KELAS:4 AKUNTASI 4
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2016
PENGUKURAN KINERJA
Syarat yang berlaku untuk semua kelompok kinerja yaitu sebagai berikut:
Peran indikator kinerja, dimana melayani berbagai macam tujuan dasar yangsalah
satunya adalah menjamin pertanggungjawaban organisasi sektor publik.
Manfaat indikator kinerja:
1. Kejelasan tujuan organisasi.
2. Mengembangkan persetujuan pengukuran aktivitas.
3. Keuntungan proses produksi harus dipahami lebih jelas.
4. Tersedianya pembandingan kinerja dari organisasi yang berbeda.
5. Tersedianya fasilitas setting of target untuk penilaian organisasi dan individual.
manager sebagai bagian dari pertanggungjawaban organisasi kepada pemilik
saham
4. PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA
Langkah-langkah dalam menyusun indikator kinerja:
1. Susun dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu, meliputi visi, misi, tujuan,
sasaran dan cara mencapai tujuan/sasaran.
2. Identifikasi data/informasi yang dapat dikembangkan menjadi indicator kinerja.
3. Pilih dan terapkan indicator kinerja paling relevan dan berpengaruh besar terhadap
keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan/program/kegiatan.
2
Menurut Mahsun(2009) dari berbagai literature secara umum,kinerja dapat diartikan
sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,tujuan,misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi.Sedangkan menurut Mahmudi(2010)
kinerja diartikan sebagai suatu konstruksi yang bersifat multidimensional dan pengukurannya
sangat bergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk dan
mempengaruhinya,antara lain:
3
ukur yang relevan digunakan adalah efisien pengelolaan dana dan tingkat kulaitas pelayanan
yang dapat diberikan kepada publik.
Bastian (2001 :331-332) mengemukakan bahwa terlepas dari bedar , jenis, sektor ,atau
spesialisasinya setiap organisasi beiasanya cenderung tertariik pada pengukuran kinerja
dalam aspek berikut:
1. Aspek finasial, meliputi anggaran rutin dalam pembangunan dari suatu instansi
pemerintah. Karena aspek finansial dapat dianalogikan sebgai aliran darah dalam
tubuh manusia, maka aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran kinerja.
2. Kepuasan pelanggan , dimana dalam globalisasi perdagangan ,peran dan posisi
pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi perusahaan. Hal serupa juga
terjadi pada instansi pemerintah. Dengan demikian banyaknya tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang berkualitas, maka instansi pemerintah dituntut untu terus-
menerus memberikan pelayanan yang berkualitas prima. Untuk itu, pengukuran
kinerja perlu didesain sedemikian rupa sehingga pimpinan dapat memperoleh
informasi yang relavan mengenai tingkat kepuasan pelanggan.
3. Operasi bisnis internal , diaman informasi operasi beisnis internal diperlukan untuk
memastikan bahwa seluruh kegiatan instansi pemerintah sudah in-concert (seirama)
untuk mencapai dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam rencana
trategis. Disamping itu , informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk
melakukan perbaikan secara terus menerus atas efisiensi dan efektivitas operasi
perusahaan.
4. Kepuasan pegawai , dimana dalam setiap organisasi pegawai merupakan aset yang
harus dikelola dengan baik. Apabila dalam perusahaan yang banyak melakukan
inovasi, peran strategis pegawai sungguh nyata . hal serupa juga terjadi padah
instansi pemerintah. Apabila pegawai tidak terkelola dengan baik maka kehancuran
instansi pemerintah akan sangat sulit dicegah.
5. Kepuasan komunitas dan stakeholder/shareholder, di mana instansi pemerintah tidak
beroperasi in vacuum, artinya kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan
berbagai pihak penaruh kepentingan terhadap keberadaanya. Untuk itu, informasi
dari pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan para
stakeholder.
6. Waktu, dimana ukuran waktu juga merupakan variabel yang perlu diperhatikan
dalam desain pengukuran kinerja. Betapa sering kita membutuhkan informasi
4
tersebut lambat diterima. Sebaliknya, informasi yang ada yang sering sudah tidak
relavan.
1. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak ahnya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas
pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara inpit dan output.
Konsep produktivitas kemudian dirasa terlalu sempit dan General Accounting Office (GAO)
mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan
seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah sati
indikator kinerja yang penting.
3. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan menegmbangkan program-program pelayanan
publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas
dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung
menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya,
terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditujukan
dengan ketidakselarasan antara pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas
menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik.
5
Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek
pula.
4. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjukkan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah
bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu
merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat
digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik dengan
kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran
internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah seperti pencapaian target.
Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal juga seperti nilai-nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang
tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang
dalam masyarakat.
Berdasarkan ulasan dan pendapat dari pakar manajemen dan organisasi dalam
menjalankan misi yang dimilikinya yang dapat diukur dari tingkat produktivitas, kualitas
layanan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas, yang mana ukuran-ukuran ini akan
diterapkan pada pengukuran kinerja organisasi yang dicapai.
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu menajer publik menilai mencapai suatu strategi memlalui alat ukur financial dan
non fianansial. Sistem pengukuran kinerja dapat diajadikan sebagai alat pengendalian
organisasi , karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment
system.
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional , sehingga tidak ada indikator tunggal
yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprensif. Berbeda dengan sektor
swasta , karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak bersifat intagle output
, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena
itu , perlu dikembangkan ukuran kinerja non-finansial.
6
Sementara menurut Lohman(2003) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas
penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis
organisasi.Whittaker(dalam BPKP,2000) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja merupakan
suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan akuntabilitas.Simmons dalam BPKP,2000 mnyebutkan bahwa pengukuran kinerja
membantu manajer dalaam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara
membandingkan antara hasil akrual dengan sasaran dan tujuan strategis.
Jadi pengukuran kinerja dapat disimpulkan sebagai suatu metode atau alat yang digunakan
untuk menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan rencana strategis sehingga dapat
diketahui kemajuan organisasi serta untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas.
Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat dijadikan
sebagai alat pengendalian organisasi.
7
Pengukuran kinerja merupakan bagian penting bagi proses pengendalian manajemen bagi
sektor publik,menurut Mahmudi(2010) terdapat enam tujuan dalam pengukuran kinerja
sektor publik yaitu:
a) Untuk mengetahui tingkat ketercapain tujuan organisasi.
b) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.
c) Memperbaiki kinerja pada periode berikutnya.
d) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan reward dan
punishment.
e) Memotivasi pegawai.
f) Menciptakan akuntabilitas publik.
Sedangkan tujuan umum pengukuran kinerja,sebagai berikut:
a) Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).
b) Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
c) Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah
serta motivasi untuk mencapai good congruence.
d) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
8
Evaluasi kembali ukuran yang ada Informasi kinerja tetap dibutuhkan oleh
manajemen. Apabila skema indikator kinerja
sudah tidak berfungsi, maka manajemen akan
mengembangkan skema baru.
Mengukur kegiatan yang penting, Kinerja selalu berorientasi hasil. Ukuran hasil
tidak hanya hasil sering diformulasikan dalam rasio keuangan.
Pencapaian hasil akan menunjukkan adanya
permasalahan. Hasil tersebut tidak akan
menunjukkan diagnosis hasil.
Pengukuran harus mendorong tim Pembagian proses pengukuran menciptakan
kerja yang akan mencapai tujuan lingkungan tim kerja yang aktivitasnya
diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
Pengukuran harus merupakan Agar efektif, sistem pengukuran harus
perangkat yang terintegrasi, diciptakan sebagai perangkat terintegrasi
seimbang dalam penerapannya yang diperoleh dari strategi perusahaan.
Sebagian besar perusahaan berusaha
meminimalkan biaya, meningkatkan kualitas,
mengurangi waktu pelaksanaan produksi dan
menciptakan pengembalian investasi yang
wajar.
Pengukuran harus memiliki fokus Ukuran internal yang umum dipakai dalam
eksternal jika memungkinkan sebuah organisasi perbandingan kinerja dari
tahun ke tahun. Suatu perbandingan tertentu
dapat dilakukan ke tingkatan mikro: divisi,
departemen, kelompok, bahkan individu.
9
e) Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders, untuk mengakomodasikan
kepuasan dari para stakeholders.
f) Waktu, agar informasi yang diharapkan relevan dan up to date.
10
1. Perspektif keuangan, memberikan penilaian terhadap target keuangan yang
dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya.
