Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan paper ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.

Paper ini disusun agar pembaca dapat memperluas Ilmu tentang Pengaruh Konsumen Dan
Penyebaran Informasi dalam konteks Perilaku Konsumen yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Paper ini di susun oleh penyusun dengan kerjasama yang baik
antar anggota kelompok. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Perilaku Konsumen yang
telah membimbing dan mengajarkan kami agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Semoga paper ini dapat bermanfaat dan bisa memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Denpasar, Mei 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………...............1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..............2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...............3
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….....................3
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………. …………....................4
1.3 Tujuan Pemasaran Hospitality………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN……………………….…………….…….………..............5
2.1 Pengertian Kepemimpinan Opini………………………………………………..….5
3.1 Dinamika Proses Kepemimpinan Opini…………………………………………….5
4.1 Profil Pemimpin Opini dan Membedakannya dengan Market Maven……………...6
5.1 Alur Komunikasi Pribadi……………………………………………………….…...7
6.1 Pengertian Proses Difusi dan Komponennya………………………………….…….9
7.1 Proses Adopsi dan Tahapannya………………………………………………..……11
8.1 Profil Konsumen Sebagai Inovator………………………………………………….13
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………...15
A. Kesimpulan Dan saran …………………………………………..……………….16
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ..………………………………………………………17

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Opinion leader atau pemimpin opini adalah individu yang memimpin dalam
mempengaruhi pendapat orang lain tentang inovasi.
Perilaku pemimpin opini penting dalam menentukan tingkat adopsi suatu inovasi dalam suatu
sistem.
Opinion leaders menjadi perbincangan dalam literatur komunikasi sekitar tahun 1950-
1960-an, sebelumnya literatur komunikasi yang sering digunakan yaitu kata-kata influentials,
influencers atau tastemakers untuk menyebut opinion leaders. Kemudian kata opinion
leaders lebih sering dikenal dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih
rendah serta pendidikan yang belum maju. Jadi kebutuhan akan informasi dipedesaan diterima
dari mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi serta kebutuhan akan media yang tidak
rendah.
Perilaku konsumen di zaman sekarang cenderung berubah-ubah. Tentunya hal ini juga tidak
lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara Asia, yang memberi dampak pada peningkatan
pendapatan individual, sehingga konsumen di zaman sekarang lebih berorientasi pada nilai suatu
produk dari pada harganya. Konsumen rela untuk membelanjakan uang lebih dengan tujuan
mendapatkan pelayanan yang baik, yang tentunya memberi nilai kepuasan kepada konsumen.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah gaya hidup. Gaya hidup
akan mempengaruhi penilaian yang dilakukan oleh seseorang yang akan membeli suatu produk
segencar apapun persaingan yang ada di pasar, konsumen tetaplah sebagai penentu dalam
membuat keputusan pembelian. Pilihan-pilihan produk yang ditawarkan tentunya secara tidak
langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusan membeli bagi konsumen. Pasar hanya
menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang bermacam-macam. Namun pada akhirnya,
konsumen yang memiliki hak untuk bebas memilih apa dan bagaimana produk yang nantinya
akan mereka konsumsi.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Kepemimpinan Opini?


2. Apa saja Dinamika Proses Kepemimpinan Opini?
3. Bagaimana dari Profil Pemimpin Opini dan Membedakannya dengan Market Maven?
4. Apa Saja Alur Komunikasi Pribadi?
5. Bagaimana Pengertian Proses Difusi dan Komponennya?
6. Apa Saja Proses Adopsi dan Tahapannya?
7. Bagaimana Profil Konsumen Sebagai Inovator?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan Opini
2. Untuk Mengetahui Dinamika Proses Kepemimpinan Opini
3. Untuk Mengetahui Profil Pemimpin Opini dan Membedakannya dengan Market Maven
4. Untuk Mengetahui Alur Komunikasi Pribadi
5. Untuk Mengetahui Pengertian Proses Difusi dan Komponennya
6. Untuk Mengetahui Proses Adopsi dan Tahapannya
7. Untuk Mengetahui Profil Konsumen Sebagai Inovator

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan Opini


Opinion leaders satu pemimpin opini adalah individu yang memimpin dalam
mempengaruhi pendapat orang lain tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting
dalam menentukan tingkat adopsi suatu inovasi dalam suatu sistem. Bahkan, bentuk
kurva Sdifusi terjadi karena pemimpin opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu
orang lain tentang inovasi yang diadopsinya.
Opinion leaders adalah orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat
kebanyakan. Opinion leaders lebih mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya,
lebih kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang ada. Kemampuan dirinya
memelihara norma menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk pelayanan atau suri
teladan yang diberikan atau ditunjukkan kepada masyarakatnya. Menurut Homanas
(1961),”Seseorang yang memiliki status sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan
senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma kelompoknya sebagai syarat minimal
dalam mempertahankan statusnya.”
Jadi, Opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni
orang-orang tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam
suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi
pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai
model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para
pengikutnya.
Ada dua pengelompokan kepemimpinan opini :

 Opinion Leader Aktif (Opinion Giving)


Disini para opinion leader tersebut sengaja mencari penerima atau followers untuk
mengumumkan atau mensosialisasikan suatu informasi. Contoh : saat adanya program
KB (Keluarga Berencana) yang bertujuan menegendalikan pertumbuhan penduduk. Tapi
bagi masyarakat desa hal ini masih terlalu baru dan mereka belum mengenal apa itu KB
sebenarnya, maka disini peranan opinion leader tersebut dituntun untuk menyampaikan
informasi bahwa program KB ini bertujuan penting bagi kelangsungan masyarakat
dipedesaan.
 Opinion Leader Pasif (Opinion Seeking)
Dalam hal ini followers lebih aktif mencari sumber informasinya kepada opinion leader,
sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi seperti halnya contoh diatas tersebut

2.2 Sejarah Kepemimpinan Opini


Istilah opinion leader menjadi perbincangan dalam literatur komunikasi sekitar tahun
1950-1960-an sebelumnya literatur komunikais sering digunakan kata-kata influentials,
influencers atau tastemakers untuk menyebut opinion leader. Kemudian kata opinion
leader lebih sering dikenal dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media
masih rendah serta pendidikan yang belum maju. Jadi kebutuhan akan informasi
dipedesaan diterima dari mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi serta
kebutuhan akan media yang tidak rendah

5
3.1 Dinamika Proses Kepemimpinan Opini

Beberapa sebab dari keefektifan para pemimpin pendapat dibahas pada bagian berikut
ini:
1. KredibilitasPara pemimpin pendapat merupakan sumber informasi yang sangat
dipercayakarena biasanya dianggap objektif memberikan informasi atau nasihat
yangmenyangkut produk atau jasa yang mereka berikan. Maksud baik merela
dianggapsesuai dengan kepentingan terbaik para penerima pendapat karena mereka
tidakmempunyai alasan khusus untuk melakukan perbuatan tersebut.
2. Informasi produk yang positif dan negatifInformasi yang diberikan para pemsar selalu
menguntungkan produk mereka. Jadi,adanya kenytaan bahwa para pemimpin pendapat
memberikan infromasi yangmanguntungkan maupun yang tidak menguntungkan
menambah kredibilitasmereka.
3. Informasi dan NasihatPara pemimpin pendapat merupakan sumber informasi maupun
nasihat. Merekamungkin hanya membicarakn pengalaman mereka dengan suatu
produk,menceritakan apa yang mereka ketahui mengenai suatu produk atau secara
lebihagresif menasihati orang lain untuk membeli atau mengihandari suatu
produktertentu.

4. Kepemimpinan pendapat bersifat spesifik menurut kategoriKepemimpinan pendapat


cenderung bersifat spesifik menurut kategori, yaitu para
pemimpin pendapat seringkali “berspesialisasi” pada kategori produk tertentudalam
memberikan informasi atau nasihat. Tetapi jika yang dibicarakan mengenaikategori
produk lain, mereka mungkin sekali membalikkan peran mereka danmenjadi penerima
pendapat.
5. Kepemimpinan pendapat merupakan jalan dua arahPertimbangkan contoh ini. Burt,
pemilik rumah baru, yang sedangmempertimbangkan pembelian alat peniup salju,
mungkin mencari informasi dannasihat dari orang lain untuk mengurangi keraguan
mengenai merk apa yang akandia pilih. Tetapi setelah peniup itu dibeli, dia mungkin
mengalami
ketidakcocokan pasca pembelian dan timbul kebutuhan yang mendesak untuk membicara
kan pembelian itu secara menyenangkan hati dengan orang lain untuk menegaskanketepat
an pilihannya. Dalam hal pertama dia adalah penerima pendapat aktif, danyang kedua
adalah seorang pemimpin pendapat

4.1 Profil Pemimpin Opini dan Membedakannya dengan Market Maven

Para pemasar bisa mengidentifikasi pemimpin opini yang relevan untuk produk,
mereka bisa mendesain pesan yang mendorong komunikasi dengan dan mempengaruhi
perilaku konsumen orang lain. Untuk alasan ini para peneliti konsumen telah mencoba
mengembangkan sebuah profil yang realistic untuk pemimpin opini. Ini tidak mudah
seorag individu adalah seorang pemimpin opini untuk sebuah kategori produk yang
lainnya. Secara umum profil pemimpin opini dipengaruhi oleh konteks dari kategori
produk spesifik.

6
TABEL: PROFIL PEMIMPIN OPINI
Attribut umum lintas kategori produk Attribut untuk kategori spesifik

Innovativeness Interest
Suka berbicara Pengetahuan
Percaya diri Ketertarikan khusus media
Suka berkumpul Usia sama
Pebedaan pengertian Status sosial sama
Masyarakat terbuka diluar
kelompok

Jadi perbedaan antara Opinion Leader dengan Market Maven dan Mengapa mereka
penting bagi pemasar; Dalam kondisi bagaimanakah salah satu lebih penting relatif
terhadap lainnya.
 Opinion Leader:
Yaitu orang yang memiliki pengetahuan tentang suatu produk dan mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi attitude dan behavior orang lain. Opinion leader dapat
mempengaruhi orang lain karena:
· Mereka telah mengevaluasi dan menyatukan informasi tentang suatu produk secara
pasti. Tidak seperti komersial endorser, opinion leader seringkali lebih dipercaya karena
mereka tidak mempunyai keterikatan apapun dengan perusahaan untuk mempromosikan
suatu produk.
· Mereka cenderung aktif bersosialisasi di dalam komunitas mereka.
· Mereka biasanya juga merupakan pembeli awal suatu produk baru.
 Market maven:
Yaitu orang-orang yang mempunyai ketertarikan untuk secara aktif terlibat dalam diskusi
suatu produk. Market maven biasanya bukan orang yang pertama kali membeli produk
tersebut, mereka lebih suka mencari tahu produk tersebut dan mengamati apa yang akan
terjadi di pasar. Ciri-cirinya:
· Senang memperkenalkan merek dan produk baru kepada teman-temannya.
· Suka membantu orang lain untuk memberikan informasi tentang suatu produk

5.1 Alur Komunikasi Pribadi

Teori Arus Komunikasi Banyak Langkah Modern arus komunikasi antar personal
yang lebih lengkap menggambarkan transmisi informasi dari media sebagai arus banyak
langkah. Model yang direvisi memperhitungkan kenyataan bahwa informasi dan
oengaruh seringkali
merupakan proses dua arah dimana para pemimpin pendapat mempengaruhi maupun
dipengaruhi oleh penerima pendapat
Didalam pembahasan ini ada empat model arus aliran pesan, yaitu model jarum
injeksi (hypodermic needle model), Model aliran satu tahap (one-step flow model),
model aliran dua arah tahap (two-step flow model), dan model aliran banyak tahap (multy
step flow model). Yang masing–masing model tersebut memliki kelebihan dan
kekurangan dalam teori serta penyampaiannya.

7
5.2 Hypodermic Needle Model (Model Jarum Injeksi)

Secara substansial, model ini adalah one step flow, artinya arus komunikasi
disampaikan secara satu arah saja (dari media massa kepada audience). Dasar pemikiran
model ini adalah bahwa khalayak bersikap pasif terhadap berbagai macam informasi
yang disebarkan/disiarkan media massa. Sebaliknya media lebih aktif untuk
mempengaruhi audience. Maka teori ini disebut teori peluru (bullet theory). Jadi jika
sebutir peluru tembakkan, ia akan selalu menemukan sasaran, dan sasaran yang dimaksud
tersebut adalah khalayak.
Sehubungan dengan model ini Elihu Katz mengemukakan: media massa memiliki
kekuatan yang luar biasa besarnya dan mass audience dianggap seperti atom-atom yang
terpisah satu dengan yang lain serta tidak saling berhubungan dengan media massa.

5.3 One-Step Flow Model (Model Aliran Satu Tahap)

Pesan model aliran satu tahap ini, media massa langsung berhubungan dengan
audiencenya. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan mengalir tanpa ada perantara
(audience bisa langsung mengaskes langsung media). Adapun perbedaan diantara
keduanya adalah :
1. Model aliran satu tahap mengakui bahwa media massa bukanlah all powerfull dan
tidak semua media mempunyai kekeuatan yang sama. Sedangkan Hypodermic Needle
Modelmenyakini bahwa media itu all powerfull, ibarat peluru yang ditembakkan.
2. Aspek-aspek seleksi screening di pihak audience mempunyai pengaruh terhadap pesan.
Dengan kata lain, pesan yang diterima sangat tergantung pada sistem seleksi yang ada
pada masing-masing audience.
3. Model aliran satu tahap mempengaruhi kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang
berbeda dikalangan audience terhadap pesan-pesan dari media yang sama. Artinya pesan
media yang sama diterima beberapa audience belum tentu menimbulkan reaksi yang
sama, begitu pula dengan efek yang ditimbulkan. Tetapi dalam model jarum hipodemik,
bahwa pesan yang disampaikan media massa akan menimbulkan reaksi dan efek yang
sama.

5.4 Two-Step Flow Model(Model Aliran Dua Tahap)

Dalam model ini pesan-pesan dari media massa tidak seluruhnya langsung
mengenai audience, tetapi pesan tersebut disampaikan oleh pihak tertentu artinya pihak
tertentu tersebut dikenal dengan opinion leaders (pemimpin opini/pemuka pendapat). Ada
dua tahap penyampaian pesan dalam aliran ini.
Tahap 1: dari sumber media untuk pemimpin opini (transfer informasi)
Tahap 2: dari pendapat kepada pengikut mereka."Komunikasi pesan" mengalir dari
sumber-melalui saluran media massa untuk pemimpin opini - meneruskannya pada para
pengikut peran komunikasi yang berbeda:pengetahuan tentang inovasi, untuk persuasi,
keputusan untuk mengadopsi atau menolak, Implementasi, konfirmasi, dan pengetahuan
pencipta

8
5.5 Multy Step Flow Model(Model Aliran Banyak Tahap)

Pada prinsipnya, model ini adalah gabungan dari semua model yang sudah
disebutkan diatas. Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa menyebar
kepada audience atau khalayak melalui interaksi yang kompleks.

6.1 Pengertian Proses Difusi dan Komponennya

Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan


melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem
sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana
pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebaai suatu jenis
perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
sistem sosial.
Proses difusi adalah memperhatikan terhadap dimensi umum bagaimana
kecepatan inovasi-bagaimana proses difusi tersebut berasimilasi-dalam sebuah pasar.
Lebih tepatnya, proses difusi adalah proses dimana penerimaan sebuah inovasi (produk
baru, pelayanan baru, pendapat baru, kegiatan baru) yang cepat oleh komunikasi (media
massa, salesperson, percakapan informal) terhadap masyarakat sebuah sistem sosial
(target pasar) selama satu periode tertentu
Pemahaman seseorang dalam komunikasi secara alami mengalir sepanjang
jaringan hubungan interpersonal yang ditingkatkan melalui konsep homophily dan
heterophily. Sifat alami yang memberitahukan ulang pesan untuk diterbitkan dalam
analisis jaringan sedemikian rupa.

6.2 HOMOPHILY DAN HETEROPHILY


Difusi diidentifikasi sebagai jenis komunikasi khusus yang berhubungan dengan
penyebaran inovasi. Pada teori Two-Step Flow, opinion leaders dan pengikutnya
memiliki banyak kesamaan. Hal tersebut yang dipandang dalam riset difusi
sebagaihomophily. Rogers mengemukakan bahwa “homophilyis the degree to witch pairs
of individuals who intract are similar in certains attributes”, yang berarti derajat yang
sama antara sepasang individu yang berinteraksi, atau tingkat dimana pasangan individu
yang berinteraksi memiliki banyak kemiripan sosial, contohnya keyakinan, pendidikan,
nilai-nilai, status sosial dan lain sebagainya. Lain halnya denganheterophily, ”heterophily
is the degree to which pairs of individuals who interact are different in certain
attributes”, yang artinya tingkat di mana pasangan individu yang berinteraksi memiliki
banyak perbedaan. Persamaan dan perbedaan ini akan berpengaruh terhadap proses difusi
yang terjadi.
Homophily sering terjadi karena komunikasi lebih efektif bila sumber dan
penerima adalah homophilous. Ketika dua individu berbagi makna umum, keyakinan,
dan pemahaman bersama, komunikasi antara mereka lebih mungkin untuk menjadi
efektif. Individu menikmati kenyamanan berinteraksi dengan orang lain yang serupa.
Berbicara dengan mereka yang sangat berbeda dari diri kita sendiri membutuhkan usaha
lebih untuk membuat komunikasi yang efektif. Heterophilous komunikasi antara individu
yang berbeda dapat menyebabkan disonansi kognitif karena seseorang terkena pesan

9
yang tidak sejalan dengan keyakinan yang ada, keadaan psikologis tidak nyaman.
Individu yang berangkat dari prinsip homophily dan berusaha untuk berkomunikasi
dengan orang lain yang berbeda dari diri mereka sendiri sering menghadapi frustrasi
komunikasi tidak efektif. Perbedaan kompetensi teknis, status sosial, kepercayaan, dan
timah bahasa untuk arti salah, sehingga menyebabkan pesan yang akan terdistorsi atau
untuk pergi diabaikan.
Tetapi komunikasi heterophilous memiliki potensi informasi khusus, meskipun
mungkin terjadi hanya jarang. Link jaringan Heterophilous sering menghubungkan dua
klik-klik, sehingga mencakup dua set individu sosial berbeda dalam suatu sistem. Link-
link antar heterophilous sangat penting dalam membawa informasi tentang inovasi,
seperti yang tersirat di (1973) teori Granovetter tentang kekuatan hubungan lemah. Jadi,
komunikasi homophilous mungkin sering dan mudah tetapi mungkin tidak begitu penting
karena komunikasi heterophilous kurang sering dalam menyebarnya sebuah inovasi.

6.3 Homophily Sebagai Rintangan dalam Difusi

Homophily dapat bertindak sebagai penghalang tak terlihat oleh aliran inovasi dalam
sistem. Ide-ide baru biasanya memasuki sistem melalui lebih tinggi status dan anggota
lebih inovatif. Gelar tinggi homophily berarti bahwa terutama orang-orang elit
berinteraksi satu sama lain, dan dengan demikian inovasi tidak "menetes ke bawah"
untuk non-elit. Pola difusi Homophilous menyebabkan ide-ide baru untuk menyebar
secara horizontal, bukan vertikal, dalam sebuah sistem. Homophily karena itu dapat
bertindak untuk memperlambat laju difusi dalam suatu sistem. Jika homophily adalah
penghalang untuk difusi, agen perubahan harus bekerja dengan set yang berbeda dari
pemimpin opini dalam suatu sistem. Jika jaringan interpersonal dalam suatu sistem yang
ditandai dengan tingkat tinggi heterophily, agen perubahan dapat memusatkan perhatian
hanya pada pemimpin opini beberapa dekat bagian atas status sosial dan inovasi. Hal ini
jarang terjadi.
Bukti yang ada menunjukkan:
1. Generalisasi 1: jaringan difusi interpersonal kebanyakan homophilous. Misalnya,
individu status tertinggi dalam suatu sistem jarang berinteraksi langsung dengan mereka
status terendah
2. Berikut ini adalah generalisasi tentang karakteristik pemimpin opini dan pengikut di
bawah berbagai tingkat heterophily dalam sistem:
3. Generalisasi 2: Bila jaringan difusi interpersonal heterophilous, para pengikut mencari
pemimpin opini dari status sosial ekonomi lebih tinggi.
4. Generalisasi 3: Bila jaringan difusi interpersonal heterophilous, para pengikut mencari
pemimpin opini dengan pendidikan yang lebih formal.
5. Generalisasi 4: Bila jaringan difusi interpersonal heterophilous, para pengikut mencari
pemimpin opini dengan tingkat yang lebih besar eksposur media massa.
6. Generalisasi 5: Ketika jaringan difusi interpersonal heterophilous, para pengikut mencari
pemimpin opini yang lebih kosmopolit.
7. Generalisasi 6: Bila jaringan difusi interpersonal heterophilous, para pengikut mencari
pemimpin opini dengan kontak agen perubahan yang lebih besar.
8. Generalisasi 7: Bila jaringan difusi interpersonal heterophilous, para pengikut mencari
pemimpin opini yang lebih inovatif.

10
7.1 Proses Adopsi dan Tahapannya
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah agar
diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam model proses
keputusan inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi
tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses
keputusan inovasi.

7.2 Proses Adopsi


Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah
agar diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam model proses
keputusan inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi
tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses
keputusan inovasi.
1. Mempelajari Inovasi: Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakatmulai
melihat, dan mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa.
Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran dan
menonton televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada. Jika sebuah
inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu tidak akan
diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang dianggapnya baru merupakan
hal mudah, maka mereka akan lebih cepat mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi
bahkan harus disosialisasikan melalui komunikasi interpersonal dan kedekatan
secara fisik.
2. Pengadopsian: Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka
pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh
beberapa faktor. Risetmembuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang didapat,
semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku Adopsi inovasi juga dipengaruhi
oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang. Sebelum seseorang memutuskan untuk
mencoba hal baru, orang tersebut biasanya bertanya pada diri mereka sendiri apakah
mereka mampu melakukannya. Jika seseorang merasa mereka bisa melakukannya, maka
mereka akan cenderung mangadopsi inovasi tersebut. Selain itu, dorongan status juga
menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin
selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi inovasi baru untuk menunjukkan status
sosialnya di hadapan orang lain. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang
dimiliki individu tersebut serta persepsi dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya
menyimpang atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka ia tidak akan
mengadopsinya. Semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah
inovasi, semakin kecil tingkat adopsinya.
3. Pengembangan JaringanSosial: Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan
menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah
inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari
proses penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang
mereka miliki. Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu
sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses adopsi inovasi,
komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat mengenai
penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi

11
interpersonal mempengaruhi manusia untuk mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah
diperkenalkan oleh media massa.

7.3 Kategori pengadopsi

Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5 kategori pengguna


inovasi :

1. Inovator: Adalah kelompokorang yang berani dan siap untuk mencoba hal-
hal baru.Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial
lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun
terdapat jarakgeografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya
hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.
2. Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokaldibanding kelompok inovator. Kategoriadopter
seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu
mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan
dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk
mencoba inovasi baru.
3. Mayoritasawal: Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau
menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan
dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi
inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini
menjalankanfungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan
kepada seluruhkomunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
4. Mayoritasakhir: Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi.
Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi
sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanandari kelompoknya bisa
memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk
mengadopsi inovasi.
5. Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi.
Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini
biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiransama dengan
mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang
justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka
ketinggalanzaman.

7.4 Lima tahap proses adopsi

1. Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasimengenai


inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui
berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak ,
maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat
2. Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikirancalon
pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi
inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia
mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
12
3. Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir
apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti
setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat
perubahan dalam pengadopsian.
4. Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih
jauh tentang inovasi tersebut.
5. Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari
pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak,
seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup
kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi
menerima inovasi setelah melakukan evaluasi

8.1 Profil Konsumen Sebagai Inovator

Apa yang dilakukan konsumen setelah menerima pengaruh adalah bagaimana mereka sampai
pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar sangat tertarik untuk mengetahui
dan memahami proses pengambilan keputusan konsumen dalam konteks pemilihan
alternatif-alternatif konsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasar dianggap berhasil
kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi
oleh konsumen.

1. Mendefinisikan Inovator Konsumen Inovator


konsumen dapat didefinisikan sebagai kelompok konsumen yang relativekecil yang
merupakan pembeli paling awal produk tertentu baru.

2. Minat atas Kategori Produk


Tidak mengherankan bahwa para inovator konsumen, dibandingkan
para pengadopsi yang terlambat maupun bukan pemakai, jauh lebih tertarik pada berb
agai kategori produk sehingga mereka berada diantara yang pertamamelakukan
pembelian.Para inovator konsumen lebih mungkin daripada bukan inovator untuk
mencariinformasi mengenai minat khusus mereka dari berbagai macam sumber
informaldan media massa.3.

3. Inovator adalah Pemimpin Pendapat


Sejumlah besar penelitian mengenai penyebaran inovasi telah menemukan
bahwa para inovator konsumen meberikan informasi dan nasihat kepada apra konsum
enlain mengenai berbagai produk baru, dan bahwa mereka yang menerima
nasihattersebut sering mengikutinya.

4. Sifat- sifat Kepribadian


Pertama, para inovator konsumen biasanya kurang dogmatis dibandingkan
yang bukan inovator. Mereka cenderung mendekati produk baru atau yang belumdike
nal dengan keterbukaan yang besar dan sedikit kekhawatiran. Selanjutnya, para
inovator konsumen berbeda dari bukan inovator dalam halkarakter sosial. Para
inovator konsumen mengacu ke dalam diri, sedangkan bukan inovator mengacu pada
orang lain.

13
5. Kebiasaan Media
Perbandingan kebiasaan media para inovator dan bukan inovator di bidangkonsumsi
sangat berbeda dan menyatakan bahwa para inovator mempunyai keterbukaan yang
lebih besar terhadap berbagai majalh dibandingkan bukan inovator.

6. Karakteristik Sosial
Para inovator konsumen secara sosial lebih diterima dan lebih terlibatdibandingkan
bukan inovator.

7. Karakteristik Demografis
Para inovator konsumen memiliki pendidikan yang lebih formal, penghasilan pribadi
dan penghasilan keluarga yang lebih besar, dan lebih mungkin mempunyaistatus
pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan bukan inovator.

8. Adakah Inovator Konsumen Umum ?

Jawabannya adalah “Tidak”. Keinovatifan yang tumpang tindih di seluruh kategori


produk, seperti kepemimpinan pendapat, kelihatan terbatas pada kategori produkyang
erat hubungannya dengan bidang minat pokok yang sama.

14
BAB III
PENUTUP

Kepimpinan pendapat merupakan proses dimana seseorang secara informal


mempengaruhi tindakan atau sikap orang lain, yang orang lain tersebut mungkin merupakan para
pencari pendapat atau semata mata penerima pendapat. Karakteristik dasar pengaruh tersebut
adalah bersifat interpersonal dan personal dan terjadi antara dua orang atau lebih.
Salah satu pihak dalam pertemuan lisan biasanya memberikan nasihat atau
informasimengenai produk atau jasa, seperti apa merk yang terbaik atau bagaimana sebuah
produktertentu dapat digunakan. Orang ini, yang merupakan pemimpin pendapat, dapat menjadi
penerima pendapat jika produk atau jasa lain dikemukakan sebagai bagian pembicaraan.
Opinion leaders atau pemimpin opini adalah individu yang memimpin dalam
mempengaruhi pendapat orang lain tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting dalam
menentukan tingkat adopsi suatu inovasi dalam suatu sistem. Bahkan, bentuk
kurvaSdifusi terjadi karenapemimpin opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu orang lain
tentang inovasi yang diadopsinya.
Opinion leaders adalah orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat
kebanyakan. Opinion leaderslebih mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya, lebih
kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang ada. Kemampuan dirinya memelihara norma
menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk pelayanan atau suri teladan yang diberikan atau
ditunjukkan kepada masyarakatnya. Menurut Homanas (1961),”Seseorang yang memiliki status
sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma
kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya.” (Depari dan Andrew,
1982).

15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang
tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial.
Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya,
menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana perilakunya (baik mendukung
atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya. Opinion leaders bukanlah manusia yang serba
tau akan segala hal, tetapi kelebihannya adalah bahwa mereka diangap orang yang lebih peka
dan in group serta tahu adat kebiasaamn masyarakat. Mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi
serta selalu siap memantu perubahan sosial di lingkungannya.

Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Kritik dan saran sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah ini kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://opinileaders.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://yundaapratiwi.blogspot.co.id/2015/10/makalah-peranan-opinion-leader-dalam.html

https://www.academia.edu/9562399/Perilaku_konsumen

https://harnum1605.wordpress.com/2016/01/04/perilaku-konsumen-tugas-2/

https://hildafitriningsih.wordpress.com/2011/07/03/pengaruh-konsumen-dan-penyebaran-
inovasi/

17

Anda mungkin juga menyukai