1. Pada tahun 2017, Mas Anjasmara memperoleh penghasilan neto dari usaha dagang kelontong
(UKM atau kurang dari Rp 4,8 milliar) sebesar Rp500.000.000,00. Ia mempunyai seorang isteri
yang menjadi pegawai dengan penghasilan neto sebesar Rp70.000.000,00 (misalkan Pasal 21
sudah dipotong Rp 2 juta). Berikut keterangannya:
a. Apabila penghasilan isteri tersebut diperoleh dari satu pemberi kerja dan telah dipotong
pajak oleh pemberi kerja dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha
suami atau anggota keluarga lainnya, hitunglah penghasilan di SPT Tuan Anjasmara (K/2)
b. Apabila selain menjadi pegawai, isteri Tuan Anjasmara juga menjalankan usaha, misalnya
salon kecantikan dengan keterangan : Sales Rp 500 juta dan penghasilan neto sebesar
Rp80.000.000,00, hitunglah penghasilan di SPT Tuan Anjasmara (K/2)
c. Apabila dalam situasi (b) namun Tuan Anjasmara bukan UKM, hitunglah penghasilan di
SPT Tuan Anjasmara (K/2)
d. Apabila dalam situasi (c), dan penghasilan isteri tersebut selain salon dan sebagai
karyawan juga sebagai Notaris dengan omzet Rp 1 milliar setahun. NPPN = 55%.
hitunglah penghasilan di SPT Tuan Anjasmara (K/2)
e. Apabila dalam situasi (d), terdapat juga penghasilan dividen Rp 600 juta dan pendapatan
dari komisi penjualan tanah Rp 60 juta, hitunglah penghasilan di SPT Tuan Anjasmara
(K/2)
f. Apabila suami isteri mengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara
tertulis atau jika isteri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri, hitunglah penghasilan di SPT Tuan Anjasmara (K/2) dan istrinya.
2. Berikut adalah contoh perhitungan persediaan. Persediaan bisa berupa barang jadi atau
barang dagangan, barang dalam proses produksi, bahan baku dan bahan pembantu.
Contoh :
1. Persediaan Awal 100 satuan @ Rp 9,00
2. Pembelian 100 satuan @ Rp 12,00
3. Pembelian 100 satuan @ Rp 11,25
4. Penjualan/dipakai 100 satuan
5. Penjualan/dipakai 100 satuan
Penghitungan harga pokok dan nilai persediaan dengan menggunakan cara rata-rata misalnya sebagai berikut :
Penghitungan harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara FIFO misalnya sbb :
Berdasarkan contoh diatas, metode mana yang paling baik bagi perusahaan ? apa alasannya ?
3. Ada beban Corporate Social Responsibility berupa pembangunan masjid dan beasiswa kepada
anak-anak tidak mampu di wilayah Bogor melalui Pak Lurah yang namanya pak Ngadimin berupa
uang tunai.
Pertanyaan:
Jelaskan aspek perpajakannya agar beban tersebut menjadi deductible expenses.
4. Adanya beban promosi dan pemasaran berupa banner, sponsor olah raga futsal satu
kecamatan, iklan di koran/internet, dan uang keamanan wilayah penyelenggaraan terkait.
Pertanyaan:
a. Jelaskan 3 syarat agar beban tersebut menjadi deductible expenses. Jelaskan juga
mana yang menjadi objek Pasal 23.
b. Jika WP tidak membuat daftar nominative maka beban akan dikoreksi fiscal. Apakah
beban promosi pemasaran yang dikoreksi tersebut tetap terhutang Pasal 23 ?
mengapa ?
5. Pada saat awal berdirinya usaha, PT Smile Forever membayar biaya jasa studi kelayakan
usaha pada saat perusahaan mau beroperasi dari konsultan local dan asing, membangun Gedung
pabrik dan kantor menggunakan kontraktor jasa konstruksi, membeli persediaan bahan baku,
dan membayar JKP atas konsultasi manajemen perusahaan.
Pertanyaan:
Dengan asumsi perusahaan baru berdiri, PPN Masukan mana yang dapat dikreditkan ?
6. Perusahaan membeli mesin dari PT ABS melalui BCA Finance selama 3 tahun. Mesin kelompok
II. Pertanyaan:
a. Jelaskan aspek perpajakannya atas penyusutan dan cicilannya
b. Jelaskan akibat jika pelunasan dipercepat.
c. mana yang lebih baik, beli secara Capital Leasing atau beli lewat pinjaman Bank saja.
7. PT Smile Forever membayar jasa Teknik ke Parent di Singapore dan PPN JKPLN baru bayar
8 bulan kemudian.
Pertanyaan:
8. Pilihan metode penyusutan bisa garis lurus bisa SM. Asumsikan bahwa perhitungan
penyusutan sudah sesuai aturan fiscal. Mana yang lebih baik, metode GL atas SM ? Mengapa ?
