Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengklasifikasikan,

mengolah, dan menyajikan data transaksi , sehimgga infornmasi tersebut dapat

digunakan oleh seseorang yang ahli dibidangnya dan menjadi bahan untuk

mengambil suatu keputasan Peran akuntansi dalam suatu perusahaan dapat dinilai

penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai gambaran

keuangan di sebuah perusahaan. Akuntansi merupakan bagian dari sistem

informasi yang menghasilkan laporan keuangan yang relevan. Laporan keuangan

merupakan tujuan utama dari akuntansi yang memberikan informasi keuangan

secara kuantitatif mengenai posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi

pemakai maupun perusahaan itu sendiri. Menurut kami, tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu

entitas yang bermanfaat bagi beragam pengguna laporan dalam membuat

keputusan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akuntansi?

2. Apa saja peran penting akuntansi dalam bisnis?

3. Apa saja proses akuntansi dalam bisnis ?

4. Apa aja faktor yang mempengaruhi akuntansi dengan bisnis?

5. Dampak negative aspek akuntansi dalam bisnis?

1
6. Pengaruh apa yang terjadi jika suatu perusahaan tidak terdapat aspek

akuntansi?

7. Apa manfaat aspek akuntansi dalam bisnis?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Memahami pengertian akuntansi

2. Memahami peran penting akuntansi dalam bisnis

3. Memahami proses aspek akuntansi dengan bisnis

4. Memahami faktor apa yang mendukung berhasilnya suatu bisnis

5. Memahami Apa pengaruh perusahaan jika tidak terdapat asepek akuntansi

6. Memahami dampak negative aspek akuntansi dalam bisnis

7. Memahami manfaat akuntansi dalam bisnis

1.4 Manfaat pembahasan

Manfaat yang dapat diambil dalam diskusi ini adalah untuk mengetahui apa saja

aspek yang harus dipenuhi dalam suatu perusahaan untuk mencapai keberhasilan

suatu perusahaan serta menambah wawasan kita dalam memahami peran akuntan

dalam bisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKUNTANSI

1. Warren dkk (2005:10)

Menurut pendapat Warren dkk, definisi akuntansi adalah sistem informasi

yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

2. Suparwoto L (1990 : 2)

Menyatakan bahwa akuntansi sebagai suatu sistem atau teknik untuk

mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil pengelolaan

tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak internal dan eksternal

perusahaan.

Pihak eksternal ini terdiri dari investor, kreditur pemerintah, serikat buruh dan

lain-lain.

3. Soemarsono SR (2004)

Soemarsono SR berpendapat bahwa akuntansi adalah sebuah proses

mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka

yang menggunakan informasi tersebut.

3
4. S. Munawir (2005)

Akuntansi adalah sebuah seni daripada pencatatan, penggolongan dan

peringkasan dari peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian dan tidak-tidaknya

sebagian besar keuangan dengan cara yang secepat-cepatnya dan petunjuk yang

dinyatakan dengan uang, dan pemantauan terhadap hal-hal yang timbul dari

manajemen.

5. Sofyan Harahap (2005)

Pengertian akuntansi atau  akuntansi  adalah proses mengidentifikasikan,

mengukur, dan menambahkan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam

hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh

para pemakainya.

6. Sunyanto (1999)

Definisi akuntansi merupakan suatu tahapan proses pengumpulan,

pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta hasil akhir

pengambilan keputusan.

7. Paul Grady

Apa itu akuntansi? Menurut Paul Grady, akuntansi adalah dari ilmu

pengetahuan pengetahuan serta fungsi organisasi secara sistematis, autentik dan

orisinal dalam mencatat, mengklasifikasikan karakter, memproses, membuat

ikhtisar, menganalisis, menganalisis semua transaksi dan kejadian sertas keuangan

yang terjadi dalam entitas  akuntansi  dengan tujuan menyediakan informasi yang

4
berarti dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas

kepercayaan yang diterimanya.

8. Wilopo (2005)

Akuntansi suatu proses IDingkan, mengukur dan melaporkan informasi

ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan

tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

9. Winarno (2006)

Akuntansi suatu proses  mencatat transaksi keuangan  dan mengolah data

transaksi dan menyajikan sebuah informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan

berkepentingan.

10. Bastian dan Suharjono (2006)

Menurut  Committee on Terminology of The American Institute of

Certified Public Accountants  dalam buku Bastian dan Suharjono (2006),

pengertian asuransi adalah seni mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan

transaksi serta peristiwa yang sifatnya keuangan dengan suatu cara yang

bermakna dan dalam satuan uang serta hasil-hasil- hasilnya.

11. Sophar Lumbantoruan

Pengertian akuntansi menurut salah satu ahli yaitu Sophar Lumbanturoan

adalah alat yang digunakan sebagai bahasa dimana informasi yang disampaikan

hanya mampu dipahami jika mekanisme  akuntansi  ini sudah Sulit.

5
12.  Dewan Standar Akuntansi Keuangan  (FASB)

Menyatakan bahwa akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa yang

menyediakan informasi kuantitatif yang kemudian digunakan untuk pengambilan

keputusan ekonomi.

13. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, akuntansi adalah

teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, standar,

kelaziman (kebiasaan), dan semua aktivitasnya; hal yang berhubungan dengan

akuntan; seni pencatatan dan

pengikhtisaran transaksi keuangan dan akibat suatu transaksi terhadap suatu

kesatuan ekonomi.

14. Zaki Baridwan (2000)

Menyatakan bahwa pengertian atau definisi akuntansi merupakan sebuah

aktivitas jasa, yaitu memberikan data-data kuantitatif, terutama yang memiliki

sifat keuangan, dari usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan-keputusan ekonomi dalam suatu keadaan.

2.2 ASPEK AKUNTANSI DALAM BISNIS

Aspek adalah sudut pandang. Contoh mempertimbangkan sesuatu

hendaknya dari berbagai aspek.Praktek akuntansi mencakup hampir semua aspek

yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan

6
sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung

dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (Salainti, 2013).

Aspek mendasar akuntansi yaitu sebagai penyedia informasi serta sumber

jawaban untuk segala urusan yang berhubungan dengan keuangan perusahaaan

2.3 PERAN PENTING AKUNTANSI DALAM BISNIS

1. Peran Akuntansi Sebagai Penyedia Informasi serta Jawaban yang Terkait

dengan Keuangan

Peran mendasar dari akuntansi di dalam suatu bisnis yaitu tentu saja

kemampuannya dalam menyediakan berbagai informasi serta jawaban yang

relevan dengan berbagai macam kegiatan keuangan suatu perusahaan.

Berbagai data yang berhubungan dengan keuangan akan dicatat dalam sistem

akuntansi sehingga akan memudahkan Anda serta karyawan Anda dalam

mengawasi kondisi perusahaan.

Maka dari itu, alangkah baiknya apabila Anda menyusun pembukuan serta

rutin alam meng-update data pada pembukuan tersebut. Tentunya hal ini akan

jauh lebih efektif serta efisien apabila Anda memanfaatkan software akuntansi

khusus seperti mengunakan Software Zahir Accounting yang akan mencatat

semua laporan keuangan perusahaan Anda. Maka dengan memanfaatkan software

khusus untuk melakukan pencatatan keuangan pada perusahaan, tentu akan

membuat pegawai atau tim akuntansi pada perusahaan Anda menjadi lebih merasa

7
terbantu dan pekerjaan pencatatan juga lebih cepat dibanding dengan pencatatan

secara manual.

2. Peran Akuntansi Sebagai Alat Pengendali Keuangan

Dengan akuntansi maka kita tentunya akan mengetahui semua data yang

berhubungan dengan keuangan. Sehingga dari data tersebut kita bisa mengetahui

informasi mengenai perusahaan misalnya:

 Seperti apakah perusahaan sedang mengalami keuntungan atau justru

kerugian?

 Apakah klien Anda telah melakukan pembayaran tepat pada waktunya?

Berdasarkan informasi yang kita dapatkan tersebut, maka menempatkan akuntansi

secara tidak langsung sebagai alat pengendali atau pengontrol keuangan.

Selain itu, Anda juga dapat melakukan evaluasi performa bisnis Anda selama ini

berdasarkan informasi keuangan yang di dapat dari laporan akuntansi Anda.

3. Peran Akuntansi untuk Membantu Stakeholders dalam Pengambilan Keputusan

Dengan adanya identifikasi serta informasi keuangan, maka para stakeholder atau

pemegang saham akan lebih mudah dalam pengambilan suatu keputusan. Tentu

hal ini sangatlah masuk akal sebab stakeholder tidak bisa melakukan investasi

tanpa adanya informasi keuangan yang up to date dan juga akurat. Maka dari itu,

dalam hal ini seorang akuntan yang memegang peran dalam menyiapkan segala

informasi yang di butuhkan oleh stakeholder. Selain itu, juga seorang akuntan

8
harus dapat memastikan bahwa stakeholder bisa memahami data keuangan yang

telah di buat oleh perusahaan.

4. Peran Akuntansi juga Berhubungan dengan Pihak Ketiga

Berdasarkan poin pertama hingga ketiga, nyatanya terdapat satu poin yang

menjadi sorotan yaitu akuntansi tidak selalu berhubungan dengan internal

perusahaan.Namun, akuntansi juga berhubungan dengan pihak-pihak di luar

perusahaan, misalnya stakeholder. Para akuntan memiliki peran dalam menjadi

jembatan saat pengambilan keputusan dengan para vendor ataupun pihak ketiga

yang lainnya berdasarkan dari data keuangan perusahaan yang telah di buatnya.

Sehingga seorang akuntan dapat memutuskan apakah harga yang di tentukan

sudah masuk akal atau belum.Bukan hanya itu saja, seorang akuntan tentu dapat

menjadi seorang penghubung antara perusahaan dengan pemerintah dalam hal

pembayaran pajak dan para auditor. Maka penyajian laporan keuangan harus

sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan dan dapat diterima secara

umum mengenai hasil usaha dalam periode tertentu maupun perubahan-perubahan

dalam posisi keuangan. Salah satu bagian akuntansi yang memiliki nilai yang

cukup besar dan memiliki andil dalam menghasilkan laporan keuangan adalah

aset tetap. Aset dimiliki dan digunakan perusahaan untuk kelancaran kegiatan

operasional perusahaan, antara lain kas, piutang usaha, persediaan, perlengkapan,

asuransi, sewa, peralatan, tanah, bangunan, kendaraan, dan aset lainnya. Semua

aset tersebut digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu aset lancar dan aset tidak

lancar atau aset tetap.

9
Sebuah perusahaan milik swasta maupun pemerintah pasti memiliki tujuan

tertentu yang hendak dicapai. Dalam proses pencapaian tersebut perusahaan

sangat membutuhkan suatu unsur yaitu aset. Suatu perusahaan pada umumnya

menginvestasikan sebagian hartanya untuk memperoleh aset tetap sebagai

penunjang kegiatan produksi maupun operasionalnya, agar perusahaan tersebut

mencapai tujuan yaitu memperoleh keuntungan dari hasil produksinya dan hal ini

tak lepas dari peranan aset tetap.

Menurut PSAK 16 (Revisi 2016), aset tetap adalah aset berwujud yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang

digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu

tahun. Aset tetap merupakan komponen signifikan dalam laporan keuangan

perusahaan. Oleh karena itu, akuntansi untuk perlakuan aset tetap merupakan

salah satu instrumen penting dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Salah satu aset yang mempunyai pengaruh terhadap operasional

perusahaan adalah aset tetap karena aset tetap yang dimiliki perusahaan akan

menunjang perusahaan dalam mencapai keberhasilan kegiatan operasional

perusahaan. Hal yang harus diperhatikan oleh manajemen dalam pengelolan aset

tetap antara lain adalah metode pencatatan aset tetap, yaitu bahwa aset tetap harus

dicatat dan dilaporkan secara wajar serta mengacu pada standart yang dikeluarkan

oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) khususnya PSAK 16 (Revisi 2016).

