Anda di halaman 1dari 33

TEORI

AKUNTANSI
KELOMPOK 1:
ADI RUSWANTO
ANGGI MEGA NOVENDA
PENGERTIAN, SIFAT DASAR,
PERKEMBANGAN DAN SEJARAH TEORI
AKUNTANSI DI INDONESIA
PENGERTIAN

SIFAT DASAR DAN SIKLUS


AKUNTANSI

PERKEMBANGAN ILMU
AKUNTANSI

SEJARAH AKUNTANSI
INDONESIA End Show
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI TERDIRI DARI 2 KATA

TEORI DAN AKUNTANSI


APA ITU TEORI ?
-Teori adalah sesuatu yang abstrak, sesuatu
yang ideal (pertauran/standar/norma),
lawan/pasangan sesuatu yang nyata/praktis,
penjelasan ilmiah dan penalaran logis
Suwardjono (2012).
-Webster’s Third New International Dictionary
dalam Sofyan Syafri Harahap (2011)
mendefinisikan teori sebagai suatu susunan
yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep,
dan prinsip yang membentuk kerangka acuan
untuk bidang yang dibahas.
Teori adalah menjelaskan objek/peristiwa
yang tidak langsung teramati seperti aspek
alam dimuka bumi.

Teori ini biasanya diambil dari berbagai riset


sehingga sampai pada suatu kesimpulan
yang dapat berlaku untuk semua, universal,
logis, konsisten, dapat diramalkan, dan
objektif. Sehingga dapat berlaku secara
umum
APA ITU AKUNTANSI ?
beberapa pengertian dapat kita analisis
dari aknronim akuntansi sendiri
A Angka
K Keputusan
U Uang
N Nilai
T Tjatatan/Transaksi
A Analisis
N Netral
S Seni
I Informasi
Dari akronim ini dapat digambarkan bahwa
akuntansi itu adalah menyangkut angka-angka
yang akan dijadikan dasar dalam proses
pengambilan keputusan, angka itu
menyangkut uang atau nilai moneter yang
menggambarkan catatan dari transaksi
perusahaan. Angka itu dapat dianalisis lebih
lanjut untuk menggali lebih bayak informasi
yang dikandungnya dan memerediksi masa
yang akan datang, ia bersifat netral kepada
semua pemakai laporan ada unsur seninya
karena berbagai alternative yang bisa dipilih
melalu pertimbangan subjektif serta ia
merupakan informasi yang sangat diperluka
para pemakai untuk pengambilan keputusan.
 Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT) dalam Sofyan Syafri Harahap (2011)
akuntansi adalah proses mengindentifikasikan,
mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi
sebagai bahan informasi dalam hal
mempertimbangkan berbagai alternative dalam
mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.
 Komite istilah American Institute of Certified Public
Accounting (AICPA) dalam Sofyan Syafri Harahap
(2011) mendefinisikan akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter,
transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya
bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-
hasilnya. Definisi ini bisa dipermasalahkan dengan
keadaan sistem pencatatan yang sudah
menggunakan komputerisasi, apa lagi prosen
pengolahan datanya tidak lagi melalui pencatatan,
tetapi melalu optic, scanning, dialing atau keyboard
sehingga sama sekali tidak melibatkan proses
pencatatan konvensional. Sehingga defines sudah
out of date.
 Accounting Principle Board (APB) dalam Sofyan
Syafri Harahap (2011) menyatakan bahwa akuntansi
adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah
memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam
ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara
beberapa alternatif.
 Menurut Suwardjono (2012) akuntansi adalah suatu
proses identifikasi, pengukuran dan komunikasi
informasi untuk memungkinkan penilaian dan
pembuat keputusan oleh pemakai informasi
akuntansi dan akuntansi juga merupakan sistem
untuk mencatat kejadian-kejadian keuangan
selama umum perorangan atau organisasi dengan
cara sedemikian rupa sehingga memungkinkan
yang bersangkutan untuk melaporkan posisi
keuangan dan aktivitas kepada setiap orang yang
berkepentingan. Akuntansi merupakan alat
mengukur pertanggungjawaban sekaligus sistem
informasi (Sofyan Syafri Harahap, 2011:4).
JADI TEORI AKUNTANSI ITU
susunan konsep, definisi, dalil yang
menyajikan secara sistematis gambaran
fenomena akuntansi yang menjelaskan
hubungan antara variabel dengan variabel
lainnya dalam struktur akuntansi dengan
maksud dapat menjelaskan dan
meramalkan genomena yang mungkin
akan muncul.
SIFAT DASAR AKUNTANSI
Dalam APB Statement No. 4 dala Sofyan Syafri Harahap (2011)
dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi
(keuangan) sebagai berikut:
1. Accounting Entity
Dalam menyusun informasi akuntansi, yang menjadi focus
pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi
tertentu yang harus jelas sebagai entity yang terpisah dari badan
atau entity yang lain.
2. Going Concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus
dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus
beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali
asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubar, tapi jangan
salah yang menjadi focus buka keterus-menerusanya, tapi prinsip ini
menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam
informasi keuangan. Nilai kekayaan atau kewajiban dari suatu
perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi.
3. Measurment
Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi
(Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya
yang terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba
mengukur nilai suatu asset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya. Dalam
pengukuran tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan
karenanya pengukuran yang dipakai ada beberapa macam. Dalam
prinsip diatur alat ukurnya adalah moneter.
4. Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu,
tanggal tertentu atau periode tertentu. Seperti Neraca
menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau
pada tanggal tertentu, dan sebagainya.
5. Monetery Unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk
ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusaan dikuantitatifkan
dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang (rupiah atau dolar misalnya)
bukan unit, buah, luas, meter, kg, dsb.
6. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau
tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada
faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak
(pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum. Kalau
sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau
penerimaan kas.
7. Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga
pertukan yang diperoleh dari harga pasa sebagai pertemuan bargaining antara
pembeli (demand) dan penjual (supply).
8. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan dari penafsiran-penafsiran, baik nilai,
harga, umur, jumlah penyisihan piutan ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya
taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan
piutang ragu, dan lain sebagainya.
9. Judgment
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-
pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau
pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar
akuntan FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan,
dan sebagainya.
10. General Purpose
nformasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukkan
khusus kepada bankir, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau karyawan,
tetapi ke semua pihak atau public.
11. Interrelated Statement
Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Arus kas mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat control
akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa
memerhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12. Substance Over Form
Karena akuntansi ingin memberikan informasi
yang dipercaya bagi pengambil keputusan,
akuntansi lebih menekankan penggunaan
informasi yang berasal dari kenyataan
ekonomis suatu kejadi dari pada bukti legalnya.
Misalnya, dalam akta Notaris modal telah
disetor penuh, tetapi kenyataannya setoran
(transaksi) belum ada. Maka, akuntansi
berpihak pada kenyataan yang sebenarnya.
13. Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi
yang dianggap penting dan dalam setiap
pertimbangan yang dilakukannya tetap
melihat signifikannya. Pengertian penting ini
adalah jika informasi itu dapat memengaruhi
para pengambil keputusan yang normal.
Disamping sifat-sifat tersebut sebenarnya
para penulis lain mengemukakan sifat-sifat
lain yang terkandung dalam akuntansi
keuangan (Sofyan Syafri Harahap, 2011:15)
seperti:
 Laporan Historis
 Classification
 Summarization
 Measurement Basis
 Verifiability
 Conservatism
 Technical Terminology
Menurut Ahmad Riahi Belkaoui (1986)
dalam Sofyan Syafri Harahap (2011) sifat-
sifat akuntansi sebagai berikut:
 Akuntansi sebagai suatu ideologi.
 Akuntansi sebagai suatu bahasa.
 Akuntansi sebagai suatu catatan historis.
 Akuntansi sebagai suatu relitas ekonomi
saat ini.
 Akuntansi sebagai suatu sistem informasi.
 Akuntansi sebagai suatu komoditas.
 Akuntansi dianggap sebagai
pertanggungjawaban (accountability).
