Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

Disusun oleh :

Nur Istani Sari 000404282019

Zakiun Idris 000504282019

Ernawati 000704282019

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan. Makalah ini mengulas

tentang definisi serta penjabaran mengenai Perilaku Biaya Aktivitas dalam

Akuntansi Manajemen, serta metode maupun penilaian manajerial dalam

penentuan perilaku biaya. Penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih

kepada Bapak Prof. Dr. Mursalim, SE., M.Si., Akt., CA. selaku dosen mata

kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan, yang memberikan bimbingan serta ilmu

yang sangat bermanfaat untuk kami.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada

kekurangan baik dari segi penyusunan materi maupun dari segi lainnya. Oleh

karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-

lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami

sehingga kami dapat memperbaiki makalah Perilaku Biaya Aktivitas ini.

Makassar, April 2020

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

A. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

B. Tujuan Pembahasan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Dasar-dasar Perilaku Biaya............................................................................. 3

B. Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya............................. 12

C. Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen Tetap dan

Variabel........................................................................................................... 16

D. Regresi Berganda ........................................................................................... 27

E. Penilaian Manajerial ....................................................................................... 27

BAB III PENUTUP .................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan

menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut effisien dan ekonomis

serta dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi dimasa yang akan

datang. Hal ini penting karena dalam persaingan global hanya perusahaan

yang menjalankan kegiatan/beroperasi secara effisien, ekonomis dan

produktif yang mampu memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang

penting dalam memenangkan persaingan adalah kemampuan untuk

menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka tidak berlebihan

apabila dikatakan para manager perlu memahami dengan benar masalah

yang berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya

dengan pengklasifikasian biaya.

Salah satu cara membuat klasifikasi biaya adalah berdasarkan

perilaku biaya. Perilaku biaya merupakan bagaimana biaya akan bereaksi

atau berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis.

Pemahaman terhadap perilaku biaya adalah kunci beberapa pembuatan

keputusan organisasi. Manajer yang mengetahui perilaku biaya akan

mampu memprediksi dengan lebih baik apakah yang akan terjadi pada

biaya dalam berbagai kondisi. Usaha pembuatan keputusan tanpa memiliki

pemahaman terhadap biaya dan bagaimana biaya ini berubah dengan

1
adanya perubahan tingkat aktivitas akan mengakibatkan turunnya tingkat

laba. Untuk menghindari masalah tersebut manajer harus mampu

memprediksi secara akurat kondisi biaya dalam berbagai tingkat aktivitas.

B. Rumusan Masalah

a) Apakah dasar-dasar perilaku biaya ?

b) Apa sajakah Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya

c) Bagaimana metode untuk memisahkan biaya campuran menjadi

komponen tetap dan variabel ?

d) Bagaimana Regresi Berganda pada perilaku biaya ?

e) Bagaimana penerapan Penilaian Manajerial pada Perilaku Biaya ?

C. Tujuan Pembahasan

a) Untuk Mengetahui dasar-dasar perilaku biaya.

b) Untuk Mengetahui Apa sajakah Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya,

dan Perilaku Biaya

c) Untuk Mengetahui metode untuk memisahkan biaya campuran

menjadi komponen tetap dan variabel.

d) Untuk Mengetahui Regresi Berganda pada perilaku biaya.

e) Untuk Mengetahui penerapan Penilaian Manajerial pada Perilaku

Biaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Perilaku Biaya

Perilaku Biaya (Cost Behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan

apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran.

“Kecenderungan perubahan biaya sebagai respon atas peruabahan tingkat

aktiftas dalam bisnis” adalah definisi Perilaku biaya (Cost Behavior) menurut

Samryn (2012;46). Lalu menurut Horngren, dkk (2016;37) perilaku biaya (cost

behavior) adalah bagaimana aktivitas suatu organisasi mempengaruhi biayanya.

Atau, Perilaku biaya menggambarkan pola variasi perubahan tingkat

aktivitas terhadap perubahan biaya. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan keluaran

dengan berbagai cara. Berdasarkan perilaku tersebut maka Hansen/Mowen

(2009:98) membagi biaya menjadi tiga golongan :

1. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah disebut

biaya tetap (fixed cost). Lebih formalnya, biaya tetap adalah biaya yang

dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang relevan

ketika tingkat keluaran aktivitas berubah.

Samryn (2012;47) menyatakan bahwa Biaya tetap (fixed cost) adalah

suatu biaya yang konstan dalam total tanpa mempertimbangkn perubahan-

perubahan tingkat aktivitas dalam suatu kisaran relevan tertentu. Bila

3
biaya tetap dinyatakan menurut biaya per unit, maka biaya tersebut akan

berubah secara terbalik dengan tingkat produksi.

Dua bagian dari definisi biaya tetap perlu pembahasan lebih jauh : rentang

yang relevan dan istilah “dalam jumlah keseluruhan”. Rentang yang

relevan (relevant range) adalah rentang keluaran dimana asumsi hubungan

biaya / keluaran berlaku. Misalnya McDonald boleh menjual 1000, 2000

atau bahkan 3000 burger dalam satu bulan, gaji karyawan dan biaya sewa

bangunan akan tetap sama.

Berikut adalah grafis yang menggambarkan biaya tetap :

Berapapun jumlah
produksi (Q) maka
biaya (P) yang
dikeluarkan tetap
Biaya Tetap (fixed cost)

Beberapa penulis mengklasifikasikan biaya tetap. Diataranya Horngren,

dkk (2016;93) dan Samryn (2012;47) membagi biaya tetap sebagai

Committed fixed cost dan discretionary fixed cost.