10
PSAK 16 (Revisi 2016), juga mengatur tentang penyajian aset tetap dalam

laporan keuangan, yaitu setiap jenis aset (seperti tanah, bangunan, kendaraan dan

mesin) harus dinyatakan dalam laporan posisi keuangan secara terpisah atau

terperinci dan aset tetap disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai

perolehan aset tersebut di kurangi dengan akumulasi penyusutan.

Perusahaan konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang

berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan pengawasan suatu

kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang

dalam pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut

kepentingan dan keselamatan masyarakat pengguna bangunan tersebut. Jasa

pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan

perencanaan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan

arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing

beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain

(Undang-undang no.18 tahun 1999).

Akuntansi dalam perusahaan konstruksi merupakan departemen

perusahaan yang menangani dibidang pengeluaran dan pendapatan perusahaan

dalam bentuk pencatatan yang hasilnya akan digunakan oleh pihak manajemen

dan perancangan dalam menggunakan bahan baku (Prianthara, 2010). Peran

akuntansi dalam perusahaan konstruksi adalah mencatatat dan melaporkan biaya-

biaya yang dikeluarkan dalam suatu proyek pembangunan serta sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan oleh pihak manajemen, sehingga

biaya yang dikeluarkan dalam proses pembangunan proyek jelas pencatatannya

dan lebih efisien (Prianthara, 2010).

11
2.4 PROSES AKUNTANSI DALAM BISNIS

Proses dalam akuntansi terdiri dari proses mencatat, meringkas,

menganalisis, dan melaporkan data yang berhubungan dengan aspek ekonomi dan

keuangan perusahaan atau organisasi bisnis.

Berdasarkan pengertian tersebut, bisa kita ketahui bahwa kegiatan

accounting terdiri atas serangkaian proses-proses sebagai berikut:

1. Mencatat

Proses dalam pelaksanaan accounting yang pertama yakni pencatatan

terhadap adanya transaksi yang terjadi dalam suatu bisnis. Secara umum, istilah

pencatatan ini lebih sering disebut sebagai kegiatan pembukuan.

Dalam setiap pembukuan keuangan, pihak akuntan akan mencatat segala

kejadian yang berhubungan dengan keuangan secara menyeluruh. Nantinya,

pembukuan ini akan menjadi sebuah laporan yang menyajikan data finansial

secara lengkap dalam bentuk laporan keuangan akhir.

2. Meringkas

Setelah mencatat transaksi, pihak akuntan perlu meringkas hasil catatan

tersebut karena masih terlihat penuh dengan data-data mentah yang cukup banyak.

Pada dasarnya, data mentah merupakan hasil pencatatan transaksi yang tidak

terlalu berperan penting dalam akuntansi. Data mentah tersebut juga tidak

memberikan pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan untuk

kepentingan bisnis.

12
Meski begitu, data-data mentah tersebut dapat dikelompokkan menjadi

beberapa kategori agar lebih rapi. Lalu, pihak akuntan juga perlu menerjemahkan

maksud dari data-data mentah tersebut secara jelas dan tetap ringkas.

3. Melaporkan

Setelah melalui proses pencatatan dan peringkasan, proses akuntansi

berikutnya yaitu melaporkan hasil catatan tersebut dalam bentuk laporan

keuangan. Pihak akuntan dapat memberikan laporan keuangan tersebut kepada

pihak-pihak yang memerlukan contohnya pihak manajerial perusahaan.

Apalagi, pihak-pihak manajerial memiliki kewajiban untuk mengetahui

kondisi perusahaan termasuk aspek keuangannya. Laporan keuangan tersebut

dapat diberikan setiap periode bulanan maupun tahunan.

4. Menganalisis

Proses akuntansi yang terakhir yaitu menganalisis laporan keuangan untuk

mendapatkan suatu kesimpulan. Dari hasil analisis inilah yang nantinya akan

pihak manajemen pakai dalam menetapkan keputusan bisnis.

Dalam proses analisis tersebut, pihak yang bersangkutan dapat

membandingkan data penjualan, laba rugi, dan data keuangan lainnya untuk

menentukan dan melacak kinerja bisnis dalam suatu perusahaan.

Agar memperoleh hasil analisis yang akurat, laporan keuangan perlu

dikerjakan dengan cara yang tepat, cermat dan akuntabilitas

13
2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERHASILNYA SUATU BISNIS

Faktor faktor nya antara lain :

1. Faktor Produksi Alam

Untuk menyelenggarakan suatu kegiatan usaha, pasti memerlukan faktor

produksi alam. Dalam hal ini misalnya tempat, tanah, sawah, ataupun bahan

mentah, betapa pun kecil dan bagaimana pun jenis usaha tersebut (Soebroto,

1979 : 7). Bahkan suatu kegiatan usaha yang nampaknya tidak memerlukan

tempat, misalnya usaha perantara, makelar, bagaimanapun memerlukan tempat

untuk bertemu dengan calon pembeli, yang secara lebih luas pasti mempunyai

areal atau daerah tertentu untuk menyelenggarakan pemasaran

dagangannya.Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan dapat memperoleh

dan memiliki fasilitas fisik yang sesuai dengan jenis usahanya. Misalnya usaha

dagang, ada yang memperoleh tempat yang strategis dan ada yang terpencil.

Pemilihan dan penentuan fasilitas fisik tersebut selalu dihubungkan dengan biaya

dan penghasilan, juga dilihat dari sudut proses produksi dan pemasaran, sehingga

secara keseluruhan memungkinkan tercapainya laba yang tinggi atau layak. Dari

laba itulah perusahaan dapat hidup berkembang dan berkelanjutan. Untuk itulah,

diperlukan perencanaan terhadap penentuan fasilitas fisik perusahaan, yang

meliputi: (1) lokasi perusahaan, tempat dimana perusahaan melakukan kegiatan

kerja, (2) bangunan: jenis dan modelgedung yang dibutuhkan, (3) tata letak

fasilitas produksi: tata letak dan susunan mesin serta peralatan dalam proses

produksi, (4) lingkungan kerja: berbagai faktor lingkungan kerja yang cukup

mempengaruhi kenyamanan kerja (Marwan Asri, 1986 : 66). Dari perincian di

14
atas, kita dapat melihat bahwa perencanaan produksi, khususnya perencanaan

fasilitas fisik perusahaan, merupakan suatu proses integral, dimana semua aspek

produks harus dipertimbangkan secara masak. Dengan demikian, lokasi tempat

produksi tidak akan dibangun di sembarang tempat, namun perlu diletakkan dan

dibangun di wilayah yang relatif strategis. Tempat kegiatan usaha yang relatif

strategis cenderung mendukung lancarnya kegiatan pengusaha, sehingga akan

meminimumkan biaya-biaya dan sebaliknya memaksimalkan keuntungan.

Pengertian strategis di sini lebih ditinjau dari segi ekonomis. Memang sering juga

terjadi bahwa penentuan letak/lokasi kegiatan usaha bisa disebabkan oleh alasan

historis. Alasan historis lokasi sebuah perusahaan batik di Yogyakarta atau

Surakarta (Solo) ataupun kota lain umumnya karena alasan historis, yaitu memang

sejak dahulu secara turun-temurun nenek moyang membuat di daerah tersebut.

Penentuan lokasi kegiatan usaha itu pun dapat berdasarkan alam, misalnya

keadaan tanah, ketinggian, pengairan, dan lain sebagainya. Secara terperinci dapat

disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan

yang perlu dipertimbangkan adalah: (a) letak sumber bahan mentah, (b) tenaga

kerja, (c) pasar, (d) fasilitas transportasi, dan (e) pembangkit tenaga. Kecali itu,

sebenarnya juga masih ada faktor lain yang juga bisa dijadikan bahan

pertimbangan dalam menentukan letak kegiatan usaha, antara lain:kemungkinan

areal tanah untuk pengembangan usaha, fasilitas air, sikap masyarakat setempat,

kemungkinan perluasan kota, serta keadaan tanah dan iklim daerah setempat.

Yang perlu diperhatikan yaitu bahwa setiap kegiatan usaha, lebih-lebih jenis

roduksinya berbeda, maka faktor-faktor tersebut juga pengaruhnya berbeda. Bagi

satu perusahaan mungkin faktor utama yang mempengaruhi dapat berbeda dengan

15
perusahan yang lainnya.

2. Faktor Produksi Manusia (Tenaga Kerja)

Untuk melaksanakan suatu usaha, selalu dibutuhkan tenaga. Sesuai dengan

peningkatan kesibukan kerja suatu usaha, maka pengusaha memerlukan tambahan

tenaga orang lain, yaitu buruh, karyawan, dan untuk perusahaan besar masih

ditambah lagi dengan staf pemikir (Thomas Soebroto, 1979 : 16). Pegawai,

karyawan, buruh atau tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam

pengelolaan kegiatan usaha. Manpower management merupakan bagian tersendiri

dan khusus dari manajemen. Bagaimanapun majunya teknologi dewasa ini,

namun faktor manusia masih memegang peranan bagi suksesnya suatu usaha

(Buchari Zainun, 1985 : 9). Memang kita mengetahui, bahwa sudah banyak

tenaga manusia yang dapat digantikan oleh alat mekanis dan otomatis. Tetapi di

dalam banyak hal, manusia masih diperlukan, terutama di dalam hal-hal dimana

alat perlengkapan mekanis itu belum dapat dipergunakan. Kegiatan suatu usaha

untuk mencapai suatu tujuan, yang kegiatannya dilakukan dengan bantuan tenaga

orang lain. Demikian penting kedudukan manusia dalam suatu usaha, sehingga

sebagian besar waktu dan tenaga pengusaha dalam menghadapi masalah adalah

terutama dicurahkan kepada masalah-masalah manusia, yaitu tenaga kerjanya.

Dilihat secara praktis dan historis, perkembangan manusia boleh dikatakan bahwa

semenjak manusia membentuk suatu usaha, bagaimanapun primitif bentuk usaha

itu sudah diharapkan kepada manajemen kepegawaian.

16
Dari uraian di atas, bahwa pengolahan sumber daya alam tidak hanya

membutuhkan teknologi dan modal, tetapi sekaligus membutuhkan manusia yang

terampil, mempunyai kemampuan untuk mengatur dan memimpin (Widjaja,

1985 : 247). Apabila dikaitkan dengan tujuan usaha, dengan menerapkan prinsip

ekonomi, yaitu dengan pengorbanan tertentu diharapkan diperoleh hasil atau

keuntungan yang maksimum. Maka dari itu, untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan adanya tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, serta

sikap mental positif terhadap kegiatan pengembangan usaha. Dalam hal ini,

pendidikan luar sekolah khusus mempunya peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan melalui pendidikan dan

latihannya, baik yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintahan ataupun

swasta. Mengenai hal ini akan dibicarakan tersendiri dalam akhir penulisan ini.

3. Faktor Produksi Modal

Modal merupakan salah satu faktor produksi yang diperlukan untuk

perputaran roda usaha. Sebagian dana atau modal tersebut dipergunakan

perusahaan untuk membeli barang-barang yang termasuk kelompok aktiva tetap.

Aktiva tetap yang dimaksud di sini adalah aktiva yang mengikat dan untuk jangka

waktu yang panjang, biasanya kurang lebih satu tahun, umpamanya mesin,

peralatan, bangunan, alat-alat pengangkutan dan tani. Semua perusahaan pasti

punya salah satu atau beberapa aktiva tetap di atas. Dana yang tertanam pada

aktiva tetap disebut modal tetap perusahaan. Besarnya modal tetap ini dapat

berubah mengikuti keputusan manajemen untuk membeli aktiva tetao baru atau

menjual aktiva tetap lama. Tentu saja perubahan yang dialami oleh modal tetap

17
tidak sesering yang terjadi pada modal kerja. Modal kerja mungkin berubah-ubah

