Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH

EKONOMI MANAJERIAL – KELAS H

KELOMPOK VIII
MAKALAH
PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA

• M. Rizal – 201710495
• Rahmat Juliyanto – 201710520
• Andy Irmansyah Rumatoras – 201710535
• Piwi Sawitri – 201710556
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan hikmatnya
tanpa henti kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ditujukan untuk pemenuhan tugas matakuliah
Ekonomi Manajerial, penulis membawakan isi makalah dengan judul
PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA.
Penulis juga berharap jika makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang
membacanya baik sebagai bahan referensi dalam mengetahui bagimana cara
menaksirkan dan meramalkan biaya dengan baik menurut metode pilihan para
penulis.
Jikalau ada kesalahan dalam penyajian isi dari makalah kami, kami menerima
segala bentuk kritik dan saran agar juga membantu kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ 1


Daftar Isi .......................................................................................................... 2

Bab 1 (Pendahuluan) ....................................................................................... 3


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 3
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 4

Bab 2 (Pembahasan) ........................................................................................ 5


A. Penaksiran Biaya Jangka Pendek ............................................................... 5
B. Penaksiran Biaya Jangka Panjang .............................................................. 10
C. Peramalan Biaya ......................................................................................... 14

Bab 3 (Penutup) ............................................................................................... 16

Kesimpulan ..................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ................................................................................................. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penaksiran dan Peramalan Biaya untuk pengambilan keputusan merupakan
usaha untuk menemukan bentuk dan posisi kurva-kurva biaya dari suatu
perusahaan. Pemahaman terhadap fungsi biaya jangka pendek akan
membantu para pembuat keputusan unutk menilai optimalisasi tingkat
output sekarang dan memecahkan masalah pengambilan keputusan dengan
menggunakan analisis kontribusi.
Dalam jangka pendek, beberapa pos biaya tetap dapat mengalami kenaikan,
karena seringkali fasilitas-fasilitas prooduksi (input-input tetap) yang ada
menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas produksinya secara penuh
sehingga fasilitas-fasilitas tersebut perlu ditambah. Apabila kategori biaya
tetap diperkirakan akan menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas
penuhnya, sehingga perlu dilakukan kerja lembur atau penambahan
tambahan, maka pembuat keputusan harus memperhitungkan biaya untuk
kerja lembur dan penambahan fasilitas tersebut sebagaimana hanya kita
menghitung biaya-biaya variable ketika menaksir biaya inkremental yang
timbul karena adanya keputusan tertentu.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan apabila kita akan
melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan unutk meyakinkan
bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang
diproduksi. Bahwa fungsi biaya jangka panjang ini menunjukkan alternatif
ukuran pabrik saat ini. Dan biaya jangka panjang tersebut tidak boleh
diiterpretasikan sebagai perkiraan biaya dari berbagai ukuran pabrik untuk
masa yang akan datang, karena baik teknologi maupun harga faktor
produksi relatif cenderung berubah, sehingga dapat menyebankan fungsi
biaya jangka panjang tersebut menjadi tidak akurat lagi. Untuk menaksir
biaya masa datang tersebut, kita perlu meramalkan perubahan teknologi dan
perubahan rasio harga faktor produksi serta mengisolasinya dari pengaruh
inflasi pada waktu yang akan datang.
Makalah ini membahas proses penaksiran dan peramalan biaya yang telah
disebut di atas dan terdiri dari tiga bahan pokok, yakni : (1) Penaksiran biaya
jangka pendek, (2) Penaksiran biaya jangka panjang, (3) Peramalan Biaya.
Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan dapat
menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada tingkat
yang optimal, hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang
seksama akan mampu secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di
masa yang akan datang. Untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal

3
menimpa perusahaan dimasa yang akan datang, manajemen perlu
mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang diperlukan, karena
bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya tetap
untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu dimasa yang akan datang.

B. Perumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya biaya yang dikeluarkan perlu
dianalisa secara cermat, untuk itu diperlukan terlebih dulu analisis dari
aktivitas usaha yang akan dijalankan, apakah usaha jasa, usaha
perdagangan, ataupun usaha manufaktur. Hal ini diperlukan karena masing-
masing jenis usaha tersebut mempunyai karakteristik masing-masing.
Untuk kajian ini analisa hanya difokuskan pada usaha manufaktur, dengan
alasan permasalahannya lebih komprehensif dibandingkan dengan jenis
usaha lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapatlah dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang?
2. Apa metode yang di gunakan dalam penaksiran biaya jangka pendek
dan biaya jangka panjang?
3. Apa itu peramalan biaya?

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dalam mata kuliah Ekonomi Manajerial. Adapun tujuan yang
diharapkan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan biaya
jangka panjang
2. Untuk mengetahui metode yang di gunakan dalam penaksiran biaya
jangka pendek dan biaya jangka panjang
3. Untuk mengetahui peramalan biaya untuk periode – periode yang
akan datang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PENDEK


Dalam jangka pendek kita dihadapkan terutama sekali pada perilaku biaya
variable. Namun demikian kita juga harus memperhatikan biaya
inkremental. Biaya variabel (variable cost) adalah perubahan biaya sesuai
dengan perubahan output.biaya marginal tidak sama dengan biaya
incremental .Biaya inkremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat
dari adanya suatu pengambilan keputusan. Biaya incremental ini
merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya suatu
keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, biaya incremental ini bisa bersifat
tetap atau variabel, laba total (atau mengurangi kerugian jika penerimaan
total yang di peroleh tidak bisa menutupi biaya total yang ditanggung).
Dalam jangka pendek ada 3 metoda yaitu : karena sebuah keputusan yang
baru mungkin mengharuskan pembelian fasilitas modal tambahan,
tambahan tenaga kerja dan bahan-bahan ekstra lainnya. Jelasnya jika
penerimaan inkremental tersebut lebih besar dari biaya inkremental-nya
maka keputusan yang akan diambil tersebut akan menambah. Penaksiran
dan prakiraan fungsi biaya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tujuan
utama penaksiran fungsi biaya adalah untuk mengevaluasi penentuan
biaya produk, yaitu apakah penentuan biaya produk oleh perusahaan telah
optimal. Prakiraan fungsi biaya dimaksudkan untuk sebagai sumber
informasi di dalam merencanakan biaya produksi produk jika perusahaan
akan menambah kapasitas produksinya.

a. Metoda ektrapolasi sederhana


Ektrapolasi berarti menghubungkan nilai-nilai denngan titik-titik
diluar kisaran yang ditunjukkan oleh data dasar yang kita miliki,
dengan cara memproyeksikannya berdasarkan pola hubungan yang
tampak dalam data dasar tersebut.
Metoda penaksiran biaya yang paling sederhana adalah dengan
cara mengekstrapolasikan tingakat biaya marginal atau biaya
variabel rata-rata saat ini (kebelakang atau kedepan) pada tingkat-
tingakat output lainnya.perusahaan sering menganggap bahwa
biaya marginal atau biaya variabel rata-rata mereka adalah konstan,
oleh karena itu, tidak ada keadaan increasing returns atau
diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Jika

5
keadaan efisiensi yang konstan ini benar-benar terjadi di dalam
proses produksi, maka metode ekstrapolasi sederhana ini
merupakan metode yang cukup tepat untuk menaksir biaya. Tetapi
jika biaya marginal kenyataannya meningkat dengan adanya
tambahan unit output, maka metoda tersebutakan menghasilkan
keputusan yang keliru (salah).
Kesalahan umum dalam dunia bisnis adalah pengasumsian bahawa
biaya marginal adalah konstan, sehingga keadaan diminishing
returns dari input-input variabel tidak pernah terjadi. Padahal
keadaan diminishing returns tersebut akan terjadi sehingga
pembuat keputusan harus secara terus menerus memperhatikan
kemungkinan terjadi keadaan tersebut.
Sebaliknya pembuat keputusan mungkin juga beranggapan bahwa
biaya marginal cenderung menurun jika outputnya meningkat, atau
biaya marginal tidak mungkin naik atau turun, sehingga penaksiran
terbaik adalah mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan.
Mungkin pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan
untuk tujuan ektrapolasi.kemudian meneliti sentisivitas keputusan
yang dibuat berdasarkan asumsi tersebut.
Ekstrapolasi sederhana merupakan metode untuk menentukan
fungsi biaya dengan cara mengekstrapolasi tingkat biaya
marginal atau biaya variabel rata-rata saat ini (ke belakang
atau ke depan) pada tingkat-tingkat output lainnya (Arsyad,
2011).
Contoh : perusahaan pakaian jadi PT.GITA PRATIWI memperoleh
peluang untuk menjual 500 lusin pakaian kepada para pembeli
sebuah toko dengan diskon tertentu. Perusahaan tersebut
menetapkan harga rata-rata Rp 7 ribu per lusin. Tiba-tiba ada
perubahan mendadak dalam menajemen perusahaan tersebut dan
manager produksi yang baru sangat terkejut karena tidak adanya
data tingkat produksi atau biaya pakaian tersebut sehingga manajer
tersebut tidak dapat memperkirakan berapa besar biaya incremental
yang terjadi. Namun demikian dengan bekerja cepat manajer
tersebut akhirnya bahwa untuk minggu sekarang, tingkat produksi
sebanyak 7.000 lusin dengan total biaya variabel (TVC) Rp 42juta.
Berarti biaya variabel rata-ratanya adalah Rp 6 ribu per lusin.
Tingkat output yang direncanakan untuk beberapa minggu
berikutnya juga sebanyak 7.000 lusin, sehingga untuk pemesanan
toko tersebut tingkat output harus ditingkatkan menjadi 7.500 lusin
per minggu yang masih dalaam jangkauan kapaasitas pabrik.

6
Tanpa informasi lainnya manajer produksi tersebut tidak
mempunyai pilihan lain kecuali mengekstrapolasikan data tunggal
yang dimilikinya tersebut. Gambar dibawah menggambarkan kurva
TVC,AVC dan MC yang diperoleh berdasarkan ekstrapolasi dari
kurva-kurva tersebut dengan menganggap MC konstan pada
kisaran 7.000-7.500. jika tidak ada perubahan biaya lainnya
sebagai akibat dari adanya keputusan untuk memenuhi pesanan
toko itu,kita dapat memperkirakan bahwa biaya inkrementalnya
adalah sebesar Rp 3 juta untuk memproduksi 500 lusin pakaian
tambahan tersebut dan penerimaan incremental menjadi Rp 3,5
juta. Jadi kontribusi dari keputusan ini diharapkan positif sebesar
Rp 500 ribu dan manajer produksi tersebut akan memenuhi
pesanan ini.
Seberapa jauh keputusan ini sensitive terhadap asumsi biaya
marginal yang konstan yang mendasarinya? Jika kenaikan TVC
tidak konstan, misalnya dengan tingkat yang semakin besar
(increasing rate) untuk 500 lusin produk tambahan tersebut, berapa
besar kenaikan TVC tersebut sebelum keputusan dibatalkan?
Jawabannya adalah Rp 3,5 juta pada titik dimana tidak ada
kontribusi dari keputusan ini, sehingga pesanan tersebut tidak perlu
dipenuhi. Kenaikan TVC sebesar Rp 3,5 juta tersebut, akan
meningkatkan TVC menjadi RP 45,5 juta dan ini berarti AVC pun
akan meningkat menjadi Rp 6,067 ribu atau sedikit lebih tinggi
daripada AVC pada tingkat output sebelumnya.
Jadi keputusan ini sangat sensitive terhadap asumsi biaya marginal
yang konstan tersebut. Oleh karena itu kita cenderung untuk
mengusulkan pada PT.GITA PRATIWI agar tidak memenuhi
pesanan tambahan itu. Jika perusahaan tidak yakin bahwa TVC
meningkat dengan tingkat konstan (atau menurun). Oleh karena
tingkat output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita
harus mampu menemukan dua observasi data biaya/ output atau
lebih. Dan dengan dua observasi atau lebih kita dapat melakukan
analisis gradien.

b. Analisis Gradien
Gradien berarti slope dan gradien dari TC ini dapat dihitung
dengan cara membagi perubahan TC dengan perubahan tingkat
output. Gradien MC disini akan menjelaskan tentang biaya yang
dikeluarkan pada suatu kisaran output tertentu. 2. Analisis gradien
Analisis gradien merupakan analisis yang bertujuan untuk

7
mengetahui tingkat perubahan biaya total pada interval output
tertentu (Arsyad, 2011).
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui biaya marjinal
karena adanya pertambahan output.Secara matematis,analisis
gradient dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gradien=
Untuk memperjelas konsep analisis gradien, dapat dijelaskan
dengan contoh sebagai berikut:

8
Contoh 9.2
Diketahui:
Minggu Jumlah output Biaya variabel
total
Minggu 1 8.000 40.000.000
Minggu 2 10.000 60.000.000

Hitung: biaya marginal


Pembahasan Gradien=

Berdasarkan pada perhitungan di atas dapat diketahui pada interval


ouput 8.000 unit sampai 10.000 unit, biaya marginalnya sebesar
10.000

c. Analisis regresi dengan data runtut-waktu (time-series)


Metode ini digunakan jika perusahaan memiliki catatan
(data) biaya produksi perusahaan dari waktu-waktu. Untuk
menaksir data biaya produksi perusahaan dengan jumlah yang
relatif banyak, kita dapat menggunakan analisis regresi dengan
menggunakan bantuan software statistik.
Untuk memperjelas konsep analisis regresi dengan data runtut-
waktu, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Contoh
9.3
Diketahui:
Minggu Jumlah Biaya variabel total
output
(Y)
Minggu 1 (X)
8.000 40.000
Minggu 2 10.000 50.000
Minggu 3 9.000 45.000
Minggu 4 7.700 30.000
Minggu 5 10.500 51.000
Minggu 6 9.800 49.000
Minggu 7 9.200 48.000
Minggu 8 8.400 45.000
Minggu 9 8.500 46.000
Minggu 10 9.400 49.000

9
Hitung: fungsi biaya produksi
Pembahasan:

Jumlah Biaya
variable XY X2 Y2
output
(X) Total (Y)
8.000 40.000 320.000.000 64.000.000 1.600.000.000
10.000 50.000 500.000.000 100.000.000 2.500.000.000
9.000 45.000 405.000.000 81.000.000 2.025.000.000
7.700 30.000 231.000.000 59.290.000 900.000.000
10.500 51.000 535.500.000 110.250.000 2.601.000.000
9.800 49.000 480.200.000 96.040.000 2.401.000.000
9.200 48.000 441.600.000 84.640.000 2.304.000.000
8.400 45.000 378.000.000 70.560.000 2.025.000.000
8.500 46.000 391.000.000 72.250.000 2.116.000.000
9.400 49.000 460.600.000 88.360.000 2.401.000.000
∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑
90.500 453.000 4.142.900.00 826.390.000 20.873.000.00
Y2
0 0

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat


diketahui fungsi permintaannya adalah Y = -7.841,6 + 5,872 X
atau Biaya = -7.841,6 + 5,872Q

B. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG


Penaksiran biaya jangka panjang pada dasarnya sama dengan penaksiran
biaya jangka pendek, tetapi yang membedakan adalah jumlah perusahaan.
Untuk menganalisis fungsi produksi pada beberapa perusahaan yang
berbeda, dapat digunakan penaksiran biaya jangka panjang. Berdasarkan
pada kondisi tersebut, penaksiran biaya jangka panjang menggunakan data
seksi silang. Berikut ini merupakan contoh untuk memperjelas konsep
penaksiran biaya jangka panjang.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan bila kita akan
melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan untuk meyakinkan

10
bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang
diproduksi.

• Analisis Regresi dengan Menggunakan Data Seksi-Silang


Pada metode ini digunakan analisis regresi dengan data seksi silang
(cross section). Karena penaksiran biaya jangka panjang merupakan
usaha untuk menemukan ukuran pabrik yang berbeda-beda pada titik
waktu tertentu (dengan asumsi teknologi dan harga faktor produksi
tetap), maka kita tidak dapat menggunakan observasi data runtut waktu
untuk mendapatkan taksiran fungsi biaya jangka panjang. Oleh karena
itu, kita perlu mengumpulkan pasangan-pasangan observasi data yang
menghubungkan tingkat output dengan biaya total untuk mendapatkan
tingkat output itu untuk setiap pabrik, pada satu periode waktu tertentu.
Disini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengukuran tingkat
output aktual atau tingkat output pada periode tersebut harus sesuai
dengan tingkat biaya aktual untuk menghasilkan tingkat output tesebut
unutk setiap pabrik yang diteliti.
Ada 2 pokok masalah dalam penggunaan data seksi silang bagi
penaksiran kurva rata-rata jangka panjang :
1. Masalah yang timbul karena observasi yang dikumpulkan
sama sekali tidak merupakan titik-titik pada kurva biaya rata-
rata jangka panjang (LRAC).
2. Masalah yang timbul karena banyak pabrik yang tidak dapat
beroperasi pada tingkat harga dan produkitivitas faktor
produksi yang sama
Contoh 9.4
Diketahui:
Data Biaya Pada Perusahaan PT Koi

Minggu Jumlah Biaya variabel total


output
(Y)
Minggu 1 (X)
8.000 40.000
Minggu 2 10.000 50.000
Minggu 3 9.000 45.000
Minggu 4 7.700 30.000
Minggu 5 10.500 51.000

11
Minggu 6 9.800 49.000
Minggu 7 9.200 48.000
Minggu 8 8.400 45.000
Minggu 9 8.500 46.000
Minggu 10 9.400 49.000

12
Data Biaya Pada Perusahaan PT Cupang

Minggu Jumlah Biaya variabel total


output
(Y)
Minggu 1 (X)
8.200 41.000
Minggu 2 10.500 50.000
Minggu 3 9.400 42.000
Minggu 4 7.100 35.000
Minggu 5 10.000 50.000
Minggu 6 9.300 48.300
Minggu 7 9.300 47.900
Minggu 8 8.600 46.000
Minggu 9 8.900 46.400
Minggu 10 8.100 47.000

Hitung: fungsi produksi


Pembahasan

13
Data seksi silang perusahaan PT Koi dan PT Cupang
b=

Minggu (X) (Y) XY X2 Y2


Minggu 1 8.000 40.000 20.000.000 64.000.000 .600.000.000
Minggu 2 10.000 50.000 500.000.000 100.000.000 2.500.000.000
Minggu 3 9.000 45.000 405.000.000 81.000.000 2.025.000.000
Minggu 4 7.700 30.000 231.000.000 59.290.000 900.000.000
Minggu 5 10.500 51.000 535.500.000 110.250.000 2.601.000.000
Minggu 6 9.800 49.000 480.200.000 96.040.000 2.401.000.000
Minggu 7 9.200 48.000 441.600.000 84.640.000 2.304.000.000
Minggu 8 8.400 45.000 378.000.000 70.560.000 2.025.000.000
Minggu 9 8.500 46.000 391.000.000 72.250.000 2.116.000.000
Minggu 9.400 49.000 460.600.000 88.360.000 2.401.000.000
Minggu
10 1 8.200 41.000 336.200.000 67.240.000 1.681.000.000
Minggu 2 10.500 50.000 525.000.000 110.250.000 2.500.000.000
Minggu 3 9.400 42.000 394.800.000 88.360.000 1.764.000.000
Minggu 4 7.100 35.000 248.500.000 50.410.000 1.225.000.000
Minggu 5 10.000 50.000 500.000.000 100.000.000 2.500.000.000
Minggu 6 9.300 48.300 449.190.000 86.490.000 2.332.890.000
Minggu 7 9.300 47.900 445.470.000 86.490.000 2.294.410.000
Minggu 8 8.600 46.000 395.600.000 73.960.000 2.116.000.000
Minggu 9 8.900 46.400 412.960.000 79.210.000 2.152.960.000
Minggu 8.100 47.000 380.700.000 65.610.000 2.209.000.000
10 ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2
179.900 906.600 8.231.320.00 1.634.410.00 41.648.260.00
0 0 0
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui fungsi
permintaannya adalah Y = 2.900,58 + 4,717 X atau P = 2.900,58 +
4,717 Q.

