Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

MENGENAL AKUNTANSI MANAJEMEN

DOSEN MATA KULIAH


Samsinar, S.Pd., SE., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Kelas A

Mutmainnah ( 210902501015 )
Alhady Kinan Rahmanu ( 210902502001 )
Miftah Fajriani ( 210902502003 )
Nurul Fauziah ( 210902502005 )
Nirwana ( 210902502006 )
Muhammad Taufan Radhitya ( 210902502007 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk
maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Akuntansi Manajemen.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini, baik secara
teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan Makalah
ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak - pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian Makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal
kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai
ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 27 Agustus 2023

PENULIS

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

A. Akuntansi Manajemen ......................................................................................... 3


B. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ............................................................. 4
C. Sejarah Akuntansi Manajemen ............................................................................ 5
D. Trend yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen ............................................. 8
E. Peran Akuntansi Manajemen ............................................................................... 11
F. Profesi Akuntansi Manajemen ............................................................................. 12
G. Kode Etik Akuntansi Manajemen ........................................................................ 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 22

A. Simpulan .............................................................................................................. 22
B. Saran ..................................................................................................................... 22

Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan kebutuhan sebuah perusahaan. Bagaimana sebuah
Perusahaan melihat keadaan finansial perusahaannya pada suatu periode tertentu.
Adalah tugas seorang Akuntan untuk mencatat laporan keuangan suatu
perusahaan. Akuntansi Manajemen membahas lebih lanjut pencatatan laporan
keuangan untuk pihak internal (manajemen perusahaan). Maka, penulisan
makalah ini akan fokus untuk menjelaskan ruang lingkup akuntansi manajemen.
Dalam era bisnis yang terus berkembang dengan cepat, pengelolaan yang
efektif dan pengambilan keputusan yang tepat sangatlah penting bagi kesuksesan
perusahaan. Akuntansi manajemen memainkan peran krusial dalam memberikan
informasi yang relevan dan akurat kepada para manajer untuk membantu mereka
mengelola sumber daya dengan lebih efisien. Latar belakang makalah ini timbul
dari kebutuhan untuk memahami konsep dasar, tujuan, serta peran strategis
akuntansi manajemen dalam dunia bisnis modern.
Makalah ini bertujuan untuk mendalami prinsip-prinsip dasar akuntansi
manajemen, termasuk metode penghitungan biaya, analisis varians, perencanaan
anggaran, dan evaluasi kinerja. Selain itu, makalah ini juga akan menjelaskan
bagaimana informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen dapat digunakan
untuk mengidentifikasi peluang peningkatan efisiensi, memprediksi tren bisnis,
dan mengambil keputusan strategis yang lebih baik. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang akuntansi manajemen, pembaca diharapkan dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efektivitas operasional,
dan mengambil langkah-langkah yang lebih terinformasi dalam mencapai tujuan
bisnis mereka.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang kami sebutkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa itu Akuntansi Manajemen
2. Bagaimana Sejarah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
3. Trend yang mempengaruhi Akuntansi Manajemen
4. Bagaimana Peran Akuntansi Manajemen
5. Apa saja Profesi Akuntansi Manajemen
6. Bagaimana Kode Etik Akuntansi Manajemen

1
C. Tujuan Penulisan
Dari Rumusan Masalah yang kami sebutkan di atas, maka Tujuan Penulisannya
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui Akuntansi Manajemen
2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Sejarah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Trend yang mempengaruhi Akuntansi
Manajemen
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Peran Akuntansi Manajemen
5. Mahasiswa Dapat Mengetahui Profesi Akuntansi Manajemen
6. Mahasiswa Dapat Mengetahui Kode Etik Akuntansi Manajemen

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen merupakan bagian dari akuntansi dimana berfungsi
untuk menyediakan informasi bagi pengguna intern perusahaan, sehingga
membantu dalam mencapai tujuan perusahaan. The Institute of Management
Accountants (IMA) dalam Atkinson, Kaplan, Matsumura, dan Young (2007)
menjelaskan akuntansi manajemen sebagai berikut:
“a value adding continuous improvement process of planning, designing,
measuring, and operating nonfinancial and financial information systems that
guides management action, motivates behavior, and support and creates the
cultural values necessary to achieve an organization’s strategic, tactical, and
operating objectives.”
Pengertian di atas menunjukkan bahwa akuntansi manajemen memberi
pengaruh yang cukup signifikan terhadap manajemen, dimana akuntansi
manajemen memberikan informasi yang berguna bagi manajemen dalam
mencapai tujuan dari perusahaan. Hal ini didukung oleh Horngren T Charles
(1991) yang menyatakan akuntansi manajemen sebagai proses identifikasi,
pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang
informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan
organisasi. Sangat jelas terlihat bahwa akuntansi manajemen dibutuhkan sebagai
penyedia informasi bagi perusahaan.
Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna
internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi,
manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, meklasifikasi, dan
melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam
merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Hansen (2009),
menjelaskan bahwa dalam menghasilkan suatu informasi, sistem akuntansi
manajemen meliputi serangkaian proses manajemen, antara lain:

3
1. Perencanaan adalah formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan akhir tertentu. Oleh sebab itu, perencanaan mensyaratkan penetapan
tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengendalian adalah kegiatan memonitor pelaksanaan rencana dan tindakan
korektif sesuai kebutuhan untuk memastikan rencana tersebut berjalan
sebagaimana mestinya.
3. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan di antara berbagai alternatif.
Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan
informasi yang memudahkan manajer dalam proses pengambilan keputusan.

B. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Informasi akuntansi dalam dunia bisnis merupakan subyek penting dalam
berbagai keputusan manajemen. Hal ini disebabkan karena data akuntansi luas
sekali cakupannya, meliputi harta, hutang, modal, pendapatan, biaya, beban, rugi
dan laba. Semua level manajer harus mengetahui dan memahami informasi
akuntansi, dan mampu menggunakan dalam pengambil keputusan.
Hansen dan Mowen (1999) menjelaskan tentang kebutuhan akan informasi
akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi
akuntansi manajemen (management accounting information system) adalah sistem
informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan
masukan(input) dan memrosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.
Suatu proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan (collecting),
pengukuran (measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan
(reporting) dan pengelolaan (managing) informasi. Sistem informasi akuntansi
manajemen mempunyai tiga tujuan utama yaitu:
1. Menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan biaya jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan dan
pengevaluasian.
3. Menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Tujuan tersebut menunjukkan bahwa semua manajer sangat membutuhkan
informasi akuntansi manajemen, karena dapat membantu mengidentifikasi,

4
menyelesaiankan masalah dan melakukan evaluasi. Jika semua manajer yang ada
dalam perusahaan mampu menggunakan informasi akuntansi manajemen yang
ada dengan sangat baik, maka perusahaan juga akan dapat menentukan teknik-
teknik akuntansi manajemen yang mana yang perlu dan bermanfaat bagi
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan mampu mencapai tujuannya serta
akan mampu bersaing menghadapi perusahaan-perusahaan lain karena memiliki
keunggulan bersaing dibanding dengan perusahaan lain.

C. Sejarah Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen berintikan akuntansi baiaya yang dikembangkan di USA
mulai akhir abad ke-19 dan permulaan abad 20. Pada tahap awal
perkembangannya (sampai dengan tahun 1914) akuntansi manajemen berorientasi
pada penentuan cost produk dengan penelusuran profitabilitas produk secara
individual dan penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan
strategis bagi pemimpin perusahaan dan pemakaia intern lainnya.
Mulai tahun 1925, dengan dikembangkannya pasar modal di USA, hampir
semua usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai
intern kemudian dihentikan dan digantikan dengan penentuan cost sediaan
(inventory costing). Perubahan orientasi akuntansi manajemen dari penyediaan
informasi bagi pemakai intern (untuk kepentingan pengambilan keputusan
strategis) ke penyediaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan
berlangsung terus sampai awal tahun 90-an.
Pelaporan keuangan kepada pihak luar menjadi pendorong utama dalam
perancangan sistem akuntansi biaya sejak pasar modal dikembangakan di USA.
Manajer perusahaan bersedia untuk menerima informasi biaya rata-rata produk
yang kasar. Kenyataannya pada saat itu, informasi biaya produk secara individual
yang lebih rinci dan teliti tidak diperlukan. Selama perusahan memiliki produk
yang homogen, yang mengkonsumsi sumber daya dengan proporsi yang sama,
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi biaya yang berorientasi ke
penyediaan informasi keuangan bagi lebih beriorientasi ke penyediaan informasi
keuangan bagi pemakai luar adalah cukup baik dan memadai. Bagi kebanyakan

5
perusahaan, biaya untuk menjalankan sistem akuntansi biaya lebih rinci,
kenyataannya melebihi manfaat yang diperoleh.
Dalam tahun 1950 dan 1960-an, telah dilakukan beberapa usaha untuk
memperbaikki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk kepentingan
manajemen. Usaha untuk memperbaikki akuntansi biaya pada saat itu, pada
hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat informasi akuntansi
keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, dan tidak ditunjukan untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukkan bagi kepentingan
manajemen.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik-praktik akuntansi manajemen
tradisional yang sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial, banyak
ditemukan. Beberapa pihak menyatakan sistem akuntansi manajemen yang ada
sudah asing dan tidak berguna karena perkembangan lingkungan ekonomi yang
berkembangan pesat, sehingga dibutuhkan pengembangan praktik-praktik
informasi akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan.
Pada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang diwarnai dengan
persaiangan tingkat dunia yang tajam tela mengubah sifat ekonomi USA, dan
telah menimbulkan respon dari banyak perusahaan manufaktur di USA, yang
secara dramtis mengubah cara perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnis
mereka. Dengan perubahan ini, sistem akuntansi manajemen tradisional tidak
berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen yang baru, kemudian
muncul. Tren yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen adalah :
a. Kemajuan Teknologi Informasi
Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang,
manajemen mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya,
dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis mereka. Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan
rekayasa informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan cara
manual.
b. Implementasi Just-In Time (JIT) Manufacturing
Melalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar
permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa menanggung

6
biaya sediaan. Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan
dari operasi berikutnya. Oleh karena itu, JIT merupakan usaha untuk mengurangi
waktu penyimpanan, serta mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat
sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan jasa pendukung.
c. Meningkatnya Tuntutan Mutu
JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk
akhir kepada costumer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap
produksi berikutnya. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu
yang dijanjikan kepada custome dibutuhkan pengendalian menyuluruh atau Total
Qualitu Control (TQC).TQC merupakan konsep pengendalian yang meletakkan
tanggung jawab pengendalian di pundak setiap karyawan yang terlibat dalam
proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses produk, sampai proses
produksi, sampai produk mencapai pembeli.
d. Meningkatnya Diversifikasi dan Kompleksitas Produk, serta Semakin
Pendeknya Daur Hidup Produk
Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk
yang masing-masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang
sangat berbeda satu sama lain, sehingga pembebanan biaya overhead pabrik tidak
mencerminkan keterserapan produk tersebut. Pemanfaatan komputer untuk
memudahkan desain dan pengetesan hasil desaian produk menyebabkan inovasi
produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life cycle) menjadi
semakin pendek.
e. Diperkenalkannya Computer-Integrated Manufacturing (CIM)
Dengan digunakannya CIM dalam pabrik perusahaan mampu memproduksi
produk berdasarkan order, bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu
memperpendek lead time dan mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga
mengurangi secara signifikan penggunaan sumber daya manusia dalam proses
pengolahan produk.
Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik
akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuesinya, sistem akuntansi
manajemen berdasarakan aktivitas (Activity-Based Management) banyak
dikembangkan dan diimplementasikan oleh organisasi dengan fokus yang telah

7
diperluas agar memungkinkan melayani kebutuhan pelanggan dan mengelola
rantai nilai perusahaan. Penekanan waktu, kualitas dan efisiensi untuk
mengamankan dan mempertahankan keunggulan bersaing perlu dilakukan.
Sebagai tambahan, manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan. Posisi
yang dipilih dapat mempengaruhi sifat sistem informasi akuntansi manajemen.
Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) adalah
respons yang inovatif terhadap kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen
yang lebih akurat dan relevan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan
pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC).
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan
pengalokasian biaya, yaitu dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian
produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.

D. Tren Yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen


Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang
memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai tujuan khusus
manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi akuntansi manajemen. Proses
dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan, (collecting), pengukuran
(measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan (reporting), dan
pengelolaan (managing) informasi. Output yang dihasilkan dapat berupa laporan
khusus, biaya produksi, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan
komunikasi personal.
Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan dewasa ini telah
menuntut adanya pengembangan terhadap praktek-praktek akuntansi manajemen
yang inovatif dan relevan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan
ekonomi. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada bidang
akuntansi manajemen, setidak-tidaknya untuk sejumlah besar organisasi. Karena
lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen tradisional tidak digunakan lagi.
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan teknologi informasi.
Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang terintegrasi dengan
komputer (Computer-Integrated Manufacturing = CIM). Dengan proses produksi
terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan

8
berbagai operasi. Dengan penggunaan komputer, sejumlah besar informasi yang
berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa
yang sedang terjadi di bagian produksi dapat diketahui dengan segera pula.
Sekarang sudah dimungkinkan untuk memantau produk secara terus menerus
ketika mereka bergerak menuju pabrik dan mencatat berbagai hal pada saat yang
sama, seperti biaya unit yang diproduksi, bahan yang digunakan, sisa, dan biaya
produksi. Hasilnya adalah suatu sistem informasi yang secara terpadu
mengintegrasikan data proses produksi dengan pemasaran dan akuntansi.
Otomatisasi tersebut dapat meningkatkan kuantitas dan kecepatan informasi.
Karena manajer memanfaatkan nilai sistem informasi yang lebih kompleks, maka
mereka harus memiliki akses data dari sistem dan mampu memilah serta
menganalisisnya secara cepat dan efisien. Di lain pihak, ini mengimplikasikan
bahwa alat-alat untuk analisis harus andal.
Kemajuan kedua adalah ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan, seperti
ketersediaan komputer personal (PC), software, dan paket-paket grafis yang
memudahkan pengguna (user friendly). Komputer personal berfungsi sebagai
penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan, sedangkan software dan
paket grafis memberikan manajer kemampuan analitis untuk menggunakan
informasi tersebut. Alat bantu PC dan software tersedia bagi manajer dari semua
jenis organisasi. PC dan software yang mudah pengoperasiannya memungkinkan
manajer melakukan lebih banyak analisis dan mengurangi ketergantungannya
pada departemen sistem informasi yang tersentralisasi. Jika sebuah PC juga
bertindak sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database organisasi, maka
manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak
laporannya. Akuntan manajemen sekarang lebih fleksibel merespon kebutuhan
manajerial untuk aktivitas kalkulasi biaya produksi yang lebih kompleks. Selain
itu, kemampuan perhitungan yang cepat dewasa ini telah memungkinkan
penyusunan laporan pada saat dibutuhkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa
peningkatan daya respon dari sistem informasi akuntansi manajemen kontemporer
memungkinkan mereka merealisasikan penghematan biaya secara berarti melalui
penghapusan sejumlah besar laporan bulanan internal.

9
Beberapa trend yang berpengaruh pada bidang akuntansi manajemen antara
lain adalah kebutuhan yang semakin meningkat, kemajuan teknologi informasi
dan keragaman pada waktu yang tepat. Perkembangan yang terjadi dalam
akuntansi manajemen akibat kemajuan teknologi informasi disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu orientasi pelanggan, manajemen kualitas total, waktu sebagai
elemen kompetitif, kemajuan teknologi informasi, kemajuan lingkungan
manufaktur, pertumbuhan industri jasa dan persaingan global.
Akuntansi manajemen harus mampu menghadapi tantangan perubahan
lingkungan sehingga dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan perubahan
teknologi manufaktur, teknologi sistem informasi dan persaingan global. Sistem
akuntansi manajemen harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Selain itu, kemajuan teknologi membawa dampak terhadap perkembangan dunia
industri yang menuntut adanya kriteria penilaian kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan secara optimal. Kriteria tersebut menyebabkan bidang akuntansi
manajemen untuk dapat menyajikan informasi yang dapat dipercaya, relevan,
tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka pengambilan
keputusan manajemen, baik strategik maupun taktis.
Kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak besar pada
perkembangan dalam paradigma maupun pada teknologi manufaktur. Beberapa
faktor akuntansi manajemen yang mendasar mengalami perubahan akibat
penggunaan teknologi informasi. Perubahan tersebut antara lain mencakup proses
perencanaan, pengendalian aktivitas rutin, struktur organisasi dan situasi kerja.
Dalam situasi dimana lingkungan berubah, maka rencana organisasi juga harus
berubah agar tetap bertahan dan keadaan organisasi tetap stabil. Organisasi yang
dihadapkan dengan perubahan lingkungan harus responsif jika tidak ingin
mengalami penurunan aktivitas yang tidak dapat dihindarkan. Kondisi ini
mengharuskan manajemen untuk selalu melakukan peningkatan yang inovatif
secara kontinu disegala aspek agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam
persaingan yang sangat ketat, bahkan dapat memungkinkan perusahaan dapat
menjadi leading company.

10
E. Peran Akuntansi Manajemen
Peranan akuntan manajemen Peran seorang akuntan manajeman dalam
organisasi adalah sebagai pendukung organisasi. Akuntan manajemen
bertanggungg jawab untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur,
menganalisis, menyiapkan, menginteprentasikan dan mengkomunikasikan
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan.
Akuntan manajemen biasanya terlibat secara langsung dalam proses manajemen
sebagai anggota penting dalam tim manajemen, misalnya sebagai kontroler
(kepala bagian akuntansi) dan manajer akuntan biaya. Akuntan manajemen
bertugas membantu orang-orang ini (line position), yaitu pihak yang
bertanggungg jawab langsung dalam melaksanakan tujuan dalam organisasi,
misalnya manajer bagian produksi. Dalam hal ini, akuntan manajemen berada
dalam posisi staff (staff position), yaitu posisi yang mendukung tugas lini dan
tidak bertanggungg jawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi

Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai


serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau menyimpang,
dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang sering berbeda
pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi nampaknya terdapat suatu prinsip
umum yang mendasari semua system etika. Ada 10 nilai inti yang diidentifikasi
menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka
umum, yaitu :
 Kejujuran (honesty)
 Integritas (integrity)
 Memegang janji (promise keeping)
 Kesetiaan (fidelity)
 Keadilan (fairness)
 Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
 Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
 Kewarganegaraan dan bertanggung jawab (responsible citizenship)
 Pencapaian kesempurnaan (pursuir of excellence)
 Akuntabilitas (accountibillity)

IMA (Instititute of Management Accountants) mengeluarkan pernyataan ten


tang standar perilaku etis akuntan manajemen. Standar tersebut adalah sebagai ber
ikut.
1. Kompetensi Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk
a) Menjaga tingkat kompetensi professional yang dimiliki dengan terus mene
rus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
b) Melakukan tugastugas profesionalnya sesuai dengan hokum, peraturan, da
n standar teknis yang berlaku.
c) Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah mela
kukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat diper
caya.
2) Kerahasiaan Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Tidak membocorkan informasi rahasia tanpa ijin, kecuali diharuskan secar
a hokum.

11
b) Memberi tahu bawahan seperlunya dan memonitor aktivitas mereka untuk
menjaga kerahasian tersebut.
3) Integritas Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Menghindari konflik kepentingan actual.
b) Menahan diri dari aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap
kemampuan mereka untuk melakukam tugasnya secara etis.
c) Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat
mempengaruhi mereka dalam bertugas.
d) Menahan diri untuk tidak melakukan penggerogotan terhadap legitimasi
organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara aktif maupun pasif.
e) Mengkomunikasikan berbagai batasan profesional.
f) Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau
opini professional.
4) Objektivitas Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b) Mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dapat diharapkan
mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan
rekomendasi yang dikeluarkan.
5) Resolusi konflik etika Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan
manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi
perilaku yang tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik etika. Ketika
menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus
mengikuti kebijakan yang ditetapkan organisasi dalam mengatasi konflik.
Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen
harus mempertimbangkan tindakan berikut ini :
a) Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah
tersebut melibatkan atasannya.
b) Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan
seorang penasihat yang objective untuk mencapai pemahaman terhadap
tindakan yang mungkin dilakukan.
c) Jika konflik etika masih ada setelah dilakukan tindakan terhadap semua
jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali
mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang
informative kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk.
d) Kecuali diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut
kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan
organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat.

F. Profesi Akuntansi Manajemen


Setiap profesi memiliki aturan berperilaku atau standar etika. Akuntan
manajemen memiliki kewajiban kepada organisasi yang dilayani, kepada
profesinya, kepada masyarakat, dan kepada diri sendiri untuk menjaga standar
kode etik. Untuk mengatur kewajiban ini Institute of Management Accountants
(IMA) telah mengeluarkan standar kode etik bagi akuntan manajemen. Setiap

12
anggota dari IMA seharus berperilaku etik. Komitmen untuk melaksanakan
praktik profesional etik mencakup: prinsip-prinsip yang mencerminkan nilainilai
menyeluruh, dan standar-standar yang menjadi pedoman berperilaku
1. Kompetensi (Competence)
Akuntan manajemen harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional
mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya
ketika memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional,
melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum dan menyediakan
laporan yang lengkap dan transparan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Akuntan manajemen harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan
informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya,
diantaranya meliputi menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia,
menginformasikan pada bawahan (subordinat) dengan memperhatikan
kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang
diperoleh.
3. Integritas (Integrity)
Akuntan manajemen harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam
hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat
maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan,
menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan memengaruhi segala macam
tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas
profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik,
menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan
mencemarkan nama baik profesi.
4. Kredibilitas (Credibility)
Akuntan manajemen tidak boleh berkompromi mengenai penilaian
profesionalnya karena disebabkan prasangka, konflik kepentingan dan
terpengaruh orang lain. Akuntan manajemen harus memberitahukan informasi
dengan wajar dan objektif dan mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.
Kredibilitas juga dapat diartikan sebagai sikap independen. Tidak memihak pada
salah satu pihak dengan tujuan pembelaan ataupun tujuan oportunistis. Menilai

13
dan menyajikan fakta apa adanya, yang mendukung pencapaian visi, misi dan
tujuan organisasi.

G. Kode etik Akuntan Manajemen


Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode
Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di Indonesia dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan antara akuntan
publik dengan klien, antara akuntan publik dengan rekan sejawat dan antara
profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu
kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik,
penafsiran dan penyempurnaan kode etik. Sedangkan kode etik akuntansi adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Profesi etika akuntansi manajemen
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan
penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal
lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian
dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Akuntan manajemen mempunyai
peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan
tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan
manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas
dibandingkan tanggung jawab seorang akuntan keuangan, yaitu:
a) Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem
perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih
cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian
sasaran.

14
b) Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan
kejadian-kejadian yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik
untuk bertindak.
c) Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan
dengan aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan
mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan
untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang diharapkan.
d) Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem
pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam
suatu organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan
kontribusi kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan pengukuran
prestasi manajemen.
e) Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.
b. Etika Profesional Akuntan Manajemen
Kebiasaaan beretika adalah sangat penting dalam menjalankan perekonomian
kita telah memicu berbagai perubahan peraturan dan permintaan perundang-
undangan baru. Dalam perekonomian yang baru, digital, dan berbasis
kepercayaan, kepentingan sangat dijunjung tinggi. Kejujuran perusahaan, yang
diwujudkan dalam merek dan reputasi, meningkatkan kepercayaan pelanggan,
karyawan dan investor. Pengalaman menunjukkan bahwa aset semacam ini harus
dibangun lama dan penuh pengorbanan, namun cepat dapat hilang dalam sekejap,
dan jika hilang, maka kehilangan segalanya.
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
a) Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang
sepantasnya, mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat
laporan yang jelas dan lengkap berdasarkan informasi yang dapat dipercaya
dan relevan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki
tanggung jawab untuk:

15
 Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan
berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
 Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis
yang berlaku.
 Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang
relevan serta dapat diandalkan.
b) Kerahasiaan (Confidentiality)
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan
informasi rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk
melakukan hal tersebut.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki
tanggung jawab untuk:
 Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang
diperoleh dalam pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar
kewajiban hukum.
 Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi
yang diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan.
Hal ini dilakukan juga untuk menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
 Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak
ketiga.
c) Integritas (Integrity)
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari
kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka
dalam menjunjung etika.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki
tanggung jawab untuk:
 Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar
terhindar dari potensi konflik.
 Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan
mengurangi kemampuan mereka dalam menjalankan tigas secara etis.

16
 Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
 Menahan diri dari aktivitas negati yang dapat menghalangi dalam
pencapaian tujuan organisasi.
 Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala
lain yang dapat menghalagi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu
kegiatan.
 Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang
menguntungkan dalam penilaian profesional.
 Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi.
d) Objektivitas (Objectifity)
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara
wajar dan objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua
informasi relevan yang diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user
terhadap pelaporan, komentar dan rekomendasi yang ditampilkan
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki
tanggung jawab untuk:
 Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan
objektif.
 Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat
memberikan pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang
disampaikan. Akuntan yang dianggap kreatif adalah akuntan yang dapat
menginterpretasikan grey area standar akuntansi untuk mendapatkan
manfaat atau keuntungan dari interpretasi tersebut.
Akuntansi dengan standar yang berlaku, adalah alat yang digunakan
manajemen (dengan bantuan akuntan) untuk menyajikan laporan keuangan.
Praktek akuntansi tentunya tidak terlepas dari kebijakan manajemen dalam
memilih metode yang sesuai dan diperbolehkan. Kebijakan dan metode yang
dipilih dipengaruhi oleh kemampuan interpretasi standar akuntansi, dan
kepentingan manajemen sendiri.

