Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Akuntansi
Manajemen
Dosen Pengampu: Dr.Irwan Sutirman Wahdiat, SE., MM., M.Ak., Akt.

Disusun Oleh :
 Riski Iswendi (119040250)
 Widia Fitri (119040242)
 Widya Dwi Lestari W (119040258)

Kelas : Akuntansi 4J

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2022

Seminar Akuntansi Manajemen Page 1


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirot Allah Yang Maha Esa atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk dapat melengkapi nilai mata kuliah Etika Bisnis dan
Profesi Akuntansi. Makalah ini memuat berbagai macam informasi mengenai “Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen dan Inventory”.
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada Ibu Dosen Seminar Akuntansi Manajemen yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini serta pihak-pihak lain
yang sudah membantu.

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa


dalam mengetahui tentang pengendalian operasi yang didesentralisasikan ini lebih
dalam. Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih mempunyai banyak
kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan banyak
kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.

Cirebon, Oktober 2022

Penulis

Seminar Akuntansi Manajemen Page 2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................3
1.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen..........................................................3
A. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen............................................4
B. Jenis-Jenis Informasi Akuntansi Manajemen...........................................................4
C. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen......................................................8
D. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.......................................................10
E. Tipe Sistem Informasi Akuntansi Manajemen...........................................................10
F. Standar Laporan Akuntansi Manajemen....................................................................10
G. Laporan Intern...........................................................................................................12
H. SIAM sebagai dasar Pengambilan Kebijakan Perusahaan.........................................12
I. Pengukuran Kualitas Sistem Infbrmasi Akuntansi Manajemen..................................13
J. Keterkaitan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Manajemen 14
1.2 Definisi Inventory..................................................................................................16
A. Jenis- jenis inventory..............................................................................................16
B. Fungsi Persediaan (inventory)................................................................................18
C. Pengendalian Persediaan........................................................................................18
D. Sistem Pengendalian Inventory..............................................................................19
BAB II...................................................................................................................................21
PEMBAHASAN / IMPLEMENTASI....................................................................................21
2. 1 Implementasi SIAM untuk Pengambilan Keputusan atau Kebijakan Perusahaan.......21
2.2 Implementasi SIAM Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Jangka Pendek...............22
3.1 Implementasi Inventory pada Dunkin Donuts Manado................................................23
KESIMPULAN......................................................................................................................24
REFERENSI..........................................................................................................................25
1. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN.............................................25
2. INVENTORY............................................................................................................26

Seminar Akuntansi Manajemen Page 3


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sistem informasi akuntansi manajemen merupakan mekanisme pengawasa


organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan cara membuat laporan dan
menciptakan tindakan tindakan yang nyata terhadap penilaian kinerja dan setiap
kelompok dalam organisasi (Chai. 1995). Sistem informasi akuntansi manajemen
(SIAM) memiliki tugas menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memudahkan
pengawasan dan tindakan terhadap penilaian organisasi.

System informasi akuntansi manajemen adalah sustu system pengendalian


organisasi dimana system informasi manajemen ini adalah alat yang efektif dalam
menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin
terjadi dari berbagai alternatif yang dapat dilakukan. System akuntansi manajemen
merupakan cerminan dari fungsi perencanaan manajemen yaitu memberikan
informasi untuk pengembilan keputusan, motivasi perilaku manajerial. System
iformasi manajerial juga merupakan sistem pengumpulan data oprasional dan
finansial. 

Manajemen sendiri mencakup proses perencanaan, pengorganisasian,


pengawasan, pengarahan, dan lain-lain, dalam suatu organisasi. Sedangkan, informasi
dalam satu organisasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga memiliki
nilai dan arti bagi organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem
yang mengolah serta mengorganisasikan data dan informasi yang berguna untuk
mendukung pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi.

A. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

1. Board of schope (lingkup)

SIAM yang bersifat board of schope adalah informasi yang memperhaikan


focus,kualifikasi, dan time horizontal focus merupakan informasi yang berhubungan
dengan informasi yang behubungan dari dalam dan luar organisasi (factor
ekonomi,teknologi dan pasar) dalam melakukan tugasnya manajer butuh berbagai
informasi dari berbagai sumber yang sifatnya luas, karna itu manajer menbutuhkan
informasi yang cakupannya luas

Seminar Akuntansi Manajemen Page 4


2. Time lines (tepat waktu)

Menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi mengenai suatu


kejadian. Informasi dikaitkan dengan tepatwaktu apabila informasi tersebut
mencerminkan informasi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer, informasi
yang tepat waktu akan membantu manajer untuk merespon secara tepat terhadap
suatu peristiwa. Timelines mencakup frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.

3. Aggregation (agregasi)

Informasi di sampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi mencakup hal
hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri. Informasi yang
teregresi akan berfungsi sebagai masukan yang berguna dalam porses pengambilan
keputusan, karna lebih sedikit waktu yang diperlukan ntuk mengevaluasinya,
sehingga meningkatkan efisiensi kerja manajemen. Dalam pengembangan terakhir,
agregasi informasi merupakan penggabungan dari informasi fungsional dan temporal.
Sehingga area penjualan, pusat biaya, dapatrtemen produksi dan pemasaan, dan
informasi yang dihasilkan secara khusus untuk keputusan formal.

4. Integration (integritas)

Mencerminkan komplektasi dan saling keterkaitan antara bagian satu dan


bagian lain. Fungsinya sebagai koordinator dalam mengemdalikan pengembilan
keputusan yang beraneka ragam. Manfaatnya dirasakan penting saat manajer
dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak
pada bagian/unit yang lain. Integration dapat meningkatkan kinerja manajerial karna
memberikan segmen dalam sub atau unit atau antar sub unit dalam organisasi. 

B. Jenis-Jenis Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Macfoedz (1990:17) jenis-jenis informasi akuntansi manajemen


adalah skuntansi biaya penuh (full cost accounting, akuntansi biaya diferensial
(differential accounting), dan akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting).

Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal penting


yaitu: objek informasi, alternatif yang akan dipilih, dan wewenang manajer. 

a. informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti


produk, departemen, dan aktivitas perusahaan maka akan dihasilkan konsep
informasi akuntansi penuh.
b. Jika informasi akuntansi manajeinen dihubungkan dengan alternatif yang akan
dipilih, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial, yang

Seminar Akuntansi Manajemen Page 5


sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan pemilihan
alternatif.
c. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang yang
dimiliki oleh manajer, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi
pertanggungjawaban, yang terutama manfaat untuk mempengaruhi perilaku
manusia dalam organisasi.

Menurut Mulyadi (1993:17) tipe dan manfaat dari organisasi akuntansi manajemen
yaitu :

a. Akuntansi biaya penuh merupakan keseluruban biaya yang dibebankan pada setiap
produk, segmen dan devisi, baik itu biaya langsung maupun biaya tidak langsung.
Pengertian biaya ini adalah keseluruhan biaya yang dapat ditelusuri manfaatnya pada
produk yang bersangkutan, sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya
gabungan untuk memproduksi beberapa macam produk. Akutansi biaya penuh dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu biaya penuh historis (historical cost) dan biaya
penuh masa yang akan datang (future estimate). Biaya penuh historis terutama
digunakan untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan baik itu neraca maupun
perubahan posisi keuangan. Di samping itu biaya penuh juga digunakan untuk
menilai prestasi manajer yang memimpin perusahaan, sedangkan biaya penuh masa
yang akan datang terutama digunakan untuk semua tipe perencanaan baik itu
perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek atau sering juga
disebut pembuatan program yaitu keputusan tentang langkah-langkah apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Biaya penuh masa yang akan datang

Seminar Akuntansi Manajemen Page 6


juga digunakan untuk menetapkan berapa harga penjualan normal yang dikehendaki
perusahaan supaya perusahaan tidak mengalami kerugian. 

Sebagai contoh, PT. AKBAR membeli komponen printer sebesar Rp 30.000,- dan
untuk merakit printer tersebut diperlukan biaya-biaya sebagai berikut : Upah tenaga
kerja Rp 4.000,- biaya material (suku cadang) sebesar Rp 6.000,- serta biaya operasi
sebesar Rp 10.000,- (termasuk biaya tetap), maka biaya penuh dari printer tersebut
adalah Rp 50.000,-

b. Akuntansi biaya diferensial hanya digunakan untuk memilih salah satu alternatif dari
alternatif yang ada untuk dijadikan menjadi keputusan perusahaan pada masa yang
akan datang. Jadi informasi yang digunakan dalam akuntansi diferensial adalah
informasi masa mendatang (future estimate), dan informasi tersebut merupakan
informasi mengenai perbedaan diantara alternatif yang dihadapi para pembuat
keputusan. Jadi tidak ada informasi akuntansi diferensial yang bersifat
historis.Akuntansi diferensial dapat dibedakan menjadi empat yaitu biaya diferensial
(differential cost), pendapatan diferensial (differential revenue), laba diferensial
(differential profit), dan aktiva diferensial. Dari keempat akuntansi diferensial
tersebut merupakan informasi masa yang akan datang yang berbeda pada suatu
kondisi dibandingkan dengan kondisi yang lain penentuan besarnya biaya,
pendapatan, laba, dan aktiva diferensial hanya didasarkan pada prediksi masa yang
akan datang. 
c. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan cara yang ditempuh oleh top
manajemen untuk membagi organisasi menjadi segmen-segmen tertentu, dimana
masing-masing segmen mempunyai otonomi untuk mengatur pusat
pertanggungjawaban, dengan cara demikian diharapkan pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan akan cepat tercapai. Pada umumnya pembentukan pusat
pertanggungjawaban erat kaitannya dengan adanya tujuan/sasaran tertentu yang ingin
dicapai organisasi

Menurut Anthony, et al. (1990:197) hakekat dari pusat pertanggungjawaban itu


digambarkan sebagai berikut : 

Dari ilustrasi di atas kiranya jelas bahwa setiap cost center itu mempunyai
masukan dan keluaran. Berdasarkan masukan dan keluaran inilah sebagai alat ukur
prestasi dari manajer pusat pertanggungjawaban. Berdasarkan hubungan input dan
out put ini, pusat pertanggungjawaban yang ada pada suatu organisasi pada umumnya
Seminar Akuntansi Manajemen Page 7
dikelompokkan menjadi empat yaitu pusat pendapatan (revenue center), pusat laba
(profit center), pusat biaya (expense center), pusat investasi (investment center).

a) Pusat pendapatan merupakan suatu pusat pertanggungjawaban, dimana tingkat


output atau tingkat keluaran diukur dengan nilai uang akan tetapi tidak ada
usaha formal yang dilakukan untuk menghubungkannya dengan biaya atau
input. Pusat pendapatan pada umumnya dipercayakan kepada bagian
pemasaran. Dalam pusat pendapatan, pertama yang diIakukan adalah
menentukan target penjualan untuk mengukur transaksi penjualan yang telah
dilakukan. Jadi dengan ditentukan target penjualan ada semacam aspek
pengawasan dalam pusat pertanggungjawaban
b) Profit center merupakan suatu pusat pertanggungjawaban dimana tingkat
output atau tingkat keluaran diukur dengan nilai uang dan ada usaha formal
yang dilakukan untuk menghubungkannya dengan biaya atau input. Pada
sebuah pusat laba, manajer bertanggung jawab dan berwewenang untuk
mengambil keputusan yang mempengaruhi baik biaya maupun pendapatan
untuk departemen atau divisi yang bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah Mini
Market dapat mendesentralisasikan operasinya menurut lini produk. Manajer
setiap lini produk akan bertanggung jawab atas harga pokok barang dan
keputusan mengenai pendapatan, seperti penentuan harga jual. Manajer pusat
laba tidak mengambil keputusan sehubungan dengan aktiva tetap yang
tersedia untuk pusat laba itu. 
c) Cost center merupakan bagian dari pusat pertanggung-jawaban dimana
masukan (input) diukur dengan satuan uang tetapi tidak ada usaha fonnal yang
dilakukan menghubungkannya dengan pendapatan (output). Sebagai contoh,
seorang manajer dari pabrik manufakturing yang diorganisasikan sebagai
pusat biaya dapat memperlakukan tiap-tiap departemen di dalam pabrik
sebagai pusat biaya yang terpisah, dengan manajer-manajer departemen
melaporkan langsung ke manajer pabrik. Pada umumnya pusat biaya
dikelompokkannya menjadi dua yaitu pusat biaya yang terukur dan pusat
biaya yang tidak terukur. Akan tetapi dalam konteks ini penulis tidak
membahas secara khusus pusat-pusat biaya tersebut.
d) Pusat investasi merupakan suatu bentuk pusat pertanggungjawaban, dimana
yang menjadi pusat perhatian adalah laba dan investasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Pada sebuah pusat investasi, manajer bertanggung
jawab dan berwenang untuk membuat keputusan yang tidak hanya
mempengaruhi biaya dan pendapatan, tetapi juga aktiva tetap yang tersedia
untuk pusat itu. Suatu ukuran yang paling luas digunakan untuk penilaian

Seminar Akuntansi Manajemen Page 8


prestasi divisional pusat investasi adalah tingkat pengembalian atas investasi
(Rate of Return On Investment- ROI). 

Sebagai ilustrasi, laba operasi dari Divisi Produksi sebesar Rp


70.000.000.000,- berdasarkan nilai aktiva yang diinvestasikan sebesar Rp
350.000.000.000,- dan penjualan Rp. 560.000.000.000, maka tingkat pemgembalian
atas investasi pada Divisi Produksi adalah:

C. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Hansen dan Women (2006:4) sistem akuntansi manajemen


mempunyai tiga tujuan umum yaitu:

1) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok


jasa, produk dan tujuan lain yag diinginkan manajemen.
2) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3) Menyedikan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan ini menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya pada
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dalam mengetahui cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan suatu masalah dan mengevaluasi
kinerja. Selain itu, kebutuhan atas informasi tidak terbatas hanya pada organisasi
manufaktur tetapi informasi manajemen dipergunakan juga di organisasi barang dan
jasa.

Menurut Mulyadi (2001:33), untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan


informasi akuntansi manajemen dalam perusahaannya, akuntansi manajemen
melakukan berbagai perubahan sebagai berikut :

a) Akuntansi manajemen melepaskan dominasi akuntansi keuangan dengan


memfokuskan perekayasaan informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan
manajemen. Informasi biaya yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen tidak
hanya ditujukan kepada manajemen untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan (financial reporting) bagi pihak luar perusahaan, namun untuk

Seminar Akuntansi Manajemen Page 9


memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas (activity
management) berdasarkan informasi biaya.
b) Akuntansi manajemen memanfaatkan teknologi komputer untuk merekayasa
informasi biaya produk yang lebih cermat. Sehingga memungkinkan
manajemen untuk melakukan analisis kemamampuan produk dalam
menghasilkan laba (product profitability analysis) dan keputusan penetapan
harga jual (pricing decision).
c) Akuntansi manajemen berusaha mencerminkan konsumsi sumber daya dalam
setiap aktivitas untuk menghasilkan produk.
d) Akuntansi manajemen menciptakan target costing untuk memungkinkan
manajemen menerapkan market-driven strategy dalam memasuki pasar dunia.
e) Akuntansi manajemen menyajikan informasi product-life-cycle cost untuk
memungkinkan manajemen melakukan strategic cost anaylsis.

Menurut Ahmad (2015:3), informasi akuntansi manajemen membantu manajer


melakukan tiga masalah pokok sebagai berikut :

1. Merencanakan secara efektif dan memusatkan perhatiannya pada


penyimpangan dari apa yang telah direncanakan. Laporan dari informasi
akuntansi manajemen merupakan suatu umpan balik bagi manajer agar
mengarahkan perhatian kepada organisasi atau perusahaan yang
memanfaatkan waktu secara lebih efektif.
2. Mengarahkan operasi. Manajer memiliki kebutuhan yang tetap akan informasi
akuntansi dalam melaksanakan operasional perusahaan sehari-hari. Misalnya,
dalam menentukan persediaan barang baru yang bersandar pada informasi
yang dihasilkan oleh akuntansi untuk memastikan jumlah stok sudah sesuai
dengan anggaran yang dibuat oleh perusahaan.
3. Memecahkan masalah. Informasi dari akuntansi merupakan faktor penting
untuk menganalisis suatu penyelesaian masalah

D. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Atkinson, et.al (2001:57), terdapat empat fungsi informasi akuntansi


manajemen untuk membantu para manajer menjalankan fungsi-fungsi
operasionalnya, yaitu :

1. Operational Control (Kontrol Operasional), yaitu menyediakan informasi


umpan balik tentang efisiensi dan kualitas dari kinerja tugas.
2. Product and Costumer costing (Produk dan Biaya pelanggan), yaitu mengukur
biaya sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk atau
jasa dan pasar dan mengirimkan produk atau jasa ke konsumen.

Seminar Akuntansi Manajemen Page 10


3. Management Control (Kontrol Manajemen), yaitu menyediakan informasi
tentang kinerja manajer dan unit operasi.
4. Strategic Unit (Unit Strategi), yaitu menyediakan informasi tentang keuangan
perusahaan dan kompetitif jangka panjang, kondisi pasar, pilihan konsumen
dan inovasi teknologi.

E. Tipe Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Mulyadi (2001:16) mengemukakan bahwa, Informasi akuntansi manajemen


dihubungkan dengan tiga hal: objek informasi, alternatif yang akan dipilih, dan
wewenang manajer.

Jika manajer akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi,


seperti produk, departemen atau aktivitas, maka akan dihasilkan konsep informasi
akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif
yang akan dipilih, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi differensial,
yang sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan pemilihan
alternatif. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang
manajer, dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang terutama
bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.

F. Standar Laporan Akuntansi Manajemen

Akuntan manajemen untuk menyajikan laporan yang efektif bagi manajemen


intern hendaknya menggunakan pedoman/prinsip yang umum dalam membuat
laporannya. Adapun standar pelaporan akuntansi manajemen menurut Wilkinson dan
Campbell (1993 hal.550) tersebut adalah sebagai berikut: diimplementasikan konsep
"pertanggungjawaban", implementasi prinsip "pengecualian", angka-angka harus
dapat diperbandingkan, data harus semakin ringkas untuk jenjang pimpinan yang
semakin tinggi, laporan-laporan mencakup komentar-komentar, dan interpretatif jelas
dengan sendirinya.

a) Pedoman implementasi konsep pertanggungjawaban mennjelaskan bahwa


laporan akuntansi manajemen sedapat mungkin harus mengungkapkan konsep
pertanggungjawaban dari masing-masing bagian organisasi, sehingga prestasi
dari masing-masing bagian (departemen) tersebut dapat diukur. Artinya setiap
bagian organisasi harus menyusun laporan internnya
b) Pedoman implementasi prinsip pengecualian menerangkan bahwa laporan
akuntansi manajemen sedapat mungkin harus diterapkan prinsip pengecualian
yaitu pelaporan harus dibedakan antara hal-hal yang berjalan dengan
semestinya dengan hal-hat yang perlu mendapat perhatian, artinya laporan
harus lebih menonjol operasi-operasi yang menyimpang dari keadaan yang

Seminar Akuntansi Manajemen Page 11


biasa. Misalnya hanya pengeluaran biaya yang melebihi anggaran di atas 5%
saja yang dilaporkan.
c) Prinsip tentang angka-angka dapat diperbandingan menjelaskan bahwa
laporan harus dapat diperbandingkan artinya pelaksanaan yang sebenarnya
dibandingkan dengan anggaran standar, atau pelaksanaan yang lalu, sehingga
tingkat kemajuan organisasi dapat di ukur.
d) Pedoman data ringkas untuk pimpinan menjelaskan bahwa sejauh yang dapat
dilaksanakan, data harus semakin ringkas untuk jenjang pimpinan yang
semakin tinggi. Pimpinan perusahaan biasanya mempunyai waktu yang
terbatas untuk membaca laporan akuntan manajemen, maka akuntan
manajemen dalam membuat laporan sedapat mungkin harus ringkas, sehingga
pimpinan dapat memahaminya dalam waktu singkat.
e) Laporan hendaknya memuat komentar-komentar. Karena laporan akuntansi
manajemen menggunakan bahasa teknis akuntansi, maka akuntan manajemen
sedapat mungkin harus memuat komentar-komentar singkat, misalnya
menjelaskan tentang sebab terjadinya masalah, serta menunjukkan tindakan
yang harus diambil untuk memperbaiki kondisi yang menyimpang

Prinsip pelaporan seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan dasar dari
suatu sistem pelaporan yang baik. Selain itu dari kelima prinsip tersebut, ada faktor-
faktor yang dapat membantu untuk menghasilkan laporan intern manajamen yang
baik menurut Wilson dan Campbell (1993:552), yaitu tepat waktu, sederhana dan
jelas, dinyatakan dalam bahasa dan istilah yang dikenal oleh pimpinan yang akan
memakainya, disajikan dalam urutan yang logis, harus akurat, disesuaikan dengan
pimpinan yang menggunakanya, distandardisasikan, apabila mungkin, mencerminkan
sudut pandangan pimpinan, berguna, biaya penyiapan laporan dipertimbangkan,
penyiapan laporan sebanding dengan manfaatnya.

G. Laporan Intern 

Manajemen Setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk menciptakan sistem


pelaporan yang baik dan tepat sesuai dengan sifat dan ukuran besarnya perusahaan,
karena sistem pelaporan yang ada dalam suatu perusahaan belum tentu cocok dengan
perusahaan lain. Laporan intern manajemen merupakan laporan jalannya operasi
perusahaan, yaitu dengan membandingkan antara data sebenarnya dengan anggaran,
sehingga kalau terjadi penyimpangan yang merugikan perusahaan dapat dengan
segera mengambil tindakan yang korektif.

Laporan harian merupakan ikhtisar pelaksanaan operasi perusahaan sehari-


hari, antara lain laporan mengenai order yang diterima, laporan mengenai faktur
penjualan yang dibuka, laporan mengenai mesin yang menganggur, laporan operasi,

Seminar Akuntansi Manajemen Page 12


laporan jumlah pegawai harian, laporan biaya overhead. Laporan ini meliputi laporan
mengenai order penjualan yang belum dipenuhi, laporan mengenai pemborosan
bahan, aporan mengenai biaya overhead untuk setiap departemen. Laporan bulanan
merupakan laporan ikhtisar pelaksanaan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu
bulan. Jadi setiap bulan diterbitkan satu laporan yang menginformasikan hasil yang
telah dicapai perusahaan pada bulan tersebut. Laporan bulanan ini terdiri dari laporan
analisa laba kotor (gross profit analyst), laporan biaya produksi, laporan laba rugi,
laporan penyimpangan biaya bahan, dan laporan penjualan.

H. SIAM sebagai dasar Pengambilan Kebijakan Perusahaan 

Pimpinan perusahaan selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan


diantara dua altematif atau lebih. Data-data yang tersedia dalam suatu perusahaan
cukup banyak, dan tidaklah mungkin semua data SIAM ini relevan untuk berbagai
altematif dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu tidak semua SIAM harus
dilaporkan kepada manajemen untuk pengambilan keputusan. Sehubungan dengan
konsep SIAM untuk tujuan pengambilan keputusan seorang manajer harus
menggunakan konsep biaya yang berbeda terhadap pengambilan keputusan yang
berbeda. Oleh karena itu konsep SIAM sangat penting untuk tujuan pengambilan
keputusan. Sistem informasi biaya relevan telah didefinisikan Mulyadi (1989:16)
yaitu "Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang diperkirakan akan berbeda
atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
macam altematif'. Hal ini menjelaskan bahwa orientasi dari akuntansi manajemen
adalah data yang akan datang. Data historis hanya digunakan untuk merumuskan
ramalan kejadian yang mungkin terjadinya pada masa yang datang. Jadi konsep
informasi biaya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah biaya-
biaya relevan. Seorang akuntan manajemen harus dapat membedakan mana biaya
relevan dan mana biaya yang tidak relevan, sehingga keputusan yang diambil tidak
merugikan perusahaan.

I. Pengukuran Kualitas Sistem Infbrmasi Akuntansi Manajemen

Selain sebagai alat ( Laudon & Laudon , 2012 : Xxi ) , Sistem


informasimasi dapat juga dipandang sebagai produk ( Azhar Susanto , 2008 : 18
Dalam konteks kualitas produk , harapan pelanggan memiliki peranan yang besar
sebagai Standar perbandingan dalam evaluasi kualitas maupun kepuasan ( Arif ;
2007 : 153 ) Jadi , kualitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu produk
(termasuk jasa ) untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan ( Stairs &
Renolds , 2010 : 57. Dalam koteks Sistem informasi , yang dikatakan kualitas
adalah kesesuaian antara Spesifikasi yang dibutuhkan dibandingkan dengan
spesifikasi yang digunakan oleh perusahaan ( Azllar Susanto , 2008‥22) kualitas

Seminar Akuntansi Manajemen Page 13


juga merupakan indikator seberapa baik hasil akhir system informasi memenuhi
tujuan yang ditetapkan oleh manajemen(Laudon&Laudon, 2012:530).

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Post&Anderson (2003:5) bahwa


kualitas sistem informasi diukur dengan kemampuannya untuk memberikan informasi
yang benar dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para manajer secara tepat waktu
dan dipertegas Devis&Olsom (1985) yang mengatakan “Quality for information
system is defined as excellence per fitness of the system in serving the purpose for
which it was developed.” Lebih lanjut Devis&Olsom mengatakan bahwa kualitas
dicapai dengan fungsi-fungsi organisasi yang menetapkan dan melakukan jaminan
kualitas, dimana jaminan kualitas terdiri dari jaminan kualitas dalam pengembangan
dan jaminan kualitas perancangan fitur dalam aplikasi.

Dengan demikian, kualitas sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM)


adalah spesifikasi yang dapat dijadikan sebagai kerangaka kerja yang terintegrasi
dalm perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya untuk menyediakan informasi
yang relevan kepada manajemen karyawan dalam sebuah organisasi, baik informasi
financial maupun informasi non finacial, untuk pengambilan keputusan dalam
menggapai tujuan secara khusus dalam organisasi

Menurut Laudon&Laudon (2012:530) secara umum sistem informasi dalam


entitas bisnis memperhatikan 5 variabel pengukuran, yaitu: Scope, time, cost, quality,
dan risk. Sementara itu dari segi kualitas sistem informasi, Stair&Reynolds (2010:57)
menjelaskan secara umum karakteristik kualitas sistem informasi adalah Flexible,
Accessible, dan Timely. Kaplan&Atkinson (1998:1) mengatakan bahwa sistem
informasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk membantu para
manajer dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian mereka. Lebih lanjut
Kaplan&Atkinson (1998:1) mengatakan bahwa untuk menguji sistem informasi
akuntansi manajemen apakah telah memotivasi dan membantu para manajer atau
tidak dalam mencapai tujuan organisasi dapat dilihat timely, efficient, dan effective
dari sistem tersebut. Sementara itu, Onget al (2009) dan Wixom&Told (2005)
mengukur sistem informasi yang berkualitas dengan menggunakan dimensi
Reliability, Flexibelity, Integration, Accessibilty, Timeliness. Sedangkan menurut
Chang et al (2012) mengukur kualitas system informasi dengan security, ease of use
dan Efficiency. Sementara secara spesifik Heidman et al (2008) mengukur kualitas
sistem informasi akuntansi manajemen dengan menggunakan dimensi Integration,
Accessibilty, Formalization, dan Media richness.

Seminar Akuntansi Manajemen Page 14


J. Keterkaitan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi
Manajemen

Tujuan sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) ini sejalan dengan


prinsip dasar akuntansi manajemen, sebagaimana pengertian akuntansi manajemen
yang dikemukakan Atkinson et al (2012:2) bahwa akuntansi manajemen adalah :

...The process of supplying the managers and employes in on organization


with relevant information, both financial and nonfinancial, for making decisions
allocating resources, and monitoring, evaluating and rewarding performance.

Dengan demikian, sistem informasi akuntansu manajemen diperlukan sebagai


pedoman untuk menjalankan fungsi akuntansi manajemen, dimana akuntansi
manajemen secara umum merupakan subsistem dari sistem informasi akuntansi,
sebagaimana yang dikatakan Belkaoui (2002:9). yaitu “Management accounting
system is generally a subsystem of the accounting information system....” Hubungan
akuntansi manajemen dengan sistem informasi akuntansi manajemen dipertegas
dalam gamabar berikut :

Dari gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa akuntansi manajemen dalam


organisasimerupakan kombinasi dari berbagai kompenen, sehingga dapat membuat
akuntansi manajemen menyediakan informasi untuk mengambil keputusan dalam
organisasi. Secara formal, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),
perangkat keras dan perangkat lunak yang memfasilitasi pengumpulan data dan
pengolahan informasi. Teknik akuntansi manajemen: sebuah metode kalkulatif yang
memungkinkan organisasi untuk membuat struktur permasalahan merekan dan
memberikan alternatif tindakan. Peran akuntan manajemen: cara dimana akuntan
terlibat dalam membantu pengambilan keputusan organisasi

Seminar Akuntansi Manajemen Page 15


1.2 Definisi Inventory
Persediaan (inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu
perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis
perusahaan memiliki berbagai bentuk persediaan. Setiap perusahaan, apakah
perusahaan itu perusahaan perdagangan atau perusahaan manufaktur serta
perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para
pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu
tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta
barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya
barang atau jasa tersedia setiap saat, yang berarti pula pengusaha akan kehilangan
kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi
persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan baik perusahaan yang
menghasilkan suatu barang atau jasa. (Pontas. 2005 )

Bagian persediaan material harus dapat mengontrol atau mengatur


persediaan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan material yang terlalu
banyak. Untuk mengatasi masalah ini, maka setiap perusahaan membutuhkan
suatu pengendalian persediaan bahan baku yang baik. Kegiatan pengendalian
persediaan bahan baku yang digunakan harus dapat mengatur kelangsungan
proses produksi di perusahaan. Oleh karena itu pengendalian persediaan
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses produksi yang
secara terus-menerus diperoleh, diubah kemudian dijual kembali. Nilai persediaan
harus dicatat, digolong-golongkan menurut jenisnya, yang kemudian dibuat
perincian masing-masing barangnya dalam suatu periode yang bersangkutan.
(Suyadi.2005). Pada dasarnya semua perusahaan mengadakan perencanaan dan
pengendalian dengan tujuan pokok meminimumkan biaya dan untuk
memaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Dalam perencanaan dan
pengendalian bahan baku yang terjadi masalah utama adalah menyelenggarakan
persediaan yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan biaya
yang digunakan dalam persediaan tidak berlebihan.

A. Jenis- jenis inventory


Manajemen persediaan (inventory management) bertanggung jawab untuk mengawasi
produk-produk yang tersedia dalam persediaan dan arus keluar dan masuk.
Manajemen  persediaan memastikan bahwa tidak ada unit yang berlebih atau dalam
jumlah yang kecil dalam penyimpanan sehingga kinerja perusahaan tidak boleh
berada dalam bahaya. Fungsi utama persediaan (inventory) adalah menyediakan
pasokan bahan yang berkelanjutan bagi operasi. Untuk mencapai fungsi ini secara
efektif, perusahaan harus berusaha untuk menemukan titik perbedaan antara terlalu
banyak dan terlalu sedikit, tanpa pernah kehabisan stok. Manajemen ini akan

Seminar Akuntansi Manajemen Page 16


meningkatkan arus kas dan profitabilitas, serta menjaga perusahaan agar tetap
berjalan dengan lancar. Manajemen persediaan yang dikelola secara efektif akan
membuat perusahaan berjalan sesuai dengan rencana produksi yang matang.

Tujuan utama manajemen persediaan (inventory management) dalam perusahaan


adalah menjaga persediaan barang yang tersimpan cukup stabil, sehingga tidak
mengganggu proses produksi. Dalam ilmu manajemen persediaan, tak hanya untuk
mengelola beberapa persediaan saja melainkan barang cacat atau tidak lolos SOP,
suku cadang dan memo persediaan.

Berikut ini jenis-jenis persediaan yang perlu diketahui, diantaranya :


- Bahan Baku (Barang Mentah)

Bahan baku merupakan salah satu jenis persediaan yang pertama, bahan baku
merupakan bahan yang wajib dan harus ada karena tanpa adanya bahan baku maka
barang jadi tidak akan selesai dibuat. Manajemen persediaan juga harus memastikan
adanya stok bahan baku untuk proses produksi.

- Barang Dalam Proses (Barang Setengah Jadi)

Tidak sedikit perusahaan yang akan mengirimkan suatu barang setengah jadi atau
barang dalam proses ini ke pabrik yang lainnya untuk dapat dilanjutkan menjadi
barang jadi. Manajemen persediaan ini akan memperhitungkan seberapa besar barang
dalam proses ini diteruskan supaya bisa memenuhi permintaan pasar dan sesuai
dengan jadwal produksi.

- Barang Jadi

Agar sebuah perusahaan memperoleh keuntungan secara maksimal maka pengaturan


persediaan barang perlu dilakukan secara matang dan berdasar pada kondisi pasar,
internal ataupun eksternal. Setelah barang jadi, maka perlu dikirim atau
didistribusikan kepada pihak ke tiga atau agen-agen yang sudah terdaftar di
perusahaan.

- Barang Supply

Seseorang yang bertugas untuk dapat mengatur persediaan tentunya harus pandai
untuk mengelola semua persediaan yang digunakan untuk produksi ataupun yang
tidak.

Jika dilihat dari sisi permintaan, maka manajemen persediaan terbagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :

- Barang Mentah dan Barang Setengah Jadi

Seminar Akuntansi Manajemen Page 17


Barang jenis ini tergantung oleh sebuah proses produksi bukan karena adanya
permintaan pasar atau dependent demand inventory.

- Barang Jadi

Barang jadi dapat ditentukan oleh permintaan pasar atau independent demand
inventory.

B. Fungsi Persediaan (inventory)


Fungsi Persediaan Heizer & Render (2010:82), menyatakan keempat fungsi
persediaan bagi perusahaan adalah:

1. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.


Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi,
persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple
proses produksi dari pemasok.
2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan
bagi pelanggan. Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada bisnis
eceran.
3. Mengambil keuntungan dari melakukan pemesanan dengan sistem diskon
kuantitas, karena dengan melakukan pembelian dalam jumlah banyak
dapat mengurangi biaya pengiriman.
4. Melindungi perusahaan terhadap inflasi dan kenaikan harga.

C. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:176) adalah salah satau
kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam
seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah
direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.
Tujuan Pengendalian Persediaan Ristono (2013:4), mengemukakan tujuan
dilakukannya pengendalian persediaan dinyatakan sebagai usaha perusahaan untuk:

a. Dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat


(memuaskan konsumen).
b. Menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini
dikarenakan:
o Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka
sehingga sulit diperoleh.
o Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.

Seminar Akuntansi Manajemen Page 18


c. Mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba
perusahaan

D. Sistem Pengendalian Inventory


Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian
kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus
dijaga,kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilnkukan dan berapa besar
pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan
yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Mengendalikan persediaan yang
tepat bukan hal yang mudah. Apabila jumlah persedinan terlalu besar mengakibatkan
timbulnya dana menganggur yang besar lyang tertanam dalam
persediaan),meningkatnya biaya penyimpanan, dan risiko kerusakan barang yang
lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan risiko terjadinya
kekurangan persediaan (stockout) karena seringkali bahan tidak dapat didatangkan
secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya
proses produksi,tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan. Maka dari itu
pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani
kebutuhan bahan atau barang dengan tepat dan dengan biaya yang rendah.

Menurut R. Agus Sartono (2001) menerangkan bahwa ada beberapa sistem


pengendalian yaitu:

1. Sistem Komputernisasi

Perkembangan teknologi komputer akhir - akhir ini telah mengubah sistem


pengendalian persedinan. Banyak perusahaan besar memanfaatkan komputer dalam
manajemen persediaan. Dengan komputernisasi dimungkinkan pencatatan persediaan,
pengurangan dan pengolahan data persediaan dilakukan dengan cepat. Sclain itu
komputer dapat menyediakan data kapan harus dilakukan pesanan kembali.

2. Sistem Just-in Time

Pada prinsipnya,metode ini hanya mensinkronkan kecepatan bagian produksi dengan


bagian pengiriman.

3. Out-Scourcing

Altenatif dalam pengendalian persediaan ini adalah dengan cara membeli dari pihak
luar.Dengan cara maka perusahaan tidak perlu harus memproduksi sendiri input yang
diperlukan dalam proses produksi. Alternatif membeli dari lunr dan dikombinasikan
dengan just - in time method akan mampuh menekan persedinan pada tingkat yang
sangat rendah dan dengan demikian akan meningkatkan efesiensi dan profitabilitas
perusahaan.

Seminar Akuntansi Manajemen Page 19


4. Sistem Pengendalian ABC

Metode ABC pada prinsipnya memperhatikan faktor harga atau nilai


persediaan,frekuansi pemakaian, risiko kehabisan tinggi dikelompokan ke dalam
kelompok A. Kelompok ini berarti mencakup kelompok barang yang sangat penting
untuk diawasi dengan seksama. Kelompok B yang mencakup barang - barang yang
relatif kurang penting. Kelompok C ini memungkinkan saja secara kunntitas besar
tetapi dari segi nilai relatif kecil debandingkan dengan kelompok A. dengan metode
ini manajemen menitikberatkan pada kelompok A yang bernilai strategis bugi
perusahaan.

5. Material Requirement Planning(MRI)

MRP pada hakikatnya merupakan sistem informasi yang berbasis komputer untuk
penjadwalan produksi dan pembelian item produksi yang bersifat dependen demamd.
Informasi mengenai permintaan produk jadi, struktur dan komponen produk, waktu
tunggu (lead timet.serta posisi persediaan saat ini digunakan untuk meningkatkan
efektivitas biaya produksi dan pembelian.

Menurut Rangkuti (2014) ada 5 macam teknik yang biasa digunakan perusahaan
untuk menghitung pengendalian persediaan, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Metode Analisis ABC

Metode ini sangat berguna dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap


penentuan jenis barang yang paling penting dalam sistem inventori yang bersifat
multisistem.

- Metode Pengendalian/ Pengawasan Persediaan (EOQ)

Pengendalian persediaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dapat


dipecahkan dengan menerapkan metode kuantitatif. Konsep ini dapat diterapkan baik
untuk industri skala kecil maupun industri skala besar.

- Pengendalian persediaan dalam kondisi tidak tentu dan ada pemesanan


kembali

model ini dapat sesuai apabila permintaan diketahui berasal dari sejumlah besar
sumber yang independen. Secara spesifik,hal ini sering terjadi dalam persediaan
berupa barang -barang yang telah jadi (finished goods), tetapi jarang ditemukan pada
bahan mentah atau bahan setengah jadi yang memerlukan proses pengolahan lebih
lanjut.

- Pengendalian persediaan dalam kondisi tidak tentu dan tidak ada pemesanan
kembali

Seminar Akuntansi Manajemen Page 20


Bagian ini akan membahas pemecahan masalah persedian yang kondisinya tidak
memungkinkan untuk pemesanan kembali. Produk tersebut secara ekonomi tidak
dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama.

- Sistem Persediaan Just In Time

Sistem Just In Time mengacu kepada kartu yang mengizinkan satu departemen dari
satu organisasi untuk menghasilkan jumlah minimum dari suatu jenis barang dalam
menjawab reaksi dari persyaratan departemen lain. Idenya adalah dengan
menggunakan relatif sangat kecil order (atau produksi), dengan relatif Low Order
Points,sehingga pemenuhan persediaan dapat datang just in time.

BAB II

PEMBAHASAN / IMPLEMENTASI

2. 1 Implementasi SIAM untuk Pengambilan Keputusan atau Kebijakan


Perusahaan

Pimpinan perusahaan selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan


diantara dua altematif atau lebih. Data-data yang tersedia dalam suatu perusahaan
cukup banyak, dan tidaklah mungkin semua data SIAM ini relevan untuk berbagai
altematif dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu tidak semua SIAM harus
dilaporkan kepada manajemen untuk pengambilan keputusan. Sehubungan dengan
konsep SIAM untuk tujuan pengambilan keputusan seorang manajer harus
menggunakan konsep biaya yang berbeda terhadap pengambilan keputusan yang
berbeda. Oleh karena itu konsep SIAM sangat penting untuk tujuan pengambilan
keputusan. Sistem informasi biaya relevan telah didefinisikan Mulyadi (1989:16)
yaitu "Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang diperkirakan akan berbeda
atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
macam altematif'. Hal ini menjelaskan bahwa orientasi dari akuntansi manajemen
adalah data yang akan datang. Data historis hanya digunakan untuk merumuskan
ramalan kejadian yang mungkin terjadinya pada masa yang datang. Jadi konsep
informasi biaya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah biaya-
biaya relevan. Seorang akuntan manajemen harus dapat membedakan mana biaya

Seminar Akuntansi Manajemen Page 21


relevan dan mana biaya yang tidak relevan, sehingga keputusan yang diambil tidak
merugikan perusahaan.

2.2 Implementasi SIAM Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Jangka Pendek

Nilai dari sebuah informasi dalam proses pengambilan keputusan adalah


sangat berharga, karena hanya dengan informasi yang baik dan benar seorang
manajer dapat mengambil keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan pada masa yang akan datang. Pada umumnya pengambilan keputusan
akan lebih baik jika didasarkan atas analisa dan penilaian yang cermat dari pada
keputusan yang hanya didasarkan atas instuisi. Informasi yang digunakan manajemen
dalam pengambilan keputusan Halim dan Supomo (1990:4) dapat digambarkan

Informasi kuantitatif merupakan informasi yang berkaitan dengan fakta yang


dapat dikuantitatifkan satuannya, misalnya mengenai berat, panjang, isi, luas, dan
lain-lian. Sedangkan informasi kuantitatif merupakan informasi yang tidak dapat
diukur dalam bentuk satuan, misalnya berita- berita di majalah, surat kabar,
percakapan (dialog), dan lain-lain. Informasi akuntansi biasanya dinyatakan dengan
uang, misalnya persediaan bahan baku Rp 50.000.000,-. Informasi bukan akuntansi
dapat berupa umur, pengalaman kerja, jumlah karyawan, penggantian direktur, dan
lain-lain. Informasi operasi merupakan sumber informasi akuntansi yakni, sebagai
penyedia data-data yang diperlukan dalam penyusutan laporan keuangan dan laporan
akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak
ekstern dalam bentuk laporan keuangan dan akuntansi manajemen memberikan
informasi untuk manajemen.

Kebijakan jangka pendek yang sering diambil oleh pimpinan perusahaan


adalah:

Seminar Akuntansi Manajemen Page 22


a) Kebijakan apakah membuat sendiri jenis produk atau membeli dari
perusahaan lain.
b) Kebijakan menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk.

Kebijakan menjual sekarang atau memproses lebih lanjut suatu produk


biasanya menggunakan biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan
adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya alternatif tertentu.

Seminar Akuntansi Manajemen Page 23


3.1 Implementasi Inventory pada Dunkin Donuts Manado

Dunkin Donuts Manado dalam melakukan pengendalian persediaan bahan


baku mengacu pada SOP (standard operating procedure) yang berlaku untuk seluruh
cabang Dunkin Donuts yang ada di Indonesia. Dalam pengelolaan persediaan,
Dunkin Donuts menggunakan sistem pengendalian yang sederhana. Motivasi
perusahaan dalam melaksanakan sistem pengendalian persediaan bahan baku adalah
kelangsungan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Hal ini berarti dapat
menjamin tersedianya bahan baku dalam jumlah, mutu, dan waktu yang tepat.
Pengendalian persediaan bahan baku Dunkin Donuts Manado dilakukan dengan
memperhatikan prosedur pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku, dan
pemakaian bahan baku. Keseluruhan bahan baku yang digunakan oleh Dunkin
Donuts Manado untuk kebutuhan produksi diperoleh dari Dunkin Donuts Indonesia
selaku pemegang master frenchise. Sehingga tidak ada kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan bahan baku. Dunkin Donuts Manado melakukan pemesanan bahan baku
untuk semua jenis satu kali dalam sebulan. Dalam menentukan jumlah pemesanan
bahan baku, Dunkin Donuts Manado mengacu pada 3 hal, yaitu: 1). Rencana
produksi; 2). Kebutuhan bahan baku; 3). Jumlah persediaan yang ada di gudang.

A. Proses Analisis Data


1. Menghitung biaya penyimpanan per unit bahan baku (H) dan biaya
pemesanan per unit bahan baku (S)
2. Setiap jenis bahan baku dihitung satu persatu dengan urutan sebagai berikut
- Total Inventory Cost berdasarkan kondisi aktual perusahaan
a. Metode Economic Order Quantity (EOQ), frekuensi pemesanan
bahan baku, Total Inventory Cost berdasarkan metode EOQ
b. Safety Stock (Persediaan Pengaman)
c. Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali)
d. Hasil perhitungan disajikan dalam table

Tabel 1. Persediaan Bahan Baku Utama Tahun 2016

Seminar Akuntansi Manajemen Page 24


Sumber: Dunkin Donuts Manado tahun 2017

Dari tabel diatas, menunjukkan jumlah persediaan bahan baku utama secara
keseluruhan selama tahun 2016 adalah sebanyak 141.121,2 kg. Mix Yeast Ori
merupakan bahan baku utama dengan jumlah persediaan yang paling tinggi yaitu
61.153,8 kg, disusul Mix Yeast Black Choco sebanyak 24.924,6 kg, Mix Dusting
Flour sebanyak 9.329,7 kg, Frying Fat & Frying Fat 100% sebanyak 18.045 kg,
Mix Donut Sugar sebanyak 4.608,1 kg, Palmia Shortening White 3.075 kg, dan
yang terendah adalah Instant Dry Yeast sebanyak 1.940 kg.

Tabel 2. Pemesanan Bahan Baku Utama Tahun 2016

Sumber : Dunkin Donuts Manado tahun 2017

Dari tabel diatas, menunjukkan jumlah pemesanan bahan baku utama secara
keseluruhan selama tahun 2016 adalah sebanyak 45.936,7 kg. Mix Yeast Ori
merupakan bahan baku utama dengan jumlah pemesanan yang paling tinggi yaitu
24.743 kg dengan frekuensi pemesanan 10 kali, disusul Mix Yeast Black Choco
sebanyak 9.420,5 kg dengan frekuensi pemesanan 10 kali, Frying Fat & Frying Fat
100% sebanyak 5.175 kg dengan frekuensi pemesanan 10 kali, Mix Dusting Flour
sebanyak 2.338,1 dengan frekuensi pemesanan 10 kali, Mix Donut Sugar sebanyak
1.430,1 kg dengan frekuensi pemesanan 10 kali, Instant Dry Yeast sebanyak 700 kg

Seminar Akuntansi Manajemen Page 25


dengan frekuensi pemesanan 10 kali, dan yang terendah adalah Palmia Shortening
White sebanyak 360 kg dengan frekuensi pemesanan 6 kali.
Tabel 3. Pemakaian Bahan Baku Utama Tahun 2016

Sumber: Dunkin Donuts Manado tahun 2016

Dari tabel diatas, menunjukkan jumlah pemakaian bahan baku utama secara
keseluruhan selama tahun 2016 adalah sebanyak 34.565,9 kg. Mix Yeast Ori
merupakan bahan baku utama dengan jumlah pemakaian yang paling tinggi yaitu
17.887,6 kg, disusul Mix Yeast Black Choco sebanyak 7.604,5 kg, Frying Fat &
Frying Fat 100% sebanyak 2.500 kg, Mix Dusting Flour sebanyak 2.201,9, Mix
Donut Sugar sebanyak 1.006,9 kg, Instant Dry Yeast sebanyak 675 kg, dan yang
terendah adalah Palmia Shortening White sebanyak 190 kg.

Tabel 4. Biaya Pemesanan Bahan Baku Tahun 2016

Sumber: Dunkin Donuts Manado tahun 2017

Dari tabel diatas, diketahui total biaya pemesanan bahan baku secara keseluruhan
pada tahun 2016 adalah Rp 186.000.000. Biaya pemesanan tersebut terdiri dari biaya
angkut sebesar Rp 180.000.000/tahun, dan biaya komunikasi sebesar Rp
6.000.000/tahun.

Seminar Akuntansi Manajemen Page 26


Tabel 5. Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tahun 2016

Sumber: Dunkin Donuts Manado tahun 2016

Dari tabel diatas, diketahui total biaya penyimpanan bahan baku secara
keseluruhan pada tahun 2016 adalah Rp 172.000.000. Biaya penyimpanan tersebut
terdiri dari biaya sewa gedung sebesar Rp 70.000.000/tahun, biaya listrik sebesar
Rp 30.000.000/tahun, biaya perawatan & kebersihan sebesar 30.000.000/tahun,
dan biaya pengawas sebesar Rp 42.000.000.
Tabel 6. Kondisi Aktual Persediaan Bahan Baku Tahun 2016

Sumber: Data Primer yang Diolah tahun 2017

 Pembahasan

Dunkin Donuts dalam melakukan persediaan bahan baku berfokus pada


pemenuhan permintaan konsumen yang fluktuatif sehingga persediaan bahan baku
berfungsi untuk antisipasi jika terjadi keterlambatan datangnya pesanan. Hal
tersebut berpengaruh dengan jumlah pengadaan persediaan bahan baku yang tidak
terlalu mempertimbangkan jumlah ekonomis selama proses produksi dapat
berjalan dengan lancar. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar
tetap berjalan lancar. Fungsi ekonomis tidak menjadi fokus utama Dunkin Donuts
Manado dalam persediaan bahan baku karena jumlah persediaan yang besar
maupun kecil biaya pemesanan dan penyimpanannya tetap sama.
Pengelolaan persediaan Dunkin Donuts Manado menggunakan sistem
pengendalian yang sederhana dengan memperhatikan prosedur pembelian bahan
baku, penerimaan bahan baku, dan pemakaian bahan baku. Biaya persediaan

Seminar Akuntansi Manajemen Page 27


Dunkin Donuts Manado terdiri dari biaya pemesanan yang meliputi biaya angkut
dan biaya komunikasi serta biaya penyimpanan yang meliputi biaya sewa gedung,
biaya listrik, biaya perawatan & kebersihan, dan biaya pengawas.
Dari data yang telah dianalisis maka diketahui perbandingan persediaan bahan
baku utama bila menggunakan kebijakan perusahaan dengan menggunakan
metode EOQ. Diketahui seluruh jumlah pemesanan bahan baku utama mengalami
penurunan apabila menggunakan metode EOQ. Frekuensi pemesanan juga
mengalami penurunan apabila menggunakan metode EOQ yaitu hanya 2 kali untuk
semua jenis bahan baku utama. Menurut kondisi aktual perusahaan, pemesanan
dilakukan sebanyak 10 kali untuk seluruh bahan baku utama kecuali bahan baku
Palmia Shortening White hanya 6 kali. Dalam kondisi aktual perusahaan, tidak
menetapkan persediaan pengaman (safety stock) dan titik pemesanan kembali
(reorder point) sedangkan dalam metode EOQ, perusahaan harus menyediakan
safety stock dan reorder point.
Tabel 7. Perbandingan Total Biaya Persediaan Berdasarkan Kondisi Aktual
Perusahaan dengan Metode EOQ

Sumber: Data Primer yang Diolah tahun 2017

Dari tabel ditas dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan pada tahun
2016 untuk bahan baku utama sebesar Rp 1.122.490.073,665. Sedangkan total biaya
persediaan yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan baku utama bila menggunakan
metode EOQ adalah sebesar Rp 356.565.569,62. Sehingga dapat diketahui
penghematannya sebesar Rp 765.924.504,045 bila menggunaan metode EOQ

Seminar Akuntansi Manajemen Page 28


KESIMPULAN

SIAM dalam proses pengambilan keputusan memiliki sinergi dengan peranan


akuntan manajemen adalah sebagai pengumpul dan pengolahan data-data yang
relevan termasuk biaya-biaya relevan yang akan digunakan pimpinan perusahaan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Apabila biaya yang diharapkan terjadi pada
masa yang akan datang berbeda pada setiap alternatif yang akan dipilih maka biaya
tersebut adalah biaya relevan, tetapi suatu biaya menjadi tidak relevan apabila biaya
itu sama untuk semua alternatif yang sedang dianalisa.

Seperti yang telah uraikan dalam pembahasan diatas akuntansi manajemen


terdiri dari akuntansi biaya penuh, akuntansi differensial, dan akuntansi
pertanggungjawaban. Dalam konteks ini jika berkaitan dengan akuntansi differensial
untuk pengambilan keputusan pemilihan beberapa alternatif, khususnya keputusan
jangka pendek. Disarankan proses pengambilan keputusan jangka pendek tidak
memerlukan waktu yang lama karena informasi yang tersedia cukup lengkap (full
information). Dalam hal ini seorang akuntan manajemen harus mempunyai keahlian
dan wawasan yang luas dalam bidang akuntansi manajemen, sehingga informasi yang
tersedia di perusahaan dapat dianalisa dengan akurat dan relevan dengan masalah
yang dihadapi, dengan tujuan keputusan yang diambil manajer sehingga tidak
merugikan perusahaan.

Inventory merupakan stok barang yang disimpan perusahaan untuk memenuhi


kebutuhan pelanggannya. Penengdalian persediaan merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam proses produksi yang secara terus menerus diperoleh diubah
kemudian dijual Kembali. Dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku yang
terjadi masalah utama adalah menyelenggaraka persediaan yang paling tepat agar
kegiatan produksi tidak terganggu dan biaya yang digunakan dalama persediaan tidak
berlebihan

Seminar Akuntansi Manajemen Page 29


REFERENSI

1. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sistem+informasi+akuntansi+manajemen+
%28SIAM%29+&btnG=#d=gs_qabs&t=1664587976618&u=%23p
%3D6eQK1KEj-aoJ

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sistem+informasi+akuntansi+manajemen+
%28SIAM%29+&btnG=#d=gs_qabs&t=1664587866233&u=%23p
%3DeQwjuwLNGX4J

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
vokasindo.ub.ac.id/index.php/vokasindo/article/download/62/
pdf&ved=2ahUKEwjfjpzsu8H6AhXUl-
YKHUsdAP8QFnoECAYQAQ&usg=AOvVaw0cZF-pkx3m4Dlk2Z8bJ0Eq

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
YWY3MzM2ZDhiZTFhZTg4YmIyZWEwNmY3ODFkMzg5YzUzYmJjZW
VkYQ==.pdf

https://vokasindo.ub.ac.id/index.php/vokasindo/article/download/62/pdf

Seminar Akuntansi Manajemen Page 30


2. INVENTORY
Renta N., Djoko H., Nurseto S., 2013. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Rokok pada PT. Gentong Gotri Semarang Guna Meningkatkan Efisensi
Biaya Persediaan. Diponegoro Jurnal of Social and Politic,
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/3478. diakses tanggal 20
Agustus 2017.1-8
Ristono, Agus. 2013. Manajemen Persediaan Graha Ilmu, Yogyakarta

Salesti J., 2014. Analisis Penerapan Metode Economic Order Quantity pada
Persediaan Bahan Baku Studi Kasus PT. Imeco Batam Tubular. Jurnal
Measurement, Vol. 8, No. 3.

Stevenson, W.J., Chuong, S.C., 2014, Manajemen Operasi;Perspektif Asia, Edisi


9. Salemba Empat, Jakarta
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/18394/17922

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=hLgKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:HXj2AEkHsngJ:
scholar.google.com/
&ots=YSVEUzfZq7&sig=RoubCKehLeFB9nWTaT0BkAPK_JI&redir_esc=y#v
=onepage&q&f=false

file:///C:/Users/USER/Downloads/1367-Article%20Text-2406-1-10-
20181018.pdf

Seminar Akuntansi Manajemen Page 31

Anda mungkin juga menyukai