Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Lanjutan

Dosen Pengampuh : Prof.Dr.Kartini,SE.,M.Si.,Ak

MAKALAH

COST BASED DECISION MAKING

OLEH

KELOMPOK III
Puteri Sari Damayanti (A062191002)
Husniar (A062191026)
Ahmad Saifur Rijal (A062191036)
Arlan Tahir (A062191027)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAGISTER AKUNTANSI
2019

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................ 2

KATA PENGANTAR .............................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 4


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 5
C. TUJUAN ....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. TARGET COSTING ..................................................................... 6


B. THE THEORY OF CONSTRAINTS (TOC) .................................. 12
C. LIFE CYCLE COSTING ............................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .............................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Alhamdulillahirabbil Alamin, Puji Syukur atas segala nikmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua, terkhusus para penulis
makalah kelompok tiga program Pascasarjana Magister Akuntansi 2019.

Sehingga tugas yang telah diberikan oleh ibu dosen


Dr.Kartini,SE.,M.Si.,Ak selaku sebagai dosen pengampuh mata kuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan yang berjudul “COST BASED DECISION
MAKING”. Penulis sadar, makalah ini masih banyak memiliki kekurangan,
khususnya kurangnya referensi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca, khususnya teman-teman di Magister
Akuntansi. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang
kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya. Terima kasih

Makassar, September 2019


Kelompok III

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sebuah perusahaan perlu memperhatikan aktivita-aktivitas


yang dilakukan. Aktivitas tersebut merupakan hal penting demi
keberlangsungan suatu perusahaan. Perusahaan manufaktur memerlukan
biaya-biaya dalam mengelola produk yang akan dihasilkan. Produk
demikian tidak akan tercapai begitu saja tanpa menjadikan biaya yang
dikeluarkan sebagai titik fokus. Hal ini, sebelum melangkah lebih jauh
mengenai pengelolaan produk, perusahaan perlu membuat rencana atau
biaya target. Biaya target atau target costing merupakan penentu biaya
untuk menghasilkan suatu laba yang diingkan oleh perusahaan.

Penentuan target costing merupakan tahap pertama dari empat


metode pembiayaan. Masing-masing dari empat metode digunakan untuk
perencanaan biaya pada siklus hidup produk (atau jasa). Metode lainnya,
yang digunakan pada tahapan berbeda dalam siklus hidup adalah theory
of constraints, life cycle cost, dan strategic pricing. Sementara sesekali
hanya terfokus pada biaya produksi, saat ini manajer melihat biaya hulu
(sebelum produksi) dan hilir (setelah produksi) dalam siklus hidup produk
untuk mendapatkan analisis yang komprehensif atas biaya produk dan
peluang laba. Keempat metode perencanaan biaya, target costing, theory
and constraints, life cycle cost, didasarkan pada suklus hidup biaya
produk atau jasa, sedangkan metode terakhir, strategic pricing,
mempertimbangkan siklus hidup biaya dan siklus hidup penjualan. Siklus
hidup biaya (cost life cycle) adalah rangkaian kegiatan di dalam
perusahaan yang diawali dengan penelitian dan pengembangan kemudian
diikuti dengan desain, produksi (atau penyediaan jasa),
pemasaran/distribusi, dan layanan pelanggan. Ini adalah siklus hidup
produk atau jasa dari sudut pandang biaya yang dikeluarkan.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan target costing ?
b. Apa yang dimaksud dengan kaizen cost ?
c. Apa yang dimaksud dengan the theory of constraints (TOC) ?
d. Apa yang dimaksud dengan life cycle costing ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Memahami tentang target costing
b. Memahami tentan kaizen cost
c. Memahami tentang the theory of constraints (TOC)
d. Memahami tentang life cycle costing

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. TARGET COSTING
a. Ruang Lingkup Target Costing
Henry Ford menjelaskan sebuah teknik yang disebut dengan
“target costing”. Dimana target costing, perusahaan menentukan biaya
yang diperbolehkan untuk produk atau jasa pada sebuah harga pasar
yang kompetitif sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba yang
diingankan. Biaya target atau target costing merupakan metode
penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu
menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga
pasar yang kompetitif dengan mengharapkan laba. Dalam metode ini,
perusahaan menetapkan biaya produk yang diangga sesua dengan
keadaan pasar, menentukan laba yang diinginkan kemudian menentukan
harga jual produk kepada konsumen atau masyarakat.

