Anda di halaman 1dari 19

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA

Dosen Pengampu :

Dr. DIONISIUS SIHOMBING, M.Si.

Oleh :

Winan S Sianturi 719320012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PERMASALAHAN...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan Masalah..............................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
D. Pengertian Penaksiran dan Peramalan Biaya..................................................................5
E. Penaksiran Biaya Jangka Pendek....................................................................................6
1. Ekstrapolasi sederhana................................................................................................7
2. Analisis Gradien..........................................................................................................7
3. Analisis Gradien dengan Beberapa Observasi............................................................7
4. Analisis Regresi dengan Data Runtut –Waktu (Time-Series).....................................8
BAB IV....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
F. Kesimpulan...................................................................................................................18
G. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penaksiran dan peramalan biaya sangat berguna bagi manajer
perusahaan untuk menemukan dan menentukan bentuk dan kurva biaya suatu
perusahaan. Penaksiran biaya dapat dilakukan oleh perusahaan untuk keperluan
perusahaan dalam waktu jangka pendek maupun untuk waktu jangka
panjang. Pemahaman fungsi biaya untuk waktu jangka pendek akan
membantu pengambil keputusan untuk menilai optimalisasi tingkat output
perusahaan. Untuk waktu jangka panjang, fungsi biaya akan bermanfaat bagi
pengambil keputusan dalam mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi.

Penaksiran dan peramalan biaya untuk pengambilan keputusan merupakan usaha


untuk menemukan bentuk dan posisi kurva – kurva biaya dari suatu perusahaan.
Pemahaman terhadap fungsi biaya jangka pendek akan membantu para pembuat
keputusan untuk menilai optimalitas tingkat output sekarang dan memecahkan
masalah pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis kontribusi.

Biaya inkremental selain mencakup biaya variabel, juga mencakup setia


perubahan biaya tetap (fixed cost). Dalam jangka pendek, beberapa pos biaya tetap
dapat mengalami kenaikan, karena sering kali fasilitas – fasilitas produksi (input –
input tetap) yang ada menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas produksinya
secara penuh sehingga fasilitas –fasilitas tersebut perlu ditambah. Analisis biaya
inkremental ini berkaitan dengan variabilitas dari semua komponen biaya dan

3
karenanya memerlukan suatu apresiasi terhadap tingkat kapasitas yang menganggur
dari kategori biaya tetap yang ada.

Apabila kategori biaya tetap diperkirakan akan menghadapi kendala untuk


mencapai kapasitas sepenuhnya, sehingga perlu dilakukan kerja lembur atau
penambahan tambahan, maka pembuat keputusan harus memperhitungkan biaya
untuk kerja lembur dan penambahan fasilitas tersebut sebagaimana halnya kita
menghitung biaya – biaya variabel ketika kita menaksir biaya inkremental yang
timbul karena adanya keputusan tertentu.

Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan apabila kita akan melakukan
ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan untuk meyakinkan bahwa ukuran pabrik
yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang diproduksi. Ingat bahwa fungsi
biaya jangka panjang ini menunnjukkan alternatif ukuran pabrik saat ini.

Biaya jangka panjang tersebut tidak boleh diinterpretasikan sebagai perkiraan


biaya dari berbagai ukuran pabrik untuk masa yang akan datang, karena baik
teknologi maupun harga faktor produksi relatif cenderung berubah, sehingga dapat
menyebabkan fungsi biaya jangka panjang tersebut menjasi tidak akurat lagi. Untuk
menaksir biaya masa datang tersebut, kita perlu meramalkan perubahan teknoligi dan
perubahan rasio harga faktor produksi serta mengisolasinya dari pengaruh inflasi pada
waktu yang akan datang.

BAB II
PERMASALAHAN

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah sebagai
berikut:

4
1. Apa yang dimaksud dengan penaksiran dan peramalan biaya?
2. Bagaimana cara menaksikran biaya jangka pendek?
3. Apa saja metode-metode yang digunakan dalam penaksiran biaya jangka pendek?
4. Bagaiamana cara menaksirkan biaya jangka panjang?
5. Apa saja metode-metode yang digunakan dalam penaksiran jangka panjang?
6. Apa yang dimaksud dengan peramalan biaya?

