Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT REPORT LAG

ESAI

Disusun guna melengkapi tugas Matakuliah


Seminar Akuntansi Kelas E
Jurusan Akuntansi

Oleh

Abdul Fatah Al Fadli


NIM 140810301191

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan suatu pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan
oleh pihak manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan
perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama
setiap perusahaan. Semakin berkembangnya kegiatan pasar modal menyebabkan semakin
besarnya kebutuhan akan transparansi. Transparansi akuntansi dapat dimaksudkan dengan
seberapa jauh pengguna laporan keuangan atau pihak lain yang mempunyai kepentingan
terhadap laporaan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui dan menggali kandungan
informasi yang ada dalam laporan keuangan. Tujuan dari laporaan keuangan adalah
menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi
keuangan dalam perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009).
Pada umumnya laporan keuangan terdiri atas lima komponen yaitu: laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan dikatakan sangat kompleks, salah satunya
disebabkan oleh banyaknya proses akuntansi yang terjadi dalam suatu perusahaan bergantung
dari jenis dan kompleksitas usaha. Transaksi usaha dalam suatu perusahaan yang semakin
berkembang dan kompleks menyebabkan risiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja
semakin meningkat karena karena para pengguna merasa semakin sulit untuk mengevaluasi
sendiri laporan keuangan. Untuk itu, manajer akan mengandalkan auditor independen untuk
memenuhi kebutuhannya agar menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan akurat
(bebas salah saji material).
Auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan membutuhkan waktu yang
cukup lama, dikarenakan proses audit harus harus sesuai dengan prosedur dan standar yang
berlaku. Di lain pihak perusahaan yang sudah go public harus mengirimkan laporan keuangan
auditan untuk diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) secara tepat waktu dan berkala,
agar relevansi dari laporan keuangan tersebut tidak berkurang atau bahkan hilang. Peraturan
Bapepam Nomor X.K.2 disebutkan bahwa laporan keuangan Tahunan harus disertai dengan
Laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim, dan disampaikan kepada Bapepam selambat-
lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan.
Emiten atau perusahaan-perusahaan publik yang terlambat menyampaikan laporansesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM-LK, maka emiten tersebut akan
dikenakan peringatan tertulis, sanksi administrasi, hingga penghentian sementara
perdagangan saham (suspensi) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 1995 Bab XII Pasal 63.
Keterlambatan pelaporan akan menimbulkan rekasi negatif dari pelaku pasar modal
karena laporan keuangan auditan memuat informasi tentang laba yang dihasilkan perusahaan
yang digunakan oleh para pelaku pasar modal untuk memprediksi nilai perusahaan.
Keterlambatan pelaporan laporan keuangan akan diartikan oleh investor atau pelaku pasar
modal sebagai sinyal buruk perusahaan tersebut.

2. PEMBAHASAN
Audit delay dapat didefinisikan sebagai jangka waktu dari penutupan tahun buku
hingga tanggal diterbitkannya laporan audit (Hossain dan Taylor, 1998). Audit delay juga
dapat diartikan sebagai interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan (tanggal
31 desember) sampai tanggal laporan audit (Wirakusuma, 2006). Dyer dan McHugh (1975)
menyatakan bahwa keterlambatan audit dibagi menjadi tiga, yaitu peliminary lag (interval
antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan
pendahulu oleh pasar modal), Auditors signature lag (interval antara berakhirnya tahun fiskal
sampai dengan tanggal tercantumnya laporan auditor), dan total lag (interval antara
berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan
publikasi oleh pasar modal).
Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya audit delay,
diantaranya adalah:
a. Ukuran Perusahaan (company size)
Ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan, besar
kecilnya perusahaan juga dipengaruhi kompleksitas operasional, variabilitas, dan intensitas
transaksi perusahaan tersebut. Carslaw dan Kaplan (1991) menyatakan bahwa perusahaan
besar akan lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan karena semakin besar ukuran
perusahaan maka sistem pengendalian internnya juga semakin baik, sehingga akan
mengurangi kesalahan dalam penyampaian laporan keuangan. Hal ini akan memudahkan
pekerjaan auditor karena ruang lingkup pengujian semakin sempit sehingga akan
memperpendek audit delay.