Biaya target= Harga kompetitif - Harga laba yang diinginkan

Target costing sangat penting selama masa kompetitif, seperti pada


saat resesi ekonomi, ketika banyak perusahaan berjuang untuk bertahan
hidup. Perusahaan memiliki dua opsi untuk mengurangi biaya ke tingkat
biaya target:

1) Dengan mengintegrasikan teknologi manufaktur baru,


menggunakan teknik manajemen biaya canggih seperti penetapan
biaya berdasarkan aktivitas, dan mencari produktivitas yang lebih
tinggi.
2) Dengan mendesain ulang produk atau layanan. Metode ini
bermanfaat bagi banyak perusahaan karena itu mengakui bahwa
keputusan desain bertanggung jawab atas sebagian besar biaya

6
siklus hidup produk. Oleh Perhatian yang cermat terhadap desain,
pengurangan yang signifikan dalam biaya total adalah mungkin.

Banyak perusahaan menerapkan kedua pilihan ini: usaha dalam


meraih produktivitas yang meningkat dan penentuan biaya berdasarkan
target untuk menentukan desain yang hemat biaya. Target Costing,
berdasarkan analisis fungsi/trade-off biaya, adalah sebuah alat
manajemen yang sesuai untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang
otomotif, peranti lunak, dan produsen fitur. Dengan posisi seperti yang
telah dijelaskan, tahap hulu dari siklus hidup biaya, penentuan biaya
berdasarkan target dapat benar-benar menolong sebuah perusahaan
dalam menekan biaya total. (Exhibit 13.3)

Sumber: Buku Cost Management A Strategic Emphasis

Dengan itu memposisikan pada fase awal, hulu dari siklus biaya
hidup, penetapan target biaya jelas dapat membantu perusahaan
mengurangi total biaya. Target costing adalah cara yang sangat berguna
untuk dikelola pertukaran yang diperlukan antara fungsionalitas dan biaya.
Menerapkan pendekatan target biaya melibatkan lima langkah:

1. Tentukan harga pasar.


2. Tentukan laba yang diinginkan.
3. Hitung biaya target dengan harga pasar dikurangi laba yang
diinginkan.
4. Gunakan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara
mengurangi biaya produk.
5. Gunakan biaya kaizen dan kontrol operasional untuk mengurangi
biaya lebih lanjut.

7
Tiga langkah pertama membutuhkan sedikit penjelasan tambahan.
Namun, penentuan laba yang diinginkan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Cara yang umum adalah dengan menetapkan per unit yang
diinginkan keuntungan. Pendekatan ini berarti bahwa, jika harga produk
turun dan biaya target turun secara proporsional, maka laba akan tetap
sama setelah perubahan harga, dengan asumsi perusahaan memenuhi
harga baru dan penjualan dalam satuan tidak berubah. Pendekatan lain
adalah menetapkan laba yang diinginkan sebagai persentase dolar
penjualan. Bagian tentang penetapan harga pada akhir bab ini
memberikan beberapa tambahan contoh metode penetapan harga.
Bagian berikut menjelaskan langkah keempat dan kelima:

1. Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai digunakan dalam penetapan target biaya untuk
mengurangi biaya produk dengan menganalisis trade-off antara
berbagai jenis fungsi produk (berbagai jenis fitur produk) dan total
biaya produk. Langkah pertama yang penting dalam rekayasa nilai
adalah melakukan analisis konsumen selama tahap desain produk
baru atau yang direvisi. Analisis konsumen mengidentifikasi kritis
preferensi konsumen yang menentukan fungsionalitas yang diinginkan
untuk produk baru. Jenis rekayasa nilai yang digunakan tergantung
pada fungsionalitas produk.
Target Costing lebih berguna untuk produk-produk dalam
kelompok perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif, piranti
lunak, dan fitur elektronik lainnya karena perusahaan memiliki
beberapa pertimbangan tentang jumlah fitur yang lebih besar. Jenis
umum dari rekayasa nilai yang diterapkan di perusahaan-perusahaan
ini adalah functional analysis adalah sebuah jenis yang umum darai
rekayasa nilai dimana biaya dan kinerja dari setiap fungsi atau fitur
utama dari produk diteliti. . Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan yang diinginkan keseimbangan fungsi dan biaya. Sebuah

8
tingkat keseluruhan yang diinginkan dari pencapaian kinerja untuk
setiap fungsi diperoleh sambil menjaga biaya dari semua fungsi untuk
tetap berada dibawah biaya target. Penentuan acuan (benchmarking)
sering digunakan pada langkah ini untuk menentukan fitur mana yang
memberikan perusahaan sebuah keunggulan yang kompetitif.
Design Analysis (analisis desain) adalah bentuk umum dari
rekayasa nilai dimana tim desainer mempersiapkan desain yang
memungkinkan dari sebuah produk, masing-masing memiliki fitur
yang serupa dengan tingkat kinerja dan biaya yang berbeda.
Penentuan tolok ukur dan analisis value chain membantu
mengarahkan tim desainer dalam memepersiapkan desai berbiaya
rendah dan kompetitif. Tim desainer bekerja dengan personel
manajemen biaya untuk memilih satu desain yang paling sesuai
dengan preferensi pelanggan sekaligus tidak melebihi biaya target.
Sebuah perbandingan yang berguna dari penentuan biaya
berdasarkan target yang berbeda dan strategi pengurangan biaya
dalam tiga perusahaan Jepang, berdasarkan penelitian lapangan
Robin Cooper, diilustrasikan pada Exhibit 13.4

Sumber: Buku Cost Management A Strategic Emphasis

Cost Tables (tabel biaya) adalah basis data terkomputerisasi


yang menyertakan informasi menyeluruh mengenai pemicu biaya

9
perusahaan. Pemicu biaya meliputi, misalnya, ukuran produk, bahan
yang digunakan dalam pembuatannya, dan sejumlah fitur. Group
Technology (teknologi kelompok) adalah sebuah metode untuk
mengidentifikasi kemiripan pada komponen-komponen produk yang
diproduksi sehingga komponen yang sama dapat digunakan dalam
dua produk atau lebih, dengan demikian dapat menekan biaya.
Concurrent Engineering (rekayasa gabungan) atau rekayasa
berkelanjutan, adalah sebuah perkembangan baru dalam proses
desain produk yang menggantikan pendekatan rekayasa dasar
dimana desainer produk bekerja di tempat yang tertutup untuk
komponen khusus dari proyek desain keseleruhan.

2. Target Costing dan Kaizen


Langkah kelima dalam penetapan target biaya adalah
menggunakan perbaikan berkelanjutan (kaizen) dan operasional
kontrol untuk mengurangi biaya lebih lanjut. Kaizen terjadi pada tahap
pembuatan di mana efeknya rekayasa nilai dan desain yang
ditingkatkan sudah ada, peran untuk pengurangan biaya di fase ini
adalah untuk mengembangkan metode manufaktur baru (seperti
sistem manufaktur yang fleksibel) dan untuk menggunakan teknik
manajemen baru seperti kontrol operasional. Kaizen berarti perbaikan
secara terus-menerus, yaitu pencarian yang sedang berlangsung
dalam mencari cara baru untuk menekan biaya dalam proses
pembuatan sebuah produk dengan desain dan fungsionalitas yang
ada.

