Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA

PENGANTAR MANAJEMEN BIAYA DAN KONSEP DASAR


MANAJEMEN BIAYA

DOSEN PENGAMPU:

1. Hj. Ermadiani, S.E, M.M, Ak


2. Asfeni Nurullah, S.E, M.Acc, Ak
3. Iwan Efriandy, S.E, M.Si, Ak

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. Nadia Putri Maharani 01031482124019


2. Muhammad Farhan 01031482124026
3. Muhammad Irsyad 01031482124033

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI ALIH PROGRAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini yang berjudul “PENGANTAR MANAJEMEN BIAYA
DAN KONSEP DASAR MANAJEMEN BIAYA”.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Biaya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini
baik sistematika penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, sangat kami harapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, karena dengan adanya
hal tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih

Palembang, 22 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
2.1. Pengertian Manajemen Biaya .............................................................................3
2.2. Fungsi Manajemen Biaya ...................................................................................4
2.3. Manfaat Manajemen Biaya .................................................................................5
2.4. Prinsip – Prinsip dalam Manajemen Biaya .........................................................8
2.5. Macam – Macam Manajemen Biaya ..................................................................8
2.6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Biaya ...................................9
2.7 Objek Biaya dan Pemicu Biaya (Cost Driver)...................................................10
2.8 Objek Biaya dan Pembebanan Biaya ................................................................11
2.9 Konsep Dasar Manajemen Biaya ......................................................................19
2.10 Konsep Biaya untuk Perhitungan Produk dan Jasa ...........................................19
BAB III PENUTUP ......................................................................................................22
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah perusahaan perusahaan tidak akan cukup dengan laporan manajemen yang
fokus pada jangka pendek saja. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana cara
membuat perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif, maka dalam pembahasan
manajemen biaya ini ditekankan aspek strategi manajemen. Setiap perusahaan yang ingin
maju selalu mempunyai strategi yang unik, karena strategi ini mengungkapkan factor
keberhasilan yang kritis yang harus dicapai perusahaan. Factor-faktor keberhasilan
tersebut meliputi ukuran-ukuran yang bersifat keuangan seperti laba dan non keuangan
seperti pengembangan produk baru, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan. Hanya
melalui keberhasilan factor sukses inilah perusahaan akan dapat mempertahankan
keunggulan komptitif stratejiknya. Peran manajemen biaya adalah mengidentifikasi
,mengukur, mengumpulkan, menganalisis, dan, melaporkan iformasi kehandalan fakto-
faktor kritis yang dibutuhkan oleh manajer untuk mengembangkan strategi- strategi
keberhasilan.

Mengingat begitu pentingnya sebuah strategi dalam perusahaan maka dalam mata
kuliah manajemen biaya ini penulis membahas permasalahan bagaimana membuat
perusahaan memiliki keunggulan yang kompetitif dan mengembangkan perusahaan
untuk lebih maju. Untuk itu tujuan pembahasan ini adalah agar penulis dan pembaca
mengetahui bagaimana mengelola perusahaan untuk meraih puncak kesuksesan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
pada penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud Manajemen Biaya?
2. Apa Saja Fungsi dari Manajemen Biaya?
3. Apa Saja Manfaat Manajemen Biaya?
4. Apa Saja Prinsip – Prinsip Manajemen Biaya?
5. Apa Saja Macam – Macam Manajemen Biaya?
6. Apa Saja Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Biaya?

1
7. Apa yang dimaksud dengan Objek Biaya dan Pemicu Biaya (Cost Driver)?
8. Apa yang dimaksud dengan Objek Biaya dan Pembebanan Biaya?
9. Bagaimana Konsep Dasar Manajemen Biaya?
10. Bagaimana Konsep Biaya untuk Perhitungan Biaya Produk atau Jasa?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pada penulisan makalah ini yaitu:


1. Untuk Mengetahui Apa itu Manajemen Biaya.
2. Untuk Mengetahui Fungsi dari Manajemen Biaya.
3. Untuk Mengetahui Manfaat Manajemen Biaya.
4. Untuk Mengetahui Prinsip – Prinsip Manajemen Biaya.
5. Untuk Mengetahui Macam – Macam Manajemen Biaya.
6. Untuk Mengetahui Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Biaya
7. Untuk Mengetahui Biaya dan Pemicu Biaya (Cost Driver).
8. Untuk Mengetahui Objek Biaya dan Pembebanan Biaya.
9. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Dasar Manajemen Biaya.
10. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Biaya untuk Perhitungan Biaya Produk atau
Jasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Biaya

Manajemen biaya adalah suatu sistem yang disusun secara sempurna untuk
mampu mendatangkan informasi yang lengkap untuk manajemen organisasi agar
bisa digunakan dalam mengidentifikasi beragam peluang dalam merencanakan
strategi, menyempurnakan, dan membuat keputusan operasional terkait pengadaan
dan pemanfaatan sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi.

Manajemen biaya adalah proses menemukan dan melaksanakan suatu


proyek atau pekerjaan dengan cara yang benar. Hal ini mencakup perencanaan,
estimasi, anggaran, pembiayaan, pendanaan, pengelolaan, pengendalian, dan
perbandingan antar biaya, sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu maupun
anggaran yang ditetapkan. Manajemen biaya memiliki fungsi dalam mencakup
keseluruhan siklus proyek dari tahap perencanaan hingga mengukur kinerja biaya
aktual dan penyelesaian proyek. Bagi bisnis, peran manajemen biaya diantaranya
seperti perencanaan dan pengendalian bisnis, peningkatan pemantauan biaya bisnis,
pengoptimalan kinerja hasil produksi di masa mendatang, hingga dasar membuat
keputusan. Ada beberapa penerapan manajemen dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
1. Manajemen sebagai ilmu
Suatu bidang ilmu pengetahuan/sains yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem kerjasama ini bermanfaat bagi kemanusiaan.
2. Manajemen sebagai seni
Manajemen sebagai seni di maksudkan untuk mencapai hasil yang maksimal
dengan usaha yang minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat.
3. Manajemen sebagai profesi

3
Manajemen sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan sebagai kader,
pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau perusahaan tertentu.
4. Manajemen sebagai proses
Manajemen sebagai proses disini terdiri dari tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing-
masing bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan dan keahlian yang diikuti
secara berurutan dalam usaha mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan.
2.2. Fungsi Manajemen Biaya

Akuntan Manajemen mengembangkan informasi manajemen biaya bagi


CFO (Chief Financial Officer atau Kepala Pejabat Keuangan) dan para manajer
lainnya untuk digunakan dalam pengelolaan perusahaan, untuk membuat
perusahaan lebih kompetitif dan sukses. Informasi manajemen biaya disediakan
untuk masing-masing fungsi utama manjemen, yaitu :

a) Manajemen Strategi
Informasi manajemen biaya dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan
strategis yang tepat berkaitan dengan pemilihan produk, metode produk, teknik
dan saluran pemasaran, penilaian profitabilitas pelanggan, dan masalah-
masalah jangka panjang lainnya.
b) Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Meliputi penganggaran dan perencanaan laba, pengelolaan arus kas dan
keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan operasi perusahaan, misalnya
kapan perusahaan harus menyewa atau membeli fasilitas, kapan peralatan harus
diperbaiki atau harus memulai pengembangan produk baru.
c) Pengendalian Operasional
Informasi manajemen biaya dibutuhkan sebagai dasar yang wajar dan efektif
untuk menemukan operasi yang tidak efisien dan memberi penghargaan serta
memotivasi manajer yang paling efektif.

4
d) Penyusutan Laporan Keuangan
Informasi manajemen biaya dibutuhkan untuk mendapatkan catatan akuntansi
yang akurat tentang persediaan dan asset lainnya dengan memenuhi persyaratan
pelaporan dalam rangka menyusun laporan keuangan dan untuk digunakan
dalam tiga fungsi manajemen lainnya.

2.3. Manfaat Manajemen Biaya

Adapun manfaat manajemen biaya dalam bisnis diantaranya yaitu:

a) Sebagai bentuk perencanaan dan pengendalian bisnis.


Salah satu manfaat yang dapat dirasakan langsung ialah mampu membuat
perusahaan makin tertata karena adanya perencanaan masa. Tanpa
merencanakan suatu proyek terlebih dahulu, ini akan sangat membayakan
kondisi organisasi sebab jika tidak pandai mengatur keuangan, bisa-bisa cepat
bangkrut. Namun, itu takkan terjadi sebab sejak adanya manajemen biaya,
pengguna dapat merasakan kinerjanya lebih rapi dan ada bayangan jelas
mengenai langkah selanjutnya. Perencanaan dalam sebuah perusahaan harus
dilakukan dengan matang – matang karena bila tidak dilakukan suatu
perencanaan maka hal ini akan menghambat sebuah proses bisnis di
suatu perusahaan tersebut.
b) Sebagai upaya peningkatan pelacakan biaya perusahaan.
Salah satu keuntungan apabila memakai manajemen biaya ialah mampu
mengadakan pelacakan biaya yang terjadi di perusahaan. Dalam suatu
organisasi terkadang terjadi sebuah kegaduhan karena ada dana teruras habis
tidak transparan. Hal tersebut akan terhindar jika menggunakanya. Pelacakan
dapat dilakukan jika pebisnis menerapkan manajemen biaya sesuai pedoman.
Untuk bisa sampai ke tahap itu tentu Anda harus mempelajari akan hal tersebut
mulai dari definisi hingga proses pelaksanaan. Dengan begitu manfaat ini
mampu diperolehnya. Berkat manajemen biaya, perusahaan kini bisa
menelusuri apabila ada ketidaksesuaian antara keuangan di tahap internal dan
sisa dana yang sebenarnya.

5
c) Mengoptimalkan kinerja daur hidup suatu produk hasil produksi.
Manajemen biaya ini bisa memberikan manfaat lebih untuk para penggunanya,
yakni dapat meningkatkan produktivitas. Kinerja produksi barang makin lancar
karena keuangan telah dikelola dengan baik. Apabila itu dilakukan secara rutin,
lambat laun keuangan pun meningkat. Peningkatan kinerja produksi barang ini
dapat dilakukan apabila kita mampu memahami esensi manajemen biaya
dengan cermat. Jika itu diterapkan dalam durasi lama, dijamin kondisi
organisasi akan membaik secara signifikan. Adanya manajemen biaya ini
sungguh mempermudah pebisnis menaikkan profitnya karena terlihat
transparasi mengenai dana-dana yang telah dikeluarkan. Jika ternyata
pengeluarannya cukup banyak, maka akan dilakukan sedikit pengendalian oleh
manajer terkait.
d) Sebagai dasar untuk membuat keputusan.
Keunggulan lainnya yang bisa diperoleh yakni manajemen biaya menjadi
pendukung saat mencari keputusan pada sebuah topik permasalahan. Di sebuah
organisasi tentu saja adanya kebimbangan merupakan hal wajar, terutama jika
ada perbedaan pendapat di jajaran petinggi. Dengan adanya manajemen biaya,
permasalahan pun dapat dilakukan dengan baik. Jika mengalami kendala terkait
pengambilan keputusan, langkah ini bisa dijadikan suatu pathokan yang
kongkret. Sistem tersebut menyimpan segala info penting jadi Anda boleh
menjadikannya data. Dapat dikatakan keberadaan manajemen biaya itu sangat
penting. Betapa tidak, perseteruan terkait kondisi keuangan bisa diselesaikan
dengan baik sebab ini mampu memberikan bayangan sehingga keputusan
bersama pun mudah diraih.
e) Sebagai bentuk manajemen investasi yang lebih efisien.
Manfaat lain dari manajemen biaya untuk mengelola perusahaan, yakni bisa
dijadikan sebagai manajemen investasi terbaik di perusahaan. Pengeluaran
dapat dibatasi sesuai dengan target organisasi. Secara tidak langsung, ini akan
menghemat dana. Dana pun bisa dialokasikan guna membeli peralatan terbaik
guna menunjang produksi barang. Bila ini dilakukan dengan baik, peralatan
terbaik tersebut akan menjadi investasi terbaik bagi perusahan. Pengalokasian
uang pun dapat digunakan untuk yang lainnya, asalkan bertujuan positif.

6
Manfaat manajemen biaya sebagai investasi perusahaan ini mampu seharusnya
dimanfaatkan sebaik- baiknya, sebab jika kita tidak memakainya secara baik,
maka berbagai kendala akan terjadi. Bisa-bisa organisasi tidak mampu
mewujudkan tujuan awal saat pendirian. Untuk itu, diperlukan ilmu yang
mumpuni demi mewujudkannya.
f) Sebagai alat untuk mengukur kinerja.
Manfaat lainnya yang tidak kalah penting ialah, dengan adanya manajemen
biaya itu mampu mengukur kinerja saat ini. Apabila ingin mengetahui
bagaimana suatu output, maka pebisnis hanya perlu melihat sistem tersebut.
Pengukuran itu sangat penting sebab dapat dijadikan evaluasi. Mengevaluasi
hasil kinerja dari produk yang dibuat sangat dianjurkan dilakukan secara
bertahap. Jika ini dilakukan rutin, dijamin omset perusahaan dapat meningkat
signifikan. Itu tidak lain sebab penggunaan manajemen biaya. Bisa dikatakan,
adanya sistem tersebut menambah produktivitas. Manajemen biaya mampu
mengukur hasil kinerja karyawan karena sistem itu dirancang dengan sangat
canggih. Berbagai pengeluaran diatur dan tercatat sempurna sehingga dana akan
jauh lebih transparan. Metode ini sangat bagus untuk meningkatkan
produktivitas organisasi/perusahaan.
g) Sebagai bentuk dukungan dalam otomasi aktivitas dan filosofi pemanufakturan.
Salah satu keuntungan penggunaan manajemen biaya di suatu organisasi ialah
adanya otomasi aktivitasi. Segala perencanaan dan biaya telah ditetapkan
dengan rinci sehingga pebisnis dan pekerjanya bisa langsung eksesuksi.
Penggunaan strategi ini pasti akan memberikan kemudahan. Kini pebisnis
hanya perlu menerapkan perencaaan dengan berbekal manajemen biaya
tersebut. Penggunaan sistem ini memberikan banyak manfaat, karena secara
tidak langsung membuat kinerja semakin efektif. Akhirnya, profit perusahaan
pun bisa diperoleh sesuai target. Adanya otomasi aktivitas ini memberikan
kemudahan bagi pebisnis untuk menjalankan perusahaannya. Sistem mampu
memprosesnya dengan baik sehingga secara tidak langsung membuat pekerja
lebih bersemangat ketika membangun usaha menghasilkan barang.

7
2.4. Prinsip – Prinsip dalam Manajemen Biaya

Terdapat beberapa prinsip manajemen biaya yang perlu dipahami, diantaranya:

1. Memantau kegiatan yang tidak bernilai tambah secara langsung.


2. Menunjukkan biaya terpusat dalam setiap kelompok kegiatan bisnis.
3. Menunjukkan mana biaya yang bernilai tambah dan mana yang tidak.
4. Membandingkan satu biaya dengan biaya lainnya dengan biaya yang sudah
ditarget.
5. Memakai biaya efektif untuk mengendalikan biaya internal.
6. Melacak biaya signifikan untuk laporan biaya sebuah proyek.
7. Mengumpulkan segala biaya untuk pengulangan sebuah proyek.

2.5. Macam – Macam Manajemen Biaya

Terdapat beberapa macam-macam manajemen biaya yang dapat diketahui,


diantaranya:

1. Biaya Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung


Biaya bahan baku langsung berarti biaya bahan baku dari sebuah produk atau objek
lainnya, sedangkan biaya bahan baku tidak langsung berarti biaya bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi tetapi bukan bagian dari produk yang telah dibuat.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang memproduksi produk atau
jasa, hal ini termasuk waktu istirahat tenaga kerja seperti waktu makan. Sementara
biaya tenaga kerja tidak langsung berarti pengawasan, penanganan bahan baku,
pelatihan dan pengendalian mutu yang dilakukan oleh tenaga kerja.
3. Biaya Tidak Langsung Lain
Biaya tidak langsung lain biasanya dibutuhkan ketika ingin menghasilkan produk atau
jasa. Hal-hal seperti biaya fasilitas, biaya peralatan yang dipakai ketika menghasilkan
suatu produk atau jasa, serta biaya untuk pendukung lainnya.
4. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap sebagai salah satu total biaya yang tak berubah walau jutput mengalami
perubahan dalam rentang waktu tertentu. Sementara biaya variabel adalah sebuah
biaya yang terkait dengan setiap perubahan dari total biaya yang telah ditetapkan.

8
5. Biaya Per Unit
Biaya per unit adalah biaya rata-rata yang dihitung dari pembagian total biaya
produksi dengan jumlah unit jutput.

2.6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Biaya

Adapun beberapa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi Manajemen


Biaya antara lain sebagi berikut:
1. Persaingan Global
Kemajuan transportasi dan informasi membawa perusahaan manufaktur dan
jasa ke pasar global. Produk – produk yang berkualitas tinggi dengan harga
yang lebih murah ditawarkan oleh produsenlain dari berbagai Negara.
Lingkungan kompetitif baru ini meningkatkan permintaan kepada akuntnasi
manajemen untuk tidak hanya menyediakan informasi kelebihan biaya tetapi
informasi biaya yang lebih akurat.
2. Pertumbuhan industri jasa
Meningkatnya kompetisi membuat manajer lebih sadar akan keutuhan
informasi biaya yang akurat untuk perencanaan, pengendalian, perbaikan
berkelanjutan, dan pengambilan keputusan. Dengan demikian perusahaan di
sektor jasa menambah permintaan system manajemen biaya yang inovatif dan
relevan.
3. Kemajuan teknologi informasi
Manajer dapat memanfaatkan sstem informasi komputer untuk membantu dan
mengendalikan operasi, dimana datanya terus menerus ter- update (real time)
4. Perkembangan dalam Lingkungan Manajemen
Teori Kendala (Theory of constraint) : metode yang digunakan secara
kontinyu untuk memperbaiki aktifitas pabrikasi dan non pabrikasi
Just-in-time manufacturing : merupakan demand-pull system dimana
perusahaan akan memproduksi produk hanya pada saat dibutuhkan dan hanya
dalam kuantitas yang diminta oleh konsumen
5. Orientasi pada Konsumen
Perusahaan bersaing tidak hanya dalam teknologi dan pabrikasi, tetapi juga
dalam kecepatan pengiriman dan respon untuk mengirimkan ‘nilai’ kepada

