DISUSUN OLEH:
RAHMANIAH A062221048
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Lanjutan yang dibimbing oleh dosen kami, Dr. Nirwana, SE.,Ak.,M.Si.,CA. Diharapkan semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah................................................................................................................1
3.1 Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................2
2.1 Akuntansi Manajemen .........................................................................................................2
2.2 Pengukuran/Penilaian Sektor Publik....................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................................................14
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3. Penilaian Investasi
Menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial. Untuk menilai investasi diperlukan
identifikasi biaya, risiko dan manfaat atau keuntungan dari suatu investasi.
4. Penganggaran
Berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Akuntansi manajemen
merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya
publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.
5. Penentuan Biaya Pelayanan
Menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa
tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung
subsidi yang diberikan.
6. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang tetap
ditetapkan. Akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan
satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara obyektif atas pencapaian
prestasiyahng diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi
6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan instansni pemerintah, dan
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif
C. Informasi Yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja
1. Informasi Finansial
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat.
Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara
kinerja actual dengan yang dianggarkan. Analisis varians secara garis besar berfokus pada:
a. Varians pendapatan (revenue variance)
b. Varians pengeluaran (expenditure variance)
c. Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance)
d. Varians belannja investasi/modal (capital expenditure variance)
2. Informasi Nonfinansial.
Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolak ukur lainnya. Pengukuran dengan metode
Balanced Scorecard melibatkan empat aspek, yaitu:
a. Perspektif finansial (financial perspective)
b. Persfektif kepuasan pelanggan (customer perspective)
c. Perspektif efisiensi proses internal (internal process efficiency), dan
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)
D. Peranan Indikator Kinerja Dalam Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan pengukuran kinerja, variable kunci yang sudah teridentifikasi tersebut
kemudian dikembangakkn menjadi indicator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan.
1. Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit
kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variable-
variable kunci finansial dan non finansial pada kondisi waktu tertentu.
2. Indikator Kinerja Kunci merupakan sekumpulan indicator yang dapat diianggap sebagai ukuran
kinerja kunci baik yang bersifaft finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi
dan kinerja unit bisnis, indicator ini dapat digunakan dapat digunakan oleh manajer untuk
mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
7
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu indikator kinerja menurut Bastian (2010:7) yaitu :
b. Dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau
lebih yang mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
c. Relevan, indikator kinerja harus mengenangani aspek objektif relevan
d. Dapat dicapai, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses,
keluaran, hasil, manfaat serta dampak.
e. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan, penyesuaian pelaksanaan dan hasil
pelaksanaan kegiatan
f. Efektif ; dana/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat
disimpulkan, diolah dan dianalitis dengan biaya yang tersedia.
2. Pengertian Value For Money
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sector publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efesiensi dan efektivitas. Value for
money merupakan inti pegkuran kinerja pada sektor organisasi pemerintah. Value for money
merupakan pendekatan nilai untuk uang yang artinya dimana nilai uang untuk menilai biaya
suatu produk atau layanan terhadap kualitas penyediaan. Value for money merupakan inti
pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari
output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output dan outcome
secara bersama-sama.
Pengukuran kinerja value for money memberikan informasi yang dapat membentuk
fungsi-fungsi pengendalian serta mendorong tanggungjawabmanajer dalam melaksanakan
fungsi akuntabilitas. Oleh karena itu, value for money dapat membantu pihak manajemen
dalam melakukan pengambilan keputusan yang lebih baik. Indikator kinerja harus dapat
memberikan manfaat kepada pihak internal yaitu berperan untuk menunjukkan, memberikan
10
indikasi atau memfokuskan perhatian pada bidang yang relevan dilakukan tindakan perbaikan
maupun kepada pihak eksternal yaitu mengontrol dan sekaligus memberikan informasi dalam
rangka mengukur tingkat akuntabilitas publik.
Value for money adalah suatu konsep untuk menilai kinerja suatu organisasi sektor
publik yang tidak hanya ditinjau dari aspek keuangan saja, Konsep value for money
merupakan konsep untuk mengukur ekonomi, efesiensi, dan efektivitas kinerja program,
kegiatan organisasi. Konsep value for money adalah konsep yang penting dalam organisasi
sektor publik sehingga sering kali disebut dengan inti dari pengukuran kinerja sektor publik.
Menurut Mahmudi (2007) dalam Halim dan Kususfi (2013:132). VFM juga mengandung arti
sebagai penghargaan terhadap dalam nilai uang. Hal ini berarti setiap rupiah harus dihargai
secara layak dan digunakan sebagaimana mestinya.
Manfaat implementasi Konsep value for money pada organisasi sektor publik antara lain :
1) Meningkatkan efektivitas pelayanan pubik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat
sasaran.
2) Meningkatkan mutu pelayanan publik.
11
Indikator efesiensi mengagambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu
unit organisasai (seperti staf, upah, biaya administrasi) dan keluaran yang dihasilkan.
Sedangkan indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dam dampak (outcome)
dari keluaran (otput) program dalam mencapai tujuan program. Indikator efesiensi dan
efektivitas harus digunakan secara bersamasama. Karena disatu pihak mungkin
pelaksanaannya sudah dilakukan secara ekonomis dan efesien akan tetapi output yang
dihasilkan tidak sesuai dengan target yang diharapkan atau dilain pihak sebuah program
dapat dikatakan efektif dalam mencapai tujuan. Akan tetap mungkin dicapai dengan cara
yang tidak ekonomis dan efesien. Jika suatu program efektif dan efesien maka program
yang dijalankan dapat dikatakan cost-effectiveness. Indikator efektivitas biaya merupakan
kombinasi informasi efesiensi dan efektivitas dan dapat memberikan ukuran kinerja bottom
line yang dalam sektor publik diidentikkan dengan pelayanan publik.
c. Langkah-langkah Pengukuran Value For Money
1) Pengukuran Ekonomi
Pengukuran ekonomis haya mempertimbangkan masukan (input) yang dipergunakan.
Dalam hal ini ekonomi merupakan ukuran relatif. Berbagai pertanyaan yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran ekonomi, antara lain: (i) Apakah biaya organisasi lebih
besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi; (ii) Apakah organisasi lebih besar
12
dari pada biaya organisasi sejenis yang dapat diperbandingkan; (iii) Apakah organisasi
telah meggunakan sumber daya finansial secara maksimal. Tiga pertanyaan ini dapat
dikatakan sebagai pertanyaan mendasar, dan selanjutnya masih dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengetahui tingkat
ekonomisnya.
2) Pengukuran Efesiensi
Efesiensi dapat diukur dengan rasio antara output dan input. Semakin besar rasio
berarti semakin tinggi nilai efesiensi. Dalam pengukuran indikator Value for money
efesiensi teknis manajerial. Efesiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk
mendaya gunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efesiensi teknis
atau manajerial terkait dengan kemampuan mendaya gunakan sumber daya input pada
tingkat output tertentu. Dalam organisasi sektor publik setiap perlu dibuat standar
belanjanya (standard spending assessment) sebagai bentuk standar biaya. Pengukuran
efesiensi dilakukan dengan cara membandingkan realisasi belanja dengan standar
belanjanya. Penetapan standar belanja tersebut sebelumnya juga sudah harus
mempertimbangkan aspek ekonomi serta standar pelayanan public minimum yang
harus dipenuhi.
3) Pengukuran Efektivitas
Efektivitas dapat diukur dengan rasio antara outcome dan output. Berhasil tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya dapat diukur dengan tingkat efektivitas dari
kegiatan organisasi tersebut. Apabila organisasi berhasil dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang dietapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut telah berjalan
dengan efektif.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Organisasi sektor publik merupakan suatu landasan yang riil dkean nyata yang kompeten pada
anggota masing – masing yang memiliki ilmu serta wawasan yang luas serta membantu keadaan
serta kelayakan pada situsi tertentu.
2. Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk pengambilan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta membantu memberi informasi untuk perencanaan dan
pengendalian bagi manajer publik. Akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik berperan
untuk merencanakan strategi, memberikan informasi biaya, penilaian investasi, penganggaran,
dan penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan tarif pelayanan (charging for service).
3. Pengertian indikator kinerja berdasarkan penyampaian Lembaga Administrasi Negara dan Badan
Pengawas Keuangan Pemerintah (LAN BPKP 2000:5) diartikan sebagai ukuran kuantitatif dan
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan
3.2 Saran
Prinsip akuntansi manajemen sektor publik pada dasarnya tidak memiliki banyak perbedaan
dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan padasektor swasta. Akan tetapi, harus diingat
bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakterisitik dengan sektor swasta, sehingga
penerapan teknik akuntansimanajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa
modifikasi.
14
DAFTAR RUJUKAN
Abdul Halim dan Syam Kususfi. 2013. “Akuntansi Sektor Publik “. Jakarta Salemba Empat.
Kamaruddin, Ahmad. 2007. Akuntansi Manajemen : Dasar-dasar konsep biaya dan pengambilan
keputusan. Penerbit Raja Grafindo. Jakarta.
Mangkuprawira, Sjafri. 2003. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Penerbit Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Mahmudi. 2010. “Manajemen Kinerja Sektor Publik “. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN.Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen; Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.
Munir, Badrul. 2003“ Perencanaan Anggaran Kinerja Memangkas Infensiensi Anggaran Daerah “.
Yogyakarta.
Narimawati, Umi. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Agung Media. Jakarta.