Anda di halaman 1dari 102

A.

Defenisi, Peran, dan Lingkup Akuntansi


1. Defenisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi,
meringkas, mengelola, dan menyajikan data, transaksi serta kejadian
yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya (L.M.Samryn, 2011).
Menurut Statement of Accounting Principles Board No 4 (1970),
definisi akuntansi “Accounting is service activity. Its function is to
provide quantitatiave information, primariky financial in nature, about
economic entities that is intended to be useful in makin econimic
decisions”. Artinya, akuntansi merupakan penyediaan jasa. Fungsinya
adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha
ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian Akuntansi menurut Charles T.Horngren, dan Walter T.
Harrison (2007:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah sistem
informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi
laporan, dan meng komunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
Pengertian akuntansi menurut Warren dkk (2005:10) menjelaskan
bahwa secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan menge nai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Menurut Littleton dalam Muhammad (2002:10) mendefinisikan
tujuan utama dari akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan
periodik antara biaya (usaha) dan hasil (pres tasi). Konsep ini
merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang di-
jadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.
Menurut Sumarso Akuntansi adalah sebagai proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Berikutnya bersumber dari Warren, et.all (2014:3), Akuntansi
adalah sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para
pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan.
Defenisi akuntansi dari IAI adalah pengindentifikasian, pencatatan,
dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut.
Menurut Kamus Akuntansi (Sujana:2005) akuntansi adalah suatu
disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan
adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien.
Sejalan dengan pendapat di atas, American Acounting Association
(AAA) dalam (Santi Hariyani, 2016) mendefinisikan akuntansi sebagai
proses pengidentifikasian, peng- ukur dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan ada nya penilaian-penilaian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut.
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi,
meringkas, mengelola, dan menyajikan data, transaksi serta kejadian
yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Rudianto (2012:4) menjelaskan bahwa akuntansi adalah sistem
informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dari kondisi suatu
perusahaan.
Berikutnya bersumber dari Warren, et.all (2014:3), Akuntansi
adalah sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para
pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan.
Defenisi akuntansi dari IAI adalah pengindentifikasian, pencatatan,
dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut.
Akuntansi pada sebuah pengetahuan akan diketahui dengan dua
istilah asing yaitu, accountany dan accounting. Dari segi termiologi
istilah itu diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi akuntansi. Untuk
lebih mendekatkan arti dari kedua istilah diatas, perlunya mengetahui
pengertian dan kedudukan atas masing-masing dalam pengetahuan
akuntansi. Akuntansi (accountancy) adalah suatu metodologi dan
sekumpulan pengetahuan yang berhubungan dengan sistem informasi
dari satuan-satuan ekonomi bagaimanapun bentuknya, terbagi menjadi
dua bagian (Nofianti, 2012).
Pertama, accounting merupakan sebuah pengetahuan yang
berhubungan dengan proses terlaksananya pembukuan dalam arti yang
luas. Kedua, auditing merupakan sebuah pengetahuan atau ilmu yang
berhubungan dengan suatu pemeriksaan dan menilai (evaluasi) atas
hasil dari proses dari pembukuan tersebut. Karna, nama akuntansi
(accountancy) lebih lebar meliputi bidang teori, proses pembukuan,
penerapan atau praktik, serta pemeriksaan dan penilaian. Sedangkan
istilah accounting hanya menunjukan bidang teori (Sadeli : 2008).
Warren, Reeve, dan Fess (2006) menurut mereka adalah akuntansi
merupakan suatu sistem informasi yang dapat memberikan sebuah
laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan
ekonomi dan kondisi perusahaan (Ulfah, 2020).
Beberapa pengertian yang tercantum diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, akuntansi itu merupakan sebuah sistem informasi
yang bersangkutan dengan suatu pemeriksaan atau penilaian (evaluasi)
terhadap hasil proses dari terlaksananya pembukuan yang
menghasilkan suatu laporan kepada pihakpihak yang berkepentingan
mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi lebih
sering mendapat julukan sebagai bahasa bisnis (the language of
bussines). Masyarakat telah mengalami perubahan yang cepat membuat
semakin kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat,
meringkas, melaporkan, menginterprestasikan data dasar ekonomi
untuk kepentingan perorangan, perusahaan, pemerintah, dan anggota
masyarakat lainnya (Sadeli : 2008).
Akuntansi bisa juga diartikan sebagai proses mengidentifikasi,
mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat
perhitungan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai
informasi tersebut yang disampaikan pada AAA (American Accounting
Assosiation) oleh Sadeli (2008). Pandangan secara umum, akuntansi
bisa juga diartikan sebagai sistem informasi yang memiliki hasil sebuah
laporan kepada seluruh pihak yang mempunyai kepentingan mengenai
kegiatan ekonomi dan keadaan perusahaan (Warren, Reeve, dan Fees :
2006).
American Institute of Certified Public Accountans atau AICPA
dalam Ahmed Riahi dan Belkaoui (2006) mengungkapkan pendapatnya
bahwa 8 akuntansi merupakan sebuah seni. Sebuah seni mencatat,
mengklasifikasikan dan mengiktisiarkan dalam cara yang signifikan
dalam sebuah satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat
keuangan dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya. Laporan
akuntansi sangat penting digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai sumber informasi utama sebagai pertimbangan
untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan juga
menggunakan informasi lain untuk pengambilan keputusan mengenai
perusahaan. Pihakpihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
(Bussines Stakeholder) merupakan perorangan atau entitas yang
mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan
(Warren, Reeve dan Fees : 2006). Dapat ditarik sebuah kesimpulan dari
beberapa definisi akuntansi diatas bahwa akuntansi merupakan sebuah
proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi
ekonomi atas transaksi-transaksi dan kejadiankejadian dalam
perusahaan yang kegiatannya dapat diukur dengan satuan mata uang
untuk membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh
pihakpihak yang berkepentingan dalam perusahaan (Bussines
Stakeholder).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
suatu proses atau pelaporan hasil pencatatan, pengklasifikasian, dan
penyajian data yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
dimengerti dengan mudah untuk pengambilan keputusan atau tujuan
tertentu bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Akuntansi diartikan sebagai “proses mengidentifikasikan,
mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan
informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam
mengambil kesimpulan oleh para pemakainya (A Statement of Basic
Accounting Theory, 1966) dalam Harahap (2012). Berdasarkan
pengertian tersebut, akuntansi dipahami sebagai proses yang bertujuan
menghasilkan informasi ekonomi (laporan keuangan) kepada pihak
yang membutuhkan. Selain definisi tersebut, beberapa ahli memiliki
pandangan yang berbeda dalam mengartikan akuntansi, ada yang
mengartikan akuntansi sebagai seni, komunikasi, bahasa dan
sebagainya. Namun, pengertian tersebut merupakan pengertian
normatif, sehingga membatasi akuntansi hanya pada sektor besar.
Definisi normatif tersebut dianggap merupakan pendapat pribadi
yang subjektif sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat
diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Suwardjono
(2012: 1) mengemukakan, praktik akuntansi dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Hal ini menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu
wilayah atau sektor bisa berbeda atau tidak sama dengan yang lain.
Terdapat perbedaan pengakuan antara perusahaan besar dengan usaha
kecil. Sari (2013) menjelaskan bahwa sektor usaha kecil tidak
memisahkan antara entitas/kepemilikan usaha dengan kepemilikan
pribadi. Sehingga jika berbicara tentang akuntansi dengan pengakuan
yang berbeda, maka akan menghasilkan definisi atau makna yang
berbeda pula.
Penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti sebagaimana
ungkapan Triyuwono (2007), “ngapain kasus picisan itu diambil? Itu
nggak ilmiah!”. Terkadang mahasiswa yang menuntut ilmu di
perguruan tinggi menganggap bahwa akuntansi hanyalah milik
perusahaan yang besar, dimana perusahaan tersebut menyajikan
laporan keuangan guna menarik investor untuk menanamkan dananya
di perusahaan yang bersangkutan. Padahal jika ditelisik, akuntansi juga
terdapat pada usaha kecil (termasuk penjaja pinggir jalan). Hanya saja
mungkin berbeda dalam pengakuan akuntansi yang diartikan oleh
praktisi/akuntan dengan pengakuan akuntansi yang mereka buat selama
ini.
Seperti yang dikemukakan Young (2013) praktik akuntansi pada
organisasi yang berbeda dapat membentuk praktik akuntansi yang
berbeda pula. Jika mengingat kejadian krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1998 silam, kita dapat melihat ketangguhan sektor
Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam menghadapi krisis global yang
terjadi saat itu. Berangkat dari kejadian tersebut, pemerintah turut
mendorong berkembangnya sektor UKM di Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan diberikannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada
sektor UKM yang membutuhkan tambahan dana dalam
mengembangkan usahanya. Namun begitu pemerintah tidak dengan
mudah memberikan pinjaman, adapun salah satu syarat yang harus
dipenuhi ialah pengusaha harus melampirkan informasi akuntansi
(laporan keuangan) yang diinginkan oleh pihak bank. Hal ini selaras
dengan Megginson et al,. (2000) yang mengemukakan bahwa informasi
akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan
usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat dijadikan
dasar bagi pemilik usaha untuk mempertimbangkan dan memutuskan
kegiatan usahanya. Kewajiban menyelenggarakan pencatatan akuntansi
sendiri sebenarnya telah tersirat dalam undang-undang dan juga
beberapa buku pedoman yang menjelaskan pentingnya akan
pemahaman dan pencatatan akuntansi bagi usaha kecil.
Idrus (2000) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak
memiliki pengetahuan akuntansi dan banyak diantara mereka yang
belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi
kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses
akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan, karena dianggap
membuang waktu dan juga biaya. Namun dalam hal ini tidak bisa
dipungkiri bahwa walaupun mereka tidak memiliki pengetahuan
akuntansi, mereka juga melakukan pencatatan atau pembukuan dalam
kegiatan usahanya. Selaras dengan Pinasti (2007), peneliti menemukan
bahwa pengusaha kecil beranggapan tujuan mereka mempunyai usaha
yakni untuk menyambung hidup, sehingga tidak memerlukan sistem
pencatatan yang terlalu rumit. Oleh karenanya dalam penelitian ini
peneliti ingin mengetahui bagaimana pemahaman mereka terhadap
pencatatan yang mereka lakukan yang notabene kita artikan sebagai
akuntansi.
Penelitian ini dipandang perlu dilakukan kembali untuk
mengembangkan pemikiran Zalshabila (2012), jika penelitian tersebut
melakukan penelitian tentang harga pokok produksi maka dalam
penelitian ini peneliti ingin melihat dari segi bagaimana pedagang
bakso mengartikan/memaknai akuntansi. Akuntansi yang selama ini
kita artikan sebagai proses mencatat transaksi hingga menghasilkan
laporan keuangan, mungkin berbeda dengan perspektif mereka. Dalam
penelitian ini jelas informan akan kesulitan jika kita menanyakan “apa
pengertian akuntansi?” oleh karenanya disini peneliti ingin
merefleksikan apa yang mereka pahami tentang pencatatan serta
menemukan kerangka berfikir mengenai makna akuntansi dari segi
perspektif pedagang bakso. “Mengapa pedagang bakso?”. Fenomena
pedagang bakso yang berhijrah dari kota asalnya ke kota Gorontalo
adalah sebuah realitas sosial dari kelompok minoritas yang tidak dapat
dimengerti tanpa menyelami fenomena itu sendiri. Penelitian ini ingin
mengetahui bagaimana pedagang bakso mengartikan/memaknai
akuntansi dalam kegiatan usaha yang sedang dijalankan. Untuk
memahami pola pikir pedagang dan dapat menginterpretasi akuntansi
menurut mereka, maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif
dengan paradigma interpretif dan interaksionisme simbolik sebagai
metodologi penelitian sekaligus alat analisis .
Syarifuddin dalam Zalshabila (2012) berpendapat bahwa
mengekspresikan pandangan peneliti dalam bidang akuntansi tidak
hanya bertujuan untuk sekedar menjelaskan atau mengklarifikasikan
kepada pembaca mengenai suatu hal yang empiris tentang keadaan
tertentu, akan tetapi lebih dari itu, penelitian kualitatif juga ingin
menjelaskan bagaimana sebuah teori baru dibangun. Menurut Bogdan
dan Taylor (1975: 5) metodologi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan
menggunakan penelitian kualitatif peneliti berharap dapat
mendeskripsikan makna akuntansi dari objek yang diteliti. Selain itu
peneliti menggunakan metode intekasionisme simbolik untuk meneliti
lebih dalam bagaimana pengusaha memaknai akuntansi melalui simbol-
simbol interaksi yang terjadi dalam kegiatan mereka sehari-hari.
Warren (2006) Siklus akuntansi merupakan suatu proses akuntansi
yang berawal dari menganalisis serta menjurnal transaksi dan berakhir
dengan mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi tersebut. 9
Pengertian dari siklus akuntansi juga diutarakan oleh Manahan (2004)
merupakan suatu proses menyediakan laporan keuangan perusahaan
untuk suatu periode tertentu. Siklus ini diawali dengan terjadinya
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu
periode. Sedangkan menurut Kieso (2008) yang dimaksudkan dengan
siklus akuntansi merupakan urutan kegiatan akuntansi yang biasanya
digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan
keuangan
2. Peran Akuntansi
Fungsi yang paling utama dari Akuntansi adalah menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi untuk menilai
kualitas kinerja dan perubahan seperti apa yang terjadi. Informasi yang
dipaparkan oleh akuntansi berbentuk data kuantitatif dengan satuan
ukuran mata uang (L.M.Samryn, 2011).
Tujuan laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi
adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan
keputusan atas perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan bukan
saja sebagai alat pertanggungjawaban melainkan juga memiliki efek
untuk prediksi ke depan, sesuatu yang sangat diperlukan untuk
menjalankan bisnis (Yatti & Ak, 2019).
Berikut ini fungsi akuntansi secara umum menurut (L.M.Samryn,
2011) :
1. Recording Report
Fungsi utama dari akuntansi adalah untuk merekam catatan
transaksi secara sistematis dan kronologis dari begitu banyaknya
transaksi keuangan yang selanjutnya dikirim ke berbagai account
ledger dan akhirnya mempersiapkan akun akhir untuk mengetahui
laba atau rugi dari bisnis pada akhitr periode akuntansi (Setiawati &
Lim, 2015).
2. Melindungi Properties
Fungsi lain akuntansi adalah untuk menghitung jumlah real dari
penyusutan aset dengan memilih metode yang tepat dan berlaku
untuk aset tertentu. Setiap disipasi tidak sah dari setiap aset akan
membawa bisnis untuk ambang kebangkrutan. Karena itu akuntansi
merancang sistem yang diinginkan untuk melindungi property dan
aset bisnis dari penggunaan yang tidak sah dan tidak beralasan.
3. Komunikasikan Hasil
Akuntansi selalu mengkomunikasikan hasil dan transaksi yang
dicatat ke berbagai pihak yang tertarik dalam bisnis tertentu seperti
misalnya investor, kreditor, karyawan, kantor, pemerintahan,
peneliti dll.
4. Meeting Legal
Akuntansi juga berfungsi untuk merancang dan
mengembangkan sistem seperti menjaga catatan dan pelaporan hasil
yang akan selalu memenuhi dan persyaratan hokum untuk
mengaktifkan kepemilikan atau wewenang untuk mengajukan
berbagai pernyataan seperti pengembalian pendapatan pajak,
pengembalian penjualan pajak.
5. Klasifikasi Fungsi
Akuntansi sebagai klasifikasi berkaitan dengan analisis
sistematis dari data yang tercatat, dengan maksud untuk transaksi
kelompok atau entri dari satu alam di satu tempat. Pekerjaan
klasifikasi dilakukan dalam buku yang disebut sebagai “ledger”.
6. Summarize
Ini melibatkan menyajikan data rahasia dengan cara yang dapat
dimengerti dan berguna untuk internal maupun eksternal pengguna
akhir dari laporan akuntansi. Proses ini mengarah pada penyusunan
laporan berikut:
a. Neraca Saldo
b. Laporan Laba rugi
7. Menganalisis dan Menafsirkan
Ini adalah fungsi terakhir akuntansi, data keuangan yang
direkam dianalisis dan diinterpretasikan dengan cara yang akhir,
pengguna dapat membuat penilaian yang berarti tentang kondisi
keuangan dan profitabilitas operasi bisnis. Data tersebut juga
digunakan untuk mempersiapkan rencana masa depan dan framing
dari kebijakan untuk melaksanakan rencana tersebut.
Kalau dipelajari bahwa kegunaan akuntansi adalah memberikan
informasi yang sangat diperlukan baik pihak intern maupun pihak
ektern. Pihak-pihak tersebut antara lain:
Pihak Intern adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi.
Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi
yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar.
Contohnya seperti manajer puncak, manajer divisi. Adapun pihak
ekstern adalah pihak yang berada di luar perusahaan diantaranya adalah
investor, pemerintah, kreditur, dan pihak lain sebagainya (karyawan,
serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar/mahasiswa,
wartawan) (Sari et al., 2019).
3. Lingkup Akuntansi
Mengingat penggunaan akuntansi sudah demikan luas dalam
kehidupan dan pengelolaan usaha kondisi ini juga mengakibatkan
munculnya berbagai macam lingkup akuntansi sebagai berikut (Sartika
et al., 2015) :
a. Akuntansi Keuangan (Finacial Accounting)
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang tujuan utamanya
mengolah data keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan
terutama untuk kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan.
Akuntansi Keuangan adalah akuntansi dengan tujuan utama
menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pihak luar.
Pihak luar adalah pihak – pihak di luar manajemen perusahaan,
seperti investor, kreditur, badan pemerintah dan pihak luar lainnya
(Jusup, 2011).
Akuntansi keuangan merupakan proses dalam pelaporan
keuangan oleh akuntan dengan laporan keuangan yang sesuai
standar akuntansi untuk kepentingan pihak ketiga (Kieso,2013).
Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi
untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai
laporan keuangan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan
keuangan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya
digunakan pemilik perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan
dan manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban
keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di
dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk
kepentingan eksternal. Dengan demikian diharapkan pemakai dan
penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan
keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan atau "bahasa"
yang sama yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi
Keuangan ini mulai diterapkan di Indonesia tahun 1994,
menggantikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. SAK ini
terdiri atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan
Interpretasinya yang diberi nomor urut mulai dari nomor 1. Apabila
ada PSAK yang dianggap tidak sesuai lagi dengan keadaan PSAK
nomor yang bersangkutan direvisi tanpa mengubah nomornya.
Bidang akuntansi keuangan dibutuhkan oleh setiap organisasi
khususnya oleh organisasi besar yang diharuskan membuat
laporan keuangan. Bila anda ahli dalam akuntansi keuangan, maka
anda dapat bekerja di setiap organisasi, seperti di perusahaan
swasta, perusahaan negara, perusahaan daerah, dan organisasi lain
yang sejenis.
b. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) adalah bidang akuntansi yang
tujuan utamamnya adalah mengolah informasi biaya untuk
menghasilkan laporan harga pokok dan informasi biaya opresional
maupun biaya non operasional sebagai dasar untuk menetapkan
harga jual, menetapkan nilai persediaan, pengawasan dan
pengendalian biaya terutama untuk kepentingan pihak intern
peusahaan. Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang
menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya. Bidang ini
terutama bersangkutan dengan biaya produksi pada perusahaan
"manufaktur", tetapi dewasa ini biaya distribusi memperoleh
perhatian yang semakin meningkat. Salah satu fungsi utama dari
akuntan biaya adalah mengumpulkan dan menafsirkan data biaya
(baik biaya sesungguhnya maupun biaya yang akan terjadi) bagi
manajemen untuk tujuan pengendalian bidang perencanaan biaya.
Bidang ini sering dianggap merupakan bagian dari akuntansi
manajemen.
c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting) adalah bidang
akuntansi yang tujuannya menyediakan dan mengolah informasi
keuangan untuk kebutuhan manajemen perusahaan sebagai dasar
untuk menyusun perencanaan, pengawasan, dan kebijakan lainnya
yang segera harus diambil dalam operasional unit
usaha/perusahaan. Akuntansi manajemen (mencakup juga
akuntansi biaya) menggunakan biaya historis dan biaya taksiran
guna membantu manajemen di dalam menjalankan kegiatan dan
perencanaan. Bidang ini berhadapan dengan masalah khusus yang
dihadapi oleh setiap jenjang manajemen dari suatu organisasi.
Akuntansi manajemen sering kali dihadapkan pada masalah
pemilihan berbagai alternatif tindakan dan membantu memilih
alternatif yang paling baik, yang harus diambil oleh pengelola
perusahaan. Dalam akuntansi manajemen tidak dikenal suatu
standar akuntansi manajemen. Akuntan manajemen bebas
menggunakan kreativitas dalam menyusun laporan akuntansi
manajemen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manajemen.
Kalau kita bandingkan dengan akuntansi keuangan, bidang
akuntansi manajemen tidak terbatas menggunakan data historis,
tetapi juga menggunakan data yang diperkirakan akan terjadi serta
rentang waktunya lebih fleksibel, bisa ada hitungan detik sampai
dengan puluhan tahun.
d. Akuntansi Pemeriksaan (auditing) adalah bidang ankuntansi yang
bertujuan untuk malakukan verifikasi kembali terhadap keabsahan
dokumen dan prosedur serta proses akuntansi yang telah
dilaksanakan oleh pihak manajemen/pengelola perusahaan,
sehingga laporan keuangan/informasi akuntansi yang disajikan oleh
pihak manajemen sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, obyektif dan dapat dipercaya. Auditing adalah suatu
proses pemeriksaan independen terhadap suatu laporan keuangan.
Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam melaksanakan
pemeriksaan, yaitu memeriksa laporan keuangan dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang mendukung
catatan akuntansi dan laporan keuangan serta memberikan pendapat
mengenai kewajaran atas laporan keuangan yang diperiksa tersebut.
Laporan keuangan dikatakan wajar kalau disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sebetulnya bidang ilmu
auditing ini merupakan disiplin tersendiri terpisah dari ilmu
akuntansi, namun auditing memiliki hubungan erat dengan
akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli dalam akuntansi
keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor
tidak akan mampu menjalankan pemeriksaan. Dalam menjalankan
tugasnya seorang auditor harus mematuhi standar auditing dan kode
etik profesi yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Namun
perlu diperhatikan istilah wajar di opini auditor, tidak berarti bahwa
perusahaan yang diaudit sehat. Untuk mengevaluasi kesehatan
suatu perusahaan diperlukan seorang analis keuangan.
e. Akuntansi Perpajakan (tax accounting) adalah bidang akuntansi
yang tujuan utamanya menyiapkan laporan keuangan untuk
keperluan fiscal/perpajakan dan pengisian SPT. Akuntansi
perpajakan menekankan pada penyusunan laporan keuangan
berdasarkan peraturan perpajakan dan perencanaan transaksi
dengan mempertimbangkan efek pembayaran pajak (perencanaan
perpajakan atau (tax planning). Sebagai contoh, misalnya sebaiknya
perusahaan membeli atau menyewa mesin, menyediakan makan
kepada karyawan atau memberikan uang makan dan sebagainya.
Akuntan yang memilih spesialisasi ini harus memahami dan
mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku. Seorang akuntan
perpajakan harus dapat memberi usulan pemilihan transaksi
perusahaan yang mengakibatkan beban pajak terkecil bagi
perusahaan, tanpa melanggar aturan perpajakan yang berlaku.
Untuk itu kalau anda ingin memilih bidang ini sebaiknya mengikuti
kursus dan ujian Brevet A, Brevet B dan Brevet C (Pontoh, 2013).
f. Akuntansi Anggaran (budgeting) adalah bidang akuntansi yang
tujuan untamanya menyusun rencana kerja untu masa akan datang
yang dilengkapi dengan rincian taksiran biaya operasional dengan
titik tolak data akuntansi masa lalu. Akuntansi anggaran menyajikan
rencana kegiatan keuangan untuk suatu periode, melalui catatan dan
ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan
sesungguhnya dengan rencananya. Bila terjadi selisih antara
realisasi dan anggaran maka selisih ini harus dianalisis dan dicari
sebab- sebab terjadinya selisih tersebut, sehingga dapat diambil
tindakan perbaikan. Suatu kombinasi antara perencanaan dan
pengendalian dengan menggunakan anggaran, sering dianggap
sebagai bagian dari akuntansi manajemen.
g. Akuntansi Pemerintahan (gavernment accounting) adalah bidang
akuntansi yang dilaksanakan untuk mengelola anggaran pendapatan
dan belanja negara yakni aplikasi konsep-konsep dan standard-
standar akuntansi umum sektor privat pada sektor publik. Akuntansi
pemerintahan ini menekankan pada pencatatan dan pelaporan
transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial seperti
rumah sakit, organisasi politik, masjid, sekolah dan sebagainya.
Suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam bidang ini adalah
adanya peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi
tersebut di atas. Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam
pelaksanaan akuntansi pemerintahan harus menggunakan standar
akuntansi pemerintahan. Standar ini telah disusun oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan dan diwujudkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2005. BPK adalah salah satu wujud
dari mekanisme akuntansi pemerintahan Indonesia. Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai badan pemeriksa independen
(auditor eksternal) pemerintah yang bertugas memeriksa laporan
keuangan pemerintah sedangkan badan pemeriksa internal antara
lain adalah BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan), inspektorat jenderal (irjen), inspektorat wilayah
propinsi (itwilprop) dan badan pengawas daerah (Bawasda)
h. Sistem Akuntansi (accounting system) adalah bidang akuntansi
yang bertujuan untuk penetapan prosedur dan pengendalian data
akuntansi seihinga proses akuntansi dapat berjalan lancar, cepat,
tepat, efektif dan efisien. Sistem akuntansi adalah bidang yang
menyangkut masalah perancangan prosedur, metode, dan teknik
untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan. Akuntan yang
mengkhususkan dalam bidang ini akan merancang sistem dan
prosedur yang dapat melindungi kekayaan perusahaan dan
menjamin dapat dipercayai laporan keuangan dengan biaya yang
relatif murah. Prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan sistem akuntansi adalah bahwa biaya penyusunan
sistem harus lebih rendah daripada manfaat sistem tersebut. Sistem
akuntansi yang baik harus aman, murah dan cepat. Seorang ahli
sistem akuntansi pada masa sekarang harus memiliki keahlian di
bidang teknologi informasi. Sebab pada masa sekarang pengolahan
data akuntansi hampir semuanya sudah menggunakan aplikasi
program komputer (Iverson & Dervan, 2019).
4. Pekerjaan Akuntan dan Bidang-bidang Akuntansi
Secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi (Rakhmanita,
2019):
a. Akuntan Publik, adalah akuntan independen yang memberikan jasa-
jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan publik dapat
memberikan jasa pemeriksaan (audit), jasa perpajakan (tax service),
jasa konsultasi manajemen (management advisory services) dan
jasa akuntansi (accounting services)
b. Akuntan Manajemen, adalah akuntan yang bekerja dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah
penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi
kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan
anggaran, menangani masalah perpajakan dan melakukan
pemeriksaan intern.
c. Akuntan Pemerintah, adalah akuntan yang bekerja pada badan-
badan pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK,
Direktorat Jenderal Pajak dan lain-lain.
d. Akuntan Pendidik, adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.
Bidang-bidang Akuntansi
Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan
perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Bidang-bidang
akuntansi yang penting akan diuraikan seperti berikut dibawah ini:
1. Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial
Accounting)
Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi
pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan
dari catatan-catatan tersebut.
2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung,
menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen
persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi.
Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut bagaimana
mencatat biaya dan analisis biaya.
3. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh
lembagalembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi
pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur
tentang penerimaan dan pengeluaran dana.
4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data
taksiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari
dan perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah
kasus-kasus khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai
jenjang organisasi.
5. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan
secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan
bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan
dan kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai
kelayakan dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari
kelayakan dan kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsip-
prinsip akuntansi yang akan diterima umum.

6. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization)


Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah
pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta
organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan,
lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya.
Unsur penting dari akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang
menjamin pihak manajemen akan adanya kecocokan dengan
batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh
UndangUndang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-
individu yang menjadi donor.
7. Pendidikan Akuntansi dan Profesi Akuntansi
Pendidikan Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang
diberikan kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan
di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau
perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk).
Ketentuan mengenai praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 yang mensyaratkan bahwa
gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah
menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar
pada Departemen keuangan R.I. Sejak 2001 diadakan pembenahan
sistem pendidikan akuntansi. Sebelumnya, alumni akuntansi dari
fakultas ekonomi perguruan tinggi negeri otomatis memperoleh gelar
akuntan (Akt). Berbeda halnya dengan alumni perguruan tinggi swasta
yang harus mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA) untuk meraih
gelar serupa. Sistem ini dipandang merupakan diskriminasi terhadap
perguruan tinggi swasta, bahkan tidak menjamin standarisasi profesi
akuntan. Oleh karena itu, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 179/U/2001, gelar akuntan hanya bisa diperoleh melalui PPAk.
''Program PPAk bisa dibuka oleh PTN maupun PTS yang memenuhi
syarat. Program ini menjamin ada standarisasi profesi akuntan,
termasuk dalam hal etika profesi.
Pendidikan akuntansi di Indonesia memasuki paradigma baru
setelah terbit SK Mendiknas No 179/U/2001. PPAk bukan lagi milik
Departemen Pendidikan Nasional, karena sudah diserahkan kepada
asosiasi profesi, dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Ijin
penyelenggaraan tetap dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
namun hanya bisa diberikan atas rekomendasi IAI. Melalui program ini,
mahasiswa memperoleh gelar akuntan dan register akuntan dari
Departemen Keuangan. Gelar itu bisa digunakan untuk meniti karir
sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan manajemen, atau
akuntan perpajakan. Populasi perguruan tinggi yang menyelenggarakan
PPAk relatif sedikit. Hanya ada 23 PPAk di seluruh Indonesia, 17 di
antaranya milik PTN. Kondisi ini kontras dengan banyaknya populasi
program studi akuntansi. Secara nasional ada 923 perguruan tinggi yang
membuka prodi akuntansi dalam berbagai jenjang (Wayan et al., 2023).
Di awal masa kemerdekaan Indonesia, warisan dari penjajah
Belanda masih dirasakan dengan tidak adanya satupun akuntan yang
dimiliki atau dipimpin oleh bangsa Indonesia. Pada masa ini masih
mengikuti pola Belanda masih diikuti, dimana akuntan didaftarkan
dalam suatu register negara. Di negeri Belanda sendiri ada dua
organisasi profesi yaitu Vereniging van Academisch Gevormde
Accountans (VAGA ) yaitu ikatan akuntan lulusan perguruan tinggi dan
Nederlands Instituut van Accountants (NIvA) yang anggotanya terdiri
dari lulusan berbagai program sertifikasi akuntan dan memiliki
pengalaman kerja. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan periode
sesudah kemerdekaan tidak dapat menjadi anggota VAGA atau NIvA.
Situasi ini mendorong Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo dan empat
lulusan pertama FEUI yaitu Drs. Basuki T.Siddharta, Drs. Hendra
Darmawan, Drs. Tan Tong Joe dan Drs. Go Tie Siem memprakarsai
berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia yang dinamakan Ikatan
Akuntan Indonesia yang disingkat IAI pada tanggal 23 Desember 1957
di Aula Universitas Indonesia. Di masa pemerintahan orde baru, terjadi
banyak perubahan signifikan dalam perekonomian Indonesia, antara
lain seperti terbitnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) serta berdirinya pasar
modal. Perubahan perekonomian ini membawa dampak terhadap
kebutuhan akan profesi akuntan publik, dimana pada masa itu telah
berdiri banyak kantor akuntan Indonesia dan masuknya kantor akuntan
asing yang bekerja sama dengan kantor akuntan Indonesia. 30 tahun
setelah berdirinya IAI, atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta ,
pada tanggal 7 April 1977 IAI membentuk Seksi Akuntan Publik
sebagai wadah para akuntan publik di Indonesia untuk melaksanakan
programprogram pengembangan akuntan publik.
Dalam kurun waktu 17 tahun sejak dibentuknya Seksi Akuntan
Publik, profesi akuntan publik berkembang dengan pesat. Seiring
dengan perkembangan pasar modal dan perbankan di Indonesia,
diperlukan perubahan standar akuntansi keuangan dan standar
profesional akuntan publik yang setara dengan standar internasional.
Dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk
memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan merubah
Seksi Akuntan Publik menjadi Kompartemen Akuntan Publik. Setelah
hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia,
tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen
dan mandiri dengan berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat.
Umum Anggota Luar Biasa IAI – Kompartemen AkuntanPublik.
Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia adalah respons terhadap
dampak globalisasi, dimana Drs. Ahmadi Hadibroto sebagai Ketua
Dewan Pengurus Nasional IAI mengusulkan perluasan keanggotaan
IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan dalam Kongres IAI X pada
tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang menjadi dasar untuk
merubah IAI – Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi yang
independen yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi
akuntan publik. IAPI diharapkan dapat memenuhi seluruh persyaratan
International Federation of Accountans (IFAC) yang berhubungan
dengan profesi dan etika akuntan publik, sekaligus untuk memenuhi
persyaratan yang diminta oleh IFAC sebagaimana tercantum dalam
Statement of Member Obligation (SMO).
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai
anggota asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Pebruari 2008,
Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi
akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan
publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika
akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan
berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

5. Standar Akuntansi Keuangan


Akuntansi memilki susunan teori konseptual yang mendasari
pelaksanaan teknik-tekniknya. Kerangka kerja konseptual hampir sama
dengan konstitusi yaitu suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan
dan konsep fundamental yang Jurnal Pembalik Transaksi Bukti Jurnal
Jurnal Penutup Laporan Keuangan Neraca Lajur Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo Buku Besar/Ledger memiliki hubungan saling terkait
yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan
penentuan sifat, fungsi serta semua batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Secara umum sudah diterimanya kerangka dasar
konseptual ini terdiri dari standar dan praktek karena guna dan logisnya
standar ini disebut standar akuntansi.
Di Indonesia untuk menyusun standar akuntansi badan yang
berwenang yaitu Dewan Standar Akuntansi yang berada di bawah
naungan Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI) sebagai organisasi profesi
akuntan. IAI telah menghimpun semua prinsip akuntansi yang dijadikan
standar pelaporan keuangan di Indonesia yang dituangkan dalam buku
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Menurut Suwardjono dalam
bukunya yang berjudul teori akuntansi, menyatakan: Standar akuntansi
adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih
atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang
berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara
dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan
pelaporan keuangan negara tersebut. Standar akuntansi merupakan
pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang
mengenai konsep, prinsip, dan metoda yang ditetapkan sebagai
pedoman utama praktik akuntansi. Menurut Ahmed Belkaoui (2006:
161) ada empat alasan mengapa standar akuntansi dibuat, yaitu: 1.
Standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan
penyelenggaran sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi
akuntansi. Informasi ini dianggap jelas, konsisten, andal, dan dapat
diperbandingkan. 2. Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan
bagi para akuntan publik yang memungkinkan mereka untuk
menerapkan kehati-hatian dan mengaudit laporan-laporan perusahaan
dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut. 3. Standar
memberikan database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel
yang dianggap sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi
perusahaan, perencanaan dan regulasi ekonomi, serta peningkatan
efisiensi dan sasaran-sasaran sosial lainnya. 4. Standar menumbuhkan
minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki
perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi. Sehingga standar akuntansi
keuangan (SAK) merupakan pedoman bagi siapa saja dalam
penyusunan laporan keuangan yang akan diterima secara umum.
Standar akuntansi mencangkup konvensi, peraturan, dan prosedur yang
sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu.
Standar akuntansi menjabarkan transaksi yang harus dicatat, bagaimana
cara mencatatnya dan bagaimana cara mengungkapkannya dalam
laporan keuangan yang akan disajikan.
Mengingat pentingnya Standar Akuntansi Keuangan maka
mekanisme penyusunannya harus dibuat sedemikian rupa sehingga
memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan. Oleh
karena itu, standar akuntansi hanya disusun oleh pihak yang berwenang
saja. Di Indonesia kewenangan tersebut diberikan kepada Komite
Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI).
6. Bentuk-bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan yang dianggap wajar dan lengkap
menurut SAK ETAP dijelaskan dalam SAK ETAP (2009) terdiri dari:
1. Penyajian Wajar Pada laporan keuangan akan menyajikan dengan
wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.
Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi,
peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban. 2. Kepatuhan
terhadap SAK ETAP Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh
(explicit and unreserved statesment) atas kepatuhan tersebut dalam
catatan atas laporan keuangan. 3. Kelangsungan usaha Pada saat
menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan
SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan
kelangsungan usaha. 4. Frekuensi pelaporan Entitas menyajikan secara
lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum
satu tahun sekali. 5. Penyajian yang konsisten Penyajian dan klasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali
jika terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau
perubahan penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan
penyajian lebih baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi.
Informasi komparatif Informasi harus diungkapkan secara
komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh
SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangan dan catatan
atas laporan keuangan). Materialisasi dan Agresiasi Pos-pos yang
material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang
tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau
fungsi yang sejenis (Petra, 2023).
B. Bentuk dan Isi Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Ikatan Akuntan
Indonesia (Revisi 2009) mendefinisikan laporan keuangan sebagai
penyajian kinerja keuangan yang terstruktur dari perusahaan atau
entitas usaha. Pembuatan laporan keuangan bertujuan memberikan
informasi kinerja dari pihak yang melaporkan, sehingga dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat
keputusan. Adapun pengertian Laporan keuangan yang lain yaitu :
Menurut Kasmir (2013:7) Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba
rugi). Laporan keuangan menggambarkan pospos keuangan perusahaan
yang diperoleh dalam suatu periode.
Menurut Munawir (2010:5) Laporan Keuangan itu terdiri dari
neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas.
Neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan
ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasilhasil yang telah
dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode
tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Indonesia (2009:1) Laporan
Keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Sedangkan
menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu
atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.
Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih
manfaat untuk mengambil keputusan, apabila informasi tersebut dapat
diprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Semakin
baik kualitas laporan keuangan yang di sajikan maka akan semakin
yakin pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahaan
tersebut. Lebih jauh keyakinan bahwa perusahaan diperediksi akan
tumbuh memperoleh keuantungan yang berkelanjutan, yang optimis
tentunya pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan akan
merasa puas dengan berbagai urusan dengan perusahaan (Amri, 2018).
Menurut Hery (2016 : 3), laporan keuanga adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini laporan keuanganberfungsi
sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan
perusahaan.
Menurut Fahmi (2014 : 31), laporan keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambar kondisi keuangan suatu perusahaan, dan
lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Defenisi di atas dapat disimpukan bahwa laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi yang
menggunakan tehnik serta prosedur tertentu yang digunakan oleh
pihak- pihak yang berkepentingan terhadap prestasi perusahaan yang
meliput, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang terjadi
selama satu buku yang bersangkutan.
Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik dan
periode yang biasa digunakan adalah tahun yang mulai 1 januari dan
berakhir 31 desember. Periode seperti ini disebut periode tahun
kelender. Selain tahun kelender, periode akuntansi bisa juga dimulai
dari tanggal salain tanggal 1 januari. Istilah periode akuntansi sering
juga di ganti dengan tahun buku. Walaupun periode akuntansi tahun
buku yang digunakan itu adalah tahunan, manajemen mesih dapat
menyususn laporan keuangan untuk periode yang lebih pendek.
Laporan akuntansi disiapkan untuk memberikan informasi yang
berguna bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasar
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusn. Laporan akuntansi
ini dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk
akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data
transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk
mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan
keuangan, dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta
menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya (Suzan & Rizaldi,
2024).
Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak
ekstern perusahaan seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah dan
masyarakat maupun pihak intern perusahaan seperti manajemen
perusahaan dan karyawan seharusnya menggunakan suatu alat yang
mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
yang bersangkutan (Gede et al., 2019).
Income statement (laporan perhitungan laba rugi) adalah laporan
yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi
serta selisih laba rugi. Pendapatan yang dimaksud disini adalah
penghasilan yang diperoleh perusahaan selama satu periode. Sedangkan
pendapatan itu sendiri ada dua macam yaitu pendapatan yang benar-
benar merupakan pendapatan pokok (usaha) dan pendapatan yang
bukan berasal dari penghasilan pokok disebut pendapatan non usaha.
Beban yang dimaksud disini adalah pengorbanan ekonomis yang
di ke luarkan selama satu periode akuntansi. Beban itu sendiri ada dua
ma-cam yaitu beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan
pokok yang disebut beban usaha, sedangkan beban yang dikelurkan
bukan untuk mendapatkan penghasilan pokok disebut beban non usaha
(Gede et al., 2019).
Capital statement (laporan perubahan modal) adalah laporan yang
menunjukkan perubahan modal awal karena adanya tambahan modal
baru, laba (menambah) atau rugi (mengurangi) dan prive (untuk
perusaha-an perseorangan) atau dividen (untuk perusahaan perseroan).
Balance sheet (neraca) adalah laporan posisi keuangan yang me-
nunjukkan asset/harta, hutang dan modal pada suatu saat tertentu.
Bentuk neraca ada 2 macam: 1. Bentuk skontro/horizontal/ T account.
2. Bentuk staffel/vertical/ Laporan .
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dalam membuat laporan keuangan merupakan hal yang
sangat penting untuk diterapkan perusahaan sebelum pembuatan
laporan keuangan. Menurut Muawanah dan Fahmi (2008:400)
Penetapan tujuan laporan keuangan meliputi kegiatan seperti
mengidentifaksi pemakai laporan keuangan, mengidentifikasi
keputusan apa saja yang dilakukan oleh pemakai laporan keuangan
tersebut dan keperluan informasi lainnya.
Dengan mengetahui tujuan laporan keuangan, seorang akuntan
dapat menentukan kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan cara-
cara terbaikdalam melaporkan informasi yang di sajikan dalam laporan
keuangan tersebut. Dengan demikian laporan keuangan akan dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan para pemakainya.
IAI (2016:1) menyebutkan bahwa tujuan rangkaian dasar penyajian dan
penyusunan laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan
bagi:
1. Komite penyusun standar akuntansi laporan keuangan dalam
pelakasanaan profesinya atau tugas-tugasnya
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menyelesaikan permasalahan
akuntansi yang belum diatur dan tertulis dalam standar akuntansi.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai laporan keuangan
tersebut sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan
Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Menurut Harahap
(2013 : 18) tujuan laporan keuangan adalah :
a. Screening, analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
situasi dan kondisi kerusakan dari laporan keuangan tanpa pergi
langsung ke lapangan. Ini juga akan menggambarkan bagaimana
pengelolaan aruskas. Apakah masih kurang stabil, tidak memadai
dan bahkan berjalan dengan lancar. Setiap pelaku yang melakukan
tindakan ekonomi pastinya membutuhkan rincian mengenai arus
kas tersebut.
b. Understanding, memahami perusahaan , kondisi keuangan dan hasil
usahanya. Modal adalah sebuah hal yang penting dalam bisnis dan
kegiatan ekonomi lainnya. Jadi, ini menjadi salah satu faktor
penting yang digambarkan dalam sebuah laporan keuangan. Semua
informasi yang dibutuhkan akaan ditemukan di laporan tersebut.
Terkait seberapa banyak modal yang tersedia, yang diperlukan dan
yang telah digunakan.
c. Forecasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi
keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Aset yang dimiliki
oleh bisnis maupun perusahaan tertentu akan dapat diketahui
dengan adanya laporan keuangan. Karena, dalam sebuah laporan
ini, kita bahkan secara detail mendapatkan penjelasan tentang aset.
Seberapa banyak yang masih dimiliki dan seberapa banyak yang
sudah terbuang.
d. Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan
adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen,
operasi, keuangan, atau masalah lain dalam perusahaan. Ini akan
menjadi salah satu alat yang digunakan untuk pertanggung jawaban
manajemen. Karena ini adalah salah satu laporan yang sangat
penting dan akan mendefinisikan keadaan perusahaan. Maka pihak
manajemen harus mempertanggung jawabkan dengan baik kepada
pemilik, pemegang saham dan kreditur.
e. Evalution, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen
dalam mengelolah perusahaan. Tidak ada hal yang selalu mulus,
begitu juga yang terjadi dalam sebuah keuangan perusahaan. Ketika
hal-hal tersebut menjadi lebih buruk atau bahkan lebih baik, sang
pemilik harus melakukan tindakan.
f. Pencapaian Target Manajemen Walaupun pihak manajemen adalah
yang bertanggung jawab membuat dan melaporkan laporan ini.
Namun, ini juga menyangkut tujuan pembuatannya 4 tersebut.
Dimana pihak manajemen yang nantinya akan mengetahui apakah
target mereka tercukupi atau tidak di periode tersebut. Apakah
sudah sesui dengan rencana yang sebelumnya diatur? Ini juga akan
menjadi bahan evaluasi untuk masa yang akan datang.
g. Alat Pertimbangan Bagi Pemegang Saham Untuk bisa menjalankan
sebuah bisnis atau perusahaan, tentu diperlukan modal dan berupa
saham. Jadi, pemegang atau pemilik saham yang berkontribusi,
berhak mengetahui bagaimana perkembangan dari bisnis atau
perusahaan tersebut. Pelaporan inilah yang nantinya akan menjadi
media pertimbangan mereka. Dimana mereka akan menentukan
untuk tetap berkomitmen dengan perusahaan tersebut nantinya atau
tidak.
h. Bahan Evaluasi Kreditur Tidak hanya pemilik dan pemegang saham
saja yang menggunakan laporan ini sebagai bahan evaluasi. Para
kreditur juga akan menggunakannya sebagai bahan evaluasi dan
alat pertimbangan. Para kreditur sangat perlu untuk bisa melakukan
penilaian pada kelancaran dan abgaimana alur arus kas.
Menurut Fahmi (2011 : 5), tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi keuangan yang mencangkup perubahan dari
unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain
yang bekepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap
perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan.
Tujuan laporan keuangan secara khusus adalah menyajikan secara
wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengenai posisi keuangan , hasil usaha, dan perubahan lain dalam posis
i keuangan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang diakan informasi yang
isinya : “Tujuan laporan keuangan adalah menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi’. Tujuan lain laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi kas yang dapat dipercaya mengenai posisi
keuangan perushaan pada suatu saat tertentu.
b. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
c. Memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menilai atau menginterpretasikan kondisi dan
potensi suatu perusahaann.
d. Memberikan informasi penting lainnya yang relevan dengan
kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan
kebutuhan yang bersangkutan.
Syarat-syarat laporan keuangan adalah relevan: data yang diolah
ada kaitannya dengan transaksi, jelas dan dapat dipahami: informasi
yang disajikan harus ditampilkan sedemikan rupa sehingga dapat
dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan, dapat
diuji kebenarannya: data dan informasi yang disajikan harus dapat
ditelusuri pada bukti asalnya. netral: laporan keuangan yang disajikan
dapat dipergunakan oleh semua pihak, tepat waktu: laporan keuangan
harus memiliki periode pelaporan. Waktu penyajiannya harus
dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar,
dapat diperbandingkan: laporan keuangan yang disajikan harus dapat
diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya, lengkap: data
yang disajikan dalam informasi akuntansi harus lengkap. Sehingga
tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai
laporan keuangan. (Rivai, 2010; 877).
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan adalah bersifat historis,
yaitu merupakan kejadian yang telah lewat. Karena itu, laporan
keuangan dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi. Bersifat umum dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Bersifat
konservatif dalam menghadapi ketidakpastian dan lazimnya dipilih
alternatif yang menghasilkan lab bersih.
Adapun tujuan laporan keuangan lain yang dikemukakan oleh
(Sugiarto, 2017) adalah sebagai berikut :
- Mengetahui Informasi Aset
Aset yang dimiliki oleh bisnis maupun perusahaan tertentu akan
dapat diketahui dengan adanya laporan keuangan. Karena, dalam
sebuah laporan ini, kita bahkan secara detail mendapatkan penjelasan
tentang aset. Seberapa banyak yang masih dimiliki dan seberapa banyak
yang sudah terbuang.
- Mengetahui Jumlah Modal
Modal adalah sebuah hal yang penting dalam bisnis dan kegiatan
ekonomi lainnya. Jadi, ini menjadi salah satu faktor penting yang
digambarkan dalam sebuah laporan keuangan. Semua informasi yang
dibutuhkan akaan ditemukan di laporan tersebut. Terkait seberapa
banyak modal yang tersedia, yang diperlukan dan yang telah digunakan.
- Arus Kas
Ini juga akan menggambarkan bagaimana pengelolaan aruskas.
Apakah masih kurang stabil, tidak memadai dan bahkan berjalan
dengan lancar. Setiap pelaku yang melakukan tindakan ekonomi
pastinya membutuhkan rincian mengenai arus kas tersebut.
- Alat Pertanggung Jawaban Pihak manajemen
Ini akan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk pertanggung
jawaban manajemen. Karena ini adalah salah satu laporan yang sangat
penting dan akan mendefinisikan keadaan perusahaan. Maka pihak
manajemen harus mempertanggung jawabkan dengan baik kepada
pemilik, pemegang saham dan kreditur.
- Sebagai Alat Pertimbangan Pemilik Perusahaan
Tidak ada hal yang selalu mulus, begitu juga yang terjadi dalam
sebuah keuangan perusahaan. Ketika hal-hal tersebut menjadi lebih
buruk atau bahkan lebih baik, sang pemilik harus melakukan tindakan.
- Pencapaian Target Manajemen
Walaupun pihak manajemen adalah yang bertanggung jawab
membuat dan melaporkan laporan ini. Namun, ini juga menyangkut
tujuan pembuatannya
tersebut. Dimana pihak manajemen yang nantinya akan
mengetahui apakah target mereka tercukupi atau tidak di periode
tersebut. Apakah sudah sesui dengan rencana yang sebelumnya diatur?
Ini juga akan menjadi bahan evaluasi untuk masa yang akan datang.
- Alat Pertimbangan Bagi Pemegang Saham
Untuk bisa menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan, tentu
diperlukan modal dan berupa saham. Jadi, pemegang atau pemilik
saham yang berkontribusi, berhak mengetahui bagaimana
perkembangan dari bisnis atau perusahaan tersebut. Pelaporan inilah
yang nantinya akan menjadi media pertimbangan mereka. Dimana
mereka akan menentukan untuk tetap berkomitmen dengan perusahaan
tersebut nantinya atau tidak.
- Bahan Evaluasi Kreditur
Tidak hanya pemilik dan pemegang saham saja yang menggunakan
laporan ini sebagai bahan evaluasi. Para kreditur juga akan
menggunakannya sebagai bahan evaluasi dan alat pertimbangan. Para
kreditur sangat perlu untuk bisa melakukan penilaian pada kelancaran
dan abgaimana alur arus kas.
3. Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Prastowo (2015 : 15), laporan keuangan yang dihasilkan
setiap periode adalah :
a. Laporan Posisi
Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi mengenai
posisi keuangan pada saat tertentu yang terdiri dari aktiva,
kewajiban dan ekuitas.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu. Laporan Laba Rugi adalah bagian dari laporan
keuangan yang melaporkan tentang jumlah pendapatan dan jumlah
beban serta saldo laba atau rugi yang dialami oleh unit
usaha/perusahaan selama suatu periode.
Laporan Laba Rugi disusun sebagai berikut :
1. Judul Laporan terdiri dari :
 Nama Unit Usaha/Perusahaan;
 Nama Laporan/Laporan Laba Rugi;
 Periode Laporan.
2. Isi laporan meliputi :
 Pendapatan meliputi penghasilan yang diperoleh melalui
kegiatan usaha maupun penghasilan yang diperoleh dari luar
usaha selama suatu periode;
 Beban meliputi seluruh biaya usaha terdiri dari : Harga
Pokok Produksi; Harga Pokok Penjualan; Biaya
Pemasaran/Penjualan; Biaya Umum dan Administrasi, dan
biaya-biaya di luar usahal selama suatu periode;
 Saldo Laba atau Saldo Rugi yakni selisih antara pendapatan
dan beban selama suatu periode. Terjadi saldo Laba jika
jumlah Pendapatan > jumlah Beban, dan saldo Rugi akan
terjadi jika jumlah Pendapatan < jumlah Beban.
Laporan Laba Rugi dapat disusun dengan bentuk “single step”
atau “multiple step”. Perbedaan di antara kedua bentuk tersebut
terletak pada ehnis pengelompokan dan pelaporan terhadap
pendapatan dan beban untuk menghasilkan Laba atau Rugi
Bersih. Pada single step pendapatan usaha dan pendapatan di
luar usaha digabungkan, kemudian dikurangi dengan hasil
penggabungan beban usaha dan beban di luar usaha untuk
menghasilkan laba atau rugi bersih. Sedangan pada multiple
step jumlah pendapatan usaha dikurangi jumlah beban usaha
untuk menghasilkan laba atau rugi usahal, lalu ditambah atau
dikurangi dengan laba atau rugi di luar usaha untuk memperoleh
laba atau rugi bersih. Laba atau Rugi Di Luar Usaha adalah
selisih antara pendapatan di luar usaha dengan beban di luar
usaha.
3. Penutup Laporan, Seperti halnya Neraca, Laporan Laba Rugi
juga ditandatangani oleh pihak manajemen dan akuntan publik
jika laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik.
Berikut ini adalah laporan laba rugi yang disusun oleh CV X:

