Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGERTIAN TEORI DALAM AKUNTANSI

Disusun Oleh :

1. Demitrius Gulo (1706020083)


2. Sefti Arum larasati (1706020023)
3. Siti Nurbaity (1706020069)
4. Siti Rofiah (1706020037)
5. Putri Wulandari (1706020049)

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Akuntansi
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam selalu kita panjatkan
kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nyalah kita dapat merasakan
kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Teori Akuntansi, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu KRISTANTI,SE.M.Ak. selaku dosen mata
kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan tugas untuk menambah wawasan sesuai bidang
studi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi terciptanya kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan. Terima kasih.

Tangerang, 6 Februari 2020

Kelompok 3

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………...…………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ...…………....…………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi ……………………………………….……………….. 2
2.2 Klasifikasi Teori Akuntansi ………………………………………………………... 6
2.3 Teori Akuntansi …………………………………………………………11
2.4 Akuntansi Sebagai Ilmu Multiparadigma …………………………………………………11
2.5 Siklus Akuntansi …………………………………………………………12
BAB III PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………... 15

Ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan aktivitas manusia dan akan mempertimbangkan hal seperti
'perilaku dan orang-orang'. Dalam hal informasi keuangan, atau alasan mengapa orang
dalam organisasi dapat memilih untuk memberikan informasi tertentu ke kelompok
pemangku kepentingan tertentu. Teori akan mencakup pertimbangan akan tujuan
pelaporan eksternal, didasarkan pada perspektif tertentu peran akuntansi, Memprediksi
teori Akuntansi Positif, Memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku
kepentingan tertentu, pemberian informasi akuntansi kepada orang-orang diluar
organisasi, Memprediksi informasi akuntansi yang sah dan bahwa informasi akuntansi
dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan, mempertahankan Teori Legitimasi.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan
menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefinisikan sebagai
konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang
fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang bertujuan untuk
menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi akuntansi?
2. Bagaimana klasifikasi perumusan teori akuntansi?
3. Apa yang dimaksud dengan teori akuntansi?
4. Apakah akuntansi sebagai ilmu dengan multiparadigma?
5. Bagaimana susunan siklus akuntansi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan definisi akuntansi
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi perumusan teori akuntansi
3. Untuk mengetahui apa itu teori akuntansi
4. Untuk mengetahui apakah akuntansi sebagai ilmu dengan multiparadigma
5. Untuk mengetahui bagaimana susunan siklus akuntansi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah seni untuk mencatat, meringkas, menganalisis, dan melaporkan data
yang berkaitan dengan transaksi keuangan dalam bisnis atau perusahaan. Untuk praktisi
dalam bidang ini disebut dengan akuntan.

Akuntansi sendiri juga telah disebut “bahasa bisnis”untuk  mengukur hasil kegiatan
ekonomi dalam organisasi dan menyampaikan informasi ini kepada berbagai pihak, termasuk
investor, kreditor, manajemen, dan regulator.

2.1.1 Proses dalam Akuntansi

Seperti yang dijabarkan diatas, akuntansi adalah adalah sekumpulan proses yang
berkaitan dengan proses keuangan yang terjadi pada bisnis atau organisasi. Prosesnya
terdiri dari mencatat, meringkas, menganalisis, dan melaporkan data. Berikut adalah
penjelasan keempat proses tersebut.

a. Mencatat

Proses pertama dan terpenting dalam sebuah proses akuntansi adalah


pencatatan berbagai transaksi yang dibuat dalam perusahaan. Ini juga dapat
disebut sebagai pembukuan yang merupakan proses mengenali transaksi dan
memasukannya sebagai catatan.

Pembukuan hanya berkaitan dengan segmen pencatatan dan tidak ada


yang lain. Dalam akuntansi sendiri biasanya terdiri dari banyak pembukuan
guna kepentingan pencatatan yang terperinci. Pemeliharaan prosedur ini terjadi
secara sistematis.
2

Berikut adalah 3 tahap pencatatan transaksi keuangan :

 Menggunakan sistem yang akan membantu Anda dalam mengelola


catatan keuangan.
 Melacak transaksi keuangan secara terperinci.
 Menggabungkan laporan untuk menyajikan dalam satu set pada akhir
laporan keuangan.

Data mentah umumnya merupakan hasil pencatatan transaksi. Namun,


data mentah ini tidak terlalu penting bagi organisasi. Data mentah tidak
memiliki arti yang berarti dalam proses pengambilan keputusan.

b. Meringkas

Disinilah kerja seorang akuntan, membagi data mentah ini menjadi


beberapa kategori dan menerjemahkannya. Jadi setelah melakukan pencatatan
transaksi kemudian bisa ditindaklanjuti dengan meringkas.

c. Pelaporan

Urusan di perusahaan adalah sepenuhnya tanggun jawab manajemen.


Pemilik bisnis harus tahu tentang berbagai operasi yang terjadi dalam
perusahaan dan bagaimana perusahaan menggunakan uang mereka.

Untuk mengatasi hal ini, pemilik menerima laporan keuangan. Mereka


menerima laporan ini setiap bulanan, tiga bulanan dan  laporan tahunan yang
merangkum semua kinerja mereka.

d. Menganalisa

Pada akhirnya, menganalisa adalah akhir dari setiap proses yang telah
Anda lakukan. Setelah merekam dan ringkasan, sangat penting untuk menarik
kesimpulan dalam sebuah bisnis. Manajemen bertanggung jawab untuk
memeriksa poin positif dan negatif.
3

2.1.2 Tujuan Akuntansi

Berikut adalah beberapa tujuan yang diterapkan dalam banyak bisnis:

1. Pencatatan yang terperinci

Seperti yang kami sebutkan diatas bahwa akuntansi adalah bahasa bisnis,
bahasa dari transaksi yang telah terjadi. Otak manusia tidak dapat menyimpan
informasi tanpa akhir, dengan demikian, proses akuntansi bertanggung jawab
untuk menyimpan catatan semua transaksi yang dilakukan dalam suatu
perusahaan.

2. Laba Rugi

Bisnis harus berbanding lurus dengan keuntungan. Ini semua tentang


menghasilkan laba. Bagan akuntansi laba rugi menentukan apakah ada untung
atau rugi yang dibuat dalam bisnis. Penghasilan dan pengeluaran menentukan
untung dan rugi.

3. Utilitas Sumber Daya

Sumber daya adalah bagian yang sangat penting dari sebuah organisasi
mana pun dan agar perusahaan berfungsi dengan lancar, sumber daya
memainkan peran penting.

Dengan melakukan pencatatan, berarti sudah melakukan tanggung jawab


untuk melaporkan kepada perusahaan tentang setiap  kegiatan keuangan beserta
waktunya. Karenanya, menjadi mudah bagi manajemen untuk melihat laporan
keuangan karena akuntan sudah mencatat perinciannya sebelum memasukkan
atau membelanjakan uang.

4. Estimasi posisi Keuangan Bisnis


Seorang pebisnis tidak hanya tertarik untuk mengetahui Untung dan Rugi
dari bisnisnya, tetapi dia juga ingin tahu berapa banyak dia berutang kepada

kreditornya dan berapa banyak dia harus membayar kepada debitornya.

Untuk tujuan ini, ia menyiapkan pernyataan di mana semua rincian


tersebut dicatat. Pernyataan ini dikenal sebagai Neraca. Dengan bantuan Neraca,
posisi keuangan bisnis dapat dipahami.

5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan

Dengan bantuan semua catatan keuangan yang telah dibuat dengan


mengikuti prosedur akuntansi, keputusan dapat dibuat berdasarkan semua
informasi yang pada akhirnya membantu kelancaran fungsi organisasi dan
pengembangan bisnis yang lebih baik.
5
2.2 Klasifikasi Teori Akuntansi

2.2.1 Teori Sebagai Bahasa

a) Teori sintaksis adalah ilmu tentang logika/tata bahasa. Teori ini dalam akuntansi
berhubungan dengan struktur pengumpulan data dan pelaporan keuangan yang
mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan
bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana
mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Sintaksis penting dalam
akuntansi karena berhubungan logis dengan bagian lainnya.

b) Teori interpretasional (semantic) adalah ilmu tentang makna bahasa. Dalam


akuntansi, teori ini diperlukan untuk memberikan pengertian tentang konsep-konsep
akuntansi akuntansi sehingga sehingga penafsiran konsp-konsep oleh pembuat
(akuntan) sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi. Pada
umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti
selain sebagai hasil prosedur akuntansi itu sendiri. Misalnya, laba merupakan
konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban, setelah
diterapkan suatu aturan untuk mengukur pendapatan dan beban.

c) Teori perilaku (pragmatic) adalah ilmu tentang pengaruh bahasa. Dalam akuntansi
menekankan pada pengaruh laporan akuntansi terhadap perilaku atau pengambilan
keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada
para pengambil keputusan dan perilaku individu/kelompok akibat penyajian
informasi tersebut, serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen
perusahaan, dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan akuntan dan auditor. Jadi
teori ini menilai pengaruh-pengaruh ekonomi, psikologis, dan sosiologis dari
prosedur-prosedur akuntansi dan media pelaporannya.

2.2.2 Teori Sebagai Pemikiran

Pemikiran deduktif, penalaran deduktif dalam akuntansi adalah penarikan dari


tujuan dan postulat (generalisasi) menjadi prinsip-prinsip yang spesifik dan logis
sebagai dasar penerapan yang konkrit/praktis.
6

Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang
berbeda akan mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan
prinsip-prinsip yang berbeda pula.

Kelemahan metode deduktif adalah jika postulat dan premis salah. Maka
kesimpulannya juga akan salah. Pendekatan ini juga dianggap menyimpang dari
kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip-prinsip yang realistis dan berguna atau
untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.

Pemikiran induktif Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari


pengamatan dan pengukuran yang spesifik. Dalam akuntansi, proses induktif
melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang
berulang-ulang, maka generalisasi prinsip dapat dirumuskan, sehingga prinsip baru
dapat ditemukan. Misalnya, pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat
dibuktikan kecenderungan histories dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal
yang lebih baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan di masa yang akan
datang.

Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak dibatasi oleh model/struktur


yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti bebas mengadakan pengamatan yang
dianggap relevan.

Kelemahan dari pendekatan ini adalah :

 Data mentah mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin


hubungannya berbeda sehingga sulit untuk menarik generalisasi dan
prinsipprinsip dasar. Misalnya, hubungan antara total pendapatan dan harga
pokok penjualan mungkin konstan untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini
bukan berarti konsep laba kotor histories merupakan pengukuran yang baik
untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa yang akan datang
dalam seluruh kasus.

 Para pengamat cenderung dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai


hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
7

2.2.3 Teori Sebagai Panduan

a. Deskriptif (positive)

Teori deskriptif mengemukakan dan menjelaskan informasi keuangan apa yang


disajikan dan dikomunikasikan kepada para pemakai laporan keuangan serta
bagaimana penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori-teori induktif menurut
sifatnya biasanya bersifat positif.

b. Preskriptif (normative)

Teori normatif mencoba menetapkan data apa yang harus dikomunikasikan dan
bagaimana data itu harus disajikan. Berarti, teori ini menjelaskan apa yang
seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya disajikan. Pertanyaan normative
mencoba mengungkapkan cara terbaik untuk mempertanggungjawabkan suatu
transaksi. Sedangkan pertanyaan positif mencoba mengungkapkan bagaimana
manajemen dan pihak-pihak lainnya memutuskan cara mana yang terbaik bagi
mereka.

Teori akuntansi telah didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip logis


yang koheren, yang bertujuan untuk :

o Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip yang ada


sekarang kepada para praktisi, investor, manajer, dan mahasiswa.

o Memberikan kerangka dasar konseptual untuk mengevaluasi praktik-praktik


akuntansi yang ada sekarang.

o Mengarahkan perkembangan praktek dan prosedur baru.


8

Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut :

1. Relevan

Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud


penggunaannya. Dalam mempertimbangkan relevansi daripada informasi yang
bersifat umum (general purpose information), perhatian difokuskan pada
kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak-pihak
tertentu; dengan demikian, suatu informasi mungkin mempunyai tingkat
relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil
relevansinya bagi kegunaan yang lain.

2. Dapat dimengerti

Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan


dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para
pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya
pengertian/pengetahuan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi perusahaan,
proses akuntansi kcuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam
laporan keuangan.

3. Daya uji

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-


pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Hal ini berhubungan dengan
keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan penyajian infomiasi,
sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita obyektif seniata.
Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji
kebenarannya oich para penguk-ur yang independen dengan menggunakan
metode pengukuran yang sama.
4. Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak


bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada

usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,


sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berlawanan.

5. Tepat waktu

Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan


sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan
ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

6. Daya banding

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat


dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan
yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya
pada periode yang sama.

Adanya berbagai alternatif praktek akuntansi dewasa ini menyulitkan


tercapainya daya banding antar perusahaan; dalam pada itu penekanan harus
dilakukan pada tercapainya daya banding antar periode dalam satu perusahaan,
yaitu dengan menerapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun, atau
yang lebih dikenal dengan prinsip konsistensi. Namun hal ini tidak berarti
bahwa perusahaan tidak boleh merubah metode akuntansi yang selama ini
dianutnya. Perusahaan tetap diperkenankan melakukan perubahan atas
metode/prinsip yang dianut, bila prinsip yang baru tersebut dianggap lebih baik.
Selanjutnya, sifat dan pengaruh serta alasan dilakukannya perubahan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan periode teradinya perubahan.

7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi
keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas;
dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai
dalam pelaporan keuangan. Standar ini tidak hanya menghendaki pengungkapan
seluruh fakta keuangan yang penting, melainkan juga penyajian fakta-fakta
tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya.

10

Untuk itu, maka harus terdapat klasifikasi, susunan, serta istilah yang
layak dalam laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi
tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan,
harus diungkapkan dengan jelas.

2.3 Teori Akuntansi

Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang memberikan gambaran dari
fenomena akuntansi secara sistematis. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan dari
berbagai variabel yang ada dalam struktur akuntansi sehingga bisa memperkirakan fenomena
yang mungkin terjadi.

Dalam melakukan sesuatu selalu ada teorinya entah itu yang kita sadari atau pun
tidak. Kebanyakan kita mengetahui praktek tanpa perlu ada teori, misalnya seperti membuat
adonan beton. Secara teori tukang bangunan mungkin kurang tahu tapi mereka paham
prakteknya. Tapi berbeda dengan ilmu pasti seperti akuntansi.

Tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan dari berbagai variabel yang ada
dalam struktur akuntansi sehingga bisa memperkirakan fenomena yang mungkin terjadi.

2.4 Akuntansi Sebagai Ilmu Dengan Multiparadigma

Secara umum dalam dunia akuntansi dikenal empat paradigma, yaitu : The
functionalist Paradigm. Masing-masing paradigm dideskripsikan dalam empat aspek penting,
yaitu: realitas sosial (ontologi), hakekat manusia, hakikat ilmu pengetahuan, dan tujuan
penelitian. Dengan deskripsi ini, kreativitas peneliti dapat dibangkitkan untuk merancang
metode penelitian dalam rangka menjawab persoalan keilmuan dan praktik akutansi secara
inovatif. Kelahiran dari sebuah paradigma tidak meniadakan paradigma yang sebelumnya
pernah ada (mutually exclusive), tetapi sebaliknya eksis secara independen (saling
melengkapi). Pilihan untuk masuk pada satu paradigma saja akan melahirkan fanatisme
terhadap paradigma yang dipilih. Secara ideal, seorang peneliti perlu memahami dan
merasakan keempat paradigma yang ada untuk kemudian berdiri di atas keempat paradigma

11

tersebut, yaitu pada tingkat meta-paradigm. Pada posisi ini, wawasan peneliti menjadi sangat
luas dan bijak dalam melakukan penelitian.

2.5 Siklus Akuntansi

2.5.1 Apakah itu siklus akuntansi?

Mengetahui proses siklus akuntansi adalah hal yang penting jika anda ingin
mempelajari akuntansi dan menjadi akuntan yang professional. Siklus akuntansi adalah
proses berjenjang untuk mengidentifikasi, Menganalisis dan Merekam peristiwa
akuntansi perusahaan

Rangkaian langkah dimulai ketika transaksi terjadi dan diakhiri dengan


penyertaannya dalam laporan keuangan. Catatan akuntansi tambahan mungkin akan
digunakan selama siklus akuntansi terjadi, termasuk input catatan di buku besar dan
neraca saldo.
Alur siklus akuntansi

12
Berikut Adalah Penjelasan Siklus Akuntansi Berdasarkan Ilustrasi di Atas

1. Bukti Transaksi

Bukti transaksi memulai proses siklus akuntnsi. Bukti transksi sendiri


adalah seperangkat dokumen yang berisikan rincian transaksi keuangan.  Jika
tidak ada transaksi keuangan, tidak akan ada bukti transaksi yang perlu dilacak.
Transaksi dapat mencakup pembayaran utang, setiap pembelian atau akuisisi
asset.

