Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

Etika, Tata Kelola &


Penyajian Laporan Keuangan
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1

o Ni Putu Mia Apriliani (120211459)

o Ni Putu Dian Anisyawati (120211462)

o Ni Wayan Tasya Lilayana Sartika (120211504)


PETA KONSEP

Etika dan Tata


01. Kelola Perusahaan
Kebijakan Akuntansi 03.

Ketentuan Penyajian
02. Laporan Keuangan Estimasi Akuntansi 04.
01. Etika dan Tata Kelola
Perusahaan
Pengertian Etika
Ethics atau etika memiliki beragam definisi. Wiley (1995) menyebutkan bahwa etika terkait
dengan moral, kewajiban, tanggung jawab, dan keadilan sosial. Kata etika itu sendiri berasal dari kata
dalam bahasa Yunani, yaitu "ethikos" dan "ethos", yang bermakna adat/kebiasaan atau sesuatu yang
lazim digunakan/dilakukan (Wiley, 1995). Sementara itu Christensen (1995) menggunakan definisi etika
versi Will Durant, yaitu studi tentang perilaku yang ideal. Les Montja (2016) menyebutkan etika atau
filosofi moral adalah sebuah prinsip flosofis kolektif yang mencakup konsep definisi, argumen, serta
rekomendasi tentang perilaku yang dianggap baik dan buruk. Teori etika membantu dalam merencanakan
dan mengambil keputusan atau melakukan tindakan, terutama jika dihadapkan pada
permasalahan/konflik/dilema etika.

Permasalahan etika tersebut juga dihadapi oleh akuntan. Oleh sebab itu, akuntan perlu melakukan
langkah-langkah pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan pada saat menghadapi
dilema etika yaitu dengan adanya panduan yang menjadi acuan, yaitu kode etik profesi.
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode etik profesi akuntan secara internasional mengacu pada kode etik untuk
akuntan profesional (Code of Ethics for Professional Accountants) yang ditetapkan
oleh Internationnal Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) yang
dibentuk oleh International Federation of Accountants (IFAC).

Etika dalam Pelaporan Korporat


Kode Etik ini terdiri atas empat bagian, yaitu :
• Bagian 1 : Menetapkan Kepatuhan Terhadap Kode Etik.
• Bagian 2 dan 3 : Menjelaskan Penerapan Kerangka Konseptual Pada Situasi Tertentu
(Bagian 2 berlaku bagi Akuntan yang Bekerja di Bisnis sedangkan Bagian 3 berlaku bagi
Akuntan yang Berpraktik Melayani Publik).
• Bagian 4A : Independensi Dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu.
• Bagian 4B : Independensi Dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan
Reviu.
Akuntan Profesional mematuhi prinsip dasar etika berikut ini:
a) Integritas
b) Objektivitas
c) Kompetensi dan kehati-hatian professional
d) Kerahasiaan
e) Perilaku Profesional

Laporan korporat adalah salah satu hasil pekerjaan Akuntan Profesional yang
Bekerja di Bisnis. Laporan korporat dapat menyajikan informasi keuangan atau
informasi manajemen, seperti laporan keuangan, diskusi dan analisis
manajemen, laporan keberlanjutan, laporan tata kelola, proyeksi, dan lainnya.

Akuntan Profesional di Bisnis dapat menghadapi ancaman yang memengaruhi


kepatuhannya pada prinsip dasar etika, ancaman tersebut
dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Ancaman kepentingan pribadi
2. Ancaman telaah pribadi
3. Ancaman advokasi
4. Ancaman kedekatan
5. Ancaman intimidasi
Mitigasi Permasalahan Etika
dalam Pelaporan Korporat
Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh Akuntan Profesional
menurut Kode Etik Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Akuntan Profesional yang Bekerja di Bisnis harus menolak