2. Perspektif konsumen, memberikan penilaian terhadap segmen pasar yang dituju
dan tuntutan customer beserta tuntutan kebutuhan yang dilayani oleh organisasi
dalam upaya untuk mencapai terberkeuangan tertentu.
3. Perspektif proses bisnis/intern, memberikan penilaian gambar proses yang harus
dibangun untuk melayani customer dan untuk mencapai target keuangan
tertentu.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, memberikan penilaian yang
merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana sistem
informasi, dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan
target keuangan, customer, dan proses bisnis internal.
B. Penilaian Dengan 3E (Ekonomi, Efisiensi, Efektivitas)
Efisiensi adalah hubungan antara input dan output dimana barang dan jasa
yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu.
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas
diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur
organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa
dibeli pada kualitas yang dingnkan dan pada harga terbaik yang
dimungkinkan.
11
dibandingkan dengan pemikiran kembali atas indikator masukan (inputs) dan
keluaran (outputs).
e) Pengintegrasian dengan proses manajemen: bagaimana menggunakan ukuran kinerja
tersedian secara efektif merupakan tantangan selanjutnya. Penggunaan data
organisasi dapat dijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi.
12
balance scorecard kinerja organisasi diukur tidak hanya berdasarkan aspek financial saja,
tetapi juga aspek nonfinansial.empat aspek pengukuran metode balance scorecard yaitu :
1. Perspektif finansial
2. Perspektif pelanggan
3. Perspektif efisiensi proses internal
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci . variabel
kunci adalah variabel yang mengindenfikasikan faktor-faktor menjadi sebab kesuksesan
organisaisi. Jika terjadi perubahan yang tidak di inginkan , maka variabel ini harus segera
disesuaikan. Suatu variabel kunci memiliki beberapa karakteristik antara lain :
a. Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi
b. Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat
c. Perubahan tidak dapat di prediksi;
d. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera;
e. Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara
(surrgate). Sebagai contoh , kepuasan konsumen tidak dapat di ukur secara
langsung ;akan tetapi dapat dibuat ukuran di antaranya , misalnya ; jumlah aduan
,tuntutan dan demonstrasi dapat dijadikan sebgai variabel kunci.
13
Tujuan adalah pernyataan secara umum(belum secara eksplisit) tentang apa yang ingin
dicapai organisasi.Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah dinyatakan secara
eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas.Strategi adalah cara atau teknik yang
digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran.Tujuan sasaran,dan strategi tersebut
ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi organisasi.Berdasarkan tujuan,sasaran dan
strategi tersebut selanjutnya dapat ditentukan indicator dan ukuran kinerja secara tepat.
b. Merumuskan Indikator dan Ukuran Kinerja
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang
sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian
kinerja secara langsung. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk
menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi. Indikator kinerja dapat berbentuk
faktor-faktor keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key
performance indicator). Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan
kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini menggambarkan preferensi manajerial
dengan memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan nonfinansial pada kondisi waktu
tertentu. Faktor keberhasilan utama ini harus secara konsisten mengikuti perubahan yang
terjadi dalam organisasi. Sedangkan indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator
yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun
nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini dapat
digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja.
c. Mengukur Tingkat Ketercapaian Tujuan dan Sasaran-Sasaran Organisasi
Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran
kinerja bisa diimplementasikan. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi
adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang telah
ditetapkan. Analisis antara hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja ini menghasilkan
penyimpangan positif, penyimpangan negatif, atau penyimpangan.nol Penyimpangan positif
berarti pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai serta melampaui indikator dan ukuran
kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan negatif berarti pelaksanaan kegiatan belum berhasil
mencapai indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan nol berarti
pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai atau sama dengan indikator dan ukuran kinerja
yang ditetapkan.
d. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai
kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala
14
pengukuran tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan reward-
punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas.
Feedback
Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau
pegelola organisasi untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Selain itu, hasil ini pun
bisa dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota
organisasi.
Penilaian Kemajuan Organisasi
Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat
untuk menilai kemajuan yang telah dicapai organisasi. Kriteria yang digunakan untuk menilai
kemajuan organisasi ini adalah tujuan yang telah ditetapkan. Dengan membandingkan hasil
aktual yang tercapai dengan tujuan organisasi yang dilakukan secara berkala (triwulan,
semester, tahunan) maka kemajuan organisasi bisa dinilai. Semestinya ada perbaikan kinerja
secara berkelanjutan dari periode ke periode berikutnya. Jika pada suatu periode, kinerja yang
dicapai ternyata lebih rendah daripada periode sebelumnya, maka harus diidentifikasi dan
ditemukan sumber penyebabnya dan alternatif solusinya.
Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan dan Akuntabilitas
Pengukuran kinerja menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk
pengambilan keputusan manajemen maupun stakeholders. Keputusan-keputusan yang
bersifat ekonomis dan strategis sangat membutuhkan dukungan informasi kinerja ini.
Informasi kinerja juga membantu menilai keberhasilan manajemen atau pihak yang diberi
amanah untuk mengelola dan mengurus organisasi.
Di samping beberapa hal yang sudah disinggung di atas, pengukuran kinerja juga
merupakan salah satu faktor penting dalam pengimplementasian manajemen strategik. Hal ini
penting karena pengukuran kinerja merupakan salah satu tahapan dalam siklus manajemen
strategis.Dengan memahami siklus manajemen strategis tersebut dapat diketahui bahwa
pengukuran kinerja merupakan tahapan yang sangat vital bagi keberhasilan implementasi
manajemen strategis. Rencana strategis yang telah ditetapkan oleh organisasi membutuhkan
wahana untuk mewujudkannya dalam bentuk aktivitas keseharian organisasi. Implementasi
rencana strategis akan dapat mencapai kualitas yang diinginkan jika ditunjang oleh pola
pengukuran kinerja yang yang berada dalam koridor manajemen strategis. Pengukuran
kinerja yang dimulai dari penetapan indikator kinerja dan diikuti dengan implementasinya
15
memerlukan adanya evaluasi mengenai kinerja organisasi dalam rangka perwujudan visi dan
misi organisasi.
Jadi, diperlukan adanya suatu pengukuran kinerja terhadap manajer organisasi sektor
publik, sebagai orang yang diberi amanah oleh masyarakat. Pengukuran tersebut akan melihat
seberapa jauh kinerja yang telah dihasilkan dalam suatu periode tertentu dibandingkan
dengan yang telah direncanakan. Apabila dalam melaksanakan kegiatannya ditemukan
hambatan-hambatan ataupun kendala yang mengganggu pencapaian kinerjanya, juga akan
diungkapkan dalam pengukuran kinerja tersebut. Pengukuran kinerja ini sangat penting baik
bagi pihak yang memberikan amanah maupun pihak yang diberi amanah. Bagi pemberi
amanah, pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menilai kinerja para manajer sektor
publik, apakah mereka telah menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diamanahkan atau
tidak. Sedangkan bagi yang diberi amanah, pengukuran dapat digunakan sebagai media untuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan amanah yang telah dipercayakan kepada mereka.
Selain itu pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi mereka untuk
mengetahui seberapa jauh prestasi yang telah berhasil diraihnya.
16
a. Kelompok masukan(input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
b. Kelompok proses (process) adalah ukuran kegiatan,baik dari segi
kecepatan,ketepatan,maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
c. Kelompok keluaran(output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai
dari suatu kegiatan yang dapat berwujud maupun tidak berwujud.
d. Kelompok hasil(outcome),adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung.
e. Kelompok manfaat(benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
f. Kelompok dampak(impact),adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif.
Menurut BPKP(2000) cakupan pengukuran kinerja sektor public harus mencakup item-
item sebagai berikut:
Kebijakan(policy):untuk membantu pembuatan maupun pengimplementasian
kebijakan.
Perencanaan dan penganggaran(planning and budgeting):untuk membantu
perencanaan dan penggaran atas jasa yang diberikan dan untuk memonitor
perubahan terhadap rencana.
Kualitas(quality):untuk memajukan standarisasi atas jasa yang diberikan maupun
keefektifan organisasi.
Kehematan:
Keadilan:
Pertanggungjawaban:
17
pengukuran kinerja suatu instansi pemerintah lebih ditekankan pada kemampuan instansi
pemerintah tersebut dalam menyerap anggaran.Dengan kata lain suatu instansi akan
dinyatakan berhasil jika dapat menyerap 100% anggaran pemerintah,meskipun hasil serta
dampak yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut masih berada jauh dibahwah
standar(ukuran mutu).Pengukuran kinerja pada organisasi sektor public menjadi sulit dan
kompleks.Suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan informasi atau efektifitas
dan efisiensi pencapaian kinerha suatu organisasi sektor public sudah sangat mendesak untuk
disusun.
18
Oleh karena itu tidak ada pembanding yang independen maka dalam pengukuran
kinerja diperlukan instrumen pengganti mekanisme pasar.
e) Berhubungan dengan kepuasan pelanggan (masyarakat). Organisasi sektor publik
menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat yang sangat heterogen, dengan
demikian mengukur kepuasan masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan harapan
yang beraneka ragam adalah pekerjaan yang tidak mudah.
19
5. Key performance indicators
Pengukuran kinerja yang berdasarkan pada pembentukan kriteria-kriteria tertentu yang dapat
mewakili semua area yang ingin dinilai, untuk kemudian disusun indikator-indikator yang
mampu mengukur kriteria tersebut.
6. Client satisfaction
pengukuran kinerja organisasi publik didasarkan pada kepuasan pelanggan atas penyediaan
barang atau pelayanan publik. Beberapa faktor utama yang menentukan kepuasan pelanggan
yaitu: ketepatan waktu pelayanan, kemudahan untuk mendapat layanan dan kepuasan secara
keseluruhan.
Disamping itu, menurut Mahsun (2009) terdapat empat pendekatan pengukuran
kinerja yang dapat diaplikasikan pada organisasi sektor publik, yaitu:
I. Analisis anggaran.
Adalah pengukuran kinerja yang dilakukan dengan cara membandingkan anggaran
pengeluaran dengan realisasinya. Hasil yang diperoleh berupa selisih lebih (favourable
variance) atau selisih kurang (unfavourable variance). Teknik ini berfokus pada kinerja input
yang bersifat financial dan data yang digunakan adalah data anggaran dan realisasi anggaran.
Analisis anggaran ini bersifat analisis kinerja yang tradisional karena tidak melihat
keberhasilan program, kinerja instansi pemerintah dikatakan baik jika realisasi pengeluaran
anggaran lebih kecil daripada anggaranya dan sebaliknya jika realisasi pengeluaran anggaran
lebih besar daripada anggarannya maka kinerja instansi pemerintah tersebut dinilai tidak baik.
II. Analisis rasio laporan keuangan.
Berikut dibawah ini beberapa pendapat mengenai definisi analisis laporan keuangan
yang dikutip dari Mahsun (2009), antara lain:
a. Menurut Bernstein (1983), analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan
analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran
dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
b. Menurut Foster (1986), analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan-hubungan
dalam satu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan
dari hubungan ini sepanjang waktu.
c. Menurut Helfert (1982), analisis laporan keuangan merupakan alat yang digunakan dalam
memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan keuangan.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bawah analisis laporan keuangan
merupakan alat yang digunakan untuk memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam
20
laporan keuangan pada suatu periode tertentu. Dalam menganalisis laporan keuangan terdapat
berbagai cara yang digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu oraganisasi
salah satunya adalah teknik analisis rasio keuangan yang membandingkan angka-angka yang
ada dalam satu laporan keuangan ataupun berberapa laporan keuangan pada satu periode
waktu tertentu.
Bagi tipe organisasi publik yang bertujuan non profit maka rasio keuangan yang
berhubungan dengan kemampuan pembiayaan pemerintah dalam menyediakan barang dan
jasa publik dapat menjadi ukuran kinerja organisasi non profit. Rasio keuangan dimaksud
adalah Rasio Likuiditas yang bertujuan mengukur kemampuan suatu organisasi untuk
membayar kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang segera jatuh tempo berdasarkan
jumlah aset lancar yang dimiliki dan Rasio Solvabilitas yang bertujuan untuk mengukur
seberapa besar aset organisasi yang dibiayai dengan hutang usaha.
III. Balanced scoredcard
Pengukuran kinerja organisasi sektor publik yang berbasis pada aspek finansial dan
non finansial yang diterjemahkan dalam empat perspektif kinerja, yaitu perspektif finansial,
persektif kepuasan pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif
pertumbuhan/pembelajaran.
IV. Audit kinerja (value for money)
Adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada konsep value for money yang
merupakan perluasan ruang lingkup dari audit finansial. Indikator pengukuran kinerjanya
terdiri dari ekonomi, efisiensi dan efektivtas. Pengukuran kinerja ekonomi berkaitan dengan
pengukuran seberapa hemat pengeluaran yang dilakukan dengan cara membandingkan
realisasi pengeluaran dengan anggarannya. Efisiensi berhubungan dengan pengukuran
seberapa besar daya guna anggaran dengan cara membandingkan realisasi pengeluaran untuk
memperoleh pendapatan dengan cara membandingkan realisasi pengeluaran untuk
memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan. Sedangkan efektifitas berkaitan dengan
seberapa tepat dalam pencapaian target dengan cara membandingkan outcome dengan output.
21
Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan
kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan
memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan non-finansial pada kondisi waktu
tertentu.
Indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap
sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-finansial untuk
melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini digunakan oleh manajer untuk
mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
22
e) Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need assessment)
dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan. Namun, dapat juga
digunakan indikator proksi misalnya jumlah komplain. Pembuatan indikator kinerja
tersebut memerlukan kerjasama antar unit kerja.
23
tertangani/Jumlah total aspirasi yang masuk
Jumlah rapat yang dilakukan per bulan/tahun
Jumlah peraturan yang dihasilkan per bulan/tahun
% Jumlah peserta rapat per total anggota
Dispenda % Jumlah pendapatan yang terkumpul/potensi
24
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan
spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan bahwa spesifikasi teknis
tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi
yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis dan
professional dalam bekerja.
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan
hukuman (reward and punishment) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme
pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value
for money. Ukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan
dan hukuman (alat pembinaan).
5. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi
stafnya untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.
Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain :
a) Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi
b) Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan
c) Sebagai masukan untuk menentukan skema insensif manajerial
d) Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan
e) Untuk menunjukkan standar kinerja
f) Untuk menunjukkan efektivitas
g) Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling
baik untuk mencapai target sasaran
h) Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk
dilakukan penghematan biaya.
25
Untuk mengukur kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif digunakanlah
indikator kinerja, yang idealnya terkait paada efisiensi biaya dan kualitas pelayanan.
26
tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai target. Sedang dipihak lain, program dikatakan
efektif dalam mencapai tujuan, tetapi tidak dicapai dengan cara ekonomis dan efisien. Jika
suatu program efektif dan efisien maka program tersebut dikatakan cost-effectivenness.
27
Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Kinerja tahun lalu
Digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi indikator kinerja. Karena
merupakan perbandingan bagi unit untuk melihat seberapa besar kinerja yang
telah dilakukan. Disamping itu, terdapat time lag antara aktivitas yang telah
dilakukan dengan dampak yang timbul dari aktivitas tersebut. Dampak yang
timbul pada tahun sekarang dapat dirasakan pada tahun yang akan datang.
2. Expert Judgement
Digunakan karena kinerja tahun lalu yang sangat berpengaruh terhadap
kinerja berikutnya. Teknik ini menggunakan pengetahuan dan pengalaman
dalam mengestimasi indikator kinerja. Expert judgement digunakan untuk
melakukan estimasi kinerja. Selain itu, dari segi biaya juga tidak terlalu mahal.
Tetapi mempunyai kelemahan yaitu sangat tergantung pada pandangan subyektif
para pengambil keputusan. Dampak dari pencapaian kinerja tidak secara
otomatis dapat dikatakan bahwa unit tersebut mengalami peningkatan kinerja.
3. Trend
Digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena adanya pengaruh
waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja.
4. Regresi
Regresi dilakukan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel-
variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen.
f) Pertimbangan dalam Membuat Indikator Kinerja
Langkah awal dalam membuat indikator kinerja ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas adalah memahami operasi dalam menganalisis kegiatan dan program
yang akan dilaksanakan. Terdapat dua jenis kebijakan yaitu input dan proses yang
mempunyai tujuan untuk mengatur alokasi sumber daya input untuk dikonversi
menjadi output melalui satu atau beberapa proses konversi atau operasi.
Hasil kebijakan ada tiga jenis, yaitu: output, akibat, dampak, dan distribusi
manfaat. Output yang diproduksi diharapkan akan memberikan sejumlah akibat dan
dampak yang positif tehadap tujuan program. Hal ini disebut dengan outcome
program.