setiap hari, atau bahkan lebih cepat lagi. Sedangkan modal tetap pada umumnya

mengalami perubahan beberapa bulan atau tahun sekali saja. Apabila modal tetap

selalu sering berubah, justru akan menimbulkan masalah bagi perusahaan,

umpamanya bila mesin terlalu sering ditambah, mengakibatkan tata letak

peralatan sering berubah. Keadaan seperti ini akan mempengaruhi kelancaran

proses produksi (Marwan Asri, 1985 : 153). Untuk mengubah susunan maupun

besarnya modal tetap memang tidak semudah mengubah susunan dan besarnya

modal kerja. Menjual aktiva tetap yang tidak dipakai misalnya, mungkin

memakan waktu berbulan-bulan sebelum ada pembeli yang bersedia menampung

barang tersebut. Sebaliknya di dalam membeli aktiva tetap tersebut siap untuk

dipergunakan, pembayarannya pun tidak sekaligus atau tunai, mungkin beberapa

kali, sesuai dengan perjanjian atau kemampuan perusahaan. Akibat lamanya

menunggu perubahan susunan maupun modal tetap cenderung berjalan lambat.

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan, khususnya

perusahaan kecil, adalah kekurangan modal, terutama kaitannya dengna modal

kerja usaha. Yang dimaksud dengan modal kerja usaha di sini adalah uang dan

barang yang digunakan langsung dalam kegiatan usaha. Berangkat dari

keterbatasan itu, maka dalam pengelolaan modal kerja usaha terkandung tugas

ekonomi pokok, yaitu harus dapat memanfaatkan barang tersebut dengan baik,

dalam arti:

(1) menggunakannya seefisien mungkin, yaitu

menggunakan/mengeluarkan dengan cara tepat sepanjang perlu, sesuai dengan

18
urutan priotitas untuk memperoleh barang atau kebutuhan lain yang paling

bermanfaat;

(2) berusaha memperoleh tambahan modal kerja dari sumber lain secara

tepat (Soebroto, 1979 : 73). Untuk mendapatkan tambahan modal, perlu kiranya

bagi para pengelola kegiatan usaha mempunyai pengetahuan tetang berbagai

kritetia pinjaman yang dianggap baik. Kredit yang baik dimaksudkan dapat

membuat pemilik menjadi berkembang dan mampu mengembalikan kredit

tersebut. Adapun mengenai ketentuan pinjaman/kredit yang baik adalah sebagai

berikut.

 Jumlah kredit dimanfaatkan secara tepat

 Jumlah bunga pinjaman relatif kecil

 Jangka waktu peminjaman yang panjang Digunakan sesuai tujuan

 Masa waktu penagihan relatif pendek

 Kemampuan mengangsur yang besar (BK3 I, 1986 : 1)

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa apabila modal yang tersedia dikelola dengan

baik, akan sangat mendukung terhadap kelancaran kegiatan usaha, sehingga

tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

4. Faktor Produksi Manajemen (Keahlian Pengolahan)

Apabila dilihat di antara sekelilingnya, suatu usaha merupakan kesatuan

yang rumit dan mandiri. Kesatuan atau lembaga tersebut mempunyai sasaran

tertentu yang ingin dicapai pemiliknya. Dengan demikian, suatu usaha adalah

jugamerupakan lembaga/badan administrasi, yang di dalamnya mengandung

kegiatan manajemen atau tata laksana. Yang dimaksud dengan manajemen di sini

19
adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,

mengkoordinasikan, dan mengawasi keseluruhan faktor usaha yang tersedia dan

diperlukan, yaitu sarana dan manusia, teristimewa manusianya, untuk mencapai

suatu sasaran yang telah ditetapkan. Pelaksana manajemen ini disebut manajer.

Untuk mendukung tugas sebagai manajer, seorang penusaha/pengelola kegiatan

usaha harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Memiliki moral yang tinggi

b) Memiliki sikap mental wiraswasta

Apabila diuraikan secara ringkas, bahwa manusia yang bersikap mental

wiraswasta setidak-tidaknya memiliki enam kekuatan mental yang

membangun kepribadian yang kuat:

1) Berkemauan keras

2) Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi

3) Kejujuran dan tanggung jawab

4) Ketahanan fisik dan mental

5) Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras

6) Pemikiran yang konstruktif dan kreatif

c) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan

Apabila diuraikan secara ringkas, maka manusia wiraswasta setidak-tidaknya

harus memiliki empat hal, agar dirinya peka/sensitif terhadap lingkungan bagi

kehidupan:

20
1) Pengenalan terhadap arti lingkungan;

2) Rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki; 3) Keinginan yang

besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-

sumber ekonomi lingkungan setempat;

4) Kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.

d) Memiliki keterampilan wiraswasta, yang mencakup:

1) Keterampilan berpikir kreatif

2) Keterampilan dalam pembuatan keputusan

3) Keterampilan dalam kepemimpinan

4) Keterampilan manajerial

5) Keterampilan dalam bergaul antarmanusia (human relations)

(Soemanto, 1984) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor

inilah yang paling menonjol dalam hubungannya dengan usaha.

5. Faktor Produksi Lingkungan

Perlu untuk dipahami bahwa perusahaan sebagai suatu sistem, berarti selain

memiliki sub-sub sistem (bagian-bagian), juga menghadapi lingkungan atau

sering disebut supra system. Lingkungan perusahaan dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu lingkungan umum (general environment) dan lingkungan

khusus (specific environment).Yang dimaksud dengan lingkungan umum adalah

lingkungan perusahan yang secara tidak langsung mempengaruhi proses

perkembangan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Faktor lingkungan umum

21
yang mempengaruhi perusahaan itu terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial

kebudayaan, pendidikan, teknologi, dan hukum. Lingkungan umum tersebut

sering dikenal dengan akronim “IPOLEKSOSBUDKAM”, yaitu ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Sedangkan yang dimaksud dengan

lingkungan khusus adalah lingkungan perusahaan yang secara langsung

mempengaruhi proses perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuan. Faktor

lingkungan khusus ini terdiri dari: (a) lingkungan pelanggan, (b) lingkungan

penyedia, (c) lingkungan pesaing, (d) lingkungan teknologi, dan (e) lingkungan

sosio-politik. Kedua lingkungan tersebut di atas, baik lingkungan umum maupun

lingkungan khusus, mempunyai sifat yang berubah-ubah sesuai dengan

jenisperusahaan dan perkembangan waktu. Demikian juga kadar pengaruhnya

dapat berbeda-beda bagi perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi

secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut sangat menentukan mati-hidupnya

perusahaan. Untuk itu, pengusaha harus tajam dan jauh ke depan memandang dan

menghadapi lingkungan khusus, agar perusahaan dapat berkembang. Dalam setiap

pengambilan keputusan, pengusaha akan selalu berhadapan dengan lingkungan, di

mana salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam proses

pengambilan keputusan adalah ketidakpastian. Ini adalah salah satu sifat dimana

pengusaha tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa

yang akan datang. Pada umumnya reaksi pengusaha dalam menghadapi

lingkungan yang penuh ketidakpastian, kompleks, dinamis, suasana persaingan,

dan adanya keterbatasan, adalah dalam bentuk kebingungan dan kecemasan

(Mangkusubroto, 1983 : 14-15). Dalam menghadapai keadaan yang penuh

ketidakpastian, pengusaha perlu memiliki kepekekaan dan wawasan yang luas,

22
untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi, dalam kaitannya dengan

kegiatan usahanya.

2.6 PENGARUH PERUSAHAAN JIKA TIDAK TERDAPAT ASPEK

AKUNTANSI

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat menggunakan untuk menggambarkan

kondisi kerugian bisnis.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, penjualan-pembelian, hutang piutang, biaya, perubahan ekuitas, arus kas, dan

sebagainya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang mengeluarkan oleh Ikatan

Akuntansi Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Sebuah laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif sehingga

membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Terdapat

empat karakteristik kualitatif dalam penulisan laporan keuangan yaitu dapat

pahami, relevan, dapat daripada, dan keandalan. Keandalan di sini adalah

informasi dalam pembukuan dan laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan secara materi.

23
Sedemikian pentingnya sebuah laporan keuangan bagi sebuah perusahaan

sehingga banyak kerugian yang akan terjadi apabila sebuah perusahaan tidak

memilikinya.

Di bawah ini akan kami jelaskan beberapa kerugian jika sebuah

perusahaan tidak memiliki laporan keuangan yang baik.

- Kerugian Bisnis yang Tidak Memiliki Laporan Keuangan

1. Tidak dapat Mengetahui Aset dan Kewajiban yang Memiliki

2. Kerugian Bisnis Akibat Tidak Mengetahui Kontribusi Biaya yang Dikeluarkan

3. Tidak Mengetahui Kebocoran Aset Perusahaan

4. Tidak Memiliki Proyeksi Bisnis Jangka Panjang yang Baik

5. Kerugian Bisnis yang Tidak Memiliki Laporan Keuangan

6. Tidak dapat Mengetahui Aset dan Kewajiban yang Memiliki

Pengertian aset dalam dunia usaha adalah semua hak yang dapat

menggunakan dalam operasi perusahaan.Yang termasuk dalam aset perusahaan

dalam sebuah laporan keuangan adalah aset lancar, investasi jangka panjang, aset

pajak tertanggung, aset tetap dan aset tidak berwujud.

Jika tidak memiliki laporan keuangan, otomatis Anda tidak akan

mengetahui rincian aset yang memiliki termasuk investasi jangka panjang dan aset

pajak tertanggung yang sangat berharga untuk pengembangan usaha dan

pengurangan pajak yang bisa Anda dapat di kemudian hari.

24
Faktor bisnis selalu melibatkan biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah proses

produksi.Faktor biaya atau modal ini tidak hanya terjadi di awal bisnis, tapi

hampir diseluruh proses produksi, dari mulai pengadaan barang, distribusi,

hingga promosi.Hal ini perlu dicatat dengan baik untuk hindari kerugian.

Sebagai pengusaha,kita tentu tidak ingin mengalami kerugian.Namun

sadar atau tidak, sebagai pengusaha kita tidak bisa mengecek satu persatu proses

yang terjadi dalam bisnis anda.

Laporan keuangan adalah salah satu bagian penting yang bisa membantu

untuk mengetahui banyak hal, dari ketersediaan stok, keuntungan, kerugian,

kebocoran keuangan hingga rencana bisnis ke depan.

Dalam sebuah laporan keuangan, segala transaksi bisnis harus tercatat

dengan rapi. Penjualan, pembelian dan semua aset perusahaan harus tertera

dengan jelas.Dengan adanya pencatatan tersebut, perusahaan akan mengetahui

dalam berapa lama sebuah produk dapat merespon pasar.

Lalu, berapa sisa modal yang memiliki, berapa besar profit atau keuntungan yang

mendapat sehingga memiliki dasar untuk membuat keputusan ke depan.

Jika tidak memiliki laporan keuangan, kita tidak akan tahu berapa banyak yang

telah dihasilkan oleh perusahaan dan apa saja kendala keuangan yang telah

dihadapi.Sehingga ada kemungkinan kita justru membuat keputusan yang salah

dari sebuah prediksi keuangan yang salah dan tidak memiliki pertanggungjawaban

kepada pihak berkepentingan.

25
2.7 JENIS JENIS AKUNTANSI

1. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)

akuntansi pemeriksaan atau yang biasa disebut dengan audit Dalam sebuah

pemeriksaan akuntansi (auditing), dilakukanlah kegiatan pemeriksaan hasil

pencatatan dan laporan dalam keuangan. Bidang tersebut berhubungan dengan

audit yang secara bebas dilakukan di laporan yang telah dihasilkan oleh akuntansi

keuangan. Walaupun tujuan utama dari audit agar informasi akuntansi yang

disajikan dapat dipercaya, namun ada tujuan lainnya seperti ketaatan terhadap

kebijakan, prosedur serta menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan. Dalam

konsep tersebut, yang menjadi dasar sebuah auditing adalah objektivitas dan

independensi dari seorang pemeriksa serta kerahasiaan dan pengumpulan bukti-

bukti yang terbilang cukup signifikan.

2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Akuntansi biaya merupakan sebuah bidang akuntansi yang mencatat, menghitung

dan menganalisa sebuah data biaya pada suatu perusahaan industri yang secara

detail dibahas pada buku Akuntansi Biaya Teori dan Implementasi.

Dengan adanya akuntansi biaya, didapatkan sebuah laporan harga untuk

menyusun laporan keuangan. Bidang ini berfokus pada penetapan dan sebuah

kontrol atas biaya. Akuntansi biaya akan mengacu pada penetapan biaya yang

berdasarkan aktivitas (activity based costing). Fungsi dasarnya mengumpulkan

serta menganalisa data biaya, biaya yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.

26
3. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Pada bidang ini tentu berkaitan dengan akuntansi suatu unit ekonomi

secara menyeluruh. Akuntansi keuangan mengacu kepada pelaporan keuangan

untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan yang berhasil akan bersifat serba

guna (general purpose). Kegiatannya terdiri dari pencatatan kegiatan finansial,

bertujuan untuk dapat menyajikan laporan keuangan. Meliputi neraca, laporan

laba rugi serta laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan selama jangka

waktu tertentu. Pelajari secara lengkap topik-topik seperti kerangka konseptual

pelaporan keuangan, aset perusahaan, liabilitas ekuitas, pendapatan dari kontrak

pelanggan, dan masih banyak lagi melalui buku Akuntansi Keuangan, Teori dan

Praktik.

4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Akuntansi manajemen adalah sebuah bidang akuntansi memiliki tujuan

untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam menjalani usahanya. Ada

banyak hal dalam akuntansi biaya yang data-datanya yang digunakan oleh para

akuntansi manajemen. Ketika kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya,

dalam sebuah pelaksanaannya tetap dapat dilakukan bersamaan. Kegunaan dari

akuntansi manajemen yaitu untuk mengatur kegiatan perusahaan, mengontrol arus

kas serta menilai alternatif dalam pengambilan sebuah keputusan. Pengendalian

perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan (activity based management),

merupakan sebuah kebiasaan baru dalam akuntansi manajemen. Hal ini

dilaksanakan perusahaan dalam rangka membangun strategi

27
5. Akuntansi Perpajakan

Selanjutnya adalah Akuntansi perpajakan, merupakan akuntansi yang

kegiatannya berhubungan dengan arah penentuan objek pajak yang menjadi beban

perusahaan serta perhitungannya mengacu kepentingan penyusunan laporan pajak.

Dalam kegiatan akuntansi perpajakan berfungsi untuk membantu manajemen

untuk menentukan pilihan-pilihan transaksi yang akan terjadi, berhubungan

dengan pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Maka, akuntansi yang bekerja di

bidang ini harus mengetahui jelas tentang undang-undang perpajakan yang

berlaku.

6. Budgeting

Jenis akuntansi selanjutnya adalah bidang akuntansi yang menyusun

anggaran baik pendapatan maupun biaya. Anggaran merupakan sebuah pedoman

penuh bagi perusahaan, perorangan maupun pemerintah dalam melakukan

kegiatan finansialnya di masa mendatang. Bidang ini akan berhubungan dengan

sebuah penyusunan rencana keuangan yang terkait kepada kegiatan perusahaan

untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang dan juga analisis serta

pengawasannya. Anggaran juga dapat dimaksudkan juga sebagai saran untuk

memaparkan tujuan perusahaan, anggaran berisi rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan dan nilai uangnya di masa akan datang.

7. Sistem Akuntansi (Accounting System)

Jenis akuntansi selanjutnya adalah sistem akuntansi. Sistem akuntansi

sendiri adalah bidang akuntansi yang menjalankan kegiatan dengan mengatur cara

28
pencatatan akuntansi agar efektif dan efisien. Dimulai dari mengatur dokumen

hingga menyusun prosedur pencatatannya.

8. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)

Akuntansi anggaran merupakan akuntansi yang memiliki kegiatan

berkaitan dengan pengumpulan serta pengolahan data operasi keuangan yang telah

terjadi, juga taksiran kemungkinan yang akan terjadi, tentunya untuk kepentingan

penetapan rencana operasi keuangan perusahaan (anggaran) dalam suatu periode

tertentu.

9. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)

Jenis akuntansi selanjutnya adalah akuntansi pemerintahan. Akuntansi

pemerintahan terbilang juga sebagai bidang akuntansi keuangan yang diterapkan

di lembaga pemerintahan. Akuntansi pemerintahan memiliki tujuan untuk

menyajikan sebuah laporan keuangan, mengatur dan pengawasan keuangan

negara. Akuntansi dalam pemerintahan diharapkan perlu mengatur administrasi

keuangan di negara dengan baik. Dalam bidang ini dikhususkan pada pencatatan

serta pelaporan banyaknya transaksi di badan pemerintahan.

10. Akuntansi Perbankan

Jenis akuntansi yang terakhir adalah akuntansi perbankan. Mengacu

kepada pengertian akuntansi untuk proses pencatatan, penganalisaan,

pengklasifikasian dan juga penafsiran data keuangan.

Secara umum kita dapat diketahui bahwa akuntansi perbankan merupakan

sebuah metode akuntansi bank yang meliputi sebuah pencatatan, penganalisaan,

29
pengklasifikasian, penafsiran data di keuangan bank yang dilakukan secara

sistematis, untuk memenuhi kebutuhan para pihak yang memiliki berkepentingan

baik internal dan juga eksternal.

2.8 MANFAAT ASPEK AKUNTANSI DALAM BISNIS

Mengapa akuntansi penting dalam bisnis? Karena setiap bisnis selalu ada

pengatur dan pengelola keuangan sehingga perusahaan tersebut tau berapa

pemasukan yang dihasilkan dan dikeluarkan.Selain itu,perusahaan juga perlu

mengetahui jumlah modal yang dikeluarkan dalam suatu bisnis.Akuntansi juga

menginformasikan data – data terkhusus dalam bidang keuangan di dalam bisnis.

Contoh : Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1996, merupakan hasil peleburan 3

(tiga) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan VI (Persero), PT

Perkebunan VII (Persero), dan PT Perkebunan VIII (Persero) sebagaimana

dinyatakan dalam Akta Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan

Nusantara IV No. 37 tanggal 11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun

Kamil, SH, Notaris di Jakarta, yang anggaran dasar telah mendapat pengesahan

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Surat

Keputusan Nomor: C2-8332.HT.01.01.Th.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Oktober 1996

Nomor 81 dan Tambahan Berita Negara No. 8675. Pembentukan Direktorat

Perusahaan membentuk Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha

dengan mengganti Direktorat Pemasaran menjadi Direktorat Keuangan.

Perusahaan mulai melakukan pengembangan areal kelapa sawit di Kab. Labuhan

30
Batu dan Mandailing Natal dan Membentuk Unit Proyek Pemgembangan Batang

laping, Timur, Panai Jaya.

Restrukturisasi Perusahaan mulai melakukan restruktur organisasi dan

SDM untuk menuju perusahaan best practices. Restruktur Organisasi dimulai

dengan menyederhanakan proses bisnis dan melakukan penggabungan Grup Unit

Usaha yang semula ada 5 GUU menjadi 4 GUU dan melakukan penggabungan

Unit Usaha PKS Sosa ke Unit Usaha Sosa, melakukan spin off rumah sakit dan

sekolah. perusahaan juga sedang mempersiapkan restruktur organisasi di tingkat

Bagian dan Unit Usaha. diakhir tahun 2014 PTPN IV telah berubah status dari

BUMN menjadi anak perusahaan BUMN Kinerja akuntansi dalam dalam

perusahaan atau bisnis suatu PT. Perkebunan Nusantara IV wajib memiliki

pekerja di dalam bidang akuntan,yaitu KTU (Kepala Tata Usaha). Tugas akuntan

yaitu membuat data keuangan tentang keuntungan dan kerugian dalam suatu lahan

dan jumlah produksi yang dihasilkan dalam kurun 1 bulan. Selain itu,peran

akuntan juga untuk melaporkan data keuangan kepada pimpinan,yaitu Dirjen

Perkebunan atau Komisaris Jenderal BUMN,dan juga memberikan informasi

kepada karyawan perkebunan yang bekerja,seperti jumlah pendapatan karyawan.

Beberapa manfaat lain yang adanya akuntansi dalam bisnis yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai Informasi Keuangan kepada Pihak yang Membutuhkan

Informasi keuangan yang telah kita susun pasti sangat memudahkan kita.

Jika kamu punya berbagai transaksi keuangan dan tidak melakukan pencatatan.

Bisa jadi kamu akan lupa kemana lalu lintas uang yang kamu miliki.

31
2. Sebagai Bahan Evaluasi Keuangan

Dengan mencatat, kita bisa tahu apa yang harus kita lakukan di masa

depan. Sebagai contoh dengan akuntansi, ketika kamu sadar jika keuangan kamu

“sekarat” karena sering dipakai untuk membeli sebuah kuota internet. Untuk dapat

memahami cara membuat laporan keuangan dari muai membuat tansaksi, jurnal,

buku besar hingga pada akhirnya menjadi laporan keuangan

3. Sebagai Bukti Keuangan yang Dapat Dipertanggungjawabkan

Pasti ada saatnya ketika kita punya masalah dengan orang lain perihal

keuangan. Seperti hutang yang tidak kunjung dibayar, atau lainnya. Dengan

adanya akuntansi serta pencatatan keuangan, kamu akan bisa

mempertanggungjawabkan keuangannya.

4. Membantu Pencatatan Ekonomi Keluarga

Ketika kita sudah dewasa dan menikah, masalah keuangan adalah masalah

yang cukup diperhitungkan dalam rumah tangga. Sehingga, akuntansi akan sangat

dibutuhkan dan bermanfaat. Karena setelah membangun rumah tangga, banyak

sekali keperluan yang perlu diperhitungkan. Pengeluaran tersebut tentunya perlu

diperhitungkan dengan pemasukan kita dan pasangan.

32
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Akuntansi dan bisnis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai

pengusaha, Anda dituntut untuk memahami keduanya. Mungkin sebagian orang

masih banyak yang belum mengetahui bahwa kenyataannya akuntansi mempunyai

peran yang sangat penting dalam dunia bisnis. Sama halnya dengan dunia

ekonomi yang mana berkaitan erat dengan keuangan. Sehingga setiap

pengambilan keputusan yang akan dilakukan haruslah sesuai dengan informasi

keuangan maupun akuntansi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, dapat kita

simpulkan secara singkat bahwa sebenarnya segala macam profesi serta bidang

tentu mempunyai kaitan yang erat dengan dunia akuntansi.

Saran

Diharapkan Mahasiswa lebih menyadari pentingnya Aspek Akuntansi

dalam bisnis pada diri setiap akuntan dan setiap perusahaan . Kemudian informasi

ini dapat tersebar luas ke instansi, pemerintahan, dan masyarakat luas agar

mengetahui pentingnya aspek akuntansi sebagai tonggak kemajuan suatu bisnis di

setiap perusahaan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://zahiraccounting.com/id/blog/apa-sih-peran-akuntansi-di-dalam-bisnis/

( by Nuraini Anitasari diakses tanggal 24 januari 2022)

https://akuntansi.uma.ac.id/2022/07/22/pengertian-dan-definisi-akuntansi-

menurut-para-ahli/ (diakses tanggal 13 Juni 2022)

https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntansi-keperilakuan/ ( by: Ayunda

diakses tanggal 20 Mei 2022)

https://money.kompas.com/read/2022/02/18/140000126/apa-itu-akuntansi--

pengertian-tujuan-proses-fungsi-dan-manfaatnya?

page=all&jxconn=1*5g0iy6*other_jxampid*MUVNNmp2Q3ByajF2Y3d5a0hZb

ktCWHVhU1g3MzFSTHZLZ3BJUGxPLTdvaWlWWkJCWVJ5RnNlZGFLLUh

QQ3VOXw..#page2 ( Diakses 18 Februari 2022)

https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-akuntansi.html

( by: M. prawiro diakses 1 Agustus 2020)

34

Anda mungkin juga menyukai