Anda di halaman 1dari 7

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan seperangkat program dan target

pembangunan untuk dan oleh semua negara anggota PBB, termasuk Indonesia. SDG’s
dirancang oleh PBB dan dijalankan sejak 2016 hingga 2030. Program ini berisi 17 target
keberlanjutan yang merupakan kelanjutan dari 8 target MDG’s (Millenium Development Goals).
Dalam 17 target tersebut, setidaknya 7 target didukung langsung oleh profesi akuntan.
Kesetaraan gender, kualitas pendidikan, pertumbuhan ekonomi, pergerakan iklim dan
perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat adalah beberapa kunci SDG’s yang akuntan
kerjakan setiap hari dengan variasi peran yang bermacam-macam.

1. Tujuan ke-4: Meningkatkan Kualitas Pendidikan


Saat ini, profesi akuntan juga bekerja dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan
berbagai inisiatif untuk memberikan kepemimpinan, keterampilan bisnis dan
kewirausahaan dan pendidikan profesional yang relevan untuk memperluas jalur ke
dalam profesi. Organisasi akuntansi di seluruh dunia juga mendanai dan mendukung
program pendidikan keaksaraan keuangan, yang mengarah ke lebih banyak kesempatan
untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan.
2. Tujuan ke-5: Mempersempit Kesenjangan Gender
Dalam mempersempit kesenjangan gender, organisasi akuntansi di beberapa negara
telah berkontribusi dengan mempertahankan dan mengadvokasi perempuan untuk
memasuki berbagai macam profesi, tak terkecuali profesi akuntan, dengan berbagai
macam program dan kemitraan.
3. Tujuan ke-8: Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi memiliki dampak besar pada kehidupan warga di seluruh dunia.
Profesi akuntansi global adalah penggerak pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Akuntan
menggunakan keterampilan profesional mereka untuk mendorong para pemimpin
mengarahkan organisasi menuju pencapaian kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan yang
berkelanjutan. Selain itu, akuntan memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada
kemakmuran yang lebih besar dan meningkatkan standar hidup secara lebih luas.
Kesempatan tersebut terletak pada informasi, pelaporan, pengukuran, dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan
kemakmuran di seluruh dunia.
4. Tujuan ke-12: Mempromosikan Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab
Semua organisasi diharapkan untuk memberikan kontribusi positif (bersih) terhadap
lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Untuk akuntan dalam sektor bisnis, ini berarti
membangun tata kelola perusahaan dan rencana keberlanjutan terpadu yang
mengoptimalkan proses bisnis, menghindari pemborosan dan menerapkan inovasi dan
teknologi yang mampu mendorong efisiensi.
5. Tujuan ke-13: Memajukan Aksi Iklim
Profesi akuntan dapat mendukung pemerintah dan organisasi global dalam
mengimplementasikan rencana untuk perubahan iklim. Misalnya, auditor memainkan
peran utama dalam meminta pertanggungjawaban pemerintah ataupun sektor swasta
atas kinerja, termasuk kemajuan menuju sasaran dan target iklim. Dengan menggunakan
pelaporan terpadu untuk lebih memahami risiko perubahan iklim, akuntan dapat
membantu organisasi menyelaraskan tujuan dan sasaran bisnis mereka dengan
persiapan untuk perubahan iklim.
6. Tujuan ke-16: Menjaga Perdamaian dan Keadilan
Pemerintah dan perusahaan yang transparan, serta menjunjung tinggi keadilan adalah
cerminan dari masyarakat yang aman dan adil. Kecurangan dan korupsi global mampu
mengancam pencapaian SDGs, mencegah pertumbuhan bisnis, serta menghalangi
investasi publik dan asing. Secara khusus, profesi akuntan turut membantu menjaga
perdamaian dan keadilan dengan memegang teguh prinsip kejujuran dalam membangun
laporan keuangan perusahaan.
7. Tujuan ke-17: Revitalisasi Kemitraan Global Untuk Keberlanjutan
Untuk mencapai SDG, bisnis harus bekerja bersama. Kolaborasi lintas sektor sangat
penting untuk mengamankan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan ini.

SDGs bergantung pada keahlian profesi untuk mengoperasionalkan peluang,


membangun sistem untuk memberikan hasil dan melaporkan kemajuan yang dibuat untuk
mencapai tolak ukur penciptaan kesejahteraan. Keahlian profesi ini terwarnai oleh salah satu
aspek kompetensi analisis dimana SDG’s dalam proses bisnisnya berkaitan dengan kebijakan
yang dibuat berdasarkan bukti-bukti yang membutuhkan pemikiran akuntan.

Tidak seperti Millenium Development Goals, SDGs menargetkan keterlibatan yang lebih
proaktif dari komunitas bisnis. Oleh karena itu, sebanyak 89% CEO setuju bahwa pembangunan
berkelanjutan mempunyai dampak nyata pada industri yang mereka geluti (United Nations, 2016),
dan 71% pelaku bisnis telah setuju untuk mengadopsi SDGs ke dalam rencana bisnis mereka
(PwC, 2015).

Dengan adanya 17 SDGs dan 169 indikator yang berkelanjutan, perusahaan dituntut
untuk menciptakan, menyempurnakan, menginformasikan, serta melaporkan tujuan, strategi,
serta aktivitas mereka sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yakni pertumbuhan
bisnis yang legal, risiko dari reputasi, dinamika pasar keuangan, serta akses terhadap dunia
perbankan dan keuangan.

Pentingnya pelaporan perusahaan yang berkualitas dalam meyakinkan stabilitas


keuangan dan pembangunan berkelanjutan sangat disadari oleh lembaga-lembaga internasional
seperti International Federation of Accountants (IFAC), Association of Chartered Certified
Accountants (ACCA), Intergovernmental Working Group of Experts on International Standards of
Accounting and Reporting Council (ISAR), World Business Forum on Sustainable Development,
KPMG, PwC, dan lain-lain.

Profesi akuntan merupakan profesi yang sangat terlibat dalam pelaporan keuangan
sebuah perusahan. Peran krusialnya adalah sebagai penerjemah ide Tripple Bottom Line (Social,
Economy, Environment) ke dalam bahasa bisnis yang berkelanjutan. Akuntan meminimalisir
asimetri informasi dan risiko investasi, membuat laporan keuangan yang terintegrasi dan teraudit,
menyediakan dan menguji standar yang sudah ditetapkan dalam akuntansi berkelanjutan, serta
melaporkan dan mengaudit model bisnis baru yang bermunculan yang sejalan dengan SDGs.

Kontribusi profesi akuntansi terutama berhubungan langsung dengan Goals berikut:

8.3 Mempromosikan kebijakan berorientasi pengembangan yang mendukung kegiatan produktif,


penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses ke
layanan keuangan

12.6 Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk mengadopsi
praktik berkelanjutan dan untuk mengintegrasikan informasi keberlanjutan ke dalam siklus
pelaporan mereka

17.16 Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan, dilengkapi dengan


kemitraan multi-pihak yang memobilisasi dan berbagi pengetahuan, keahlian, teknologi, dan
sumber daya keuangan, untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan berkelanjutan di
semua negara, khususnya negara-negara berkembang
17.18 Pada tahun 2020, tingkatkan dukungan pengembangan kapasitas untuk negara-negara
berkembang, termasuk untuk negara-negara yang kurang berkembang dan negara-negara
berkembang pulau kecil, untuk secara signifikan meningkatkan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan andal yang dipisahkan berdasarkan pendapatan, jenis kelamin, usia, ras,
etnis, migrasi status, cacat, lokasi geografis, dan karakteristik lain yang relevan dalam konteks
nasional

Selain itu, dalam level korporat atau perusahaan, seorang akuntan professional menjalankan
peran sebagai berikut:

 Creators of value. Artinya seorang akuntan berperan dalam pengembangan serta


implementasi startegi, kebijakan, rencana, struktur dan aktivitas manajemen, serta
menetapkan arah untuk menciptkan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan di
perusahaan.
 Providers of value. Artinya seorang akuntan tak hanya menggunkan, tapi juga
menyediakan manajemen dengan pelaporan keuangan yang berkualitas dan
berwawasan luas yang merupakan dasar dari strategi pembangunan berkelanjutan.
 Keepers of the value. Seorang akuntan harus melindungi sumber daya alam, sosial,
industrial, serta finansial perusahaan.
 Reporters of the value. Seorang akuntan harus menyajikan sebuah laporan keuangan
yang berkualitas kepada para stakeholders.

Oleh karena itu, peran akuntan sangatlah berhubungan dengan inisiatif pembangunan
berkelanjutan dalam sebuah komunitas bisnis, terutama di level perusahaan.

Selain itu, terkait peran akuntan di Indonesia, inovasi sangat diperlukan untuk mendukung
dan mengoptimalkan peran profesi akuntan Indonesia terhadap perubahan-perubahan pesat
yang terjadi menuju SDG’s 2030 sehingga memerlukan dukungan berbagai pihak, khususnya
seluruh organ profesi akuntan Indonesia. Akuntan sektor publik perlu terus meningkatkan
perannya dalam memberikan nilai tambah pada peningkatan GRC dan mengawal kontribusi
instansi pemerintah pada pencapaian misi dan tujuan pembangunan berkelanjutan sesuai
agenda implementasi SDG’s di Indonesia.

Pada akhirnya, akuntan berperan penting sebagai value keeper yang menjaga perusahaan
untuk tetap berpegang terhadap komitmennya dalam mencapai nilai-nilai yang sudah dijadikan
visi dan misi perusahaan. Tanpa peran akuntan, target-target SDG’s akan menjadi sia-sia
dalam strategi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan swasta. SDG’s bukanlah agenda
nasional melainkan agenda mega global dimana SGD’s itu merupakan upaya bersama dari
seluruh negara-negara di dunia terutama negara berkembang untuk bersama-sama
meningkatkan level menjadi negara yang lebih sejahtera. Untuk itu seluruh komponen
masyarakat tidak terkecuali harus menjalankan, mendukung,mempercepat dan mensukseskan
implementasi dari SDG’s.
Referensi:

Inna Makarenko and Alex Plastun (2017). The Role of Accounting in Sustainable
Development. Accounting and Financial Control, 1(2), 4-12.10.21511/afc.01(2).2017.01

Bebbington, Jan & Unerman, Jeffrey. (2017). Achieving the United Nations Sustainable
Development Goals: An enabling role for accounting research. Accounting, Auditing &
Accountability Journal. 31. 00-00. 10.1108/AAAJ-05-2017-2929.

CGMA. The Role of the Accountant in Implementing the Sustainable Development Goals. Diakses
dari https://www.cgma.org/resources/reports/the-role-of-the-accountant-in-implementing-the-
sustainable-development-goals.html. Diakses pada 10 September 2019.

Devina, 2018. Akuntan Indonesia Menjawab Tantangan SDgs. Diakses dari


http://www.bpkp.go.id/berita/read/21120/0/Akuntan-Indonesia-Menjawab-Tantangan-
SDGs.bpkp pada 10 September 2019.

Guthrie, Russel. 2018. How the Global Accounting Profession Is A Catalyst For Achieving UN
Sustainable Development Goals. Diakses dari
https://www.forbes.com/sites/forbesfinancecouncil/2018/03/02/how-the-global-accounting-
profession-is-a-catalyst-for-achieving-un-sustainable-development-goals/#24b1cf6149c7.
Diakses pada 10 September 2019.

PWC, 2017. SDGs Reporting Challenge 2017. Diakses dari https://sdgcompass.org/wp-


content/uploads/2016/05/019104_SDG_Compass_Guide_2015_v29.pdf. Diakses pada 10
September 2019.

SDG Compass (n.d.), SDG Compass: The Guide for Business Action on the SDGs. Diakses dari
https://sdgcompass.org/wp-
content/uploads/2016/05/019104_SDG_Compass_Guide_2015_v29.pdf pada 10 September
2019.

Stanescu, Geanina & Paduraru(Horaicu, & Maria, Comandaru(Andrei). (2018). THE ROLE OF
THE ACCOUNTING PROFESSION IN ACHIEVING THE OBJECTIVES OF SUSTAINABLE
DEVELOPMENT.

Williams, Peter. Role of Accountants in Championing UN SDGs in Africa. Diakses dari


https://www.accaglobal.com/in/en/member/member/accounting-business/2019/01/insights/role-
accountants.html. Diakses pada 10 September 2019.
Gray, R. (2010). Is Accounting For Sustainability Actually Accounting For Sustainability…And
How Would We Know? An Exploration Of Narratives Of Organisations And The Planet.
Accounting. Organizations And Society. 35(1). 47-62. 35.11/OAS-05-2010-3434.

Anda mungkin juga menyukai