Apabila ukuran outcome tidak bersedia dan ukuran efektivitas suatu program
yang dapat dikuantifikasi tidak dapat ditentukan, maka perlu dikembangkan ukuran
kinerja antara. Karena ukuran kinerja pengganti tidak dapat mengukur secara tepat
28
dalam pencapaian program. Terlalu banyak perhatian terhadap ukuran pengganti
tersebut dapat menyebabkan perilaku disfungsional pada manajer dan pengambilan
keputusan.
Pertimbangan Input
Input Mahasiswa - Latar belakang sosial ekonomi
- Latar belakang budaya
Sumber Daya - Jumlah dosen
- Fasilitas
Indikator Proses
Staf - Kualitas dosen
- Tingkat perpindahan dosen
Perkuliahan - Frekuensi temu kelas dan konsultasi
- Rasio dosen
Kurikulum - Mata kuliah utama
- Mata kuliah pilihan
Daya Dukung Pendidikan - Forum-forum ilmiah
- Saran olahraga
Organisasi - Manajemen perguruan tinggi
- Organisasi mahasiswa
Mutually - Tingkat ekspektasi dosen
- Tingkat tanggung jawab mahasiswa
Indikator Output
Mahasiswa - Sikap dan perilaku masasiswa
- Tingkat kehadiran dan ketidakhadiran
Dosen - Tingkat kehadiran dan ketidakhadiran
- Keterlambatan
Informasi tentang kinerja manjadi informasi penting yang dibutuhkan di setiap fase
perjalanan organisasi sektor publik dalam mencapai visi dan misinya. Dalam aspek
perencanaan , informasi kinerja memberikan gambaran penting dan fundamental tentang
kondisi saat ini yang menjasi basis perencanaan. sebuah program pembrantasan buta huruf
29
misalnya , membutuhkan pencapaian tingkat buta huruf yang ada. Tanpa informasi itu ,
pemerintah akan mnegalami kerancuan dalam meningkatkan target keberhasilan dan
menghitung sumber daya yang dibutuhkan.
Informasi tentang kinerja juga dibutuhkan pada saat pelaksanaan kegiatan. Seperti
layaknya indikator dan rambu saat berkendara , informasi kenierja berguna bagi organisasi
untuk mengetahui posisi dan keberadaannya sehingga dapat mengatur strategi dan terobosan
yang dibutuhkan.
Informasi kinerja dalam bentuk laporan pertanggungjawaban menjadi infoermasi
yang krusial untuk kepentingan evaluasi. Tanpa laporan kinerja dalam proses
pertanggungjawaban, siklus penggangaran berbasis kinerja menjadi tidak lengkap
perencanaan dan kinerja. Karena itu, penggunaan uang dan pencapaian kinerja yang
bersangkutan harus bertanggung jawab pada akhir periode penggangaan. Proses audit pun
seharusnya menjadi satu kesatuan antara audit laporan keuangan dan audit kinerja.
Penjelasan di atas menunujukkan keberadaan informasi kinerja yang dibutuhkan
pada berbagai fase pengelolaan organisasi sektor publik seperti ditunjjkan bagan berikut :
Bagan 8.2
Perencanaan strategi
Informasi
kinerja
Pelaksanaan dan
Penganggaran
Pertanggungjawaban
30
Terdapat dua mekanisme pelaporan kinerja ;
Pelaporan kinerja secara ad hoc di lakukan diatas area tertentu secara mendalam pada waktu
yang tidak ditentukan sebelum sesuai kebutuhan. Pelaporan reguler di jadwalkan secara
rutin , misalnya tahunan. Kedua mekanisme ini saling melengkapi . pelaporan ad hoc
biasanya di lakukan sebagai respon adanya kebutuhan yang muncul dari pelaksana pelaporan
reguler.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
2. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
3. Mahsun, Mohammad., Sulistiyowati, Firma dan Purwanugraha, Heribertus Andre,
2006, Akuntansi Sektor Publik (Edisi Pertama), Yogyakarta: BFE
4. https://www.scribd.com/doc/142718106/RMK-ASP-Kelompok-1-Pengukuran-Kinerja
5. http://mohmahsun.blogspot.co.id/2011/04/konsep-dasar-pengukuran-kinerja.html
31