Gambar 4
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang


disajikan dalam gambar 4, laporan laba rugi yang disusun oleh CV
X diklasifikasi ke dalam akun pendapatan usaha, pendapatan lain-
lain dan biaya operasi yang terdiri dari biaya administrasi dan
umum. Laporan laba rugi tersebut belum sesuai dengan SAK ETAP
karena tidak ada keterangan secara terperinci dalam akun
pendapatan maupun beban. Seharusnya di dalam laporan tersebut
disebutkan beban apa saja yang masuk ke dalam biaya administrasi
dan umum sehingga beban-beban terebut dapat dituliskan dengan
lengkap dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah contoh laporan
laba rugi dari CV X yang sesuai dengan SAK ETAP:

Gambar 5
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang


disajikan dalam gambar 5, laporan tersebut merupakan laporan laba
rugidengan metode sifat beban. Laporan tersebut mengklasifikasi
pendapatan maupun beban dan dikelompokkan sesuai dengan
sifatnya.
Selain menggunakan metode sifat beban, penulis juga akan
menyajikan laporan laba rugi dengan metode fungsi beban. Dalam
menggunakan metode fungsi beban, akun pendapatan dan beban
dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Contohnya dalam akun
pendapatan diklasifikasi menjadi dua bagian yaitu pendapatan
usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan.
Sedangkan pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang
diperoleh bukandari hasil kegiatan pokok (Bahri, 2016:137).
Akun beban dibagi ke dalam kelompok biaya produksi, biaya
administrasi dan umum dan biaya pemasaran (Bahri, 2016:137).
Yang termasuk dalam biaya produksi adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengankegiatan produksi terhadap produk yang akan
dijual. Yang termasuk dalam biaya administrasi dan umum adalah
biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan sehingga
perusahaan dapat mengoperasionalkan kegiatan usahanya dengan
baik. Lalu yang termasuk biaya pemasaran yaitu mencakup beban-
beban yang digunakan untuk menyelenggarakan pemasaran atau
penjualan barang/jasa dan pengangkutan (Bahri, 2016:137).
Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian pemasaran, biaya
iklan dan lain-lain.
Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019
yang disajikan dalam gambar 6, Beban dibagi kedalam dua fungsi
yaitu beban produksi dan beban administrasi dan umum. Penyajian
dalam metode fungsi beban tersebut akan memberikan informasi
yang relevan dan akurat bagi pengguna laporan keuangan karena
dijelaskan dengan lebih terperinci. Dalam laporan ini, terdapat
informasi tentang penjualan telur bulan Januari 2019 yaitu senilai
Rp1.181.993770. Akun beban dibagi menjadi dua yaitu beban
produksi senilai Rp843.656.441,92 dan beban administrasi dan
umum senilai Rp218.012.292,24.
Berikut adalah laporan laba rugi CV X menggunakan metode fungsi

Gambar 6
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019
c. Laporan Perubahan Ekuitas / Modal
Laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama
satu periode. Laporan perubahan modal adalah laporan yang
melapaorkan perubahan modal/ekuitas unit usaha/perusahaan
selama suatu periode sebagai akibat adanya laba atau rugi, serta
penambahan atau pengurangan investasi oleh pemiliknya selama
periode tertentu. Susunan laporan perubahan modal pada
perusahaan perseorangan, terdiri dari modal pemilik awal ditambah
penambahan investasi baru bila ada dan ditambah laba bersih atau
dikurangi rugi bersih dan dikurangi prive, hasilnya modal pemilik
akhir. Modal pemilik akhir dilaporkan dalam neraca. Laporan
Perubahan Modal disusun sebagai berikut :
1. Judul Laporan terdiri dari :
 Nama Unit Usaha/Perusahaan;
 Nama Laporan/Laporan Perubahan Modal;
 Periode Laporan.
2. Isi laporan meliputi :
 Modal awal periode yaitu modal usaha ketika perusahaan
tersebut baru didirikan, atau modal pada awal periode kalau
perusahaan tersebut suadk beroperasi lebih dari 1 periode;
 Laba atau rugi selama periode bersangkutan yaitu laba atau
rugi bersih yang dilaporkan pada laporan Laba Rugi periode
tersebut. Saldo laba sebagai penambah modal sedangkan
saldo rugi sebagai pengurang modal;
 Penambahan dan atau pengurangan investasi oleh pemilik
selama periode yaitu sebagai penambah modal jika terdapat
tambahan investasi dan mengurangi modal jika terdapat
penarikan/pengambilan investasi oleh pemilik untuk
mentukan saldo modal akhir periode.
3. Penutup Laporan, Seperti halnya Neraca dan Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Modal juga ditandatangani oleh pihak
manajemen dan akuntan publik jika laporan keuangan telah
diaudit oleh akuntanpublik.
Dalam laporan keuangannya, CV X tidak menyajikan laporan
perubahan ekuitas. Karena CV X menyajikan laporan keuangan
bulanan sehingga informasi mengenai saldo laba awal dan akhir
periode tidak diketahui nominalnya. Hal tersebut menyebabkan CV
X tidak menyajikan laporan perubahan ekuitas dalam laporan
keuangannya. Untuk itu penulis akan menyajikan format laporan
perubahan ekuitas berdasarkan Standar AkuntansiKeuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP):

Gambar 8
Format Laporan Perubahan Ekuitas CV X Bulan Januari 2019
d. Laporan Arus Kas
Menunjukkan informasi tentang aliran kas masuk dan kas keluar
bagi aktivitas operasi, investasi, dan keuangan secara terpisah
selama satu periode tertentu. Menurut PSAK No.2 (2009:5) Arus
kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan
arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan
dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas
merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam
aliran/arus kas yaitu:
1. Cash in flow, adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi
yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas
masuk (cash inflow) terdiri dari:
 Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
 Penagihan piutang dari penjualan kredit.
 Penjualan aktiva tetap yang ada.
 Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila
perseroan terbatas.
 Pinjaman/hutang dari pihak lain.
 Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2. Cash out flow, adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas
keluar (cash out flow) terdiri dari:
 Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan
biaya pabrik lain-lain.
 Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi
penjualan.
 Pembelian aktiva tetap.
 Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
 Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
 Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga dan pengeluaran
lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari
suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.
Penyajian laporan arus kas sebagai berikut:
Sumber: CV X, Januari 2019.

Gambar 9
Laporan Arus Kas CV X Bulan Januari 2019
Dalam laporan keuangannya CV X tidak menyajikan laporan
arus kas. Untuk itu penulis menyusun laporan arus kas yang sesuai
dengan SAK ETAP berdasarkan data yang berasal dari buku besar
CV X pada gambar 9. Penulis menyajikan laporan arus kas
menggunakan metode langsung yaitu penyajian laporan arus kas
menggunakan sumber data yang berasal dari akun kas di dalam
buku besar. Jika menggunakan sumber data dari buku besar akun
kas, harus diklasifikasi antara aktivitas investasi, aktivitas operasi
dan aktivitas pendanaan.
Berikut adalah rincian dari tiap aktivitas yang disajikan dalam
laporan arus kas:
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan
piutang, pembayaran hutang dan pengeluaran untuk beban-
beban.
2. Penerimaan Piutang
Data tersebut bersumber pada kolom debit akun Bank BCA
senilai Rp1.724.122.807,71. Karena CV X menjurnal seluruh
penerimaan piutang dagang pada akun “Bank BCA”
3. Pembayaran Hutang
Data tersebut bersumber pada kolom kredit akun Bank BCA
senilai Rp1.226.965.839,54. Karena CV X menjurnal
pembayaran hutang pada akun “Bank BCA”.
4. Pengeluaran Beban-beban
Data tersebut bersumber pada kolom kredit akun kas
ngembal dan kas surabaya. Karena kas ngembal dan kas
surabaya digunakan oleh CV X untuk membayar beban
operasional kandang. Berikut rincian pengeluaran beban oleh
CV X:
1. Beban Gaji Karyawan = Rp96.700.816,95
2. Beban Listrik = Rp6.476.660,00
3. Beban Bahan Bakar = Rp700.000,00
4. Beban Perawatan Kandang = Rp65.477.500,00
5. Beban Perawatan Peralatan Kandang =
Rp759.000,00
6. Beban Perawatan Kandang = Rp15.000,00
Jadi CV X mengalami kenaikan arus kas dari aktivitas
operasi senilaiRp327.027.991,22.
5. Saldo awal senilai Rp82.623.363,00. Informasi tersebut di dapat dari
saldo awal dari akun kas ngembal, kas ngembal dan bank BCA.
Kas Ngembal = Rp2.368.000,00
Kas Surabaya = Rp27.310.800,00
Bank BCA = Rp52.944.563,00
6. Saldo akhir senilai Rp409.651.354,22. Informasi tersebut di dapat
darisaldo akhir dari akun kas ngembal, kas ngembal dan bank BCA
Kas Ngembal = Rp3.918.907,71
Kas Surabaya = Rp38.671.400,00
Bank BCA = Rp367.061.046,51
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Berdasarkan informasi yang diperoleh, CV X tidak menyajikan
catatanatas laporan keuangan. Sehingga tidak bisa menyajikan secara
terperinci mengenai akun-akun yang ada dalam laporan keuangan.
4. Pemakai Laporan Keuangan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laporan keuangan
disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk
kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan
informasi kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap
perusahaan. Artinya pembuatan dan penyusunan laporan keuangan
ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak
intern maupun ekstern perusahaan
Berikut ini penjelasan masing-masing pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan:

1. Pemilik

Pemilik pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut.
Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat
adalah:
a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.

b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan


dalam satu periode
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah di
tetapkan.
2. Manajemen

Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan


keuangan perusahaan yang mereka buat juga memiliki arti tertentu.
Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merpakan
cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini
nilai penting laporan keuangan bagi manajemen.

a. Dengan laporan keuangan yang dibuat manajemen dapat


menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode,
apakah telah mencapai target-target atau tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak.
b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan selama
ini.
c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat
menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang akan
datang.
d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan
keuangan kedepan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasan,
dan pengambilan ke depan sehingga target-target yang
diinginkan dapat tercapai.
3. Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya


pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
Kepentingan pihak kreditor antara lain sebagai berikut:
a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami
kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut
(macet).
b. Pihak kreditor juga perlu memantau terhadap kredit yang sudah
berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar
kewajibannya.
c. Pihak kreditor juga tidak ingin kredit atau pinjaman yang
diberikan justru menjadi beban nasabah dalam pengambilannya
apabila ternyata kemampuan perusahaan di luar dari yang
diperkirakan.
4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang


dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui departemen
keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun
dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodic. Arti penting
laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah:

a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh


keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadapnegara dari
hasil laporan keuangan yang dilaporkan.
5. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanmkan dana di suatu


perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk
memperluas usaha atas kapasitas usahanya di samping memperoleh
dari lembaga keuangan seperti bank dapat juga diperoleh dari
investor melalui penjualan saham. Dalam memilih sumber dana
pihak perusahaan memiliki berbagai pertimbangan tentunya seperti
faktor bunga dan jumlah angsuran ke depan. Namun disisi lain
perusahaan juga ingin memberikan peluang kepemilikan kepada
masyarakat atau pihak lain. Bagi investor yang ingin menanamkan
dananya dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli
saham, perlu mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar
pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan
perusahaan yang akan ditanamnya. Dalam hal ini investor akan
melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang.
Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya
(deviden) serta perkembangan nilai saham ke depan. Setelah itu,
barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham
suatu perusahaan atau tidak (Kasmir, 2012:19).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1
menyatakan bahwa penggunaan laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok, dan usaha kreditor lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Pemakai laporan keuangan
dibagi menjadi dua bagian yaitu pihak internal dan pihak eksternal.
a. Pihak Internal
Yang dimaksud pihak internal adalah pihak yang berada dalam
ruang lingkup perusahaan. Pihak tersebut memerlukan laporan
keuangan untuk mengambil keputusan dan kebijkan-kebijakan yang
dibutuhkan oleh perusahaan di masa mendatang.
b. Pihak Eksternal
Yang dimaksud pihak eksternal yaitu pihak yang berada diluar
lingkup perusahaan, yaitu:
 Investor
Sebagai penanam modal perlu untuk mengetahui hasil dan
posisi keuangan perusahaan dimana ia menanamkan modalnya.
Dari melihat laporan keuangan perusahaan tersebut seorang
investor dapat menentukan kebijakan untuk menanamkan
modalnya kembali, mengurangi modalnya atau bahkan berhenti
menanamkan modalnya.
 Kreditur
Kreditur merupakan pihak yang menyediakan atau menjamin
keuangan perusahaan dengan memberikan pinjaman atau kredit
perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan, pihak kreditur
dapat melihat dan memberikan keputusan apakah perusahaan
tersebut dapat membayar pinjamannya atau tidak dimasa
mendatang.
 Pemasok
Pemasok menggunakan laporan keuangan untuk mengambil
keputusan apakah jumlah yang terutang akan dapat terbayar saat
jatuh tempo nanti atau tidak.
 Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi yang
berarti pada perekonomian nasional, contohnya jumlah orang
yang dipekerjakan atau perlindungan yang diberikan kepada
penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi perusahaan dan
perkembangan terakhir perusahaan serta rangkaian aktivitasnya
C. Persamaan Akuntansi
1. Pengertian Persamaan Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi adalah suatu persamaan untuk
menggambarkan seluruh nilai harta/aktiva yang dimiliki oleh suatu unit
usaha dan asal usul/sumber harta tersebut. Pada tahap ini persamaannya
dinyatakan sebagai berikut :
Harta Unit Usaha = Asal Usulnya/Sumbernya Asal usul atau sumber
harta/aktiva suatu unit usaha adalah dari bukan pemilik (kreditur) dan
dari pemilik (Investor). sehingga persamaan yang semula Harta Unit
Usaha = Asal Usulnya/Sumbernya, menjadi :
Harta Unit Usaha = Berasal dari Bukan Pemilik + Berasal dari
Pemilik. Selanjutnya harta perusahaan yang berasal dari “bukan
pemilik/kreditur”
disebut “Hutang”, sedangkan harta perusahaan yang berasal dari
“pemilik/investor” disebut “Modal/Ekuitas”, sehingga akhirnya
persamaan menjadi :
Harta = Hutang + Modal. Persamaan Persamaan “Harta = Hutang +
Modal” disebut persamaan dasar akuntansi (Accounting Equation).
Prinsp persamaan ini digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan
perusahaan terutama untuk menyusun “Neraca”.
Sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan perusahaan disebut
dengan asset. Contoh asset meliputi kas, tanah, gedung dan perlatan.
Hak atau klaim asset biasanya dibagi berdasarkan dua jenis pemili yaitu
hak kreditur dan hak pemilik. Hak kreditur disebut dengan utang
perusahan atau disebut dengan liabilitas. Hak pemilik disebut dengan
ekuitas pemilik. Hubungan antara keduanya tersebut membentuk
sebuah persamaan sebagai berikut (Warren, Carl S, Reeve, James M.,
Duchac, Jonathan E, 2015):
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Persamaan tersebut disebut sebagai persamaan akuntansi.
Persamaan ini umumnya ditulis dengan posisi kewajiban atau liabilitas
yang ditempatkan lebih dahulu sebelum ekuitas pemilik. Karena utang
terhadap kreditur harus dilunasi terlebih dahulu sebelum investor ketika
perusahaan mengalami kebangkrutan. Dengan kata lain, kewajiban
dianggap lebih lancar atau likuid daripada ekuitas. Hal ini terbukti
konsisten dengan contoh pelaporan keuangan di mana aset lancar
(Current Assets) dan kewajiban lancar (Current Liabilities) selalu
dilaporkan sebelum aset tetap (Fixed Assets/PPE) dan liabilitas jangka
panjang (Long-Term Debt) (Ulfah, 2019, hlm. 1-14).
Persamaan ini berlaku untuk semua aktivitas dan transaksi bisnis.
Aset akan selalu setara dengan kewajiban dan ekuitas pemilik. Jika aset
meningkat, baik kewajiban atau ekuitas pemilik harus meningkat untuk
menyeimbangkan persamaan. Begitu pula sebaliknya, jika aset
menurun maka kewajiban dan ekuitas pemilik juga ikut menurun.
Pengertian persamaan akuntansi adalah keseimbangan dari dua sisi
yaitu antara sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan (pasiva), sehingga
perubahan yang timbul karena adanya transaksi keuangan dan
keseimbangannya akan selalu di pertahankan.Persamaan Akuntansi
adalah pondasi untuk semua sistem akuntansi. Faktanya, seluruh
konsep dan kerangka akuntansi didasarkan pada persamaan akuntansi.
Persamaan akuntansi menyamakan aset perusahaan dengan kewajiban
dan ekuitasnya.Ini menunjukkan semua aset perusahaan diperoleh baik
pendanaan dari utang atau ekuitas. Misalnya ketika sebuah perusahaan
baru dibangun, aset pertama yang dibeli berasal dari dana yang diterima
dari investor atau dari pinjaman (utang).
Persamaan akuntansi merupakan ringkasan dari pencatatan setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Dalam
persamaan tersebut mengambarkan bahwa setiap terjadi transaksi
keuangan padaa perusahan, maka akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada perkiraan aktiva, utang, dan modal.
2. Komponen-Komponen dalam Persamaan Akuntansi
a. Aset
Aset merupakan sebuah sumber daya yang dimiliki atau
dikendalikan oleh sebuah entitas bisnis dan digunakan untuk
manfaat masa depan. Berikut adalah beberapa contoh aset yang
umum (Syaiful Bahri, 2016):
1. Aset Lancar
 Kas
 Piutang
 Biaya Dibayar Dimuka
2. Aset Tetap
 Kendaraan
 Bangunan
3. Aset Tak Berwujud
 Goodwill
 Hak Cipta
 Paten
b. Kewajiban atau Liabilitas
Dalam persamaan akuntansi terdapat komponen kewajiban atau
liabilitas. Kewajiban adalah sejumlah uang yang terhutang pada
pihak lainnya. Kewajiban juga sering disebut sebagai klaim kreditor
atas aset perusahaan karena dianggap sebagai aset yang akan
dimiliki kreditor jika perusahaan mengalami likuidasi. Suatu
kewajiban, dalam istilah yang paling sederhana adalah sejumlah
uang yang terutang kepada orang atau organisasi lain.
Dengan kata lain, kewajiban adalah klaim kreditor atas aset
perusahaan karena ini adalah jumlah aset yang akan dimiliki
kreditor jika perusahaan dilikuidasi (Razali dan Febriansyah, 2019).
Bentuk kewajiban yang umum adalah hutang. Hutang adalah
kebalikan dari piutang. Ketika suatu perusahaan membeli barang
atau jasa dari perusahaan lain secara kredit, hutang dicatat untuk
menunjukkan bahwa perusahaan berjanji untuk membayar
perusahaan lain untuk aset mereka. Berikut adalah beberapa contoh
dari beberapa kewajiban yang paling umum:
 Akun hutang
 Pinjaman bank
 Kredit permanen (LOC)
 Pinjaman pribadi
 Pinjaman karyawan
 Pendapatan diterima dimuka
c. Ekuitas
Ekuitas mewakili porsi aset perusahaan yang dimiliki oleh
pemegang saham atau mitra. Dengan kata lain, pemegang saham
atau mitra memiliki sisa aset setelah semua kewajiban dilunasi.
Pemilik dapat meningkatkan bagian kepemilikan mereka dengan
menyumbangkan uang kepada perusahaan atau mengurangi ekuitas
dengan menarik dana perusahaan.
Demikian juga, pendapatan meningkatkan ekuitas sementara
biaya menurunkan ekuitas (Melda, S., Nadilla, T., Ramadhan, R.,
Iskandar, I., Ridha, A., & Puspita, D., 2020). Berikut adalah
beberapa akun ekuitas umum:
 Modal pemilik
 Penarikan dana pemilik
 Pinjaman karyawan
 Pendapatan diterima dimuka
 Saham biasa
 Modal disetor
3. Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi
a. Keseimbangan Harta dan Modal
Harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
dan merupakan salah satu sumber untuk pembelanjaan dan untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan. Oleh
karena itu, harta harus seimbang dengan modal atau sumber
pembelanjaan.Sumber pembelanjaan yang didapatkan dari
pemiliknya disebut dengan ekuitas atau modal. HARTA = MODAL
b. Hutang ditambah Modal sama dengan Hutang
Harta yang di miliki oleh perusahaan adalah harta yang akan
di gunakan sebagai sumber pembelanjaan dalam kegiatan yang di
peroleh dengan melalui dua sumber yaitu, Pemilik dan Kreditur.
Sumber yang di gunakan untuk pembelanjaan dari pemilik sering di
sebut dengan ekuitas. Sumber pembelanjaan yang sudah di peroleh
dari pihak kreditur kepada pemilk akan menjadi suatu kewajiban
yang akan di kembalikan, hal ini sering di sebut sebagai kewajiban
atau hutang. Sehingga pada unsur ini didapat rumus atau
persamaannya yaitu :
HARTA = HUTANG + MODAL
Dalam operasi sebuah usaha sudah jelas ada kemungkinan
pendapatan dan beban. Pendapat adalah kenaikan harta yang akan
di peroleh dari hasil penjualan sebuah barang atau jasa. Sedangkan
beban adalah penurunan harta, karena merupakan salah satu
pengorbanan yang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan juga
memiliki sifat untuk menambah modal, sedangkan beban akan
memiliki sifat mengurangi modal. Sehingga dengan demikian
pendapatan dan beban yang ada akan mempengaruhi keadaan
modal dalam persamaan dasar akuntansi, dicatat dalam komponen
modal. Akan tetapi, untuk mengembangkan akuntansi maka
pencatatan pendapatan dan beban bisa di pisahkan dari midal.
Sehingga bentuk persamaannya bisa di rumuskan sebagai berikut :
Harta = Utang + Modal + Pendapatan – Beban
4. Fungsi Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi sangat berguna untuk mengetahui tentang
perubahan dari kekayaan dalam perusahaan di setiap transaksi yang
terjadi.Selain itu fungsi dari persamaan akuntansi adalah untuk
mengetahui beberapa aktiva yang sudah di gunakan dan di belanjakan
dalam satu periode akuntansi. Analisis dari pengaruh transaksi ke
persamaan akuntansi di setiap transaksi yang terjadi akan
mempengaruhi posisi dari keuangan perusahaan. Pengaruh pada
transaksi tersebut dapat menambah dan juga dapat mengurangi
komponen keuangan pada perusahaan yaitu : Harta, hutang, dan modal.
Perubahan pada komponen posisi keuangan ini pada persamaan dasar
akuntansi juga dapat di kelompokkan sebagai berikut :
 Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan hutang dengan
jumlah yang sama.
 Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan modal dengan
jumlah yang sama.
 Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dengan perubahan
hutang dan modal dengan jumlah yang sama.
5. Persamaan Akuntansi dalam Transaksi bisnis
Aktivitas atau kondisi ekonomi yang secara langsung mengubah
kondisi keuangan entitas atau secara langsung mempengaruhi hasil
operasional disebut dengan transaksi bisnis.Semua transaksi bisnis
dapat dinyatakan dengan perubahan elemen dalam persamaan
akuntansi. Berikut beberapa penerapan persamaan akuntansi dalam
transaksi bisnis (Harrison Jr Walter T., Horngren, C William Thomas,
Suwardy T, 2013):
 Laporan keuangan
Penerapan dasar akuntansi yang tidak pernah dihilangkan ialah
dalam laporan keuangan. Laporan ini meliputi banyak hal dan
bukan sekedar dalam laporan perusahaan saja. Laporan keuangan
meliputi jumlah saldo masuk dan saldo keluar. Kedua poin ini harus
sama sehingga sesuai dengan prinsip dasar persamaan akuntansi.
Penerapan laporan keuangan sendiri digunakan untuk ragam
kebutuhan dan oleh berbagai kalangan seperti sekolah, toko hingga
rumah tangga.
 Pembukuan
Persamaan akuntansi digunakan dalam pembukuan.
Pembukuan sendiri selalu dimiliki setiap perusahaan guna
memperoleh keseimbangan laporan rekening perusahaan antara
pengeluaran dan pemasukan pada periode tertentu. Dengan
pembukuan yang tepat, perusahaan akan mengetahui detail data-
data yang nantinya digunakan untuk mempertanggung jawabkan
apa yang telah dilakukan perusahaan dalam periode yang
dimaksudkan. Biasanya, bentuknya berupa laporan
pertanggungjawaban untuk memastikan debit kredit yang jelas.
 Laba
Penerapan persamaan akuntansi berhubungan dengan
perhitungan yang laba yang dihasilkan oleh entitas selama suatu
periode keuangan. Laba dapat dijelaskan sebagai pendapatan
dikurangi beban. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan suatu
hal yang dinantikan. Hanya saja, menghitung total keuntungan
perusahaan bukanlah perkara yang mudah. Laba perusahaan baru
bisa dihitung menggunakan layanan penerapan persamaan
akuntansi. Persamaan ini memudahkan perusahaan menghitung
total keuntungan yang seharusnya diperoleh. Apabila jumlah
keuntungan tidak sesuai dengan perkiraan maka hal ini patut
dipertanyakan. Apakah ada kesalahan dalam pencatatan atau
pembukuan, atau malah ada pihak yang melakukan penyelewengan.
 Investasi
Persamaan akuntansi juga berhubungan dalam perhitungan
jumlah keuntungan dari hasil investasi. Investasi merupakan sebuah
proses untuk penanaman modal dan memperoleh keuntungan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam melakukan investasi juga sangat
dibutuhkan penerapaan persamaan dasar ini untuk perhitungan
jumlah keuntungan dari hasil investasi. Jumlah keuntungan
diharapkan bisa melebihi jumlah modal yang ditanamkan saat
melakukan investasi.
D. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan gambaran proses yang memuat prosedur
atas bagaimana pelaporan keuangan dilakukan dan dihasilkan. Siklus
akuntansi pada dasarnya dapat digolongkan dalam 3 tahapan, yaitu :
pencatatan transaksi, pencatatan penyesuaian, dan pelaporan keuangan.
Tahapan-tahapan ini dapat dilihat pada bagan berikut :

1. Tahap Pencatatan Transaksi


Tahap ini akan diawali dengan identifikasi adanya kejadian berupa
transaksi yang akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan.
Terjadinya sebuah transaksi kemudian akan memunculkan dokumen,
yang terbagi atas dokumen eksternal (dokumen sumber) dari pihak
ekternal kemudian diiringi dengan pembuatan dokumen internal
organisasi (perusahaan). Berdasarkan dokumen internal yang dilampiri
dengan dokumen eksternal, akuntan akan melakukan analisis atas
transaksi (misalnya : jenis akun, kode akun, dan jumlah mata uang)
kemudian melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal (journal
entry) dengan sistem pencatatan berpasangan (double entry system).
Sistem berpasangan adalah sebuah sistem yang mensyaratkan bahwa
akuntansi harus dicatat tidak secara tunggal, dalam arti akan memiliki
sisi debit dan sisi kredit dengan jumlah mata uang yang sama
(seimbang) menurut syarat dalam persamaan akuntansi.
Jika proses pencatatan akuntansi dilakukan secara komputerisasi,
maka jurnal yang telah dicatat akan mengelompok secara otomatis
berdasarkan jenis akun dan kode akunnya (chart of account), akan
tetapi jika proses pencatatan dilakukan secara manual atau semi manual
(dengan bantuan komputer), maka akuntan harus mengelompokkannya
secara manual pula. Pengelompokkan ini akan disebut posting dan
hasilnya akan disebut dengan buku besar (disebut ledger untuk sistem
terkomputerisasi, dan disebut general ledger untuk sistem manual atau
semi manual). Saldo setiap akun dalam buku besar kemudian akan
menghasilkan sebuah laporan awal yang disebut dengan neraca saldo
(trial balance).
2. Tahap Pencatatan Penyesuaian
Secara logika, laporan neraca saldo sebenarnya adalah merupakan
dasar dari penyajian laporan keuangan, sehingga dapat menghasilkan
laporan keuangan secara langsung, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
perubahan-perubahan di dalam sebuah akun dalam periode pelaporan
tersebut. Akan tetapi, pada praktiknya, beberapa akun di dalam neraca
saldo mengalami perubahan-perubahan yang disebabkan karena :
1. Perubahan kondisi organisasi.
Dalam perkembangannya, sebuah organisasi dapat atau dituntut
untuk mengalami perubahan seiring dengan perubahan kondisi
pasar, jaman dan persaingan. Hal ini disebabkan karena adanya
asumsi mendasar, bahwa organisasi harus dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Contoh perubahan kondisi organisasi yang
paling sederhana adalah ketika organisasi mengalami pertumbuhan
dan mengalami perubahan kepemilikan dalam struktur modalnya,
sehingga harus dilakukan penilaian kembali (revaluasi) atas aset-
aset yang dimilikinya.
2. Kebijakan internal organisasi.
Kejadian yang paling umum terjadi atas sebuah kebjiakan
internal organisasi misalnya sistem penggajian, dimana gaji untuk
bulan ini akan dibayarkan pada tanggal 1 bulan berikutnya.
Kebijakan ini akan menimbulkan proses tersendiri baik untuk
organisasi yang menyajikan pelaporan keuangan secara bulanan,
triwulan, semester atau tahunan.
3. Kondisi tidak terduga dengan pihak eksternal.
Kondisi ini muncul ketika perubahan kondisi pihak eksternal
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Misalnya pelanggan
yang kemudian membatalkan transaksinya atau debitur yang
kemudian melakukan wanprestasi atas kewajibannya.
4. Asumsi Logis dari Sebuah Akun
Asumsi ini biasanya merupakan estimasi yang mengharuskan
akuntan memilih metode yang tepat untuk melakukan pengukuran
sebuah akun, misalnya penyusutan aktiva tetap dan analisa umur
piutang.
Dengan adanya perubahan-perubahan ini, maka akuntan akan
melakukan proses perubahan saldo di dalam neraca saldo yang disebut
dengan penyesuaian (adjusment) pencatatan sehingga neraca saldo
yang telah dikoreksi tersebut disebut dengan neraca saldo disesuaikan
(adjusted trial balance). Untuk organisasi yang memiliki sistem
terkomputerisasi, maka penyesuaian atas pencatatan tidak
membutuhkan waktu yang lama, akan tetapi jika organisasi masih
memiliki sistem yang belum terkomputerisasi (manual), maka akuntan
harus melakukan penyesuaian ini di dalam sebuah kertas kerja yang
disebut dengan neraca lajur.
3. Tahap Pelaporan
Setelah neraca saldo telah dikoreksi (neraca saldo disesuaikan)
sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam organisasi (perusahaan),
maka akuntan dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan, berupa
: laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Termasuk dalam
tahapan ini pula, maka akuntan akan melakukan pencatatan untuk
menutup saldo akun (jurnal penutup atau closing entries) di dalam
laporan laba rugi, menyesuaikannya dalam akun saldo laba/laba ditahan
(retained earnings) di laporan posisi keuangan, kemudian menyiapkan
laporan neraca saldo setelah penutupan buku (post-closing trial
balance) yang merupakan proses akhir dari siklus akuntansi.
Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi
yang panjang. Pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel.
Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut sebagai siklus akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum.
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan
perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu Prinsip-prinsip dan kaidah
akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-teknik dari
segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dicatat dalam
suatu periode tertentu.
Pada umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai
pada pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dilanjutkan dengan adanya
saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik.
Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam membuat siklus
akuntansi secara umumyaitu :
1. Mengindentifikasi Transaksi
Tahapan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan, yaitu
dengan mencari tahu transaksi apa saja yang berlangsung selama suatu
periode. Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi
posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang
handal/wajar untuk dicatat. Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi
dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan,
pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung,
dan lain sebagainya. Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya.
Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul
dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.Dalam
tahapan ini kita memerlukan bukti-bukti transaksi yang ada.
Bukti transaksi sendiri adalah dokumen pendukung yang berisi data
transaksi yang dibuat setelah melakukan transaksi untuk kebutuhan
pencatatan keuangan. Fungsi pokok bukti transaksi adalah sebagai
perekam pertama setiap transaksi yang dilakukan perusahaan. Biasanya
berupa kwitansi, cek, faktur, dan lain-lain.
2. Mencatat Transaksi ke dalam Jurnal
Setelah mengidentifikasi transaksi-transaksi apa saja yang terjadi
selama suatu periode, tahapan selanjutnya adalah mencatat transaksi-
transaksi tersebut ke dalam sebuah jurnal.
Jurnal merupakan catatan yang pertama kali dalam proses
pencatatan (Book of original Entry), oleh karena itu jurnal merupakan
sumber pokok bagi catatan-catatan lainnya. Jurnal merupakan aktivitas
meringkas dan mencatat transaksi perusahaan berdasarkan dokumen
dasar. Tempat untuk mencatat dan meringkas transaksi tersebut disebut
dengan buku jurnal.
Ada dua macam jurnal :
a. Jurnal umum (General Journal)
b. Jurnal Khusus (Special Journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi keuangan yang sering terjadi.
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal
memberikan informasi berikut:
 Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena
memungkinkan kapan terjadinya transaksi
 Nama perkiraan
 Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
 Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Aturan Pendebitan dan Pengkreditan :
Saldo Pada
Jenis Rekening Pertambahan Pengurangan
Umumnya
Aktiva Debit Kredit Debit
Hutang Kredit Debit Kredit
Rekening Modal :
Modal Kredit Debit Kredit
Prive Debit Kredit Debit
Penghasilan Kredit Debit Kredit
Biaya Debit Kredit Debit

Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:


1) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya
dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
2) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva,
kewajiban atau modal).
3) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami
penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
4) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
5) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
3. Memindahbukukan Transaksi pada Jurnal ke Buku Besar
Tahapan selanjutnya adalah memindahbukukan atau
posting.Posting adalah aktivitas memindahkan catatan di buku jurnal ke
dalam buku besar sesuai dengan jenis transaksi dan nama perkiraan
masing-masing.
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi dan
merupakan penggolongan rekening sejenis. Buku besar merupakan
dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba/rugi.
Banyaknya jenis dan macam transaksi dalam suatu perusahaan
mengharuskan dibuatnya suatu rekening. Rekening tersebut perlu diberi
identitas yaitu pemberian nomor kode. Maksud dari pemberian kode
adalah untuk mengidentifikasikan transaksi yang terjadi, sehingga
transaksi keuangan yang sudah mempunyai identitas dapat dicatat
dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar.
Kode rekening pada buku besar, ada beberapa macam antara lain :
a. Sistem Numerical, merupakan cara yang paling mudah, masing-
masing rekening dapat diberi nomor dengan bebas.
b. Sistem Decimal, sistem ini menggunakan dasar 10 unit angka dari 0
sampai dengan 9.
c. Sistem Muemonic, sistem ini menggunakan huruf-huruf untuk kode
perkiraan/rekening.
d. Sistem Kombinasi Huruf dan Angka
Halaman :11
Debi
Tanggal Keterangan Ref t Kredit
Kas 300.000,0
April 1 ………………………. 15 0 -
Penjualan
………….. 40 - 300.000,00
Keterangan : Penjualan tunai
hari ini

KAS
Halaman
:15
Debi
Tanggal Keterangan Ref t Kredit D/K Saldo
300.000,0 300.000,0
April 1 Penjualan Tunai 11 0 - D 0

PENJUALAN
Halaman
:40
Debi
Tanggal Keterangan Ref t Kredit D/K Saldo
300.000,0 300.000,0
April 1 Penjualan Tunai 11 - 0 D 0
Hubungan Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger) perlu dibuat apabila
diperlukan perincian terhadap informasi yang dikumpulkan dalam buku besar.
Contoh :
No. Buku Besar Buku Besar Pembantu
1. Rekening Piutang Dagang Kartu Piutang
2. Rekening Barang Dagangan Kartu Persediaan
3. Rekening Aktiva Tetap Kartu Aktiva Tetap
4. Rekening Hutang Dagang Kartu Hutang

4. Menyusun Neraca Saldo


Neraca saldo merupakan pengelompokan saldo akhir di dalam
buku besar atau daftar yang berisi kumpulan seluruh rekening/perkiraan
buku besar. Neraca saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau
dapat juga disiapkan kapan saja. Untuk menyiapkan neraca saldo, saldo
tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Cara membuat neraca
saldo ini sangatlah mudah, yaitu dengan mengutip atau menyalin saldo
semua akun yang ada dalam buku besar.
Tujuan Pembuatan Neraca Saldo (Trial Balance)
1. Untuk membuktikan keseimbangan antara jumlah debit dan jumlah
kredit pada buku besar.
2. Merupakan ringkasan yang praktis dari rekening-rekening buku
besar, yang sekaligus merupakan suatu sumber informasi yang baik
dalam penyusunan laporan keuangan.
Kesalahan yang tidak terlihat dalam trial balance antara lain:
1. Suatu transaksi lupa dibukukan.
2. Pencatatan dengan jumlah yang salah, meskipun jurnal dan
postingnya benar.
3. Pendebetan dan pengkreditan pada rekening yang keliru.
4. Kesalahan kompensasi atau pengurangan (compensating or
offsetting error)
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan
dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada
pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu
periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca
saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.
5. Membuat Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi setelah
penyusunan Neraca Saldo. Jurnal penyesuaian dibuat untuk
menyesuaikan angka-angka yang tersebut dalam neraca saldo agar
dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan
tuntutan dalam penyajian laporan keuangan. Jurnal penyesuaian
(adjusting journal entries) dibuat pada hakikatnya adalah untuk
mengoreksi perkiraan-perkiraan tertentu sehingga mencerminkan
keadaan aktiva, kewajiban, biaya, pendapatan dan modal yang
sebenarnya. Akun-akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian
seperti beban yang masih harus dibayar (utang), pendapatan yang masih
harus diterima (piutang), penurunan nilai aktiva (yang bersifat tetap dan
bersifat habis terpakai), beban dibayar di muka, pendapatan diterima di
muka, dan piutang tak tertagih.
Ada 2 keadaan yang menyebabkan jurnal penyesuaian perlu dibuat:
1. Keadaan dimana suatu transaksi telah terjadi, tetapi informasi ini
belum dicatat dalam perkiraan.
2. Keadaan dimana suatu transaksi telah dicatat dalam perkiraan
tetapi saldo perkiraan yang bersangkutan perlu dikoreksi untuk
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Setelah membuat jurnal penyesuaian, seperti setelah membuat
jurnal umum, akan harus dilakukan posting kembali isi jurnal
penyesuaian ke dalam buku besar.
6. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah disusun ayat penyesuaian atas akun-akun tertentu, akun-
akun yang bersangkutan tersebut pasti mengalami perubahan nilai atau
nominal. Cara membuatnya tidak jauh beda dengan neraca saldo, yaitu
dengan melihat saldo pada buku besar setelah diposting jurnal
penyesuaian ke dalam buku besar.Sehingga nilai saldonya perlu
disesuaikan kembali dengan menyusun neraca saldo setelah
penyesuaian.
Maka untuk selanjutnya yang harus kita lakukan adalah membuat
Neraca Lajur atau worksheet. Neraca lajur adalah suatu kertas yang
berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus
untuk menghimpun semua data-data akuntansi yang dibutuhkan pada
saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara
sistematis. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat disebut kertas kerja yang
digunakan sebagai alat pembantu dalam menyusun laporan keuangan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perubatan
neraca lajur adalah:
1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo
dan datadata
3. penyesuaian sehingga merupakan persiapan sebelum disusun
lapoan keuangan yang formal
4. Untuk memudahkan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam
pembuatan jurnal penyesuaian.
Kemudian dalam neraca lajur terbentuklah Neraca dan Rugi/laba
sebagai dasar pembuatan laporan keuangan
7. Menyusun Laporan Keuangan
Setelah membuat neraca saldo disesuaikan, tahap selanjutnya
adalah menyusun laporan keuangan berdasarkan neraca saldo tersebut.
Perusahaan untuk mengetahui perkembangan maju dan mundurnya
suatu usaha maka dibuat dalam suatu laporan keuangan. Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut.
Menurut SAK, laporan keuanganperusahaan terdiri dari:
a. Laporan laba / rugi (Income statement).
b. Laporan perubahan ekuitas (Capital statement).
c. Neraca atau laporan posisi keuangan (Balance sheet).
d. Laporan Arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut pada umumnya disajikan pada akhir periode
atau per tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan.
a. Laporan Laba / Rugi (Income Statement).
Laporan laba/rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan
sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi bersih. Keuntungan
perusahaan dihitung selisih antara jumlah pendapatan lebih besar
dengan beban. Sebaliknya perusahaan menderita kerugian maka
dihitung selisih jumlah antara jika pendapatan lebih kecil dari pada
beban.
b. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi
penjelasan tentnag perubahan ekuitas perusahaan setelah
perusahaan melakukan kegiatan operasional nya selama periode
akuntansi tertentu. Laporan keuangan yang harus dibuat oleh
perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut..
c. Laporan Posisi Keuangan/ Neraca
Laporan Posisi Keuangan atau Neraca adalah laporan yang
menggambarkan posisi Aset, Liabilitas dan Aset Bersih pada
tanggal tertentu.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan
informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk
memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan
informasi lebih lanjut.
8. Membuat Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menutup akun-akun nominal sementara. Akibat
penutupan ini, saldo akun-akun tersebut akan menjadi 0 (nol) pada awal
periode akuntansi. Akun yang ditutup adalah akun nominal dan akun
pembantu modal.
Agar lebih jelas, akun nominal adalah akun yang pada akhir
periode dilaporkan dalam laporan laba rugi sedangkanakun riil adalah
akun yang pada akhir periode dilaporkan dalam neraca.
Yang termasuk akun nominal adalah pendapatan dan beban,
sedangkan akun pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi.
Setelah jurnal penutup diposting ke setiap akun, maka yang tersisa
adalah perkiraan riil(assets, liabilities, capital/equity).
Tujuan jurnal penutup ini adalah menghindari terjadinya
perhitungan ulang pada periode akuntansi berikutnya. Jadi, yang
ditutup meliputi akun-akun pendapatan, beban dan perubahan modal.
Seperti jurnal-jurnal sebelumnya, setelah membuat jurnal penutup,
akan harus diposting kembali isi jurnal penutup ke dalam buku besar.
Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Mendebet setiap perkiraan pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya.
Mengkredit ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan.
Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi
kredit dari ikhtisar laba rugi
b. Menkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya.
Mendebet ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal
ini memindahkan jumlah total beban kedalam sisi debet dari
ikhtisar laba rugi.
c. Mendebet ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan
mengkredit perkiraan modal.
d. Mengkredit perkiraan pengambilan pribadi sebesar nilai sisa
debetnya . mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.
9. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penutup
Setelah ayat jurnal penutup dibuat dan diposting ke masing-masing
buku besar akun terkait adalah menyiapkan neraca saldo setelah
penutupan (post-closing trial balance) sesuai dengan namanya, laporan
ini hanyalah berisi saldo akhir dari masing-masing akun neraca
(kas,piutang usaha,perlengkapan,utang usaha, dan seterusnya) yang
akan dibawa sebagai saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya.
Jadi, dalam neraca saldo setelah penutupan ini sudah tidak ada lagi
saldo akun prive dan saldo akun-akun laporan laba rugi karena telah
ditutup lewat ayat jurnal penutup sehingga bersaldo nol.
Tujuan dari neraca ini adalah untuk melihat apakah akun telah
seimbang (balance) untuk selanjutnya memulai kegiatan akuntansi pada
periode baru. Cara membuatnya adalah dengan melihat saldo di buku
besar setelah dilakukan posting dari jurnal penutup ke buku besar.
10. Jurnal Pembalik
Jurnal Pembalik adalah jurnal yang dibuat sebelum awal periode
akuntansi yang baru dimulai dengan tujuan untuk memudahkan proses
pencatatan akuntansi pada periode selanjutnya.

C. Studi Kasus
1. Soal
Tuan Prabowo mewujudkan ambisinya dengan mendirikan klub sepakbola
profesional. Ia menginginkan klub ini dikelola secara baik dari segi manajemen dan
administrasinya. Nama klub yang ia dirikan adalah “RAIDERS”. Berikut di bawah
ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama 1 bulan kegiatan klub RAIDERS.
1 Januari 2003 Tn. Prabowo menyetorkan dana tunai sebesar Rp. 10.000.000.000
sebagai setoran modalnya.
2 Januari 2003 Menyewa base camp dan lapangan bola selama 3 tahun, dibayar
dimuka, sebesar Rp.90.000.000
2 Januari 2003 Membeli perlengkapan tim berupa kostum, bola, dan alat-alat
lainnya senilai Rp.17.500.000
3 Januari 2003 Diterima uang dari Bank Garda Nasional sebesar Rp.150.000.000
untuk pemasangan sponsor.
4 Januari 2003 Penerimaan uang dari Alcatel Corp untuk pemasangan iklan
sponsor Rp.100.000.000
5 Januari 2003 Membayar jasa perawatan lapangan Rp. 1.000.000
5 Januari 2003 Menerima pendapatan iklan dan sponsor dari Coca Cola
Company Rp.75.000.000
6 Januari 2003 Dibayar tunai biaya kesehatan bagi para pemain bola
Rp.5.000.000
6 Januari 2003 Membeli Bus Mercedes Benz OH Prima Intercooler seharga
Rp.450.000.000 melalui perusahaan leasing.Uang muka
pembelian Rp.100.000.000, sisanya dibayar secara kredit.
8 Januari 2003 Pembayaran gaji pemain dan ofisial untuk minggu pertama
Rp.28.500.000
8 Januari 2003 Beban Makan dan minum tim RAIDERS untuk minggu
pertama Rp. 4.000.000 dibayar secara kredit.
10 Januari 2003 Membayar premi asuransi untuk seluruh anggota tim
Rp.2.350.000
12 Januari 2003 Memerima dana pembinaan dari PSSI senilai Rp. 100.000.000
12 Januari 2003 Membeli pemain asing dari Brasil, Mr. Cabecao Dacosta seharga
Rp. 350.000.000 dari klub brasil SATA.
13 Januari 2003 Membeli pemain lokal dari PS. Bekonang , Totok Jawoto,
seharga Rp. 13.500.000
14 Januari 2003 Membeli peralatan rumah tangga untuk asrama pemain senilai
Rp. 7.000.000
15 Januari 2003 Membayar beban listrik, telepon, air pam,langganan internet,
dengan jumlah Rp.5.235.000
16 Januari 2003 Pembayaran gaji minggu kedua Rp. 28.500.000
16 Januari 2003 Membayar secara kredit beban makan dan minum Rp. 4.200.000
17 Januari 2003 Menerima pembayaran dari penerimaan karcis pertandingan
persahabatan di Surabaya senilai Rp. 35.000.000
17 Januari 2003 Beban transport perjalanan ke Surabaya Rp. 5.000.000
17 Januari 2003 Dibayarkan honor dan uang suka pemain selama di Surabaya Rp.
20.000.000
18 Januari 2003 terjadi kecelakaan pada saat latihan yang mengakibatkan
cederanya salah seorang pemain untuk itu harus dirawat di rumah
sakit, beban yang timbul dari kejadian ini adalah sebesar Rp.
2.500.000
25 Januari 2003 Pembayaran gaji minggu ketiga Rp. 30.000.000
25 Januari 2003 Melunasi beban makan dan minum minggu pertama dan kedua
Rp. 8.200.000 dan membayar tunai beban makan dan minum
mingu ketiga sebesar Rp. 3.700.000
26 Januari 2003 Tn. Prabowo kembali menanamkan modal senilai
Rp.500.000.000 secara tunai untuk klub RAIDERS.
31 Januari 2003 Pembayaran gaji pemain dan ofisial untuk minggu terakhir
sebesar Rp.29.750.000
31 Januari 2003 Beban Makan dan Minum minggu terakhir dibayar tunai
Rp.5.000.000
31 Januari 2003 Beban perlengkapan sebesar Rp. 1.500.000
31 Januari 2003 Beban Penyusutan Bus Rp. 1.700.000 dan Beban penyusutan
peralatan mess/asrama Rp.250
2. Penyelesaian
Langkah 1. Mencatat transaksi ke dalam Jurnal Umum:
PS. RAIDERS
Jurnal Umum
Januari 2003

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Januari 2003 Kas 10,000,000
Modal Tn Prabowo 10,000,000
(untuk mencatat setoran modal Tn. Prabowo)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


02 Januari 2003 Sewa Dibayar Dimuka 90,000
Kas 90,000
(untuk mencatat pembayaran sewa base camp dan lapangan selama 3 tahun)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


02 Januari 2003 Perlengkapan 17,500
Kas 17,500
(untuk mencatat pembelian perlengkapan secara tunai)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


03 Januari 2003 Kas 150,000
Pendapatan Sponsor 150,000
(untuk mencatat penerimaan kas dari sponsor Bank Garda Nasional)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


04 Januari 2003 Kas 100,000
Pendapatan Sponsor 100,000
(untuk mencatat penerimaan kas dari sponsor Alcatel Corp.)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


05 Januari 2003 Beban Perawatan lapangan 1,000
Kas 1,000
(untuk mencatat pembayaran beban perawatan lapangan bola)
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
05 Januari 2003 Kas 75,000
Pendapatan Sponsor 75,000
(untuk mencatat penerimaan kas dari sponsor Coca Cola Company)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


06 Januari 2003 Beban Kesehatan 5,000
Kas 5,000
(untuk mencatat pembayaran beban kesehatan pemain bola)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


06 Januari 2003 Kendaraan Bus 450,000
Kas 100,000
Utang Leasing 350,000
(untuk mencatat pembelian kendaraan berupa bus senilai Rp. 450.000 secara kredit dengan
uang muka sebesar Rp. 100.000)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


08 Januari 2003 Beban Gaji dan Ofisial 28,500
Kas 28,500
(untuk mencatat pembayaran beban gaji pemain dan ofisial tim sepak bola untuk minggu ke-
1)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


08 Januari 2003 Beban Konsumsi 4,000
Utang Dagang 4,000
(untuk mencatat pembayaran beban konsumsi tim PS. Raiders untuk minggu ke-1 secara
kredit)
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
10 Januari 2003 Beban Premi Asuransi 2,350
Kas 2,350
(untuk mencatat pembayaran beban Premi Asuransi seluruh Tim PS Raiders)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


12 Januari 2003 Kas 100,000
Pendapatan bantuan PSSI 100,000
(untuk mencatat penerimaan pendapatan bantuan pembinaan dari PSSI)
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
12 Januari 2003 Pemain Bola 350,000
Kas 350,000
(untuk mencatat pembelian pemain bola Cabecao Dacosta dari Brasil)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


13 Januari 2003 Pemain Bola 13,500
Kas 13,500
(untuk mencatat pembelian pemain bola Totok Jawoto dari PS Bekonang)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


14 Januari 2003 Peralatan 7,000
Kas 7,000
(untuk mencatat pembelian peralatan rumah tangga secara tunai)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


15 Januari 2003 Beban Listrik, air, telepon dan internet 5,235
Kas 5,235
(untuk mencatat pembayaran beban Listrik, air, telepon dan internet secara tunai )

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


16 Januari 2003 Beban Gaji dan Ofisial 28,500
Kas 28,500
(untuk mencatat pembayaran beban gaji pemain dan ofisial tim sepak bola untuk minggu ke-
2)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


16 Januari 2003 Beban Konsumsi 4,200
Utang Dagang 4,200
(untuk mencatat pembayaran beban konsumsi tim PS. Raiders untuk minggu ke-2 secara
kredit)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


17 Januari 2003 Kas 35,000
Pendapatan Penjualan Tiket 35,000
(untuk mencatat penerimaan kas dari penjualan tiket pertandingan sepak bola di Surabaya)
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
17 Januari 2003 Beban Transportasi 5,000
Kas 5,000
(untuk mencatat pembayaran beban transportasi perjalanan ke Surabaya)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


17 Januari 2003 Beban honor Pertandingan 20,000
Kas 20,000
(untuk mencatat pembayaran beban honor dan uang saku seluruh Tim PS Raiders selama
pertandingan di Surabaya)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


18 Januari 2003 Beban Kesehatan 2,500
Kas 2,500
(untuk mencatat pembayaran beban kesehatan yaitu perawatan di rumah sakit untuk pemain
bola yang mengalami cedera )
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
25 Januari 2003 Beban Gaji dan Ofisial 30,000
Kas 30,000
(untuk mencatat pembayaran beban gaji pemain dan ofisial tim sepak bola untuk minggu ke-
3)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


25 Januari 2003 Beban Konsumsi 3,700
Kas 3,700
(untuk mencatat pembayaran beban konsumsi tim PS. Raiders untuk minggu ke-3 secara
tunai)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


25 Januari 2003 Utang Dagang 8,200
Kas 8,200
(untuk mencatat pelunasan utang dagang beban konsumsi minggu 1 dan 2)
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
26 Januari 2003 Kas 500,000
Modal Tn Prabowo 500,000
(untuk mencatat penambahan setoran modal Tn. Prabowo)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Gaji dan Ofisial 29,750
Kas 29,750
(untuk mencatat pembayaran beban gaji pemain dan ofisial tim sepak bola untuk minggu ke-
4)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Konsumsi 5,000
Kas 5,000
(untuk mencatat pembayaran beban konsumsi tim PS. Raiders untuk minggu ke-4 secara
tunai)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Perlengkapan 1,500
Perlengkapan 1,500
(untuk mencatat pemakaian perlengkapan sebesar Rp. 1.500)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Peny. Kendaraan Bus 1,700
Akum. Peny. Kendaraan Bus 1,700
(untuk mencatat beban penyusutan kendaraan bus untuk bulan Januari 2009)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Penyusutan Peralatan 250
Akumulasi Penyusutan Peralatan 250
(untuk mencatat beban penyusutan peralatan untuk bulan Januari 2009)
Langkah 2. Melakukan posting dari jurnal ke buku besar perkiraan masing-
masing.

Nama Perkiraan : Kas


Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
1-Jan Setoran tunai Modal 10,000,000 - 10,000,000
2-Jan Pembayaran Sewa Dibayar Dimuka - 90,000 9,910,000
2-Jan Pembelian Perlengkapan - 17,500 9,892,500
3-Jan Penerimaan Pendapatan Sponsor Bank Garda 150,000 - 10,042,500
4-Jan Penerimaan Pendapatan Sponsor Alcatel 100,000 - 10,142,500
5-Jan Pembayaran Beban Perawatan Lapangan - 1,000 10,141,500
5-Jan Penerimaan Pendapatan Sponsor Coca Cola 75,000 - 10,216,500
6-Jan Pembayaran Beban Kesehatan - 5,000 10,211,500
6-Jan Pembayaran Uang Muka Pembelian Kend. Bus - 100,000 10,111,500
8-Jan Pembayaran beban Gaji Minggu ke 1 - 28,500 10,083,000
10-Jan Pembayaran Premi Asuransi - 2,350 10,080,650
12-Jan Penerimaan Dana Bantuan dari PSSI 100,000 - 10,180,650
12-Jan Pembelian Pemain Bola - 350,000 9,830,650
13-Jan Pembelian Pemain Bola - 13,500 9,817,150
14-Jan Pembelian Peralatan - 7,000 9,810,150
15-Jan Pembayaran Beban Listrik, air, telp., internet - 5,235 9,804,915
16-Jan Pembayaran gaji minggu ke-2 - 28,500 9,776,415
17-Jan Penerimaan Pendapatan Tiket 35,000 - 9,811,415
17-Jan Pembayaran Beban transportasi - 5,000 9,806,415
17-Jan Pembayaran honor pertandingan - 20,000 9,786,415
18-Jan Pembayaran Beban Kesehatan - 2,500 9,783,915
25-Jan Pembayaran gaji minggu ke-3 - 30,000 9,753,915
25-Jan Pembayaran benban Konsumsi Minggu ke-3 - 3,700 9,750,215
25-Jan Pembayaran Utang Dagang Beban Konsumsi - 8,200 9,742,015
26-Jan Setoran Tunai Modal 500,000 - 10,242,015
31-Jan Pembayaran gaji minggu ke-4 - 29,750 10,212,265
31-Jan Pembayaran benban Konsumsi Minggu ke-4 - 5,000 10,207,265

Nama Perkiraan : Perlengkapan


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 2 Pembelian 17.500 - 17.500
23 Pemakaian
Perlengkapan - 1.500 16.000
Nama Perkiraan : Pemain Bola
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Pembelian C.
Jan 7 Dacosta 350.000 - 350.000
Pembelian T.
20 Jawoto 13.500 - 363.500

Nama Perkiraan : Peralatan


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
14 Pembelian 7.000 - 7.000

Nama Perkiraan : Akumulasi Penyusutan Peralatan


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan Penyusutan Bulan
31 Januari - 250 250

Nama Perkiraan : Kendaraan Bus


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
6 Pembelian 450.000 - 450.000

Nama Perkiraan : Akumulasi Penyusutan Kendaraan Bus


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan Pembayaran sewa 3
2 tahun 90.000 - 90.000

Nama Perkiraan : Utang Leasing


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan Pembelian
6 Kendaraan Bus - 350.000 350.000

Nama Perkiraan : Utang Dagang


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 8 Konsumsi Minggu 1 - 4.000 4.000
16 Konsumsi Minggu 2 - 4.200 8.200
25 Pelunasan 8.200 - 0

Nama Perkiraan : Modal


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 1 Setoran Modal Tn.
-
Prabowo 10.000.000 10.000.000
26 Setoran Modal Tn.
-
Prabowo 500.000 10.500.000

Nama Perkiraan : Pendapatan Sponsor


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 3 Penerimaan dari
Bank Garda - 150.000 150.000
4 Penerimaan dari
Alcatel - 100.000 250.000
5 Penerimaan dari
Coca Cola - 75.000 325.000

Nama Perkiraan : Pendapatan Penjualan Tiket


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
17 Penerimaan - 35.000 35.000

Nama Perkiraan : Pendapatan bantuan dana PSSI


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
12 Penerimaan - 100.000 100.000

Nama Perkiraan : Pendapatan Sponsor


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 3 Penerimaan dari
Bank Garda - 150.000 150.000
4 Penerimaan dari
Alcatel - 100.000 250.000
5 Penerimaan dari
Coca Cola - 75.000 325.000

Nama Perkiraan : Beban Gaji Pemain dan Ofisial


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 8 Gaji minggu 1 28.500 - 28.500
16 Gaji minggu 2 28.500 - 57.000
25 Gaji minggu 3 30.000 - 87.000
31 Gaji minggu 4 29.750 - 116.750

Nama Perkiraan : Beban Konsumsi


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 8 Konsumsi minggu 1 4.000 - 4.000
16 Konsumsi minggu 2 4.200 - 8.200
25 Konsumsi minggu 3 3.700 - 11.900
31 Konsumsi minggu 4 5.000 - 16.900

Nama Perkiraan : Beban Kesehatan


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan 6 Pembayaran 5.000 - 5.000
Pembayaran rumah
18 sakit 2.500 - 7.500
Nama Perkiraan : Beban Listrik, Air, Telepon dan Internet
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
8 Beban Bulan Januari 5.235 - 5.235

Nama Perkiraan : Beban Premi Asuransi


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
10 Beban Bulan Januari 2.350 - 2.350

Nama Perkiraan : Beban Perawatan Lapangan


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
5 Beban Bulan Januari 1.000 - 1.000

Nama Perkiraan : Beban Transportasi


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
17 Pembayaran 5.000 - 5.000

Nama Perkiraan : Beban honor pertandingan pemain dan ofisial


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jan
17 Pembayaran 20.000 - 20.000
Langkah 3 : Membuat Neraca Saldo untuk mengetahui kebenaran posting
yang anda lakukan.

NERACA SALDO

PS. RAIDERS
Januari 2003
Neraca Saldo
Perkiraan
Debit Kredit
Kas 10,207,265 -
Perlengkapan 16,000 -
Pemain Bola 363,500 -
Peralatan 7,000 -
Akumulasi Penyusutan Peralatan - 250
Kendaraan Bus 450,000 -
Akumulasi Penyusutan Kend. Bus - 1,700
Sewa BC Lapangan dibayar dimuka 90,000 -
Utang Leasing - 350,000
Utang Dagang - -
Modal - 10,500,000
Pendapatan Sponsor - 325,000
Pendapatan penjualan Tiket - 35,000
Pendapatan bantuan PSSI - 100,000
Beban gaji Pemain dan Ofisial 116,750 -
Beban Konsumsi 16,900 -
Beban Kesehatan 7,500 -
Beban Listrik, air, telepon &internet 5,235 -
Beban Transportasi 5,000 -
Beban Perawatan Lapangan 1,000 -
Beban Premi Asuransi 2,350 -
Beban Honor Pertandingan 20,000 -
Beban Perlengkapan 1,500 -
Beban Penyusutan Peralatan 250 -
Beban penyusutan Kendaraan Bus 1,700 -
11,311,950 11,311,950
Langkah 4 : Membuat Ayat-ayat Jurnal Penyesuaian
Namun setelah diperiksa ternyata masih ada transaksi yang belum dibukukan dalam
catatan akuntansi PS. Raiders yaitu antara lain:
1. Gaji ofisial yang masih kurang dibayar sebesar Rp. 7.500.000
2. Biaya perawatan lapangan yang masih harus dibayar sebesar Rp. 2.500.000
3. Beban iklan di Surat Kabar bulan Januari 2003 adalah Rp. 3.000.000
4. Pajak Penghasilan yang masih terutang adalah sebesar Rp. 5.258.500
5. Perlengkapan yang masih tersisa untuk bulan Januari 2003 sebesar Rp.
8.250.000
6. Perbaikan bus sebesar Rp. 2.450.000 belum dibayar.
7. Beban Cleaning Service (kebersihan) unuk bulan Januari 2003 yang belum
ditagih adalah sebesar Rp.500.000
Atas informasi di atas langkah kita berikutnya adalah membuat Jurnal Penyesuaian.
Jurnal Penyesuaian
PS. RAIDERS
31 Januari 2003
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
31 Januari 2003 Beban gaji Pemain dan Ofisial 7,500
Utang gaji 7,500
(untuk mencatat Gaji ofisial yang masih kurang dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Perawatan lapangan bola 2,500
Utang Perawatan lapangan bola 2,500
(untuk mencatat Biaya perawatan lapangan yang masih harus dibayar sebesar
Rp.2.500)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Iklan 3,000
Utang iklan 3,000
(untuk mencatat Beban iklan di Surat Kabar bulan Januari 2003)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Pajak Penghasilan 5,258
Utang Pajak Penghasilan 5,258
(untuk mencatat Pajak Penghasilan yang masih terutang dan belum dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Perlengkapan 7,750
Utang Perlengkapan 7,750
(untuk mencatat penggunaan Perlengkapan yang belum dicatat)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Perbaikan Kendaraan Bus 2,450
Utang Perbaikan kendaraan Bus 2,450
(untuk mencatat Beban Perbaikan bus sebesar Rp. 2.450belum dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


