29;
Rv.6-5o, 8-2 o, 99.)

Pasal 17
Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk
bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan
kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak
bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak
berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd.

25
1632, 1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)

Pasal 18
Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642, 1811.)

Pasal 19
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.
Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma
di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD. 16, 20,
22 dst.)

2.4.4 Proses Pendirian Firma


Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma
adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai
nama bersama. Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma sebagai
nama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama.Adapun pendirian Firma telah diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal
22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma dalam
Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap
persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian
tidak dapat ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.

Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;

26
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.

Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha,
didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang
menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29
KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus
memuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah
terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan
menunjukan cabang khusus itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.

Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi
tentang hal-hal berikut:
1. Nama dan alamat firma.
2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau manufaktur.
3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas
dan wewenang anggota lainnya.
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota
yang satu dengan yang lain.
6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.

27
8. Prosedur keluarnya anggota firma.
9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi
sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian hak
dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta saja
(Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan). Dalam Pasal 28 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, Ikhtisar resmi dari akta Firma pendirian itu harus
diumumkan dalam Berita Negara Rakyat Indonesia (BNRI) atau Tambahan Berita Negara.
Apabila akta Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian Firma
tersebut hanya dianggap sebagai persekutuan umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak
ada sekutu yang dikecualikan bertindak atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang) bahkan tiap sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum
bagi persekutuannya. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta
pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.

2.4.5 Proses Pembubaran Firma


Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak hanya mengatur
mengenai pendirian Firma, tetapi telah mengatur hingga mengenai pembubaran Firma.
Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di dalam
Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik.
2) Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;
3) Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4) Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5) Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang ditunjuk oleh
Pengadilan.

28
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau
lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh bekas
pescro yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya
tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat akta, dan
mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara
yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang tercantum
dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian,
atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu
yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam petikaian yang asli yang
berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku
ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah
disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian
atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan
mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29.
(KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)
Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak mengurus harus
membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila dalam
perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak termasuk para pesero komanditer)
mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi seorang dengan
suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil keputusan
sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang
dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-
utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu
dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap pesero
menurut bagiannya masing-masing (KUHD 18, 22.). Uang yang selama pemberesan dapat
dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara. (KUHD 33.)

Cara Pembubarannya :

29
2) Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena nama-
namanya jelas.
3) Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negri.
4) Diumumkan di Tambahan Berita Negara.
Jika tidak didaftarkan, maka tidak berlaku pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan
terhadap pihak ketiga (ps. 31 KUHD).

2.5 INVESTASI SAHAM DAN OBLIGASI


2.5.1 Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah pemilihan atau pembelian saham – saham perusahaan oleh
suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan
tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Dapat diartikan bahwa saham merupakan
salah satu instrumen pasar modal yang diperbandingkan di bursa efek. Ada beberapa
keuntungan, menurut Buletin BES ( 1990 ) yang diperoleh seorang investor dengan memiliki
saham perusahaan lain, yaitu :

 Kemungkinan memperoleh dividen yaitu sebagai keuntungan perusahaan yang dibagikan


kepada pemegang saham. Istilah dalam perhitungan pembagian dividen adalah -
Dividend Yield, rasio dari dividen yang diberikan oleh pemegang saham dan harga
saham - Dividend Payout Ratio, perbandingan dari dividen yang diberikan ke pemegang
saham dan laba bersih per saham
 Kemungkinan memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh pemegang
saham dari hasil jual beli saham, berupa selisih nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli
 Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan oleh perusahaan
 Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus
 Waktu kepemilikikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual kembali
saham tersebut di bursa efek
 Memiliki hak suara dalam RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )
 Adanya manfaat non financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh
hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan

Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah memiliki hak
sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kita beli maka
semakin banyak pula bagian kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Akan tetapi, selain
keuntungan juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara lain :

1. Resiko Financial: Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak
mampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.
2. Resiko Pasar: Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan maupun
saham tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga, kebijaksanaan pemerintah,

30
pertumbuhan ekonomi maupun manajemen perusahaan. Risiko pasar mempengaruhi
perusahaan – perusahaan secara keseluruhan.
3. Resiko Psikologis: Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan-perubahan pasar. Investor menanggapi perubahan harga pasar
saham berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau
penurunan harga saham.