2. Jurnal

Setelah transaksi sudah terjadi dan bukti transaksi sudah tersedia,


langkah selanjutnya adalah mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal
perusahaan dalam urutan kronologis. Perlu diperhatikan, dalam mendebit dan
mengkredit akun harus selalu seimbang.

3. Buku Besar

Entri jurnal kemudian diposting ke dalam buku besar di mana ringkasan


semua transaksi ke masing-masing akun dapat dilihat.

4. Neraca Saldo

Pada akhir periode akuntansi (biasanya triwulanan, bulanan, atau


tahunan tergantung pada kebijakan perusahaan), Neraca saldo memuat
ringkasan dari akun transaksi beserta saldonya yang berguna sebagai dasar
untuk menyiapkan laporan keuangan atau sebagai bahan evaluasi.

5. Jurnal penyesuaian

Pada akhir periode akuntansi perusahaan, jurnal penyesuaian harus


diposting ke akun-akun tertentu pada akhir periode akuntansi agar sesuai
dengan kondisi sebenarnya berdasarkan akuntansi akrual sehingga perusahaan
dapat membuat laporan keuangan dengan tepat

13
6. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas yang disusun menggunakan saldo yang sudah benar.

7. Jurnal Penutup

Pada saat jurnal penutupan tersebut di-posting, semua akun nominal


saldonya menjadi nol dan sudah siap digunakan untuk mencatat transaksi
berjalan pada awal periode berikutnya. Perlu diingat, dalam siklus ini tidak
selalu sama alurnya. Misalnya siklus akuntansi dagang dan jasa, pasti sedikit
berbeda. Namun secara keseluruhan alurnya hampir sama.

2.5.2 Kapan Waktu Siklus Akuntansi Berlangsung?

Siklus akuntansi dimulai dan selesai dalam periode akuntansi, waktu di mana
laporan keuangan disusun. Dalam konsep akuntansi, periode akuntansi bervariasi dan
bergantung pada berbagai faktor.

Namun, jenis periode akuntansi yang paling umum adalah periode


tahunan. Selama siklus ini berlangsung, banyak transaksi terjadi dan dicatat. Pada akhir
tahun, laporan keuangan umumnya disiapkan. Entitas publik wajib menyerahkan
laporan keuangan pada tanggal tertentu.

2.5.3 Pentingnya Mengetahui Dasar-dasar Akuntansi

Untuk sepenuhnya memahami siklus ini, penting untuk memiliki pemahaman


yang kuat tentang prinsip-prinsip akuntansi dasar. Anda harus tahu tentang pengakuan
pendapatan (ketika perusahaan dapat mencatat pendapatan penjualan), prinsip
pencocokan (pencocokan biaya dengan pendapatan), dan prinsip akuntansi akrual.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk memenuhi
tuntuan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, pratik akuntansi juga harus
dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk itu, belajar
praktik dan teknik akuntansi saja tidak cukup karena prektik yang sehat harus dilandasi oleh
teori yang sehat. Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada
di balik praktik akuntansi. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan
akuntansi yang sehat. 

Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang pengertian


akuntansi sebgagai seni, sains atau teknologi. Bila dipandang sebagai sains, akuntansi akan
bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena
akuntansi dengan menerapkan metoda  ilmiah. Bila akuntansi dipandang sebagai teknnologi,
akuntansi merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan
untuk mencapai tujuan sosial tertentu.

Dengan demikian akuntansi merupakan suatu pengetahuan tentang perekayasaan


informasi untuk mengendaliakan keuangan negara. Atas dasar sasaran yang ingin dicapai,
teiri akuntansi di bedakan menjadi teori positif dan normatif. Teori positif menjelaskan
fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan empiris. Teori normatif
menjelaskan tentang fenomena akuntansi untuk menjustifikasi atau membenarkan perlakuan
(standar) akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.

Atas dasar sasaran semiotika, akuntansi dibedakan menjadi teori sintaktik, semantik
dan pragmatik. Teori akuntansi menurunkan penkelasan-penjelasan atau justifikasi melalui
penalaran deduktif dan induktif. Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau di uji
validitasnya secara tepat atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi dan standar
nilai yang telah disepakati.
15

Anda mungkin juga menyukai