C. Tujuan Penulisan Masalah


Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian penaksiran dan peramalan biaya


2. Untuk mengetahui bagaimana cara menaksikran biaya jangka pendek
3. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam penaksiran biaya jangka
pendek.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menaksirkan biaya jangka panjang.
5. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam penaksiran biaya jangka
panjang.
6. Untuk mengetahui pengertian peramalan biaya.

BAB III
PEMBAHASAN

D. Pengertian Penaksiran dan Peramalan Biaya

5
Sebelum mempelajari penaksiran fungsi biaya, terlebih dahulu perlu
dipahami perbedaan antara penaksiran dan prakiraan (peramalan) fungsi biaya.
Penaksiran fungsi biaya merupakan proses untuk menentukan nilai koefisien suatu
fungsi biaya suatu produk. Pada sisi yang lain, prakiraan (peramalan) fungsi biaya
bertujuan untuk meramalkan biaya di masa yang akan datang.

Penaksiran dan peramalan biaya untuk pengambilan keputusan merupakan usaha


untuk menemukan bentuk dan posisi kurva – kurva biaya dari suatu perusahaan.
Penaksiran dan prakiraan fungsi biaya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tujuan utama
penaksiran fungsi biaya adalah untuk mengevaluasi penentuan biaya produk, yaitu
apakah penentuan biaya produk oleh perusahaan telah optimal. Prakiraan fungsi biaya
dimaksudkan untuk sebagai sumber informasi di dalam merencanakan biaya produksi
produk jika perusahaan akan menambah kapasitas produksinya.

Proses penaksiran dan peramalan biaya terdiri dari tiga bagian pokok, yakni :
1. Penaksiran biaya jangka pendek
2. Penaksiran biaya jangka panjang
3. Peramalan biaya

Dalam pembahasan peramalan biaya, kita akan mengamati fenomena kurva


learning (learning curve). Kurva ini menun-jukkan penurunan biaya per unit jika
volume produksi kumulatif meningkat terus yang disebabkan oleh perbaikan
produktivitas input variabel karena manajemen telah "mempelajari" proses produksi
dengan lebih baik.

E. Penaksiran Biaya Jangka Pendek

6
Dalam jangka pendek kita dihadapkan, terutama sekali pada perilaku biaya
variabel. Namun demikian, kita juga harus memperhatikan biaya inkremental lainnya,
seperti misalnya perubahan pada pos-pos biaya tetap yang diperlukan untuk
mengimplementasikan suatu keputusan tertentu. Penaksiran biaya jangka pendek ini
dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :

1. Ekstrapolasi sederhana

Ekstrapolasi berarti menghubungkan nilai nilai dengan titik-titik di luar kisaran yang
ditunjukkan oleh data dasar yang kita miliki, dengan cara memproyeksikannya
berdasarkan pola hubungan yang tampak dalam data dasar tersebut.

Ekstrapolasi sederhana merupakan metode untuk menentukan fungsi biaya dengan


cara mengekstrapolasi tingkat biaya marginal atau biaya variabel rata - rata saat
ini (ke belakang atau ke depan) pada tingkat-tingkat output lainnya (Arsyad,
2011).

2. Analisis Gradien

Analisis gradien merupakan analisis yang bertujuan untuk


mengetahui tingkat perubahan biaya total pada interval output
tertentu (Arsyad, 2011). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahu
biaya marjinal karena adanya pertambahan output. Gradien berarti
slope dan gradien dari TC ini dapat dihitung dengan cara membagi
perubahan TC dengan perubahan tingkat output.

3. Analisis Gradien dengan Beberapa Observasi

Jika kita memiliki data bservasi yang lebih banyak, maka hasil penaksiran
kurva TVC, AVC dan MC akan menjadi lebih tepat. Jadi dengan observasi
beberapa pasang data biaya output yang lebih banyak akan memungkinkan
kita untuk memperoleh kurva AVC dan MC penaksir yang jauh lebih
sempurna. Tiap titik data tambahan akan memperjelas bentuk TVC, sehingga
perhitungan AVC dan MC yang lebih bisa dipercaya dapat diperoleh.
KURVA BIAYA PENAKSIR DENGAN 2 OBSERVASI BIAYA / OUTPUT

7
4. Analisis Regresi dengan Data Runtut –Waktu (Time-Series)

Jika kita memiliki jumlah observasi data biaya-output yang lebih banyak, maka kita
dapat menggunakan analisis regresi untuk menaksir hubungan anatara biaya dengan
suatu tingkat output tertentu, sehingga diperoleh suatu penaksir MC. Jika kita menaksir
fungsi biaya dari suatu perusahaaan tertentu, maka kita harus menggunakan data runtut
waktu dari perusahaan yang bersangkutan.