Committed fixed cost meliputi biaya-biaya tetap yang berhubungan dengan

investasi dalam fasilitas, peralatan dan struktur organisasi sebuah

4
perusahaan. Biaya ini termasuk pembayaran hipotik, Bunga utang jangka

panjang, pajak property, asuransi dan sebagainya. Biaya ini sulit ditelusuri

hubungannya dengan volume output, sehingga hanya dengan perubahan

drastic dalam filosofi, skala atau lingkup operasi yang dapat mengubah

biaya tetap ini di masa akan datang.

discretionary fixed cost atau dikenal juga sebagai managed fixed cost

meliputi biaya-biaya tetap yang timbul dari keputusan-keputusan tahunan

manajemen untuk mengeluarkan tingkat biaya tetap tertentu, seperti iklan.

Sebagai contoh, untuk meningkatkan penjualan dalam satu periode

tertentu, manajemen memutuskan untuk meningkatkan biaya iklan sampai

pada jumlah tertentu. Begitu renacana tersebut dilaksanakan, misalnya

mengikat kontrak dengan stasiun televisi untuk iklan setahun penuh, maka

biayanya akan menjadi biaya tetap yang jumlahnya ditentukan berdasarkan

kebijakan. Oleh karena itu biaya ini hanya dapat dikendalikan dengan cara

mengendalikan kebijakan yang menyebabkan terjadi biaya.

2. Biaya Variabel (variable cost)

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah

keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran.

Biaya ini dikatakan variable karena ada sesuatu hal disebut basis aktivitas

(activity base) yang merupakan ukuran segala sesuatu yang menyebabkan

adanya biaya variable atau biasa disebut dengan penggerak biaya atau

pemicu biaya (cost driver). Misalnya pemicu biaya adalah unit produksi,

5
jika unit produksi dilipatduakan, maka total biaya variabelnya juga akan

berlipat dua. Biaya variable tidak berubah untuk per unit pemicu biaya,

tetap total biaya variable yang berubah dengan proporsi terhadap aktivitas

pemicu biaya.

Berikut adalah grafis yang menggambarkan biaya variable :

Jika jumlah
Biaya Variabel (variable cost)
produksi (Q)
meningkat maka
biaya (P) yang
dikeluarkan juga
meningkat.

Biaya variabel juga dapat dinyatakan dalam bentuk linear. Disini, jumlah

biaya variabl bergantung pada tingkat penggerak. Hubungan ini dapat

dideskripsikan sebagai berikut.

Jumlah biaya Variabel = biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit

Biaya Variable selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai biaya variable

sejati (engineered variable cost/ true variable cost) dan biaya variable

bertahap (discreationary variable cost/ step variable cost). Biaya variable

sejati (engineered variable cost/ true variable cost) menurut Samryn

6
(2012;47) adalah biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang

eksplisit dengan pelaksanaaan suatu aktivitas. Biaya ini timbul dalam

rangka aktivitas normal perusahaan, biaya ini juga mempunyai hubungan

erat dan nyata antara masukan dan keluarannya. Jika masukkan (biaya)

berubah maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan

masukan tersebut. Sebaliknya, jika keluaran berubah maka masukkan

(biaya) akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran tersebut.

Contoh biaya variable sejati (engineered variable cost/ true variable cost)

bahan baku.

Biaya variable bertahap (discreationary variable cost/ step variable cost)

yaitu semacam biaya kebijakan yang memiliki pola grafis variable, tetapi

bukan alasan yang sama seperti bahan langsung atau tenaga kerja

langsung. Telah disebutkan di atas bahwa hampir semua biaya variabel

merupakan engineered variable cost. Tetapi ada beberapa biaya variabel

yang pantas untuk dikelompokkan ke dalam discretionary variable costs.

Yakni biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume aktivitas

karena manajemen memutuskan kebijakan demikian.

Sebagai contoh adalah biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen

perusahaan puncak sebesar 2% dari hasil penjualan akan berubah

sebanding dengan perubahan volume penjualan. Karena biaya ini

berperilaku variabel atas kebijakan manajemen perusahaan (tidak

berperilaku variabel secara nyata). Maka jika biaya iklan dinaikkan belum

tentu akan mengakibatkan kenaikan volume penjualan.

7
3. Biaya Campuran (mixed cost) atau (semivariable cost)

Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan

variabel. Sederhananya dicontohkan Misalnya di McDonald terpasang

nomor telpon tersebut untuk keperluan menerima order dari call center

pusat. Meskipun tidak dipakai untuk melakukan panggilan keluar sama

sekali, setiap bulan cabang McDonald tersebut harus membayar Rp.

70.000. Tetapi, kalau mereka memakai telpon tersebut untuk melakukan

konfirmasi pesanan ke customer (ya, saya tahu soalnya sering pesan

McDelivery ), mereka harus membayar lagi sesuai dengan jumlah menit

yang digunakan untuk melakukan panggilan keluar. Ini yang disebut

dengan semi variable cost. Berikut adalag grafisnya :

mixed cost/semivariable cost

fixed cost
Q

8
Lalu menurut Garrison, Noreen, dan Brewer biaya semi variabel memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a. Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya

tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar

jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah

pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not

proportional).

b. Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan

perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai

dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan

semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiata

semakin tinggi biaya satuan.

Persamaan linear untuk biaya campuran adalah sebagai berikut:

Jumlah biaya Campuran = biaya tetap x Jumlah biaya Variabel

 Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku

Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama, batasan waktu harus

dipertimbangkan. Kemudian, sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran

aktivitas harus diidentifikasi. Terakhir, masukan dan keluaran harus di

ukur dan pengaruh perubahan keluaran pada biaya aktivitas ditentukan.

9
1. Batasan Waktu

Penentuan suatu biaya merupakan biaya tetap tetap atau variabel

bergantung pada batasan waktu. Menurut, ilmu ekonomi, dalam jangka

panjang (long run), semua biaya adalah variabel. Dalam jangka pendek

(short run), paling tidak satu biaya adalah tetap. Dalam jangka pendek

biasanya dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Demikian pula

menurut Horngren,dkk (2016;45) bahwa Apakah biaya berprilaku

sebagai tetap atau variable sering kali bergantung pada kerangka waktu

yang dipengaruhi oleh keputusan manajemen. Untuk rentan waktu

yang panjang atau perubahan tingkat aktivitas yang besar, lebih banyak

biaya yang berperilaku sebagai biaya variable.

Pada beberapa keadaan, suatu perusahaan mungkin dapat

mempekerjakan dan memberhentikan karyawannya dengan relative

cepat. Pada keadaan itu, biaya tenaga kerja langsung dapat

diperlakukan sebagai biaya variabel. Pada kasus lain, perusahaan tidak

dapat memberhentikan karyawannya saat terjadi penurunan produksi

yang bersifat sementara. Mungkin terdapat perjanjian kontrak resmi

dengan serikat pekerja yang membuat pemutusan hubungan kerja

tersebut menjadi tidak mungkin. Dalam kasus ini, tenaga kerja

langsung merupakan biaya tetap, bukan biaya variabel.

2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran

Sumber daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan

bakar, tenaga kerja dan modal. Masukan-masukan ini digabungkan

10
untuk memproduksi suatu keluaran. Salah satu bentuk ukuran yang

dapat digunakan adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut.

Istilah lain untuk ukuran keluaran adalah penggerak. Penggerak

aktivitas merupakan faktor-faktor penyebab yang dapat diamati yang

mengukur jumlah sumber daya yang digunakan objek biaya. Pilihan

atas penggerak tidak hanya disesuaikan untuk perusahaan tertentu, tapi

juga untuk aktivitas tertentu atau biaya yang diukur. Jadi, untuk

memahami perilaku biaya, pertama-tama tentukan aktivitas yang

dilakukan dan penggerak terkait yang berfungsi sebagai pengukur

kapasitas dan penggunaan aktivitas.

Penggerak aktivitas dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu

penggerak produksi (atau tingkat unit) dan penggerak tingkat nonunit

unit. Penggerak produksi menjelaskan perubahan dalam biaya ketika

unit yang diproduksi berubah. Jumlah bahan baku langsung, jam-

kilowatt yang digunakan untuk menjalankan mesin produksi, dan

jumlah jam tenaga kerja langsung adalah contoh-contoh penggerak

produksi. Berikut adalah gambaran hubungan antara masukan,

aktivitas, keluaran, dan perilaku biaya.

11
3. Penggerak Tingkat non Unit

Penggerak tingkat nonunit menjelaskan perubahan dalam biaya

ketika faktor-faktor lain (selain unit) berubah. Sebagai contoh,

penyetelan (setup) adalah aktivitas tingkat nonunit. Setiap kali pabrik

menghentikan proses produksi suatu produk untuk mengatur lini

produksi agar dapat memproduksi produk lain, biaya penyetelan

muncul. Tidak masalah berapa banyak unit dalam batch baru, biaya

penyetelan tetap sama. Contoh lain dari biaya tingkat nonunit meliputi

penyusutan pabrik, gaji manajer pabrik, dan biaya menjalankan

Departemen Pembelian.

Dalam sistem biaya berdasarkan fungsi, perilaku biaya

diasumsikan hanya di deskripsikan oleh penggerak tingkat unit. Tetapi

sistem berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak tingkat unit dan

non unit. Oleh karena itu, sistem ABC menghasilkan pandangan yang

lebih kaya terhadap perilaku biaya daripada sistem berdasarkan fungsi.

B. Aktivitas, Penggunaan Sumberdaya, dan Perilaku Biaya

1. Sumber Daya Fleksibel

Suatu Perusahaan akan sangat baik jika hanya membeli Sumber daya

yang diperlukan, tepat saat Sumber daya tersebut diperlukan. Jenis sumber

daya ini disebut sumber daya fleksibel ( Flexible Resource ). Sumber Daya

Flexibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan, sehingga biaya mereka

bervariasi seiring dengan perubahan permintaan. Dalam hal ini, perusahaan

12
memiliki kemampuan untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk

beradaptasi secara cepat dengan keadaan yang berbeda. Fleksibilitas

semacam itu akan memberikan perusahaan daya saing dengan sangat baik.

Contonya adalah Bahan Baku Energi. Tidak terdapat kapasitas yang

tidak digunakan untuk kategori Sumber daya ini karena jumlah Sumber

daya yang digunakan sama dengan jumlah yang dibeli. Karena biaya sumber

daya naik turun sesuai dengan kebutuhan produksi, maka total biaya

fleksibel akan meningkat ketika kebutuhan sumber daya meningkat. Begitu

juga sebaliknya, total biaya tersebut turun ketika jumlah produksi

berkurang. Hasilnya, biaya yang terkait dengan sumber daya tersebut akan

bersifat variabel.

2. Sumber Daya Terikat

Sumber Daya Terikat ( Commited Resource ) adalah sumber daya

yang dipasok sebelum penggunaan, didapatkan dengan menggunakan

kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh sejumlah Sumber daya

tertentu, tanpa memandang apakah jumlah Sumber daya yang tersedia

digunakan secara penuh atau tidak. Biaya komitmen akan bersifat tetap

karena persediaan mereka tidak tergantung pada jumlah yang sebenarnya

digunakan. Biaya atas sumber daya ini dapat dikelompokkan menjadi dua:

 Biaya Tetap Terikat ( commited Fixed Cost )

Biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan kapasitas aktivitas

jangka panjang. Contohnya adalah penyewaan bangunan dan

peralatan.

13
 Biaya Tetap Diskresi ( Discreationary Fixed Cost )

Perusahaan akan mempertahankan jumlah karyawan meskipun

terdapat penurunan kuantitas aktivitas yang digunakan sementara.

Akibatnya, pembebanan yang berhuubungan dengan kategori sumber

daya ini tidak bergantung pada kuantitas yang digunakan-paling

tidak dalam jangka pendek. Sumber daya terikat untuk jangka yang

lebih pendek ini disebut dengan biaya tetap diskresi ( disceationary

fixed cost ). Biaya ini adalah biaya yang terjadi karena pengolahan

kapasitas aktivitas jangka pendek.

Biaya sumber daya terikat dapat dikurangi dengan mengurangi

permintaan untuk kegiatan memanfaatkan sumber daya ini, sehingga

menciptakan kapasitas yang tidak digunakan. Alternatifnya, perusahaan

dapat mengelola kelebihan kapasitas sumber daya yang dilakukan, baik

dengan mengurangi pasokan mereka atau dengan menggunakan sumber

daya ini untuk penggunaan alternatif dan lebih menguntungkan.

3. Perilaku Biaya Bertahap

Biaya bertahap (Step cost) menampilkan tingkat biaya yang konstan

untuk rentang keluaran tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya

lebih tinggi di mana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang keluaran

yang sama. Lebar setiap tahap pada grafik menunjukkan rentang keluaran

yang mengharuskan diperolehnya sumber daya dalam jumlah tertentu. Jika

lebar tahap sempit, kita dapat mengasumsukan biaya ini sebagai biaya

14
variabel. Sumber daya terikat, khususnya yang melibatkan kontrak implisit,

banyak yang mengikuti fungsi biaya bertahap.

Biaya bertahap dengan tahap-tahap yang lebar dikategorikan sebagai

biaya tetap, sebagian besar biaya ini adalah tetap dalam rentang operasi

normal perusahaan. Ketika sumber daya-sumber daya diperoleh di muka,

perbedaan antara jumlah yang dibeli dengan jumlah yang sebenarnya

digunakan kemungkinan bisa terjadi. Hal ini hanya akan muncul untuk

aktivitas-aktivitas yang membutuhkan sumber daya-sumber daya yang

terikat dengan biaya yang menunjukkan perilaku biaya tetap.

Biaya satu pesanan perubahan adalah suatu kombinasi dari biaya

tetap (sumber daya terikat/teknisi) dan biaya variabelnya (sumber daya

fleksibel/perlengkapan). Untuk menghitung biaya tetap per unit, tariff

aktivitas tetap perlu dihitung terlebuh dahulu. Tariff aktivitas tetap (fixed

activity rate) adalah jumlah biaya terikat dibagi dengan jumlah kapasitas

yang tersedia sedangkan tariff aktivitas variabel adalah jumlah biaya sumber

daya fleksibel dibagi dengan kapasitas yang digunakan. Hubungan antara

jumlah sumber daya yang tersedia dan sumber daya yang digunakan

dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

Sumber daya yang tersedia = Sumber daya yang digunakan + Kapasitas yang tidak digunakan

15
4. Implikasi – implikasi untuk Pengendalian dan Pengembalian keputusan

Sistem pengendalian operasional mendorong para Manajer untuk

lebih memperhatikan pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran

Sumber Daya. Sebagai contoh, sistem pengendalian operasional yang

didesain dengan baik akan memungkinkan para manajer untuk menilai

perubahan permintaan sumber daya yang akan terjadi akibat keputusan

tentang bauran produk baru.

Model penggunaan Sumber Daya berdasarkan aktivitas juga

memungkinkan Para manajer untuk menghitung perubahan pasokan dan

permintaan Sumber daya yang disebabkan oleh implementasi keputusan

untuk membuat atau membeli peralatan, menerima atau menolak pesanan

khusus, dan mempertahankan atau menghilangkan lini produk.

C. Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen

Tetap dan Variabel

Sementara beberapa biaya dapat secara mudah diklasifikasikan sebagai

biaya variabel, tetap, atau tetap bertahap, beberapa biaya lainnya masuk dalam

kategori biaya campuran. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya campuran

perlu dipisahkan dalam komponen tetap dan variabel.

Informasi yang tersedia biasanya hanyalah jumlah biaya suatu aktivitas dan

jumlah penggunaan aktivitas. Sebagai contoh, sistem akuntansi biaya akan

mencatat jumlah biaya keseluruhan aktivitas pemeliharaan untuk periode tertentu

dan jumlah jam pemeliharaan yang diberikan selama periode tersebut. Banyaknya

16
julmah biaya pemeliharaan yang merupakan biaya tetap dan biaya variabel tidak

diungkapkan oleh catatan akuntansi. Jumlah biaya sering dicatat tanpa usaha

untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel.

Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan campuran

menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu : metode tinggi-rendah, scatterplot

dan metode kuadrat terkecil. Setiap metode menggunakan asumsi hubungan biaya

linier. Oleh sebab itu, konsep linieritas perlu ditinjau kembali sebelum metode-

metode tersebut dibahas secara lebih mendalam.

 Asumsi Linieritas

Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linier antara biaya

aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Dengan kata lain, biaya meningkat

secara proporsional dengan jumlah unit diproduksi. Seberapa logiskah

asumsi ini bahwa biaya adalah linier? Apakah biaya aktivitas variabel benar-

benar meningkat secara proporsional dengan peningkatan tingkat penggerak

aktivitas? Jika tidak, seberapa baikkah asumsi fungsi biaya linier ini

memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya?

Ahli ekonomi biasanya berargumen bahwa biaya variabel meningkat

dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu, dan biaya tersebut

naik dengan laju yang meningkat mulai pada titik itu. Jenis perilaku

nonlinier menampilkan biaya variabel tampak meningkat seiring dengan

peningkatan jumlah unit, tetapi tidak secara proporsional. Bagaimana jika

kurva nonlinier menggambarkan realitas secara lebih akurat? Apa yang kita

lakukan selanjutnya? Salah satu kemungkinan adalah menentukan fungsi

17
biaya actual. Akan tetapi, setiap aktivitas mungkin memiliki fungsi biaya

yang berbeda. Pendekatan ini akan menghabiskan banyak waktu dan mahal

(jika memang dapat dikerjakan). Mengansumsikannya sebagai hubungan

linier sangatlah lebih mudah.

Berikut persamaan untuk garis lurus.

Jumlah biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Keluaran)

Persamaan tersebut adalah rumus biaya.

Jumlah biaya adalah variabel terikat (dependent variable) yang

merupakan biaya yang akan diperkirakan. Dalam persamaan tersebut,

jumlah biaya hanya bergantung pada satu variabel, yaitu kleuaran. Keluaran

adalah ukuran aktivitas; keluaran adalah variabel bebas (independent

variable).

Biaya tetap adalah parameter perpotongan (intercept parameter) dan

bagian biaya tetap dari jumlah biaya. Akhirnya, Biaya variabel per unit

adalah biaya tiap unit aktivitas yang juga disebut parameter kemiringan

(slope parameter).

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada nilai

dari variabel lain. Mudah untuk melihat bahwa kita sedang mencoba

menemukan “jumlah biaya”-nilainya bergantung pada nilai berbagai

parameter dan variabel pada sisi kanan dari persamaan tersebut.

Variabel bebas adalah variabel yang mengukur keluaran dan

menjelaskan perubahan dalam biaya. Variabel bebas adalah penggerak

aktivitas.pilihan suatu variabel bebas berhubungan dengan kemungkinan

18
nilai ekonominya. Oleh karena itu, manajer akan berusaha menemukan

variabel bebas yang menyebabkan atau berhubungan dengan variabel terikat

secara dekat.

Parameter perpotongan berhubungan dengan biaya tetap. Secara

grafis, parameter perpotongan adalah titik dimana garis biaya campuran

memotong atau memotong sumbu biaya (vertikal).

Parameter kemiringan berhubungan dengan biaya variabel per unit

aktivitas. Secara grafis perameter kemiringan menunjukkan kemiringan

garis biaya campuran.

Karena catatan akuntansi hanya mengungkapkan jumlah keluaran

aktivitas dan jumlah biaya, nilai-nilai tersebut harus digunakan untuk

memperkirakan parameter perpotongan dan kemiringan (jumlah biaya dan

biaya variabel). Dengan memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel per

unit, komponen tetap dan varibel dapat diperkirakan. Perilaku biaya

campuran pun dapat diprediksi ketika penggunaan aktivitas berubah.

1. Metode Tinggi-Rendah
Metode tinggi-rendah (high-low method) adalah suatu metode untuk
menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua
titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung
parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi didefinisikan sebagai titik
dengan tingkat keluaran atau aktivitas tertinggi. Titik rendah didefinisikan
sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah. Perhatikan
bahwa titik tinggi dan rendah ditentukan oleh jumlah tinggi dan rendah dari
variabel bebas.

19
Metode titik tertitik dan terendah merupakan cara perhitungan yang
relative lebih sederhana dalam memisahkan biaya tetap dan biaya variable
dari suatu kelompok biaya semivariabel. Menurut Samryn secara umum
perhitungannya dapat dilakukan dengan cara :
 Memillih jumlah biaya yang paling tinggi dari data yang tersedia.
 Memilih jumlah biaya yang paling rendah dari data yang tersedia.
 Menghitung selisih jumlah aktivitas dan selisih biaya dari dua titik
tertinggi dan terendah.
 Memasukkan selisih tersebut ke dalam formula untuk menghitung
komponen biaya tetap dan biaya variable.
Persamaan untuk menentukan biaya variabel per unit dan biaya tetap
adalah sebagai berikut.
Biaya variabel per unit = Perubahan biaya/Perubahan keluaran
Biaya variabel per unit = (Biaya tinggi - Biaya rendah)/(Keluaran tinggi
– Keluaran rendah)
Dan
Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (Biaya variabel per unit x Keluaran
tinggi)
Perhatikan bahwa komponen biaya tetap dihitung dengan
menggunakan jumlah biaya dari titik tinggi atau titik rendah.
Sebagai Ilustrasi, pada table :
Bulan Biaya Penyetelan ($) Waktu Penyetelan (Jam)
Januari 1.000 100
Februari 1.250 200
Maret 2.250 300
April 2.500 400
Mei 3.750 500
di atas untuk Reddy Heaters, titik tinggi adalah 500 jam penyetelan
dengan biaya sebesar $3.750 atau (500, $3.750). titik rendah adalah 100 jam
penyetelan dengan biaya sebesar $1.000 atau (100,$1.000). Setelah titik tinggi
dan rendah ditentukan, nilai biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat
dihitung sebagai berikut.

20
Biaya variabel per unit = ($3.750 - $1.000)/(500 – 100)
= $2.750/400
= $6,875
Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (biaya variabel perunit x Keluaran
tinggi)
= $3.750 – ($6.875 x 500)
= $312,50
Berikut rumus biaya dengan menggunakan metode tinggi-rendah.
Jumlah biaya = $312,50 + ($6,875 x Waktu penyetelan)
Inti rumus biaya tetap yang ditentukan di atas adalah rumus yang
digunakan untuk memprediksi biaya penyetelan berdasarkan jumlah waktu
penyetelan.
Metode tinggi-rendah memiliki keunggulan objektivitas. Dua orang
yang menggunakan metode tinggi-rendah pada suatu data tertentu akan
menghasilkan jawaban yang sama. Selain itu, metode tinggi-rendah
memungkinkan manajer untuk mendapatkan ketetapan yang cepat mengenai
hubungan biaya dengan hanya menggunakan dua titik. Horngren, dkk
menyebutkan keunggulan menggunakan metode tinggi-rendah adalah sebagai
berikut :
 Metode tersebut mudah digunakan.
 Tidak banyak titik data yang digunakan.
Kelemahan menggunakan metode tinggi-rendah adalah sebagai berikut :
 Pilihan titik tinggi dan rendah bersifat subjektif
 Metode ini tidak menggunakan data yang tersedia
 Metode ini mungkin tidak dapat diandalkan.
Samryn mengutarakan hal yang sama bahwa hasil perhitungan metode ini
tidak sebaik metode lainnya karena analisisnya hanya digunakan dua data
yang tertinggi dan yang terendah saja.

21
2. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode menentukan suatu persamaan
suatu garis dengan menggambarkan data dalam suatu grafik. Sebuah blog
yang berefensi Garisson, dkk menuliskan bahwa Metode pemisahan biaya
tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada
sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya
tersebut.Biaya ditentukan sebagai variabel dependen karena besarnya biaya
akan dipengarhui oleh tingkat aktivitas. Jika aktivitas meningkat maka biaya
juga akan meningkat.
Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk
menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu apakah
hubungannya mendekati linear. Meskipun demikian, suatu analisis perilaku
biaya menggunnakan metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis
biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interprestasi visual.
Horngren, dkk ,menyebut metode ini sebagai metode visual-fit yaitu
metode di mana analis biaya secara visual menyesuaikan garis lurus melalui
plot semua data yang tersedia. Membuat garis lurus melalui plot dengan
menggunakan perrtimbangan untuk menyesuaikan garis sedekat mungkin
dengan semua titik plot. Jika fungsi biaya itu bersifat linear, sangatlah
mungkin untuk membuat garis lurus melalui titik pencar yang sebagian besar
cukup berdekatan sehingga membentuk tendensi umum data.
Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot diungkapkan
Hansen/Mowen adalah menggambarkan titik-titik data sehingga hubungan
antara biaya penyetelan dan tingkat aktivitas dapat terlihat. Plot ini disebut
grafik scatter. Sumbu vertikal adalah jumlah biaya penyetelan, sedangkan
sumbu horizontal adalah jumlah waktu penyetelan.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang
hubungan antara biaya dan penggunaan aktivitas. Bahkan, grafik scatter
memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan suatu garis secara visual
dengantitik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang
dipilih seharusnya garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Dalam

22
memutuskan pilihan tersebut seorang manajer atau analis biaya bebas
menggnakan pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan perilaku biaya.
Penempatan garis pad titik-titik dengan cara ini menggambarkan bagaiman
metode scatterplot bekerja. Ingatlah bahwa grafik scatter dan alat batu
statistic lainnya adalah alat yang dapat membantu para manajer untuk
memperbaiki penilaian subjektif mereka.

Dengan asumsi bahwa pilihan garis terbaik Anda adalah garis yang
melalui titik 1 dan 3, biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara
berikut. Pertama, misalkan titik 1 ditunjukkan (100,$1.000) dan titik 3 dengan
(300,$2.250). Selanjutnya, gunakan kedua titik tersebut untuk menghitung
kemiringan.
Biaya variabel per unit = ($2.250 - $1.000)/(300 – 100)
= $1.250/200
= $6,25
Jadi, biaya variabel per jam penyetelan adalah $6,25. Dengan biaya
variabel per unit tersebut, langkah terakhir adalah menghitung komponen
biaya tetap. Jika kita menggunakan titik 3, persamaan berikut menghasilkan:
Biaya tetap = $2.250 – ($6,25 x 300)
= $375
Komponen biaya tetap tentu dapat dihitung pula dengan menggunakan
titik 1 yang hasilnya sama.

23
Biaya tetap = $1.000 – ($6,25 x 100)
= $375
Komponen tetap dan variabel dari biaya penyetelan sekarang telah
dapat diidentifikasi. Rumus biaya untuk aktivitas penyetelan dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Jumlah biaya = $375 + ($6,25 x Waktu penyetelan)
Keunggulan signifikan dari metode scatterplot adalah memungkinkan
kita untuk melihat data secara visual. Kelemahan metode scatterplot adalah
tidak ada kriteria objektif untuk memilih garis terbaik. Kualitas rumus biaya
bergantung pada kualitas penilaian subjektif dari analis.
Metode scatterplot dan metode tinggi-rendah menghasilkan
persamaan dengan perbedaan yang besar dalam komponen biaya tetap dan
variabel. Dengan menggunakan persamaan ini, biaya penyetelan untuk 350
jam adalah $2.562,50 menurut metode scatterplot dan $2.718,75 menurut
metode tinggi-rendah. Mana yang “benar”? karena kedua metode dapat
menghasilkan rumus biaya yang berbeda secara signifikan, maka pertanyyan
metode manakah yang terbaik akan muncul. Idealnya, metode objektif dan
pada saat persamaan, menghasilkan garis yang terbaik diperlukan. Metode
kuadrat terkecil menghasilkan garis yang terbaik dan objektif dalam arti
bahwa penggunaan metode untuk sekumpulan data tertentu akan
menghasilkan rumus biaya yang sama.

3. Metode Kuadrat Terkecil


Jarak vertikal mengukur kedekatan suatu titik ke garis, tetapi kita
memerlukan ukuran kedekatan dari semua titik ke garis. Salah satu
kemungkinan adalah mengukur deviasi semua titik ke garis dan
menambahkan semua ukuran tersebut untuk mendapatkan ukuran
keseluruhan. Metode kuadrat terkecil (method of least squares)
mengudratkan setiap deviasi, dan menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan
tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Penguadratan deviasi ini
menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif.

24
Ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis,
semakin kecil ukurannya, kesesuaian garis ke semua titik semakin baik.
Sebagai contoh, garis yang dibentuk dengan metode scatterplot, memiliki
ukuran kedekatan sebesar 343.750. perhitungan yang sama menghasilkan
ukuran kedekatan sebesar 523.438 untuk garis yang dibentuk dengan metode
tinggi-rendah. Dengan demikian, garis scatterplot lebih baik daripada garis
tinggi-rendah. Hasil ini mendukung pernyataan sebelumnya bahwa
penggunan pendapat subjektif dalam metode scatterplot jauh lebih baik
daripada metode tinggi-rendah.
Garis yang lebih mendekati titik dibanding garis lainnya disebut garis
kesesuaian terbaik (best fitting line), yaitu garis dengan jumlah kuadrat
deviasi terkecil. Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling
sesuai.

 Penggunaan Program Regresi


Penghitungan rumus regresi secara manual cukup melelahkan, bahkan
hanya dengan lima titik data. Ketika jumlah titik data meningkat,
penghitungan sederhana menjadi tidak praktis. Hal yang perlu lakukan
sekarang adalah memasukkan data. Program Regresi spreadsheet
menyediakan lebih dari sekedar perkiraan koefisien. Program ini juga
menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk melihat seberapa
besarkah persamaan biaya dapat dipercaya-suatu fungsi yang tidak tersedia
pada metode scatterplot dan tinggi-rendah.

 Keandalan Rumus Biaya


Output Regresi dapat menginformasikan koefisien biaya tetap dan
variabel, tetapi kegunaan utamanya terletak pada kemampuannya
menginformasikan seberapa jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat
diandalkan.
Fitur ini tidak disediakan, baik oleh metode scatterplot maupun
metode tinggi-rendah. Meskipun output Regresi menyediakan informasi

25
berguna lainnya untuk menilai keandalan statistik, kita hanya akan melihat
goodness of fit. Ukuran ini penting karena metode kuadrat terkecil
mengidentifikasi garis yang paling sesuai, tetapi tidak mengungkapkan
seberapa baik kesesuaian tersebut. Garis yang paling sesuai mungkin bukan
merupakan garis yang terbaik. Garis yang paling sesuai mungkin tidak dapat
memprediksi biaya dengan baik.

 R Kuadrat – Koefisien Determinasi


Secara statistik, kita dapat menentukan seberapa besar variabilitas
dijelaskan dengan melihat Koefisien determinasi atau R Kuadrat. Koefiseien
Determinasi adalah persentasi variabilitas variabel terikat yang dijelaskan
oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit.
Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin baik
garisnya. Karena koefisen determinasi tersebut merupakan persentase
variabilitas yang dijelaskan, nilainya selalu berkisar antara 0 dan 1.
Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik
dan buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.
Jika persamaan biaya anda menghasilkan koefisien determinasi sebesar 75%,
itu berarti variabel bebas menjelaskan tiga perempat dari variabilitas biaya.
Dapat diketahui juga beberapa faktor lain atau kombinasi faktor-faktor
lainnya menjelaskan satu perempat sisanya.

 Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu
akar dari koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai
koefisien korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien
korelasinya positif maka kedua variabelnya bergerak menuju arah yang yang
sama terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan menghasilkan
nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak,jika koefisien negatif, maka
kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan

26
arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilkan koefisien korelasi sebesar
-1.
Nilai Koefisien Korelasi yang mendekati nol, mengidentifikasi tidak
adanya korelasi. Dengan kata lain, mengetahui pergerakan satu variabel tidak
memberikan petunjuk pergerakan variabel lainnya.

D. Regresi Berganda
 Peranan regresi berganda dalam penilaian perilaku biaya.
Satu penggerak mungkin tidak cukup untuk menjelaskan variabilitas
perilaku biaya aktivitas. Dalam hal ini, memberikan variabel tambahan ke
dalam persamaan dapat meningkatkan kemampuan persamaan tersebut dalam
memprediksi biaya aktvitas dan memberi pemahaman mengenai cara
pengelolaan biaya aktivitas.
Mendapatkan rumus biaya terbaik terkadang lebih rumit daripada
mengidentifikasi satu penggerak aktivitas dan merekrsikan biaya aktivitas
untuk pengerak ini. Hasilnya mungkin bukan suatu rumus biaya yang cukup
untuk kegunaan manajerial.
Suatu variabel bebas mungkin hanya dapat menjelaskan lebih sedikit
variabelitas dalam variabel terikat. Jadi, salah satu kemungkinan solusi
adalah mencari variabel penjelasan tambahan. Dalam hal dua atau lebih
variabel penjelas, persamaan linear diperluas untuk mencakup variabel
tambahan.

E. Penilaian Manajerial
 Penggunaan pertimbangan manajerial dalam penentuan perilaku biaya.
Pertimbangan manajerial dapat digunakan secara terpisah atau
bersama-sama dengan metode tinggi rendah, scatterplot, dan kuadrat
terkecil. Manajer menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka
mengenai hubungan biaya dan tingkat aktivitas untuk mengidentifikasi
outlier, memahami pergeseran struktural, dan menyesuaikan parameter yang
di sebabkan oleh perubahan kondisi yang diantisipasi.

27
Penilaian manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan perilaku biaya dan merupakan metode yang paling sering
digunakan. Daya tarik dari metode ini terletak dari kesederhanaannya.
Banyak manajer yang menggunakan pengalaman dan reservasi terhadap
hubungan biaya pada masa lampau untuk menentukan biaya tetap dan
variabel. Secara sederhana beberapa manajer menentukan biaya aktivitas
tertentu manjadi kategori tetap dan lainnya menjadi kategori variabel, tanpa
menghiraukan kemungkinan biaya campuran.
Contoh:
Perusahaan kimia memperlakukan bahan baku dan utiitas sebagai
biaya variabel karena berkaitan dengan jumlah bahan kimia yang diproduksi
dan semua biaya lainnya sebagai biaya tetap.
Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan
sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat
tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengklarifikasian biaya.
Kemungkinan lainnya adalah menajemen mengidentifikasi biaya
campuran dan membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel
dengan memutuskan bagian biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel.
Dengan demikian, akan mudah untuk mengkelompokkan akun pembayaran
sewa dengan akun-akun biaya tetap lainnya, dengan memperlakukan biaya
variabel secara terpisah. Kemudian komponen variabel dapat dihitung dengan
menggunakan satu atau lebih data biaya/volume.
Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman
dan pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik. Teknik
statistik sangat akurat dalam menggambarkan masa lalu, tetapi teknik tersebut
tidak mampu melihat masa depan yang tentunya merupakan keinginan
manajemen yang sebenarnya.
Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk
memisahkan biaya tetap dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat
manajer memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan dan pola
biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang baik. Akan tetapi,

28
kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki hasil yang baik. Oleh
karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan
pengaruh pertimbangkan , yang salah terhadap keputusan terkait merupakan
hal yang penting.

29
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam sebuah Perusahaan, biaya digunakan untuk menentukan harga
pokok penjualan dan nilai persediaan akhir. Biaya – biaya ini penting dalam
menyiapkan Laporan Keuangan Eksternal, yaitu Laporan Laba Rugi dan
Neraca. Biaya – biaya yang disajikan dalam Laporan keuangan tersebut diatur
berdasarkan fungsi.
Perilaku Biaya (Cost Behavior) adalah istilah umum untuk
mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran.
Biaya-biaya bereaksi pada perubahan keluaran dengan berbagai cara.
Pembahasan mengenai hal ini, biaya tetap, biaya variabel, dan biaya campuran
yang akan dmulai dengan melihat kemungkinan-kemungkinan yang paling
sederhana.
Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan
campuran menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu : metode tinggi-rendah,
scatterplot dan metode kuadrat terkecil. Setiap metode menggunakan asumsi
hubungan biaya linier.
Mendapatkan rumus biaya terbaik terkadang lebih rumit daripada
mengidentifikasi satu penggerak aktivitas dan merekrsikan biaya aktivitas
untuk pengerak ini. Hasilnya mungkin bukan suatu rumus biaya yang cukup
untuk kegunaan manajerial.
Pertimbangan manajerial dapat digunakan secara terpisah atau
bersama-sama dengan metode tinggi rendah, scatterplot, dan kuadrat terkecil.
Manajer menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai
hubungan biaya dan tingkat aktivitas untuk mengidentifikasi outlier,
memahami pergeseran struktural, dan menyesuaikan parameter yang di
sebabkan oleh perubahan kondisi yang diantisipasi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Horngren, Sundem, Burgstahler, Schatzberg. 2016. Pengantar Akuntansi


Manajemen (edisi keenambelas). Jakarta : Salemba Empat.
R. Hansen, Don & M. Mowen, Maryanne. 2009. Akuntansi Manajerial (edisi 8).
Jakarta : Salemba Empat.
Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Kencana Predana Media
Group.
https://cerdasco.com/
https://docplayer.info/31207829-Perilaku-aktivitas-biaya.html
https://manajemenkeuangan.net/perilaku-biaya-adalah/
http://oketugas.blogspot.com/2013/04/perilaku-biaya-analisis-dan-
penggunaan.html
https://manajemenkeuangan.net/perilaku-biaya-adalah/

31

Anda mungkin juga menyukai