9. Perusahaan aka mengeluarkan beban Beasiswa kepada Karyawan yang akan dikirim sekolah
ke LN dan juga kepada Mahasiswa berprestasi dari beberapa kampus terkemuka. Jumlahnya
sangat material. Perusahaan bertanya kepada Anda bagaimana status beban ini secara fiscal ?
10. Sebuah pabrikan farmasi menjual produknya seharga Rp 10 milliar kepada distributor besar.
Pertanyaan: Siapa memungut pajak apa ? kredit pajak siapa ? siapa PK siapa PM ?
=========================
11. PT Smile Forever meminjam uang dari Bank BNI sejumlah Rp 200 milliar dengan bunga 12%
pa. Dana tersebut digunakan untuk :
1. Modal kerja Rp 100 milliar
2. Pembelian saham PT Anu-Anu Rp 20 milliar (30% kepemilikan)
3. Dipinjamkan lagi ke PT Anu-Anu (connected party).
4. Digunakan untuk membayar STP/SKPKB/Dividen/Natura/Kenikmatan
Pertanyaan: Jelaskan perlakuan bunga pinjamnya masing-masing
12. Diketahui bahwa perusahaan memiliki arus uang masuk dan arus piutang di tahun 2017
sbb:
Piutang awal Rp 60 M
Penjualan di SPT Badan Rp 600 M
Transfer antar Bank Rp 100 M
Reimbursement Rp 80 M
Pencairan pinjaman Rp 50 M
UM Pendapatan Awal Rp 40 M
UM Pendapatan Akhir (Rp 30 M)
Piutang Akhir Rp 50 M
Diketahui total uang masuk di seluruh Bank adalah Rp 800 M
Pertanyaan:
Dari informasi diatas, berapakah uang masuk yang tidak dapat dijelaskan oleh perusahaan
sehingga akan dianggap pendapatan oleh pemeriksa pajak ?
13. Adanya kredit PPN Masukan di SPT PPN 2017 dengan total Rp 40 milliar sedangkan pembelian
BKP di COGS adalah Rp 500 milliar. Tahun 2017 ternyata ia ada impor mesin dan PPN dari JKPLN
dengan total nilai PPN Rp 6 milliar dan PPN-nya sudah dikreditkan di SPT PPN 2017. Diketahui
ada kredit PM 2016 di Jan 2017 Rp 2 milliar dan kredit PM 2017 di Jan 2018 ada Rp 6 milliar.
Pertanyaan:
14. Terdapat other income berupa komisi penjualan sejumlah Rp 60 milliar dengan Bukti potong
PPh yang diterima sejumlah Rp 4 milliar di tahun 2017 ini. Pertanyaan: Apa yang Saudara pahami
dari kasus ini ?
15. Terdapat other income berupa bonus/insentif penjualan Rp 10 milliar atas pencapaian yang
melebihi target. Ada Bukti potong PPh pasal 23 sejumlah Rp 200 juta.
Pertanyaan: Sudah benarkah pemotongan PPh ini ? terhutang PPN-kah ?
16. Diketahui ada Beban Management Fee ke Parent co. di LN Rp 40 milliar namun Beban
management fee ini nilai pasarnya Rp 30 milliar.
Pertanyaan:
a. Apa tax exposure atas beban tersebut ?
b. Pasal 26-nya ? (abaikan P3B)
c. di Lampiran mana di SPT PPN dan berapa nilai PM seharusnya ?
17. Pada tahun 2018 ini sebuah Perusahaan pabrik roti melakukan hal-hal sbb:
a. menjual mesin bekasnya sejumlah Rp 4 milliar kepada perusahaan lain
b. menyumbangkan dua mobil truck bekasnya kepada warga untuk keperluan kebersihan
wilayah sekitar
c. menyumbangkan bahan baku pembuatan roti kepada perusahaan affilasi yang
bergerak dibidang usaha yang sama.
Pertanyaan: bahaslah aspek PPh dan PPN masing-masing
18. Pemegang saham PT ASH Indonesia adalah ABM Ltd di negara D. Apa yang Saudara pahami
dari kasus ini masing-masing:
a. Saham PT ASH oleh ABM Ltd dijual ke PT ABG Indonesia
b. Saham PT ASH oleh ABM Ltd dijual ke Y co di LN
c. Misalkan saham PT ASH Indonesia dimiliki oleh X co (Cayment Island) dan X co dimiliki
oleh ABM Ltd (negara D). Saham X co milik oleh ABM Ltd dijual kepada Z co di LN.
19. Berikut kasus PT BMG yang akan diperiksa oleh DJP dan sedang siap-siap Tax Review.
Misalkan PT BMG adalah pabrikan sparepart mobil (bukan di kawasan berikat/bebas). Ia memiliki
data sbb:
PM di SPT PPN-B1 (impor Asset Tetap BKP) Rp 2,0 M
PM di SPT PPN-B1 (impor JKPLN) Rp 1,5 M
PM di SPT PPN-B2 (BKP DN) Rp 30,0 M
PM di SPT PPN-B2 (JKP DN) Rp 1,0 M
PM di SPT PPN-B2 (Masa Tidak Sama-2016) Rp 0,5 M
PM di SPT PPN-B3 (Uncreditable VAT in) Rp 0,2 M
===========================
=========================
Essay
1. SPT PPN masa Juli 2013 ada kesalahan PM yang tidak seharusnya dikreditkan sehingga
seharusnya saat itu menyebabkan lebih bayar.
2. Dalam SPT Badan tahun 2014 ada salah pembukuan mengenai saat pengakuan
penghasilan bunga pinjaman yang jumlahnya cukup matrial. WP sudah diperiksa all taxes
oleh pajak namun selamet undetected.
3. Setelah terbit SKPKB, WP mengajukan permohonan pasal 36 (penghapusan SKP yang
tidak benar) dan berbarengan dengan pengajuan proses keberatan.
4. Tahun 2015 diterbitkan STP untuk pasal 23 atas sewa kendaraan oleh fiscus
5. Tahun 2014 diterbitkan SKPKB langsung tanpa pembahasan akhir tapi dilakukan
pemeriksaan.
6. Diketahui ada hitungan STP yang salah atau penerapan sanksinya salah.
7. Ada juru sita yang menyegel mobil perusahaan yang belakangan diketahui itu bukan asset
perusahaan tapi milik pribadi direksi.
8. Ada juru sita yang menyegel asset pribadi pemegang saham yang belakangan diketahui
bahwa asset perusahaan masih tersedia banyak.
9. Ada tindakan penagihan padahal SKPKB sedang dalam proses keberatan.
10. Terbit SKPKB hasil pemeriksaan dimana perusahaan tidak setuju sebagian. Selain SKPKB,
ada juga STP atas penyerahan yang belum dilaporkan dan dianggap tidak bikin faktur
pajak (2% x DPP) dan perusahaan tidak setuju.
Pertanyaan:
Sehubungan dengan permohonan WP atas kuasa pasal 16, Pasal 36, pasal 23 (gugatan), pasal
25 (keberatan) dan pasal 26 (Banding) UU KUP, atau Pasal berapapun, jelaskan langkah Saudara
dalam menyelesaikan kasus nomor 1 s/d 10, apa yang Saudara lakukan ?
PT LZA menyampaikan SPT PPh badan Tahun Pajak 2016 (tahun takwim) yang menyatakan lebih
bayar Rp 1 milliar pada tanggal 27 April 2017. Atas SPT tersebut dilakukan pemeriksaan dan telah
diterbitkan SKPKB tanggal 19 Des 2017 dengan perincian sebagai berikut:
a. Hitunglah sanksi SKPKB versi pemeriksaan pajak diatas dengan asumsi wp memenuhi
Pasal 28 dan 29 UU KUP dan saat diperiksa WP kooperatif.
b. Jika diketahui bahwa ada penjualan dibulan desember 2016 yang belum dilaporkan
sejumlah Rp 6 milliar, jelaskan sanksinya (selain PPh Badan)
c. Seandainya belum ada pemeriksaan pajak dan SPT tahun 2016 mau dibetulkan menjadi
Kurang Bayar Rp 800 juta, tahun berapa terakhir masih diperbolehkan dan hitung berapa
sanksinya ?
d. Seandainya pemeriksaan sudah berjalan dan belum terbit SKPKB, berapa sanksi
perpajakannya jika WP mengungkapkan sendiri ketidakbenarannnya ? sebutkan dasar
hukumnya
e. Apakah benar apabila WP mengajukan keberatan proses penagihan pajak bisa ditunda
menunggu hasil SK Keberatan ?
f. Misalkan pada hasil pemeriksaan diatas, WP hanya setuju sebagian dan mengajukan
Keberatan. Ia membayar Rp 500 juta di awal proses keberatan. SK keberatan menyatakan
bahwa PPh badan terhutang adalah Rp 4 milliar (bukan Rp 5 milliar). Kredit pajak sama.
Hitunglah sanksi keberatannya.
g. Keputusan apa yang mendasari pemikiran WP dalam hal membayar SKPKB dalam besaran
50%, 80%, 10%, atau 100% dari jumlah SKPKB yang akan dibayar didalam mengajukan
keberatan atau Banding ?
h. Misalkan jangka waktu 3 bulan sejak SKPKB dikirim ke wajib pajak sudah lewat dan
keberatan sudah tidak mungkin dilakukan, kemana lagi wajib pajak mencari solusi ?
Note: kalau ada soal yang kurang jelas, gunakan asumsi !