Anda di halaman 1dari 27

PERILAKU BIAYA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen Pembimbing : Rr. Yoppy Palupi P., S.E., M.Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama NPM
Nabilla A. Virgobaldi C10180164
Nabilla Prananda C10180172
Yayang Yunita A C10180191
Syahru Ramadhan C10180195
Imam Mustain C10180198
M. Naufal Ramadhan C10180200
Ghani D.

KELAS D

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


EKUITAS
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yaang berjudul “Perilaku Biaya” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Rr. Yoppy Palupi, S.E.,
M.Si , selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen STIE Ekuitas yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna atas saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata - kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, 18 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERILAKU BIAYA.............................................................................1
2.2 AKTIVITAS DAN PERILAKU BIAYA.............................................1
2.3 KATEGORI PERILAKU BIAYA
A. Biaya tetap (fixed cost).....................................................................2
B. Biaya variabel (variabel cost)..........................................................3
C. Biaya campuran (mixe cost).............................................................4
2.4 KISARAN RELEVAN DAN HORIZON WAKTU
A. Kisaran relevan (relevant range).....................................................5
B. Horizon waktu (time horizon)..........................................................6
2.5 SUMBER DAYA DAN PERILAKU BIAYA
A. Sumber daya fleksibel......................................................................6
B. Sumber daya terikat..........................................................................7
C. Biaya bertahab..................................................................................9
2.6 TEKNIK PEMISAHAN BIAYA CAMPURAN
1. Metode grafik (secatterplot method)................................................12
2. Metode titik tertinggi dan terendah (highest and lowest
point method)...................................................................................16
3. Metode regresi kuadrat terkecil (least aquares method)..................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan saat ini dan dalam
menghadapi era gelobalisasi, perusahaan dituntut untuk berpola efisien dan
ekonomis serta mampu mengantisipasi perkembangan yang terjadi dimasa yang
akan datang. Hal ini sangatlah penting, melihat kodisi ekonomi saat ini sangatlah
membutuhkan kegiatan atau operasi yang mampu berperan secara efisien,
ekonomis dan produktif serta mampu memenangkan persaingan bisnis. Didalam
memenangkan persaingan bisnis saat ini terdapat salah satu unsur penting guna
memenangkan persaingan yang berlaku. Unsur tersebut adalah kemampuan untuk
menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka tidak berlebihan apabila
dikatakan bahwa manager perlu memahami dengan benar masalah yang berkaitan
dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya.
Dengan mengenali serta memahami perilaku biaya manager mampu
menentukan keputusan yang akan diambil untuk suatu perusahaannya. Dengan
satu keputusan yang diperoleh melalui pengamatan perilaku biaya, perusahaan
akan mampu bertahan dalam persaingan saat ini. Satu keputusan tersebut
menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu perilaku biaya
dalam suatu perusahan harus bersifat efisiensi dan ekonomis. Sebab dimana biaya
masa lalu yang telah dikeluarkan harus mampu memperbaiki serta
memaksimalkan oprasi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang tetap jaya dan
selalu menjadi perusahaan unggulan dibidangnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud perilaku ?
2. Bagaimana perilaku dapat mempengaruhi penggunaan biaya ?
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 PERILAKU BIAYA


Dalam semua perusahaan pada dasarnya biaya diklasifikasikan berdasarkan
suatu tingkat perilaku biaya.1 Perilaku biaya (cost behavior) merupakan pola yang
menggambarkan bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas
bisnis. Aktivitas bisnis perubahannya dapat konstan, meningkat atau menurun.
Dalam kajian ekonomi manajerial, biaya dikaitkan dengan waktu. Dalam
jangka pendek, biaya dapat dikategorikan sebagai biaya tetap, variabel dan semi
variabel (campuran). Tetapi dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel.2
Perilaku biaya sangat memerlukan identifikasi biaya dan perilakunya, dengan
tujuan utama dalam kegiatan bisnis dalam perusahaan dapat menentukan :
1. Pengendalian biaya
Dalam pengendalian biaya, manajemen perlu mengetahui perilaku biaya
agar dapat mengendalikan biaya variabel dan biaya tetap
2. Pengestimasian biaya
Estimasi biaya merupakan penentuan biaya masa depan berdasarkan data
aktivitas dan biaya masa lalu untuk menaksir jumlah biaya
3. Pembuatan keputusan
mengidentifikasi perilaku biaya diperlukan dalam pembuatan keputusan. 3

2.2 AKTIVITAS DAN PERILAKU BIAYA


Dalam dunia bisnis, suatu biaya dikategorikan sebagai biaya tetap, variabel
atau semi variabel (campuran) tergantung dari basic aktivitas. Basic aktivitas
merupakan ukuran yang menyebabkan biaya menjadi bervariasi atau tidak. Basic
aktivitas sering disebut sebagai pemicu biaya (cost driver) karena semakin banyak
aktivitas yang dilakukan, semakin besar biaya yang dikeluarkan.