9
konsumen Perusahaan juga harus memuaskan kebutuhan konsumen
internalnya, seperti fungsi staf mendukung fungsi lini.
6. Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management)
Perbaikan secara kontinyu dan eliminasi terhadap pemborosan merupakan dua
prinsip dasar yang menentukan pabrikasi yang unggul. Filosofi dari TQM,
dimana manajer berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang
memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang sempurna.
7. Waktu sebagai Elemen Kompetitif
Waktu adalah elemen yang paling penting dalam seluruh phase dari mata
rantai kegiatan perusahaan (value-chain) Penurunan waktu yang tidak
memberikan nilai tambah berarti meningkatkan kualitas.
8. Efisiensi
Kualitas dan waktu adalah penting. Tetapi memperbaiki keduanya tanpa
secara bersamaan memperbaiki kinerja keuangan, maka akan sia-sia.
9. Perkembangan Produk Baru
Manajemen mengakui bahwa proporsi biaya produksi dapat ditentukan
selama tingkat pengembangan dan desain dari produk baru Kebutuhan untuk
mengendalikan biaya mendorong penggunaan Target Costing dan Activity-
based management.

2.7 Objek Biaya dan Pemicu Biaya (Cost Driver)


Objek biaya merupakan sesuatu atau aktivitas dimana biaya di akumulasikan.
Empat jenis objek biaya adalah :

1. Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan.


2. Jasa.
3. Departemen (departemen teknik, departemen sumber daya manusia).
4. Proyek, seperti proyek penelitian, promosi pemasaran atau usaha jasa komunitas.

Pada umumnya, objek biaya merupakan biaya fokus analisis profitabilitas produk
mana dan jasa mana yang lebih menguntungkan. Untuk organisasi yang tidak berorientasi
pada laba. Jumlah total biaya untuk suatu objek biaya dipengaruhi oleh cost driver. Cost
driver merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya
total untuk suatu objek biaya. Sebagai contoh, biaya listrik dalam pabrik (objek biaya)

10
dipengaruhi oleh jumlah jam mesin. Jadi, jumlah jam mesin merupakan “cost driver”
untuk biaya listrik. “Cost driver” umum lainnya adalah jumlah produk yang dihasilkan,
jumlah mesin yang di “set up” jumlah perubahan desain yang dilakukan untuk membuat
suatu produk, serta jumlah promosi pemasaran dan saluran distribusi. Identifikasi dan
analisis “cost driver” merupakan langkah penting dalam analisis strategi dan manajemen
biaya pada suatu perusahaan. Identifikasi dan analisis cost driver tersebut merupakan
dasar dalam penentuan biaya dan objek biaya secara akurat dan untuk pengendalian objek
biaya tersebut.

2.8 Objek Biaya dan Pembebanan Biaya


Dalam bisnis, langkah utama yang perlu diperhatikan ialah melakukan identifikasi
terhadap biaya dan penggerak biaya utama dalam perusahaan atau organisasi agar dapat
menjadi suatu usaha yang kompetitif. Suatu entitas atau organisasi bisnis mengeluarkan
biaya (cost) jika menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya,
perusahaan yang memproduksi peralatan makan dengan menggunakan sumber daya
tertentu, mempunyai biaya bahan baku (seperti logam, keramik, atau pun plastik), biaya
tenaga kerja manufaktur, dan biaya-biaya lainnya. Biaya-biaya tersebut biasanya
dikumpulkan ke dalam kelompok-kelompok tertentu, disebut dengan tempat
penampungan biaya (cost pool). Ada berbagai macam langkah untuk mengelompokkan
biaya, antara lain berdasarkan jenis biaya (biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku),
berdasarkan sumber asalnya mau pun berdasarkan pertanggungjawaban.

Penggerak biaya (cost driver) merupakan faktor yang memberi pengaruh atas
perubahan tingkat total biaya. Dalam suatu perusahaan yang berkompetisi berdasarkan
kepemimpinan biaya, manajemen penggerak biaya utama merupakan hal yang paling
penting.

Objek biaya (cost object) adalah berbagai produk, jasa, pelanggan, aktivitas, atau
unit organisasi di mana biaya dibebankan. Produk, jasa, dan pelanggan pada umumnya
merupakan objek biaya, sementara departemen produksi dapat diperlakukan sebagai
tempat penampungan biaya atau objek biaya, tergantung pada apakah fokus utama
manajemen terletak pada biaya produk atau departemen produksi. Konsep objek biaya
merupakan konsep yang luas. Konsep tersebut meliputi produk, kelompok produk (yang
disebut aliran nilai—value stream), jasa, proyek, dan departemen; dapat juga meliputi

11
pelanggan atau penjual, di antara banyak kemungkinan lainnya. Objek biaya memainkan
peran penting di dalam pengambilan keputusan, pengukuran kinerja, dan pelaksanaan
strategi, serta persiapan laporan keuangan dan pajak.

A. Pembebanan dan Alokasi Biaya : Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Pembebanan biaya (cost assignment) merupakan proses pembebanan elemen


biaya-biaya ke dalam tempat penampungan biaya atau dari tempat penampungan biaya
ke objek biaya. Ada dua jenis pembebanan—penelusuran langsung dan alokasi.
Penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung, sedangkan alokasi
digunakan untuk membebankan biaya tidak langsung. Biaya langsung (direct cost) dapat
dengan mudah dan ekonomis ditelusuri secara langsung ke tempat penampungan biaya
atau objek biaya. Contohnya biaya bahan baku yang diperlukan untuk produk tertentu
adalah suatu biaya langsung karena dapat ditelusuri secara langsung ke produk yang
bersangkutan.