2.5.2 Jenis- jenis Saham


Saham dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain :

1. Berdasarkan hak kepemilikannya

Common Stocks )Suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan
suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan
mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta
kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa ini merupakan
saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal. Yang termasuk dalam
jenis saham biasa, antara lain :

 Blue Chip Stock: Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila
perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat menghasilkan
pendapatan dan konsisten dalam membayar deviden tunai
 Income stock: Saham yang memilik kemampuan dalam membagi devidennya lebih tinggi
dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya
 Growth Stock ( Well Known ): Jika emiten merupakan pimpinan didalam industri dan
selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di atas rata-
rata emiten saham ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publikasi yang
tampak glamour dalm memperbaiki peningkatan atau penurunan harga saham
 Growth Stock ( Leasser-Known ): Pemilik saham yang pada umumnya tidak menjadi
pemimpin dalam individunya. Namun mampu mampu menghasilakan hasil yang lebih
tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir
 Saham Spekulatif ( Speculative Stock ): Saham yang emitennya tidak bisa secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk
mendapatkan penghasilan yang baik di masa yang aan datang
 Saham Bersiklus ( Cylical Stock ): Perkembangan saham yang menikuti situasi ekonomi
makro atau kondisi bisnissecara umum selain pada saat ekonomi makro sedang
mengalami ekspansi
 Saham Bertahan (Defensive atau Counter Cyclical Stock ): Jenis saham yang tidak
mungkin terpengaruh oleh kondisi kondisi ekonomi karo maupun situasi bisnis secara
umum

StMempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham biasa. Saham preferen lebih
aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan
dan pembagian deviden terlebih dahulu. Pemegang saham preferen berhak menukar saham
preferen yang dipegangnya dengan saham biasa dan pemiliknya akan memiliki hak lebih

31
dibandingkan dengan pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen
lebih dulu . Ada beberapa jenis saham preferen :

 Saham Preferen Kumulatif dan Nonkumulatif - Kumulatif: Hak untuk mendapatkan


deviden pada setiap tahun dengan mengabaikan laba atau rugi - Nomkumulatif:
Kebalikan dari saham preferen kumulatif, hak untuk mendapatkan deviden pada setiap
tahun dengan mengalami laba setiap tahunnya
 Saham Preferen Partisipasi dan Nonpartisipasi - Partisipasi: Hak untuk mendapatkan
tambahan deviden apabila ada kelebihan deviden setelah dibagikan kepada hak saham
biasa dan preferen
 Nonpartisipasi : Hak untuk tidak mendapatkan tambahan deviden apabila ada kelebihan
deviden

2. Berdasarkan Cara Peralihannya

 Saham yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama pemegangnya, sehingga


pemiliknya sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan pada orang lain.
 Kebalikan dari saham atas unjuk yaitu saham yang diterbitkan disertai dengan
pencantuman nama pemegangnya, dan cara peralihannya melaui prosedur tertentu. Dan
jenis saham yang terbaru yang diperdagangkan dalam BEI adalah ETF (Exchange Trade
Fund ) yaitu gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di di bursa. ETF
dibagi menjadi 2, yaitu : - ETF Index, menginvestasikan dana kelolaaanya dalam
sekumpulan portofolio efek yang terdapat pada satu index tertentu dengan proporsi yang
sama - Close and ETFS, Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk
perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif

2.5.3 Penilaian Investasi Saham

Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Halim (2003) dalam Astuti (2006:31) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam
penilaian saham, yaitu :

1. Pendekatan Nilai Intrinsik Nilai intrinsik saham adalah nilai nyata ( True Value ) atau
seharusnya dari saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan.
Dan calon investor menghitung nilai intrinsik saham untuk memutuskan strategi
investasinya
2. Pendekatan Nilai Pasar Mempertimbangkan suatu harga saham individual
dibandingkan dengan indikator – indikator lain di pasar saham . Jika seorang analis yakin
bahwa suatu saham adalah lebih berharga menurut harga pasar daripada harga yang
diminta, maka pembelian saham dapat direkomendasikan.
3. Pendekatan Nilai Buku Nilai buku perlembar saham adalah nilai aktiva bersih ( Net
Assets ) yang dimiliki pemilik dengan memilih satu lembar saham. Dan nilai buku dilihat
dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan

32
2.5.4 Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang harus dikeluarkan
untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu. Nilai obligasi yang
diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa
berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya
antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil
pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin
sensitif terhadap perubahan suku bunga. Anda dapat menjual obligasi yang Anda miliki
pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi
tersebut jatuh tempo.
Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga
dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih
rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan
dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk
medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). Suatu obligasi
dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga yang lebih atau
kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang memiliki obligasi pada
saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah nilai pari tersebut.
Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti : tingkat bunga
yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi ekonomi
secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga bank.
Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga
deposito, tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan
berfluktuasi, besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku
bunga yang terjadi di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku
bunga. Faktor lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko
perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah
obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.
Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan
ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran
dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal
obligasi dan tujuan penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru
dilampirkan secara utuh. Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur
perusahaan, kegiatan dan prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan
ringkasan penawaran umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.

Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat
bunga yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu

33
investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan
suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh
temponya disebut kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor
dapatkan dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi
menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunakan current
yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.
YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi keuntungan dalam
suatu jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang dihubungkan dengan
harga, dengan selisih harga penjualan terhadap nilai pari, dengan tahun-tahun tersisa
hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai YTM ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah
pembayaran yang diterima secara periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh
tempo.

Biasanya, Obligasi diterbitkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

 Tanggal jatuh tempo (maturity date) obligasi, yaitu tanggal yang sudah ditetapkan oleh
peminjam untuk melunasi hutangnya. Walaupun ada tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam
suatu obligasi bukan berarti Anda harus memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo, karena
Anda dapat memperjualbelikannya pada pasar obligasi.
 Tingkat bunga (coupon rate) obligasi, yaitu tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada Anda
secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang dibayarkan kepada Anda
adalah tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang (bunga yang dibayarkan akan
disesuaikan secara periodik).
 Nilai nominal (face value atau par value) obligasi yaitu sejumlah uang tertentu yang dipinjamkan
kepada perusahaan tersebut, jumlah ini yang akan menjadi pokok pinjaman.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, obligasi dapat dikeluarkan baik oleh perusahaan
maupun pemerintah.

Obligasi pemerintah memiliki tingkat keamanan tertinggi (savereign risk) karena


pemerintah memiliki kemampuan untuk membebankan pajak dan mencetak uang. Obligasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah biasa dikenal sebagai obligasi ritel /ORI.

Tapi ketika Anda hendak memutuskan untuk memilih obligasi perusahaan, pilihlah selalu
dari obligasi yang memiliki peringkat tertinggi terlebih dahulu. Peringkat ini mencerminkan
resiko kegagalan dalam membayar bunga atau pokok.

Peringkat AAA memiliki resiko paling rendah, lalu disusul AA, A, BBB dan seterusnya
sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut sudah gagal bayar (wanprestasi). Selain
resiko kegagalan seperti di atas, ada beberapa resiko lagi yang terdapat dalam obligasi seperti :
resiko suku bunga, resiko kesempatan investasi kembali (re-investment risk) dan lain-lain.

a. Resiko suku bunga

34
Harga Obligasi bergerak berlawanan arah (berkorelasi negatif) dengan pergerakan suku
bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Misalkan Anda memiliki obligasi
pemerintah senilai Rp. 5.000.000,- dengan tingkat bunga 10%. Anda membeli obligasi tersebut
awal tahun 2005. Namun sejak tahun 2008 pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan tingkat
bunga 15%. Bunga yang Anda terima tetap 10% sementara orang lain mendapatkan bunga yang
lebih tinggi dari hari ini yaitu 15%. Dengan demikian berapa harga yang akan pemodal tawarkan
kepada Anda sebagai pemegang obligasi tersebut ? Sudah tentu harganya akan lebih rendah dari
Rp. 5.000.000,- karena obligasi yang Anda miliki memberikan bunga yang lebih rendah dari
tingkat bunga obligasi di pasar. Semakin panjang tanggal jatuh tempo obligasi, semakin tinggi
resiko suku bunga yang terdapat dalam obligasi tersebut karena fluktuasi suku bunga lebih tinggi
dalam jangka panjang.

b. Resiko inflasi
Resiko berikutnya adalah resiko inflasi. Anda harus memperhatikan kondisi ekonomi dari
waktu ke waktu untuk dapat mengamati pergerakan laju inflasi. Jika Anda melihat kemungkinan
akan naiknya inflasi, maka juallah obligasi yang Anda pegang secepatnya karena bila inflasi
meningkat maka suku bunga juga akan meningkat. Sebab jika Anda memegang obligasi yang
memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, Anda akan kehilangan daya beli dari bunga yang
Anda terima.

c. Resiko lainnya
Resiko lainnya adalah resiko kesempatan investasi kembali (reinvestment risk) Anda
tidak dapat berharap kondisi investasi saat itu sama dengan ketika Anda membeli obligasi
tersebut pertama kali, khususnya bila Anda membeli obligasi untuk jangka panjang, karena
perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat Anda hendak
menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Dan ada juga beberapa jenis
obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untuk
membeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut
jatuh tempo. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi
nilai tukar valuta asing terhadap rupiah menjadikan resiko ini harus diperhatikan dengan baik,
agar investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs.

35
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Akuntansi memiliki peran penting bagi perusahaan. Akuntansi merupakan aktivitasjasa
yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifatkeuangan mengenai kesatuan usaha ekonomi yang diharapkan akan
bermanfaat dalampengambilan keputusan oleh pemakai. Jadi, ditinjau dari
beberapa definisi, akuntansidipandang sebagai suatu proses, seni, dan seperangkat
pengetahuan yang pada dasarnyamengarah pada suatu aktivitas atau kegiatan dalam
akuntansi itu sendiri.

3.2 SARAN

Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak menutup kemungkinan Tidak adanya kesalahan
dan kehilafan sebab itu penulis berharap untuk diberi kritikan dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fauzi Syamsul.2020 Pengendalian Intern.


https://www.studocu.com/id/document/universitas-khairun/sistem-informasi-akuntansi/makalah-
bab-5-pengendalian-intern/9388616 21 Mei 2023.

Patricia Anggajaya.2020.Kas dan Piutang.


https://www.academia.edu/35783994/Kas_dan_Piutang . 21 Mei 2023

Bahrum Siregar.2014.MAKALAH AKUNTANSI ASET TETAP.


file:///C:/Users/User/Downloads/7936-17748-2-PB.pdf. 21 Mei 2023
eka deasy. 2019.Makalah kewajiban lancar.
https://www.academia.edu/42250106/Makalah_kewajiban_lancar . 21 Mei 2023
Raka Ade.2016. Firma. https://www.academia.edu/42250106/Makalah_kewajiban_lancar . 21
Mei 2023.
Dian Kirtley Kristi.2016. Investasi Saham dan Obligasi.
https://www.academia.edu/33386059/Makalah_Investasi_Saham_dan_Obligasi_docx. 21 Mei
2013

37

Anda mungkin juga menyukai