17
Dua jenis pengungkapan yang dapat diberikan dalam laporan keuangan
yaitu:
a. Mandatory disclosure (pengungkapan wajib)
b. Voluntary discolure (pengungkapan sukarela)
Tentunya jika manajemen dapat menggunakan media disclosure ini
dalam menjelaskan kebijakan dan praktek akuntansi yang dilakukan sehingga
para pengguna paham dan dapat menilai motivasi dibelakangnya, dan tidak
merasa dirugikan, sehingga kebijakan tersebut dapat dikatakan legal dan etis.

c. Perilaku Profesi Akuntan


Etika dalam akuntansi seringkali disebut sebagai suatu hal yang klasik. Hal
tersebut dikarenakan pengguna informasi akuntansi menggunakan informasi yang
penting serta membuat berbagai keputusan. Profesi dalam akuntansi keuangan
memegang rasa tanggung jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan akuntansi
yang tidak benar, tidak hanya akan merusak bisnis, tetapi juga merusak auditor
perusahaan yang tidak mengungkapkan salah saji. Kode etik yang kuat dan tingkat
kepatuhan terhadap etika dapat menyebabkan kepercayaan investor sehingga
mengarah kepada hal yang kepastian dan merupakan hal yang keamanan bagi para
investor.
Para akuntan dan auditor dapat menghindari dilema etika dengan memiliki
pemahaman yang baik tentang pengetahuan etika. Hal tersebut memungkinkan
mereka dapat membuat pilihan yang tepat. Mungkin hal itu tidak berdampak baik
bagi perusahaan tetapi dapat menguntungkan masyarakat yang bergantung pada
akuntan atau auditor. Aturan kode etik yang ada menjadi panutan bagi akuntan
dan auditor untuk mempertahankan standar etika dan memenuhi kewajiban
mereka terhadap masyarakat profesi dan organisasi yang mereka layani. Beberapa
bagian kode yang disoroti adalah integritas dan harus jujur dengan transaksi
mereka, objektivitas dan kebebasan dari konflik kepentingan, kebebasan auditor
dalam penampilan dan kenyataan, penerimaan kewajiban dan pengungkapan
kerahasiaan informasi non luar, kompetensi serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan pekerjaannya.

18
d. Kode Etik dalam ikatan akuntansi (IAI )
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat
empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
a) Kredibilitas, masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem
informasi.
b) Profesionalisme, diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang
akuntansi.
c) Kualitas Jasa, terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
d) Kepercayaan, Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
 Prinsip Etika,
 Aturan Etika, dan
 Interpretasi Aturan Etika.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan
oleh badan yang dibentuk.

19
e. Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan
sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya
pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh
adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila
diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.
f. Prinsip Etika Profesi
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan,
dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat,
bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Prinsip-prinsip berikut adalah:
 Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua
kegiatan yang harus dilakukannya.
 Prinsip Kedua – Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
 Prinsip Ketiga – Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin.
 Prinsip Keempat – Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
 Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

20
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
professional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan
teknik yang paling mutakhir.
 Prinsip Keenam – Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau
menggungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban professional atau hukum untuk mengungkapkan.
 Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
 Prinsip Kedelapan – Standar Teknis
Standar teknis dan standar profesional yang hams ditaati anggota adalah
standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International Federation
of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi manajemen adalah sitem akuntansi yang tujuan
utamanya adalah menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak
internal perusahaan, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer
pemasaran, dan pihak internal lainnya.
Prinsip-prinsip Kode Etik mengungkapkan pengakuan profesi atas
tanggung jawabnya kepada publik, untuk klien, dan rekan kerja. Mereka
membimbing anggota mereka dalam kinerja tanggung jawab profesional
mereka dan mengungkapkan dasar prinsip etika dan perilaku profesional.
Prinsip-prinsip itu menuntut seorang yang teguh komitmen terhadap
perilaku terhormat, bahkan pada pengorbanan keuntungan pribadi.
Prinsip kode, diambil secara keseluruhan, membangun kerangka
kerja bagi akuntan. Pendekatan etis terhadap profes akuntansi. Kritik
mengatakan, bagaimanapun, bahwa prinsip memiliki setidaknya dua
ketidakcukupan: (1) terlalu luas dan tidak berbentuk; dan (2) mereka
kekurangan sanksi. Meskipun demikian, terlepas dari kekurangan ini, kode
etik sangat banyak penting dalam menetapkan standar profesional. Aturan
spesifik bisa jelas ketidakjelasan dalam prinsip kode.

B. Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya
untuk menjadi akuntan publik yang baik dan professional seharusnya
menguasai dan mengikuti 8 prinsip etika profesi menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dan tidak menyimpang dari standar pedoman yang telah di
tetapkan.

22
Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno. 2012. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran. Jakarta: Penerbit PT. Rineka

Karya.

Anonim. “
Ebook Modul Akuntansi Manajemen 2007
”. Diunduh dilaman academia.edu. Anonim. “
Pengertian Akuntansi Manajemen
”. Artikel dapat ditemukan dilaman: ilmuakuntansi.web.id

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, & S. Mark Young,

(2007), Management Accounting, Fifth edition, Upper Saddle River, New

Ernawan, Erni R. 2016. Etika Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Hansen, Don, R. dan Maryanne M. Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen, Edisi

Keempat, Terjemahan Ancella A. Hermawan,Universitas Indonesia,

Jakarta.

Hansen, Mowen, 2009. Akuntansi Manajerial, Terjemahan Dewi Fitriasari dan

Deny Arnor Kwary, 7th ed. Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T. 1991. Pengantar Akuntansi Manajemen. edisi 6. Erlangga:

Jakarta.

23
https://www.academia.edu/21672473/MAKALAH_AKUNTANSI_MANAJEME

N_Ruang_Lingkup_Akuntansi_Manajemen

Jersey: Pearson Education, Inc., Pearson Prentice Hall.

Kamaroellah Agoes. 2020. Akuntansi Manajemen Pendidikan. Surabaya: CV.

Jakad Media Publishing

Maharsi, S. (2000). Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap

Bidang Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi dan keuangan, 2(2), 127-

137.

Wibisono, Haris. 2012. Akuntansi Manajemen: Peranan, Sejarah dan Arah

Akuntansi Manajemen

Narsa, Made I. 1999. Akuntansi Manajemen, EKMA4314/MODUL 1.

24
Studi Kasus: Pengambilan Keputusan Biaya Produksi

PT Makmur Jaya adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi sepatu olahraga.


Perusahaan ini ingin meningkatkan efisiensi produksi dan mengoptimalkan biaya
produksi. Mereka memiliki dua jenis sepatu, yaitu "Xtreme Runner" dan "Elite Trainer".

Langkah 1: Identifikasi Biaya


PT Makmur Jaya mengidentifikasi biaya-biaya produksi berikut:
 Bahan baku (kulit, karet, tali, dll.).
 Tenaga kerja langsung.
 Biaya overhead pabrik (listrik, penyusutan mesin, dll.).

Langkah 2: Pemisahan Biaya


Perusahaan memisahkan biaya-biaya tersebut menjadi biaya variabel (berubah seiring
jumlah produksi) dan biaya tetap (konstan regardless jumlah produksi).

Langkah 3: Menghitung Biaya Unit


Mereka menghitung biaya total untuk setiap jenis sepatu dengan menjumlahkan biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang relevan. Kemudian, biaya
total ini dibagi dengan jumlah unit sepatu yang dihasilkan untuk mendapatkan biaya per
unit.

Langkah 4: Analisis Biaya


Perusahaan menganalisis biaya per unit untuk setiap jenis sepatu. Misalnya, biaya
bahan baku dan tenaga kerja langsung mungkin lebih tinggi untuk sepatu "Xtreme
Runner" karena menggunakan bahan kualitas lebih tinggi. Namun, biaya overhead
pabrik mungkin lebih tinggi untuk sepatu "Elite Trainer" karena memerlukan proses
produksi yang lebih rumit.

Langkah 5: Pengambilan Keputusan


Berdasarkan analisis biaya per unit, PT Makmur Jaya dapat membuat keputusan yang
lebih baik. Jika "Xtreme Runner" memiliki biaya produksi yang lebih tinggi, tetapi
memiliki permintaan yang lebih tinggi dan harga jual yang lebih tinggi,
Perusahaan dapat memutuskan untuk lebih fokus pada sepatu tersebut. Di sisi lain, jika
"Elite Trainer" memiliki biaya produksi lebih rendah dan permintaan yang cukup kuat,
perusahaan mungkin ingin meningkatkan produksi untuk model tersebut.

Dengan menggunakan konsep akuntansi manajemen, PT Makmur Jaya dapat


mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi dan membuat
keputusan yang lebih cerdas untuk mengoptimalkan kinerja keuangan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai