(SAK)
BERBASIS IFRS
OLEH :
A I Y U N I HE R AWAT I
NURFADILAH
PENGERTIAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak, Bank.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada
bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam
pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki
akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau dalam proses pendaftaran di
pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana masyarakat
seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun). Standar ini mengadopsi
IFRS mengingat Indonesia, melalui IAI, telah menetapkan untuk melakukan
adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012.
•Principle Based
•Nilai Wajar
IFRS sebagai standar
internasional memiliki
tiga ciri utama :
•Pengungkapan
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi
PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan
adoption. Untuk membedakan ketiga istilah tersebut dijelaskan dalam tabel
berikut:
PT. Surya Pratama merupakan perusahaan dibidang furniture yang berdiri sejak tahun 1991,
perusahaan ini sebelumnya hanya perusahaan bertaraf nasional yang semakin lama
semakin maju dan hingga sekarang memiliki pencapaian omset hingga milyaran rupiah,
suatu ketika perusahaan ini ingin mengembangkan jangkauan usahanya hingga tingkat
internasional. Sebelumnya perusahaan ini menggunakan PSAK sebagai standar dalam
pembuatan laporan keuangannya tetapi ketika perusahaan ini ingin Go Internasional maka
mau tidak mau perusahaan ini harus mengubah standar keuangannya dengan
menggunakan IFRS karena IFRS standar laporan keuangan yang berlaku diseluruh dunia.
Ketika masih menganut PSAK maka PT. Surya Pratama mencatat pembelian aktiva tetap
dalam hal ini contohnya Tanah sebesar harga perolehan saat membeli tahun 1991 sebesar
Rp 5000/meter. Ketika perusahaan ini berniat untuk Go Internasional maka standar
pembuatan laporan keuangannya pun harus diubah menjadi IFRS, karena dalam IFRS tidak
diakui adanya hystorical cost maka nilai asset tanah PT. Surya Pratama dicatat sebesar
nilai/harga tanah saat ini yaitu Rp 5.000.000/meter.
Perubahan metode pencatatan ini akan sangat berpengaruh kepada pembayaran PBB
(pajak bumi dan bangunan). Dengan menggunakan IFRS maka otomatis pembayaran PBB
akan meningkat secara drastis.
STUDI KASUS 2
Semen Gresik memiliki kasus menarik ketika mengakuisisi Pabrik Semen Than
Long di Vietnam. Mereka masih menggunakan Vietnam Accounting System dan
sistem informasi akauntansi yang sederhana. Team dari Semen Gresik dalam
waktu singkat harus melakukan langkah-langkah untuk merubah sistem tersebut
ke SAP. Mereka berhasil melakukan dalam waktu 6 bulan. Semen Gresik
merasakan manfaat dari penerapan IFRS yaitu dari peningkatan market value.
Saat ini Semen Gresik memiliki kapitalisasi nilai pasar sebesar 77 triliun, hampir 3
kali nilai buku. Hal ini merupakan apresiasi dari investor , salah satunya adalah
keberhasilan Semen Gresik dalam pembenahan tata kelola dan pelaporan
keuangan.
TERIMA KASIH