C. PERAMALAN BIAYA
Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan-keputusan yang
akan kita ambil mencakup tingkat biaya untuk periode-periode yang
akan datang, seperti misalnya dalam keputusan mengikat kontrak,
keputusan untuk membeli atau membuat sendiri, atau keputusan-
keputusan lain yang mempunyai implikasi biaya bukan hanya pada
periode sekarang (Arsyad, 2011). Terdapat faktor-faktor yang dapat
menentukan peramalan biaya di masa mendatang (Arsyad, 2011), yaitu:
1. Perubahan produktivitas faktor produksi
Adanya perubahan produktivitas faktor produksi seperti peningkatan
kapasitas mesin produksi, akan dapat dijadikan dasar untuk
meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.

14
2. Perubahan harga faktor (input) produksi
Adanya perubahan harga faktor (input) produksi seperti
peningkatan harga mesin produksi yang baru, juga dapat dijadikan
dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan
datang.
Berikut ini merupakan contoh yang dapat memperjelas konsep
peramalan biaya, yaitu sebagai berikut:
Contoh 9.5
Diketahui:
1. Fungsi biaya produksi pada interval minggu 1 sampai dengan
minggu 10 adalah:
-7.841,6 + 5,872Q
2. Produksi produk di di minggu 11 diperkirakan sebesar 11.000 unit

Hitung: Biaya produksi di minggu 11


Pembahasan:
Biaya produksi = -7.841,6 + 5,872Q
= -7.841,6 + 5,872 (11.000)
= -7.841,6 + 64.592
= 56.750,4
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka biaya produksi pada
minggu ke 11 adalah diperkirakan sebesar 56.75

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penaksiran biaya berkaitan dengan tingkat biaya pada berbagai tingkat output
pabrik dari perusahaan dan dengan biaya relatif dari ukuran pabrik lainnya yang
tersedia bagi perusahaan tersebut. Dalam situasi jangka pendek kita berhadapan
dengan perilaku AVC dan MC, plus biaya Inkremental lainnya yang diperlukan
karena penggunaan beberapa faktor produksi tetap secara penuh (full utilization).
Penaksiran biaya jangka panjang mencakup tingkat biaya per unit dari berbagai
ukuran pabrik, berdasarkan harga factor produksi sekarang dan bentuk teknologi
yang digunakan.
Metode penaksiran biaya jangka pendek yang dibahas adalah metode ekstrapolasi
sederhana dan analisis gradien. Kemungkinan biaya jangka panjang bisa ditaksir
dengan menggunakan analisis regresi dengan data seksi silang.
Peramalan biaya mensyaratkan penaksiran tingkat biaya untuk periode yang akan
datangg, dimana produktivitas dan harga faktor-faktor produksi akan berbeda dari
tingkat yang sekarang. Trend-trend produktivitas yang tampak pada tahun-tahun
terakhir dapat digunakan untuk meramalkan perubahan biaya di masa-masa yang
akan datang. Perubahan harga faktor produksi riil bisa juga diperkirakan untuk
mendapatkan indikator yang dapat dipercaya mengenai biaya pada masa yang
akan datang bagi pengambilan keputusan.
Kurva learning, apabila ditaksir dari proses produksi tertentu, akan
memungkinkan kita unutk mempredisi biaya perunit pada masa mendatang,
berdasarkan garis yang paling cocok (the line of best fit) dengan data biaya rata-
rata yang diteliti jika volume kumulatif naik. Proses produksi cenderung menjadi
lebih efisien dalam memproduksi suatu item tertentu. Biaya per unit cenderung
untuk turun jika fungsi output total mengalami ppenut=runan, dan sebuah
perusahaan dapat menggunakan data biaya per unit masa lalu yang dikumpulkan
untuk memprediksi atau memproyeksi biaya per unit masa yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

• Lincolin Arsyad, Ekonomi Managerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk


Manajemen Bisnis, BPFE UGM, Yogyakarta, 2000.
• Vincent Gaspersz, Ekonomi Managerial Manajemen Bisnis Total,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.

17

Anda mungkin juga menyukai