Sumber: Buku Cost Management A Strategic Emphasis

10
Exhibit 13.5 menunjukan hubungan antara penentuan biaya
berdasarkan Target Costing dan Kaizen. Harga dianggap stabil atau
menurun dari waktu ke waktu bagi perusahaan-perusahaan dimana
penentuan biaya berdasarkan target dianggap cocok untuk digunakan,
mengingat persaingan yang ketat pada harga, kualitas produk dan
fungsi produk. Perusahaan-perusahaan ini menanggapi tekanan
persaingan dengan mendesain ulang produk mereka secara berkala
dengan menggunakan penentuan biaya bersadarkan target untuk
menekan harga produk dan meningkatkan nilai produk-produk tersebut
secara berkesinambungan. Simak dua titik pada Exhibit 13..5 yang
berlabel Target Costing pertama dan Kedua. Periode waktu antara
desain ulang produk adalah sekitar siklus hidup penjualan produk.
Pada saat diantara desain ulang produk, perusahaan menggunakan
Kaizen untuk menekan biaya produk dalam proses produksi melalui
penyederhanan jarring-jaring pasokan dan meningkatkan baik metode
produksi dan program produktivitas. Dengan demikian, penentuan
biaya berdasarkan target dan Kaizen adalah metode pelengkap yang
digunakan untuk menekan biaya dan meningkatkan nilai secara
berkelanjutan.

b. Manfaat Penargetan Biaya (Benefits of Target Costing)


Penentuan Target Costing dapat menguntungkan karena hal-hal berikut
ini :
 Meningkatkan kepuasan pelanggan, karena desain difokuskan
pada nilai-nilai pelanggan.
 Mengurangi biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien.
 Membantu perusahaan mencapai profitabilitas yang diinginkan
pada produk baru atau didesain ulang.
 Dapat mengurangi total waktu yang dibutuhkan untuk
pengembangan produk, melalui peningkatan koordinasi manajer
desain, manufaktur, dan pemasaran.

11
 Dapat membantu memberikan keunggulan kompetitif di saat resesi
ekonomi.
 Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, karena
desain dikembangkan dan diproduksi dengan cermat masalah
dipertimbangkan secara eksplisit dalam fase desain.

B. THE THEORY OF CONSTRAINTS (TOC)


Sebelum melihat theory of constraints (TOC) lebih dekat, maka kita
perlu mempertimbangakan isu-isu tentang bagaimana kecepatan diukur
dan ditingkatkan melalui siklus hidup biaya, sebagaimana digambarkan
pada Exhibit 13.6. Pengukurannya diartikan dengan cara yang berbeda
oleh beberapa perusahaan yang berbeda pula, bergantung pada sifat dari
operasi perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, waktu siklus
(cycle time) produksi (atau waktu tempuh produksi atau waktu keluaran
(manufacturing lead time or throughput time) biasanya diartikan sebagai
berikut :
Waktu Siklus = Jumlah waktu antara penerimaan pesanan
pelanggan dan pengiriman pesanan tersebut

Sumber: Buku Cost Management A Strategic Emphasis

12
Berdasarkan pada operasi dan tujuan perusahaan, awal dari waktu
siklus juga dapat diartikan sebagai waktu dari sebuah batch produksi
dijadwalkan, saat bahan mentah dipesan, atau waktu ketika produksi
pesanan dimulai. Waktu penyelesaian siklus juga dapat diartikan sebagai
waktu ketika produksi selesai atau waktu ketika pesanan tersebut siap
untuk dikirim. Pengukuran lain yang berguna adalah efisiensi siklus
produksi (manufacturing cycle efficiency – MCE) adalah rasio dari waktu
pengolahan terhadap waktu siklus total.

𝑷𝑹𝑶𝑪𝑬𝑺𝑺𝑰𝑵𝑮 𝑻𝑰𝑴𝑬
𝑴𝑬𝑪 =
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑪𝒀𝑪𝑳𝑬 𝑻𝑰𝑴𝑬

TOC dikembangkan untuk membantu manajer mengurangi waktu


siklus dan biaya operasional. Sebelum TOC, manajer sering memberikan
usaha untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan melaui keseluruhan
proses produksi daripada memfokuskan perhatian hanya pada kegiatan-
kegiatan yang menjadi kendala (seperti hambatan) dalam proses yang
ada. Kendala (constraints) adalah kegiatan yang memperlambat waktu
total siklus produk.

a. Langkah-langkah dalam Teori Analisis Kendala (Steps in the


Theory of Constraints Analysis)
Analisis TOC (Theory of Constraints Analysis) memiliki lima
langkah-langkah yaitu:
1) Langkah 1: Identifikasi Kendala. Akuntan manajemen
bekerjasama dengan manajer produksi dan para teknisi
untuk mengidentifikasi setiap kendala pada proses produksi
dengan mengembangkan sebuah diagam alur (flow chart)
dari pekerjaan yang telah diselesaikan. Lima proses untuk
HPI adalah sebagai berikut :

13
 Proses 1. Pasang lubang suara.
 Proses 2. Tes dan programkan chip komputer (hanya
produk HPI)
 Proses 3. Instal elektronik lainnya.
 Proses 4. Lakukan perakitan dan tes akhir.
 Proses 5. Kemas dan kirim.
2) Langkah 2: Menentukan Komposisi Produk yang Paling
Menguntungkan pada Kendala yang dihadapi. Komposisi
produk yang paling menguntungkan adalah gabungan dari
produk-produk yang memaksimalkan total keuntungan untuk
kedua produk tersebut. Untuk menentukan produk yang
paling menguntungkan, pertama-tama menentukan produk
yang paling menguntungkan, dengan kendala yang dihadapi.
TOC mengukur peluang laba produk menggunakan
throughput margin, dimana harga produk dikurangi biaya
bahan baku (termasuk keseluruhan biaya yang digunakan
bahan baku, komponen-komponen yang dibeli, dan biaya
pengendali bahan baku). Dalam contoh, pengukuran laba
yang relevan adalah batas keluaran per menit waktu pada
perakitan dan pengecekan akhir.
3) Langkah 3: Memaksimalkan Arus Melalui Kendala yang
Ada. Pada langkah ini, akuntan manajemen mencari cara
untuk mempercepat arus melalui kendala yang ada dengan
menyederhanakan proses yang ada, meningkatkan desain
produk, mengurangi waktu pengaturan, dan mengurangi
penundaan-penundaan lainnya pada kegiatan yang tidak
dijadwalkan dan tidak menambah nilai seperti pemeriksaan
atau rusaknya mesin, diantara yang lainnya
4) Langkah 4: Menambahkan Kapasitas pada Kendala.
Sebagai tindakan jangka panjang untuk meringankan
kendala dan meningkatkan waktu siklus, manajemen harus

14
mempertimbangkan menambah kapasitas pada kendala
dengan menambahkan mesin baru atau yang ditingkatkan
dan/atau tenaga kerja tambahan.
5) Langkah 5: Mendesain Ulang Proses Produksi untuk
Fleksibelitas dan Waktu Siklus yang Cepat. Tanggapan
strategis yang paling lengkap untuk kendala adalah untuk
mendesain ulang proses produksi, termasuk pengenalan
teknologi produksi baru, penghentian beberapa produksi dari
produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang
beberapa produk untuk kasus produksi yang lebih besar.

b. Pembiayaan Berbasis Aktivitas dan Teori Kendala


Perusahaan menggunakan metode manajemen biaya seperti
penentuan biaya berdasarkan target dan teori kendala yang umumnya
menggunakan pembiayaan berbasis aktivitas (ABC). ABC digunakan
untuk menilai peluang laba produk, sebagaimana seperti TOC
digunakan dalam ilustrasi sebelumnya. Perbedaannya adalah bahwa
TOC mengambil pendekatan jangka pendek untuk analisis peluang
laba sementara pembiayaan ABC mengembangkan suatu analisis
jangka panjang. Analisis TOC memiliki fokus jangka pendek karena
penekanannya hanya pada biaya bahan terkait saja, sedangkan ABC
meliputi semua biaya produk.

