Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

EKA 450 – KELAS B1


“PENGENDALIAN KEUANGAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 1

I KADEK DEO NARENDRA ADNYA PUTRA 2207531008


I GEDE WAHYU ANANDA WIDNYANA 2207531036
ANAK AGUNG ISTRI PUSPA JAYANTI 2207531039

Dosen Pengampu:
Dr. Luh Gede Krisna Dewi, SE., M.Si. Ak.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat Menyusun paper ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam paper ini kami membahas mengenai “Pengendalian Keuangan”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuntansi
Keprilakuan yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami untuk dibahas. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam penyelesaian tugas paper ini
dengan tepat waktu

Kami menyadari, bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, agar penulis kami dapat
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Jimbaran, 11 Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................................ 2
BAB II.................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
2.1 Pentingnya Manajemen Keuangan ...................................................................................... 3
2.2 Fungsi Keuangan ................................................................................................................. 4
2.3 Dilema Pengendalian ........................................................................................................... 5
2.4 Definisi Pengendalian Keuangan ......................................................................................... 5
2.5 Pengendalian Terpadu .......................................................................................................... 6
2.6 Faktor-Faktor Kontekstual ................................................................................................... 7
2.7 Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan ............................................................................. 8
2.8 Pengendalian Dalam Era Pemberdayaan ............................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Ernawatiningsih (2018) Pengendalian keuangan merupakan salah satu cara
dalam pengelolaan dana yang dimiliki dan dalam pengendaliannya disertai dengan rasa
tanggung jawab, dengan pengendalian keuangan yang baik individu tidak akan terjebak pada
perilaku yang mempunyai keinginan yang tak terbatas. Pengendalian keuangan bisa diartikan
proses atau usaha secara sistematis untuk menetapkan standar keuangan dalam pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, sistem informasi, dengan cara membandingkan pelaksanaan
dengan perencanaan serta menentukan dan mengatur alokasi keuangan hingga melakukan
koreksi perbaikan sesuai dengan rencana keuangan yang telah ditetapkan. Kegiatan
pengendalian keuangan erat hubungannya dengan fungsi-fungsi manajemen keuangan lainnya,
oleh karena itu pengendalian keuangan ini dapat menentukan apakah tujuan kegiatan yang telah
direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara nyata. Buku ini akan membahas tentang
cara-cara pengendalian keuangan, serta memberikan kegiatan pengendalian keuangan didunia
nyata.

Batas-batas akuntansi begitu luas karena teknologi dan tuntutan baru dari para klien
yang mencari dukungan akuntansi. Pertumbuhan signifikan pada jasa konsultasi manajemen
yang disediakan oleh kantor akuntan publik dan munculnya departemen-departemen baru
tentang sistem informasi dalam organisasi merupakan bukti dari tuntutan klien tersebut. Klien
membutuhkan dukungan untuk mendesain dan mengimplementasikan sistem pengendalian
keuangan. Pembahasan pada modul ini akan befokus pada isu-isu yang berhubungan dengan
topik-pengendalian yang mempengaruhi desain dan implementasi sistem pengendalian
keuangan. pengendalian keuangan dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada
pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan. Tetapi tidak semua desain pengendalian berhubungan
dengan keperilakuan. Aplikasi mekanikal dari pengendalian, seperti halnya pada thermostat
yang mengatur suhu ruangan, menekankan umpan balik mekanik daripada respon-respon
keperilakuan. Tentu saja, peralatan mekanik dan elektrik servis metode-metode dapat
digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia. Sebuah alarm peringatan telah dipasang
sebagai sarana pengaman untuk mencegah kecelakaanatau sebuah desain system password
untuk mencegah orang-orang yang tidak berhak dapat menggunakan computer

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pentingnya Manajemen Keuangan ?
2. Apa Fungsi Keuangan ?
3. Apa itu Dilema Pengendalian ?
4. Apa Definisi Pengendalian Keuangan ?
5. Apa Itu Pengendalian Terpadu ?
6. Apa Saja Faktor-Faktor Kontekstual Faktor-Faktor Kontekstual ?
7. Apa Saja Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan ?
8. Bagaimana Pengendalian Dalam Era Pemberdayaan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan Pentingnya Manajemen Keuangan.
2. Mengetahui Fungsi Keuangan.
3. Mengetahui Dilema Pengendalian.
4. Menjelaskan Pengendalian Keuangan.
5. Menjelaskan Pengendalian Terpadu.
6. Menjelaskan Faktor Kontekstual Faktor-Faktor Kontekstual.
7. Menjelaskan Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan.
8. Menjelaskan Pengendalian Dalam Era Pemberdayaan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Akademisi
Digunakan untuk menambah wawasan dan sebagai tambahan bahan referensi dalam
penelitian sejenis dan dapat digunakan masukan serta bahan pertimbangan dalam
pengembangan pengendalian keuangan .
2. Bagi Penulis
Digunakan untuk menambah wawasan serta pengetahuan lebih dalam seputar pengendalian
keuangan. Serta memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada jurusan
Akuntansi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Manajemen Keuangan


Sebuah perusahaan dapat dikatakan berkembang dengan baik jika perusahaan tersebut
memiliki manajemen keuangan yang teratur dan baik pula. Terlebih di era globalisasi seperti
sekarang ini, suatu perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen keuangan yang sesuai
dengan standart kode etik yang berlaku agar perusahaan tersebut dapat bersaing secara ketat
dengan perusahan-perusahaan lainnya. Manajemen keuangan sendiri merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mendapatkan dana sebagai modal untuk bekerja dan
mengalokasikan dana tersebut secara efektif serta mengelola aset-aset yang dimiliki oleh
perusahaan secara teratur untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Manajemen
keuangan dalam sebuah perusahaan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Manajemen keuangan berfungsi sebagai pengelola keuangan dimana dilakukan


penyusunan rencana pemasukan dan pengeluaran dana dalam periode tertentu.
2. Manajemen keuangan berfungsi sebagai penyimpanan keuangan dimana dana-dana
dalam perusahaan dikumpulkan lalu disimpan secara aman.
3. Manajemen keuangan dapat berfungsi sebagai pengendali keuangan yaitu dengan
melakukan evaluasi atau memperbaiki sistem kondisi keuangan dalam suatu
perusahaan.
4. Manajemen keuangan berfungsi sebagai pemeriksa keuangan yaitu dengan melakukan
audit internal terhadap keuangan pada perusahaan sehingga tidak ada penyalahgunaan
dana dalam perusahaan.
5. Manajemen keuangan berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan informasi tentang
keuangan dalam suatu perusahaan.
Manajemen keuangan sangat dibutuhkan dan merupakan sesuatu yang penting dalam setiap
perusahaan apapun jenis perusahaannya. Dengan adanya manajemen keuangan, bisnis yang
dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berjalan secara maksimal sehingga perusahaan
tersebut bisa memperoleh keuntungan yang besar. Jika perusahaan memiliki manajemen
keuangan yang buruk maka perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan dalam
menjalankan bisnisnya. Dengan adanya manajemen keuangan yang maksimal maka
perusahaan dapat mengetahui aset mana yang akan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan
saat melakukan pembelian aset tersebut. Jumlah pendapatan yang dihasilkan dari pembelian

3
aset harus diseimbangkan dengan jumlah pendapatan yang akan dikeluarkan sehingga
perusahaan dapat melakukan pertimbangan dalam keuangan untuk modal belanja yang akan
dilakukan perusahaan. Jika pengeluaran modal dikelola secara efektif maka perusahaan tidak
harus terpaksa dalam meminjam modal yang besar untuk aset yang tidak akan memberikan
pendapatan yang cukup bagi perusahaan.

Perusahaan dengan manajemen yang baik akan memiliki pengelolaan arus kas yang baik
pula sehingga perusahaan akan selalu memiliki kas yang cukup untuk membayar sewa,
asuransi, telepon, gaji karyawan, dan sebagainya. Perusahaan dapat membandingkan tanggal
jatuh tempo pada piutang bisnis dengan tanggal jatuh tempo pada tagihan yang terutang. Arus
kas dapat dikelola dengan mempersingkat waktu yang telah ditetapkan kepada pelanggan
dalam membayar tagihan atau dapat melakukan negosiasi terhadap tanggal jatuh tempo kepada
vendor.

Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap bisnis suatu perusahaan yaitu menjaga
biaya agar tetap rendah. Perusahaan bisa meminta vendor untuk merendahkan harga,
mengurangi pemakaian listrik, maupun membeli persediaan dalam jumlah yang banyak
sehingga memperoleh diskon dalam pembelian tersebut. Jika biaya tidak dikelola dan dipantau
dengan baik, perusahaan akan sering meningkatkan harga penjualan kepada konsumen demi
membayar kenaikan harga yang terus terjadi. Lama-kelamaan konsumen dapat pindah ke
perusahaan lain yang jauh lebih murah dan perusahaan pun dapat mengalami kegagalan bisnis.

Manajemen keuangan dapat membantu perencanaan pajak pada sebuah perusahaan.


Perencanaan pajak yang dilakukan dapat membantu perusahaan dalam membuat estimasi
perpajakan. Dengan demikian, perusahaan dapat menyiapkan dana lebih untuk membayar
pajak secara tepat waktu sehingga menghindari adanya pembayaran denda pajak ketika
terlambat dalam pembayaran pajak.

2.2 Fungsi Keuangan


Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, penghitungan biaya,
dan deviden untuk suatu organisasi. Tujuan manajer keuangan adalah memuat rencana guna
memperoleh dan memnggunakan dana serta memaksimalkan nilai organisasi. Berikut
beberapa kegiatan yang terlibat :

• Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi dengan para


eksekutif yang bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan perencanaaa strategis umum

4
• Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi dan
perhitungan biaya serta segala hal yang berkaitan dengan nya.
• Manajer keuangan harus bekerja sama dengan manajer lainnya agar perusahaan
dapat beroperasi sefisien mungkin.
• Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal.

2.3 Dilema Pengendalian


Beberapa tahun lalu, suatu perusahaan yang menghasilkan produk baja didirikan
olehtiga orang pemilik untuk menyediakan produk-produk spesial dengan metode produksi
berdasarkan komputer, perusahaan mereka mengkhususkan diri pada pabrikasi
baja,mengutamakan desain inovatif, dan bekualitas tinggi. Perusahaan telah sangat berhasil
dengankeunggulan utama pada fleksibilitas, kualitas pengendalian dan layanan pelanggan
namundalam jangka panjang, karena mengutamakan layanan, kualitas produksi, perputaran
yang begitucepat dan layanan purna jual, harga perusahaan mungkin lebih tinggi dibandingkan
dengan beberapa pesaingnya, namun mereka tenggelam dalam kesibukan mengelola
pertumbuhan dan keberadaan bisnis mereka, meskipun mereka menyadari terdapat banyak
peluang untuk memperluas keberadaan dan pertumbuhan bisnis mereka atau melakukan
diversifikasi kebidang lain, kesibukan tersebut telah membuat mereka mengabaikan komitmen
terhadap ekspansi.

2.4 Definisi Pengendalian Keuangan


1. Umpan balik Mekanikal VS Respon Perilaku.
Fokus utama dalam pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang yang ada
dalam organisasi dan bukan pada mesin. Aplikasi mekanikal dari pengandalian seperti
termometer yang mengendalikan temperature tubuh, lebih menekankan pada sifat
mekanikal dari pada sifat perilaku.
2. Perluasan Konsep-Konsep Tradisional.
Konsep-konsep pengendalian dalam akuntansi sering kali berarti hasil dari informasi
akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Ketika sistem pengandalian dirancang
secara tepat untuk menghasilkan informasi yang akurat dan andal, fokus sistem
pengambilan secara tradisional terletak pada tujuh faktor berikut :
• Memperkerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan
kompeten dan penuh integritas.

5
• Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan memisahkan tugas dan
tanggung jawab.
• Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dari
suatu transaksi dilksanakan dan dapat dievaluasi.
• Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat
dengan akurat.
• Memastikan bahwa dokumentasi memadai
• Menjaga aset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aset
• Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

2.5 Pengendalian Terpadu


Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi yang
saling melengkapi, yaitu sub-sistem formal yang didukung proses administratif. Untuk dapat
diformalkan suatu sub-sistem pengendalian seharusnya terstruktur dan berkelanjutan, serta
didesain dengan suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk bisa
menjadi pengendalian yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup
aktivitas perencanaan, operasional, dan fungsi umpan balik.

1. Perencanaan.

Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan
tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah dasar dari organisasi dan
komunikasi. Masalah pokok dari perencanaan dapat menjadi kunci pengendalian yang efektif.
Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu dapat menimbulkan kerusakan pada
pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana.

2. Operasi.

Dalam organisasi yang terstruktur, fungsi-fungsi organisasi menyadari keberadan dari


rencana manajemen walaupun perencanaan tersebut bersifat tidak formal atau tidak tertulis.
Batasan operasi mengacu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas organisasi termasuk didalamnya
provisi atau jasa pelayanan dan produksi produk yang sama pentingnya dengan menjagafungsi
operasi. Pengendalian operasi merupakan proses perantara dan proses perbaikan terhadap
aktivitas-aktivitas operasi proses implementasi atas rencana-rencana manajemen.

