KELOMPOK VIII
MAKALAH
PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA
• M. Rizal – 201710495
• Rahmat Juliyanto – 201710520
• Andy Irmansyah Rumatoras – 201710535
• Piwi Sawitri – 201710556
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan hikmatnya
tanpa henti kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ditujukan untuk pemenuhan tugas matakuliah
Ekonomi Manajerial, penulis membawakan isi makalah dengan judul
PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA.
Penulis juga berharap jika makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang
membacanya baik sebagai bahan referensi dalam mengetahui bagimana cara
menaksirkan dan meramalkan biaya dengan baik menurut metode pilihan para
penulis.
Jikalau ada kesalahan dalam penyajian isi dari makalah kami, kami menerima
segala bentuk kritik dan saran agar juga membantu kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
1
DAFTAR ISI
Kesimpulan ..................................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penaksiran dan Peramalan Biaya untuk pengambilan keputusan merupakan
usaha untuk menemukan bentuk dan posisi kurva-kurva biaya dari suatu
perusahaan. Pemahaman terhadap fungsi biaya jangka pendek akan
membantu para pembuat keputusan unutk menilai optimalisasi tingkat
output sekarang dan memecahkan masalah pengambilan keputusan dengan
menggunakan analisis kontribusi.
Dalam jangka pendek, beberapa pos biaya tetap dapat mengalami kenaikan,
karena seringkali fasilitas-fasilitas prooduksi (input-input tetap) yang ada
menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas produksinya secara penuh
sehingga fasilitas-fasilitas tersebut perlu ditambah. Apabila kategori biaya
tetap diperkirakan akan menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas
penuhnya, sehingga perlu dilakukan kerja lembur atau penambahan
tambahan, maka pembuat keputusan harus memperhitungkan biaya untuk
kerja lembur dan penambahan fasilitas tersebut sebagaimana hanya kita
menghitung biaya-biaya variable ketika menaksir biaya inkremental yang
timbul karena adanya keputusan tertentu.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan apabila kita akan
melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan unutk meyakinkan
bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang
diproduksi. Bahwa fungsi biaya jangka panjang ini menunjukkan alternatif
ukuran pabrik saat ini. Dan biaya jangka panjang tersebut tidak boleh
diiterpretasikan sebagai perkiraan biaya dari berbagai ukuran pabrik untuk
masa yang akan datang, karena baik teknologi maupun harga faktor
produksi relatif cenderung berubah, sehingga dapat menyebankan fungsi
biaya jangka panjang tersebut menjadi tidak akurat lagi. Untuk menaksir
biaya masa datang tersebut, kita perlu meramalkan perubahan teknologi dan
perubahan rasio harga faktor produksi serta mengisolasinya dari pengaruh
inflasi pada waktu yang akan datang.
Makalah ini membahas proses penaksiran dan peramalan biaya yang telah
disebut di atas dan terdiri dari tiga bahan pokok, yakni : (1) Penaksiran biaya
jangka pendek, (2) Penaksiran biaya jangka panjang, (3) Peramalan Biaya.
Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan dapat
menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada tingkat
yang optimal, hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang
seksama akan mampu secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di
masa yang akan datang. Untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal
3
menimpa perusahaan dimasa yang akan datang, manajemen perlu
mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang diperlukan, karena
bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya tetap
untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu dimasa yang akan datang.
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya biaya yang dikeluarkan perlu
dianalisa secara cermat, untuk itu diperlukan terlebih dulu analisis dari
aktivitas usaha yang akan dijalankan, apakah usaha jasa, usaha
perdagangan, ataupun usaha manufaktur. Hal ini diperlukan karena masing-
masing jenis usaha tersebut mempunyai karakteristik masing-masing.
Untuk kajian ini analisa hanya difokuskan pada usaha manufaktur, dengan
alasan permasalahannya lebih komprehensif dibandingkan dengan jenis
usaha lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapatlah dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang?
2. Apa metode yang di gunakan dalam penaksiran biaya jangka pendek
dan biaya jangka panjang?
3. Apa itu peramalan biaya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
keadaan efisiensi yang konstan ini benar-benar terjadi di dalam
proses produksi, maka metode ekstrapolasi sederhana ini
merupakan metode yang cukup tepat untuk menaksir biaya. Tetapi
jika biaya marginal kenyataannya meningkat dengan adanya
tambahan unit output, maka metoda tersebutakan menghasilkan
keputusan yang keliru (salah).
Kesalahan umum dalam dunia bisnis adalah pengasumsian bahawa
biaya marginal adalah konstan, sehingga keadaan diminishing
returns dari input-input variabel tidak pernah terjadi. Padahal
keadaan diminishing returns tersebut akan terjadi sehingga
pembuat keputusan harus secara terus menerus memperhatikan
kemungkinan terjadi keadaan tersebut.
Sebaliknya pembuat keputusan mungkin juga beranggapan bahwa
biaya marginal cenderung menurun jika outputnya meningkat, atau
biaya marginal tidak mungkin naik atau turun, sehingga penaksiran
terbaik adalah mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan.
Mungkin pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan
untuk tujuan ektrapolasi.kemudian meneliti sentisivitas keputusan
yang dibuat berdasarkan asumsi tersebut.
Ekstrapolasi sederhana merupakan metode untuk menentukan
fungsi biaya dengan cara mengekstrapolasi tingkat biaya
marginal atau biaya variabel rata-rata saat ini (ke belakang
atau ke depan) pada tingkat-tingkat output lainnya (Arsyad,
2011).
Contoh : perusahaan pakaian jadi PT.GITA PRATIWI memperoleh
peluang untuk menjual 500 lusin pakaian kepada para pembeli
sebuah toko dengan diskon tertentu. Perusahaan tersebut
menetapkan harga rata-rata Rp 7 ribu per lusin. Tiba-tiba ada
perubahan mendadak dalam menajemen perusahaan tersebut dan
manager produksi yang baru sangat terkejut karena tidak adanya
data tingkat produksi atau biaya pakaian tersebut sehingga manajer
tersebut tidak dapat memperkirakan berapa besar biaya incremental
yang terjadi. Namun demikian dengan bekerja cepat manajer
tersebut akhirnya bahwa untuk minggu sekarang, tingkat produksi
sebanyak 7.000 lusin dengan total biaya variabel (TVC) Rp 42juta.
Berarti biaya variabel rata-ratanya adalah Rp 6 ribu per lusin.
Tingkat output yang direncanakan untuk beberapa minggu
berikutnya juga sebanyak 7.000 lusin, sehingga untuk pemesanan
toko tersebut tingkat output harus ditingkatkan menjadi 7.500 lusin
per minggu yang masih dalaam jangkauan kapaasitas pabrik.
6
Tanpa informasi lainnya manajer produksi tersebut tidak
mempunyai pilihan lain kecuali mengekstrapolasikan data tunggal
yang dimilikinya tersebut. Gambar dibawah menggambarkan kurva
TVC,AVC dan MC yang diperoleh berdasarkan ekstrapolasi dari
kurva-kurva tersebut dengan menganggap MC konstan pada
kisaran 7.000-7.500. jika tidak ada perubahan biaya lainnya
sebagai akibat dari adanya keputusan untuk memenuhi pesanan
toko itu,kita dapat memperkirakan bahwa biaya inkrementalnya
adalah sebesar Rp 3 juta untuk memproduksi 500 lusin pakaian
tambahan tersebut dan penerimaan incremental menjadi Rp 3,5
juta. Jadi kontribusi dari keputusan ini diharapkan positif sebesar
Rp 500 ribu dan manajer produksi tersebut akan memenuhi
pesanan ini.
Seberapa jauh keputusan ini sensitive terhadap asumsi biaya
marginal yang konstan yang mendasarinya? Jika kenaikan TVC
tidak konstan, misalnya dengan tingkat yang semakin besar
(increasing rate) untuk 500 lusin produk tambahan tersebut, berapa
besar kenaikan TVC tersebut sebelum keputusan dibatalkan?
Jawabannya adalah Rp 3,5 juta pada titik dimana tidak ada
kontribusi dari keputusan ini, sehingga pesanan tersebut tidak perlu
dipenuhi. Kenaikan TVC sebesar Rp 3,5 juta tersebut, akan
meningkatkan TVC menjadi RP 45,5 juta dan ini berarti AVC pun
akan meningkat menjadi Rp 6,067 ribu atau sedikit lebih tinggi
daripada AVC pada tingkat output sebelumnya.
Jadi keputusan ini sangat sensitive terhadap asumsi biaya marginal
yang konstan tersebut. Oleh karena itu kita cenderung untuk
mengusulkan pada PT.GITA PRATIWI agar tidak memenuhi
pesanan tambahan itu. Jika perusahaan tidak yakin bahwa TVC
meningkat dengan tingkat konstan (atau menurun). Oleh karena
tingkat output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita
harus mampu menemukan dua observasi data biaya/ output atau
lebih. Dan dengan dua observasi atau lebih kita dapat melakukan
analisis gradien.
b. Analisis Gradien
Gradien berarti slope dan gradien dari TC ini dapat dihitung
dengan cara membagi perubahan TC dengan perubahan tingkat
output. Gradien MC disini akan menjelaskan tentang biaya yang
dikeluarkan pada suatu kisaran output tertentu. 2. Analisis gradien
Analisis gradien merupakan analisis yang bertujuan untuk
7
mengetahui tingkat perubahan biaya total pada interval output
tertentu (Arsyad, 2011).