31 Januari 2003 Beban Kebersihan 500
Utang Kebersihan 500
(untuk mencatat Beban Cleaning Service (kebersihan) unuk bulan Januari 2003
yang belum ditagih adalah sebesar Rp.500)
Langkah 5 : Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
PS. RAIDERS
31 Januari 2003
Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian Nerca Saldo Disesuaikan
Perkiraan
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Kas 10,207,265 - - - 10,207,265 -
Perlengkapan 16,000 - - 7,750 8,250 -
Pemain Bola 363,500 - - - 363,500 -
Peralatan 7,000 - - - 7,000 -
Akumulasi Penyusutan Peralatan - 250 - - - 250
Kendaraan Bus 450,000 - - - 450,000 -
Akumulasi Penyusutan Kend. Bus - 1,700 - - - 1,700
Sewa BC Lapangan dibayar dimuka 90,000 - - - 90,000 -
Utang Leasing - 350,000 - - - 350,000
Utang Dagang - - - - - -
Modal - 10,500,000 - - - 10,500,000
Pendapatan Sponsor - 325,000 - - - 325,000
Pendapatan penjualan Tiket - 35,000 - - - 35,000
Pendapatan bantuan PSSI - 100,000 - - - 100,000
Beban gaji Pemain dan Ofisial 116,750 - 7,500 - 124,250 -
Beban Konsumsi 16,900 - - - 16,900 -
Beban Kesehatan 7,500 - - - 7,500 -
Beban Listrik, air, telepon &internet 5,235 - - - 5,235 -
Beban Transportasi 5,000 - - - 5,000 -
Beban Perawatan Lapangan 1,000 - 2,500 - 3,500 -
Beban Premi Asuransi 2,350 - - - 2,350 -
Beban Honor Pertandingan 20,000 - - - 20,000 -
Beban Perlengkapan 1,500 - 7,750 - 9,250 -
Beban Penyusutan Peralatan 250 - - - 250 -
Beban penyusutan Kendaraan Bus 1,700 - - - 1,700 -
11,311,950 11,311,950
Beban Pajak 5,258 - 5,258 -
Utang Pajak - 5,258 - 5,258
Utang gaji - 7,500 - 7,500
Utang Perawatan lapangan - 2,500 - 2,500
Beban iklan 3,000 - 3,000 -
Utang Iklan - 3,000 - 3,000
Beban perbaikan kendaraan bus 2,450 - 2,450 -
Utang Perbaikan Bus - 2,450 - 2,450
Beban kebersihan 500 - 500 -
Utang Kebersihan - 500 - 500

11,311,950 11,311,950 28,958 28,958 11,333,158 11,333,158


Setelah Neraca Saldo Setelah Penyesuaian kita buat, maka untuk selanjutnya yang
harus kita lakukan adalah membuat Neraca Lajur atau worksheet. Bila Neraca Lajur
tidak kita buat maka akan sulit untuk membuat penyajian Laporan Keuangan secara
lengkap. Berikut di bawah ini adalah Neraca Lajur untuk PS Raiders bulan januari
2003
Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian Nerca Saldo Disesuaikan Perhitungan Rugi-Laba Neraca
Perkiraan
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Kas 10,207,265 - - - 10,207,265 - - - 10,207,265 -
Perlengkapan 16,000 - - 7,750 8,250 - - - 8,250 -
Pemain Bola 363,500 - - - 363,500 - - - 363,500 -
Peralatan 7,000 - - - 7,000 - - - 7,000 -
Akumulasi Penyusutan Peralatan - 250 - - - 250 - - - 250
Kendaraan Bus 450,000 - - - 450,000 - - - 450,000 -
Akumulasi Penyusutan Kend. Bus - 1,700 - - - 1,700 - - - 1,700
Sewa BC Lapangan dibayar dimuka 90,000 - - - 90,000 - - - 90,000 -
Utang Leasing - 350,000 - - - 350,000 - - - 350,000
Utang Dagang - - - - - - - - - -
Modal - 10,500,000 - - - 10,500,000 - - - 10,500,000
Pendapatan Sponsor - 325,000 - - - 325,000 - 325,000 - -
Pendapatan penjualan Tiket - 35,000 - - - 35,000 - 35,000 - -
Pendapatan bantuan PSSI - 100,000 - - - 100,000 - 100,000 - -
Beban gaji Pemain dan Ofisial 116,750 - 7,500 - 124,250 - 124,250 - - -
Beban Konsumsi 16,900 - - - 16,900 - 16,900 - - -
Beban Kesehatan 7,500 - - - 7,500 - 7,500 - - -
Beban Listrik, air, telepon &internet 5,235 - - - 5,235 - 5,235 - - -
Beban Transportasi 5,000 - - - 5,000 - 5,000 - - -
Beban Perawatan Lapangan 1,000 - 2,500 - 3,500 - 3,500 - - -
Beban Premi Asuransi 2,350 - - - 2,350 - 2,350 - - -
Beban Honor Pertandingan 20,000 - - - 20,000 - 20,000 - - -
Beban Perlengkapan 1,500 - 7,750 - 9,250 - 9,250 - - -
Beban Penyusutan Peralatan 250 - - - 250 - 250 - - -
Beban penyusutan Kendaraan Bus 1,700 - - - 1,700 - 1,700 - - -
11,311,950 11,311,950
Beban Pajak 5,258 - 5,258 - 5,258 - - -
Utang Pajak - 5,258 - 5,258 - - - 5,258
Utang gaji - 7,500 - 7,500 - - - 7,500
Utang Perawatan lapangan - 2,500 - 2,500 - - - 2,500
Beban iklan 3,000 - 3,000 - 3,000 - - -
Utang Iklan - 3,000 - 3,000 - - - 3,000
Beban perbaikan kendaraan bus 2,450 - 2,450 - 2,450 - - -
Utang Perbaikan Bus - 2,450 - 2,450 - - - 2,450
Beban kebersihan 500 - 500 - 500 - - -
Utang Kebersihan - 500 - 500 - - - 500

11,311,950 11,311,950 28,958 28,958 11,333,158 11,333,158 207,143 460,000 11,126,015 10,873,158
LABA= 252,857 252,857
460,000 460,000 11,126,015 11,126,015
Langkah 6 : Membuat Laporan Keuangan

1. Laporan laba / rugi (Income statement).

PS. RAIDERS
Laporan Laba/Rugi
31 Januari 2003

Pendapatan
Pendapatan Sponsor 325,000
Pendapatan penjualan Tiket 35,000
Pendapatan bantuan PSSI 100,000
Total Pendapatan 460,000

Beban
Beban gaji Pemain dan Ofisial 124,250
Beban Konsumsi 16,900
Beban Kesehatan 7,500
Beban Listrik, air, telepon &internet 5,235
Beban Transportasi 5,000
Beban Perawatan Lapangan 3,500
Beban Premi Asuransi 2,350
Beban Honor Pertandingan 20,000
Beban Perlengkapan 9,250
Beban Penyusutan Peralatan 250
Beban penyusutan Kendaraan Bus 1,700
Beban Pajak 5,258
Beban iklan 3,000
Beban perbaikan kendaraan bus 2,450
Beban kebersihan 500
Total Beban 207,143

Laba Bersih 252,857


2. Laporan perubahan ekuitas (Capital statement).

PS. RAIDERS
Laporan Perubahan Ekuitas
31 Januari 2003

Modal Tn. Prabowo (1 Januari) 10,000,000


Modal Tn. Prabowo (26 Januari) 500,000
Laba Bersih 252,857
Total Modal 10,752,857

Prive -
Modal Tn. Prabowo (31 Januari) 10,752,857

3. Neraca atau laporan posisi keuangan (Balance sheet).

PS. RAIDERS
Laporan Posisi Keuangan
31 Januari 2003

Aktiva Pasiva
Kas 10,207,265 Utang
Perlengkapan 8,250 Utang Leasing 350,000
Pemain Bola 363,500 Utang Pajak 5,258
Sewa BC Lapangan dibayar dimuka 90,000 Utang gaji 7,500
Peralatan 7,000 Utang Perawatan lapangan 2,500
Kendaraan Bus 450,000 Utang Iklan 3,000
Akumulasi Penyusutan Kend. Bus (1,700) Utang Perbaikan Bus 2,450
Akumulasi Penyusutan Peralatan (250) Utang Kebersihan 500

Modal
Modal Tn. Prabowo (31 Januari) 10,752,857
Total Aktiva 11,124,065 Total Aktiva 11,124,065
4. Laporan Arus kas

PS. RAIDERS
Laporan Arus Kas
31 Januari 2003

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi


Laba Bersih 252,857
Akumulasi Penyusutan Peralatan 250
Akumulasi Penyusutan Kend. Bus 1,700
Kenaikan utang 350,000
Kenaikan piutang (90,000)
Penurunan Utang 21,208 283,158
536,015
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Pembelian Perlengkapan (8,250)
Pembelian Pemain Bola (363,500)
Pembelian Peralatan (7,000)
Pembelian Kendaraan Bus (450,000)
(828,750)
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan Modal 10,500,000
10,500,000

Kenaikan Bersih Kas 10,207,265


Saldo Kas Awal -
Saldo Kas Akhir 10,207,265

5. Catatan atas laporan keuangan.


1) Pendapatan dan beban merupakan komponen/ item/ unsur dari Laporan
Laba Rugi
2) Prive merupakan komponen dari Laporan Perubahan Ekuitas
3) Sedangkan beberapa contoh komponen dari Neraca adalah Kas,
Piutang usaha, Perlengkapan, Utang Usaha, dan Modal
4) Urutan laporan keuangan berdasarkan penyajiannya, haruslah selalu
dimulai dari Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Posisi Keuangan, dan Laporan Arus Kas
Langkah 7 : Membuat Jurnal Penutup

PS. RAIDERS
Jurnal Penutup
31 Januari 2003

1 Pendapatan Sponsor 325,000


Pendapatan penjualan Tiket 35,000
Pendapatan bantuan PSSI 100,000
Ikhtisar Laba Rugi 460,000

2 Ikhtisar Laba Rugi 207,143


Beban gaji Pemain dan Ofisial 124,250
Beban Konsumsi 16,900
Beban Kesehatan 7,500
Beban Listrik, air, telepon &internet 5,235
Beban Transportasi 5,000
Beban Perawatan Lapangan 3,500
Beban Premi Asuransi 2,350
Beban Honor Pertandingan 20,000
Beban Perlengkapan 9,250
Beban Penyusutan Peralatan 250
Beban penyusutan Kendaraan Bus 1,700
Beban Pajak 5,258
Beban iklan 3,000
Beban perbaikan kendaraan bus 2,450
Beban kebersihan 500

3 Ikhtisar Laba Rugi 252,857


(460,000-207,143)
Saldo Laba 252,857

4 Saldo Laba 252,857


Modal Tn. Prabowo 252,857
Langkah 8 : Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan

PS. RAIDERS
Neraca Saldo Setelah Penutupan
31 Januari 2003

Perkiraan Debit Kredit


Kas 10,207,265
Perlengkapan 8,250
Pemain Bola 363,500
Peralatan 90,000
Akumulasi Penyusutan Peralatan 7,000
Kendaraan Bus 450,000
Akumulasi Penyusutan Kend. Bus 1,700
Sewa BC Lapangan dibayar dimuka 250
Utang Leasing 350,000
Utang Pajak 5,258
Utang gaji 7,500
Utang Perawatan lapangan 2,500
Utang Iklan 3,000
Utang Perbaikan Bus 2,450
Utang Kebersihan 500

Modal
Modal Tn. Prabowo (31 Januari) 10,752,857

11,126,015 11,126,015
Langkah 9 : Membuat Jurnal Pembalik

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang gaji 7,500
Beban gaji Pemain dan Ofisial 7,500
(untuk mencatat Gaji ofisial yang masih kurang yang akan dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang Perawatan lapangan bola 2,500
Beban Perawatan lapangan bola 2,500
(untuk mencatat Biaya perawatan lapangan yang akan dibayar sebesar
Rp.2.500)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang iklan 3,000
Beban Iklan 3,000
(untuk mencatat Beban iklan di Surat Kabar bulan Januari 2003 yang akan
dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang Pajak Penghasilan 5,258
Beban Pajak Penghasilan 5,258
(untuk mencatat Pajak Penghasilan yang masih terutang dan akan dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang Perlengkapan 7,750
Beban Perlengkapan 7,750
(untuk mencatat penggunaan Perlengkapan yang akan dicatat)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang Perbaikan kendaraan Bus 2,450
Beban Perbaikan Kendaraan Bus 2,450
(untuk mencatat Beban Perbaikan bus sebesar Rp. 2.450yang akan
dibayar)

Tanggal Perkiraan Debet Kredit


01 Februari 2003 Utang Kebersihan 500
Beban Kebersihan 500
(untuk mencatat Beban Cleaning Service (kebersihan) unuk bulan Januari
2003 yang akan dibayar adalah sebesar Rp.500)
DAFTAR PUSTAKA

Amri, M. (2018). Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan


Pada PT. Incipta Indonesia. In Universitas Muhammadiyah Makassar (Vol.
120, Issue 1). http://www.uib.no/sites/w3.uib.no/files/attachments/1._ahmed-
affective_economies_0.pdf%0Ahttp://www.laviedesidees.fr/Vers-une-
anthropologie-critique.html%0Ahttp://www.cairn.info.lama.univ-
amu.fr/resume.php?ID_ARTICLE=CEA_202_0563%5Cnhttp://www.cairn.i
nfo.

Gede, L., Dewi, K., Amara, A. V., Ekonomi, F., & Udayana, U. (2019).
Karakteristik Keuangan dan Non Keuangan pada Kualitas Sustainability
Disclosure Perusahaan Manufaktur di Indonesia The Influence of Financial
and Non-Financial Characteristics on the Quality of Sustainability Disclosure
of Manufacturing Companies in Indon. 1–14.
https://doi.org/10.24843/EJA.2024.v34.i01.p01

Iverson, B. L., & Dervan, P. B. (2019). Analisis Laporan Keuangan.

L.M.Samryn. (2011). Pengertian Akuntansi dan Fungsi Akuntansi. 12.

Nofianti, L. (2012). Kajian Filosofis Akuntansi: Seni, Ilmu atau Teknologi. PEKBIS
(Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis), 4(3), 203–210.
https://pekbis.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/view/1474/1450

Petra, U. K. (2023). AKUNTANSI. 2(2).

Pontoh, W. (2013). Akuntansi : Konsep dan Aplikasi. In As They Sail.


https://doi.org/10.2307/j.ctv1tfw0xp.32

Rakhmanita, A. (2019). Modul akuntansi dasar dan praktik. 15.

Santi Hariyani, D. (2016). Pengantar Akuntansi I (Teori & Praktik) Dinamik


Linear.

Sari, O., Evana, E., & Kesumaningrum, N. D. (2019). Pengaruh Financial Distress,
Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan, 24(1), 36–49. https://doi.org/10.23960/jak.v24i1.116

Sartika, E., Aprizal, S., Sari, M. P., Sari, D., & Krinamurti, B. (2015). Menyusun
Persamaan Dasar Akuntansi (Vol. 2).

Setiawati, L. W., & Lim, M. (2015). Jurnal Akuntansi Jurnal Akuntansi.


Badruzaman JAJANG, 12(1), 29–57.

Sugiarto. (2017). Ruang Lingkup Akuntansi. In Indonesia Zenius (pp. 1–45).


https://www.youtube.com/watch?v=OTEL3v2kShQ&t=22s

Suzan, L., & Rizaldi, V. R. (2024). Factors Affecting The Integrity Of Property And
Real Estate Company Financial Statement. 28(01), 1–20.

Ulfah, A. K. (2020). Persamaan Akuntansi Dalam Transaksi Bisnis. J-ISCAN:


Journal of Islamic Accounting Research, 2(1), 45–54.
https://doi.org/10.52490/j-iscan.v2i1.864

Wayan, N., Tresna, S., Purnamawati, I. G. A., & Sujana, E. (2023). The Mediating
Role of Accounting Information Systems in Determining MSME Performance.
8(2). https://doi.org/10.23887/jia.v8i2.65915

Yatti, I., & Ak, M. (2019). Dasar-Dasar Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai