Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA PADA

ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Nur Isna Inayati, S.S.T., M.Si.


Universitas Muhammadiyah Purwokerto
nurisna.inayati@gmail.com / nurisnainayati@ump.ac.id

ABSTRAK
Pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik terdiri dari pengukuran kinerja
keuangan dan non keuangan. Penulisan paper ini menggunakan metode telaah dari
berbagai literature dari berbagai sumber article internasional. Organisasi atau
lembaga sektor publik dalam mengeimplementasikan pengukuran kinerjanya baik
keuangan maupun non keuangan menggunakan bermacam-macam langkah,
sehingga para manager organisasi lembaga sektor publik harus menyesuaikan
sistem pengukuran kinerja yang tepat seperti apa yang akan digunakan oleh
organisasi tersebut sesuai kondisi masing-masing organisasi lembaga sektor
publik.
Keyword: pengukuran keuangan, kinerja keuangan, keinerja non keuangan,
sektor publik.

ABSTRACT

Performance measurement in public sector organizations consists of measuring


financial and non-financial performance. The writing of this paper uses a study
method from various literatures from various international article sources. Public
sector organizations or institutions in implementing their financial and non-
financial performance measures use a variety of steps, so that public sector
agency organization managers must adapt the appropriate performance
measurement system to be used by the organization according to the conditions of
each sector agency organization public.

Keyword: financial measurement, financial performance, non financial


performance, public sector
PENDAHULUAN tersebut dalam menghasilkan
Organisasi sektor publik pelayanan kepada masyarakat yang
merupakan organisasi dibawah lebih baik.
naungan pemerintahan. Peran dari KAJIAN TEORI
organisasi sektor publik di Indonesia Menurut (Mardiasmo, 2009),
sangat penting bagi masyarakat, sistem pengukuran kinerja pada
karena dengan banyaknya lembaga organisasi sektor publik merupakan
pemerintahan di Indonesia maka serangkaian sistem yang memiliki
diharapkan lembaga-lembaga tujuan untuk membantu manajemen
tersebut dapat lebih mengutamakan publik mengambil keputusan
kepuasan masyarakat serta beberapa strategis melalui informasi keuangan
hal yang menyangkut dan informasi non keuangan. Sistem
pertanggungjawabannya untuk lebih pengukuran kinerja pada organisasi
transparan. sektor publik dapat menjadi alat
Untuk mewujudkan tujuan pengendalian organisasi tersebut
organisasi sektor publik dalam karena menetapkan sistem
melayani masyarakat secara penuh penghargaan dan hukuman.
maka organisasi atau lembaga- Dasar dilakukannnya
lembaga sektor publik membutuhkan pengukuran kinerja pada organisasi
anggaran yang sesuai dengan sektor publik adalah sebagai wujud
kebutuhan organisasi dalam melayani pertanggungjawaban organisasi
masyarakat. Anggaran yang kepada publik dan membantu
diberikan kepada lembaga organisasi memperbaiki kinerja pada organisasi
sektor publik tidak serta merta pemerintahan serta agar alokasi
digunakan saja tetapi juga harus sumberdaya tepat sasaran.
dianalisis guna untuk mengukur Tujuan dari sistem pengukuran
keberhasilan kinerja organisasi sektor kinerja diantaranya:
publik tersebut. Pengukuran kinerja a. Komunikasi tentang strategi
pada organisasi sektor publik yang lebih baik
digunakan untuk menilai
akuntabilitas organisasi sektor publik

2
b. Menyeimbangkan pengukuran Indikator kinerja digunakan
kinerja keuangan dan non untuk menganalisis apakah kegiatan
keuangan yang dilakukan oleh organisais sektor
c. Mengakomodasi pemahaman publik sudah berjalan secara efisien
kepentingan manajemen dari dan efektif. Untuk menentukan
level atas sampai manajemen indicator kinerja, ada beberapa hal
level bawah yang perlu diperhatikan diantaranya

d. Berdasarkan pendekatan biaya pelayanan, penggunaan,

individual untuk mencapai kualitas dan standar pelayanan,

kepuasan dan kemampuan cakupan pelayanan, serta kepuasan.

yang rasional Sole and Schiuma (2010),

Informasi yang digunakan untuk dalam penelitiannya menyoroti

mengukur kinerja pada organisasi masalah mendasar terkait dengan

sektor publik adalah: pelaksanaan sistem pengukuran

a. Informasi keuangan, yang kinerja dalam organisasi publik.

dilakukan dengan mengukur Penelitian ini memberikan kontribusi

dan menganalisis varians ganda. Ini menganalisis faktor-faktor

kinerja yang sebenarnya yang mempengaruhi adopsi dan

dengan varians kinerja yang pelaksanaan langkah-langkah kinerja

dianggarkan dalam organisasi publik. Di sisi lain

b. Informasi non keungan, yang menyajikan hasil statistik deskriptif

dilakukan dengan menambah survei menyoroti posisi lembaga

keyakinan terhadap kualitas Italia berkaitan dengan penggunaan

kinerja sektor publik dengan ukuran kinerja. Penyelidikan empiris

cara menerapkan Balance telah didasarkan pada definisi dari

Scorecard. kerangka mengidentifikasi faktor-

Pengukuran berdasarkan Balance faktor di dasar penyebaran ukuran

Scorecard melibatkan beberapa kinerja. Kerangka yang diusulkan

aspek utama diantaranya keungan, dapat digunakan untuk tujuan

kepuasan publik, efisiensi proses normatif dan deskriptif karena dapat

internal serta pembelajaran dan mendorong manajer dalam organisasi

pertumbuhan. publik untuk memahami dan


menghambat dari pelaksanaan yang

3
efektif dari PMSS. Mengenai hasil Kepercayaan publik mengalami
empiris, mereka memberikan perubahan hanya sedikit setiap
wawasan yang menarik untuk tahunnya dan perubahan
menilai penggunaan ukuran kinerja tersebut sulit untuk ditafsirkan.
dalam administrasi publik Italia. Pada Greiling (2005), memberikan
tahap ini penelitian, hanya hasil gambaran terstruktur dari state-of-
deskriptif telah disajikan. Mereka the-art pengukuran kinerja di sektor
menunjukkan bahwa penggunaan publik Jerman, mengambil semua
langkah-langkah dalam administrasi tingkat federal yang ke account dan
publik Italia belum meluas dan dalam menawarkan ide-ide untuk perbaikan
hal adopsi dan implementasinya juga pengukuran kinerja. Potensi
masih ada kekurangan. pengukuran kinerja yang penuh dapat
Goh (2012), pada penelitiannya ditambah dengan biaya transaksi dan
menunjukkan bahwa terdapat tiga kesempatan pengukuran kinerja dan
faktor penting yang perlu ke kondisi di mana pengukuran
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kinerja dapat mendukung proses
yang efektif dari sistem pengukuran pembelajaran organisasi.
kinerja di sektor publik. Mereka Hawke (2012), pengaturan
adalah kebijaksanaan manajerial, manajemen kinerja sektor publik
belajar dan budaya organisasi Australia telah didefinisikan oleh
evaluatif dan keterlibatan pemangku faktor eksternal (politik), struktural
kepentingan. dan teknis yang kuat. Ini telah
Van der Schee, Groenewegen menjadi fitur yang sangat positif
and Friele (2006), pada penelitiannya dalam mencapai sistem yang stabil
memantau kepercayaan publik dalam dan canggih. Penelitian ini
pelayanan kesehatan di Belanda yang menunjukkan bahwa lebih
digunakan sebagai indicator kinerja menekankan pada manajemen, faktor
untuk perawatan kesehatan selama perilaku dan budaya bisa lebih terus
delapan tahun, dari 1997 sampai fokus pada manfaatnya pada teknik
2004. Hasil dari penelitian ini ialah perbaikannya untuk reformasi lebih
fluktuasi kepercayaan pelayanan lanjut.
kesehatan yang relatif kecil dan Putu S., Helden and Tillema
dalam kisaran yang sama. (2007), pada penelitian ini

4
berargumen bahwa organisasi sektor mengembangkan indikator, seperti:
publik di negara-negara berkembang metode teknis untuk mendapatkan
akan menghadapi posisi yang tidak keterlibatan masyarakat, cara untuk
seimbang, yaitu ketidakseimbangan menghubungkan kinerja untuk
antara permintaan dan pasokan remunerasi pegawai negeri, dan
informasi kinerja. Lebih tepatnya, langkah-langkah untuk memimpin
reformasi sektor publik - yang transisi keberhasilan.
sebagian dirangsang oleh Menurut Yaisawang (2000),
meningkatnya keterlibatan beberapa pemerintah NSW menerapkan
stakeholder - menyebabkan kerangka keuangan yang dirancang
peningkatan permintaan untuk untuk mendorong penyedia layanan
informasi kinerja tetapi, karena pemerintah menjadi lebih efisien dan
rendahnya kapasitas kelembagaan efektif. NSW Treasury menggunakan
dan tingginya tingkat korupsi, Data Envelopment Analysis (DEA)
peningkatan permintaan ini tidak untuk mengukur efi siensi penyedia
selalu diikuti oleh pasokan yang layanan utama pemerintah, seperti
mencukupi dari informasi kinerja. polisi, pengadilan dan rumah sakit.
Perhatian utama pada Hasil menunjukkan bahwa patroli
penelitian yang dilakukan oleh polisi NSW (kabupaten polisi
Astriani (2014), adalah pemerintah setempat) rata-rata, mengurangi
daerah di Indonesia bagaimana penggunaan input dengan 13,5
pemerintah daerah harus persen melalui manajemen yang
mengembangkan indikator lebih baik, dan 6 persen jika patroli
pengukuran kinerjanya. Pada bisa direstrukturisasi untuk mencapai
penelitian ini sudah diusulkan salah skala optimal. Hasil penelitian juga
satu dari banyak cara untuk menunjukkan bahwa perbedaan
mengembangkan indikator dalam lingkungan operasi, seperti
pengukuran kinerja, hanya lokasi dan faktor sosial ekonomi,
memberikan garis besar sebagai tidak signifikan dalam pengaruhnya
gambaran umum. Sebuah pedoman pada efisiensi patroli polisi.
teknis yang lebih rinci atau metode Menurut Propper and Wilson
yang dibutuhkan untuk melengkapi (2003), penelitian yang dilakukan
langkah-langkah yang diusulkan berfokus pada bukti empiris tentang

5
penggunaan dan kegunaan Ballantine, Brignall and Modell
pengukuran kinerja dalam sektor (1998), mengamati perbaikan
publik. Ini dimulai dengan manajemen dalam pelayanan
pertimbangan fitur dari sektor publik kesehatan masyarakat di Inggris dan
yang membuat penggunaan ukuran Swedia telah mendorong perubahan
kinerja yang kompleks. Beberapa dalam biaya dan pengukuran kinerja
respon ini (PM). Temuan ini menunjukkan
meningkatkan efisiensi, tetapi yang risiko dari beberapa prioritas
lain tidak dan jatuh ke dalam strategis, mungkin didukung oleh
kategori 'game'. Penilaian kecil kelompok tertentu stakeholder,
umumnya, telah ada tentang menjadi terlalu dominan dan dengan
pengukuran kinerja membawa demikian mengganggu
perbaikan dalam pelayanan keseimbangan antara berbagai
Arnaboldi and Azzone (2010), dimensi kinerja. Oleh karena itu,
meneliti praktik yang baik dalam layanan perspektif pada desain PMS
pengukuran kinerja sistem yang dapat menjadi pelengkap yang
dimplementasikan di universitas di berguna untuk fokus pada tujuan
Italia selama 11 tahun. Penelitian ini strategis, karena menantang sistem
menyoroti dua elemen penting dalam desainer untuk melakukan analisis
proses penerjemahan: kontroversi yang lebih mendalam tentang kondisi
peran, dan pentingnya munculnya operasi.
keragaman pendekatan actor, dari Brighnall and Modell (2000),
perspektif fungsional, implementasi dalam penelitian yang dilakukan
dianggap berhasil bila semua menunjukkan bahwa sifat yang
kontroversi telah dipecahkan; berbeda dari hubungan timbal balik
Penelitian ini malah menemukan antara tiga pemangku kepentingan
bahwa kontroversi mewakili 'risiko utama ini akan memengaruhi sejauh
penting' untuk PMS. Penting karena mana pengukuran kinerja dalam
mereka mempertahankan minat dan organisasi penyedia layanan-fokus
diskusi dalam jaringan; dan risiko akan seimbang dan terintegrasi.
karena mereka selalu menantang Menurut Choong (2013) dalam
kemungkinan mencapai kompromi penelitiannya, melakukan pendekatan
sosio-teknis. dengan meninjau dan memeriksa