Analisis regresi dengan data runtut waktu sangat peka terhadap masalah kesalahan
pengukuran (measurement error). Data biaya harus mencakup semua biaya yang timbul
dalam memproduksi suatu tingkat output tertentu, apakah telah dibayar atau belum.

Jika kita membuat spesifikasi TVC sebagai suatu fungsi linier dari output, misalnya
TVC = a +bQ, maka penaksir MC yang dihasilkan oleh analisis regresi tersebut akan
merupakan parameter b, karena MC ekuivalen dengan turunan dari fungsi TVC pada
output.

KURVA FUNGI BIAYA VARIABEL LINEAR

8
9
Alternatif lain untuk observasi data yang sama misalnya spesifikasi
fungsi pangkat dua (kudratik). Jika TVC = a + bQ +cQ 2 , makaMC tidak akan konstan
tetapi menarik jika fungsi output konstan

KURVA FUNGSI BIAYA KUADRATIK

10
Jika kita menganggap bahwa hubungan fungsional tersebutadalah fungsi
pangkat tiga (kubik), misalnya TVC = a + bQ +cQ2 + dQ3 , maka penaksir MC yang
dihasilkan oleh analisis regresi bersifat kurvilinier dan akan mengikat secara kuadratik
sesuai dengan tingkat output.

KURVA FUNGSI BIAYA VARIABEL PANGKAT TIGA (KUBIK)

11
A. Penaksiran Biaya Jangka Panjang

Pada bagian ini kita membahas metoda – metoda untuk memperoleh kurva
biaya jangka panjang atau alternative – alternative kurva biaya jangka pendek pada
suatu waktu. Metoda penaksiran biaya jangka panjang tersebut dengan
menggunakan metoda analisis regresi dengan data seksi silang (cross- section).

1. Analisis regresi dengan menggunakan data seksi silang (cross-section)

Observasi dari berbagai pabrik pada suatu periode tertentu (data seksi silang)
dapat dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi. Oleh karena itu, kita
perlu mengumpulkan pasangan-pasangan observasi data yang menghubungkan
tingkat output dengan biaya total untuk mendapatkan tingkat output tersebut
untuk setiap pabrik, pada suatu periode waktu tertentu.

Jika kita ingin mengetahui ada tidaknya keadaan economies, costant, atau
diseconomies of plant size, maka kita harus membuat spesifikasi hubungan
fungsional pangkat tiga (kubik), karena hubungan ini merupakan bentuk
fungsional yang paling konsisten untuk melihat adanya ketiga kemungkinan
kadaan tersebut. Jika terjadi increasing returns to plant size dan kemudian terjadi
descreasing return to plant size, maka koefisien – koefisien dari output (Q)
pangkat dua dan pangkat tiganya akan merupakan determinan yang signifikan
bagi tingkat biaya total, dengan tanda negative untuk koefisien pangkat dua dan
positif bagi koefisien pangkat tiga. Seandainya koefisien pangkat tiga tersebut
merupakan determinan yang tidak signifikan, maka: jika tanda koefisien pangkat
dua tersebut positif berarti menunjukkan keadaan increasing returns to plant size,
atau decreasing returns to plant size.

Jika output pangkat da maupun pangkat tiga merupakan determinan


yang tidak signifikan bagi biaya – biaya, maka mungkin persamaan yang linier
yang lebih cocok dengan dta yang tersedia. Selanjutnya, titik perhatian kita
arahkan pada tanda kostanta pada persamaan linier tersebut. Jika tandanya positif,
maka kurva TC (jangka panjang) memiliki titik potong (intersep) yang positif;
dan Long-ru Average Cost (LRAC)-nya harus semakin menurun jika tingkat
output ditingkatkan. Oleh karena itu, data yang kita miliki itu menunjukkan

12
adanya economies of plant size pada kisaran observasi tersebut. Sebaliknya, jika
kostanta tersebut tandanya negative, mala LRAC pasti terus meningkat pada
kisaran observasi data yang kita miliki, dan ini mencerminkan terjadinya
diseconomies of plant size. Akhirnya, jika kostanta tersebut besarnya adalah nol,
malka kita dapat menyimpulkan bahwa terjadi keadaan costant returns to plant
size pada kisaran output yang diteliti.