b. Komite Audit
Salah satu tanggung jawab dari komite audit adalah untuk mengawasi proses
pelaporan keuangan, yang mencakup memastikan ketepatan waktu penyampaian keuangan
(Halim dan Rahman, 2011). Di Indonesia sendiri peraturan mengenai komite audit telah
diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No IX.15 yang mengatur pembentukan dan pedoman
pelaksanaan kerja komite audit, dimana setiap peruahaan publik wajib membentuk komite
audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketuai satu orang komisaris independen dan 2
orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Mumpuni (2011)
menyatakan bahwa semakin banyak anggota dalam komite audit suatu perusahaan maka
semakin singkat audit delay. Dalam teori kepatuhan juga dikatakan bahwa perusahaan yang
memiliki jumlah anggota komite audit yang besar akan mampu melaporkan laporan
keuangannya tepat waktu dan menghindari keterlambatan.

c. Laverage
Perusahaan dengan utang besar cenderung mendesak auditor untuk menyelesaikan
audit lebih cepat dibanding perusahaan dengan utang yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan
perusahaan tersebut dimonitor oleh para stakeholder yang pada dasarnya ingin melihat
kinerja perusahaan dalam suatu periode serta mengawasi tingkat resiko dalam pengembalian
modal mereka. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) serta
Febrianty (2011)menemukan adanya hubungan yang positif antara laverage dengan audit
delay yang di proksidengan debt to assets ratio. Debt to assest ratio yang tinggi memberikan
sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan. Biasanya perusahaan akan
mengurangi risiko dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur
waktu dalam pekerjaan auditnya.

d. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suat perusahaa untuk memdapatkan laba dalam
periode tertentu. Menurut Oktorina dan Suharli (2005) profitabilitas merupakan kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang menjadi dasar untuk dilakukannya
pembagian dividen. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik aka melaporkan laporan
keuangannya tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.
Indikator yang digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan adalah ROA (return on
asset). Dalam teori kepatuhan perspektif instrumental, perusahaan yang mendapatkan laba
akan melaporkan laporan keuangan lebih cepat karrena perusahaan didorong oleh
kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap keberhasilan memperoleh laba.
e. Ukuran KAP
Ukuran KAP merupakan ukuran besarnya perusahaan audit yang melakukan kegiata
audit pada suatu perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan tahunan. KAP yang besar,
dalam hal ini big four cenderung dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat
dibandingkan dengan KAP yang tidak termasuk ke dalam big four. Hal ini diasumsikan
karena KAP big four memiliki auditor denga jumlah yang banyak dan SDM yang sangat
kompeten, sehingga mampu melaksanakan prosedur audit secara lebih efisien dan efektif,
KAP big four juga memiliki motivasi yang lebih kuat dalam menyelesaikan auditnya, karena
memiliki nama besar dan reputasiyang perlu dijaga.

3. KESIMPULAN
Laporan keuangan auditan sangat penting bagi para pelaku pasar modal modal untuk
mengambil keputusan bisnis, oleh karena itu dibutuhkan ketepatan waktu dalam
menyampaikannya. Apabila laporan keuangan tidakdisajikan secara tepat waktu maka
laporan keuangan tersebut akan kehilangan nilai informasinya, karena tidak tersedia ketika
pemakai laporan keuangan membutuhkan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Pentingnya ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan menjadikan audit
report lag sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyampaian laporan
keuangan. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag yang diuji dalam
berbagai penelitian meliputi, ukuran perusahaan, komite audit, laverage, profitabilitas, dan
ukuran KAP.
DAFTAR PUSTAKA

Lina Anggraeny Parwati, Yohanes Suhardjo. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag (ARL). Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Brian Pramaharjan. 2015. FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT


REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Semarang: FAKULTAS
EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

I Wayan Pion Janartha, Bambang Suprasto. 2016. PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,


KEBERADAAN KOMITE AUDIT DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY. Bali:
Universitas Udayana
http://ojialvaro.blogspot.co.id/2011/01/audit-delay.html

http://www.kompasiana.com/maulanafiqi/audit-report-lag-penyakit-tahunan-
perusahaan_557007cc307a61a346bbf125

http://journal.usm.ac.id/jurnal/solusi/723/detail/

Anda mungkin juga menyukai