6
PMS untuk pengukuran dari 1990 ( dalam rangka meningkatkan
Januari ) hingga 2012 (November). pemahaman dan praktek desain dan
Hasil menunjukkan bahwa implementasi PMSS dalam
peninjauan ini berkontribusi dan organisasi publik. Pada penelitian ini
memperbarui literatur yang ada di mengungkapkan bahwa tantangan
PMS dalam tiga cara: identifikasi penting untuk adopsi dan
kesenjangan dalam hal kegunaan implementasi sistem pengukuran
praktis dan penelitian akademis; kinerja pada organisasi sektor public
saran solusi dalam bentuk kerangka adalah untuk mengevaluasi dan
konseptual untuk meningkatkan mengatur sumber daya kemampuan
pengukuran dan pengukuran kinerja dan asset yang tidak berwujud.
menggunakan fitur yang benar PMS. Kouzmin et all (2006), dalam
Figlo and Kenny (2009), penelitiannya menggunakan sampel
melakukan penelitian di sekolah praktisi administrasi sebagai
dasar dan menengah di negara bagian benchmarking untuk menilai kinerja
Florida untuk mengamati bagaimana organisasi. Hasil penelitian
para pemangku kepentingan menunjukan pengetahuan
menanggapi pengukuran kinerjanya. benchmarking dan informasi adalah
Hasil menunjukkan bahwa Florida strategi pengembangan sumber daya
mengubah sistem penilaian sekolah yang fundamental.
pada tahun 2002 dan mempelajari Penelitia Martin et all (2014
sejauh mana kontribusi swasta untuk mengukur kinerja pelayanan publik
sekolah responsif terhadap informasi melalui jaringan local dengan
yang terkandung dalam nilai sekolah. menggunakan Compehensive Area
Hasil juga menunjukkan bahwa nilai Assessement (CAAs). CAAS
sekolah dapat memiliki efek besar mendorong lembaga berusaha untuk
pada kemampuan sekolah untuk mencapai yang lebih baik kerja
memperoleh kontribusi swasta. kemitraan tetapi tidak memberikan
Jarrar and Schiuma (2007), kefisienan pada data komparatif yang
melakukan penelitian untuk kuat untuk memungkinkan kinerja
mengidentifikasi beberapa penelitian manajer terhadap daerah lain atau
dan praktisi praktis isu-isu mengidentifikasi praktik yang baik di
fundamental yang harus diselidiki tempat lain. Para pembuat kebijakan

7
berharap warga akan menggunakan yang mendasari masalah dalam
CAAS untuk mengadakan kebaktian organisasi sektor publik adalah
untuk mempertanggungjawabkan sebagai berikut: ada banyak
namun Media gagal menarik pemangku kepentingan dengan saling
kepentingan umum. bertentangan kebutuhan; produk
Modell (2003), melakukan akhir dan tujuan yang tidak dijlaskan;
pengembangan pengukuran kinerja kurangnya kepemilikan properti dan
(PM) di sektor universitas Swedia, keterampilan manajemen yang
yang telah dikenakan meningkatnya kurang.
penekanan pada manajemen dengan Menurut Zhonghua and Ye
tujuan sejak awal 1990-an. Hasil (2012), dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa meskipun mengeksplorasi inspirasi pada
model yang diarahkan pada tujuan pengukuran kinerja sektor publik
tidak bisa sepenuhnya ditolak sebagai Cina, yang didasarkan pada tinjauan
heuristik menginformasikan literatur sebelumnya termasuk faktor
perubahan terbaru dalam PM, maka berpengaruh, metode dan indikator
preses perspektif kelembagaan evaluasi kinerja sektor publik. Hasil
berorientasi jauh memperkaya berbagai literatur asing menunjukkan
analisis dengan membuatnya kurang bahwa evaluasi kinerja sektor publik
statis dan informasinya lebih Cina ada 3, diantaranya: Pertama, di
kontekstual. bawah ekonomi pasar, sektor publik
Pada penelitian yang dilakuka Cina dituntut untuk berorientasi
Rantanen et all (2007), pasar, dan mengelolanya lebih
mengidentifikasi masalah spesifik otonom. Kedua, karakteristik sektor
yang dihadapi oleh organisasi sektor publik itu sendiri menentukan bahwa
publik Finlandia dalam merancang tujuan dan sasaran dari penilaian
dan menerapkan sistem pengukuran yang ganda. Ketiga, penilaian kinerja
kinerja (PMS). Hasil menunjukkan membutuhkan kerjasama antar
bahwa desain dan implementasi departemen manajemen sumber daya
proses dalam organisasi sektor publik manusia dan departemen TI.
Finlandia secara signifikan berbeda Menurut Imelda (2004), hasil
dari cara mereka yang diwujudkan penelitian menyebutkan bahwa
dalam industri swasta. Empat alasan organisasi sektor publik dapat

8
menggunakan Balanced scorecard pengukuran kinerja pada organisasi
setelah melakukan modifikasi dari sektor publik dapat digunakan
konsep awal dari balanced scorecard sebagai alat pengendalian organisasi
yang digunakan untuk organisasi dalam bentuk penghargaan ataupun
bisnis. Modikasi tersebut sanksi yang diberikan kapada
diantarannya pertama, misi organisasi tersebut, pengukuran
organisasi publik, sehingga tujuan kinerja diharapkan mampu
utama dari organisasi sektor publik memperbaiki kinerja pemerintahan
adalah memberi pelayanan kepada agar lebih baik, serta dapat
masyarakat secara efektif dan efisien. digunakan sebagai pengambilan
Kedua, memodifikasi posisi antara keputusan pemerintah.
prespektif keuangan dan pelanggan.
Ketiga, prespektif customer diganti DAFTAR PUSTAKA
menjadi prespektif pelanggan dan
Arnaboldi, M., & Azzone, G. (2010).
stakeholders dan keempat, prespektif
Constructing Performance
pertumbuhan dan pembelajaran Measurement In The Public
diganti dengan prespektif karyawan Sector. Critical Perspectives on
Accounting, 21(4), 266–282.
dan kapasitas organisasi.
doi:10.1016/j.cpa.2010.01.016
KESIMPULAN Astrini, N. J. (2014). Local
Berdasarkan pembahasan Government Performance
Measurement: Developing
mengenai pengukuran kinerja pada
Indicators Based On IWA 4:
organisasi sektor publik baik dari 2009. Public Organization
teori maupun dari hasil-hasil Review. doi:10.1007/s11115-
penelitian yang dilakukan maka 014-0276-9
Ballantine, J., Brignall, S., & Modell,
dapat disimpulkan bahwa S. (1998). Performance
keberhasilan pengukuran kinerja Measurement And
pada sektor publik dalam melayani Management In Public Health
Services : A Comparison Of U .
masyarakat tidak hanya diukur dari
K . And
perspektif keuangan saja tetapi juga Swedish Practice, (November
dapat diukur melalui prespektif non 1997).
Brignall, S., & Modell, S. (2000). An
keuangan, yang diwujudkan dalam
Institutional Perspective On
Balanced Scorecard. Selain itu Performance Measurement

9
And Management In The Universitas Kristen Petra, 6
“New Public Sector.” (Gaspersz 2003), 106–122.
Management Jarrar, Y., & Schiuma, G. (2007).
Accounting Research, 11(3), Measuring Performance In
281–306. doi:10.1006 /mare. The Public Sector: Challenges
2000.0136 And Trends. Measuring
Figlio, D. N., & Kenny, L. W. Business Excellence, 11(4), 4–8.
(2009). Public Sector doi:10.1108/1368304071083783
Performance Measurement And Keong Choong, K. (2013).
Stakeholder Support. Journal of Understanding The Features
Public Economics, 93(9-10), Of Performance Measurement
1069– 1077 . System: A Literature Review.
doi:10.1016/j.jpubeco. Measuring Business Excellence,
2009.07.003 17(4),102–121. doi:10.1108-05-
Goh, S. C. (2012). Making 2012-0031
Performance Measurement Kouzmin, A., Löffler, E., Klages, H.,
Systems More Effective In Lo, E., & Korac-kakabadse, N.
Public Sector Organizations. (2006). Benchmarking And
Measuring Business Excellence, Performance Measurement In
16(1), 31– 42. Public Sectors Towards
doi:10.1108/1368304121204653 Learning For Agency.
Greiling, D. (2005). Performance Mardiasmo. (2009). Akuntansi
Measurement In The Public Sektor Publik. Yogyakarta:
Sector: The German ANDI.
Experience. International Martin, S., Downe, J., &
Journal of Productivity and Measurement, P. (2014). Public
Performance Management, Value Management ,
54(7), 551–567. Measurement And Reporting
doi:10.1108/1741040051062223 Article Information :
Hawke, L. (2012). Australian Public Modell, S. (2003). Goals Versus
Sector Performance Institutions: The Development
Management: Success Or Of Performance Measurement
Stagnation? International In The Swedish University
Journal of Productivity and Sector. Management Accounting
Performance Management, Research, 14(4), 333–359 .
61(3), 310–328. doi:10.1016/j.mar. 2003.09.002
doi:10.1108/1741040121120569 Propper, C., & Wilson, D. (2003)
Imelda, R. (2004). Implementasi The Use And Usefulness Of
balanced Scorecard Pada Performance Measures In The
Organisasi Publik Jurnal Public Sector, (03).
Akuntansi Dan Keuangan - Putu S., N., Jan van Helden, G., &
Tillema, S. (2007). Public

10
Sector Performance 84.
Measurement In Developing doi:10.1108/13683041011074227
Countries. Journal of Van der Schee, E., Groenewegen, P.
Accounting & Organizational P., & Friele, R. D. (2006).
Change, 3(3), 192–208. Public Trust In Health Care: A
doi:10.108/18325910710820265 Performance Indicator?
Rantanen, H., Kulmala, H. I., Journal of Health Organization
Lönnqvist, A., & Kujansivu, P. and Management, 20,468–
(2007). Performance doi:10.1108/1477260610701821
Measurement Systems In The Yaisawarng, S. (2000). Performance
Finnish Public Sector. Measurement In Government
International Journal of Public Service Provision : The Case
Sector Management, 20(5), 415– Of Police Services In New
433.doi:10.1108/095135507107 South Wales, 430(1997) , 415–
72521 430.
Sole, F., & Schiuma, G. (2010). Zhonghua, C., & Ye, W. (2012).
Using Performance Measures In Research Frontiers In Public
Public Organisations: Sector Performance
Challenges Of Italian Public Measurement. Physics
Administrations. Measuring Procedia, 25, 793–799.
Business Excellence, 14(3), 70– doi:10.1016/j.phpro.2012.3.159

11

Anda mungkin juga menyukai