Seandainya sebuah fngsi pangkat (power function), sepert TC= aQ b


merupakan bentuk paling cocok dengan data yang tersedia, maka besarnya
pangkat b akan menunjukkan apakah keadaan yang terjadi adalah increasing (jika
b < 1), descreasing (jika b> 1), atau constant returtns to plant size (jika b=1).

Ada dua masalah pokok dalam penggunaan data seksi silang ini bagi penaksiran
kurva biaya rata-rata jangka panjang. Masalah pertama adalah masalah yang
timbul karena observasi yang dikumpulkan sama sekali bukan merupakan titik –
titik pada kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC).

Pada mulanya tampak terjadi economies of plant size dan terjadi


diseconomies of plant size pada pabrik ke empat dan ke lima yang terbesar. Hal
tersebut ditunjukkan oleh keadaan bahwa mula-mula average cost (AC) turun
tetapi kemudian naik ketika kita menghadapi pabrik yang lebih besar.

Masalah kedua yang ditimbulkan oleh data seksi silang ini adalah
bahwa banyak pabrik yang tidak dapat beropersi pada tingkat harga dan
produktivitas factor produksi yang sama. Jika pabrik-pabrik tersebut beroperasi di
lingkungan geografis, politis dan sosio-ekonomies yang berbeda, maka baik harga
maupun produktivitas factor produksi akan berbeda-beda di antar pabrik-pabrik
tersebut. Jika hal ini terjadi, maka analisis regresi akan menunjukan economies
atau diseconomies of plant to size dimana perbedaan-perbedaan biaya secara
actual ditentukan oleh perbedaan harga dan produktivitas factor produksi. Dapat
pula terjadi bahwa perbedaan-perbedaan dalam hal ini akan mengaburkan sama
sekali adanya economies dan diseconomies of plant size yang sama hanya akan
13
dapat dilihat jika pengaruh harga dan produktivitas factor produksi yang berbeda
dihilangkan dari data.

Penaksiran kurva LRAC ini beramsusmsi bahwa semua ukuran pabrik yang
ditunjukkan adalah dari tahun yang sama karena itu memiliki teknologi yang
sama, di mana teknologi ini merupakan teknologi yang paling mutakhir. Sebagian
dari perbedaan –perbedaan dalam produktivitas tenaga kerja cenderung terjadi
pada biaya output seksi silang yang disebabkan oleh perbedaan tahun pembuatan
dari pabrik-pabrik yang diteliti, yaitu dari pabrik yang baru sampai pabrik lama
dalam efisiensi yang minimal (perbedaan lain dalam produktivitas tenaga kerja
berkaitan dengan perbedaan dalam tingkat pendidikan, training, motivasi para
pekerja, dll). Analisis regresi dengan data seksi silang untuk tahun yang berbeda
cenderung memberikan hasil yang tidak dapat dipercaya dan karenanya harus
dihindarkan.

D. Peramalan Biaya

Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan –keputusan yang akan kita


ambil mencakup tingkat biaya untuk periode –periode yang akan datang, seperti
misalnya dalam keputusan mengikat kontrak, keputusan untuk membeli atau membuat
sendiri, atau keputusan – keputusan lain yang mempunyai implikasi biaya bukan
hanya periode sekarang. Peramalan biaya untuk berbagai tingkat output pada periode
yang akan datang memerlukan penaksiran tentang perubahan efisiensi proses produksi
secara fisik, plus perubahan harga factor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Perubahan efisiensi factor – factor produksi ini akan mengubah bentuk
kurva total product (TP) yang berkaitan dengan proses produksi tersebut. Jika harga
factor produksi diperkirakan akan berubah, maka hubungan antara kurva TP dengan
kurva Toal variable cost (TVC)-nya akan berubah. Karena itu perubahan dalam biaya
masa yang akan datang akan merupakan akibat dari pengaruh ini.

 PERUBAHAN FAKTOR PRODUKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI

Jika kita memperhatikan efisiensi dari proses produksi untuk periode-periode yang akan
datang, maka kita harus memperkirakan bahwa produktivitas factor produksi tersebut akan
14
berubah sepanjang waktu. Mesin dan peralatan lain misalnya, diharapkan untuk lebih efisien jika
diukur dari output per jam yang hasilnya (atau berdasarkan kriteria yang lain)- karena penerapan
kemajuan teknologi pada mesin-mesin tersebut. Meningkatnya penggunaan mesin dan peralatan
yang dikendalikan dengan computer telah menyebabkan meningkaynya produktivitas peralatan
modal secara cukup besar pada waktu belakangan ini. Seperti halnya produktivitas modal,
produktivitas tenaga kerja juga diharapkan meningkat dengan berjalannya waktu, karena tingkat
pendidikan karyawan yang lebih tingg dan semakin berpengalamannya para karyawan dengan
proses produksi mekanis. Sebaliknya, perubahan sikap terhadap pekerjaan atau factor sosiologis
lainnya mendorong kita untuk meramalkan bahwa produktivitas tenaga kerja akan turun dimasa
yang akan datang.

Jika trend prubahan produktivitas factor produksi tersebut tampak dengan jelas, maka
kita dapat menetapkan tren-trend tersebut sebagai suatu penaksiran atas perubahan
efisiensi proses produksi fisik dimasa yang akan datang. Ekstrapolasi dari trend-trend
produktivitas ini harus dimodifikasi sesuai dengan setiap perubahan produktivitas factor
produksi tersebut.

Produktivitas tenaga kerja bisanya dinyatakan sebagai unit output per unit tenaga
kerja, dan karena itu memberikan sumbangan pula bagi kenaikan produktivitas factor-
faktor modal seperti mesin dan peralatan. Dengan demikian produktivitas tenaga kerja
merupakan gabungan antara produktivitas modal dan tenaga kerja, dan mungkin sangat
sulit untuk memisahkan pengaruh dari masing-masing factor produksi tersebut. Kurva
learning menunjukkan peningkatan produktivitas tenaga kerja yang bersamaan dengan
seperangkat peralatan tertentu, ceteris paribus. Jadi kurva AC untuk suatu parik tertentu
akan menurun jika produksi kumulatif meningkat. Dalam praktik perusahaan yang ada,
sehingga penaksiran kita akan “pengaruh belajar” (learning effect) akan mencakup baik
peningkatan produktivitas tenaga kerja maupun modal.

 PERUBAHAN HARGA FAKTOR PRODUKSI

Jika biaya dari semua input meningkat dengan proporsi yang sama, maka
kombinasi factor produksi yang optimal tidak akan berubah pada tingkat output tertentu,
meskipun akan menimbulkan biaya yang lebih besar. Jika semua harga input meningkat dengan
tingkat sama, maka harga-harga relative dari input tersebut akan tetap sama dan tidak akan ada
insentif untuk mensubstitusikan satu input dengan input lainnya. Ini berarti bahwa proporsi input
yang optimal (rasio modal-tenaga kerja pada kasus yang paling sederhana) akan tetap sama.
15
Dengan demikian, biaya-biaya pada periode yang akan datang akan sama dengan periode
sekarang ditambah dengan presentase kenaikan biaya yang diperkirakan.

Jika kekuatan pasar di pasar factor-faktor produksi mengakibatkan harga satu factor
produksi akan naik dibandingkan dengan factor produksi lainnya, maka perusahaan akan
mensubstitusikannya dengan factor produksi yang lebih murah sebagai akibat dari
adanya kenaikan harga tersebut. Jadi biaya tenaga kerja diperkirakan akan naik lebih
cepat daripada biaya modal di masa yang akan datang, maka perusahaan akan
meminimalkan biaya pada tingkat-ingkat output tertentu. Perkiraan tentang kejadian-
kejadian yang cenderung akan mempengaruhi perubahan harga seperti berkurangnya
penawaran atau embargo ekspor harus juga diperhitungkan dalam proyeksi biaya. Dengan
distribusi probabilitas tertentu yang dihubungkan dengan tingkat biaya yag akan datang,
kita dapat menghitung hasil atas dasar “nilai yang diharapkan” dari tingkat biaya pada
periode-periode yang akan datang dengan maksud untuk mendapatkan suatu peramalan
tingkat biaya masa yang akan datang untuk penetapan harga atau kebijaksanaan-
kebijaksanaan lainnya.

