BADAN USAHA
Mata Kuliah Manajemen Perpajakan
Dosen Pengampu : Putu Pande R. Aprilyani Dewi S.E., M.Si
Semester / TA : 6/ 2021/2022
Oleh Kelompok I :
Nurhidayah 119211299
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Taat Pajak Dengan Efisien
Melalui Pemilihan Bentuk Badan Usaha”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perpajakan. Kami
berharap agar makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai yaitu:
1. Untuk memaparkan mengenai modus-modus penghindaran pajak.
2. Untuk memaparkan mengenai bentuk usaha di Indonesia.
3. Untuk memaparkan mengenai bentuk pemilihan usaha orang pribadi dan badan.
4. Untuk memaparkan mengenai pengaruh bentuk usaha untuk altematif perpajakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(berasal dari multinational corporation yang terdiri dari perusahaan-perusahaan penting
nasional) dan Wajib Pajak kecil (berasal dari profesional bebas yang terdiri dari dokter yang
membuka praktek sendiri, pengacara yang bekerja sendiri, dll).
Penyelundupan pajak merupakan perbuatan tercela yang dilakukan oleh Wajib Pajak
atau. penasihat ahlinya yang bertujuan dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Tax Evasion merupakan
tindakan yang illegal yang memperkecil ataupun meloloskan diri untuk tidak membayar pajak
sesuai dengan besarnya pajak yang harus dibayarkan.
4
pribadi dengan milik perusahaan. Harta benda yang merupakan kekayaan pribadi
sekaligus juga merupakan kekayaan perusahaan yang setiap saat harus menanggung
utang utang dari perusahaan itu. Bentuk badan usaha semacam ini pada umumnya terjadi
pada perusahaan perusahaan kecil, misalnya bengkel kecil, toko pengecer kecil,
kerajinan, serta jasa dll.
➢ Firma
Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi ataupun persatuan dari beberapa
pengusaha swasta menjadi satu kesatuan usaha bersama. Perusahaan ini dimiliki oleh
beberapa orang dan pimpin atau dikelola oleh beberapa orang pula. Tujuan perserikatan
ini adalah untuk menjadikan usahanya menjadi lebih besar dan lebih kuat dalam
permodalannya.
➢ Perserikatan Komanditer (CV)
Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan kebaikan dari bentuk
perseorangan yang memberikan kebebasan dan penguasaan penuh bagi pemiliknya atas
keuntungan yang diperoleh oleh perusahan. Disamping itu untuk menghilangkan atau
mengurangi kejelekan dalam hal keterbatasan modal yang dimilikinya maka diadakanlah
penyertaan modal dari para anggota yang tidak ikut aktif mengelola bisnisnya, yang hanya
menyertakaan modalnya saja dalam bisnis itu.
➢ Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih, terutama untuk bisnis- bisnis
yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya kedalam bisnis tersebut sengan cara membeli saham yang
dikeluarkan oleh Perusahaan itu. Atas pemilikan saham itu maka mereka para pemegang
saham itu berhak memperoleh pembagian laba atau dividen dari perusahaan tersebut.
Dalam bentuk ini tanggung jawab pemilik atau pemegang saham adalah terbatas, yaitu
sebatas modal yang disetorkannya. Kekayaan pribadi pemilik tidak ikut menanggung
utang-utang perusahaan. Oleh karena itu bentuk ini disebut Perseroan Terbatas
(Naamlose Venootschaap/NV).
➢ Yayasan
Yayasan adalah bentuk organisasi swasta yang didirikan untuk tujuan sosial
kemasyarakatan yang tidak berorientasi pada keuntungan. Misalnya Yayasan Panti
Asuhan, Yayasan yang mengelola Sekolahan Swasta, Yayasan Penderita Anak Cacat dll.
5
2.3 Pemilihan Bentuk Usaha Orang Pribadi dan Badan
Pilihan bentuk badan usaha yang tersedia secara umum adalah berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), Perseroan Kommanditer (CV) atau Perorangan (Pribadi).
a. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) menurut undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas, bab 1 pasal 1 ayat 1 adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya. Masing-masing pemegang saham (Pesero) tidak bertanggung
jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama PT dan tidak bertanggung jawab
atas kerugian PT melebihi nilai saham yang telah diambilnya. Atas keuntungan PT dikenakan
pajak penghasilan badan dengan tarif pasal 17 undang-undang Pajak Penghasilan Pembagian
dividen kepada pemegang saham (pesero) tidak bisa dibebankan sebagai biaya perusahaan,
dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15% dan sebagai kredit pajak bagi pihak yang
dipotong (tidak final). Dengan demikian terdapat double taxation.
b. Perseroan Kommanditer (CV)
Perseroan Kommmanditer (CV) adalah suatu persekutuan dua orang/lebih sebagai
persero pengusaha (aktif) dan satu orang atau lebih sebagai pesero kommanditer (tidak aktif)
untuk menjalankan suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Anggota perseroan kommanditer ada dua golongan :
➢ Persero Pengusaha atau pesero aktif/bekerja
Pesero ini selain menyerahkan modal ke dalam perseroan, jika perseroan jatuh pailit
atau bangkrut, pesero pengusaha bertanggungjawab penuh atas seluruh harta-harta
pribadinya terhadap hutang-hutang perusahaan.
➢ Persero Kommanditer atau pesero diam.
Pesero ini hanya menyerahkan modal ke dalam perseroan dan tidak bertanggung
jawab tentang jalannya perseroan. Jika perseroan jatuh pailit/bangkrut, pesero ini
hanya bertanggungjawab sebesar modal penyertaannya. Atas keuntungan CV
dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pasal 17 undang undang Pajak
Penghasilan (sama dengan PT). Pembagian keuntungan kepada pemegang saham
(pesero) tidak bisa dibebankan sebagai biaya CV, tidak dipotong PPh pasal 23 dan
bagi yang menerima bukan sebagai obyek pajak. Dengan kata lain, Pajak penghasilan
hanya dikenakan pada Perusahaan (Badan) saja dan tidak ada double taxation.
6
➢ Perorangan (Pribadi)
Usaha Perorangan adalah perorangan (pribadi) yang menjalankan suatu usaha dengan
tujuan untuk memperoleh laba. Peorangan tersebut bertanggung jawab penuh atas
jalannya usaha. Jika usaha tersebut pailit atau bangkurt, perorang ini
bertanggungjawab penuh atas seluruh harta-harta pribadinya terhadap hutang-hutang
usahanya. Ini adalah bentuk usaha yang paling sederhana dan tidak perlu pembuatan
akte pendirian.Dalam menghitung besarnya pajak penghasilan, usaha perorangan
wajib melakukan pembukuan atau hanya melakukan pencatatan dengan Norma
Penghitungan. Atas pendapatan (keuntungan) usaha perorang tersebut, sesudah
dikurangi penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dikenakan pajak penghasilan orang
pribadi dengan tarif pasal 17 undang-undang Pajak Penghasilan.
Perorangan Perorangan
No Keterangan PT CV Dengan Dengan Norma
Pembukuan Perhitungan *1)
1. Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
Beban Usaha
2. 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000
*2)
3. Laba Usaha 300.000.000 300.000.000 300.000.000 450.000.000
7
4. PTKP *3) - - 18.000.000 18.000.000
Penghasilan
5. 300.000.000 300.000.000 282.000.000 432.000.000
Kena Pajak
6. PPh Terutang 72.500.000 72.500.000 64.950.000 117.450.000
Laba Sesudah
7. 227.500.000 227.500.000 217.050.000 314.550.000
PPh
PPh 23 Atas
8. 34.125.000 - - -
Dividen *4)
Total Beban
9. 106.625.000 72.500.000 64.950.000 117.450.000
Pajak
8
Perorangan Dengan
No Keterangan PT CV
Pembukuan
1. Penjualan 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000
PPh pasal 23 yang dipotong oleh PT atas dividen yang dibagikan sebesar 15% adalah
tidak final, sehingga besarnya tariff efektif akan tergantung pada besarnya penghasilan
pemegang saham (sebagai perorangan). Contoh: jika penghasilan kena pajak pemegang
saham (perorangan) diluar dividen ini sudah mencapai Rp. 200.000.000, maka tariff efektif
atas dividen ini menjadi 35% sehingga total beban pajak atas PT menjadi lebih besar lagi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Pembagian atas tiga bentuk
Badan Usaha tersebut bersumber dari Undang-Undang 1945 khususnya pasal 33. Di Indonesia
kita mengenal 3 macam bentuk badan yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Koperasi
dan Swasta. Bentuk badan usaha swastadapat dibagi kedalam beberapa macam : Perseorangan,
Finna, Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Yayasan.
Pilihan bentuk badan usaha yang tersedia secara umum adalah berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), Perseroan Kommanditer (CV) atau Perorangan (Pribadi). Secara umum (seperti
ilustrasi di Tabel 1). total beban pajak PT akan selalu lebih besar dari CV. karena adanya
tambahan PPh pasal 23 yang harus dipotong dari dividen yang dibayarkan oleh PT. sedangkan
pembagian hasil untuk CV tidak dikenakan pajak (bukan obyek pajak). Sedangkan (seperti
ilustrasib tabel 2) perbedaan besarnya total beban pajak yang dibayar oleh usaha perorangan
dan PT/CV tergantung pada besarnya Penghasilan kena pajak (laba). Hal ini dapat terjadi
karena adanya perbedaan tariff PPh pasal 17 untuk badan (dengan tarif maximum 30%) dan
orang pribadi (dengan tarif maximum 35%).
10
DAFTAR PUSTAKA
11