Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS DAN RENTANG

WAKTU PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. Winda Swardyani 120211417


2. Anastasya Frinabila 120211553
3. Made Pradnya Wulandari 120211481
4. Adellia Putri Syaharani 120211494
Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan laporan yang memuat informasi keuangan sebuah
organisasi. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah tentang posisi
keuangan dan pencapaian kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu serta perubahan
posisi keuangan (PSAK, 2015:3). Laporan keuangan memiliki peranan penting sebagai alat
komunikasi antar para pelaku bisnis. Sebagai sebuah alat komunikasi yang memiliki
informasi penting bagi para pembuat keputusan ekonomi, laporan keuangan memiliki empat
karakterisitik kualitatif untuk membuat kualitasnya menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat
untuk pengambilan keputusan bagi stakeholders. Karakteristik kualitatif tersebut adalah dapat
dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Ketepatwaktuan merupakan salah satu indikator dari relevansi yang secara normatif harus
dimiliki informasi keuangan (FASB, 1980). Ketepatwaktuan diartikan sebagai suatu
informasi yang ada dan siap untuk digunakan sebelum kehilangan makna oleh pemakai
laporan keuangan serta kapasitasnya masih tersedia dalam pengambilan keputusan (IAI,
2012). Ketepatwaktuan dalam penyajian laporan keuangan sangat penting bagi tingkat
manfaat dan nilai laporan tersebut, semakin singkat jarak waktu antara akhir periode
akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, maka dapat berpengaruh pada nilai
laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan
mengefisienkan kinerja pasar saham untuk fungsi evaluasi dan penetapan harga serta
membantu mengurangi kebocoran serta insider trading (Owusu dan Ansah, 2000). Semakin
panjang periode antara akhir tahun dengan penyampaian laporan keuangan maka akan
semakin tinggi kemungkinan informasi tersebut dibocorkan kepada pihak eksternal
perusahaan (Yuliana dan Aloysia, 2004). Selain dapat dibocorkan, informasi tersebut sudah
tidak up to date sehingga akan mengurangi nilai tambahnya bagi para pengguna informasi
laporan keuangan tersebut.
Ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut dikategorikan menjadi dua bagian yaitu faktor karakteristik perusahaan
dan faktor audit (Owusu dan Ansah, 2000). Karakteristik perusahaan merupakan faktor yang
memungkinkan manajemen dapat menyiapkan laporan keuangan tahunan dengan segera dan
mengurangi biaya yang tidak perlu yang timbul dari penundaan penyajian laporan keuangan.
Variabel-variabel yang dikategorikan dalam karakteristik perusahaan adalah ukuran
perusahaan, umur perusahaan, jenis industri dan kondisi keuangan perusahaan (Fujianti,
2015), sedangkan faktor audit adalah faktor-faktor yang memperlancar atau menghalangi
auditor untuk menyelesaikan penugasan audit dan menyajikan laporan auditan tepat waktu.
Faktor audit tersebut adalah ukuran perusahaan audit, opini audit, dan kompleksitas operasi
perusahaan. Menurut Afify (2009) selain karakteristik perusahaan dan faktor audit, good
corporate governance (GCG) dapat mempengaruhi ketepatwaktuan penyajian laporan
keuangan.
Kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan
menunjukan informasi yang benar dan jujur. Kualitas Laporan keuangan (financial statement)
adalah hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi atau suatu ringkasan dari transaksi
keuangan. Laporan keuangan memiliki kualitas tinggi apabila memenuhi persyaratan
kualitatif laporan keuangan. Menurut KDPPLKS paragraf 45- 63, karakteristik kualitatif
laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Tujuan
laporan keuangan bank adalah memberi informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi serta pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan (Ismail, 2009).

Kajian Teori dan Penelitian Terdahulu Laporan Keuangan


Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode
tertentu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan posisis perubahan modal, catatan dan laporan lain, serta materi
penjelas yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (PSAK, KDPPLK No. 7).
Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Tujuan umum laporan
keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship)
manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. (PSAK
No.01 September 2007). Sedangkan tujuan utamanya yakni memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan keuangan akan
menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang
timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Sehingga diharapkan laporan keuangan
yang disajikan pada waktu yang tepat (timelinnesss), yaitu sedini mungkin dapat digunakan
sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

Audit Delay
Audit delay merupakan lamanya/rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah
yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan
berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang
dipublikasikan. Keterkaitan lamanya waktu yang dibutuhkan akuntan publik untuk
menyelesaikan proses pengauditan hingga penyajian opininya atas laporan keuangan tahunan,
merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi proses penyajiannya ke publik, di bawah
ketentuan batas waktu yang telah ditentukan.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa
berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan
menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan
perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau
menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya, informasi yang dipublikasikan
tersebut akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.

Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan


Rentang waktu penyajian laporan keuangan merupakan lamanya waktu penyelesaian audit
dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan. Keterkaitan
lamanya waktu yang dibutuhkan akuntan publik untuk menyelesaikan proses pengauditan
hingga penyajian opininya atas laporan keuangan tahunan, merupakan faktor utama yang
mempengaruhi proses penyajiannya ke publik, dibawah ketentuan batas waktu yang
diharuskan oleh regulator pasar modal. Rentang waktu penyajian laporan keuangan
merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian laporan keuangan yang diaudit
akuntan publik.

Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian mengenai rentang waktu penyajian laporan keuangan telah banyak
dilakukan oleh para peneliti sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rentang
waktu penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh beberapa peneliti di Australia, New
Zealand maupun Amerika Serikat. Beberapa variabel dipilih untuk diteliti lebih lanjut.
Diantara variabel-variabel tersebut, ukuran perusahaan merupakan variabel yang sering
diteliti. Keterkaitan lamanya waktu yang dibutuhkan akuntan publik untuk menyelesaikan
proses pengauditan hingga penyajian opininya atas laporan keuangan tahunan, merupakan
faktor utama yang mempengaruhi proses penyajiannya ke publik.
Wirakusuma (2004), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu
penyajian laporan keuangan ke publik dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan,
jenis industri, provitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor, jenis pendapat
akuntan, rentang waktu penyelesaian proses audit dan perbedaan peranan internal audit dalam
suatu perusahaan. Temuannya menghasilkan adanya hubungan signifikan dari ukuran
perusahaan dan tanggal akhir tahun tutup buku, solvabilitas, internal audit dan opini dengan
ketepatan waktu laporan keuangan. Sementara variabel profitabilitas, jenis industri dan
reputasi auditor menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan ketepatan
waktu laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti (2004), tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap audit delay di Indonesia, menunjukkan bahwa kelima
variabel tingkat profitabilitas, aktiva, jenis industri, opini dan auditor (ukuran KAP)
berpengaruh signifikan terhadap variabel audit delay. Imam Subekti (2004) juga berhasil
membuktikan bahwa audit delay yang panjang dialami oleh perusahaan yang tingkat
profitabilitasnya tinggi, ukuran perusahaan besar, perusahaan non finansial mendapatkan
opini non WTP dan diaudit oleh KAP besar (the big six). Penelitian tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh Respati (2004), dengan
variabel ketepatan waktu, debt to equity ratio, ukuran perusahaan, profitabilitas, outsider
ownership dan insider ownership menunjukkan bahwa variabel profitability dan outsider
ownership berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Kemudian
variabel insider ownership, debt to equity ratio dan ukuran perusahaan dinyatakan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Saleh (2004) melakukan penelitian empiris yang sama atas beberapa variabel yaitu Rasio
Gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, extra dan ownership. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari keenam variabel hanya satu variabel bebas yaitu
extra yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan
variabel bebas lainnya yaitu rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, dan ownership tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Hasil penelitian Ukago (2005) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan bukti empiris emiten di BEJ dengan variabel debt to
equity ratio, ukuran perusahaan, profitability, outsider ownership, insider ownership dan
kompleksitas operasi, telah membuktikan bahwa pada penelitian untuk tahun 2000 DER,
profitabilitas, insider ownership, kompleksitas operasi berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan, ukuran perusahaan dan outsider ownership tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Kemudian untuk tahun 2001
ukuran perusahaan, insider ownership, kompleksitas operasi berpengaruh signifikan.
Sedangkan DER, profitabilitas, outsider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Untuk tahun 2002 DER, outsider ownership, insider
ownership, kompleksitas operasi, berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan, dan untuk ukuran perusahaan serta profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Purnamawati (2006), melakukan penelitian
dengan menggunakan Sampel 141 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sebagai
estimasi model regresi penelitian ini adalah dengan menggunakan periode tiga tahun yaitu
data tahun 2002-2004, dengan hasil bahwa ukuran perusahaan TDTA yang berpengaruh
signifikan terhadap waktu penyalesaian audit, hanya waktu penyelesaian audit saja yang
berpengaruh signifikan terhadap waktu laporan keuangan hasil audit tersebut kepada publik,
dan waktu publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki internal auditor tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dengan perusahaan yang tidak memiliki internal auditor.

Pembahasan
Rentang waktu penyajian laporan dalam penelitian ini menggunakan lima jenis variabel yaitu
ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor dan jenis pendapat akuntan
(opini).
a. Ukuran Perusahaan (size)
Ukuran perusahaan sebagai salah satu karakteristik perusahaan telah banyak diujikan dalam
berbagai penelitian. Terkait dengan ketepatan waktu laporan keuangan tahunan, ukuran
perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan, karena semakin besar
perusahaan maka akan melaporkan dengan lebih cepat akibat perusahaan besar memiliki
lebih banyak sumber informasi. Manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk
mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan laporan keuangan, yang
disebabkan karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor,
asosiasi perdagangan dan oleh agen regulator.

b. Profitabilitas
Tingkat kemampuan perusahaan yang menghasilkan keuntungan, diperkirakan
mempengaruhi rentang waktu penyampaian laporan keuangan tahunan ke publik. Perusahaan
yang mengalami rugi operasional telah meminta auditornya untuk menjadualkan pengauditan
lebih lambat dari biasanya, sementara bagi perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat mungkin sehingga mampu
mengumumkan laporan keuangan tahunanyang telah di audit ke publik lebih awal.

c. Solvabilitas
Debt holders menghendaki syarat- syarat tertentu dalam perjanjian kontrak utang untuk
membatasi aktivitas manajemen, salah satunya mengharuskan manajemen menyajikan
laporan keuangan lebih cepat dan bersifat rutin untuk waktu-waktu tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar debt holders dapat menilai kinerja finansial manajemen.

d. Reputasi Auditor
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit
laporan keuangan tahunan. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap rentang waktu
pengumuman laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik.
Penyampaian dan publikasi laporan keuangan auditan kepada regulator maupun kepada
publik meruapakan suatu keharusan bagi emiten yang diatur dalam suatu perundang-
undanganpasar modal dan ada hubungan antara perusahaan audit dengan audit delay,
sementara.

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, laporan keuangan pemerintah dapat dikatakan berkualitas apabila laporan
tersebut (1) andal, (2) relevan, (3) dapat dipahami, dan (4) dapat dibandingkan. Laporan
keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Daerah bertanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab
mengelola organisasi. Kualitas merupakan suatu penilaian terhadap output pusat
pertanggungjawaban atas suatu hal, baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang
maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu (Roviyantie, 2011).
Kualitas laporan keuangan sangat berpengaruh pada akuntabilitas, dengan kualitas laporan
keuangan yang baik akan memberikan dedikasi terhadap akuntabilitas atau
pertanggungjawaban atas laporan keuangan yang dibuat. Alat untuk memfasilitasi agar
laporan keuangan tersebut semakin transparan dan akuntabel yaitu dengan SAP.

Laporan keuangan yang sudah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian harus terus
dipertahankan. Upaya yang dapat ditempuh diantaranya adalah dengan peningkatan Kualitas
Aparatur Daerah, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah, dan
Pemahaman Standar Akuntansi Berbasis Akrual. Adanya kompetensi sumber daya manusia
dengan ini kualitas aparatur daerah diharapkan mampu menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Evicahyani dan Setiawina (2016) tentang Analisis
Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil
peneltian menunjukkan bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia, penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
Sistem Pengendalian Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dan ada pengaruh tidak Langsung Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemrintahan, Pemanfaatan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Pemanfaatan teknologi informasi juga diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas. Penelitian Yuliani (2016) tentang Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dilakukan di Magelang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Sedangkan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan, dan Pengendalian Intern tidak berpengaruh positif terhadap kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Penelitin Efendi dan Abdullah (2017) tentang Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dilakukan di
Kabupaten Aceh Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Aparatur Daerah,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengawasan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap
kualitas pelaporan keuangan daerah.
Faktor lain yang dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan adalah pengawasan keuangan
daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Kuasa, et al (2016) tentang Pengaruh Kompetensi
Pejabat Pengelola Keuangan, Regulasi dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Kualitas
Laporan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Simeulue. Hasil penelitian
membuktikan bahwa Kompetensi Pejabat Pengelola Keuangan, Regulasi dan Pengawasan
keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan
Kompetensi Pejabat Pengelola Keuangan, Regulasi dan Pengawasan Keuangan Daerah secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Peran Teknologi Informasi


Teknologi informasi diartikan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan
teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global
(Roviyantie, 11).
Teknologi informasi meliputi komputer, perangkat lunak, database, jaringan, dan jenis
lainnya yang berhubungan dengan teknoogi. Teknologi informasi selain sebagai teknologi
komputer untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai teknologi
komunikasi untuk penyebaran informasi. Komputer sebagai salah satu komponen dari
teknologi merupakan alat yang bisa melipatgandakan kemampuan yang dimiliki manusia dan
komputer juga bisa mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak mampu melakukannya
(Yuliani, 2010).
Teknologi informasi merupakan gambaran dari setiap teknolgi yang membantu manusia
dalam berkomunikasi, menyimpan, memanipulasi, menghasilkan, dan menyebarkan
informasi. Pemerintah daerah saat ini berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengelola keuangan daerah sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
Pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat proses pengelolaan
data transaksi keuangan, penyajian laporan keuangan, serta dapat menghindari kesalahan
dalam melakukan posting dari dokumen buku, jurnal, buku besar, hingga menjadi kesatuan
laporan keuangan yang utuh sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang
pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