Sumber: Buku Cost Management A Strategic Emphasis

15
ABC tidak dapat digunakan untuk menentukan komposisi produk
jangka pendek terbaik. ABC dan TOC merupakan metode
komplementer, ABC menyediakan analisis komprehensif dari
pengungkit biaya dan biaya unit akurat sebagai dasar untuk keputusan
strategis tentang penetapan harga jangka panjang dan komposisi
produk. Sebaliknya TOC memberikan metode yang berguna untuk
meningkatkan peluang laba jangka pendek dari pabrik melalui
penyesuaian komposisi produk jangka pendek dan melalui perhatian
terhadap kendala produksi.

C. BIAYA SIKLUS HIDUP (LIFE CYCLE COSTING)


Biasanya, biaya produk atau layanan diukur dan dilaporkan untuk
periode yang relatif singkat, seperti sebulan atau satu tahun.
Penghitungan siklus hidup memberikan perspektif jangka panjang karena
dipertimbangkan seluruh siklus hidup biaya produk atau layanan. Karena
itu menyediakan perspektif yang lebih lengkap tentang biaya produk dan
profitabilitas produk atau layanan. Sebagai contoh, produk yang dirancang
dengan cepat dan tidak hati-hati, dengan sedikit investasi dalam biaya
desain, dapat memiliki biaya pemasaran dan layanan yang secara
signifikan lebih tinggi di masa mendatang. Manajer adalah tertarik pada
total biaya, selama seluruh siklus hidup, bukan hanya biaya produksi.
Sementara metode manajemen biaya cenderung berfokus hanya pada
biaya produksi, biaya hulu dan hilir dapat menjelaskan sebagian besar
dari total biaya siklus hidup, khususnya di industri tertentu:

 Industri dengan Biaya Hulu Tinggi


- Perangkat lunak komputer
- Peralatan industri dan medis khusus
- Obat-obatan
 Industri dengan Biaya Hilir Tinggi
- Pakaian fashion
- Parfum, kosmetik, dan perlengkapan mandi

16
a. Penentuan Biaya Siklus Hidup
Metode manajemen biaya memiliki kecenderungan untuk berfokus
hanya pada biaya produksi, biaya hulu dan hilir dapat menunjukkan
sebuah porsi yang signifikan dari biaya siklus hidup total, khususnya pada
industri tertentu. Biaya hulu dan hilir dikelola pada beberapa cara
termasuk peningkatan hubungan baik dengan pemasok dan distributor,
hal yang paling penting adalah desain produk dan proses produksi.
Biaya hulu dan hilir dikelola pada beberapa cara termasuk
peningkatan hubungan baik dengan pemasok dan distributor, hal yang
paling penting adalah desain produk dan proses produksi.

Sumber: Buku Cost Management A Strategic Emphasis

b. Pentingnya Desain
Karena manajer mempertimbangkan biaya hulu dan hilir,
pengambilan keputusan pada tahap desain sangat penting. Meskipun
biaya yang dikeluarkan pada tahap desain hanya bisa terhitung sangat
kecil persentase dari total biaya selama seluruh siklus hidup produk,
keputusan tahap desain berkomitmen sebuah perusahaan untuk rencana
produksi, pemasaran, dan layanan yang diberikan. Oleh karena itu,
mereka mengunci sebagian besar sisa biaya siklus hidup. Faktor-faktor
penentu keberhasilan pada tahap desain meliputi:
 Penghematan waktu pemasaran
 Menekan biaya jasa yang diharapkan
 Menekan pengaruh lingkungan produk
 Meningkatakan kemudahan produksi

17
 Proses perencanaan dan desain

c. Penetapan Harga Strategis Menggunakan Siklus Hidup Produk


1) Penetapan Harga Menggunakan Siklus Hidup Biaya
Penetapan harga berbasis biaya adalah pendekatan umum untuk
perusahaan manufaktur dan jasa. Mereka adalah yang bersaing
pada informasi biaya yang menggunakan kepemimpinan biaya
(cost leadership) untuk meningkatkan efisiensi operasional untuk
menurunkan biaya dan harga
a) Biaya Produksi Penuh Ditambah Kenaikan Harga
Dalam metode ini, perusahaan menentukan biaya produksi
penuh (total biaya tidak tetap dan biaya produksi tetap) dan
menerapkan presentase kenaikan harga untuk menutup
biaya operasional lainnya ditambah keuntungan.
b) Biaya Siklus Hidup Ditambah Kenaikan Harga
Pendekatan siklus hidup pada penetapan harga
menggunakan biaya siklus hidup penuh, daripada hanya
menggunakan biaya produksi.
c) Biaya Penuh Dan Persentase Margin Bruto Yang
Diinginkan
Dalam variasi ini, harga ditentukan sehingga persentase
margin bruto yang diinginkan dapat tercapai.
d) Biaya Penuh Ditambah Pengembalian Aset Yang
Diinginkan Pendekatan umum untuk penetapan harga
lainnya adalah dengan mengatur harga untuk mencapai
pengembalian aset yang diinginkan.

18
2) Penetapan Harga Strategis Untuk Tahp-Tahap Pada Siklus
Hidup Penjualan
a) Tahap 1 : Pengenalan Tahap ini melibatkan sedikit persaingan,
dan penjualan naik perlahan-lahan ketika pelanggan sadar akan
adanya produk atau jasa yang baru.
b) Tahap 2 : Pertumbuhan Pada tahap ini penjualan mulai
meningkat dengan cepat seperti hal nya keberagaman produk.
c) Tahap 3 : Jatuh Tempo Tahap ini penjualan masih meningkat
tetapi pada tingkat yang menurun
d) Tahap 4 : Penurunan Penjualan Tahap ini penjualan dan harga
terus menurun, seperti halnya jumlah pesaing

19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Henry Ford menjelaskan sebuah teknik yang disebut dengan “target
costing”. Dimana target costing, perusahaan menentukan biaya
yang diperbolehkan untuk produk atau jasa pada sebuah harga
pasar yang kompetitif sehingga perusahaan dapat menghasilkan
laba yang diingankan.
 Menerapkan pendekatan target biaya melibatkan lima langkah yaitu
tentukan harga pasar, tentukan laba yang diinginkan. hitung biaya
target dengan harga pasar dikurangi laba yang diinginkan, gunakan
rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara mengurangi biaya
produk. dan gunakan biaya kaizen dan kontrol operasional untuk
mengurangi biaya lebih lanjut.
 Penentuan Target Costing dapat menguntungkan karena hal-hal
berikut ini :
- Meningkatkan kepuasan pelanggan, karena desain difokuskan
pada nilai-nilai pelanggan.
- Mengurangi biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien.
- Membantu perusahaan mencapai profitabilitas yang diinginkan
pada produk baru atau didesain ulang.
- Dapat mengurangi total waktu yang dibutuhkan untuk
pengembangan produk, melalui peningkatan koordinasi manajer
desain, manufaktur, dan pemasaran

20
DAFTAR PUSTAKA

Blocher , Stout ,Cokins. 2009. Cost Management : A Strategic Emphasis.


MCGraww-Hill.USA (BCL)

21

Anda mungkin juga menyukai