1
Mangasa Sinuarti Dkk, Akuntansi Biaya, (Medan:Universitas HKBP Nommensen, 2011),
Hal 21
2
Dr.Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media, 2009), hal. 34.
3
Balderic Siregar Dkk, Akuntasi Manajemen, (Jakarta:Salemba Empat, 2014), hal 74

1
2.3 KATEGORI PERILAKU BIAYA
Dalam perilaku biaya digambarkan bagaimana biaya dapat berubah menjadi
bervariasi, hal ini diakibatkan atas perubahan aktivitas bisnis dalam suatu
perusahaan. Pola variasi perubahan tingkat aktivitas bisnis terhadap perubahan
biaya dapat diidentifikasi melalui biaya yang digunakan. Berdasarkan perilaku
biaya, biaya dapat diklasifikasikan menjadi :
A. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (fixed cost) adalah suatu biaya yang konstan tanpa
mempertimbangkan perubahan - perubahan tingkat aktivitas dalam suatu
kisaran relevan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan
bahwa: 4
1. Jumlah biaya total tidak berubah dalam kisaran relevan tertentu meski
tingkat aktivitas berubah,
2. Biaya tetap perunit berubah dengan berubahnya tingkat aktivitas.
Berikut tipikal jenis biaya tetap, baik untuk perusahaan jasa, dagang,
maupun manufaktur.
1) Biaya depresiasi peralatan.
2) Biaya depresiasi bangunan.
3) Biaya abonemen listrik.
4) Biaya gaji pokok pegawai.
5) Biaya gaji mandor pabrik.
Biaya tetap selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai committed fixed
cost dan discretionary fixed cost.
Committed fixed cost meliputi biaya tetap yang berhubungan dengan
investasi dalam fasilitas, peralatan, dan struktur dasar organisasi perusahaan.
Biaya ini hubungannya dengan volume output, seperti unit produksi.
Discretionary fixed cost atau dikenal juga sebagai managed fixed cost
meliputi biaya - biaya tetap yang timbul dari keputusan tahunan manajemen
untuk membelanjakan biaya tetap tertentu seperti iklan,dan penelitian.

4
Baldric Siregar dkk, Akuntansi Manajemen,( Jakarta: Salemba Empat, 2014), hal 77
Sebagai discretionary fixed cost biaya ini akan hilang jika kebijakan yang
bersangkutan juga di tiadakan. Biaya ini bisa melekat pada volume kegiatan
dan perubahan lingkup organisasi. Oleh karena itu, biaya ini hanya dapat
dikendalikan dengan mengendalikan kebijakan keterjadian biaya.5
B. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan aktivitas dan volume peroduksi,
sementara jumlah perunitnya tidak berubah.
Dalam hal ini dapat dapat ditekankan bahwa :
1. Biaya variabel total berubah dengan perubahan aktivitas.
2. Biaya variabel perunit tidak berubah walaupun aktivitas berubah.
Meskipun estimasi biaya tertentu berperilaku variabel disuatu perusahaan,
tetapi belum tentu demikian dalam perusahaan lain.
JENIS PERUSAHAAN BIAYA VARIABEL
Biaya Perlengkapan
Perusahaan Jasa Biaya Perjalanan
Biaya Persediaan
Harga pokok penjualan
Peusahaan Dagang Biaya Pengiriman
Biaya komisi penjualan
Biaya bahan baku, bahan Penolong
Biaya bahan Bakar Mesin
Perusahaan Manufaktur Biaya tenaga Kerja Langsung
Biaya pemakian Listrik
Biaya variabel
Berikut perhitungan baiya variabel perusahaan REKAYASA memproduksi
pakaian menggunakan bahan baku kain. Dimana biaya bahan baku tersebut
termasuk biaya variabel. Pada setiap 1 unit baju membutuhkan 1 meter kain
dengan biaya 10.000 per meter.
JUMLAH PERUNIT
BIAYA
100 Baju 200 Baju 300 Baju
Biaya Variabel perunit Rp.10.000 Rp.10.000 Rp.10.000
Biaya Variabel total Rp.1.000.000 Rp.2.000.000 Rp. 3.000.000
Estimasi biaya variabel

5
Samryn, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal 47

3
Grafik biaya menggambarkan dimana sumbu mendatar menunjukan unit
peroduksi dan sumbu vertikal menunjukan biaya bahan baku. dan jelas terlihat
garis biaya variabel semakin kekanan semakin meningkat artinya semakin
tinggi tingkat peroduksi maka akan semakin besar pula biaya variabel totalnya.

Grafik biaya variabel total


C. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya campuran (mixed cost) adalah biaya yang memiliki karakteristik
biaya variabel sekaligus biaya tetap. Sebagian dari biaya campuran berubah
mengikuti perubahan aktivitas secara proporsional. Sementara, sebagian yang
lain tidak berubah meski tingkat aktivitasnya berubah. Contoh biaya
campuran adalah biaya pegawai penjualan dan biaya listrik.6
Pegawai penjualan sering kali digaji dengan gaji pokok tertentu ditambah
dengan komisi 5% dari penjualan. Berdasarkan hal tersebut, penjualan
merupakan aktivitas dan unit penjualan merupakan pemicu biaya.

6
Baldric Siregar Dkk, Akuntansi Mnajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2014). Hlm 78

4
Berapa pun penjualan yang dilakukan, Gaji pokok Rp.100.000,-. Jumlah
tersebut termasuk kategori biaya tetap. Sedangkan tambahan sebesar 5% dari
penjualan bersih termasuk biaya variabel.
Biaya listrik memiliki perilaku yang sama dengan biaya tenaga penjual di
atas. Aktivitasnya menyediakan listrik sedangkan pemicu biayanya adalah
kwh listrik. Tanpa mempertimbangkan pemakaian kwh listrik, perusahaan
membayar abonemen bulanan, misalnya Rp.200.000,-. Jumlah tersebut
termasuk biaya tetap.
2.4 KISARAN RELEVAN DAN HORIZON WAKTU
Pengklasifikasian suatu biaya ke dalam biaya variabel atau biaya tetap
dipengaruhi oleh dua hal berikut ini:
A. Kisaran relevan (relevant range)
Kisaran relevan adalah kisaran aktivitas yang mengasumsikan bahwa
perilaku variabel dan tetap adalah valid. Konsep ini berlaku pada biaya
variabel dan biaya tetap. Kisaran relevan pada biaya variabel terkait dengan
hubungan linier biaya variabel dengan tingkat aktivitas. Sedangkan kisaran
relevan pada biaya tetap terkait dengan tidak berubahnya (konstan) biaya
tetap dalam kisaran aktivitas tertentu.7
Biaya

Tingkat Aktivitas 10.000 unit 20.000 unit


Kisaran relevan pada peraga di atas menunjukan bahwa ada hubungan
secara proporsional antara asumsi biaya variabel total dengan tingkat
aktivitas. Pada saat tingkat produksi di bawah 10.000 unit, biaya variabel
tidak berhubungan proporsional dengan tingkat aktivitas. Demikian juga

7
Baldric Siregar Dkk, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm 79

5
dengan produksi di atas 20.000 unit, biaya variabel total tidak berhubungan
proporsional dengan tingkat aktivitas. Asumsi liniearitas antara biaya variabel
total dengan tingkat aktivitas terjadi pada kisaran produksi 10.000 sampai
20.000 unit. Kisaran inilah yang disebut kisaran relevan dalam penentuan
biaya variable.
Biaya

Tingkat Aktivitas 10.000 unit 20.000 unit


Peraga diatas menunjukan kisaran relevan dalam penentuan biaya tetap.
Kisaran relevan ini menggambarkan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah
meski tingkat aktivitas berubah.
B. Horizon waktu (time horizon)
Horizon waktu merupakan penentuan biaya dalam dimensi waktu, dalam
jangka panjang, semua biaya merupakan biaya variabel. Hal ini terjadi karena
dalam jangka panjang semua biaya akan berubah seiring berubahnya
aktivitas. Dalam dimensi jangka pendek, ada biaya yang termasuk biaya
variabel dan ada juga yang termasuk biaya tetap.

2.5 SUMBER DAYA DAN PERILAKU BIAYA


Sumber daya (resource) merupakan unsur ekonomi yang membuat
perusahaan dapat melakukan aktivitas. Apabila suatu perusahaan memperoleh
kemampuan atau kapasitas untuk melakukan aktivitas. Kapasitas aktivitas yang
diperoleh perusahaan disesuaikan dengan tingkat aktivitas yang dilakukan.
A. Sumber Daya Fleksibel
Sumber daya fleksibel (flexible resource) adalah sumber daya yang
diperoleh saat diperlukan dan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang,
kebutuhanya hanya sebesar yang diperlukan dan tidak memperolehnya saat
tidak diperlukan.
Sumber daya fleksibel dikategorikan sebagai biaya variabel karena
adanya hubungan teknis biaya dengan aktivitas yang dilakukan dan diskresi
(kebijakan) manajemen. Dengan demikian biaya biaya variabel
diklasifikasikan menjadi :
1. Biaya variabel teknik (engineered variabel cost)
Biaya variabel memiliki hubungan teknis yang nyata dengan aktivitas
yang mengonsumsi biaya. Estimasinya dimana biaya biaya bahan baku
memiliki hubungan teknis yang nyata dengan bahan baku yang digunakan
untuk peroduksi. Biaya pemakian listrik memiliki hubungan langsung teknis
nyata dengan listrik yang dipakai.
2. Biaya variabel diskresioner ( diskretionary variabel cost)
Biaya variabel yang tidak memiliki hubungan teknis nyata dengan
aktivitas yang mengonsumsi biaya. Biaya ini dikategorikan biaya variabil
karena diskresi manajemen. Dimana biaya iklan ditentukan sebesar 4% dari
penjualan. Maka biaya ikan tersebut menjadi biaya variabel akibat kebijakan
manajemen, bukan karena iklan memiliki hubungan dengan penjualan.
B. Sumber Daya Terikat
Sumber daya terikat (comoditted resource) merupakan sumber daya yang
diperoleh di muka tanpa mempertimbangkan apakah sumber daya yang tersedia
tersebut sepenuhnya habis digunakan atau tidak. Sebuah kendaraan dibeli skarang
dengan harga Rp.200.0000.000. sumber daya yang tersedia ini tidak sepenuhnya
habis digunakan pada tahun dibeli dan masih digunakan pada tahun tahun
berikutnya. Jadi kendaraan ini tergolong sumber daya terikat.
Pengadaan sumber daya jangka panjang ini biasanya dilakukan dalam rangka
menjamin keberlangsungan oprasi perusahaan. Oleh karena itu sumber daya
terikat menggambarkan kepastian berjangka waktu panjang, maka sumber daya
ini sering kali dikategorikan sebagai biaya tetap terikat dengan komitmen manajer
dalam pembuatan keputusan jangka panjang, biaya tetap dikategorikan menjadi :
1. Biaya tetap terikat (committed cost)
Biaya tetap terikat merupakan biaya yang muncul karena keputusan
investasi pada fasilitas, peralatan, bangunan dan investasi aset tetap lainya
Yang tidak dapat diubah secara signifikan secara jangka pendek tanpa
melakukan perubahan fundamental. Sekali keputusan ini dilakukan, maka
biaya yang dikeluarkan untuk keputusan tidak akan berubah dalam jangka
pendek.
Sebagai gambaran sebuah perusahaan membangun pabrik dengan biaya
Rp.200.000.000. biaya tersebut akan melekat pada bangunan pabrik selama
umur ekonomis bangunan. Misalkan bangunan tersebut didepresesikan
selama 20 tahun. Biaya depresesinya menjadi sebesar Rp.10.000.000
(Rp.200.0000.000/20 tahun). Biaya depreseasi tersebut merupakan biaya
tetap terikat. Apabila keputusan sudah dilakukan, maka biaya tidak mungkin
berubah dalam jangka pendek. Perubahan biaya tetap jangka panjang perlu
melakukan perubahan besar. Misalnya apabila perusahaan menjual mesin
yang sudah digunakan, maka biaya tetap terikat dan preseasi dapat berubah.
2. Biaya tetap (diskresionary fixed cost)
Biaya yang muncul dari dekresesai (kebijakan) manajemen untuk
membelanjakan biaya dalam jumlah tertentu tanpa dipengaruhi besar kecilya
aktivitas perusahaan. Kuncinya tegantung dalam diskresi manajer. Kebijakan
manajemen manajadi penyebab biaya ini menjadi biaya tetap.
Biaya tetap diskresioner umumnya muncul dari keputusan tahunan yang
dibuat oleh manajemen. Misal awal tahun perusahaan memutuskan untuk
mengeluarkan biaya iklan sebesar Rp.25.000.000 perbulan. Biaya ini
merupakan biaya tetap diskresioner karena perusahaan telah memutuskan
untuk mengeluarkanya setiap bulan sepanjang tahun.
Terdapat perbedaan antara biaya tetap terikat dengan biaya tetap
diskresioner
a. Horizon waktu biaya tetap diskresioner adalah jangka pendek.
b. Manajemen dapat menghentikan biaya tetap diskresioner dengan dampak
yang lebih kecil daripada konsekuensi penghentian biaya tetap terikat.
C. Biaya Bertahap
Biaya bertahap (step cost) merupakan biaya yang bersifat tetap pada kisaran
aktivitas tertentu dan bersifat variabel antarkisaran aktivitas. Terkait dengan
tingkat aktivitas, biaya variabel dikategorikan menjadi :
1. Biaya variabel murni (true variabel cost)
Biaya murni merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sepenuhnya
secara proporsional mengikuti perubahan aktivitas. Biaya bahan baku adalah
contoh biaya variabel murni. Biaya bahan baku benar benar proporsional
mengikuti jumlah produksi.
Jika digambarkan dalam grafik dimana garis horizontal sebagai tingkat dan
garis vertikal sebagai biaya. Besaranya biaya sepenuhnya proporsioal dengan
tingkat aktivitas. Hal ini ditunjukan oleh garis bisya yang lurus dan memiliki
kemiringan sebesar 450

2. Biaya variabel bertahab (step variabel cost)


Biaya variabel bertahab menrupakan biaya yang jumlah totalnya tidak
berubah dalam kisaran aktivitas tertentu dan berubah sesuai dengan perubahan
aktivitas setelah kisaran aktivitas tersebut dilewati. Misalnya gaji seorang
teknisi yang bertugas mengispeksi peroduk adalah Rp.100.000. seorang
inspeksi dapat menginspeksi 10 unit perbulan. Apabila peroduk yang
diinspeksi hanya 10 unit perbulan. Maka cukup seorang teknisi yang
diperlukan dengan biaya Rp 100.000. jika produk yang diperoduksi 118 unit
perbulan, maka perusahaan membutuhkan 2 orang teknisi dengan biaya
Rp.200.000. Dalam kelipatan 10 unit produk diperlukan penambahan teknisi.
Dalam hal ini, biaya teknisi menunjukan biaya variabel murni. Namun saat
produk yang diinspeksi masih dalam kisaran 1-10 unit dan hanya 1 orang
teknisi yang diperlukan.
Jika digambarkan kedalam grafik dimana garis horizontal menunjukan
tingkat aktivitas. Garis vertiakal menunjukan jumlah biaya. Beasaran biaya
tidak berubah dalam kisaran kecil tertentu, tetapi besarnya biaya berubah
adanya perubahan kisaran baru aktivitas.

Hubungan dengan tingkat aktivitas, biaya tetap dikategorikan menjadi :


1. Biaya Tetap Murni (true fixed cost)
Biaya tetap murni merupakan biaya tetap yang jumlah totalnya benar benar
konstanta dalam kisaran waktu tertentu. Contohnya depresiasi. Apabila sebuah
mesin dengan biaya Rp.200.000.000 dan depresiasinya selama 20 tahun tanpa
nilai residu, maka depresiasi pertahun adalah Rp.10.000.000. berapapun
aktivias perusahaan, biaya depresiasi per tahun akan tetap sebesar
Rp.10.000.000 Grafik biaya tetap murni

2. Biaya Tetap Bertahap (step fixed cost)


Biaya tetap bertahap merupakan baiya yang jumlah totalnya konstanta
dalam kisaran aktivitas tertentu, tetapi jumlah total tersebut berubah apabila
kisaran aktivitas tertentu berubah. Misalnya biaya teknisi yang bertugas
menginspeksi produk. Seorang teknisis mampu menginspeksi 100 unit per
bulan. Apabila produk yang diinspeksi hanya 100 unit perbualan. Maka
cukup seorang teknisi yang diperlukan. Apabila produk yang diinspeksi 170
unit perbulan, maka perusahaan membuthkan 2 0rang teknisi. Maka dalam
kelipatan 100 unit produk diperlukan penambahan teknisi. Dalam hal ini,
biaya menunjukan biaya variabel. Namun, apabila kisaran yang diproduksi
masih dalam kisaran 1-100 unit, maka hanya seorang teknisi yang diperlukan,
dan biaya ini tampak seperti biaya tetap. Biaya yang tetap dalam kisaran yang
relatif lebar (wide step) dan variabel dalam kisaran berikutnya merupakan
biaya tetap bertahab.

Digambarkan dalam grafik dimana garis horizotal merupakan garis yang


menunjukan tingkat aktivitas. Garis vertikal menunjukan tingkat biaya.
Besaran biaya tidak berubah dalam kisaran tertentu yang cukup lebar, tetapi
besarnya biaya berubah dengan perubahan kisaran baru aktivitas.
Diantara biaya variabel bertahap dan tetap bertahap memiliki perbedaaan
dimana keduanya terletak pada lebar kisaran tersebut. Kisaran perubahan
aktivitas dalam kisaran biaya variabel bertahab relatif sempit (narrow), dan
biaya teteap bertahap relatif lebih luas (wide). Kisaran perubahan dikatakan
sempit dan luas tergantung pada perusahaan dan kebijakan manajemen.

2.6 TEKNIK PEMISAHAN BIAYA CAMPURAN


Biaya campuran mengandung unsur didalamnya biaya variabel sekaligus
biaya tetap. Agar analisis dan estimasi biayanya lebih baik, maka biaya campuran
harus dipisahkan kedalam biaya variabel dan biaya tetap. Apabila unsur biaya
variabel dan biaya tetap yang ada dalam biaya campuran tidak dipisahkan, maka
pengategorian perilaku biaya tidak dapat dialkukan dengan tepat. Pengategorian
perilaku biaya yang tepat diperlukan untuk proses menejerial yang baik.
Ada tiga metode yang digunakan dalam memisahkan biaya variabel dan biaya
tetap dalam biaya campuran.
1. Metode grafik (secatterplot method)
Metode grafik yaitu metode manganalisis biaya dengan menggambar biaya
tersebut kedalam grafik, dimana grafik mencerminkan sebaran biaya untuk
berbagai tingkat aktivitas. Grafik biaya digambarkan dengan sumbu horizontal
menunjukan biaya tingkat aktivitas dan sumbu vertikal tingkat biaya.
Penggambaranya sebuah perusahaan mengklasifikasikan biaya pemeliharaan
sebagai biaya campuran. Dalam biaya pemeliharaan tersebut terdapat unsur biaya
variabel dan biaya tetap. Perusahaan menetapkan bahwa pemicu yang
menyebabkan biaya pemeliharaan bervariasi adalah jam mesin. Dalam hal ini
disajikan jumlah jam mesin dan biaya pemeliharaan.

JUMLAH BIAYA
BULAN JAM MESIN PEMELIHARAAN
Januari 100 200.000
Februari 440 580.000
Maret 480 590.000
April 130 300.000
Mei 260 420.000
Juni 500 680.000
Tahap Analisi Biaya data diatas menujukan biaya pemeliharaan. Berikut
tahapan membuat grafik biaya pemeliharaan tersebut secara manual.
a. Membuat garis horizontal dan beri nama jam mesin. Pada garis ini tnda titik
100,130,260,440,480 dan 500 sesusai dengan sekalanya.
b. Membaut garis vertikal dan beri nama biaya pemeliharaan. Pada garsi ini
tanda titik 200.000, 300.000, 420.000, 580.000, 590.000 dan 680.000 sesuai
dengan sekalanya.
c. Menandai titik pada bidang antara garis horizontal dan vertikal yang
menunjukan pertemuan 200 jam dan Rp 200.000, 260 jam dan Rp.420.000
dan seterusnya hingga 500 jam dan Rp. 600.000.
d. Menarik garis lurus (linier) yang paling mencerminkan hubungan antara jam
mesin dan biaya pemeliharaan. Garis lurus yang ditarik ini mungkin tidak
sepenuhnya mencerminkan garis yang sempurna sebagai gambaran hubungan
jam mesin dan biaya pemeliharaan karena penarikan garis secara manual.

Secara visual maka garis biaya pemeliharaan menyentuh kira kira tingkat
biaya pemeliharaan sebesar Rp.130.000 pada sumbu vertikal grafik (intersep garis
vertukal). Biaya sebesar Rp.130.000 inilah yang dikategorikan sebagai biaya tetap
perbulan. Bagaimana menentukan biaya variabel berdasarkan data dan grafik
tersebut maka ambil satu biaya tertentu misal Rp.580.000 yang pemicunya adalah
jam mesin sebesar 440 jam. Maka penentuan pemisahan biaya variabel dan biaya
tetap sebagai berikut :
Jumlah Biaya Pemeliharaan Rp.580.000
Biaya tetap Per Bulan Rp.130.000
Biaya Variabel Total Rp.450.000
Rp.450.000
Biaya variabel Per Unit : = Rp 1.023/Jam
Rp 440 jam
Fungsi estimasi biaya pemeliharaan berdasarkan analisis grafik diatas
Y : Rp.Rp.130.000 + Rp 1.023X
Y : jumlah biaya pemeliharaan
X : Jam mesin
Cara menggambar grafik biaya pemeliharaan dengan menggunakan
microsoft excel
a. Masukan data jam mesin dan biaya pemeliharaan diexcel sehingga terlihat
tampilan berikut.
b. Blok sel B2 sampai C7 dan klik chart kategori scatter yang ada diexcel.

c. Pilih chat layout yang dapat menunjukan garis yang menghubungkan jam
mesin dan biaya pemeliharaan.
800.000
600.000
400.000
200.000
0
0 200 400 600

Estimasi biaya berdasarkan metode grafik ditemukan bahwa biaya variabel


Rp 1.023 per jam dan biaya tetap Rp.130.000. seperti yang diuraikan diatas fungsi
yang dihasilkan adalah Y = Rp.130.000 + Rp.1.023X. fungsi diatas dapat
digunakan untuk estimasi biaya pemeliharaan. Apabila bulan juli ditaksir mesin
beroprasi selam 350 jam, maka jumlah biaya pemeliharaan adalah.
Biaya Tetap Perbual Rp 130.000 Rp 130.000
Biaya Variabel = 350 jam x Rp 1.023 Rp 358.050
Jumlah Biaya Pemeliharaan Rp 488.000
Kelebihan dan kelemahan menggambarkan grafik baiya merupakan
diagnosisi biaya yang esensial yang seharusnya tidak boleh diabaikan perusahaan.
Ada dua alasan yang menggambarkan kelebihan metode grafik yaitu
a) Visualisasi garis persamaan estimasi
Visualisasi garis persamaan estimasi memberikan persepektif hubungan
pemicu dan biaya dapat diwakilkan oleh garis lurus (persamaan). Misalnya,
perusahaan memiliki seseorang teknisi dapat menangani 7.000 order setiap
bulan. Apabila order lebih dari 7.000, teknisi paruh waktu (part-timer)
dibutikkan untuk membantu. Sampai denggan 7.000 order. Dimana dalam
grafik, total biaya teknisi mendatar mendekati pola biaya tetap. Hal ini terjadi
karena teknisi penuh waktu (full-timer) dapat menangani sampai 7.000 order.
Apabila order yang ditangani lebih dari 7.000 maka biaya tenisi meningkat.
Seperti dalm grafik bahwa biaya teknisi menunjukan bahwa ada dua garis
(persamaan) yang menggambarkan jumlah order dan biaya teknisi. Garis
pertama menunjukan biaya teknisi untuk kisaran relevan 7.000 - 8.000 order.
b) Visualisasi ketetapan pemeliharaan pemicu biaya.
Dimana dalam penggambaran biaya memberikan informasi bagi manajemen
apakah manajemen tepat atau salah dalam menetukan pemicu biaya. Apabila
variasi biaya tidak disebabkan oleh variasi pemicu, maka ada kemungkinan
bukan itu pemicu yang sesungguhnya. Apabila manajemen hanya melihat
jumlah pemicu dan jumlah biaya dalam bentuk angka, maka ketidaktetapan
tersebut sulit diketahui. Oleh karena itu, dengan melihat gambar yang
menghubungkan pemicu dan biaya, maka ketidakpastian tersebut terlihat jelas.
Perhatikan grafik yang menghubungkan order dan biaya teknisi tidak berpola hal
ini dapat dikatakan bahwa ada kemungkinan bukan order yang benar benar
menjadi pemicu biaya teknisi.

Metode membuat grafik dianggap kasar karena menggambarkan grafik garis


lurus tanpa menghubungkan semua titik titik sehingga menjadi kurang akurat.
Garis lurus yang dibuat hanya menyentuh sebagian titik yang dianggap mewakili
hubungan antar pemicu (jam mesin) dan biaya ( biaya pemeliharaan). Hal inilah
yang menjadi kelemahan metode grafik.

2. Metode titik tertinggi dan terendah (highest and lowest point method)
Metode titik tertinggi dan terendah merupakan metode estimasi unsur
variabel dan tetap biaya campuran dengan mengidentifikasi biaya yang berubah
dan biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas antara aktivitas
tertinggi dan aktivitas terendah.
Tahap Analisis Biaya tahapan mengestimasi unsur variabel dan tetap dengan
metode titik tertinggi dan terendah
a. Menyusun data aktivitas dan biaya historis yang terjadi dalam berbagai
periode pengamatan. Dalam pengamatan data aktivitas dan biaya historis
digunakan untuk mengestimasi biaya campuran. Data yang digunakan adalah
data aktivitas dan biaya pemeliharaan Perusahaan REKAYASA.
JAM JUMLAH BIAYA
BULAN PEMELIHARAAN
MESIN
Januari 100 200.000
Februari 440 580.000
Maret 480 590.000
April 130 300.000
Mei 260 420.000
Juni 500 680.000
b. Identifikasi aktivitas tertinggi dan biaya aktivitas tetinggi, identifikasi
aktivitas terendah dan biaya aktivitas terendah. Dalam data diatas jam mesin
tertinggi 500 jam pada bulan juni dengan biaya pemeliharaan Rp.680.000.
jam mesin terendah adalah 100 jam pada bulan januari dengan biaya
Rp.200.000. Dalam menentukan biaya titik tertinggi dan terendah dilihat dari
aktivitasnya bukan dari biayanya. Dimana aktivitas yang tinggi tidak selalu
diikuti oleh biaya tertinggi, begitu juga sebaliknya.
Aktivitas Tertinggi 5000 jam Biaya Pemeliharaan Rp. 680.000
Aktivitas Terendah 100 jam Biaya Pemeliharaan Rp. 200.000
c. Menentukan biaya variabel
Biaya variabel merupakan pembagian perubahan aktivitas (perbedaan biaya
antar biaya aktivitas tertinggi dengan terendah) dengan perubahan biaya
( perbedaan aktivitas tertinggi dengan terendah).
Biaya Aktivitas Tertinggi (Y2) – Biaya Aktivitas Terendah (Y1)
Biaya Variabel
= Aktivitas Tertinggi (X2) – Aktivitas Terendah (X1)
Perubahan Biaya Y2 - Y1
Biaya Variabel = =
Perubahan Aktivitas X2 – X1

Rp 680.000 – Rp 200.000 Rp 480.000


Biaya Variabel = = = Rp 1.200/ jam
500 – 100 400

d. Menetapkan biaya tetap


Biaya tetap merupakan selisih antara biaya titik tertinggi dengan biaya hasil
perkalian tarif biaya variabel dengan aktivitas tertinggi atau selisih antara biaya
titik terendah dengan biaya hasil perkalian tarif biaya variabel dengan aktivitas
terendah.
Biaya Titik Tertinggi Rp 680.000
Biaya Variabel Rp 1.200 x 100 jam (Rp 600.000)
Biaya Tetap Pertahun Rp 80.000
Atau
Biaya Aktivitas Terendah Rp 680.000
Biaya Variabel Rp 1.200 x 100 jam (Rp 120.00)
Biaya Tetap Pper bulan Rp 80.000
Estimasi biaya setelah ditemukan biaya variabel Rp.1.200 per jam dan biaya
tetap Rp 80.000, maka fungsi biaya pemeliharaan dengan metode titik tetinggi dan
terendah adalah :
Y : Rp 80.000 + Rp 1.200X
Y : Jumlah Biaya
Pemeliharaan X : Jam Mesin
Fungsi ini digunakan untuk estimasi biaya pemeliharaan pada periode
berikutnya. Apabila pada bulan Juli ditaksir mesin beroperasi selama 350 jam,
maka total biaya pemeliharaan adalah :
Biaya tetap perbulan Rp 80.000
Biaya Variabel = 350 jam x Rp 1.200 Rp 420.000
Jumlah Biaya Pemeliharaan Rp 500.000
Keunggulan Dan Kelemahan metode titik tertinggi terendah memiliki
keunggulan yaitu :
a) Sederhana
Akuntan manajemen hanya perlu mengambil data historis aktivitas dan biaya
untuk menentukan unsur variabel dan unsur tetap biaya campuran.
b) Mudah Diterapkan
formula metode titik tertingggi dan terendah tidak rumit dan tahapan
estimasinya juga mudah dilaksanakan.
Kelemahan metode titik tertinggi dan terendah
a) Hanya menggunakan dua titik aktivitas sehingga kurang akurat unutk
menangkap perilaku biaya karena lebih banyak titik aktivitas yang tidak
dipertimbangkan.
b) Kemungkinan aktivitas tertinggi tidak selalu diikuti biaya tertinggi dan
aktivitas terendah juga tidak selalu diikuti oleh biaya terendah. Kelemahan ini
menambah kurang akuratnya metode dalam mengestimasi unsur biaya
variabel dan biaya tetap.
3. Metode regresi kuadrat terkecil (least aquares method)
Metode estimasi unsur variabel dan tetap biaya campuran dengan
meregresikan aktivitas terhadap biaya aktivitas tersebut. Metode ini
mengasumsikan bahwa hubungan antara aktivitas dan biaya bersifat linier.
Oleh karena itu, regresi yang digunakan adalah regresi linier. Persamaan
regresi metode kuadrat terkecil adalah :
Y = a + bX
a : konstanta (menggambarka biaya tetap)
b : koofisien (menggambarkan biay variabel)
Y : biaya campuran
X : aktivitas
Tahapan Analisis Biaya tahapan menganalisis unsur variabel dan tetap dari
biaya campuran dengan metode regresi kuadrat terkecil
a. Menyusun data aktivitas dan biaya historis yang terdiri dalam periode
pengamatan
b. Menentukan biya variabel. Biaya variabel (b) dihitung dengan formula

c. Menentukan biaya tetap. Biaya tetap (a) dihitung dengan formula.

Analisi biaya campuran dengan metode regresi kuadrat terkecil menggunakan


data biaya pemeliharaan Perusahaan REKAYASA
JAM JUMLAH BIAYA
BULAN PEMELIHARAAN
MESIN
Januari 100 200.000
Februari 440 580.000
Maret 480 590.000
April 130 300.000
Mei 260 420.000
Juni 500 680.000
Perhitungan beberapa unsur dalam rangka menentukan biaya variabel dan
biaya tetap seperti berikut
BULAN X Y X2 XY
JANUARI 100 200.000 10.000 20.000.000
FEBRUARI 440 580.000 193.600 255.200.000
MARET 480 590.000 230.400 283.200.000
APRIL 130 300.000 16.900 39.000.000
MEI 260 420.000 67.600 109.200.000
JUNI 500 680.000 250.000 340.000.000
JUMLAH 1.910 2.770.000 768.500 1.046.600.000
Berdasarkan perhitungan data diatas dapat ditentukan nilai b (biaya variabel)
(6X 1.046.600.000) – (1.910 X 2.770.000) 988.900.000
b= = = 1.027
(6 x 768.500) – 1.910 2 962.900
Jadi biaya variabel adalah Rp.1.027 perjam
Berdasarkan perhitungan pada data diatas juga dapat ditentukan nilai a (biaya
tetap) berikut :
2.770 – (1111-027 x 1.910) 808.427
a = = = 134.738
6 6
Jadi, biaya tetap adalah Rp 134.738
Dari analisis diatas, biaya variabel Rp.1.027 per jam dan biaya tetap Rp
134.738 dapat ditentukan fungsi biaya pemeliharaan sebagai berikut :
Y : Rp 134.738 + Rp11.11027X
Y: Jumlah Biaya
Pemeliharaan X: Jam Mesin
Untuk memisahkan biaya variabel dan biaya tetap pada biaya campuran
selain juga dapat dilakukan secara manual juga dapat dilakukan secara bantuan
alat analisis, seperti excel dan minitab. Excel dapat digunakan untuk
menghasilkan persamaan regresi.
Berikut tahaban dalam mencari persamaan regresi dengan excel :
1. Masukan data kedalam mikrosoft excel

2. Klik fx dan cari fungsi SLOPE dari ketegori fungsi statistik. SLOPE
menggambarkan biaya variabel. Masukan sel C2 sampai C7 kekolom
know-
_y's dan sel B2 sampai B7 kekotak know _x’s, kemudian OK

Hasil SLOPE atau biaya variabel sebesar Rp. 1,027 per jam
3. Klik fx dan cari fungsi INTERCEPT dariketegori statistika. INTERCEPT
Menggambarkan biaya tetap. Masukan sel C2 sampai C7 kedalam kolom
know_y’s dan sel B2 sampai B7 kedalam know_x’s. Kemdian OK

Hasil INTERCEPT atau biaya tetap sebesar Rp. 134,738.


Hasil analisis baik manual atau dengan alat analisis excel adalah sama, yaitu
biaya variabel Rp 1.027 perjam dan biaya tetap Rp 134,738.
Estimasi biaya setelah fungsi persamaan ditemukan, fungsi ini dapat
digunakan untuk estimasi biaya periode berikutnya. Fungsi persamaan dengan
pendekatan regresi kuadat terkecil sebagai berikut :
Y : Rp 134.738 + 1.027X X : Jam Mesin
Y : Jumlah Biaya Pemelihaaan
Fungsi ini dapat digunakan untuk estimasi biaya pemeliharaan periode
beriktunya. Apabila pada bulan juli ditaksir mesin beroperasi selam 350 jam,
maka total biaya pemeliharaan adalah :
Biaya Tetap Rp 134.738
Biaya Variabel = 350 jam x Rp 1.027 Rp 359.450
Biaya Total Rp 494.188
Kelebihan metode regresi kuadrat terkecil adalah setiap titik data aktivitas
dan biaya aktivitas tersebut dipertimbangkan dalam menentukan biaya variabel
dan tetap. Metode ini mampu mengatasi kelemahan metode titik tertinggi dan
terendah yang hanya mempertimbangkan dua titik aktivitas.
Kelemahanya tingkat kerumitanya sangat tinggi namun dengan bantuan alat
analisis hal itu dapat diatasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perilaku biaya (cost behavior) merupakan pola yang menggambarkan
bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis. tujuan utama
dalam kegiatan perilaku biaya dalam perusahaan agar dapat menentukan
pengendalian biaya, engestimasian biaya, pembuatan keputusan. Didalam
perilaku biaya, biaya dapat diklasifikasikan menjadi Biaya Tetap (Fixed Cost)
suatu biaya yang konstan tanpa mempertimbangkan perubahan tingkat aktivitas .
Biaya Variabel (Variabel Cost) merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan aktivitas dan volume peroduksi, sementara jumlah
perunitnya tidak berubah. Biaya Campuran (Mixed Cost)) adalah biaya yang
memiliki karakteristik biaya variabel sekaligus biaya tetap.
Didalam biaya campuran terkandung didalamnya unsur biaya variabel
sekaligus biaya tetap. Agar analisis dan estimasi biayanya lebih baik, maka biaya
campuran harus dipisahkan kedalam biaya variabel dan biaya tetap. Ada tiga
pendekatan untuk memisahkan biaya variabel dan biaya tetap Pertama, Metode
grafik (secatterplot method) yaitu metode manganalisis biaya dengan
menggambar biaya tersebut kedalam grafik, dimana grafik mencerminkan sebaran
biaya untuk berbagai tingkat aktivitas. Kedua, Metode titik tertinggi dan terendah
(highest and lowest point method) mdetoe titik tertinggi dan terendah merupakan
metode estimasi unsur biaya campuran dengan mengidentifikasi biaya yang
berubah dan biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas antara
aktivitas tertinggi dan aktivitas terendah. Ketiga, Metode regresi kuadrat terkecil
(least aquares method) Metode estimasi unsur biaya campuran dengan
meregresikan aktivitas terhadap biaya aktivitas tersebut.
Dari semua metode yang digunakan metode regresi kuadrat terkecil yang
tergolong metode yang terbaik karena metode regresi kuadrat terkecil setiap titik
data aktivitas dan biaya aktivitas tersebut dipertimbangkan dalam menentukan
biaya variabel dan tetap. Metode ini mampu mengatasi kelemahan metode titik
tertinggi dan terendah yang hanya mempertimbangkan dua titik aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanti, Akuntansi Manajemen, (Jakarta:


Penerbit Mitra Wacana Media, 2009).
Samryn, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012).
Sinuarti, Mangasa Dkk, Akuntasi Biaya, (Medan:Universitas HKBP Nommensen,
2011).
Siregar, Balderic Dkk, Akuntasi Manajemen, (Jakarta:Salemba Empat, 2014).

Anda mungkin juga menyukai