6
3. Umpan Balik.

Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun
dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin dari statistic yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan perubahan atas prose perencanaan serta operasi
sebagai akibat dari umpan balik.

4. Interaksi Pengendalian.

Perencanaan, operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diindentifikasi sebaga


tiga aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh rancangan system pengendalian
terpadu. Hubungan ini dapat ditata untuk menciptakan kumpulan besar jika suatu organisasi
dapat menghubungkan sub-subsistem pengendalian deng baik guna mendukung perencanaan,
operasi dan umpan balik.

2.6 Faktor-Faktor Kontekstual


Konteks dapat menjadi menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Konteks mengacu serangkaian
karakteristik yang menentukan susunan empiris dalam sistem pengendalian yang akan
ditetapkan. Proses dalam mengindentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting
merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seorang manajer
lebih penting daripada pendapat manajer lainnya? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual
kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh.

1. Ukuran.
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan juga suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi pengendalian. Ukuran
dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan ekonomi menyebabkan eliminasi terhadap
strategi pengendalian. Ketika ukuran menjadi suatu yang penting satu varibel saja. Sebagai
contoh stuktur-struktur stabilitas lingkungan dan proses dapat dikaitkan dengan ukuran.

2. Stabilitas Lingkungan.
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari lingkungan eksogen dapat
dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasikan produk-produk yang
memerlukan suatu tanggapan. Suatu lingkungan eksogen yang stabil diasumsikan dalam
7
banyak pembahasan system biaya standar dan analisis hubungan atas varians biaya. Dengan
membandingkan biaya aktual yang terjadi dengan standar yang ditetapkan, sub sistem biaya
standar menjadi penting untuk di tinjau.

3. Motif Keuntungan.
Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas
bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran provitabilitas
seringkali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (non-profit).

4. Faktor-Faktor Proses.
Organisasi dapat menjadi penting bagi tujuan pengendalian, sementara karakteristik
lainnya mungkin bersifat terbatas dan tidak membuat perbedaan. Proses sederhana maupun
kompleks dan proses biaya variabel maupun biaya tetap diperlihatkan secara singkat. Proses
sederhana adalah salah satu yang dapat dikarakteristikkan dengan memahami hubungan sebab
akibat secara baik. Suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai hubungan yang tidak
dapat dipahami dengan baik. Biaya-biaya yang sulit dihindari terjadi pada unit-unit dalam
perusahaan, seperti riset dan pengembangan, pemasaran, dan administrasi karyawan. Hal ini
sering menjadi kesulitan dalan mendesain inisiatif-inisiatif pengendalianterhadap aplikasi
biaya tidak bisa dihindari karena ketidak pastian dalam pengaruh pengendalian.

2.7 Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan


Pengendalian telah didefinisikan sebagai suatu inisiatif karena diyakini bahwa
kemungkinan pencapaian hasil yang diharapkan tinggi. Untuk memperbaiki kemungkinan
keberhasilan, para desainer akan mencari cara menemukan hubungan sebab-akibat yang
dipercaya yang bersifat nyata dalam lingkungan sehingga mereka memiliki kemampuan untuk
mengantisipasi konsekuensi logis yang dapat dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian
atau aturan pengendalian.

1. Antisipasi Terhadap Konsekuensi Logis


Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam
mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer
keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkan apakah suatu hasil itu baik atau
buruk. Suatu pengendalian akan berhubungan dengan hasil atau konsekuensi baik yang tepat
maupun tidak. Perilaku pekerja yang rasional, dapat diprediksi dan logis merupakan
konsekuensi logis yang sering dikaitkan terhadap pengenalan dengan sistem biaya standar. Para
8
manajer yang berpengalaman seringkali mengantisipasi berbagai output yang berkaitan dengan
proses pengendalian yang mereka pahami.