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui biaya marjinal
karena adanya pertambahan output.Secara matematis,analisis
gradient dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gradien=
Untuk memperjelas konsep analisis gradien, dapat dijelaskan
dengan contoh sebagai berikut:
8
Contoh 9.2
Diketahui:
Minggu Jumlah output Biaya variabel
total
Minggu 1 8.000 40.000.000
Minggu 2 10.000 60.000.000
9
Hitung: fungsi biaya produksi
Pembahasan:
Jumlah Biaya
variable XY X2 Y2
output
(X) Total (Y)
8.000 40.000 320.000.000 64.000.000 1.600.000.000
10.000 50.000 500.000.000 100.000.000 2.500.000.000
9.000 45.000 405.000.000 81.000.000 2.025.000.000
7.700 30.000 231.000.000 59.290.000 900.000.000
10.500 51.000 535.500.000 110.250.000 2.601.000.000
9.800 49.000 480.200.000 96.040.000 2.401.000.000
9.200 48.000 441.600.000 84.640.000 2.304.000.000
8.400 45.000 378.000.000 70.560.000 2.025.000.000
8.500 46.000 391.000.000 72.250.000 2.116.000.000
9.400 49.000 460.600.000 88.360.000 2.401.000.000
∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑
90.500 453.000 4.142.900.00 826.390.000 20.873.000.00
Y2
0 0
10
bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang
diproduksi.
11
Minggu 6 9.800 49.000
Minggu 7 9.200 48.000
Minggu 8 8.400 45.000
Minggu 9 8.500 46.000
Minggu 10 9.400 49.000
12
Data Biaya Pada Perusahaan PT Cupang
13
Data seksi silang perusahaan PT Koi dan PT Cupang
b=
C. PERAMALAN BIAYA
Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan-keputusan yang
akan kita ambil mencakup tingkat biaya untuk periode-periode yang
akan datang, seperti misalnya dalam keputusan mengikat kontrak,
keputusan untuk membeli atau membuat sendiri, atau keputusan-
keputusan lain yang mempunyai implikasi biaya bukan hanya pada
periode sekarang (Arsyad, 2011). Terdapat faktor-faktor yang dapat
menentukan peramalan biaya di masa mendatang (Arsyad, 2011), yaitu:
1. Perubahan produktivitas faktor produksi
Adanya perubahan produktivitas faktor produksi seperti peningkatan
kapasitas mesin produksi, akan dapat dijadikan dasar untuk
meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
14
2. Perubahan harga faktor (input) produksi
Adanya perubahan harga faktor (input) produksi seperti
peningkatan harga mesin produksi yang baru, juga dapat dijadikan
dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan
datang.
Berikut ini merupakan contoh yang dapat memperjelas konsep
peramalan biaya, yaitu sebagai berikut:
Contoh 9.5
Diketahui:
1. Fungsi biaya produksi pada interval minggu 1 sampai dengan
minggu 10 adalah:
-7.841,6 + 5,872Q
2. Produksi produk di di minggu 11 diperkirakan sebesar 11.000 unit
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penaksiran biaya berkaitan dengan tingkat biaya pada berbagai tingkat output
pabrik dari perusahaan dan dengan biaya relatif dari ukuran pabrik lainnya yang
tersedia bagi perusahaan tersebut. Dalam situasi jangka pendek kita berhadapan
dengan perilaku AVC dan MC, plus biaya Inkremental lainnya yang diperlukan
karena penggunaan beberapa faktor produksi tetap secara penuh (full utilization).
Penaksiran biaya jangka panjang mencakup tingkat biaya per unit dari berbagai
ukuran pabrik, berdasarkan harga factor produksi sekarang dan bentuk teknologi
yang digunakan.
Metode penaksiran biaya jangka pendek yang dibahas adalah metode ekstrapolasi
sederhana dan analisis gradien. Kemungkinan biaya jangka panjang bisa ditaksir
dengan menggunakan analisis regresi dengan data seksi silang.
Peramalan biaya mensyaratkan penaksiran tingkat biaya untuk periode yang akan
datangg, dimana produktivitas dan harga faktor-faktor produksi akan berbeda dari
tingkat yang sekarang. Trend-trend produktivitas yang tampak pada tahun-tahun
terakhir dapat digunakan untuk meramalkan perubahan biaya di masa-masa yang
akan datang. Perubahan harga faktor produksi riil bisa juga diperkirakan untuk
mendapatkan indikator yang dapat dipercaya mengenai biaya pada masa yang
akan datang bagi pengambilan keputusan.
Kurva learning, apabila ditaksir dari proses produksi tertentu, akan
memungkinkan kita unutk mempredisi biaya perunit pada masa mendatang,
berdasarkan garis yang paling cocok (the line of best fit) dengan data biaya rata-
rata yang diteliti jika volume kumulatif naik. Proses produksi cenderung menjadi
lebih efisien dalam memproduksi suatu item tertentu. Biaya per unit cenderung
untuk turun jika fungsi output total mengalami ppenut=runan, dan sebuah
perusahaan dapat menggunakan data biaya per unit masa lalu yang dikumpulkan
untuk memprediksi atau memproyeksi biaya per unit masa yang akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17