 Akuntansi sebagai teknologi.
SIKLUS AKUNTANSI
PERKEMBANGAN ILMU
AKUNTANSI
Ilmu akuntansi terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ekonomi dan semakin timbulnya
pemisahan antara pemilik perusahaan dengan
manajemen. Revolusi Industri pada tahun 1776
menimbulkan efek positif terhadap perkembangan
akuntansi. Pada tahun 1845 Undang-Undang
perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan
untuk mengatur tentang organisasi dan status
perusahaan. Dalam Undang-Undang itu diatur
tentang kemungkinan perusahaan meninjam uang,
mengeluarkan saham, membayar uang, dan dapat
bertindak sebagaimana halnya perorangan
seorang penulis Leo Herbert dalam Sofyan Syafri (2011)
dalam artikelnya di The GAO Review (Fall 1972, p31) dengan
judul Growth of Accountability Knowledge 1775-1975 yang
menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut:
 Tahun 1775. Pada tahun ini mulai dikenal
pembukuan baik yang single entry maupun
double entry.
 Tahun 1800. Pada tahun ini dan sampai tahun 1875
masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan
yang terutama dipergunakan dalam menilai
perusahaan.
 Tahun 1825. Pada periode ini mulai dikenal
pemeriksaan keuangan (Financial Auditing).
 Tahun 1850. Pada tahun ini laporan laba rugi
menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting. Pada periode ini juga
perkembangan ilmu auditing semakin cepat dan
audi dilakukan atas catatan pembukuan dan
laporan.
 Tahun 1900. Pada tahun ini di USA mulai
diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan
melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Kemudian dalam periode ini juga akuntansi sudang
dianggap dapat memberikan laporan tentang
pajak. Cost Accounting mulai dikenal termasuk
laporan dan statistic biaya dan produksi.
Tahun 1925. Banyak perkembangan yang
terjadi di tahun ini diantara lain:
Mulai dikenal Akuntansi Pemerintahan serta
pengawasan dana pemerintah.
Teknik-teknik analisis biaya juga mulai
diperkenalkan.
Laproan keuangan mulai diseragamkan.
Norma pemeriksaan akuntansi juga mulai
dirumuskan.
Sistem akuntansi yang manual beralih ke
sistem EDP dengan mulai dikenalnya Punch
Card Record.
Akuntansi untuk perpajakan mulai
diperkenalkan.
 Tahun 1950-1975. Pada tahun ini banyak yang
dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi,
yaitu sebgai berikut:
Pada periode ini mulai akuntansi menggunakan
komputer untuk pengolahan data.
Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP) sudah
dilakukan.
Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
Jasa-jasa perpajakan seperti konsultan pajak dan
perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi
akuntansi.
Management Accounting sebagai bidang akuntan
yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai
dikenal dan berkembang pesat.
Muncul jasa-jasa manajemen seperti Sistem
Perencanaan dan Pengawasan.
Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian
juga Management Auditing.
 Tahun 1975. Pada tahun ini akuntan semakin berkembang dan meliputi
bidang-bidang lainnya. Perkembangan itu antara lain:
Timbulnya Management Science yang mencakup analisis proses
manajemen dan usaha-usah menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya.
Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan:
-Model-model organisasi;
-Perencanaan organisasi;
-Teori pengambilan keputusan;
-Analisis cost benefit.
Metode pengawasan yang menggunakan komputer dan teori
cybernetics.
Total System Review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal.
Social Accounting menjadi isu yang membahas pencatatan setiap
transaksi perusahaan yang memengaruhi lingkungan masyarakat.
Dalam periode ini muncul:
-Perencanaan sistem menyeluruh;
-Penerapan metode interdisipliner;
-Human behavior (perilaku manusia) menjadi bahan kajian;
-Nilai-nilai sumber daya manusia menjadi penting;
-Hubungan antarlembaga pemerintah semakin penting
SEJARAH AKUNTANSI DI
INDONESIA
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari
perkembangan akuntansi di Negara asala
perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah
yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun
tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri
pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan
pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zama keemasan
Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki
sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini penelitian
mengenai hal ini masih belum dilakukan. Namun Sukoharsono
(1997) dalam Sofyan Syafri Harahap (2011) menilai akuntansi
masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan
transaksi bisnis di Kepulauan Nusantara. Periodisasi
perkembangan akuntansi di Indonesia terbagi atas
ZAMAN VOC
 Sebelum bangsa Eropa masuk ke Indonesia transaksi dagan
dilakukan secara barter. Cara ini tidak melakukan pencatatan.
Pada waktu Belanda datang ke Indonesia kemudian didirakan
VOC pada tahun 1602 yang beroperasi di Hindia Timur. Selanjutnya
VOC membuka cabangnya di Batavia pada tahun 1619 dan di
tempat-tempat lain di Indonesia. Kemudian dibentuk jabatan
Gubernur Jenderal untuk menangani urusan-urusan VOC.
 VOC memeroleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah
yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi
dagangnya terus bertambah. Pada tahun itu bisa dipastikan
belanda melakukan pencatatan atas mutasi transaksi
keuangannya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sebuah Intruksi
Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan
dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang,
pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk
pengeluaran (eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapan
yang ada di Batavia dan Surabaya.
ZAMAN PENJAJAHAN
BELANDA
 Setelah VOC bubar tahun 1799, kekuasaanya diambil alih oleh
Kerajaam Belanda. Zaman penjajahan Belanda dimulai tahaun
1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan
pada mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai
pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia. Amphioen
Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin
yang merupakan usaha monopili di Belanda.
 Pada abad 19 banyak perusahaan belanda didirikan atau masuk
ke Indonesia dengan membuka cabang atau perwakilan.
Kemudian Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem
Vensia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemeikiran
konseptual untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut
karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik
dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan
Belanada. Sedangkan, segmen bisnis menengah kebawah saat itu
dikuasai oleh pedagan keturunan, yaitu: Cina, India, dan Arab.
 Hadibroto (1992) dalam Sofyan Syafri Harahap (2011)
mengikhtisarkan sistem pembukuan asal etnis sebagai
berikut:
 Sistem pembukuan Cina terdiri dari lima kelompok, yaitu:
Sistem Hokkian (Amoy);
Sistem Kanton;
Sistem Hokka;
Sistem Tio Tjoe atau Sistem Swatow;
Sistem Gaya Baru (New System).
 Sistem pembukuan India atau Sistem Bombay.
 Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut.
 Meskipun pada saat zaman penjajahan belanda sudah
adanya dunia pendidikan tinggi namun yang ada hanya
terbatas pada pendidikan hokum, kedokteran dan teknik.
Sehingga pelajar-pelajar yang ingin menjadi sarjana
ekonomi pada saat itu harus belajar ke negeri Belanda
atau Negara lain, diantara nya Almarhum Dr. Abutari yang
menjadi akuntan pertama di Indonesia yang meraih gelar
di negeri Belanda. Selanjutnya diikuti Almarhum Bung
Hatta, Almarhum Soemitro Djojohadikusumo.
ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
 Pada masa penjajahan jepang tahun 1942-
1945, banyak orang Belanda yang ditangkap
dan dimasukkan ke dalam sel-sel oleh tentara
Jepang. Hal ini menyebabkan kekurangan
tenaga kerja pada jawatan-jawatan Negara
termasuk Kementrian Keuangan. Untuk
mengatasi hal tersebut, diadakan latihan
pegawai dan kursus pembukuan pola
Belanda. Sejalan dengan itu, kondisi
pembukuan pada masa pendudukan
Jepang tidak mengalami perubahan yang
berarti, tetap menggunakan pola Belanda.
ZAMAN KEMERDEKAAN
 Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistem
akuntansi Belanda yang lebih dikenal dengan sistem tata buku. Setelah
kemerdekaan kebencian kepada Belanda juga memengaruhi eksistensi
perusahaan Belanda sehingga pada tahun 1950-an perusahaan milik
Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk. Modal asing
yang masuk ini umumnya berasal dari perusahaan Amerika dan juga
membawa sistem akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan
miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada
masih tetap mengikuti sistem akuntansi Belanda yang sudah mapan.
Sejak saat inilah muncullah dualism sistem akuntansi di Indonesia.
 Pada tahun 1980 pemerintah Indonesia atas bantuan pinjaman dari
World Bank melakukan upaya harmonisasi sistem akuntansi sehingga
diupayakan untuk dualism tadi. Upaya yang dilakukan antara lain
mendirikan Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) di empat Universitas
antara lain UI, UGM, UNPAD, dan USU. PPA ini disamping memberikan
beasiswa kepada dosen-dosen perguruan tinggi juga melakukan
penataran akuntansi kepada seluruh guru-guru Tata Buku di SMEA
maupun di SMA seluruh Indonesia. Dengan selesainya proyek itu, maka
berakhirlah dualism sistem akuntansi di Indonesia.
SEJARAH IAI DAN STANDAR
AKUNTANSI INDONESIA
 SEJARAH IAI
 Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan
pribumi yaitu Prof. Dr. Ambutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus
pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.
Kemudian di susul Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong
Djoe, dan Go Tie Siem pada pertengahan 1957. Mereka
mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk
bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi
anggota NIVA atau Vaga. Mereka menyadari keindonesiannya
dan berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan
memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntansi Indonesia.
 Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi
mengadakan pertemuan di aula UI dan bersepakata untuk
mendirikan perkumpulan akuntansi Indonesia. Karena pertemuan
tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang yang ada maka
diputuskan untuk membentuk Panitia Persiapan Pendirian
Perkumpulan Akuntan Indonesia. Akhirnya pada tanggal 23
Desember 1957, diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Tujuan IAI adalah:
 Membimbing perkembangan akuntansi serta
memertinggi mutu pendidikan akuntan.
 Memertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sejak pendiriannya kini IAI telah mengalami
perkembangan yang sangat luas. Hal ini
merupakan perkembangan yang wajar karena
profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari
dunia usaha yang mengalami perkembangan
pesat. Salah satu bentuk perkembangan
tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan
profesi, tidak lagi semata-mata di bidang
pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan
akuntan, tapi juga upaya-upaya untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakan dan
peran dalam perumusan kebijakan publik.
SEJARAH SAK
Sejarah SAK terdapat tiga tonggak sejarah dalam
pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia:
 Menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada
tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI
melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia dalam suatu buku “Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI).”
 Pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan
revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian
mengkondifikasikannya dalam buku “Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan
ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.
 Pada tahun 1994. IAI kembali melakukan revisi total
terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku
“Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober.”
 Sejak tahun 1994, IAI juga telah merumuskan untuk
melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi
internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam
perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari
harmonisasi ke adaptasi, kemudaian menjadi adopsi
dalam rangka konvergensi denga Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam
rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan
dapat terlaksana dalam beberapa tahun ke depan.
 Proses revisi telah dilakukan enam kali yaitu pada 1
Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1
Oktober 2004, dan 1 september 2007. Kemudian diberi
nama “Standar Akuntansi Keuangan per 1 September
2007” dimana didalamnya sudah bertambah yaitu
tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAk revisi.
Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2KDPPLK, 62
PSAK, dan 7 ISAK. Sekarang ini Standar Akuntansi yang
dikeluarkan IAI disebut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya standar
akuntansi untuk entitas syariah maka ada dua jenis standar
akuntansi yaitu standar akuntansi konvensional dan syariah
yang saling mendukung.

Anda mungkin juga menyukai