MAKALAH
OLEH
KELOMPOK III
Puteri Sari Damayanti (A062191002)
Husniar (A062191026)
Ahmad Saifur Rijal (A062191036)
Arlan Tahir (A062191027)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAGISTER AKUNTANSI
2019
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Alhamdulillahirabbil Alamin, Puji Syukur atas segala nikmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua, terkhusus para penulis
makalah kelompok tiga program Pascasarjana Magister Akuntansi 2019.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan target costing ?
b. Apa yang dimaksud dengan kaizen cost ?
c. Apa yang dimaksud dengan the theory of constraints (TOC) ?
d. Apa yang dimaksud dengan life cycle costing ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Memahami tentang target costing
b. Memahami tentan kaizen cost
c. Memahami tentang the theory of constraints (TOC)
d. Memahami tentang life cycle costing
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. TARGET COSTING
a. Ruang Lingkup Target Costing
Henry Ford menjelaskan sebuah teknik yang disebut dengan
“target costing”. Dimana target costing, perusahaan menentukan biaya
yang diperbolehkan untuk produk atau jasa pada sebuah harga pasar
yang kompetitif sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba yang
diingankan. Biaya target atau target costing merupakan metode
penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu
menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga
pasar yang kompetitif dengan mengharapkan laba. Dalam metode ini,
perusahaan menetapkan biaya produk yang diangga sesua dengan
keadaan pasar, menentukan laba yang diinginkan kemudian menentukan
harga jual produk kepada konsumen atau masyarakat.
6
siklus hidup produk. Oleh Perhatian yang cermat terhadap desain,
pengurangan yang signifikan dalam biaya total adalah mungkin.
Dengan itu memposisikan pada fase awal, hulu dari siklus biaya
hidup, penetapan target biaya jelas dapat membantu perusahaan
mengurangi total biaya. Target costing adalah cara yang sangat berguna
untuk dikelola pertukaran yang diperlukan antara fungsionalitas dan biaya.
Menerapkan pendekatan target biaya melibatkan lima langkah:
7
Tiga langkah pertama membutuhkan sedikit penjelasan tambahan.
Namun, penentuan laba yang diinginkan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Cara yang umum adalah dengan menetapkan per unit yang
diinginkan keuntungan. Pendekatan ini berarti bahwa, jika harga produk
turun dan biaya target turun secara proporsional, maka laba akan tetap
sama setelah perubahan harga, dengan asumsi perusahaan memenuhi
harga baru dan penjualan dalam satuan tidak berubah. Pendekatan lain
adalah menetapkan laba yang diinginkan sebagai persentase dolar
penjualan. Bagian tentang penetapan harga pada akhir bab ini
memberikan beberapa tambahan contoh metode penetapan harga.
Bagian berikut menjelaskan langkah keempat dan kelima:
1. Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai digunakan dalam penetapan target biaya untuk
mengurangi biaya produk dengan menganalisis trade-off antara
berbagai jenis fungsi produk (berbagai jenis fitur produk) dan total
biaya produk. Langkah pertama yang penting dalam rekayasa nilai
adalah melakukan analisis konsumen selama tahap desain produk
baru atau yang direvisi. Analisis konsumen mengidentifikasi kritis
preferensi konsumen yang menentukan fungsionalitas yang diinginkan
untuk produk baru. Jenis rekayasa nilai yang digunakan tergantung
pada fungsionalitas produk.
Target Costing lebih berguna untuk produk-produk dalam
kelompok perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif, piranti
lunak, dan fitur elektronik lainnya karena perusahaan memiliki
beberapa pertimbangan tentang jumlah fitur yang lebih besar. Jenis
umum dari rekayasa nilai yang diterapkan di perusahaan-perusahaan
ini adalah functional analysis adalah sebuah jenis yang umum darai
rekayasa nilai dimana biaya dan kinerja dari setiap fungsi atau fitur
utama dari produk diteliti. . Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan yang diinginkan keseimbangan fungsi dan biaya. Sebuah
8
tingkat keseluruhan yang diinginkan dari pencapaian kinerja untuk
setiap fungsi diperoleh sambil menjaga biaya dari semua fungsi untuk
tetap berada dibawah biaya target. Penentuan acuan (benchmarking)
sering digunakan pada langkah ini untuk menentukan fitur mana yang
memberikan perusahaan sebuah keunggulan yang kompetitif.
Design Analysis (analisis desain) adalah bentuk umum dari
rekayasa nilai dimana tim desainer mempersiapkan desain yang
memungkinkan dari sebuah produk, masing-masing memiliki fitur
yang serupa dengan tingkat kinerja dan biaya yang berbeda.
Penentuan tolok ukur dan analisis value chain membantu
mengarahkan tim desainer dalam memepersiapkan desai berbiaya
rendah dan kompetitif. Tim desainer bekerja dengan personel
manajemen biaya untuk memilih satu desain yang paling sesuai
dengan preferensi pelanggan sekaligus tidak melebihi biaya target.
