Ketentuan Penyajian
02. Laporan Keuangan Estimasi Akuntansi 04.
01. Etika dan Tata Kelola
Perusahaan
Pengertian Etika
Ethics atau etika memiliki beragam definisi. Wiley (1995) menyebutkan bahwa etika terkait
dengan moral, kewajiban, tanggung jawab, dan keadilan sosial. Kata etika itu sendiri berasal dari kata
dalam bahasa Yunani, yaitu "ethikos" dan "ethos", yang bermakna adat/kebiasaan atau sesuatu yang
lazim digunakan/dilakukan (Wiley, 1995). Sementara itu Christensen (1995) menggunakan definisi etika
versi Will Durant, yaitu studi tentang perilaku yang ideal. Les Montja (2016) menyebutkan etika atau
filosofi moral adalah sebuah prinsip flosofis kolektif yang mencakup konsep definisi, argumen, serta
rekomendasi tentang perilaku yang dianggap baik dan buruk. Teori etika membantu dalam merencanakan
dan mengambil keputusan atau melakukan tindakan, terutama jika dihadapkan pada
permasalahan/konflik/dilema etika.
Permasalahan etika tersebut juga dihadapi oleh akuntan. Oleh sebab itu, akuntan perlu melakukan
langkah-langkah pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan pada saat menghadapi
dilema etika yaitu dengan adanya panduan yang menjadi acuan, yaitu kode etik profesi.
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode etik profesi akuntan secara internasional mengacu pada kode etik untuk
akuntan profesional (Code of Ethics for Professional Accountants) yang ditetapkan
oleh Internationnal Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) yang
dibentuk oleh International Federation of Accountants (IFAC).
Laporan korporat adalah salah satu hasil pekerjaan Akuntan Profesional yang
Bekerja di Bisnis. Laporan korporat dapat menyajikan informasi keuangan atau
informasi manajemen, seperti laporan keuangan, diskusi dan analisis
manajemen, laporan keberlanjutan, laporan tata kelola, proyeksi, dan lainnya.
Hal ini ditujukan untuk menjaga pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang
berkelanjutan. Instrumen dapat merujuk ke berbagai instrumen yang sudah ada atau
mengembangkan instrumen yang lebih sesuai. Metode yang digunakan dianjurkan untuk
menggunakan gabungan beberapa metode agar penilaian lebih komprehensif.
Ketentuan Penyajian Laporan
02. Keuangan
KETENTUAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan merupakan standar
akuntansi yang menjelaskan komponen dari Laporan
penyajian keuangan, yang wajar, dan konsep-konsep
kebijakan pengungkapan,
akuntansi fundamental,
dan struktur dan konten dari Laporan
Keuangan. PSAK 1 tentang Penyajian Laporan keuangan telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 2013 dan berlaku
efektif 1 Januari 2015.
11. Provisi
12. Liabilitas keuangan
13. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam psak 46
14. Liabilitas dan aset untuk pajak tangguhan sebagaimana didefinisikan dalam psak 46
15. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai
03. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemilihan dan
Penerapan Kebijakan Akuntansi
PSAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi,
peristiwa dan kondisi lainnya. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu
diterapkan ketika dampak penerapannya tidak material.
Apabila suatu entitas melakukan perubahan kebijakan akuntansi, perlakuan akuntansinya harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
• Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisinya, jika ada; dalam PSAK tersebut.
• Entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur
ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela,
diterapkan secara retrospektif.
• Penerapan dini PSAK bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela.
04. ESTIMASI AKUNTANSI
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan infornasi terkini yang tersedia
dan andal. Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
1. Piutang tidak tertagih;
2. Persediaan yang rusak;
3. Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;
4. Umur manfaat, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi
masa mendatang yang melekat pada, aset yang didepresiasikan; dan
5. Liabilitas garansi.