Komptensi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia merupakan human capital di dalam organisasi. Human capital
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan
untuk mengahsilkan layanan profesional dan economic rent. Human capital merupakan
sumber inovasi dan gagasan. Karyawan yang dengan human capital tinggi lebih
memungkinkan untuk memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi (Arsyiati,
2008).
Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yaitu kemampuan SDM untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihanm dan
pengalaman yang cukup memadai. SDM yang kompeten tersebut akan mampu memahami
logika akuntansi dengan baik. Kegagalan SDM pemerintah daerah dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat
dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008).
Kompetensi SDM mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang atau individu, suatu
organisasi, atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan
untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran dan hasil (Roviyantie, 2011).
Laporan keuangan adalah suatu produk yang dihasilkan oleh bidang akuntansi, oleh
karenanya diperlukan SDM yang kompeten dalam menyusun dan menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
dibutuhkan SDM yang memahami dan berkompeten dalam melaksanakan akuntansi
keuangan pemerintah serta organisasi tentang pemerintahan. Kemampuan SDM itu sendiri
sangat berperan dalam menghasilkan informasi yang berkualitas. Kompetensi SDM dapat
dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari
keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas (Roviyantie, 2011).
Sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan dan efektifitas
implementasi sistem akuntansi keuangan daerah di lingkungan pemerintah. Kompetensi
merupakan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Kompetensi sumber daya manusia yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas akan
meningkatkan kandungan nilai informasi dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Peran Internal Audit
Internal audit merupakan suatu aktivitas independen, keyakinan obyektif dan konsultasi yang
dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Dengan
demikian internal audit membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan
pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
proses pengelolaan risiko kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi (Yuliani, 2010).

Penutup

Laporan keuangan merupakan laporan yang memuat informasi keuangan sebuah organisasi.
Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah tentang posisi keuangan
dan pencapaian kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu serta perubahan posisi
keuangan (PSAK, 2015:3). Laporan keuangan memiliki peranan penting sebagai alat
komunikasi antar para pelaku bisnis. Sebagai sebuah alat komunikasi yang memiliki
informasi penting bagi para pembuat keputusan ekonomi, laporan keuangan memiliki empat
karakterisitik kualitatif untuk membuat kualitasnya menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat
untuk pengambilan keputusan bagi stakeholders. Karakteristik kualitatif tersebut adalah dapat
dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Ketepatwaktuan merupakan salah satu indikator dari relevansi yang secara normatif harus
dimiliki informasi keuangan (FASB, 1980). Ketepatwaktuan diartikan sebagai suatu
informasi yang ada dan siap untuk digunakan sebelum kehilangan makna oleh pemakai
laporan keuangan serta kapasitasnya masih tersedia dalam pengambilan keputusan (IAI,
2012). Ketepatwaktuan dalam penyajian laporan keuangan sangat penting bagi tingkat
manfaat dan nilai laporan tersebut, semakin singkat jarak waktu antara akhir periode
akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, maka dapat berpengaruh pada nilai
laporan keuangan tersebut. Tujuan laporan keuangan yaitu dasar pelaporan informasi
keuangan di pemerintahan yang akan dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, pemerintah perlu memperhatikan kualitas dari laporan keuangan tersebut. Kualitas
merupakan sesuatu yang memenuhi atau melebihi harapan ataupun kriteria yang telah
ditetapkan. Kriteria untuk menilai kualitas laporan keuangan menurut PP. No. 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah Indonesia adalah relevan, andal, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan pemerintah dapat dikatakan berkualitas apabila
laporan tersebut (1) andal, (2) relevan, (3) dapat dipahami, dan (4) dapat dibandingkan.
Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Daerah bertanggung jawab
sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab
mengelola organisasi. Kualitas merupakan suatu penilaian terhadap output pusat
pertanggungjawaban atas suatu hal, baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang
maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu (Roviyantie, 2011).

Daftar Pustaka
Dwiyani, S. A., Badera, I. D. N., & Sudana, I. P. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatwaktuan penyajian laporan keuangan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 4.
Widati, L. W., & Septy, F. (2008). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu
Penyajian Laporan Keuangan Ke Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan
LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Fokus Ekonomi, 7(3), 24394.
Rahmadieni, R. Y. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penyajian Laporan
Keuangan Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Ekonomi,
Keuangan, dan Perbankan Syariah, 3(2), 128-139.

Anda mungkin juga menyukai