Sebuah perbandingan yang berguna dari penentuan biaya
berdasarkan target yang berbeda dan strategi pengurangan biaya
dalam tiga perusahaan Jepang, berdasarkan penelitian lapangan
Robin Cooper, diilustrasikan pada Exhibit 13.4
9
perusahaan. Pemicu biaya meliputi, misalnya, ukuran produk, bahan
yang digunakan dalam pembuatannya, dan sejumlah fitur. Group
Technology (teknologi kelompok) adalah sebuah metode untuk
mengidentifikasi kemiripan pada komponen-komponen produk yang
diproduksi sehingga komponen yang sama dapat digunakan dalam
dua produk atau lebih, dengan demikian dapat menekan biaya.
Concurrent Engineering (rekayasa gabungan) atau rekayasa
berkelanjutan, adalah sebuah perkembangan baru dalam proses
desain produk yang menggantikan pendekatan rekayasa dasar
dimana desainer produk bekerja di tempat yang tertutup untuk
komponen khusus dari proyek desain keseleruhan.
10
Exhibit 13.5 menunjukan hubungan antara penentuan biaya
berdasarkan Target Costing dan Kaizen. Harga dianggap stabil atau
menurun dari waktu ke waktu bagi perusahaan-perusahaan dimana
penentuan biaya berdasarkan target dianggap cocok untuk digunakan,
mengingat persaingan yang ketat pada harga, kualitas produk dan
fungsi produk. Perusahaan-perusahaan ini menanggapi tekanan
persaingan dengan mendesain ulang produk mereka secara berkala
dengan menggunakan penentuan biaya bersadarkan target untuk
menekan harga produk dan meningkatkan nilai produk-produk tersebut
secara berkesinambungan. Simak dua titik pada Exhibit 13..5 yang
berlabel Target Costing pertama dan Kedua. Periode waktu antara
desain ulang produk adalah sekitar siklus hidup penjualan produk.
Pada saat diantara desain ulang produk, perusahaan menggunakan
Kaizen untuk menekan biaya produk dalam proses produksi melalui
penyederhanan jarring-jaring pasokan dan meningkatkan baik metode
produksi dan program produktivitas. Dengan demikian, penentuan
biaya berdasarkan target dan Kaizen adalah metode pelengkap yang
digunakan untuk menekan biaya dan meningkatkan nilai secara
berkelanjutan.
11
Dapat membantu memberikan keunggulan kompetitif di saat resesi
ekonomi.
Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, karena
desain dikembangkan dan diproduksi dengan cermat masalah
dipertimbangkan secara eksplisit dalam fase desain.
12
Berdasarkan pada operasi dan tujuan perusahaan, awal dari waktu
siklus juga dapat diartikan sebagai waktu dari sebuah batch produksi
dijadwalkan, saat bahan mentah dipesan, atau waktu ketika produksi
pesanan dimulai. Waktu penyelesaian siklus juga dapat diartikan sebagai
waktu ketika produksi selesai atau waktu ketika pesanan tersebut siap
untuk dikirim. Pengukuran lain yang berguna adalah efisiensi siklus
produksi (manufacturing cycle efficiency – MCE) adalah rasio dari waktu
pengolahan terhadap waktu siklus total.
𝑷𝑹𝑶𝑪𝑬𝑺𝑺𝑰𝑵𝑮 𝑻𝑰𝑴𝑬
𝑴𝑬𝑪 =
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑪𝒀𝑪𝑳𝑬 𝑻𝑰𝑴𝑬
13
Proses 1. Pasang lubang suara.
Proses 2. Tes dan programkan chip komputer (hanya
produk HPI)
Proses 3. Instal elektronik lainnya.
Proses 4. Lakukan perakitan dan tes akhir.
Proses 5. Kemas dan kirim.
2) Langkah 2: Menentukan Komposisi Produk yang Paling
Menguntungkan pada Kendala yang dihadapi. Komposisi
produk yang paling menguntungkan adalah gabungan dari
produk-produk yang memaksimalkan total keuntungan untuk
kedua produk tersebut. Untuk menentukan produk yang
paling menguntungkan, pertama-tama menentukan produk
yang paling menguntungkan, dengan kendala yang dihadapi.
TOC mengukur peluang laba produk menggunakan
throughput margin, dimana harga produk dikurangi biaya
bahan baku (termasuk keseluruhan biaya yang digunakan
bahan baku, komponen-komponen yang dibeli, dan biaya
pengendali bahan baku). Dalam contoh, pengukuran laba
yang relevan adalah batas keluaran per menit waktu pada
perakitan dan pengecekan akhir.
3) Langkah 3: Memaksimalkan Arus Melalui Kendala yang
Ada. Pada langkah ini, akuntan manajemen mencari cara
untuk mempercepat arus melalui kendala yang ada dengan
menyederhanakan proses yang ada, meningkatkan desain
produk, mengurangi waktu pengaturan, dan mengurangi
penundaan-penundaan lainnya pada kegiatan yang tidak
dijadwalkan dan tidak menambah nilai seperti pemeriksaan
atau rusaknya mesin, diantara yang lainnya
4) Langkah 4: Menambahkan Kapasitas pada Kendala.
Sebagai tindakan jangka panjang untuk meringankan
kendala dan meningkatkan waktu siklus, manajemen harus
14
mempertimbangkan menambah kapasitas pada kendala
dengan menambahkan mesin baru atau yang ditingkatkan
dan/atau tenaga kerja tambahan.
5) Langkah 5: Mendesain Ulang Proses Produksi untuk
Fleksibelitas dan Waktu Siklus yang Cepat. Tanggapan
strategis yang paling lengkap untuk kendala adalah untuk
mendesain ulang proses produksi, termasuk pengenalan
teknologi produksi baru, penghentian beberapa produksi dari
produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang
beberapa produk untuk kasus produksi yang lebih besar.
15
ABC tidak dapat digunakan untuk menentukan komposisi produk
jangka pendek terbaik. ABC dan TOC merupakan metode
komplementer, ABC menyediakan analisis komprehensif dari
pengungkit biaya dan biaya unit akurat sebagai dasar untuk keputusan
strategis tentang penetapan harga jangka panjang dan komposisi
produk. Sebaliknya TOC memberikan metode yang berguna untuk
meningkatkan peluang laba jangka pendek dari pabrik melalui
penyesuaian komposisi produk jangka pendek dan melalui perhatian
terhadap kendala produksi.
16
a. Penentuan Biaya Siklus Hidup
Metode manajemen biaya memiliki kecenderungan untuk berfokus
hanya pada biaya produksi, biaya hulu dan hilir dapat menunjukkan
sebuah porsi yang signifikan dari biaya siklus hidup total, khususnya pada
industri tertentu. Biaya hulu dan hilir dikelola pada beberapa cara
termasuk peningkatan hubungan baik dengan pemasok dan distributor,
hal yang paling penting adalah desain produk dan proses produksi.
Biaya hulu dan hilir dikelola pada beberapa cara termasuk
peningkatan hubungan baik dengan pemasok dan distributor, hal yang
paling penting adalah desain produk dan proses produksi.
b. Pentingnya Desain
Karena manajer mempertimbangkan biaya hulu dan hilir,
pengambilan keputusan pada tahap desain sangat penting. Meskipun
biaya yang dikeluarkan pada tahap desain hanya bisa terhitung sangat
kecil persentase dari total biaya selama seluruh siklus hidup produk,
keputusan tahap desain berkomitmen sebuah perusahaan untuk rencana
produksi, pemasaran, dan layanan yang diberikan. Oleh karena itu,
mereka mengunci sebagian besar sisa biaya siklus hidup. Faktor-faktor
penentu keberhasilan pada tahap desain meliputi:
Penghematan waktu pemasaran
Menekan biaya jasa yang diharapkan
Menekan pengaruh lingkungan produk
Meningkatakan kemudahan produksi
17
Proses perencanaan dan desain
18
2) Penetapan Harga Strategis Untuk Tahp-Tahap Pada Siklus
Hidup Penjualan
a) Tahap 1 : Pengenalan Tahap ini melibatkan sedikit persaingan,
dan penjualan naik perlahan-lahan ketika pelanggan sadar akan
adanya produk atau jasa yang baru.
b) Tahap 2 : Pertumbuhan Pada tahap ini penjualan mulai
meningkat dengan cepat seperti hal nya keberagaman produk.
c) Tahap 3 : Jatuh Tempo Tahap ini penjualan masih meningkat
tetapi pada tingkat yang menurun
d) Tahap 4 : Penurunan Penjualan Tahap ini penjualan dan harga
terus menurun, seperti halnya jumlah pesaing
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Henry Ford menjelaskan sebuah teknik yang disebut dengan “target
costing”. Dimana target costing, perusahaan menentukan biaya
yang diperbolehkan untuk produk atau jasa pada sebuah harga
pasar yang kompetitif sehingga perusahaan dapat menghasilkan
laba yang diingankan.
Menerapkan pendekatan target biaya melibatkan lima langkah yaitu
tentukan harga pasar, tentukan laba yang diinginkan. hitung biaya
target dengan harga pasar dikurangi laba yang diinginkan, gunakan
rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara mengurangi biaya
produk. dan gunakan biaya kaizen dan kontrol operasional untuk
mengurangi biaya lebih lanjut.
Penentuan Target Costing dapat menguntungkan karena hal-hal
berikut ini :
- Meningkatkan kepuasan pelanggan, karena desain difokuskan
pada nilai-nilai pelanggan.
- Mengurangi biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien.
- Membantu perusahaan mencapai profitabilitas yang diinginkan
pada produk baru atau didesain ulang.
- Dapat mengurangi total waktu yang dibutuhkan untuk
pengembangan produk, melalui peningkatan koordinasi manajer
desain, manufaktur, dan pemasaran
20
DAFTAR PUSTAKA
21