untuk, atau tetap dikaitkan dengan informasi yang dianggap
menyesatkan jika tidak mungkin mengurangi ancaman sampai ke
tingkat yang dapat diterima.
2. Akuntan Profesional yang Bekerja di Bisnis segara mengambil
langkah-langkah supaya tidak dikaitkan dengan informasi yang
menyesatkaan sesaat menyadari bahwa ia terkait dengan
infromasi yang menyesatkan tersebut.
3. Akuntan Profesional yang Bekerja di Bisnis perlu
mempertimbangkan untuk memperoleh nasihat hukum dan
mengundurkan diri dalam menentukan ada tidaknya persyaratan
untuk melaporan keadaan informasi menyesatkan kepada pihak
di luar organisasi.
Tata Kelola Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance
(CG), yaitu didefinisikan sebagai sistem yang
mengarahkan dan mengelola perusahaan.
6 prinsip tata kelola perusahaan yang
baik, yaitu:
1. Ensuring the basis for an effective corporate
governance framework
2. The rightsand equitable
Prinsip Tata Kelola treatment of shareholders and key
ownership functions
Perusahaan 3. Institutional investors, stock markets, and
other intermediaries
4. The role of stakeholders corporate
in governance
5. Disclosure and transparancy
6. The responsibility of the board
Peran-peran dewan dalam tata kelola perusahaan, yaitu sebagai
Tanggung Jawab berikut:
1. Seluruh anggota dewan wajib menjalankan duty of care
Dewan dan duty of loyalty dalam menjalankan tugas fidusianya.
2. Dewan memperlakukan seluruh kelompok pemegang
saham secara adil.
3. Dewan menjadi teladan penerapan standar etika yang
tinggi dan senantiasa menunjukkan perhatiannya terhadap
kepentingan pemangku kepentingan.
4. Dewan menjalankan beberapa fungsi utama terkait aspek-
aspek strategis perusahaan, tata kelola, manajemen sumber
daya manusia manajemen kunci / puncak,
termasuk aspek kinerja dan remunerasinya, organisasi
dewan, konflik kepentingan, integritas pelaporan
keuangan, serta pengungkapan komunikasi
perusahaan. dan
5. Dewan mampu melakukan penilaian independen yang
obyektif.
Pengungkapan
&
Transparansi
Secara pengungkapan transparansi bermanfaat untuk
teoritis
menurunkan dan
informasi asimetris antara perusahaan dan
pengurus pemangku kepentingan lainnya.

Perusahaan harus memperhatikan prinsip pengungkapan dan transparansi


dengan menaati kewajiban pengungkapan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta mempertimbangkan untuk mengungkapkan
informasi lain yang dinilai relevan bagi para pemangku kepentingan.
Pengungkapan dan transparansi tersebut harus disertai dengan keandalan,
keakuratan, ketepatan waktu, serta kemudahan akses yang efisien oleh
para pemangku kepentingan.
Evaluasi Mekanisme Tata
Kelola Perusahaan
Tata kelola mengandung unsur struktur dan mekanisme. Metode evaluasi mekanisme tata kelola
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Evaluasi dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri
atau menggunakan pihak independen. Evaluasi dapat dilakukan secara self-assessment oleh
masing-masing organ atau dilakukan oleh organ lain. Instrumen penilaian yang digunakan juga
dapat beragam misalnya menggunakan reviu dokumen (dokumen publik dan/atau internal
perusahaan), checklist self-assessment, kueisioner, observasi, dan/atau wawancara.

Hal ini ditujukan untuk menjaga pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang
berkelanjutan. Instrumen dapat merujuk ke berbagai instrumen yang sudah ada atau
mengembangkan instrumen yang lebih sesuai. Metode yang digunakan dianjurkan untuk
menggunakan gabungan beberapa metode agar penilaian lebih komprehensif.
Ketentuan Penyajian Laporan
02. Keuangan
KETENTUAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan merupakan standar
akuntansi yang menjelaskan komponen dari Laporan
penyajian keuangan, yang wajar, dan konsep-konsep
kebijakan pengungkapan,
akuntansi fundamental,
dan struktur dan konten dari Laporan
Keuangan. PSAK 1 tentang Penyajian Laporan keuangan telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 2013 dan berlaku
efektif 1 Januari 2015.

Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum berdasarkan KKPK


adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor
yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi
pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang
penyediaan sumber daya kepada entitas. Laporan keuangan yang
disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai.
Komponen Laporan Keuangan
Untuk mencapai tujuan Informasi di atas disajikan oleh entitas dalam laporan yang
pelaporan keuangan, Laporan tercakup dalam Laporan Keuangan Lengkap yang terdiri
Keuangan menyajikan informasi ✔dari:Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode
mengenai: ✔ Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
✔ selama periode
✔ Aset
Liabilitas ✔ Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
✔ Ekuitas ✔ Laporan Arus Kas selama periode
✔ Pendapatan dan beban termasuk ✔ Catatan Atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan
keuntungan dan kerugian kebijakan akuntansi yang dan
penjelasan
signifikan lain informasi
✔ Kontribusi dari dan ✔ Informasi komparatif periode terdekat sebelumnya
kepada
distribusi pemilik ✔ Laporan Posisi Keuangan pada awal periode terdekat
dalam kapasitasnya sebagai sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
pemilik akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
✔ Arus kas. kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Karakteristik Umum dalam
Penyajian Laporan Keuangan
Beberapa karakteristik umum dalam penyajian Laporan Keuangan,
yaitu:
1. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap PSAK
2. Kelangsungan usaha
3. Dasar akrual
4. Materialitas dan penggabungan
5. Saling hapus
6. Frekuensi pelaporan
7. Informasi komparatif
8. Konsistensi penyajian
Ketentuan Penyajian
Dalam menyajikan laporan posisi keuangan entitas menyajikan aset
lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang
sebagai klasifikasi tersendiri, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas
menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan.
Dalam menyajikan Laporan Keuangan, informasi komparatif seringkali
penting bagi pembaca laporan keuangan. Entitas dipersyaratkan untuk
menyajikan Laporan Keuangan secara komparatif dengan menyajikan
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporam keuangan periode
berjalan dan periode komparatif terdekat sebelumnya. Informasi
komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan
periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.
Entitas menyajikan, minimal, dua Laporan Posisi Keuangan, dua Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain dan Penghasilan
Komprehensif Lain, dua Laporan Laba Rugi terpisah (jika disajikan), dua
Laporan Arus Kas dan dua Laporan Perubahan Ekuitas, serta Catatan
Atas Laporan Keuangan terkait.
Struktur Laporan Keuangan
Berikut adalah minimum line item yang harus disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan
Perusahaan.
1. Aset tetap
2. Properti investasi
3. Aset tidak berwujud
4. Aset keuangan
5. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
6. Persediaan
7. Piutang dagang dan piutang lainnya
8. Kas dan setara kas
9. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK
58
10. Utang dagang dan utang lainnya

11. Provisi
12. Liabilitas keuangan
13. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam psak 46
14. Liabilitas dan aset untuk pajak tangguhan sebagaimana didefinisikan dalam psak 46
15. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai
03. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemilihan dan
Penerapan Kebijakan Akuntansi
PSAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi,
peristiwa dan kondisi lainnya. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu
diterapkan ketika dampak penerapannya tidak material.

Manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan


dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang:
1. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi
oleh pemakai; dan
2. Andal, dalam laporan keuangan yang:
3. Menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas;
4. Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukumnya;
5. Netral, yaitu bebas dari bias;
6. Pertimbangan sehat; dan
7. Lengkap dalam semua hal yang material.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan kelompok
item-item dimana kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang mungkin sesuai dengan
keadaan. Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan semacam itu, maka kebijakan
akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.

Apabila suatu entitas melakukan perubahan kebijakan akuntansi, perlakuan akuntansinya harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
• Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisinya, jika ada; dalam PSAK tersebut.
• Entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur
ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela,
diterapkan secara retrospektif.
• Penerapan dini PSAK bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela.
04. ESTIMASI AKUNTANSI
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan infornasi terkini yang tersedia
dan andal. Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
1. Piutang tidak tertagih;
2. Persediaan yang rusak;
3. Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;
4. Umur manfaat, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi
masa mendatang yang melekat pada, aset yang didepresiasikan; dan
5. Liabilitas garansi.

Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang


menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.
Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan adalah perubahan
kebijakan akuntansi, dan bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk
membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi
akuntansi, maka perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat hanya berakibat pada laba
atau rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan dan periode
mendatang.
ANY
QUESTION ?!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai