Balancedd Scorecard
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Akuntansi Manajemen Lanjutan”
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas izin dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Standard
Costing, Operational Performance Measures, and Balancedd Scorecard” ini dengan
sebaik-baiknya. Shalawat dan salam kami haturkan kepada Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Dan saya ucapkan terimakasih kepada Dr. Mukhzarudfa, S.E.,
M.Si sebagai dosen pada mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan.
Pada penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang kami sajikan, baik itu yang berkaitan dengan pemaparan materi dan
cara kami menulis. Namun, ini adalah hasil yang telah kami lakukan sendiri dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan
bagi kami dan kepada para pembaca yang budiman. Kritik dan saran dari pembaca
sangat membantu kami dalam membangun tulisan yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah...............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Konsep Dasar Manajemen Biaya.......................................................................3
B. Akuntansi Untuk Operasional Kustomisasi Massal...........................................3
C. Proses Manajemen..............................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................8
KESIMPULAN.............................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Carter dan Usry. (2006,163), biaya standar adalah Biaya standar adalah
biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau
sejumlah tertentu produk selama suatu periode tertentu. Biaya standar merupakan
biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang atau
yang diantisipasi. Kemudian Mulyadi juga menyumbangkan pendapat nya
mengenai definisi biaya standar, yaitu biaya yang ditentukan di muka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan
produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi
ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Biaya yang seharusnya
dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di muka merupakan
pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya sesungguhnya
menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar,
sepanjang asumsi- asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.
Dari definisi yang telah diuraikan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
biaya standar adalah biaya yang seharusnya terjadi di masa yang akan datang
untuk membuat suatu produk yang ditentukan terlebih dahulu dalam asumsi
kondisi ekonomi tertentu.
4
Berbagai jenis standar dapat dipertimbangkan penggunaannya oleh perusahaan.
Menurut Mulyadi (2000: 423) dalam buku Akuntansi Biaya, standar dapat
digolongkan atas dasar tingkat ketaatan dan kelonggaran sebagai berikut:
1. Standar Teoritis
Standar teoritis disebut juga dengan standar ideal, yaitu suatu standar
yang ketat yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dicapai, sebab
banyak faktor non teknis yang mempengaruhi kegiatan produksi.
Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar
merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh
pelaksana. Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar tersebut
dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Tetapi
pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin
jarang dapat dicapai sehingga standar ini sering menimbulkan frustasi.
Standar teoritis ini sekarang sudah jarang digunakan.
3. Standar Normal
Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang
dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal.
Kenyataannya standar normal didasarkan pada rata-rata biaya di masa
yang lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa
5
yang akan datang. Standar normal bermanfaat bagi manajemen dalam
perencanaan kegiatan jangka panjang dan pengambilan keputusan yang
bersifat jangka panjang. Standar normal tidak begitu bermanfaat dari
sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan
jangka pendek.
Biaya standar merupakan alat penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini
akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif,
karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan, dan pada tingkat berapa biaya pekerjaan tersebut seharusnya
dilaksanakan. Sistem biaya standar akan memberikan pedoman kepada
manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu
sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan pengurangan biaya dengan
cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan lain.
Menurut Carter dan Usry (2005:154), biaya standar membantu perencanaan dan
pengendalian operasi. Biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-
dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba.
Tingkat ketaatan dan kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat.
Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh
perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar yang telah ditetapkan dalam
perusahaan secara keseluruhan dengan tingkat ketaatan dan kelonggaran yang
6
relative sama. Seringkali standar cenderung menjadi kaku atau tidak fleksibel,
meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami
perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan
standar menimbulkan masalah persediaan. Namun, jika standar sering diperbaiki,
hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur
pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi
perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran
pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.
Prosedur penentuan biaya standar dibagi ke dalam 3 bagian meliputi biaya bahan
baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead pabrik standar.
Biaya bahan baku standar terdiri dari kuantitas standar dan harga
standar. Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan
spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik
pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian
dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap- tiap
jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai.
Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur yaitu jam tenaga kerja
standar dan tarif upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam tenaga
kerja standar adalah:
7
a) Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern
sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya
yang minimum.
8
Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya
overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas
normal. Agar supaya tarif overhead standar ini bermanfaat untuk
pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan
variabel. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya
standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk
beberapa kisaran kapasitas.
CV. Intan Mutiara yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki 2
departemen produksi dimana bahan baku hanya dipakai pada departemen I dan
BOP pada departemen II. Biaya standar untuk menentukan biaya produksi,
berdasarkan data-data sebagai berikut :
Bahan A Bahan B
Dept I Dept II
9
3 Jumlah jam kerja/minggu (1x2) 1400 3500
Biaya Variabel :
Lain-lain
Biaya Tetap :
10
Pemeliharaan 80.000 80.000 80.000
11
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta imbalan balik
yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
12
kerja standar untuk setiap aktivitas. Berikut adalah contoh tabel yang menyajikan
perhitungan selisih efisiensi tenaga kerja.
Tarif
Selisih
Jam Tenaga Kerja tenaga
Efisiensi
kerja
Sesungguh
Standar Standar (1) x (3) (2) x (3) (5) – (6)
nya
klem chasis
Lantai
Body
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William. 2009. Akuntansi Biaya : Cost Accounting Buku 2 Edisi 14.
Salemba Empat. Jakarta.
15