DISUSUN OLEH :
Yuha Alifah ( 119040195 )
Icha Dwi Noviani (119040235)
Mutiara Rahmadayani ( 119040239)
Wikrio Rahmawanto ( 119040213)
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. Standard Costing........................................................................................................................1
B. Cost Volume Profit....................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................6
IMPLEMENTASI...............................................................................................................................6
A. Implementasi dari Biaya Standar (Standar Costing)..................................................................6
B. Implementasi Cost Volume Profit..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11
i
BAB I
PEMBAHASAN
A. Standard Costing
a. Pengertian Standard Costing (Biaya Standar)
Biaya Standar (Standard Costing) adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya
untuk memproduksi satu unit atau sejumlah produk tertentu selama suatu periode
tertentu. Biaya standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam
kondisi operasi saat ini atau yang diantisipasi.
Biaya Standar mempunyai 2 komponen yaitu :
1. Physical Standard (Standar Fisik) Quantity Standard
2. Price Standard (Standar Harga) Rate Standard
Biaya Standar dapat digunakan baik pada metode process costing maupun job
order costing, dan penetapan biaya standar paling tepat untuk diterapkan pada
lingkungan pabrik dimana teknologi produksi relatif stabil dan produk yang
dihasilkan bersifat homogen di dalam unit akumulasi biaya.
b. Manfaat dan Kegunaan Sistem Biaya Standar
Carter (2009) biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi dan
biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin terjadi
terhadap biaya dan laba sebagai akibat dari keputusan yang diambil, biaya standar
digunakan untuk:
1. Menetapkan anggaran.
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi
operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya.
4. Membebankan biaya kepersediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
6. Pengendalian biaya.
7. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya.
8. Menerapkan Management by objective (MBO).
9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat
10. Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke produk selesai dan persediaan
produk dalam proses.
1
2) Standar yang berlaku (Current Standard) terdiri atas tiga jenis :
Standard aktual yang diharapkan (expected actual standard) adalah standar yang
ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi.
Standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil aktual.
Standar normal (normal standard) adalah standar ditetapkan untuk suatu tingkat
operasi dan efisiensi yang normal, yang dimaksudkan sebagai suatu tantangan yang
bisa dicapai.
Standard teoritis (theoretical standard) yaitu standar yang ditetapkan untuk suatu
tingkat operasi dan efisiensi yang ideal atau maksimum, standar ini lebih merupakan
sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus dicapai pada saat ini.
2
2. Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable), adalah varian yang
memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relative terhadap jumlah yang
dianggarkan
Dalam beberapa kasus, varians di departemen-departemen yang berbeda saling
terkait. Penentuan hubungan semacam itu penting ketika varians yang
menguntungkan di suatu area ditiadakan oleh varians tang tidak menguntungkan di
area lain yang terkait.
Varians dalam buku hongren dalam tiga level, yakni :
Level 1 ( Static budget Varians)
Static budget varians, adalah perbedaan hasil antara hasil actual dan jumlah yang
dianggarkan dalam anggaran statis ( anggaran induk yang didasarkan pada tingkat
output yang direncanakan ada awal periode). Varians ini disebut statis karena
anggaran untuk periode terebut dibuat dengan suatu tingkat output yang direncanakan.
Level 2 ( flexible budget varians dan sales volume varians)
Level 2 menunjukkan analisis varians berdasarkan anggaran fleksibel (anggaran
yang menghitung pendapatan dan biaya yang dianggarkan berdasarkan output actual
dalam periode anggaran).
Level 2 membagi level 1 (varians anggaran statis ke dalam dua bagian, yaitu :
Sales volume varians, yakni itu perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel dengan
anggaran statis yang berkaitan dengan kuantitas barang yang dijual.
Flexible budget varians, yakni perbedaan antara hasil aktual dan jumlah anggaran
fleksibel yang berkaitan berdasarkan tingkat output aktual pada periode anggaran
Level 3 (Price/rate varians & Efficency Varians)
Price/rate varians. Yakni perbedaan antara harga aktual dengan harga yang
dianggarkan dikali denga kuantitas input aktual. Price varians kadang-kadang disebut
juga varians input atau varians tingkat upah, terutama gila mengacu pada varians
harga untuk tenaga kerja langsung.
Efficiency varians, yakni peredaan antara kuantitas input aktual yang digunakan
dan kuantitas input yang dianggarkan untuk membuat output aktual, dikali dengan
harga yang dianggarkan. Varians efisiensi kadang-kadang disebut juga varians
penggunaan atau usage varians.
3
keputusan manajemen, diantaranya yaitu dampak pengurangan biaya tetap dan
kenaikan harga jual terhadap profit.
Tujuannya adalah agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
mengelola bisnis.
Laporan laba rugi margin kontribusi mengikuti konsep yang sama tetapi
menggunakan format yang berbeda dengan memisahkan biaya tetap dan variabel.
Margin kontribusi adalah harga jual produk, dikurangi biaya variabel yang terkait
dengan produksi produk tersebut. Nilainya dapat diberikan dalam dolar total atau
per unit.
4
e. Konsep Dasar CVP
Keterangan:
P = Price
vc = Variable cost per unit
FC = Fixed cost
Formula analisis CVP di atas digunakan untuk menentukan berapa unit yang harus
dijual pada kondisi break-even atau profit sama dengan nol. Satuan pengukuran
unit penjualan sangat bervariasi, tergantung jenis dan karakteristik produk atau
jasa yang disediakan perusahaan. Contoh satuan pengukuran unit: kilogram,
tonnage, container, pallet, carton, liter, penumpang, transaksi, trip, dan lain-lain.
Pada kondisi break-even point, total revenue sama dengan total cost.
Begitu break-even point telah dicapai, maka semua total fixed cost sudah tertutupi
oleh contribution margin yang dihasilkan. Setiap tambahan unit yang dijual hanya
memerlukan tambahan biaya variabel. Contribution margin yang dihasilkan dari
setiap tambahan unit di atas break-even merupakan profit yang dihasilkan.
Untuk mengkonversi unit yang harus dijual menjadi jumlah penjualan dalam
satuan rupiah, maka kita mengalikan Q dengan P, atau dengan menggunakan
formula CVP dengan pembagi contribution margin ratio (CMR). Umumnya
perusahaan lebih menyukai penggunaan break-even dalam satuan penjualan.
5
Menurut Mulyadi (1992)
“Biaya standar merupakan
biaya yang ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa biaya
yang dit
6
Menurut Mulyadi (1992)
“Biaya standar merupakan
biaya yang ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa biaya
yang dit
7
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
8
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
9
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
10
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
11
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
12
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
13
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
14
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
15
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
16
nurut Mulyadi (1992) “Biaya
standar merupakan biaya yang
ditentukan
di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Biaya yang
seharusnya dikeluarkan
mengandung arti bahwa bi
BAB II
IMPLEMENTASI
17
a. Variasi dari biaya standar
Walaupun yang kita bicarakan adalah biaya standar yang diterapkan untuk
seluruh elemen biaya, tetapi kemungkinan diterapkan metode biaya standar untuk
beberapa elemen biaya (tidak keseluruhan) juga bisa dipakai. Misalnya bahan
baku memakai biaya sesunggguhnya (actual cost) tetapi upah langsung memakai
biaya standar, hal ini tergantung tujuan dan manfaat dari penerapan biaya standar.
Apabila dengan biaya standar tidak/kurang tepat bagi suatu perusahaan maka lebih
baik perusahaan memakai biaya actual sebagian/seluruhnya. Sebagai contoh =
karena harga bahan baku tidak menentu (sering naik dan turun) sehingga sukar
menukar biaya standar, maka bisa biaya bahan memakai biaya sesungguhnya,
sedang komponen biaya lain memakai standar. Jadi yang penting dalam variasi
biaya standar adalah:
1. Perusahaan bisa menggunakan metode biaya standar baik untuk elemen biaya
seluruhnya maupun sebagian.
2. Harus dibuat rekening selisih untuk menyesuaikan biaya standar kedalam
biaya yang sesungguhnya.
18
dengan tangan bisa (kuas) 1 jam bisa mengecat 60 m 2 Sedang dengan
alat semprot listrik bisa 450 m2 per jam.
Upah tenaga kerja satu orang 1 jam dengan kuas bisa Rp
600,00 sedang tenaga kerja 2 orang 1 jam dengan alat listrik
RP1.100,00 diperkirakan biaya overhead (tidak langsung) Rp 20,00
per jam per orang. Perusahaan menginginkan laba 10% dari total biaya.
Cat ditanggung oleh yang meminta jasa pengecatan. Maka pengusaha
ini akan menghitung tarif per jam pencatatan sebagai berikut:
Kuas Tangan Listrik
1. Biaya upah langsung Rp 600,00 Rp 1.100,00
standar per jam
2. Biaya overhead standar per
jam (200/orang) Rp 200,00 Rp 400,00
3. Jumlah Biaya Standar per Rp 800,00 Rp 1.500,00
jam
4. Laba standar yang
diinginkan 10% Rp 80,00 Rp 150,00
5. Standar harga per jam Rp 880,00 Rp 1.650,00
6. Standar pengecatan per jam
7. Tarif per m2 (5:6) 60 m2 450 m2
Rp 14,70 Rp 3,70
19
semua produk memakai bahan baku kulit. Ada kemungkinan karena
kerusakan bahan, atau pekerja yang membuat berlainan penggunaan bahan
baku juga berlain-lainnan, pekerja yang telah ahli membuat sepatu hanya
menghabiskan setengah lembar kulit misalnya, sedangkan pekerja yang
belum ahli habis tiga perempat lembar kulit. Sehingga satu jenis sepatu
dibebani biaya bahan yang berbeda. Tetapi dalam sistem biaya standar hal
ini dapat dihindari karena pembebanan biayanya berdasar berapa yang
seharusnya terjadi bukan berapa yang sesungguhnya terjadi, oleh karena
itu semua jenis sepatu akan dibebani biaya bahan yang sama sedang
pembedanya merupakan selisih bahan yang perlu dianalisa.
20
dengan biaya variabel Rp.15,-/unit produk. Pada tahunlalu perusahaan
memperoduksi dan menjual produknya sebanyak 50.000 unitdengan harga
Rp.25,-/unit produk. Bagaimana majanjemen dapat mencapai laba Rp.150.000,-
(15% x investasi)?
Untuk menjawab permasalahan ini, ada 4 cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Mengurangi biaya tetap
Hal kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi biaya variabel,
persamaan yang digunakan tetap sama dengan persamaan sebelumnya,
yaitu:
Laba = (Harga jual x Quantity) - Total biaya tetap - ((Biaya variabel /
unit) x Quantity)
Jika di terapkan ke masalah sebelumnya maka:
Rp.150.000 = 50.000xRp.25-400.000-50.000(BVp)
150.000 = 1.250.000-400.000-50.000(BVp)
50.000(BVp) = 1.250.000-400.000-150.000= Rp.70.000
50.000(BVp) = Rp.700.000
BV/unit = Rp.700.000/50.000 = Rp.14,-
21
3. Meningkatkan harga jual per unit barang
DAFTAR PUSTAKA
22
Standar Costing (belajarcostcontrol.blogspot.com)
http://eprints.dinus.ac.id/8670/1/jurnal_13081.pdf
Analisis CVP (Cost Volume Profit), Ketahui Contoh Penerapan Dan Perhitungannya
(harmony.co.id)
https://supplychainindonesia.com/analisis-cost-volume-profit-cvp/
https://ukirama.com/blogs/cara-analisis-cvp-cost-volume-profit-dalam-akuntansi-manajemen-
biaya-beserta-contohnya
23