Dalam system sosio-ekonomis yang inflasinya merupakan gejala endemis dan tingkat
inflasi yang rendah diharapkan mempunyai pengaruh yang menguntungkan bagi dunia
bisnis, maka kita dapat memperkirakan terjadinya kenaikan harga nominal factor-faktor
produksi secara terus menerus pada periode-periode yang akan datang. Jika perusahaan
mampu untuk mentolerir kenaikan harga karna inflasi tersebut dan mampu
mempertahankan rasio harga-biayanya, maka biaya riil dari sumberdaya yang digunakan
perusahaan tidak akan berubah. Jadi keputusan sekarang yang mencakup produksi dan
biaya dimasa yang mendatang akan dapat dibuat berdasarkan tingkat biaya periode
sekarang yang dimodifikasi hanya untuk setiap pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikompensasikan kepada para pembeli. Jika harga harus ditetapkan sekarang, padahal
biaya baru dikeluarkan pada periode-periode yang akan datang, seperti yang terjadi pada
penawaran kontrak dan penetapan harga, maka tingkat harga tersebut harus memasukkan
besarnya tingkat nflasi yang diperkirakan akan terjadi dengan tujuan mengamankan
kontribusi margin riil dari perusahaan.

 PENAKSIRAN KURVA LEARNING

16
Kurva learning menghubungkan biaya perunit dengan volume produksi kumulatf dari suatu
produkk tertentu. Kita berharap bahwa produktivitas input akan meningkat apabila input-input
tersebut telah “mempelajari” proses produksi, sehingga biaya pe unit turun jika volume produksi
meningkat. Biaya per unit (pada tingkat output tertentu per periode dalam pabrk tertentu)
cenderung menurun dengan presentase yang relative stabil setiap kali volume produksi kumulatif
digndakan. Tingkat learning ini adalah sekitar 20 persen. Dengan kata lain, biaya unit turun kira-
kira 20 persen setiap kali tingkat output kumulatif naik dengan faktor 2,4,8,16,32,64,128 dan
seterusnya. Perhatikan bahwa untuk suatu tingkat output yang konstan setiap periode waktu,
rangkaian angka tersebut menunjukkan jumlah periose sebelum dicapai penurunan 20 persen
lainnya dalam biaya uni dicapai. Jadi perubahan biaya per unit antara dua periode produksi yang
ditimbulkan oleh efek learning, akan sangat jelas jika proses produksi baru dilakukan dan dapat
diabaikan ketika proses produksi telah mencapai kematangan.

Gambaran mengenai penggandaan output secara berturut-turut menunjukkan bahwa kurva


learning bukan merupakan garis lurus, tetapi biaya per unit merupakan fungsi output
lkumilatif yang menurun secara eksponensial. Dengan kata lain, kuva learning dapat
dinyatakan sebagai fungsi pangkat atau fungsi eksponensial dengan bentuk sebagai
berikut:

SRAC = aQb

dimana Q adalah tingkat volume kumulatif, a adalah biaya produksi hipotesis dari unit
pertama, danb (biasanya merupakan agka negatif) menunjukkan tingkat dimana SRAC
akan menurun jika output dinaikkan.

Untuk menunjukkan SRAC dan niai output kumulatif yang diteliti dalam bentuk
lograitma, kita rumuskan dengan cara sebagai berikut:

Log SRAC = log a (tambah) b logQ

Dan menggunakan analisis regresi untuk menaksir parameter a dan b tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

F. Kesimpulan
Penaksiran biaya berkaitan dengan tingkat biaya pada tingkat output pabrik
dari peusahaan dengan biaya relatif dari ukuran pabrik lainnya yang tersedia bagi
perusahaan tersebut. Dalam situasi jangka pendek kita berhadapan dengan prilaku AVC
dan MC, plus biaya inkremental lainnya yang diperlukan karena penggunaan beberapa
faktor produksi tetap secara penuh (full utilization). Penaksiran biaya jangka panjang
mencakup tingkat biaya per unit dari berbagai ukuran pabrik, berdasarkan harga faktor
produksi sekarang dan bentuk teknologi yang digunakan

Peramalan biaya mensyaratkan penaksiran tingkat biaya untuk periode-periode


yang akan datang, di mana produktivitas dan harga faktor-faktor produksi akan berbeda
dari tingkat yang sekarang. Trend-trend produktivitas yang tampak pada tahun-tahun
terakhir dapat digunakan untuk meramalkan perubahan biaya di masa-masa yang akan

18
datang.

G. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan
bagi rekan-rekan Mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2011. Ekonomi Manajerial. BPFE

https://www.academia.edu/5774591/Peramalan_dan_penaksiran_biaya.

http://majanajemen.blogspot.co.id/2015/04/penaksiran-dan-peramalan-biaya.html

19

Anda mungkin juga menyukai