Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dosen Pengampu:
Dr. Luh Gede Krisna Dewi, SE., M.Si. Ak.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuntansi
Keprilakuan yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami untuk dibahas. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam penyelesaian tugas paper ini
dengan tepat waktu
Kami menyadari, bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, agar penulis kami dapat
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Batas-batas akuntansi begitu luas karena teknologi dan tuntutan baru dari para klien
yang mencari dukungan akuntansi. Pertumbuhan signifikan pada jasa konsultasi manajemen
yang disediakan oleh kantor akuntan publik dan munculnya departemen-departemen baru
tentang sistem informasi dalam organisasi merupakan bukti dari tuntutan klien tersebut. Klien
membutuhkan dukungan untuk mendesain dan mengimplementasikan sistem pengendalian
keuangan. Pembahasan pada modul ini akan befokus pada isu-isu yang berhubungan dengan
topik-pengendalian yang mempengaruhi desain dan implementasi sistem pengendalian
keuangan. pengendalian keuangan dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada
pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan. Tetapi tidak semua desain pengendalian berhubungan
dengan keperilakuan. Aplikasi mekanikal dari pengendalian, seperti halnya pada thermostat
yang mengatur suhu ruangan, menekankan umpan balik mekanik daripada respon-respon
keperilakuan. Tentu saja, peralatan mekanik dan elektrik servis metode-metode dapat
digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia. Sebuah alarm peringatan telah dipasang
sebagai sarana pengaman untuk mencegah kecelakaanatau sebuah desain system password
untuk mencegah orang-orang yang tidak berhak dapat menggunakan computer
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pentingnya Manajemen Keuangan ?
2. Apa Fungsi Keuangan ?
3. Apa itu Dilema Pengendalian ?
4. Apa Definisi Pengendalian Keuangan ?
5. Apa Itu Pengendalian Terpadu ?
6. Apa Saja Faktor-Faktor Kontekstual Faktor-Faktor Kontekstual ?
7. Apa Saja Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan ?
8. Bagaimana Pengendalian Dalam Era Pemberdayaan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
aset harus diseimbangkan dengan jumlah pendapatan yang akan dikeluarkan sehingga
perusahaan dapat melakukan pertimbangan dalam keuangan untuk modal belanja yang akan
dilakukan perusahaan. Jika pengeluaran modal dikelola secara efektif maka perusahaan tidak
harus terpaksa dalam meminjam modal yang besar untuk aset yang tidak akan memberikan
pendapatan yang cukup bagi perusahaan.
Perusahaan dengan manajemen yang baik akan memiliki pengelolaan arus kas yang baik
pula sehingga perusahaan akan selalu memiliki kas yang cukup untuk membayar sewa,
asuransi, telepon, gaji karyawan, dan sebagainya. Perusahaan dapat membandingkan tanggal
jatuh tempo pada piutang bisnis dengan tanggal jatuh tempo pada tagihan yang terutang. Arus
kas dapat dikelola dengan mempersingkat waktu yang telah ditetapkan kepada pelanggan
dalam membayar tagihan atau dapat melakukan negosiasi terhadap tanggal jatuh tempo kepada
vendor.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap bisnis suatu perusahaan yaitu menjaga
biaya agar tetap rendah. Perusahaan bisa meminta vendor untuk merendahkan harga,
mengurangi pemakaian listrik, maupun membeli persediaan dalam jumlah yang banyak
sehingga memperoleh diskon dalam pembelian tersebut. Jika biaya tidak dikelola dan dipantau
dengan baik, perusahaan akan sering meningkatkan harga penjualan kepada konsumen demi
membayar kenaikan harga yang terus terjadi. Lama-kelamaan konsumen dapat pindah ke
perusahaan lain yang jauh lebih murah dan perusahaan pun dapat mengalami kegagalan bisnis.
4
• Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi dan
perhitungan biaya serta segala hal yang berkaitan dengan nya.
• Manajer keuangan harus bekerja sama dengan manajer lainnya agar perusahaan
dapat beroperasi sefisien mungkin.
• Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal.
5
• Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan memisahkan tugas dan
tanggung jawab.
• Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dari
suatu transaksi dilksanakan dan dapat dievaluasi.
• Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat
dengan akurat.
• Memastikan bahwa dokumentasi memadai
• Menjaga aset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aset
• Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.
1. Perencanaan.
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan
tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah dasar dari organisasi dan
komunikasi. Masalah pokok dari perencanaan dapat menjadi kunci pengendalian yang efektif.
Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu dapat menimbulkan kerusakan pada
pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana.
2. Operasi.
6
3. Umpan Balik.
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun
dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin dari statistic yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan perubahan atas prose perencanaan serta operasi
sebagai akibat dari umpan balik.
4. Interaksi Pengendalian.
1. Ukuran.
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan juga suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian. Ukuran
dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan ekonomi menyebabkan eliminasi terhadap
strategi pengendalian. Ketika ukuran menjadi suatu yang penting satu varibel saja. Sebagai
contoh stuktur-struktur stabilitas lingkungan dan proses dapat dikaitkan dengan ukuran.
2. Stabilitas Lingkungan.
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari lingkungan eksogen dapat
dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasikan produk-produk yang
memerlukan suatu tanggapan. Suatu lingkungan eksogen yang stabil diasumsikan dalam
7
banyak pembahasan system biaya standar dan analisis hubungan atas varians biaya. Dengan
membandingkan biaya aktual yang terjadi dengan standar yang ditetapkan, sub sistem biaya
standar menjadi penting untuk di tinjau.
3. Motif Keuntungan.
Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas
bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran provitabilitas
seringkali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (non-profit).
4. Faktor-Faktor Proses.
Organisasi dapat menjadi penting bagi tujuan pengendalian, sementara karakteristik
lainnya mungkin bersifat terbatas dan tidak membuat perbedaan. Proses sederhana maupun
kompleks dan proses biaya variabel maupun biaya tetap diperlihatkan secara singkat. Proses
sederhana adalah salah satu yang dapat dikarakteristikkan dengan memahami hubungan sebab
akibat secara baik. Suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai hubungan yang tidak
dapat dipahami dengan baik. Biaya-biaya yang sulit dihindari terjadi pada unit-unit dalam
perusahaan, seperti riset dan pengembangan, pemasaran, dan administrasi karyawan. Hal ini
sering menjadi kesulitan dalan mendesain inisiatif-inisiatif pengendalianterhadap aplikasi
biaya tidak bisa dihindari karena ketidak pastian dalam pengaruh pengendalian.
3. Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan rancangan
rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-
tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis. Suatu tantangan yang
lebih logis dan lebih menimbulkan ketegangan adalah ketika manajer tidak tanggap terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi. Banyak organisasi menggunakan konsultan dari luar atau
fungsi audit internalnya sebagai bagian dari pengendalian yang baru. Dalam jangka panjang
akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses perubahan dan kompensasi.
2. Sistem Kepercayaan
Perusahaan menggunakan sistem kepercayaan selama bertahun tahun dalam upayanya
untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang di inginkan oleh para manejer untuk diterapkan
oleh karyawannya. Sebagian manajer menerapkan dan memahami misi, tetapi secara riil
kelihatannya mengikuti tren. Namun, manajer yang menggunakan misinya sebagai dokumen
hidup dan bagian dari sistem untuk menuntun pola kebiasaan menemukan alat pengendalian
yang ampuh. Inspirasi para manajer untuk menciptakan peluang baru sangat dipengaruhi oleh
sistem kepercayaan. Sistem ini dapat memotivasi individu untuk mencari cara-cara baru dari
nilai yang diciptakan. Para karyawan memiliki kebutuhan yang mendasar untuk berperan dan
mengabdikan waktu serta tenaga usaha yang pantas, tetapi perusahaan sering kali menyulitkan
karyawan untuk melihat cara mereka memberikan kontribusi nilai pada perusahaan dengan
cara yang dapat membuat perbedaan. Sistem kepercayaan dapat meningkatkan pengendalian
diagnostik guna memberikan pengendalian yang lebih besar kepada para manajer dewasa ini.
3. Sistem Batasan
10
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen sederhana, tetapi mendasar yang dapat
disebut kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan tidaklah selalu jelas bagi para manajer
senior. Banyak aturan main ditetapkan setelah skandal publik atau penyelidikan internal atas
tindakan yang dipertanyakan. Selama bertahun-tahun. General Electric menerapkan aturan
main bisnis yang melarang aktivitas yang berkenaan dengan pembayaran, penetapan harga, dan
alokasi biaya terhadap kontrak pemerintah yang tidak sesuai. Setiap aturan ini diterapkan
setelah krisis utama merusak integritas bisnis ini. Sistem batasan dan sistem kepercayaan yang
digabungkan akan menciptakan ketegangan yang dinamis serta kepercayaan yang hangat,
positif, dan inspirasional secara bersama-sama. Hasilnya adalah ketegangan dinamis antara
komitmen dengan sanksi. Kedua sistem ini membentuk kesempatan secara bersama-sama
tanpa batas ke dalam domain yang terfokus, di mana manajer dan karyawan didorong untuk
memanfaatkannya secara efektif.
11
Manajer yang efektif akan memberdayakan organisasinya karena mereka percaya pada
potensi dasar manusia untuk melakukan inovasi dan menambah nilai. Secara kolektif,
keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan yang saling mendukung. Oleh
karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manejer akan selalu berhubungan dengan
kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penurunan dalam waktu dan
perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang tidak dapat dicapai
dengan mengorbankan pengendalian.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen keuangan sendiri merupakan aktivitas yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam mendapatkan dana sebagai modal untuk bekerja dan mengalokasikan dana
tersebut secara efektif serta mengelola aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan secara teratur
untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Manajemen keuangan berfungsi sebagai
pengelola keuangan dimana dilakukan penyusunan rencana pemasukan dan pengeluaran dana
dalam periode tertentu. Kemudian, dibuatnya anggaran dana yang masuk maupun keluar secara
terperinci sehingga penggunaan dana dapat berjalan secara maksimal.
Perusahaan dengan manajemen yang baik akan memiliki pengelolaan arus kas yang
baik pula sehingga perusahaan akan selalu memiliki kas yang cukup untuk membayar sewa,
asuransi, telepon, gaji karyawan, dan sebagainya. Perusahaan dapat membandingkan tanggal
jatuh tempo pada piutang bisnis dengan tanggal jatuh tempo pada tagihan yang terutang. Arus
kas dapat dikelola dengan mempersingkat waktu yang telah ditetapkan kepada pelanggan
dalam membayar tagihan atau dapat melakukan negosiasi terhadap tanggal jatuh tempo kepada
vendor.
13
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2009. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
iii