2. Relevansi dengan Teori Agensi


Salah satu hal yang sangat berharga dari desentralisasi atau pendelegasian wewenang
dalam pengambilan keputusan adalah jika seorang manajer mendelegasikan suatu keputusan
kepada seorang karyawan, maka karyawan tersebut dapat mengambil keputusan yang berbeda
dengan manajernya. Teori agensi menyangkut persoalan “biaya”, dimana suatu pendelegasian
dengan asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak nyata atau dipengaruhi secara
bersama-sama agar menjadi tidak nyata. Ide-ide mengenai teori agensi dapat diilustrasikan
dengan perjalanan seorang tenaga penjualan (agen) yang secara terus menerus berada jauh dari
kantor. Manajer penjualan akan memiliki sedikit gagasan mengenai tingkat usaha yang
dilakukan oleh agen tersebut. Oleh karena itu perjajian kerja dari tenaga penjualan akan
didasarkan pada prestasi penjualan.

3. Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan rancangan
rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-
tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis. Suatu tantangan yang
lebih logis dan lebih menimbulkan ketegangan adalah ketika manajer tidak tanggap terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi. Banyak organisasi menggunakan konsultan dari luar atau
fungsi audit internalnya sebagai bagian dari pengendalian yang baru. Dalam jangka panjang
akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses perubahan dan kompensasi.

2.8 Pengendalian Dalam Era Pemberdayaan


Bisnis kompetitif dengan permintaan konsumen dan informasi yang banyak harus
mengandalkan inisiatif karyawan guna mencari peluang dan merespon kebutuhan konsumen.
Namun mengejar peluang dapat menempatkan bisnis pada resiko besar atau menimbulkan
kebiasaan yang menghancurkan integritas perusahaan. Untuk melindungi perusahaannya para
manajer senior didorong untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-
tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa bawahan harus mendorong para
karyawannya untuk memprakarsai proses dan cara-cara baru merespon kebutuhan konsumen,
tetapi masih dalam batasan yang dapat dikendalikan.

Para manajer cenderung mengartikan pengendalian secara sempit, seperti mengukur


kemajuan terhadap rencana untuk menjamin pencapaian tujuan yang telah di rencanakan.
9
Sistem diagnostik (diagnostic system) hanya merupakan salah satu dari unsur pengendalian,
tiga unsur lainnya yang sama penting dalam lingkungan bisnis dewasa ini adalah sistem
kepercayaan (belief systems), sistem batasan (boundary systems) dan sistem interatif
(interactive systems).

1. Sistem Pengendalian Diagnostik


Kebanyakan bisnis memanfaatkan system pengendalian diagnostik untuk membantu
manajer mengetahui kemajuan individu, departemen, atau fasilitas produksi kearah tujuan yang
penting secara strategis. Para manajer menggunakan sistem pengendalian diagnostik untuk
memonitor tujuan dan profitabilitas serta memastikan kemajuan kearah target, seperti
pertumbuhan laba dan pangsa pasar. Secara berkala, para manejer menilai output dan
membandingkan dengan stand kinerja pada saat itu. Umpan balik memungkinkan manajemen
untuk menyusuaikan dan proses sehingga ke depannya lebih mendekati tujuan. Namun sistem
pengendalian diagnotik tidak cukup untuk memastikan pengendalian yang efektif. Pada
kenyataannya, sistem ini menciptakan tekanan yang dapat menimbulkan kegagalan
pengendalian bahkan krisis. Salah satu tujuan utama sistem penilain diagnostik adalah
menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Setelah tujuan ditetapkan,
penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.

2. Sistem Kepercayaan
Perusahaan menggunakan sistem kepercayaan selama bertahun tahun dalam upayanya
untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang di inginkan oleh para manejer untuk diterapkan
oleh karyawannya. Sebagian manajer menerapkan dan memahami misi, tetapi secara riil
kelihatannya mengikuti tren. Namun, manajer yang menggunakan misinya sebagai dokumen
hidup dan bagian dari sistem untuk menuntun pola kebiasaan menemukan alat pengendalian
yang ampuh. Inspirasi para manajer untuk menciptakan peluang baru sangat dipengaruhi oleh
sistem kepercayaan. Sistem ini dapat memotivasi individu untuk mencari cara-cara baru dari
nilai yang diciptakan. Para karyawan memiliki kebutuhan yang mendasar untuk berperan dan
mengabdikan waktu serta tenaga usaha yang pantas, tetapi perusahaan sering kali menyulitkan
karyawan untuk melihat cara mereka memberikan kontribusi nilai pada perusahaan dengan
cara yang dapat membuat perbedaan. Sistem kepercayaan dapat meningkatkan pengendalian
diagnostik guna memberikan pengendalian yang lebih besar kepada para manajer dewasa ini.

3. Sistem Batasan

10
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen sederhana, tetapi mendasar yang dapat
disebut kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan tidaklah selalu jelas bagi para manajer
senior. Banyak aturan main ditetapkan setelah skandal publik atau penyelidikan internal atas
tindakan yang dipertanyakan. Selama bertahun-tahun. General Electric menerapkan aturan
main bisnis yang melarang aktivitas yang berkenaan dengan pembayaran, penetapan harga, dan
alokasi biaya terhadap kontrak pemerintah yang tidak sesuai. Setiap aturan ini diterapkan
setelah krisis utama merusak integritas bisnis ini. Sistem batasan dan sistem kepercayaan yang
digabungkan akan menciptakan ketegangan yang dinamis serta kepercayaan yang hangat,
positif, dan inspirasional secara bersama-sama. Hasilnya adalah ketegangan dinamis antara
komitmen dengan sanksi. Kedua sistem ini membentuk kesempatan secara bersama-sama
tanpa batas ke dalam domain yang terfokus, di mana manajer dan karyawan didorong untuk
memanfaatkannya secara efektif.

4. Sistem Pengendalian Interaktif


Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem informasi formal yang digunakan
oleh para manejer untuk melibatkan diri secara terus-menurus dan personal dalam keputusan
bawahan. Sistem ini umumnya mudah dipahami. Manajer senior berpartisipasi dalam
keputusan bawahan, memfokuskan perhatian organisasi, serta belajar mengenai masalah
strategi utama. Sistem pengendalian dapat bersifat interaktif jika ada perhatian dari seluruh
pihak yang terlibat dalam perusahaan. Para manejer senior menjadwalkan pertemuan mingguan
untuk membahas informasi terbaru, menantang bawahan untuk menjelaskan perubahan situasi,
dan meninjau ulang rencana tindakan (action plan) yang telah disusun oleh para bawahan guna
menghadapi masalah dan kesempatan.

Sistem pengendalian interaktif memiliki empat karakteristik yang membedakannya dari


sistem pengendalian diagnostik.

a. Memfokuskan pada informasi yang berubah secara konstan dan diidentifikasikan


oleh para manejer puncak sebagai informasi yang potensial bersifat strategis.
b. Informasi menuntut perhatian rutin yang cukup signifikan dari para manejer operasi
di seluruh tingkatan organisasi.
c. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung yang
dihadiri oleh para penyedia, bawahan, dan rekan sejawat.
d. Debat hanya akan berlangsung mengenai data, asumsi, dan tindakan perencanaan.

5. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian

11
Manajer yang efektif akan memberdayakan organisasinya karena mereka percaya pada
potensi dasar manusia untuk melakukan inovasi dan menambah nilai. Secara kolektif,
keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan yang saling mendukung. Oleh
karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manejer akan selalu berhubungan dengan
kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penurunan dalam waktu dan
perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang tidak dapat dicapai
dengan mengorbankan pengendalian.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen keuangan sendiri merupakan aktivitas yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan dalam mendapatkan dana sebagai modal untuk bekerja dan mengalokasikan dana
tersebut secara efektif serta mengelola aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan secara teratur
untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Manajemen keuangan berfungsi sebagai
pengelola keuangan dimana dilakukan penyusunan rencana pemasukan dan pengeluaran dana
dalam periode tertentu. Kemudian, dibuatnya anggaran dana yang masuk maupun keluar secara
terperinci sehingga penggunaan dana dapat berjalan secara maksimal.

Perusahaan dengan manajemen yang baik akan memiliki pengelolaan arus kas yang
baik pula sehingga perusahaan akan selalu memiliki kas yang cukup untuk membayar sewa,
asuransi, telepon, gaji karyawan, dan sebagainya. Perusahaan dapat membandingkan tanggal
jatuh tempo pada piutang bisnis dengan tanggal jatuh tempo pada tagihan yang terutang. Arus
kas dapat dikelola dengan mempersingkat waktu yang telah ditetapkan kepada pelanggan
dalam membayar tagihan atau dapat melakukan negosiasi terhadap tanggal jatuh tempo kepada
vendor.

13
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2009. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan: Teori Dan Implementasi. Yogyakarta:


Penerbit Andi.

https://Www.Slideshare.Net/Ti_Ash/Bab-8-Akuntansi-Perilaku (Diakses Tanggal 9 Maret


2024)

https://Www.Academia.Edu/16902606/Tugas_Akuntansi_Keprilakuan (Diakses Tanggal 9


Maret 2024)

iii

Anda mungkin juga menyukai