Dalam perusahaan manufaktur, biaya bahan baku dikumpulkan dalam tempat


penampungan biaya (departemen produksi), kemudian ditelusuri ke setiap produk yang
dihasilkan, yang menjadi objek biaya. Demikian juga, biaya menyiapkan makanan bagi
penumpang pada suatu perusahaan transportasi adalah biaya langsung yang dapat
ditelusuri ke tiap-tiap penumpang. Pada biaya langsung, penggerak biaya adalah
banyaknya unit dari objek biaya tersebut. Total biaya langsung meningkat secara
proporsional sesuai dengan peningkatan jumlah kotak karton atau penumpang.

Sebaliknya, tidak ada cara yang mudah dan ekonomis untuk menelusuri biaya
tidak langsung (indirect cost) dari biaya ke tempat penampungan biaya atau dari tempat
penampungan biaya ke objek biaya. Biaya pengawasan karyawan pabrik dan biaya
penanganan bahan baku adalah contoh-contoh biaya yang umumnya tidak dapat ditelusuri
ke produk-produk individual, oleh karena itu merupakan biaya tidak langsung produk-
produk tersebut. Karena biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri ke tempat
penampungan biaya atau objek biaya, pembebanan biaya untuk biaya tidak langsung
dilakukan dengan menggunakan penggerak biaya. Hasilnya adalah biaya dibebankan ke
tempat penampungan biaya atau objek biaya yang menimbulkan biaya tersebut dengan
semestinya sesuai dengan bagaimana biaya tersebut terjadi. Pembebanan biaya tidak
langsung ke tempat penampungan biaya dan objek biaya disebut alokasi biaya (cost

12
allocation), yaitu suatu bentuk pembebanan di mana penelusuran langsung tidak mungkin
dilakukan sehingga digunakan penggerak biaya. Penggerak biaya yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya disebut dasar alokasi (allocation base).

Tampilan 1 contoh Biaya, Tempat Penampungan Biaya, Objek Biaya, dan Penggerak
Biaya dalam Produksi Perlatan

Elemen Pengggerak Tempat Penampung


Penggerak Biaya Objek Biaya
Biaya Biaya Biaya
Biaya Langsung
Mesin pencuci
Penelusuran Departemen Penelusuran
Dinamo piring dan
langsung perakitan langsung
mesin cuci
Mesin pencuci
Bahan Baku Penelusuran Departemen Penelusuran
piring dan
Pengemasan langsung pengemasan langsung
mesin cuci
Mesin pencuci
Inspeksi Penelusuran
piring dan
akhir langsung
mesin cuci
Biaya Tidak Langsung
Dasar alokasi :
Dsar alokasi :
Departemen Jumlah jam Mesin pencuci
Jumlah
Pengawasan perakitan dan tenaga kerja piring dan
Karyawan
pengemasan langsung untuk mesin cuci
departemen
setiap produk
Departemen perakitan Dasar alokasi : Mesin pencuci
Dasar alokasi : dan piring danmesin
Penanganan Jumlah suku
bahan baku Berat bahanbaku pengemasan cuci
cadang pada
produk

Tampilan diatas mengilustrasikan perbedaan antara biaya langsung dengan biaya


tidak langsung dan jenis-jenis penggerak biaya yang berbeda. Biaya langsung-dinamo,
bahan baku pengemasan, dan inspeksi akhir-ditelusuri langsung ke objek biaya akhir,
yaitu mesin pencuci piring dan mesin cuci. Sebaliknya, biaya tidak langsung tidak dapat
ditelusuri langsung ke produk dan sebagai penggantinya dialokasikan ke produk dengan
menggunakan dasar alokasi.

1. Biaya Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung


Biaya bahan baku langsung (direct material cost) adalah biaya biaya bahan baku pada
produk atau objek biaya lainnya (dikurangi diskon pembelian tetapi ditambah beban

13
angkut yang terkait) dan biasanya juga termasuk penyisihan yang wajar untuk unit
barang sisa dan cacat (contohnya, jika suatu komponen diberi cap dengan besi
batangan, bahan baku yang hilang dalam proses tersebut biasanya dianggap sebagai
bagian dari biaya bahan baku langsung dari produk. Selain itu, biaya dari bahan baku
yang digunakan dalam proses produksi tetapi bukan bagian dari produk yang sudah
jadi disebut biaya bahan baku tidak langsung (indirect material cost). Contohnya
meliputi perlengkapan yang digunakan karyawan pabrik, seperti ptongan kain dan
alat-alat yang kecil, atau bahan baku untuk mesin seperti pelumas. Untuk tujuan
kelayakan manfaat dan ekonomi, bahan baku langsung merupakan bagian yang sangat
kecil dari biaya bahan baku, seperti lem dan paku, sering kali tidak ditelusuri pada
setiap produk tetapi sebagai pengganti biaya bahan baku tidak langsung.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) meliputi tenaga kerja yang digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa ditambah sebagian jam kerja tidak produktif
yang normal dan tidak dapat dihindari, seperti waktu istirahat dan sholat. Biaya tenaga
kerja tidak langsung (indirect labor cost) meliputi pengawasan, pengendalian mutu,
inspeksi, pembelian dan penerimaan, penanganan bahan baku, tenaga kerja bagian
kebersihan, waktu jeda, pelatihan, dan kebersihan.
3. Biaya Tidak Langsung Lainnya
Semua biaya tidak langsung - bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,
dan biaya tidak langsung lainnya—biasanya digabung ke dalam suatu tempat
penampungan biaya yang disebut overhead. Pada perusahaan manufaktur, disebut
overhead pabrik. Ketiga jenis biaya—biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead—kadang kala digabungkan untuk penyederhanaan dan
kemudahan. Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung kadang kala
digabungkan dan disebut biaya utama (prime cost). Demikian juga, biaya tenaga kerja
langsung dan overhead sering kali digabungkan menjadi satu yang disebut biaya
konversi (conversion cost).
B. Penggerak Biaya dan Perilaku Biaya
Penggerak biaya memiliki dua peran penting bagi akuntan manajemen: (1)
memungkinkan pembebanan biaya ke objek biaya, (2) menjelaskan perilaku biaya,
yaitu bagaimana total biaya berubah ketika penggerak biaya berubah. Penggerak

14
biaya dapat digunakan untuk menetapkan pembebanan biaya maupun peran perilaku
biaya pada waktu yang bersamaan. Terdapat empat jenis penggerak biaya, yaitu
berdasarkan aktivitas, berdasarkan volume, struktur, dan pelaksanaan. Penggerak
biaya berdasarkan aktivitas dikembangkan pada tingkat operasional terinci dan
digabungkan dengan aktivitas produksi tertentu (atau aktivitas untuk menghasilkan
jasa). Sebaliknya, penggerak biaya berdasarkan volume dikembangkan pada tingkat
agregat, seperti tingkat output untuk jumlah unit yang diproduksi.
C. Penggerak Biaya Berdasarkan Aktivitas
Penggerak biaya berdasarkan aktivitas ditentukan dengan menggunakan analisis
aktivitas, yaitu dekripsi terinci dari aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan dalam
operasi perusahaan. Analisis aktivitas meliputi setiap tahap dalam proses pembuatan
produk atau penyediaan jasa. Untuk setiap aktivitas, ditentukan penggerak biayanya
untuk menjelaskan bagaimana biaya terjadi ketika aktivitas berubah. Analisis
aktivitas juga membantu meningkatkan pengendalian operasional dan manajemen
perusahaan, karena kinerja pada tingkat yang terinci dapat dipantau dan dievaluasi,
contohnya, dengan (1) menentukan aktivitas yang memberi dan tidak memberi
kontribusi nilai kepada pelanggan serta (2) memfokuskan perhatian pada aktivitas-
aktivitas yang paling tinggi biayanya atau yang biayanya menyimpang jauh dari yang
diharapkan.

Tampilan 2 Aktivitas Bank dan Penggerak Biaya


Aktivitas Penggerak Biaya
Jumlah transaksi ATM; jumlah nasabah
Menyediakan jasa ATM
bank yang menggunakan jasa ATM
Jumlah nasabah bank yang menggunakan
Menyediakan jasa kasir
jasa kasir
Membuka dan menutup rekening nasabah Jumlah rekening yang dibuka ataun ditutup
Memberikan saran mengenai jasa perbankan Jumlah nasabah bank yang menerima saran
Menyiapkan aplikasi untuk kredit baru Jumlah aplikasi kredit yang disiapkan
Memproses permintaan kredit Jumlah aplikasi kredit yang diproses
Menyiapkan kredit yang disetujui dan
Jumlah kredit yang disetujui
mengeluarkan kas
Jumlah rekening nasabah berdasarkan jenis
Mengirimkan rekening koran nasabah
dan ukuran nasabah bank

15
D. Penggerak Biaya Berdasarkan Volume
Banyak jenis biaya yang berdasarkan volume, yaitu penggerak biaya berdasarkan
jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Akuntan manajemen biasanya menyebut
volume ini dengan volume output atau hanya output. Contohnya biaya berdasarkan
volume adalah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Istilah
kenaikan biaya pada tingkat pertambahan yang menurun sering kali disebut sebagai
peningkatan produktivitas marginal (increasing marginal productivity), yang berarti
bahwa input yang digunakan lebih produktif atau lebih efisien ketika output produksi
meningkat. Pada tingkat penggerak biaya yang lebih tinggi, biaya mulai meningkat
jika tarif juga meningkat. Perilaku biaya seperti ini, pada tingkat penggerak biaya
yang lebih tinggi, sesuai dengan hukum produktivitas marginal yang menurun.
Rentang dari penggerak biaya di mana nilai aktual dari penggerak biaya diharapkan
menurun dan hubungannya dengan total biaya diasumsikan kira-kira bersifat linear
disebut rentang yang relevan (relevant range).
 Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Total biaya terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel (variable
cost) merupakan perubahan pada total biaya yang dikaitkan dengan setiap perubahan
pada jumlah penggerak biaya. Sebaliknya, biaya tetap (fixed cost) merupakan bagian
dari total biaya yang tidak berubah meskipun output berubah dalam rentang yang
relevan. Istilah biaya campuran (mixed cost) digunakan untuk mengacu pada total
biaya yang meliputi komponen biaya tetap maupun variabel seperti yang dicontohkan.
Penentu apakah suatu biaya merupakan biaya variabel tergantung pada sifat objek
biaya. Kadang-kadang, dikatakan bahwa seluruh biaya adalah variabel pada jangka
panjang: yang berarti pada jarak waktu tertentu, seluruh biaya dapat berubah. Biaya
variabel merupakan biaya di mana total biaya berubah seiring dengan perubahan
jumlah output.
 Biaya Bertahap
Biaya disebut biaya bertahap (mixed cost) jika biaya tersebut berubah seiring
dengan perubahan pada penggerak biaya tetapi secara bertahap. Biaya bertahap
merupakan karakteristik dari tugas-tugas klerikal tertentu, seperti proses pemenuhan
pesanan dan klaim. Contohnya, jika petugas gudang dapat memnuhi 100 pesanan
setiap hari, maka 10 petugas akan dibutuhkan untuk memproses sekitar 1.000
pesanan, jika permintaan lebih dari 1.000 pesanan, maka jumlah petugas harus

16
ditambahkan menjadi sebelas orang. Tahapan ini berhubungan dengan tingkatan
tertentu dari penggerak biaya dimana dibutuhkan tambahan petugas, akibatnya setiap
tahap berhubungan dengan satu petugas tambahan. Tahapan akan relatif sedikit jika
petugas ditambahkan untuk kenaikan penggerak biaya yang relatif kecil, sedangkan
untuk kenaikan yang besar, tahapannya akan lebih luas.
 Biaya per Unit dan Biaya Marginal
Biaya per unit (unit cost) atau biasa disebut biaya rata-rata (average cost)
merupakan total biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja, dan overhead) dibagi
jumlah unit output. Untuk dapat menginterprestasikan biaya per unit dengan
semestinya, kita harus membedakan yang dimaksud dengan biaya variabel per-unit
(unit variabel cost), yang tidak berubah seiring dengan perubahan jumlah ouput, dari
biaya tetap per unit (unit fixed cost), yang berubah seiring dengan perubahan jumlah
output. Akuntan manajemen sangat berhati-hati dalam menggunakan istilah biaya
rata-rata dan biaya per unit karena potensi interprestasi yang keliru.
 Biaya Kapasitas versus Biaya Pemakaian
Penting bagi kita untuk membedakan antara biaya yang menyediakan kapasitas
untuk operasi (misalnya, bangunan pabrik dan peralatan) serta biaya yang dikonsumsi
selama operasi (misalnya, bahan baku dan tenaga kerja langsung). Yang pertama
adalah biaya tetap, sedangkan yang terakhir adalah biaya variabel. Dalam praktik,
akuntan manajemen teliti dalam membuat perbedaan karena kadang-kadang biaya
jenis kapasitas diperlukan sebagai biaya variabel. Perlu diingat bahwa biaya dari
kapasitas yang tidak digunakan akan berpotensi diterapkan pada banyak jenis biaya
tetap.
 Penggerak Biaya Berdasarkan Struktur dan Pelaksanaan
Penggerak biaya berdasarkan struktur bersifat strategis karena meliputi keputusan
yang mempunyai implikasi jangka panjang terhadap total biaya perusahaan. Disini
ada empat contoh keputusan berdasarkan struktur:
a. Skala. Makin besar perusahaan, biaya keseluruhan makin rendah
disebabkan oleh skala ekonomi.
b. Pengalaman. Perusahaan yang memiliki karyawan dengan pengalaman
produksi dan penjualan yang lebih banyak mungkin akan memiliki biaya
pengembangan, produksi, dan distribusi yang lebih rendah.

17
c. Teknologi. Teknologi baru dapat menurunkan biaya desain, produksi,
distribusi, dan pelayanan pelanggan secara signifikan.
d. Kompleksitas. Berapa banyak produk berbeda-beda yang dimiliki oleh
perusahaan.

Analisis strategis menggunakan penggerak biaya berdasarkan struktur akan


membantu perusahaan memperbaiki posisi kompetitifnya. Analisis ini meliputi
analisis rantai nilai dan manajemen berdasarkan aktivitas. Analisis rantai nilai dapat
membantu perusahaan menilai konsekuensi jangka panjang dari komitmen sekarang
atau yang direncanakannya bagi penggerak biaya berdasarkan struktur. Contohnya,
pertumbuhan produsen suku cadang bagi produsen mobil dalam hal ukuran dan
kapabilitas menyebabkan produsen mobil dapat menilai kembali apakah mereka
sebaiknya melakukan alih daya untuk suku cadang tertentu.

Penggerak biaya berdasarkan pelaksanaannya (executional cost driver)


merupakan faktor-faktor yang dapat dikelola perusahaan dalam pengambilan
keputusan operasional jangka pendek untuk menurunkan biaya. Faktor-faktor tersebut
meliputi sebagai berikut:

a. Pemberdayaan tenaga kerja. Apakah klaryawan berdedikasi terhadap perbaikan


berkelanjutan dan kualitas? Komitmen tenaga kerja ini akan menurunkan biaya.
Perusahaan yang memiliki hubungan yang kuat dengan karyawan, seperti Federal
Express, dapat menurunkan biaya operasi secara signifikan.
b. Desain proses produksi. Mempercepat arus produk dalam perusahaan dapat
menurunkan biaya. Penemu teknologi produksi, seperti Motorola dan Allen-
Bradley, dapat menurunkan biaya produksi secara signifikan.
c. Hubungan dengan pemasok. Dapatkah biaya, kualitas, atau pengiriman bahan
baku dan suku cadang yang dibeli diperbaiki untuk menurunkan biaya secara
keseluruhan? Wal-Mart dan Toyota merupakan perusahaan yang antara lain
mempertahankan keunggulan berbiaya rendah dengancara membuat kesepakatan
dengan pemasok bahwa pemasok akan menyediakan produk atau suku cadang
yang memenuhi persyaratan yang diberikan oleh perusahaan, seperti fitur kualitas,
ketepatan pengiriman, danfitur lainnya.

18
2.9 Konsep Dasar Manajemen Biaya
a. Konsep Nilai Tambah : konsep yang menjelaskan bahwa perusahaan harus
berusaha melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dengan efisiensi
bernilai sempurna dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak
bernilaitambah.
b. Konsep Akuntansi Aktivitas : proses pengumpulan dan pelacakan kinerja
keuangan dan operasional mengenai aktivitas-aktivitas signifikanperusahaan dan
penyediaan umpan balik antara hasil-hasil sesungguhnya dengan yang
direncanakan serta penentuan tindakan koreksi jika diperlukan. Activity Based
Costing (ABC) adalah metodologi untuk mengukur biaya dan kinerja aktivitas,
sumber-sumber, dan objek biaya.
c. Konsep Biaya Target : biaya berbasis pasar yang dihitung dengan menggunakan
harga pasar yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar yang ditentukan
terlebih dahulu. Biaya target = Harga pasar untuk mencapaipangsa pasar dan laba
yang diharapkan. Penentuan biaya target adalah alat manajemen untuk
mengurangi biaya selama daur hidup produk tertentu.

2.10 Konsep Biaya untuk Perhitungan Produk dan Jasa


Informasi yang akurat mengenai biaya produk dan jasa penting pada setiap
fungsi manajemen: manajemen strategis, perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengendalian manajemen dan operasional, serta penyusunan laporan keuangan.
Sistem akuntansi biaya berbeda-beda secara signifikan antara perusahaan yang
menghasilkan produk dengan perusahaan dagang yang menjual kembali produknya.

a. Biaya Produk dan Periodik


Selama persediaan memiliki nilai pasar, persediaan dianggap sebagai aset hingga
terjual; kemudian biaya dari persediaan dipindahkan ke laporan laba rugi sebagai
harga pokok penjualan (cost of goods sold). Biaya produk (product cost) bagi
perusahaan manufaktur hanya meliputi biaya-biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan produk pada langkah proses produksi dalam rantai nilai :
 Bahan baku langsung
 Tenaga kerja langsung
 Overhead pabrik

19
Biaya tersebut dibebankan pada periode saat terjadinya; biya ini disebut biaya
periodic (periodic cost). Biaya periodik (biaya nonproduk) meliputi biaya umum,
penjualan, dan administrasi yang diperlukan untuk pengelolaan perusahaan tetapi
tidak termasuk biaya langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi (atau,
bagi paritel, dalam pembelian produk untuk dijual kembali). Pada perusahaan
manufaktur atau dagang, biaya periodik juga kadang kala disebut sebagai beban
operasi atau beban penjualan dan administrasi.

b. Perhitungan Biaya untuk Perusahaan Manufaktur, Dagang, dan Jasa


Langkah pertama dari proses produksi adalah membeli bahan baku. Langkah kedua
adalah memasukkan ketiga elemen biaya-bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
yang digunakan-ke barang dalam proses. Pada langkah ketiga, ketika proses produksi
selesai, biaya produksi yang telah diakumulasikan pada akun Barang dalam Proses
(work-in-process), dipindahkan ke akun Persediaan Barang Jadi (finished goods), lalu
ke akun Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) ketika produk terjual.

Akun Persediaan Biaya yang Ditambahkan Biaya yang Dipindahkan Keluar


Biaya bahan baku yang digunakan
Persediaan Bahan Baku Pembelian bahan baku dalam proses produksi

Harga pokok produksi untuk


1. Biaya bahan baku yang produk yang selesai pada periode
Persediaan Barang
digunakan ini
dalam Proses 2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya overhead

Persediaan Barang Jadi Harga pokok produk Harga pokok penjualan

Perusahaan dagang membeli barang dagangan dan mencatatnya pada akun


Persediaan Barang Dagang (product inventory). Ketika terjual, kemudian
dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan. Perusahaan dagang membeli
persediaan, sedangkan perusahaan manufaktur memproduksi persediaan
menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Perusahaan manufaktur
menggunakan tiga akun persediaan: (1) Persediaan Bahan Baku (materials
inventory), di mana biaya dari pasokan bahan baku yang digunakan dalam proses

20
produksi akan disimpan, (2) Persediaan Barang dalam Proses (work-in-process
inventory, yang terdiri dari seluruh biaya yang dimasukkan ke dalam pross
produksi produk yang sudah berjalan tetapi belum selesai pada tanggal laporan
keuangan, serta (3) Persediaan Barang Jadi (finished goods inventory, yang terdiri
dari biaya dari barang yang siap untuk dijual. Setiap akun memiliki saldo awal dan
akhirnya masing-masing.

c. Atribut – Atribut Informasi Biaya

1. Keakuratan : Cara utama untuk memastikan data yang akurat untuk


pengambilan keputusan adalah mendesain dan memantau sistem yang efektif
bagi pengendalian akuntansi internal. Sistem pengendalian akuntansi internal
(internal accounting controls) merupakan seperangkat kebijakan dan
prosedur yang membatasi dan menjadi pedoman bagi aktivitas-aktivitas
dalam pemrosesan data keuangan dengan tujuan untuk mencegah atau
mendeteksi kesalahan dan kecurangan.

2. Ketepatan Waktu : Informasi manajemen biaya harus tersedia bagi


pengambil keputusan pada waktu yang tepat untuk membantu mengambil
keputusan yang efektif. Biaya penundaan dapat saja signifikan dalam banyak
keputusan seperti memenuhi pesanan mendesak yang dapat hilang apabila
informasi yang diperlukan tidak tepat waktu.

3. Informasi Biaya dan Informasi Nilai : Informasi manajemen biaya memiliki


biaya tertentu dan penekanan pada nilai, sedangkan akuntan manajemen
merupakan spesialis informasi, sama halnya dengan profesional keuangan
lainnya seperti penasihat pajak, perencana keuangan, dan konsultan. Ada
beberapa konsep penting untuk akuntan manajemen, dibagi ke dalam dua
kelompok: (1) objek biaya, penggerak biaya, tempat penampungan biaya,
dan pembebanan biaya serta (2) perhitungan biaya produk atau jasa untuk
penyusutan laporan keuangan.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen dalam sebuah perusahaan sangatlah penting karena manajemen
merupakan nyawa setiap perusahaan hal ini terbukti dengan besarnya pengaruh
strategi manajemen, semakin baik strategi manajemenya maka semakin berkembang
sebuah perusahaan dan sebaliknya. Begitujuga dengan manajemen biaya sangat
berperan pada perusahaan sebab berhubungan dengan bagaimana mempertahankan
perusahaan dengan menumbuhkan loyalitas pelanggan.
Dari uraian diatas dan pembahasan materi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
manajemen biaya sangat penting perananya dalam perusahaan, organisasi, maupun
pemerintahan non laba baik berupa informasi keuangan tentang biaya dan
pendapatan maupun informasi non keuangan yang relevan yaitu produktivitas,
kualitas dan faktor kunci sukses lainnya untuk perusahaan. Fokus utama informasi
manajemen biaya adalah kemanfaatan dan ketepatan waktu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Edward J.Blocher et al. (2014). Manajemen Biaya : Penekanan Strategis. Salemba Empat
: Jakarta.
Blocher, Stout dan Cokins. 2011. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Edisi 5 Buku
1. Jakarta : Salemba Empat
https://accurate.id/akuntansi/manajemen-biaya/ diakses 20 Januari 2023
http://belajarakuntanti.blogspot.com/2015/07/makalah-manajemen-biaya.html di akses
21 Januari 2023
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/manajemen-biaya diakses 21 Januari 2023

23

Anda mungkin juga menyukai