Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar Belakang dan Fenomena


Akrual basis memungkinkan adanya perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba atau
earnings management guna menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi.
Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya
seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan
Machfoedz, 2006). Investment Opportunity Set menunjukkan investasi perusahaan atau opsi
pertumbuhan. Nilai opsi pertumbuhan tersebut tergantung pada discretionary expenditure
manajer. Manajemen investment opportunities membutuhkan pembuatan keputusan dalam
lingkungan yang tidak pasti dan konsekuensinya tindakan manajerial menjadi lebih
unobservable (Smith dan Watts, 1992 dalam Wah, 2002). Tindakan manajer yang unobservable
dapat menyebabkan prinsipal tidak dapat mengetahui apakah manajer telah melakukan tindakan
yang sesuai dengan keinginan prinsipal atau tidak. Corporate governance yang mengandung
empat unsur penting yaitu keadilan, transparansi, pertanggungjawaban dan akuntabilitas,
diharapkan dapat menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan. Manfaat corporate
governance akan dilihat dari premium yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas
perusahaan (harga pasar).

2. Teori yang Mendukung


Penelitian ini menggunakan teori keagenan (agency theory) yang mana dengan adanya
pemisahaan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat penimbulkan konflik.
Terjadinya konflik disebabkan oleh pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal (yang memberi
kontrak atau pemegang saham) dan agen (yang menerima kontrak dan mengeola dana prinsipal)
mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Adapun teori pendukung lainnya yang
digunakan dalam penelitian ini sebagi berikut :
1) Kualitas Laba
Manajemen laba dapat terjadi karena penyusunan statemen keuangan menggunakan dasar
akrual.
2) Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat memperlihatkan keuntungan perusahaan melalui nilai-nilai aset,
hutang dan modal yang dimiliki oleh perusahaan.
3) Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set bisa dikatakan sebagai suatu kesempatan yang berkembang,
akan tetapi tidak semua perusahaan bisa melakukan eksekusi IOS dimasa yang akan datang.
Bagi perusahaan yang tidak bisa menggunakan kesempatan investasi tersebut maka
perusahaan tersebut tentunya akan membuat pengeluaran yang cendrung lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang.
4) Komite Audit
Komite Audit bertugas mewakili dan membantu Dewan Direksi untuk mengawasi proses
pelaporan akuntansi dan keuangan, audit laporan keuangan dan pengendalian internal, dan
fungsi-fungsi audit
5) Komisaris Independen
Secara langsung keberadaan Komisaris Independen menjadi penting, karena didalam praktek
sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan
kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya,
terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat didalam
pembiayaan usahanya.

3. Skema Riset dan Alat Analisis yang Digunakan dalam Penelitian


3.1. Skema Riset

Berdasarkan interprestasi yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perushaan
H2 : Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap kualitas laba
H3 : Investment Oppoturnity Sset (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H4 : Keberadaan komite audit mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba
H5 : Keberadaan komite audit mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan
H6 : Komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba
H7 : Komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H8 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba
H9 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H10 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba
H11 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Berikut ini kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kajian Teoritis Kajian Empiris

Rumusan Masalah
1. Teori Keagenan 1. Smith dan Watts
2. Kualitas Laba (1992)
3. Nilai Perusahaan 2. Fama (1978)
4. IOS Hipotesis 3. Dechow (1994)
5. Komite Audit 4. Boediono (2005)
6. Komisaris 5. Wahyudi dan
Independen Uji Analisis Pawestri (2006)

Hasil

Simpulan dan Saran


Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

3.1.1. Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan


Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen
dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor
untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar
perusahaan yang sebenarnya. Bagi investor, laporan laba dianggap mempunyai informasi
untuk menganalisis saham yang diterbitkan oleh emiten (Boediono, 2005).
H1 : Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perushaan

3.1.1.1. Investment Opportunity Set (IOS), Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan
Menurut hasil penelitian Wah (2002), perusahaan dengan investment opportunity
yang tinggi lebih mungkin untuk mempunyai discretionary accrual (akrual
kelolaan) yang tinggi, tetapi jika mereka mempunyai auditor dari Big 5
discretionary accrual akan menurun. Hasil ini mengindikasikan bahwa meskipun
manajer dari perusahaan yang mempunyai investment opportunity yang tinggi
cenderung untuk memanipulasi discretionary accrual, kecenderungan ini akan
menurun jika perusahaan mereka mempunyai pengawasan audit yang lebih baik.
H2 : Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap kualitas laba
H3 : Investment Oppoturnity Sset (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3.1.2. Mekanisme Corporate Governance

3.1.2.1. Komite Audit, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan


Penelitian Xie, Davidson dan Dadalt (2003) menguji efektifitas komite audit
dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa komite audit yang berasal dari luar
mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba
yang dilakukan oleh pihak manajemen.
H4 : Keberadaan komite audit mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba
H5 : Keberadaan komite audit mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan

3.1.2.2.Komisaris Independen, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan


Hasil penelitian Xie dkk (2003) menyatakan bahwa persentase dewan komisaris
dari luar perusahaan yang independen berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap discretionary accrual. Penelitian Besley (1996) menyimpulkan bahwa
komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat untuk mengurangi kecurangan
pelaporan keuangan daripada kehadiran komite audit. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa ukuran dewan dan karakteristik komisaris yang berasal dari
luar perusahaan berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan
pelaporan keuangan.
H6 : Komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba
H7 : Komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3.1.2.3.Kepemilikan Institusional, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan


Dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini
memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik
dibandingkan investor individual. Perubahan pada laba sekarang dapat
mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan
menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya.
H8 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba
H9 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3.1.2.4.Kepemilikan Manajerial, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan


Kualitas laba yang dilaporkan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan saham
manajerial. Tekanan dari pasar modal menyebabkan perusahaan dengan
kepemilikan manajerial yang rendah akan memilih metode akuntansi yang
meningkatkan laba yang dilaporkan, yang sebenarnya tidak mencerminkan
keadaan ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan (Boediono, 2005).
H10 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba
H11 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3.2. Sumber Data dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta selama periode 2001-2005. Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive
sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang ditentukan. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
:termasuk dalam jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama
periode 2001-2005, menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31
Desember selama periode pengamatan 2001-2005, laporan keuangan disajikan dalam
rupiah dan semua data yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia dengan lengkap.

Anda mungkin juga menyukai